[ nama lembaga ] 2012

dokumen-dokumen yang mirip
Pemberdayaan Gapoktan

DIFUSI MODEL PENGELOLAAN TERPADU KEBUN JERUK SEHAT MENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN HORTIKULTURA DI SENTRA JERUK SULAWESI SELATAN

PENGKAJIAN UJI ADAPTASI PENGGUNAAN BIBIT SOMATIK EMBRIO GENETIK UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DAN MUTU KAKAO DI SULAWESI TENGAH

X.117 ANALISIS PERMINTAAN, PENAWARAN DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMODITAS TANAMAN PANGAN UTAMA DALAM PROGRAM MP3EI DI KORIDOR SULAWESI

LAPORAN KEMAJUAN KAJIAN INOVASI TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI MENDUKUNG SISTEM DAN MODEL PENGEMBANGAN GOOD AGRICULTURAL PRACTISE DI WILAYAH GERNAS KAKAO

[ ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI KELAPA SAWIT RAKYAT DI PROVINSI BENGKULU ]

KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

KARAKTERISASI DAN EVALUASI POTENSI LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN KAKAO DI KAB. DONGGALA DAN PARIGI MOUTONG PROV. SULTENG MENDUKUNG MP3EI

logo lembaga [ X.291] Ir. Annas Zubair, M.Si Serli Anas, S.Pt Dwi Rohmadi, S.Pt Jaka Sumarno, STP Sukarto

KEMENTERIAN PERTANIAN

PEMANFAATAN ZEOLIT DAN MIMBA UNTUK PERBAIKAN KERAGAAN TANAMAN JERUK PADA LAHAN SUB OPTIMAL DI SULAWESI TENGGARA

IDENTIFIKASI KARAKTER SPESIFIK UNGGUL KARET BERDASARKAN. Budi Martono Edi Wardiana Meynarti SDI Rusli KODE JUDUL: X.26

I. PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi daerah dan nasional. Pertanian yang berkelanjutan

PENDAHULUAN Latar Belakang

Oleh Tim Inovasi Pertanian Bioindustri Spesifik Lokasi. Disampaikan Pada Seminar Proposal Kegiatan 2018 Kusu, 25,26, dan 29 Januari 2018

logo lembaga Kode Judul X.303 Idawanni, SP KAJIAN IDENTIFIKASI DAN PENGENDALIAN PENYAKIT KARET RAKYAT DI KABUPATEN ACEH BARAT PROVINSI ACEH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGKAJIAN UJI ADAPTASI PENGGUNAAN BIBIT SOMATIK EMBRIO GENETIK UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DAN MUTU KAKAO DI SULAWESI TENGAH

KAJIAN POLA KEMITRAAN DALAM MEMPRODUKSI BENIH PADI BERMUTU DI SULAWESI TENGGARA

KAJIAN POLA PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI KABUPATEN LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN

LAPORAN AKHIR PENYULUHAN DAN PENYEBARAN INFORMASI HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN TEMU INFORMASI TEKNOLOGI TERAPAN

PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DAN KEDELAI DI SUMATERA UTARA MELALUI UPBS

KAJIAN PERCEPATAN ADOPSI INOVASI TEKNOLOGI BUDIDAYA DAN PASCA PANEN KAKAO MELALUI DISEMINASI MULTI CHANNEL MENDUKUNG GERNAS KAKAO DI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kajian Teknologi Spesifik Lokasi Budidaya Jagung Untuk Pakan dan Pangan Mendukung Program PIJAR di Kabupaten Lombok Barat NTB

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UJI ADAPTASI DAN STABILITAS HASIL GALUR HARAPAN MUTAN DIHAPLOID PADI TIPE BARU DI KAWASAN INDONESIA TIMUR

LATAR BELAKANG. Akselerasi dalam. penyiapan dan. PERMENTAN 3/2005: Konsep ideal

ANALISIS KEBIJAKAN DAN PENYUSUNAN RENSTRA

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

PENGEMBANGAN ALSINTAN PENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI DAN KUALITAS HASIL KENTANG

Afrizon dan Herlena Bidi Astuti

TEMU INFORMASI TEKNOLOGI LAHAN KERING MENDUKUNG INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN DAN DISEMINASI

Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara

Boks 1 PELAKSANAAN PROGRAM REVITALISASI PERKEBUNAN KAKAO DI SULAWESI TENGGARA

Pengembangan Klaster Industri Pariwisata & Pangan di Kabupaten Gunung Kidul

I. PENDAHULUAN. Untuk tingkat produktivitas rata-rata kopi Indonesia saat ini sebesar 792 kg/ha

LAPORAN KEGIATAN DISEMINASI GELAR TEKNOLOGI DAN TEMU LAPANG

POLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT

Pengembangan Perkebunan Kakao Menggunakan Model Sistem Dinamik Produksi Kakao di Kabupaten Parigi Moutong Sulawesi Tengah

PENDAHULUAN Latar Belakang

Kajian Produksi Benih Sumber Padi UPBS BPTP Kalimantan Tengah

PENGEMBANGAN UNIT DESA BINAAN Zaenaty Sannang

KATA PENGANTAR Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perkebunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BALAI BESAR LITBANG SUMBER DAYA LAHAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN ENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012

Kementerian Pertanian 2012

peningkatan produksi dan produktifitas melalui intensifikasi, ekstensifikasi,

II. TINJAUAN PUSTAKA

CARA MEMBUDIDAYAKAN TANAMAN KAKAO

KAJIAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADA PROGRAM GERNAS KAKAO DI SULAWESI TENGGARA

Pengembangan Varietas Hibrida Jagung Tahan Penyakit Bulai (Perenosclerospora maydis L.), Umur Genjah(<90 hst), Potensi Hasil Tinggi(11 t/ha)

BALAI BESAR PENGEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

REMEDIASI LAHAN BEKAS TAMBANG TIMAH UNTUK PERKEBUNAN KARET RAKYAT

BAB I P E N D A H U L U A N. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

EFEKTIVITAS PENYEBARAN INOVASI T PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU JAGUNG MELALUI DEMONSTRASI TEKNOLOGI DI KABUPATEN LUWU

KODE JUDUL : X.46 AGROEKOLOGI WILAYAH PENGEMBANGAN VARIETAS TEBU DI LAHAN KERING SULAWESI SELATAN MENDUKUNG PERCEPATAN PENCAPAIAN SWASEMBADA GULA

LAPORAN HASIL JUDUL KEGIATAN PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI KABUPATEN GOWA. Andi Ella, dkk

SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO 2 1 MENINGKATKAN HASIL GABAH. Oleh : Drh. Saiful Helmy

PETUNJUK PELAKSANAAN PENDAMPINGAN SL-PTT PADI DAN JAGUNG DI PROVINSI BENGKULU

Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (m-p3mi) Berbasis Padi Palawija

Kode : X.229 KAJIAN STRATEGI KEBIJAKAN DAN LANGKAH OPERASIONAL DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI KARET UNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN KORIDOR SUMATERA

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) PENDAMPINGAN PTT PADI DI PROVINSI BENGKULU

RESPON PETANI TERHADAP BEBERAPA JAGUNG HIBRIDA VARIETAS BIMA MELALUI PENDAMPINGAN SL-PTT JAGUNG DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN

Kode Kegiatan : F Kajian Kebijakan Tekno-Industri untuk Peningkatan Kapasitas SDM Industri Makanan di Koridor Jawa

KAJIAN PENGGUNAAN VARIETAS UNGGUL PADI BERLABEL DI KECAMATAN CURUP SELATAN KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN :

Click to edit Master subtitle style

PETUNJUK PELAKSANAAN PENDAMPINGAN PROGRAM KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI PROVINSI BENGKULU

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

EFEKTIVITAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1996 TENTANG PANGAN SEBAGAI SARANA MENGATASI KERAWANAN PANGAN

[ BALAI BESAR LITBANG SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN] 2012

V. KEBIJAKAN DAN PROGRAM PENGEMBANGAN

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) GUGUS TUGAS KALENDER TANAM TERPADU DI PROVINSI BENGKULU

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015

KEUNGGULAN KOMPARATIF USAHATANI JAGUNG MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI NTT. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, 2

KE-2) Oleh: Supadi Valeriana Darwis

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) TA 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Subsektor perkebunan merupakan salah satu sektor pertanian yang

[ BALAI BESAR LITBANG SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN] 2012

BAB 4 EVALUASI KEEFEKTIFAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI SAWAH

Peneliti Utama Anggota

MODEL PENCEGAHAN TRAFFICKING MELALUI PEMBERDAYAAN KELUARGA MISKIN DI DAERAH ASAL TENAGA KERJA WANITA (TKW) BERBASIS POTENSI LOKAL

BPTP SULUT, BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN, BADAN LITBANG PERTANIAN 2012

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) GELAR TEKNOLOGI PERTANIAN

KAJIAN KEBIJAKAN AGRIBISNIS KOMODITAS UNGGULAN DAERAH DI PROVINSI GORONTALO

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

[I.75. [Rekayasa rantai Makanan untuk Meningkatkan Produktivitas Biota Perairan pada. Sistem Aliran Tertutup]

Z.4 KAJIAN PELUANG KOPERASI UNTUK MEMBANGUN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI PENELITI: 3. Dr. Ir. Anwar Sitompul MM.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN

KEBIJAKAN DAN STRATEGI OPERASIONAL PENGEMBANGAN BIOINDUSTRI KELAPA NASIONAL

SOSIALISASI TRL (TECHNOLOGY READINESS LEVEL) UNTUK MENDUKUNG KEMAMPUAN INOVATIF LEMBAGA LITBANG DAERAH DALAM PENGUATAN SISTEM INOVASI DAERAH

KAJIAN PENYAKIT BUSUK BUAH PADA KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH TIMUR

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

logo lembaga 1.04.02 KAJIAN INOVASI TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI MENDUKUNG SISTEM DAN MODEL PENGEMBANGAN GOOD AGRICULTURAL PRACTICES DI WILAYAH GERNAS KAKAO Prof. Dr. Ir. Azmi Dhalimi, SU Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian [ nama lembaga ] 2012

LATAR BELAKANG Kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan yang berperan bagi perekonomian nasional, penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan dan devisa negara. Produktivitas yang pernah dicapai 1.100 kg/ha/th menurun sampai 660 kg/ha/th atau 40%. Diprediksi kehilangan hasil sebesar 198.000 ton/tahun setara nilai Rp 3,94 triliun/tahun Peningkatan produktivitas dan mutu kakao dapat dilakukan melalui penerapan Good Agricultural Practices sebagai kumpulan prinsip-prinsip untuk memajukan usahatani tanaman kakao dan pasca-proses produksi, sehingga menghasilkan bahan makanan yang aman dan sehat, dengan mempertimbangkan keberlanjutan ekonomi, sosial dan lingkungan. Upaya memperbaiki kondisi tersebut selama ini dilakukan melalui Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT), dan penerapan teknologi PSPsP (pemangkasan, sanitasi, panen sering dan pemupukan). Pemerintah mempercepat perbaikan kinerja produksi kakao dengan meluncurkan Gerakan Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao (Gernas Kakao). Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 1

PERMASALAHAN Pertanyaan Penelitian yang menjadi pijakan perlunya kegiatan litbangyasa : Sejauh manakah teknologi yang dikembangkan di wilayah Gernas Kakao itu bisa menjadi teknologi spesifik lokasi. Jika ternyata teknologi yang diintroduksi dalam Gernas Kakao itu menjadi teknologi spesifik lokasi, pertanyaan berikutnya adalah sejauh mana penerapan teknologi spesifik lokasi di wilayah Gernas Kakao itu mendukung sistem dan model GAP? Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 2

METODOLOGI Ruang Lingkup Kegiatan : Kajian dilakukan di Provinsi Sulawesi Barat (Kabupaten Mamuju dan Majene). Pengumpulan data primer dilakukan melalui survei dan Fokus Group Discussion (FGD) dengan dinas dan penyuluh perkebunan di kabupaten. Kemudian dilanjutkan dengan FGD yang diikuti oleh KCD, Penyuluh, Pedagang pengumpul, beberapa Ketua kelompok tani beserta dua orang anggotanya. Fokus Kegiatan : pada introduksi teknologi dalam program Gernas Kakao (peremajaan, rehabilitasi, dan intensifikasi) bersifat nasional dan berpeluang untuk diuji lebih lanjut menjadi paket teknologi pertanian wilayah, sehingga menjadi teknologi pertanian spesifik lokasi sekaligus mampu menjawab permasalahan yang dihadapi petani. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 3

Desain Penelitian : Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui wawancara, menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) yang dipersiapkan sebelumnya. Pengumpulan data difokuskan pada responden di wilayah Gernas Kakao, di Kabupaten Mamuju dan Majene dengan jumlah responden masing-masing adalah 40 orang, total responden 80 orang (n=80). Data sekunder dikumpulkan dari beberapa instansi terkait antara lain: kantor Dinas Perkebunan, Badan Penyuluhan, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, dan Kantor Badan Pusat Statistik Provinsi Sulbar. Tahapan Perkembangan kegiatan dalam kurun waktu delapan bulan diuraikan dalam bentuk matrik kegiatan yang terdiri dari tujuh sub kegiatan. (1) Penyempurnaan proposal & seminar proposal; (2) Pembuatan Juklak dan kuesioner; (3) Survei lapangan dan pengumpulan data; (4) Pengolahan dan analisis data; (5) Penulisan draft laporan; (6) Seminar hasil, dan (7) Penulisan Laporan Akhir. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang 2012 4

Perkembangan dan Hasil Kegiatan : Usahatani kakao di Kabupaten Mamuju dan Majene, Provinsi Sulawesi Barat dengan keragaman umur tanaman antara 10 22 tahun. Artinya, tidak ada penanaman kakao yang baru. Populasi tanaman per hektar antara 850 1000 pohon, terdiri atas tanaman produktif dan tidak produktif (rusak), dengan produktivitas rata-rata sekitar 450 kg per hektar biji kering. Penyebabnya antara lain umur tanaman mayoritas tua, diperparah oleh serangan hama. Sementara itu teknologi yang dilakukan petani sangat terbatas, mengandalkan pengetahuan dan keterampilan warisan leluhur. Masuknya Program Gernas Kakao, tahun 2009 2012 memperbaiki keragaan tanaman melalui peremajaan (13,64 %), rehabilitasi (57,84%) dan intensifikasi (28,52%). Gernas Kakao mengubah struktur umur tanaman dari tanaman tua tidak produktif menjadi tanaman muda produktif, dari varietas lokal menjadi unggul (Sul 1 dan Sul 2). Klon kakao unggul introduksi Gernas mencapai rata-rata 888.5 kg/ha dengan kisaran 250 2100 kg /ha, melebihi produtivitas klon kakao lokal yang rata-rata sekitar 450 kg/ha dengan kisaran 150 800 kg/ha. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang 2012 5

Sebagain teknologi budidaya kakao telah biasa dilakukan petani sebelum masuk Program Gernas Kakao kecuali teknologi sambung samping dan sambung pucuk. Petani menerapkan teknologi yang berbasis kearifan lokal yang selanjutnya menjadi cikal bakal teknologi spesifik lokasi. Prinsip-prinsip GAP dalam usahatani kakao tercermin dalam penerapan teknologi berbasis kearifan lokal, cikal bakal teknologi spesifik lokasi. Meskipun pengertian GAP secara verbal tidak dipahami petani Agar prinsip-prinsip GAP dalam usahatani kakao ini dapat diadopsi petani kakao, maka penyebarluasan prinsip-prinsip GAP kepada petani tidak cukup melalui sosialisasi, dan advokasi saja. Pembuatan percontohan penerapan GAP akan lebih efektif untuk meningkatkan adopsi GAP. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang 2012 6

SINERGI KOORDINASI Produk : Acuan STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PRAKTEK BUDIDAYA YANG BAIK (GAP = Good Agricultural Practices) PADA TANAMAN KAKAO Lingkup dan bentuk koordinasi yang dilakukan : Kerangka sinergi koordinasi kelembagaan-program dilaksanakan dengan kelembagaan terkait terutama dalam lingkup Badan Litbang Pertanian (Puslitbang Perkebunan, Balai Penelitian Tanaman Industri, BPTP) dengan lembaga riset daerah seperti Balitbangda dan Direktorat Jenderal Perkebunan sebagai implementator. Nama lembaga yang diajak koordinasi : Puslitbang Perkebunan, BPTP Sulawesi Barat, Dinas Perkebunan Sulawesi Barat. Strategi pelaksanaan koordinasi : inovasi teknologi untuk diterapkan dalam pengembangan GAP di wilayah Gernas Kakao di Propinsi Sulawesi Barat, Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 7

PEMANFAATAN HASIL KEGIATAN Kerangka dan strategi pemanfaatan hasil kegiatan : disampaikan dalam bentuk : (1) program desiminasi antara lain penerbitan hasil penelitian dalam Jurnal Pengkajian, Petunjuk Teknis, Demplot/Demfarm yang dapat dijadikan pegangan oleh petani dalam pelaksanaan budidaya kakao di masa depan, sehingga praktek pertanian kakaonya dilaksanakan dengan baik dan benar sesuai dengan penerapan Good Agricultural Praktis, (2) replikasi di daerah marginal lainnya melalui kegiatan strategis Kementerian Pertanian dan kegiatan promosi teknologi (Puslit/Balit), serta kegiatan pengkajian dan diseminasi di BPTP. Dengan demikian, strategi pemanfaatan hasil litbangyasa dapat dilakukan melalui jalur koordinasi antara BBP2TP dengan BPTP, dan juga antara Badan Litbang Pertanian dengan UK/UPT dibawahnya. Wujud - bentuk pemanfaatan hasil kegiatan : 1. Keragaan Budidaya dan Sistem Usahatani Kakao di Wilayah Gernas Kakao, Sulawesi Barat. Rencana dimuat dalam Prosiding Seminar Nasional, BB Pengkajian 2. Pengembangan Teknologi Spesifik Lokasi Berbasis GAP Mendukung Gernas Kakao. Rencana diajukan dalam Jurnal Badan Litbang Pertanian Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 8

Data (jumlah dan demografi) pihak yang memanfaatkan hasil kegiatan : Perkembangan pemanfaatan hasil kegiatan sampai saat ini belum sepenuhnya terealisasi, karena baru tahap inisiasi awal. Namun demikian, dari hasil kunjungan dan diskusi langsung di lapangan dengan petani terlihat indikasi bahwa petani mulai menerapkan sebagian dari unsur-unsur teknologi yang tercakup dalam good agricultural practices. Signifikansi pemanfaatan yang dirasakan pihak penerima manfaat hasil : Petani di Kecamatan Sampaga dan Papalang, Kabupaten Mamuju dan di Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene sangat antusias untuk bisa menerapakan GAP karena akan meningkatkan produktivitas dan pendapatan usahatani kakao mereka. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang 2012 9

POTENSI PENGEMBANGAN KE DEPAN Rancangan Pengembangan ke depan : Implementasi GAP dalam budidaya dan usahatani kakao berpotensi meningkatkan produksi, produktivitas dan kualitas kakao yang dihasilkan. Potensi pengembangan untuk mencapai sasaran perlu diarahkan pada empat keterkaitan yang saling ketergantungan dan menguntungkan, yaitu: 1. Keterkaitan horizontal melalui penerapan pola tanam yang mampu menekan resiko kegagalan dan memperluas sumber pendapatan petani kakao; 2. Keterkaitan vertikal melalui penanganan hasil panen dan pasca panen yang tepat untuk menciptakan nilai tambah di tingkat petani; 3. Keterkaitan regional melalui pewilayahan komoditi sesuai dengan keunggulan kompetitif dan komparatif; dan 4. Keterkaitan institusional melalui pembentukan dan peningkatan peranan organisasi petani kakao serta pengembangan jejaringan kerjasama. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 10

Strategi Pengembangan ke depan : melalui sinergi koordinasi dengan kelembagaan terkait terutama dalam lingkup Badan Litbang Pertanian (Puslitbang Perkebunan, Balai Penelitian Tanaman Industri, BPTP), lembaga riset daerah seperti Balitbangda dan Direktorat Jenderal Perkebunan sebagai implementor. Tahapan Pengembangan ke depan : Pemanfaatan hasil kajian dapat disampaikan dalam bentuk : (1) program diseminasi antara lain penerbitan hasil penelitian dalam Jurnal Pengkajian, Petunjuk Teknis, Demplot/Demfarm yang dapat dijadikan pegangan oleh petani dalam pelaksanaan budidaya yang sesuai dengan penerapan Good Agricultural Praktices, (2) replikasi di daerah marginal lainnya melalui kegiatan strategis Kementerian Pertanian dan kegiatan promosi teknologi (Puslit/Balit), serta kegiatan pengkajian dan diseminasi di BPTP. Dengan demikian, strategi pemanfaatan hasil litbangyasa dapat dilakukan melalui jalur koordinasi antara antara Badan Litbang Pertanian dengan UK/UPT dibawahnya (BBP2TP dengan BPTP, Puslitbangbun dan Balitri) serta antara Badan Litbang Pertanian dengan Direktorat Jenderal Perkebunan. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang 2012 11

FOTO KEGIATAN FOTO KEGIATAN Foto Koordinasi dengan pihak terkait Foto Pelaksanaan dan Hasil kegiatan Foto Pemanfaatan Hasil Kegiatan Sosialisasi Pelatihan Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 12

logo lembaga TERIMAKASIH [ NAMA TIM PENELITI ]