MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING PADA SISWA KELAS IX B SMP NEGERI RANUYOSO LUMAJANG SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN

dokumen-dokumen yang mirip
Jarianto SMP Negeri 01 Ranuyoso No. Telp.(0334)

SRI WINARNI SDN Kandat 2 Kab. Kediri

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN METODE CERAMAH KELAS V. Nurul Hamsi SD Negeri Sumber V Kecamatan Sumber Kabupaten Probolinggo

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER DALAM MENGENAL IBADAH DI BULAN RAMADAN. Nurohmah

Jurnal Ilmiah d ComPutarE Volume 2 Juni 2012

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAKEM PADA SISWA KELAS VI SD NGAMPAL 1

STRATEGI PEMBELAJARAN GABUNGAN CERAMAH DAN SIMULASI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 TAMPO KECAMATAN CLURING KABUPATEN BANYUWANGI

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENGHEMATAN AIR MELALUI METODE PEMBELAJARAN STRUKTURAL SISWA KELAS V SD. Sunarti

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR DENGAN MENERAPKAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DI SDN BANYUAJUH 2 TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Mutiah GuruSDN Tlogohaji IKec.SumberrejoKab. Bojonegoro

Seminar Nasional Pendidikan Matematika Matematika dan Pembelajarannya, Menyongsong Kurikulum 2013 Surabaya, 01 Juni 2013

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI-B SD NEGERI 38 AMPENAN FLORA. Guru SD Negeri 38 Ampenan

RICO RASMARA NIM : A54 A100158

PENINGKATAN PRESTASI PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI METODE BELAJAR AKTIF MODEL PEMBELAJARAN TERARAH

Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Melalui Pembelajaran Kooperatif

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS III DI SDN WONOKASIAN SIDOARJO

Volume 6 Nomor 2-Juli 2015 ISSN:

PENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SEKOLAH MENEGAH PERTAMA

Yoseph Payong Ado. (Peneliti) Sekolah Menengah Kejuruan (SMKN I) Samarinda

Oleh : R.Hobro Pranasmoro Hadi Guru SMA Negeri 1 Jogorogo. Kata Kunci : matematika, belajar aktif, kerja kelompok

Kata Kunci : Reading Guid dan Index Card Matc, Pendidikan Kewarganegaraan.

KOMPETENSI MEMAHAMI SISTEM PEMERINTAHAN DESA DAN KECAMATAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL THINKS PAIR SHARE

PROSIDING ISBN :

Oleh : Umi Sholikhah, S.Pd. Kata Kunci: pengetahuan sosial, pembelajaran kooperatif model jigsaw

Ahmad Yasin 5. Kata Kunci: metode kooperatif model group investigation, hasil belajar. Guru SDN 03 Tlogosari

Lince Sibuea Guru SDN Bojong Rawalumbu VIII, Kecamatan Rawalumbu Kota Bekasi ABSTRAK

Jus Sulastri SDN 009 Tanjung Palas

PENERAPAN METODE LEARNING TOGETHER

Oleh: N. Komariyah, S.Pd.I NIP ABSTRAK

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 6 ISSN X

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS

PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG KOMPONEN PETA

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPA DENGAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING

Kata Kunci: Pengembangan Pembelajaran dan Pemberian Balikan.

MODEL PEMBELAJARAN TUGAS TERSTRUKTUR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR DALAM MENGENAL MAKNA PENINGGALAN SEJARAH.

Oleh Fathorrasi (1), Hasan Muchtar Fauzi (2)

Jurnal Florea Volume 2 No. 1, April 2015 (13-17)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM SOLVING

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM PERMAINAN LEMPAR TURBO MELALUI PENERAPAN METODE PRAKTEK TERBIMBING. Sulama

PENINGKATAN KOMPETENSI KETERAMPILAN MENULIS SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI MODEL EXAMPLES NON EXAMPLES

PENERAPAN MODEL KOLABORASI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN CBSA PADA PESERTA DIDIK KELAS V.A SDN 18 LEMBAH MELINTANG Arjuni 1)

Premiere Educandum Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran

Sudarjatiningsih, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Pokok Bahasan Fungsi

SITI ROPI AH, S.Pd. *) NIP *) Guru SDN 01 Podorejo Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung

Minarsih 1) TK DWP DUWET TULUNGAUNG/ Bertina Septialvita 2) PG PAUD IKIP PGRI MAIDUN/

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY) DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IX MTSN MODEL PALOPO

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN TENTANG KEBEBASAN BERORGANISASI

MENINGKATKAN KETERAMPILAN OPERASI BILANGAN BULAT SISWA SMP MELALUI PEMBERIAN BALIKAN

Suminem dan Siti Khaeriyah MAN 2 Kota Pontianak, Dinas Pendidikan Kota Pontianak

Naomi Edy Kantor Kemenag Kota Kupang, Jl. SK Lerik, Kota Baru Kupang

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM POKOK BAHASAN PENGURUSAN JENAZAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TUNTAS

OPTIMALISASI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

Jurnal Bidang Pendidikan Dasar (JBPD) Vol. 1 No. 1 Januari 2017

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 12 ISSN X

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER

IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Minarlin Listiani 12. Guru SDN 2 Tamansari Situbondo

Muhammad Iqbal Baihaqi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Balitar

Oleh: Wahyu Trimei Pujilestari SLB Negeri Surakarta ABSTRAK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V DENGAN MODEL EXAMPLES NON EXAMPLES DI SDN 02 TARUNG TARUNG KABUPATEN SOLOK

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA KELAS V-A PADA PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL COOPERATIVE SCRIPT DI SDN 01 SUNGAI BEREMAS PASAMAN BARAT

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN

Idawati Mahanurani 1, Toto Bara Setiawan 2, Ervin Oktavianingtyas 3

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

Volume 7 Nomor 1 Juli 2017 P ISSN : E ISSN :

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI

Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar IPA dengan Menerapkan Metode Pemberian Balikan pada Siswa Kelas III.a SDN 02 Kota Bima

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DI SEKOLAH DASAR. Oleh. Ramadhani

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS VIII-8 SMP NEGERI 29 MEDAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PLC MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING PADA SISWA SMKN2 WONOSARI

SAMA NEGARA ASIA TENGGARA SISWA KELAS IX UPTD SMAN 1 KEDUNGWARU SEMESTER II TAHUN

Meningkatkan Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam Melalui Pemberian Tugas Pada Siswa Kelas IV SD N 23 Sabang

Theresyam Kabanga Program Studi PGSD UKI Toraja ABSTRAK

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Shinta Agustina Siregar & Sukanti 1-13

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI MODEL BERTUKAR PASANGAN DI SDN 02 ULAK KARANG SELATAN

Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol. 1, No. 2, September 2013 ISSN:

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI METODE PEMBELAJARAN TANYA JAWAB (QUESTIONS ANSWER) PADA SISWA KELAS VI SDN 26 SUNGAI LIMAU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS VI A SDN TULUNGREJO 03 PADA MATERI KONSEP RANGKAIAN LISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE EDI COPI

Melalui Strategi Pembelajaran Ekspositori Dapat Meningkatkan Prestasi Belajar Perkembangbiakan Tumbuhan Siswa Kelas VI/A SD Negeri 20 Sabang

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

PENERAPAN MODEL IMPROVING LEARNING DENGAN TEKNIK INKUIRI PADA POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS

MENINGKATKAN KETERLIBATAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN SAINS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONTRASI KELAS IV SDN 181/V INTAN JAYA

Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam pada Siswa SMP

Oleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

Upaya Guru Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PKn Dengan Menggunakan Peta Konsep Di Kelas IV SDN 1 Bale

Oleh: Maelah SMP Negeri 1 Pogalan Kabupaten Trenggalek

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) MELALUI STRATEGI PROBLEM SOLVING

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Oleh sebab

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS VII-7 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA

Transkripsi:

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING PADA SISWA KELAS IX B SMP NEGERI RANUYOSO LUMAJANG SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Hariyono SMP Negeri 1 Ranuyoso Lumajang No. Telp.(0334) 441528 Abstract: Model of delivery problems greatly affect the success of studdents of studying certain subjects. Learning model is typically used as parameter to see the extent to which students can receive and apply the material which explained from tearcher easily and fun with the model is applied. One alternative for the teaching is use a Problem Posing learning model. Proble Posing learning model is applied for that the material is easy to understand, interesting, does not saturate so as the purpose of teaching is done is reached.the best Learning process is can create teaching and learning process afectively with there are two-way communication between teacher and students who simply pressing on what is learned but suppress how students should learn. In learning process which materiality, methods, media props and other must be undergo a change in the direction of reform (innovation). Keywords: PKn, Learning, Problem Posing Abstrak: Model penyampaian masalah sangat berpengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam mempelajari pokok bahasan tertentu. Model pembelajaran bisaanya dijadikan sebagai parameter untuk melihat sejauh mana siswa dapat menerima dan menerapkan materi yang disampaikan guru dengan mudah dan menyenangkan dengan model yang diterapkan. Salah satu alternatif untuk pengajaran tersebut adalah menggunakan model pembelajaran Problem Posing. Model pembelajaran Problem Posing diterapkan agar materi lebih mudah dipahami, menarik, tidak menjenuhkan sehingga tujuan dari pengajaran yang dilakukan dapat tercapai Proses pengajaran yang baik adalah yang dapat menciptakan proses belajar mengajar yang efektif dengan adanya komunikasi dua arah antara guru dengan peserta didik yang tidak hanya menekan pada apa yang dipelajari tetapi menekan bagaimana ia harus belajar. Dalam proses pembelajaran yang menyangkut materi, metode, media alat peraga dan sebagainya harus juga mengalami perubahan kearah pembaharuan (inovasi). Kata Kunci: PKn, Pembelajaran, Problem Posing PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi secara melimpah, cepat, dan mudah dari berbagai sumber dan tempat di dunia. Selain perkembangan yang pesat, perubahan juga terjadi dengan cepat. Oleh sebab itu, diperlukan kemampuan untuk memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Kemampuan ini membutuhkan pemikiran, antara lain berpikir sistematis, logis, dan kritis yang dapat dikembangkan melalui pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). PKn merupakan bahan kajian yang memiliki obyek abstrak dan dibangun melalui melalui proses penalaran deduktif. Dalam penalaran deduktif, kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya yang sudah diterima, sehingga keterkaitan antar konsep dalam PKn bersifat sangat kuat dan jelas. Agar mudah dimengerti oleh siswa, proses

penalaran induksi dalam pembelajaran PKn dapat dilakukan pada awal pembelajaran, kemudian dilanjutkan dengan proses penalaran deduktif untuk menguatkan pemahaman yang sudah dimiliki oleh siswa. PKn berfungsi untuk mengembangkan kemampuan bernalar melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, dan eksperimen sebagai alat pemecahan masalah melalui pola pikir dan model PKn serta sebagai alat komunikasi melalui simbol, tabel, grafik, diagram dalam menjelaskan gagasan. Tujuan pembelajaran PKn adalah melatih cara berpikir secara sistematis, logis, kritis, kreatif, dan konsisten. Model pembelajaran biasanya dijadikan sebagai parameter untuk melihat sejauh mana siswa dapat menerima dan menerapkan materi yang disampaikan guru dengan mudah dan menyenangkan dengan model yang diterapkan. Salah satu alternatif untuk pengajaran tersebut adalah menggunakan model pembelajaran problem posing. Model pembelajaran problem posing diterapkan agar materi lebih mudah dipahami, menarik, dan tidak menjenuhkan sehingga tujuan dari pengajaran yang dilakukan dapat tercapai. Aspek kompetensi pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge) menyangkut kemampuan akademik keilmuan yang dikembangkan dari berbagai teori atau konsep politik, hukum, dan moral. Dengan demikian, mata pelajaran PKn merupakan bidang kajian multidisipliner. Secara lebih terperinci, materi pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang hak dan tanggung jawab warga negara, hak asasi manusia, prinsip-prinsip dan proses demokrasi, lembaga pemerintah dan non-pemerintah, identitas nasional, pemerintahan berdasar hukum (rule of law), peradilan yang bebas dan tidak memihak, konstitusi, serta nilai-nilai dan norma-norma dalam masyarakat. Suryanto (1998) menjelaskan bahwa: (1) problem posing adalah perumusan soal sederhana atau perumusan ulang soal yang ada dengan beberapa perubahan agar lebih sederhana sehinga soal tersebut dapat diselesaikan. Ini terjadi pada soal-soal yang rumit, (2) problem posing adalah perumusan soal-soal yang berkaitan dengan syaratsyarat pada soal yang akan diselesaikan (Silver, dkk, 1996) menekankan pada pengajuan soal oleh siswa, (3) problem posing adalah pengajuan soal dari informasi yang tersedia, baik dilakukan sebelum, ketika, atau setelah kegiatan penyelesaian. Langkah-langkah dalam pembelajaran dengan pendekatan problem posing adalah adanya kegiatan perumusan soal yang dibuat oleh setiap siswa setelah selesai pembahasan suatu materi. Terlebih dahulu guru memberi contoh tentang cara membuat soal dan memberikan beberapa situasi (informasi) yang berkenaan dengan materi pembelajaran yang sudah disajikan. Selanjutnya berdasarkan situasi tersebut, siswa diminta untuk membuat soal yang berkaitan dengan situasi tersebut dan diminta untuk menyelesaikan soal mereka sendiri. Dari beberapa jenis situasi problem posing yang diberikan pada siswa, diperoleh beberapa respon siswa terhadap tugas-tugas problem posing. Ada 3 jenis respon pengajuan soal siswa terhadap tugas problem posing, yaitu: (1) pertanyaan PKn, adalah pertanyaan yang mengandung masalah dalam PKn dan mempunyai kaitan

dengan informasi yang ada pada situasi yang diberikan, (2) pertanyaan non PKn, adalah pertanyaan yang tidak mengandung masalah PKn, (3) pernyataan, adalah kalimat yang bersifat ungkapan /berita yang bernilai benar atau salah saja. METODE Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research) karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian dskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai. Menurut Sukidin, dkk (2002) ada 4 macam bentuk penelitian tindakan, yaitu: (1) penelitian tindakan guru sebagai peneliti, (2) penelitian tindakan kolaboratif, (3) penelitian tindakan simulatif terinteratif, dan (4) penelitian tindakan sosial eksperimental. Penelitian ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti, dimana guru sangat berperan sekali dalam proses penelitian tindakan kelas. Dalam bentuk ini, tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah untuk upaya meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas. Dalam kegiatan ini, guru terlibat langsung secara penuh dalam proses perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Kehadiran pihak lain dalam penelitian ini peranannya tidak dominan dan sangat kecil. Penelitian ini mengacu pada perbaikan pembelajaran yang berkesinambungan. Kemmis dan Taggart (1988) menyatakan bahwa model penelitian tindakan adalah berbentuk spiral. Tahapan penelitian tindakan pada suatu siklus meliputi perencanaan atau pelaksanaan observasi dan refleksi. Siklus ini berlanjut dan akan dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup. Penelitian dilakukan di kelas IX B SMP Negeri 1 Ranuyoso Lumajang semester gasal tahun pelajaran 2014/2015. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober- Desember tahun 2014. Subyek penelitian adalah siswa kelas IX B pada mata pelajaran PKn dengan materi pokok pembelaan negara. Dalam rangka menyusun dan mengelola data yang terkumpul sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan, maka digunakan analisis data kuantitatif dan pada metode observasi digunakan data kuantitatif. Cara perhitungan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dalam proses belajar mengajar adalah: (1) merekapitulasi hasil tes, (2) merekapitulasi hasil pengamatan, dan (3) menghitung jumlah skor yang tercapai dan prosentasenya untuk masing-masing siswa dengan menggunakan rumus ketuntasan belajar seperti yang terdapat dalam buku petunjuk teknis penilaian. Siswa dikatakan tuntas secara individual jika mendapatkan nilai minimal 65, sedangkan secara individual mencapai 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari sama dengan 65%. HASIL DAN PEMBAHASAN Data penelitian diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data observasi berupa pengamatan pengelolaan problem posing, serta pengamatan aktivitas siswa dan guru pada akhir pembelajaran dan data uji kompetensi siswa pada setiap siklus. Data

lembar observasi diambil dari dua pengamatan yaitu data pengamatan pengelolaan pembelajaran yang digunakan untuk pengetahui pengaruh penerapan problem posing dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dan data pengamatan aktivitas guru dan siswa. Data uji kompetensi untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya proses belajar mengajar dengan menerapkan problem posing. Siklus I Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I di kelas IX B dengan siswa sebanyak 36 siswa. Pada akhir proses belajar mengajar diberikan uji kompetensi I kepada siswa dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Data hasil penelitian pada siklus I disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Data Hasil Penelitian pada Siklus I No Uraian Hasil Siklus I 1 70,27 Nilai rata-rata uji kompetensi 2 26 Jumlah siswa yang tuntas belajar Prosentase ketuntasan belajar 3 72,22 Berdasarkan data pada Tabel 1, dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan problem posing diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 70,27 dan ketuntasan belajar mencapai 72,22% atau terdapat 26 siswa dari 36 siswa yang tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai 70 hanya sebesar 72,22% lebih kecil dari prosentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan menerapkan problem posing. Dari analisis data diperoleh hasil sebanyak 11 anak (30,55%) memiliki minat baik, 12 anak (33,33%) memiliki perhatian cukup, dan 13 anak (36,11)% memiliki minat kurang. Sedangkan analisis data terhadap perhatian siswa diperoleh hasil sebanyak 11 anak (30,55%) memiliki perhatian baik, 13 anak (36,11%) memiliki perhatian cukup, dan 12 anak (33,33%) memiliki perhatian kurang. Selanjutnya, diperoleh hasil sebanyak 11 anak (30,55%) memiliki partisipasi baik, 14 anak (38,88%) memiliki partisipasi cukup, dan 11 anak (30,55)% memilik pastisipasi kurang. Siklus II Data hasil penelitian pada siklus II disajikan pada Tabel 2. Berdasarkan data tersebut diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 73,88 dan ketuntasan belajar mencapai 80% atau terdapat 29 siswa dari 36 siswa tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II, ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu, siswa

juga sudah mengerti apa yang dimaksud dan diinginkan guru dengan menerapkan problem posing. Dari hasil analisis data diperoleh sebanyak 14 anak (38,88%) memiliki minat baik, 12 anak (33,33%) memiliki minat cukup, dan 5 anak 10 (27,77%) memiliki minat kurang. Sedangkan analisis data terhadap perhatian siswa, diperoleh hasil sebanyak 14 anak (38,88%) memiliki perhatian baik, 13 anak (36,11%) memiliki perhatian cukup, dan 9 anak (25,00%) memiliki perhatian kurang. Analisis data terhadap partisipasi siswa diperoleh hasil sebanyak 14 anak (38,88%) memiliki partisipasi baik, 14 siswa (38,88%) memiliki partisipasi cukup, dan 8 anak (22,22%) memiliki partisipasi kurang. Tabel 2 Data Hasil Penelitian pada Siklus II No Uraian Hasil Siklus II 1 2 3 Nilai rata-rata uji kompetensi Jumlah siswa yang tuntas belajar Prosentase ketuntasan belajar 73,88 29 80,55 Siklus III Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi uji kompetensi III dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah uji kompetensi III. Adapun data hasil penelitian pada siklus III disajikan pada Tabel 3. Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 3, diperoleh nilai rata-rata uji kompetensi sebesar 79,91, serta terdapat 31 dari 36 siswa yang telah tuntas dan 5 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 86,11% (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan problem posing sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi yang telah diberikan. Hasil analisis data menunjukkan bahwa sebanyak 17 anak (47,22%) memiliki minat baik, 12 (33,33%) anak memiliki minat cukup dan 7 anak (19,44%) memiliki minat kurang. Hasil analisis data terhadap perhatian siswa diperoleh sebanyak 17 anak (47,22%) memiliki perhatian baik, 12 anak (33,33%) memiliki perhatian cukup, dan 7 anak (19,44%) memiliki perhatian kurang. Sedangkan analisis data terhadap partisipasi siswa diperoleh sebanyak 17 anak (47,22%) memiliki partisipasi baik, 11 anak (30,55%) memiliki partispasi cukup, dan 8 anak (22,22%) memiliki partisipasi kurang. Tabel 3 Data Hasil Penelitian pada Siklus III

No Uraian Hasil Siklus III 1 2 3 Nilai rata-rata uji kompetensi Jumlah siswa yang tuntas belajar Prosentase ketuntasan belajar 79,91 31 85,71 Pembahasan Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa problem posing memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari siklus I, II, dan III) yaitu masing-masing 72,22%, 80,55%, dan 86,11% secara berturut-turut. Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai. Berdasarkan hasil dari analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar dengan menerapkan problem posing di setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai ratarata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran PKn pada materi pokok pembelaan negara dengan problem posing yang paling dominan adalah belajar dengan sesama anggota kelompok, mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru dan diskusi antar siswa atau antara siswa dengan guru. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif. Hasil analisis data terhadap minat, perhatian, dan partisipasi siswa, juga menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran PKn dengan menerapkan problem posing dapat meningkatkan minat, perhatian, dan partisipasi siswa terhadap pembelajaran. KESIMPULAN DAN SARAN Problem posing dapat meningkatkan kualitas pembelajaran PKn. Kegiatan pembelajaran PKn dengan menerapkan pembelajaran problem posing dapat meningkatkan minat, perhatian, dan partisipasi siswa terhadap pembelajaran. Problem posing memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (72,22%), siklus II (80,55%), dan siklus III (86,11%). Siswa dapat bekerja secara mandiri maupun kelompok, serta mampu mempertanggungjawabkan segala tugas individu maupun kelompok. Selain itu, penerapan problem posing mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi, minat, dan partisipasi belajar siswa. Melaksanakan pembelajaran problem posing memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benarbenar bisa diterapkan dengan problem posing dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat

menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalahmasalah yang dihadapinya. Diperlukan penelitian yang lebih lanjut mengenai pembelajaran problem posing karena hasil penelitian ini terbatas hanya dilakukan di kelas IX B SMP Negeri 1 Ranuyoso Lumajang semester gasal tahun pelajaran 2014/2015. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikanperbaikan agar diperoleh hasil yang lebih baik. DAFTAR RUJUKAN Ali, Muhammad. 1996. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Mengajar secara Manusiawi. Jakarta: Rineksa Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineksa Cipta. Azhar, Muhammad. 1993. Proses Belajar Mengajar Pendidikan. Jakarta: Usaha Nasional. Combs, Arthur W. 1984. The Profesional Education of Teacher. Boston: Alin & Bacon, Inc. Dareos, Bambang. 1989. Dasar dan Konsep Pendidikan Moral Pancasila. Semarang: Aneka Ilmu. Djamarah, Syaiful B. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta. Djamarah, Syaiful B. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Foster, Bob. 1999. Seribu Pena SLTP Kelas IX B. Jakarta: Erlangga. Hadi, Sutrisno. 1982. Metodologi Research, Jilid I. Yogyakarta: YP Fak. Psikologi UGM. Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Hasibuan, J. J. & Moerdjiono. 1998 Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Margono. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineksa Cipta. Masriyah. 1999 Analisis Butir Tes. Surabaya: UNESA Press Melvin, Siberman. 2004. Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nusamedia dan Nuansa. Marsell, James. ---. Succesfull Teaching (Terjemahan). Bandung: Jemmars. Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya