Daftar Isi. Latar Belakang Implementasi Manajemen Risiko Tujuan Manajemen Risiko Definisi Model Manajemen Risiko Control Self Assessment

dokumen-dokumen yang mirip
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

2013, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan

Lampiran I Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/28/DPNP tanggal 31 Juli 2013 Perihal Penilaian Kualitas Aset Bank Umum PENETAPAN KUALITAS KREDIT

BAB I PENDAHULUAN. bisnis jasa keuangan yang dikelola oleh Desa Pekraman atau Desa Adat. Badan usaha

RISIKO PERBANKAN ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN RISIKO

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENGAWASAN PT PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO)

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

Diskusi dan Analisis Manajemen

POKOK POKOK PERUBAHAN ISI PROSPEKTUS HMETD

BAB V RENCANA AKSI. model bisnis makanan sehat cepat saji Manahipun sebagaimana telah dirancang. tanggung jawab, dan evaluasi pengukuran kinerja.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. dibidang pembiayaan konsumen (consumer finance), anjak piutang (factoring)

LAMPIRAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 40/POJK.05/2015 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 17/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini akan menjelaskan tinjauan teori baik itu definisi, konsep atau hasil

BAB I PENDAHULUAN. Peluang ini membuat industri mobil di Negara-Negara maju seperti Negara

PENETAPAN KUALITAS KREDIT PROSPEK USAHA. Kegiatan usaha menunjukkan potensi pertumbuhan yang sangat terbatas atau tidak mengalami pertumbuhan.

BAB I PENDAHULUAN. taraf hidup rakyat banyak. Perbankan sendiri merupakan perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.05/2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 77 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK

kemudian hari bagi bank dalam arti luas;

KEBIJAKAN MANAGEMEN RESIKO

BAB 1 PENDAHULUAN. dan mempertahankan loyalitas pelanggan. Hal itu ditandai dengan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peranan yang sangat penting dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya sektor usaha. Perbankan sebagai lembaga perantara (intermediate)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/23/PBI/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /SEOJK.05/2016 TENTANG TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero)

No. POS - POS. 30 Apr 2015

RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.05/2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Melihat perkembangan perekonomian saat ini, dimana tingkat minat

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../SEOJK.05/2015 TENTANG TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

Judul : Prosedur Penagihan Piutang di PT. Astra Internasional Tbk. AUTO 2000 Kantor Cabang Sanur ABSTRAK

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Asuransi Jiwa*

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank Perkreditan Rakyat ( BPR ) adalah salah satu jenis bank yang dikenal melayani

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998

No. POS - POS Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

No. POS - POS Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

No. POS - POS Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

No. POS - POS Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

No. POS - POS Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam suatu perekonomian. Kestabilan ini

RANCANGAN PENINGKATAN EFEKTIVITAS MANAJEMEN RISIKO OPERASIONAL DI DIVISI KREDIT PADA KEGIATAN PEMBIAYAAN KONSUMEN SEPEDA MOTOR PT XYZ

BAB II LANDASAN TEORI. II Pengertian Audit Operasional. melainkan untuk menvalidasikan efektivitas prosedur. II Tujuan Audit Operasional

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te

BAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak

BAB I PENDAHULUAN. dari semakin banyaknya transaksi bisnis antara pihak-pihak yang berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. dana (funding) dan menyalurkan dana (lending) masyarakat perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia yang masih labil sering menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. pendukung dan penggerak laju pertumbuhan ekonomi. Kebijakan-kebijakan

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

Penerapan Intergrated Corporate Risk Management (ICRM) di Dunia Usaha

Mempertahankan arah, menjadi lebih kuat.

BAB I PENDAHULUAN. sejenis dengan merk yang berbeda beda dan kualitas dari barang tersebut yang

BAB III PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO MENURUT KETENTUAN PBI 13/23/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

IAS 7 Laporan Arus Kas

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum dalam teori stakeholders menyatakan bahwa perusahaan

LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 2/SEOJK.05/2016 TENTANG TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN PEMBIAYAAN SYARIAH

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

PEDOMAN DAN KODE ETIK DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT NUSANTARA PELABUHAN HANDAL Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. Situasi perekonomian global dan perdagangan bebas saat ini membuat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pecking Order Theory menurut Myers (1984), menyatakan bahwa perusahaan

- 3 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN.

PT WAHANA PRONATURAL TBK. Check List SEOJK/30/2016 Laporan Tahunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 3 /PBI/2011 TENTANG PENETAPAN STATUS DAN TINDAK LANJUT PENGAWASAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko

II. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI

TOTAL ASET 81,190,623

TOTAL ASET 85,982,283

TOTAL ASET 84,802,795

TOTAL ASET 84,923,383

TOTAL ASET 83,967,262

TOTAL ASET

TOTAL ASET

TOTAL ASET 89,648,272

TOTAL ASET 88,075,236

TOTAL ASET 85,932,429

TOTAL ASET 85,474,937

TOTAL ASET 87,302,409

TOTAL ASET 87,686,543

TOTAL ASET 87,035,918

BAB I PENDAHULUAN. cukup pesat. Setiap bank memiliki visi dan misi untuk mencapai sebuah tujuan

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

LAPORAN POSISI KEUANGAN BULANAN PERIODE 28 PEBRUARI 2015 (Dalam Jutaan Rupiah) No. POS - POS 28 PEBRUARI 2015 ASET 1. Kas 35,513 2.

BANK METRO EXPRESS LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA Tanggal 31 Januari 2014 dan 31 Desember 2013

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

Transkripsi:

Manajemen Risiko

Daftar Isi Latar Belakang Implementasi Manajemen Risiko Tujuan Manajemen Risiko Definisi Model Manajemen Risiko Control Self Assessment

Latar Belakang Manajemen Risiko Tata Kelola Perusahaan yang Baik Penerapan manajemen risiko adalah untuk mendukung penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik, Perseroan dalam rangka menjaga kepentingan seluruh stakeholders & meningkatkan nilai pemegang saham. Kelangsungan Usaha Dalam menjalankan kegiatan usahanya Perseroan dan Entitas Anak tidak terlepas dari berbagai risiko usaha yang dapat mengakibatkan timbulnya dampak negatif bagi kelangsungan usaha. Kinerja Keuangan Ketidakpastian pasar keuangan dan perekonomian berpotensi negatif bagi kinerja keuangan Grup Perseroan dan Entitas Anak.

Tujuan Manajemen Risiko Nilai Pemegang Saham dan Kepentingan Stakeholders Memaksimalkan nilai pemegang saham dan melindungi kepentingan stakeholders melalui manajemen risiko yang efektif Kelangsungan Usaha Memastikan kelangsungan usaha dengan melibatkan seluruh manajemen dan karyawan untuk menilai efektivitas sistem pengendalian internal dan mengelola risiko Risiko Keuangan yang Terkelola Mengelola risiko keuangan, di antaranya tingkat bunga, kredit, likuiditas, dan nilai tukar melalui diversifikasi instrumen pendanaan dan portofolio aset

Definisi Risiko Segala sesuatu yang dapat menghalangi organisasi dalam mencapai tujuannya. Dampak atas ketidakpastian mencapai tujuan (ISO 31000). Tipe Risiko Risiko Negara: Risiko atas perusahaan yang beroperasi di suatu negara, yaitu Indonesia Risiko Pasar/Industri: Risiko atas perusahaan yang beroperasi di suatu industri tertentu, yaitu otomotif & pembiayaan Risiko Sistem/Proses Bisnis: Risiko atas perusahaan terkait dengan strategi, aset, sistem, organisasi, dan proses bisnis Bentuk Risiko Ancaman atau Bahaya: Risiko kehilangan atau sesuatu yang buruk terjadi Hasil yang Tidak Pasti: Tidak sesuai harapan Opportunity Loss: Risiko opportunity loss atau sesuatu yang baik tidak terjadi Ukuran Tingkat Risiko Dampak: Skenario yang buruk selama 12-18 bulan. Kemungkinan: Kemungkinan adalah penjelasan kualitatif atas peluang atau frekuensi.

Model Manajemen Risiko MODEL CONTROL SELF-ASSESSMENT Tujuan / IKU DAFTAR RISIKO Proses / Prosedur Bisnis Risiko Diharapkan Aktivitas Kejadian Rugi / Sebab Dampak Risiko Risiko EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PENILAIAN RISIKO Mitigasi / Pengendalian Saat Ini Risiko Tersisa Rencana Perlakuan MITIGASI RISIKO

Pengukuran Risiko: Matriks Risiko MATRIKS RISIKO UKURAN DAMPAK Bencana Mayor Moderat Tinggi Tinggi Ekstrem Ekstrem Ekstrem Medium Tinggi Tinggi Ekstrem Ekstrem Medium Medium Tinggi Tinggi Tinggi DAMPAK Bencana Mayor Moderat Minor Insignifikan Minor Rendah Rendah Medium Medium Insignifikan Rendah Rendah Rendah Medium Jarang Kurang Sangat Mungkin Mungkin Mungkin Penjelasan KEMUNGKINAN Ekstrem Tinggi Medium Rendah Tindakan segera diperlukan Perhatian manajemen senior diperlukan Tanggung jawab manajemen perlu ditetapkan Dikelola dengan prosedur rutin Tinggi Medium Hampir Pasti KEMUNGKINAN Hampir Pasti : 99% Sangat Mungkin : 75% Mungkin : 50% Kurang Mungkin: 25% Jarang : 1%

Pengukuran Risiko: Ukuran Dampak Ukuran Kuantitatif Ukuran Kualitatif Laba Sebelum Pajak Biaya Pokok Pendapatan Pendapatan Bencana Beban Operasional Pendapatan / Beban Nonoperasional 100% 30% 78% 50% 372% Mayor 10% 3% 8% 5% 38% Moderat 5% 2% 4% 3% 19% Minor 3% 1% 2% 1% 10% Insignifikan (sesuai target) Bencana Mayor Moderat Minor Insignifikan Perusahaan Output SDM Legal Keuangan Kegagalan strategis; kehilangan pangsa pasar signifikan; turunnya reputasi; kelangsungan organisasi terancam Kerusakan reputasi perusahaan namun dapat dikelola Tidak ada pengaruh Penutupan operasi bisnis atau bangkrut Kegagalan untuk mencapai target kinerja Turunnya kinerja (beberapa masalah kualitas, biaya, penyampaian, keselamatan, moral) Pengurangan minor atas kinerja dan target divisi / departemen Turnover karyawan tinggi; Reputasi buruk sebagai pemberi kerja Masalah yang luas terkait semangat karyawan (mempengaruhi kualitas, biaya, & penyampaian) Penurunan kepuasan karyawan (dampak minor atas produktivitas & output) Pelanggaran peraturan dengan konsekuensi material namun Tidak dapat seketika diperbaiki Pelanggaran peraturan dengan konsekuensi material Pelanggaran peraturan dengan konsekuensi minimal Dampak yang dapat diabaikan bagi organisasi Kerugian keuangan besar berdampak pada kerugian modal (sampai 50% dari Ekuitas) Kerugian keuangan pada suatu periode. Tingkat pengembalian investasi nol atau negatif Biaya divisi tertentu melampaui anggaran (dampak minor atas IKU Keuangan)

Manajemen Risiko: Control Self-Assessment Uraian Risiko Risiko Tindakan Saat Ini/Kontrol untuk Mengelola Risiko Kejadian Kerugian Risiko/Dampak Dampak Kemungkinan Keseluruhan 1. Risiko Ekonomi: Adanya penurunan pertumbuhan ekonomi 2. Risiko Kebijakan Pemerintah Kebijakan pemerintah terkait industri otomotif, seperti kebijakan pengurangan subsidi bahan bakar, peningkatan biaya registrasi kendaraan baru, serta pajak pemilikan kendaraan Kebijakan pemerintah terkait industri pembiayaan, seperti kewajiban perizinan pembukaan kantor cabang dari OJK & peningkatan uang muka pinjaman pembiayaan Menurunnya daya beli masyarakat yang berdampak negatif pada kegiatan usaha, kondisi keuangan, kinerja, dan prospek usaha Perseroan dan Entitas Anak. Turunnya penjualan kendaraan bermotor, permintaan suku cadang, & frekuensi perbaikan kendaraan sehingga pendapatan Perseroan berkurang. Panjangnya proses perizinan berdampak pada penundaan rencana perluasan jaringan grup pembiayaan Perseroan. Naiknya uang muka pinjaman mengurangi permintaan pembiayaan Kontrol Mayor Mungkin Tinggi Penetapan kebijakan dan pengambilan tindakan untuk perkembangan usahanya & pengurangan dampak negatif. Moderat Mungkin Tinggi Peninjauan menyeluruh atas peraturan & ketentuan yang berlaku. Perseroan memiliki divisi legal yang kompeten yang selalu mengikuti perkembangan kebijakan pemerintah khususnya di industri yang dijalani oleh Perseroan.

Manajemen Risiko: Control Self-Assessment Uraian Risiko Risiko Tindakan Saat Ini/Kontrol untuk Mengelola Risiko Kejadian Kerugian Risiko/Dampak Dampak Kemungkinan Keseluruhan 3. Risiko Konsentrasi Wilayah Penjualan Perubahan merugikan pada faktor ekonomi Yogyakarta dan demografi di Jawa Tengah & DI Yogyakarta Dampak negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, dan prospek grup otomotif Perseroan. Kontrol Mayor Mungkin Tinggi Penerapan strategi perluasan jaringan distribusinya dengan peningkatan pembukaan jaringan diler di lokasi-lokasi strategis di wilayah Jawa Tengah dan DI Yogyakarta. Identifikasi lahan baru yang berlokasi strategis untuk akuisisi lahan.

Manajemen Risiko: Control Self-Assessment Uraian Risiko Risiko Tindakan Saat Ini/Kontrol untuk Mengelola Risiko Kejadian Kerugian Risiko/Dampak Dampak Kemungkinan Keseluruhan 4. Risiko Persaingan Usaha Pembelian Toyota dari kota lainnya untuk digunakan di Jawa Tengah atau DI Yogyakarta Persaingan dari kendaraan merek lain terutama Honda Persaingan dari bengkel tidak resmi yang melayani perbaikan & pengecatan, serta penjualan suku cadang asli maupun imitasi dengan harga lebih murah. Persaingan dari perusahaan pembiayaan lain & bank yang lebih murah harganya, lebih cepat persetujuannya, sumber finansial dan akses permodalan yang lebih baik. Otomotif: Turunnya pangsa pasar dan pendapatan akibat persaingan dari merek, diler atau bengkel tidak resmi. Pembiayaan: Persaingan usaha yang dihadapi Perseroan dan Entitas Anak memiliki dampak negatif terhadap pendapatan, kegiatan usaha, kondisi keuangan, dan prospek. Moderat Sangat Mungkin Tinggi Kontrol Perseroan memberikan nilai lebih kepada konsumennya dengan menjamin kualitas layanan yang diberikan melalui sumber daya manusia andal dan terlatih. Perseroan memberi fasilitas untuk meningkatkan kenyamanan konsumen, seperti: a. untuk otomotif, yaitu jaringan diler yang luas & tersebar di lokasi-lokasi strategis, fasilitas bengkel berupa booking service, express maintenance, Toyota Home Service, bengkel keliling Dyna, dan car transporter, b. untuk pembiayaan, yaitu call center yang tersentralisasi.

Manajemen Risiko: Control Self-Assessment Uraian Risiko Risiko Tindakan Saat Ini/Kontrol untuk Mengelola Risiko Kejadian Kerugian Risiko/Dampak Dampak Kemungkinan Keseluruhan 5. Risiko Kebijakan Agen Tunggal Pemegang Merek Pengaruh kebijakan dari ATPM terkait penentuan harga, pasokan, kebijakan distribusi, perdagangan, pemasaran, dan perpanjangan kontrak kedilerannya Kenaikan harga jual oleh ATPM atau perubahan kebijakan yang merugikan pada harga penjualan tersebut sehingga volume penjualan turun dan/atau harga pokok penjualan meningkat yang akhirnya menurunkan profit. Distribusi persediaan yang diimpor tidak tepat waktu berakibat pada turunnya kepuasan pelanggan. Keputusan perubahan kebijakan terkait jalur distribusi menjadi langsung dan pemutusan izin kedileran dapat menurunkan pendapatan, kegiatan usaha, kondisi keuangan, dan prospek grup otomotif. Kontrol Mayor Mungkin Tinggi Penelaahan secara saksama dalam proses perolehan perpanjangan atas perjanjian kedileran dengan ATPM Upaya menjaga komitmen yang telah disepakati dengan komunikasi yang baik dan aktif dengan ATPM.

Manajemen Risiko: Control Self-Assessment Uraian Risiko Risiko Tindakan Saat Ini/Kontrol untuk Mengelola Risiko Kejadian Kerugian Risiko/Dampak Dampak Kemungkinan Keseluruhan 6. Risiko Ketergantungan terhadap Entitas Anak Turunnya distribusi laba, biaya manajemen, dan pembayaran lain dari Entitas Anak. 7. Risiko Operasional Sistem operasional & prosedur / kontrol yang tidak menunjang perkembangan kebutuhan perusahaan pembiayaan. Sumber daya manusia untuk analis kredit & penagih yang tidak terkendali Ketidakmampuan Perseroan untuk membayar kewajiban dan dividen bagi pemegang saham. Terganggunya kelancaran operasi dan kualitas pelayanan kepada konsumen dan diler kendaraan sehingga kinerja dan daya saing Perseroan dan Entitas Anak menurun. Turunnya pendapatan Perseroan. Kontrol Moderat Mungkin Tinggi Pengawasan terhadap kinerja operasional & keuangan Entitas Anak, serta pengarahan & dukungan bagi Entitas Anak untuk berkembang. Bantuan untuk Entitas Anak berupa penyertaan modal, pemberian pinjaman & jasa manajemen (seperti penilaian kinerja, penelaahan pengembangan usaha & evaluasi rencana tahunan & lima tahunan). Moderat Mungkin Tinggi Pengkajian dan implementasi kebijakan spesifik tentang manajemen risiko operasional yang secara mayoritas diimplementasikan ke dalam sistem informasi teknologi.

Manajemen Risiko: Control Self-Assessment Uraian Risiko Risiko Tindakan Saat Ini/Kontrol untuk Mengelola Risiko Kejadian Kerugian Risiko/Dampak Dampak Kemungkinan Keseluruhan 8. Risiko Pembiayaan Ketidakmampuan nasabah/debitur untuk membayar kembali fasilitas pembiayaan yang diberikan, baik pokok pinjaman maupun bunganya Turunnya nilai pasar atas jaminan yaitu kendaraan yang diambil alih Hilangnya unit kendaraan dan konsumen menunggak atau tidak membayar angsuran. Penurunan nilai jual atas jaminan yang jika tidak tertagih, piutang tersebut harus dibebankan pada laporan laba rugi sebagai kerugian penghapusan piutang sehingga menurunkan laba dan nilai aset. Moderat Sangat Mungkin Tinggi Kontrol Prinsip kehati-hatian dalam pemberian persetujuan kredit. Analisis calon nasabahnya secara menyeluruh dan memadai dari berbagai kriteria melalui sistem scoring. Pemanfaatan berbagai metode mulai dari pesan singkat, telepon ataupun kunjungan langsung berdasarkan suatu sistematika yang akurat.

Manajemen Risiko: Control Self-Assessment Uraian Risiko Risiko Tindakan Saat Ini/Kontrol untuk Mengelola Risiko Kejadian Kerugian Risiko/Dampak Dampak Kemungkinan Keseluruhan 9. Risiko Ketergantungan pada Pinjaman Bank & Pembiayaan Eksternal Otomotif: pembiayaan tidak diperoleh dengan syarat & ketentuan komersial yang wajar atau tepat pada waktunya, atau kenaikan biaya pendanaan. Pembiayaan: ketidakmampuan mendapatkan sumber pendanaan yang layak dan dengan jangka waktu yang sesuai dengan aktivitas pembiayaan yang diberikan. Ketidakmampuan mengembalikan pinjaman pokok berikut bunga yang telah ditetapkan pada saat jatuh tempo. Turunnya laba grup otomotif dan implementasi rencana ekspansi grup otomotif Perseroan mungkin tertunda. Turunnya pertumbuhan pendapatan grup pembiayaan dan ketidaksesuaian pendanaan selanjutnya berdampak negatif pada pendapatan, kegiatan usaha, kondisi keuangan, kinerja, dan prospek usaha grup pembiayaan Perseroan. Turunnya kinerja keuangan dan reputasi Perseroan sehingga sumber pendanaan baru di masa depan menjadi terbatas. Kontrol Moderat Mungkin Tinggi Diversifikasi pendanaan melalui sejumlah instrumen, seperti pinjaman term loan, joint financing, pinjaman sindikasi, pinjaman modal kerja, overdraft, dan fixed loan. Upaya menjalin hubungan yang erat dengan perbankan dan sumber pendanaan lainnya untuk mempertahankan sumber pendanaan yang sudah ada.