DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

dokumen-dokumen yang mirip
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tamba

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR : PER-148/K /2012 TENTANG PEDOMAN PEMBIMBINGAN DAN KONSULTASI SPIP

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

2013, No.646 4

2017, No tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor 4 Tahun 2014 tentang Pembinaan terhadap

PEDOMAN PELAKSANAAN PENILAIAN RISIKO DI LINGKUNGAN INSTANSI PEMERINTAH

2012, No.51 2 Indonesia Tahun 2004 Nomor 5; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Peme

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 58 TAHUN 2016

2018, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Luar Negeri tentan

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LEMBAGA SANDI NEGARA

2017, No Tahun 2014 Nomor 400); 3. Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor 13 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Arsip Nasional Republik Indonesia Tahun ; Mengingat : 1. Und

, No.1993 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahu

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pemuda dan Olahra

2017, No Berencana Nasional tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berenc

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG

KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Prasarana Pemadam Kebakaran, dan Sub-Bidang Transportasi Perdesaan yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri; c. bahwa berdasarkan perti

PERATURAN NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENILAIAN RISIKO DI BADAN INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 2015, No Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja U

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR.22 TAHUN 2013

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

BERITA NEGARA. BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. SPIP. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG

BPKP. Perwakilan. Aceh. Yogyakarta. Sulawesi Tenggara. Organisasi. Tata Kerja. Perubahan.

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 88 TAHUN 2013 TENTANG

2017, No Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi tentang Penetapan Rencana Strategis Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

2017, No Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Re

2017, No Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 N

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT,

No.860, 2014 BAPPENAS. Rencana Strategis Kementerian/ Lembaga Penelaahan. Penyusunan. Pedoman.

Pedoman pelaksanaan PENYELENGGARAAN kegiatan pengendalian DI LINGKUNGAN INSTANSI PEMERINTAH

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

WALIKOTA PROBOLINGGO

2017, No Eselon II Mandiri di Lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia Tahun ; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimak

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pembinaan. Pengawasan. Pencabutan.

BUPATI GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06 /M/PER/XII/2011 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 2 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

BUPATI BANYUMAS, TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH. menetapkann. Sistem

BERITA NEGARA. No.787, 2011 KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Penyelenggaraan.

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK.16 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TENGAH NOMOR : 11 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROPINSI JAWA TENGAH

PEDOMAN pemantauan perkembangan PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Perwakilan. Organisasi. Tata Kerja.

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 116 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2010 TENTANG BADAN INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2010 TENTANG BADAN INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BANDUNG BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG

2016, No ; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 No

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, tambahan Lembaran Negara R

PEDOMAN EVALUASI PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL BAB I PENDAHULUAN

BPKP. Rencana strategis. Perubahan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 25 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) KABUPATEN SITUBONDO

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

-2- d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keu

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

Transkripsi:

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR : PER-687/K/D4/2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DESAIN PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INSTANSI PEMERINTAH (SPIP) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN, Menimbang : a. bahwa untuk kemudahan dan kelancaran penyelenggaraan SPIP, perlu adanya pengintegrasian antar unsur SPIP dan pengaturan langkah-langkah konkret yang dilaksanakan dalam bentuk desain penyelenggaraan; b. bahwa agar penyusunan desain penyelenggaraan SPIP memenuhi standar dan panduan yang ada, maka perlu dibuatkan Pedoman Penyusunan Desain penyelenggaraan SPIP; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan tentang Pedoman Penyusunan Desain Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah; Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4890); 2. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non- Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2005; 3. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga Pemerintah Non- Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 52 Tahun 2005; 4. Keputusan Presiden Nomor 68/M Tahun 2010; 5. Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor PER-1326/K/LB/2009 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DESAIN PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH.

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) ini, yang dimaksud dengan: (1) Desain Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah adalah kerangka bentuk atau rancangan proses pengintegrasian antar unsur SPIP dan pengaturan langkah-langkah yang dilaksanakan dalam mengembangkan masing-masing unsur sebagai bentuk konkret (2) Instansi Pemerintah adalah unsur penyelenggara pemerintahan pusat atau unsur penyelenggara pemerintahan daerah. (3) Level entitas Penyelenggaraan SPIP adalah Penyelenggaraan SPIP pada tingkatan Kementerian/ Lembaga/ Pemda atau unit eselon I/ II atau unit mandiri yang meliputi aspek strategis dan organisasional. (4) Level aktivitas Penyelenggaraan SPIP adalah Penyelenggaraan SPIP pada tingkatan aktivitas yang berkaitan dengan aspek operasional. (5) Aspek strategis adalah aspek yang menjadi tanggung jawab menteri, kepala lembaga, gubernur atau bupati/walikota. (6) Aspek organisasional adalah aspek yang bersifat manajerial yang menjadi tanggung jawab eselon I, eselon II atau eselon mandiri lainnya (entitas pelaporan). (7) Aspek operasional adalah pada tingkat kegiatan operasional. (8) Quick win Penyelenggaraan SPIP adalah tujuan Penyelenggaraan SPIP yang akan dicapai dalam jangka waktu 3 bulan atau 100 hari. (9) Tujuan jangka pendek Penyelenggaraan SPIP adalah tujuan Penyelenggaraan SPIP yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 tahun. (10) Tujuan jangka menengah Penyelenggaraan SPIP adalah tujuan Penyelenggaraan SPIP yang akan dicapai dalam jangka waktu 5 tahun. BAB II TUJUAN DAN RUANG LINGKUP DESAIN PENYELENGGARAAN SPIP Pasal 2 (1) Penyusunan desain penyelenggaraan SPIP bertujuan untuk: a. Mengintegrasikan rencana pengembangan SPIP di lingkungan kementerian atau lembaga (K/L) dan pemerintah daerah (Pemda) sesuai dengan PP 60 Tahun 2008; b. Memberikan gambaran bagi K/L/Pemda tentang strategi penerapan SPIP; c. Menjadi substansi (lampiran) Keputusan Menteri atau Kepala Lembaga tentang penerapan SPIP di organisasinya; d. Mendorong instansi pemerintah pusat dan daerah untuk melakukan percepatan penyelenggaraan SPIP; e. Mengarahkan aktivitas pengembangan dan mengukur keberhasilan (2) Ruang lingkup Pedoman Penyusunan Desain Penyelenggaraan SPIP terdiri atas penyelenggaraan SPIP pada level entitas dan level aktivitas institusi K/L/Pemda. (3) Level entitas meliputi aspek strategis dan organisasional, sedangkan level aktivitas berkaitan dengan aspek operasionalnya.

- 3 - BAB III SASARAN PENYUSUNAN DESAIN PENYELENGGARAAN SPIP Pasal 3 Sasaran Penyusunan Desain Penyelenggaraan SPIP meliputi: a. Penyiapan prakondisi rencana penerapan SPIP dioperasionalkan; b. Rencana pengembangan SPIP; c. Tahap-tahap pengembangan detil SPIP; d. Identifikasi tentang tahap-tahap pengembangan SPIP dan tentang semua unit organisasi (khususnya unit mandiri) yang akan mengembangkan SPIP; e. Dasar perencanaan dan penganggaran penyelenggaraan SPIP K/L/Pemda; f. Hal-hal yang perlu menjadi perhatian seluruh K/L/Pemda, termasuk tentang perlunya komitmen bersama untuk melaksanakan BAB IV PENYUSUNAN DESAIN PENYELENGGARAAN SPIP Bagian Kesatu Pendahuluan Pasal 4 Desain Penyelenggaraan SPIP harus disesuaikan dengan karakteristik, fungsi, sifat, tujuan, dan kompleksitas unit kerja dan perencanaan penganggarannya. Pasal 5 Untuk kemudahan dan kelancaran penyelenggaraan SPIP, harus ada pengintegrasian antar unsur SPIP dan pengaturan langkah-langkah yang dilaksanakan dalam mengembangkan masing-masing unsur sebagai bentuk konkret Bagian Kedua Strategi Penyelenggaraan SPIP Pasal 6 (1) Para penanggung jawab tugas pada K/L/Pemda wajib memahami tugas dan fungsi organisasi sebagai dasar pelaksanaan tugas dan pencapaian tujuan organisasi. (2) Untuk mendesain SPIP diperlukan pemahaman terhadap ketatalaksanaan dan ketatausahaan (bussiness process) K/L/Pemda serta struktur organisasinya. Pasal 7 Untuk memudahkan operasionalisasi dan komunikasi konsep kepada semua personel dalam menerapkan SPIP, harus dibuat gambar visual tentang konsep SPIP dan adaptasi definisi SPIP ke suatu organisasi. Pasal 8 Ruang lingkup penyelenggaraan SPIP disusun secara spesifik dan memadai, dengan prakondisi unit organisasi K/L/Pemda harus sudah memiliki analisis lingkungan, rencana kinerja, serta batasan tentang kegiatan utama yang akan dilakukan dalam menjalankan perannya atau mencapai kinerjanya.

- 4 - Pasal 9 K/L/ Pemda wajib merumuskan tujuan penyelenggaraan SPIP dan menetapkan prioritas pencapaian tujuan SPIP sesuai dengan kondisi dan kebutuhan K/L/Pemda dan masing-masing unit kerjanya. Pasal 10 (1) K/L/Pemda wajib mengetahui dengan jelas tujuan jangka pendek, jangka menengah, dan quick win penerapan SPIP yang akan dicapai berdasarkan telaahan yang dilakukan. (2) Pertimbangan yang perlu dilakukan meliputi permasalahan yang dihadapi, unit kerja terkait yang melaksanakan ketercapaian tahapan tujuan SPIP, dan sumber daya yang dimiliki. (3) Pertimbangan tersebut dilakukan agar permasalahan yang dihadapi K/L/Pemda saat ini dapat teratasi, demikian pula potensi atas risiko berulangnya permasalahan tersebut dapat diantisipasi. Bagian Ketiga Rencana Kerja Penyelenggaraan SPIP Pasal 11 (1) Efektivitas Lingkungan Pengendalian harus dinilai untuk mengenali risiko bawaannya dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis aspek-aspek dalam Lingkungan Pengendalian yang berpengaruh dalam penilaian risiko. (2) Lingkungan Pengendalian terkait dengan faktor manusia, sehingga penilaian harus dilaksanakan secara obyektif untuk mendapatkan hasil yang optimal. (3) Hasil penilaian efektivitas Lingkungan Pengendalian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari risiko yang teridentifikasi. Pasal 12 (1) Pimpinan K/L/Pemda wajib melakukan penilaian risiko pada level entitas dan level kegiatannya. (2) Penilaian risiko mencakup identifikasi dan analisis risiko-risiko yang dihadapi Instansi Pemerintah dalam pencapaian tujuannya. (3) Identifikasi dan analisis risiko dilakukan dengan metodologi yang sesuai dengan karakteristik kegiatan utama organisasi. Pasal 13 (1) Penguatan Lingkungan Pengendalian harus dilakukan untuk menindaklanjuti temuan tentang inefektivitas Lingkungan Pengendalian dan mengaitkannya dengan risiko yang telah dipetakan pada penilaian risiko. (2) Penguatan Lingkungan Pengendalian merupakan bagian dari aktivitas pengendalian, khususnya tentang penegakan aturan yang menunjukkan penambahan kesadaran (kultur) pengendalian dalam suatu unit kerja K/L/Pemda. (3) Unsur-unsur yang harus dikuatkan oleh unit kerja tergantung dari hasil penilaian efektivitas Lingkungan Pengendalian. Pasal 14 (1) Kegiatan pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang dapat membantu memastikan dilaksanakannya arahan pimpinan K/L/Pemda untuk mengurangi risiko yang telah diidentifikasi selama proses penilaian risiko.

- 5 - (2) Kegiatan pengendalian dirancang dengan mempertimbangkan aspek biaya dan manfaat (cost-benefit). (3) Kegiatan pengendalian dilakukan untuk membantu pimpinan instansi/unit kerja memastikan dilaksanakannya arahan pimpinan untuk mengurangi risiko yang telah diidentifikasi selama penilaian risiko. Pasal 15 Untuk memastikan pencapaian tujuan penyelenggaraan SPIP dan tujuan penyusunan rencana kerja penerapan SPIP, pengembangan SPIP harus dipantau secara terus menerus. Bagian Keempat Penutup Pasal 16 K/L/Pemda atau unit organisasi yang mengembangkan SPIP perlu memperhatikan manfaat-biaya pengembangan SPIP, sifat kekhususan desain penyelenggaraan SPIP, dan keterbatasan kompetensi auditor internal dalam menguatkan Pasal 17 (1) Komitmen dari manajemen puncak merupakan dukungan yang sangat ideal untuk menyelenggarakan SPIP pada tingkat K/L/Pemda secara menyeluruh. (2) Dalam hal dukungan dari manajemen puncak belum diperoleh, maka pengembangan SPIP dapat dilakukan dari unit eselon I, eselon II atau unit mandiri yang mau menjadi pionir pengembangan pada suatu K/L/Pemda, dengan tetap mengupayakan dukungan pimpinan puncak agar dapat mengupayakan pengembangan SPIP secara menyeluruh. BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 18 Pedoman Penyusunan Desain Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah, sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan ini, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala BPKP ini. Pasal 19 Peraturan Kepala BPKP ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 25 Mei 2012 KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN, ttd MARDIASMOAN PENYUSUNAN DISAIN PENYELENGGARAAN SPIP TERINTEGRASI BAB III RENCANA KERJA PENYELENGGARAAN SPIP