PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DENGAN PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN EM 4 (Effective Microorganisms 4 )

dokumen-dokumen yang mirip
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DENGAN PEMBERIAN VERMIKOMPOS DAN URIN DOMBA

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH DENGAN PENGOLAHAN TANAH YANG BERBEDA DAN PEMBERIAN PUPUK NPK

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L,) VARIETAS KUNING TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS KASCING DAN PUPUK NPK

Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Dengan Pemberian Pupuk Kandang Sapi Dan Pupuk Fosfat

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4. No.1, Desember (560) :

SKRIPSI. Oleh : ERNIKA SEPTYMA BR PARDEDE/ AGROEKOTEKNOLOGI - BPP

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DENGAN PEMBERIAN VERMIKOMPOS DAN URINE DOMBA ABSTRACT

Respons Pertumbuhan Dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Jenis Mulsa Dan Pupuk Kandang Ayam

Pengaruh BAP ( 6-Benzylaminopurine ) dan Pupuk Nitrogen terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)

SKRIPSI OLEH : RIRI AZYYATI / BUDIDAYA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG SABRANG (Eleutherine americana Merr) TERHADAP PEMBELAHAN UMBI DAN PERBANDINGAN MEDIA TANAM ABSTRACT

EFEKTIVITAS PEMBERIAN BEBERAPA JENIS DAN DOSIS PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN BAWANG MERAH(Allium ascalonicum L.

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.) VARIETAS LINDA AKIBAT PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK UREA

BAHAN METODE PENELITIAN

Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Dosis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit dan Tipe Pemotongan Umbi

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH PADA APLIKASI DOSIS PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR

PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM BERPENGARUH KEPADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI ( Glycine max L. )

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DENGAN PEMBELAHAN UMBI BIBIT PADA BEBERAPA JARAK TANAM

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA AKSESI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) LOKAL HUMBANG HASUNDUTAN PADA BERBAGAI DOSIS IRADIASI SINAR GAMMA

Respons Pertumbuhan Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Aplikasi Mulsa dan Perbedaan Jarak Tanam

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) PADA PEMBERIAN HIDROGEL DAN FREKUENSI PENYIRAMAN DENGAN SISTEM VERTIKULTUR SKRIPSI

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS KULIT BUAH KOPI SKRIPSI OLEH:

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) TERHADAP DOSIS PUPUK KALIUM DAN FREKUENSI PEMBUMBUNAN SKRIPSI OLEH :

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI ( Brassica juncea L ) TERHADAP PEMBERIAN URINE KELINCI DAN PUPUK GUANO

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) VARIETAS TUK-TUK TERHADAP JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK KCl

Peran Media Tanam dan Dosis Pupuk Urea, SP36, KCl Terhadap Pertumbuhan Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L.) dalam Polybag. Oleh: Susantidiana

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4.No.4, Desember 2016 (648);

PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA MACAM BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) di POLYBAG

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L) TERHADAP KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN AIR KELAPA SKRIPSI OLEH :

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L. Var. TUKTUK) ASAL BIJI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK KALIUM DAN JARAK TANAM

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium Fistulosum L.) PADA BERBAGAI DOSIS PUPUK KANDANG AYAM

ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) PADA DATARAN RENDAH DENGAN PEMBERIAN PUPUK KANDANG DAN NPK

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4. No.1, Desember (578) :

Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Pada Dosis Pupuk Kalium dan Frekwensi Pembumbunan

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH DENGAN PEMBERIAN BERBAGAI PUPUK ORGANIK. Growth and Yield Of Shallot With Some Of Organic Fertilizer Application

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Mei 2017 di Lahan Fakultas

DOSIS PUPUK CAIR ANORGANIK DAN JARAK TANAM BERPENGARUH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L. var. TUK TUK ) ASAL BIJI

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) DENGAN PEMBERIAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL) DAN PUPUK KANDANG AYAM

Respon Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Varietas Medan Pada Tanah Terkena Debu Vulkanik dengan Pemberian Bahan Organik

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian

Jurnal Online Agroekoteknologi. ISSN No Vol.3, No.3 : , Juni 2015

UJI PEMOTONGAN UMBI DAN MEDIA TANAM UNTUK PERTUMBUHAN DAN HASIL VERTIKULTUR TANAMAN BAWANG MERAH (Allium cepa)

RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA

Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Semangka (Citrullus vulgaris Schard.) terhadap Pemberian Giberelin dan Pupuk TSP

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH TERHADAP BAHAN ORGANIK Tithonia diversifolia DAN PUPUK SP-36 ABSTRACT

PENGARUH CAMPURAN MEDIA TUMBUH DAN DOSIS PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PEMBIBITAN

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill).

Respons Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Pemberian Kompos TKKS dan Jarak Tanam di Dataran Rendah

ANALISIS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani dan Hasmari Noer *)

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS TOMAT (Lycopersicum esculentum L.) DATARAN RENDAH TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK SKRIPSI.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kel. Gunung sulah, Kec.Way Halim, Kota Bandar

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kab. Serdang Bedagai dan analisis tanah di Laboratorium analitik PT. Nusa

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di Green House Laboratorium Pertanian

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) YANG DIBERI PUPUKKANDANG AYAM DENGAN KERAPATAN TANAM BERBEDA

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Terhadap Pemberian Pupuk Bokashi dan Frekuensi Pembumbunan

PENGARUH KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR DAN MACAM VARIETAS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.

TINJAUAN PUSTAKA. yang baik yaitu : sebagai tempat unsur hara, harus dapat memegang air yang

PENGARUH JENIS DAN DOSIS PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KROKOT LANDA (Talinum triangulare Willd.)

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

Pengaruh Tiga Jenis Pupuk Kotoran Ternak (Sapi, Ayam, dan Kambing) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria Humidicola

PENGARUH KOMBINASI TAKARAN PUPUK UREA DAN SP-36 TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium fistulosum L,) Alumni Fakultas Pertanian 2)

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK N (ZA) TERHADAP PERTUMBUHAN SERTA PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L)

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK VERMIKOMPOS DAN INTERVAL PENYIRAMAN PADA TANAH SUBSOIL SKRIPSI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS BAWANG MERAH(

Respons Pemberian Pupuk Hayati pada Beberapa Jarak Tanam Pertumbuhan dan Produksi Kailan (Brassica oleraceae var. acephala)

APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENGGUNAAN MIKRO ORGANISME LOKAL LIMBAH RUMAH TANGGA DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L)

ABSTRACT. APLIKASI BEBERAPA JENIS COMPOST TEA TERHADAP PERUBAHAN JUMLAH MIKROORGANISME TANAH INCEPTISOL, PRODUKSI DAN KUALITAS SAWI (Brassica juncea)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

Pengaruh Populasi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) dan Jagung (Zea mays L.) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Pada Sistem Pola Tumpang Sari

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN KONSENTRASI PUPUK DAUN NU-CLEAR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN STRAWBERRY

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu,

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI MAIN NURSERY TERHADAP KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN PUPUK FOSFAT

Respon Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Ubi(Ipomoea batatas L.) jalar Terhadap Pemberian Paclobutrazol

Respons Dua Varietas Kedelai (Glycine max (L.) Merrill.) pada Pemberian Pupuk Hayati dan NPK Majemuk

327. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.2, Maret 2013 ISSN No

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.2, April 2017 (35):

TINJAUAN PUSTAKA. Subdivisio Angiospermae, Klas Monocotyledoneae, Ordo Liliaceae Family:

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DENGAN PEMBERIAN PUPUK HAYATI PADA BERBAGAI MEDIA TANAM

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

PENGARUH BOKASHI SEKAM PADI TERHADAP HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays, L Sacharata) PADA TANAH ULTISOL

Transkripsi:

952. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.4, September 2013 ISSN No. 2337-6597 PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DENGAN PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN EM 4 (Effective Microorganisms 4 ) Ashrafida Rahmah 1*, Rosita Sipayung 2, Toga Simanungkalit 2 1 Alumni Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian USU, Medan 2 Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian USU, Medan *Corresponding author : E-mail : kindly_girl90@yahoo.com ABSTRACT Shallot is the one of leading vegetable which has long been cultivated by farmers intensive, the low yields of shallot in Indonesia is caused by the use of low quality seeds and planting medium that is not good. Efforts to increase onion yields, among others by chicken manure and EM 4. This research has been conducted to obtain the optimal dose the effect of chicken manure and EM 4 application on the growth and yield of the shallot. Research was conducted on Jalan Pasar Satu, Medan Selayang, Medan with a height of 25 m above sea level on June to August 2012. using randomized block design of two factors, the factors are chicken manure (0, 40, 80, 120 g / plant) and EM 4 (0, 3.5, 7 cc / l of water). The parameters observed were plant height, tillers number, leaf number, wet weight per sample, wet weight per plot, dry weight per sample, dry weight per plot and clove number. The results showed that treatment of chicken manure significantly influenced all the parameters in which a dose of 120 g / plant showed the highest yields. EM 4 treatment significantly influenced the parameters of wet weight per plot and dry weight per plot. Interaction of both treatments significantly influenced wet weight per plot, dry weight per plot, and the cloves number per sample. Key words : shallot, chicken manure, EM 4 ABSTRAK Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif, rendahnya produksi bawang merah di Indonesia disebabkan oleh penggunaan bibit yang kurang bermutu dan media tanam yang kurang baik. Upaya peningkatan produksi bawang merah dapat dilakukan antara lain dengan pemberian pupuk kandang ayam dan EM 4. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis tertentu pupuk kandang ayam dan EM 4 yang sesuai untuk pertumbuhan dan produksi bawang merah yang dilaksanakan di lahan masyarakat Jalan Pasar 1 Kecamatan Medan Selayang, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter di atas permukaan laut pada Juni-Agustus 2012 menggunakan rancangan acak kelompok faktorial dengan dua faktor yaitu pupuk kandang ayam (0, 40, 80, 120 g/tanaman) dan EM 4 (0, 3.5, 7 cc/l air). Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah anakan per rumpun, jumlah daun per rumpun, bobot basah umbi per sampel, bobot kering umbi per sampel, bobot basah umbi per plot, bobot kering umbi per plot, dan jumlah siung per sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pupuk kandang ayam berpengaruh nyata terhadap semua parameter dimana dosis 120 g/tanaman menunjukkan hasil tertinggi. Perlakuan EM 4 berpengaruh nyata terhadap parameter bobot basah umbi per plot dan bobot kering per plot. Interaksi kedua perlakuan berpengaruh nyata terhadap parameter bobot basah umbi per plot, bobot kering umbi per plot, dan jumlah siung per sampel. Kata kunci : bawang merah, pupuk kandang ayam, EM 4

953. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.4, September 2013 ISSN No. 2337-6597 PENDAHULUAN Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif, meskipun minat petani terhadap bawang merah cukup kuat, namun dalam proses budidayanya masih ditemui berbagai kendala, baik kendala yang bersifat teknis maupun ekonomis (Sumarni dan Hidayat, 2005). Produksi bawang merah provinsi Sumatera Utara pada tahun 2009 menurut Dinas Pertanian yang di kutip dari BPS (2010) adalah 12.655 ton, sedangkan kebutuhan bawang merah mencapai 66.420 ton. Dari data tersebut, produksi bawang merah Sumatera Utara masih jauh di bawah kebutuhan Untuk meningkatkan produksi bawang merah adalah dengan mengoptimalkan penggunaan lahan dan pemberian pupuk yang optimal. Pemberian pupuk organik sangat baik digunakan untuk memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah, meningkatkan efektifitas mikroorganisme tanah dan lebih ramah terhadap lingkungan (Yetti dan Elita, 2008). Menurut Musnamar (2003) pupuk kandang adalah pupuk organik yang berasal dari kotoran hewan. Hewan ternak yang banyak dimanfaatkan kotorannya antara lain ayam, kambing, sapi, kuda, dan babi. Kotoran yang dimanfaatkan biasanya berupa kotoran padat atau cair yang digunakan secara terpisah maupun bersamaan. EM 4 merupakan salah satu larutan biologi tanah, mempercepat dekomposisi bahan organik karena mengandung bakteri asam laktat yang dapat memfermentasikan bahan organik yang tersedia dan dapat diserap langsung oleh perakaran tanaman. Penggunaan EM 4 mempunyai beberapa keuntungan yang dapat meningkatkan produksi tanaman dan mengatur keseimbangan mikroorganisme tanah (Budyanto et.al. 2009). EM 4 mampu meningkatkan dekomposisi limbah dan sampah organik, meningkatkan ketersediaan nutrisi tanaman serta menekan aktivitas serangga hama dan mikroorganisme patogen, EM 4 juga dapat digunakan untuk mempercepat pengomposan sampah organik atau kotoran hewan Dengan pemberian pupuk kandang ayam dan penggunaan EM 4 dengan dosis tertentu diharapkan mampu meningkatkan ketersediaan unsur hara/bahan organik tanah dan mampu meningkatkan pertumbuhan dan produksi bawang merah.

954. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.4, September 2013 ISSN No. 2337-6597 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan produksi bawang merah (Allium ascalonicum L.) pada aplikasi pupuk kandang ayam dan pemberian EM 4 (Effective microorganisms 4 ). BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di lahan masyarakat Jalan Pasar 1 Kecamatan Medan Selayang, Medan dengan ketinggian +25 meter diatas permukaan laut, pada 10 Juni 2012 sampai 29 Agustus 2012. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit bawang merah varietas Kuning, Pupuk kandang ayam, EM 4, air, fungisida organik berbahan aktif Trichoderma, insektisida organik berbahan aktif Beuveria spp.. sedangkan alat yang digunakan adalah cangkul, gembor, meteran, timbangan, label sampel, alat tulis, dll. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan dua faktor perlakuan dan 3 ulangan. Faktor pertama adalah pupuk kandang ayam (P) dengan dosis 0 g/tanaman; 40 g/tanaman; 80 g/tanaman; 120 g/tanaman. Faktor kedua adalah EM 4 (E) dengan konsentrasi 0 cc/liter air; 3.5cc/Liter air; 7 cc/liter air. Pelaksanaan penelitian yang dilakukan adalah persiapan media, media tanam yang digunakan adalah tanah topsoil yang berasal dari daerah tuntungan. Tanah dimasukkan dalam polibag dengan ukuran 18 cm x 20 cm (5 kg). Kemudian aplikasi pupuk kandang ayam yang dilakukan 1 kali pada 1 minggu sebelum tanam. Aplikasi EM 4 dilakukan sebanyak 6 kali yaitu dari awal penanaman sampai 6 MST dengan interval waktu 1 minggu sekali sesuai dengan konsentrasi perlakuan yaitu 0 cc/l air, 3.5 cc/l air, dan 7 cc/l air, diaplikasikan langsung ke tanah sehingga dapat langsung terserap oleh tanah. Penanaman dilakukan dengan cara memasukkan umbi bibit ke lubang tanam yang telah dibuat di media tanam dalam polibag, untuk bibit yang akan dipakai, dipilih bibit yang tidak rusak dan busuk, bibit dipotong seperempat bagian lalu dikeringanginkan selama 1 malam. Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman yang dilakukan setiap hari yaitu pagi atau sore hari tergantung kondisi cuaca. Penyulaman dilakukan mulai awal pertumbuhan sampai umur 7 hari

955. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.4, September 2013 ISSN No. 2337-6597 setelah tanam (HST) dengan mengganti umbi busuk atau mati dengan umbi yang sehat serta mengganti umbi yang tidak tumbuh dengan tanaman transplanting. Penyiangan dilakukan setiap 1 minggu sekali. Penyiangan dilakukan secara manual dengan cara mencabut gulma, lalu pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan. Pembumbunan bertujuan untuk menjaga agar tanaman tidak mudah rebah dan untuk merangsang pertumbuhan tanaman. Dilakukan dari awal pertanaman sampai munculnya umbi. Pengendalian penyakit dilakukan dengan fungisida organik berbahan aktif jamur Trichoderma, dengan konsentrasi 7 g/l dan hama dicegah dengan insektisida organik berbahan aktif jamur Beuveria spp. dengan konsentrasi 7 g/l selama 1 minggu sekali. Panen dilakukan pada 65 HST dengan kriteria panen antara lain adalah 60-70% leher daun lemas, daun menguning, umbi padat tersembul sebagian di atas tanah, dan warna kulit mengkilap. Setelah panen dilakukan pengeringan, pengeringan dilakukan dengan cara mengeringanginkan umbi bawang merah yang telah dibersihkan dari akarnya pada ruangan dengan suhu rata-rata 27-28 C dengan cara menebar/membentang umbi diatas plastik. Pengeringan dilakukan selama 1 minggu setelah dilakukan penimbangan bobot basah. Peubah amatan yang diamati adalah tinggi tanaman (cm), jumlah anakan per rumpun (anakan), jumlah daun per rumpun (helai), bobot basah umbi per sampel (g), bobot kering umbi per sampel (g), bobot basah umbi per plot (g), bobot kering umbi per plot (g) dan jumlah siung per sampel (siung). Data hasil penelitian dianalisis dengan sidik ragam, jika terdapat sidik ragam yang nyata, maka dilanjutkan dengan menggunakan Uji Beda Rataan berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5 %. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari penelitian ini dilihat bahwa dosis pupuk kandang ayam berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman (Tabel 1), jumlah anakan per rumpun (Tabel 2), jumlah daun per rumpun (Tabel 3).

956. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.4, September 2013 ISSN No. 2337-6597 Tabel 1. Tinggi tanaman (cm) bawang merah pada beberapa dosis pupuk kandang ayam dan EM 4 umur 6 MST Konsentrasi Dosis Pupuk Kandang Ayam (g/tanaman) Rataan E0 = 0 19.84 31.24 35.93 36.77 30.94 E1 = 3.5 16.06 32.21 37.41 38.33 31.00 E2 = 7 18.41 31.25 35.82 37.15 30.66 Rataan 18.10 a 31.57 ab 36.38 b 37.42 b 30.87 Tabel 2. Jumlah anakan per rumpun (anakan) bawang merah pada beberapa dosis pupuk kandang ayam dan EM 4 umur 6 MST Konsentrasi Dosis Pupuk Kandang Ayam (g/tanaman) Rataan E0 = 0 4.27 5.13 6.27 5.33 5.25 E1 = 3.5 5.00 5.00 5.60 7.00 5.65 E2 = 7 3.73 5.33 6.40 5.53 5.25 Rataan 4.33 a 5.16 ab 6.09 b 5.96 b 5.38 Tabel 3. Jumlah daun per rumpun (helai) bawang merah pada beberapa dosis pupuk kandang ayam dan EM 4 umur 6 MST Konsentrasi Dosis Pupuk Kandang Ayam (g/tanaman) Rataan E0 = 0 15.80 24.00 37.00 32.00 27.20 E1 = 3.5 16.93 21.67 31.93 40.93 27.87 E2 = 7 13.80 25.47 32.87 33.47 26.40 Rataan 15.51 a 23.71 b 33.93 c 35.47 c 27.16 Tabel.1, Tabel.2 dan Tabel.3 menunjukkan bahwa perlakuan pupuk kandang ayam berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah anakan per rumpun, jumlah daun per rumpun. Hal ini diduga karena pupuk kandang ayam selain mempunyai unsur hara yang cukup dan lengkap seperti unsur hara makro dan mikro, pupuk kandang juga memperbaiki struktur tanah, menambah kandungan hara, bahan organik tanah, meningkatkan kapasitas menahan air dan meningkatkan kapasitas tukar kation yang menyebabkan pertumbuhan akar menjadi lebih baik yang akhirnya dapat membantu tanaman bawang merah dalam pertumbuhannya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sutedjo dan Kartasapoetra (1990) yang menyatakan bahwa pupuk kandang ayam dianggap sebagai pupuk lengkap karena selain menimbulkan tersedianya unsur hara bagi tanaman

957. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.4, September 2013 ISSN No. 2337-6597 juga mengembangkan kehidupan mikroorganisme didalam tanah sehingga dapat memperbaiki struktur agregat tanah. Tanaman bawang merah akan mampu tumbuh dengan baik karena unsurunsur yang dibutuhkannya tersedia, sebagaimana diketahui bahwa pertumbuhan tanaman merupakan bagian dari pembelahan sel dan perpanjangan sel. Proses ini membutuhkan karbohidrat, air, unsur hara dan hormon-hormon tertentu. Perlakuan pupuk kandang ayam berpengaruh nyata terhadap parameter bobot basah umbi per sampel (Tabel 4) dan bobot kering umbi per sampel (Tabel 5). Tabel 4. Bobot basah umbi per sampel (g) bawang merah pada beberapa dosis pupuk kandang ayam dan EM 4 Konsentrasi Dosis Pupuk Kandang Ayam (g/tanaman) Rataan E0 = 0 14.06 30.93 47.41 47.66 35.02 E1 = 3.5 12.57 35.15 45.80 51.72 36.31 E2 = 7 12.26 33.62 44.02 49.90 34.95 Rataan 12.96 a 33.23 b 45.74 c 49.76 c 35.43 Tabel 5. Bobot kering umbi per sampel (g) bawang merah pada beberapa dosis pupuk kandang ayam dan EM 4 Konsentrasi Dosis Pupuk Kandang Ayam (g/tanaman) Rataan E0 = 0 9.40 25.53 37.33 37.40 27.41 E1 = 3.5 8.76 27.65 37.43 38.39 28.06 E2 = 7 7.69 25.83 35.76 39.11 27.10 Rataan 8.62 a 26.34 b 36.84 c 38.30 c 27.52 Tabel.4 dan Tabel.5 menunjukkan bahwa perlakuan pupuk kandang ayam berpengaruh nyata terhadap parameter bobot basah umbi per sampel, bobot kering umbi per sampel dengan rataan tertinggi terdapat pada perlakuan P3 (120 g). Hal ini diduga karena tingkat pertumbuhan yang terus meningkat dengan adanya pemberian pupuk kandang ayam dengan dosis yang besar sehingga mencukupi kebutuhan kandungan unsur hara untuk tanaman, semakin meningkatnya pemberian dosis pupuk kandang ayam maka pertumbuhan tanamannya semakin baik pula sehingga meningkatkan produksinya. Dimana dengan pemberian pupuk kandang ayam, akan meningkatkan pertumbuhan

958. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.4, September 2013 ISSN No. 2337-6597 bawang merah dan proses fisiologis dalam jaringan tanaman pun akan berjalan dengan baik, sehingga hasil fotosintesa ditranslokasikan kedalam umbi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Nyakpa et.al. (1998) yang menyatakan bahwa untuk membentuk jaringan tanaman dibutuhkan unsur hara, dengan adanya unsur hara yang seimbang akan menambah berat tanaman. Perlakuan pemberian EM 4 berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah anakan per rumpun, jumlah daun per rumpun, bobot basah umbi per sampel dan bobot kering umbi per sampel. Hal ini diduga karena EM 4 belum dapat terserap maksimal oleh tanah karena pengaruh cuaca pada saat penelitian yang dominan hujan, sehingga tanah tergenang oleh air dan sebagian hanyut/tercuci, sehingga unsur hara EM 4 yang diserap oleh akar tanaman menjadi berkurang. Selain itu EM 4 ini juga harus didukung oleh tersedianya bahan organik (pupuk kandang ayam) dan populasi mikroorganisme yang menguraikan pupuk kandang ayam menjadi tersedia didalam tanah, diduga dengan pemberian EM 4 saja dengan konsentrasi 3.5 cc/l air dan 7 cc/l air tidak memberikan pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman. Hal ini sesuai dengan pernyataan Higa, dkk. (2002) yang menyatakan EM 4 mendekomposisikan bahan organik yang berlangsung secara fermentasi. Proses ini akan menghasilkan senyawa-senyawa organik berupa asam amino, asam laktat, gula, alkohol, vitamin, protein dan senyawa organik lainnya yang dapat mengikat ion-ion yang dibutuhkan oleh tanaman. Pemberian EM 4 berpengaruh tidak nyata terhadap bobot basah umbi per sampel dan bobot kering umbi per sampel tetapi berpengaruh nyata pada bobot basah umbi per plot dan bobot kering per plot. Hal ini diduga karena bobot per sampel belum bisa mewakili untuk tanaman bawang merah, berbeda halnya dengan bobot per plot yang sudah mencakup keseluruhan tanaman bawang merah sehingga bobot plot menghasilkan pengaruh yang nyata dengan pemberian EM 4. Tidak adanya interaksi antara pemberian pupuk kandang ayam dan EM 4 pada parameter tinggi tanaman, jumlah anakan per rumpun, jumlah daun per rumpun, bobot basah umbi per sampel dan bobot kering umbi per sampel diduga akibat faktor lingkungan yaitu iklim. Pada saat penelitian cuaca dominan hujan (Gambar 1), dan membuat keadaan tanah lembab dan tergenang air pada saat

Curah Hujan (mm) 959. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.4, September 2013 ISSN No. 2337-6597 pengaplikasian EM 4, sehingga EM 4 terhambat terserap oleh tanah dan tidak optimalnya penyerapan EM 4 karena banyaknya air hujan pada permukaan tanah, kondisi lingkungan yang tidak sesuai dapat menyebabkan sebagian mikroorganisme yang terkandung dalam EM 4 tersebut mati. Hal ini sesuai dengan pernyataan Gardner et.al. (1991) yang menyatakan bahwa pertumbuhan tanaman lebih dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti cahaya, suhu, iklim, CO 2. Menurut pernyataan Indriani (2003) Proses fermentasi bahan organik akan berlangsung dalam kondisi anaerob, kandungan air sedang 30-40%, adanya mikroorganisme fermentasi, suhu sekitar 40-50 C dan ph 5,5-7. Kondisi tersebut juga mengakibatkan kandungan unsur hara banyak yang hilang seperti unsur P dan K sehingga kebutuhan unsur hara untuk pembentukan umbi mengalami kekurangan. Hal ini dijelaskan dalam literatur Damanik et.al. (2011) yang menyatakan bahwa kalium sangat dibutuhkan untuk pembentukan pati dan translokasi hasil-hasil fotosintesis seperti gula. Pada tanaman padipadian unsur ini berperan dalam pembentukan umbi dan pada tanaman umbi-umbian untuk pembentukan umbi. Sedangkan fosfor berperan dalam pembentukan lemak dan albumin, pembentukan buah, bunga dan biji (fase generatif) serta merangsang perkembangan akar. 500 400 300 200 100 0 396.6 291.8 87.6 123.9 Juni Juli Agustus September Bulan Gambar 1.. Rataan curah hujan dari bulan Juni sampai September 2012 Sumber : BMKG wilayah I Medan, 2012 Interaksi perlakuan pupuk kandang ayam dan EM 4 berpengaruh nyata terhadap parameter bobot basah umbi per plot (Tabel 6), bobot kering umbi per plot (Tabel 7) dan jumlah siung per sampel (Tabel 8).

960. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.4, September 2013 ISSN No. 2337-6597 Tabel 6. Bobot basah umbi per plot (g) bawang merah pada beberapa dosis pupuk kandang ayam dan EM 4 Konsentrasi Dosis Pupuk Kandang Ayam (g/tanaman) Rataan E0 = 0 125.07 ab 183.00 b 429.43 def 488.23 efg 306.43 a E1 = 3.5 95.37 a 287.40 c 419.37 de 480.00 fg 320.53 b E2 = 7 91.90 a 306.83 c 405.00 d 496.47 g 325.05 b Rataan 104.11 a 259.08 b 417.93 c 488.23 d 317.34 Tabel 7. Bobot kering umbi per plot (g) bawang merah pada beberapa dosis pupuk kandang ayam dan EM 4 Konsentrasi Dosis Pupuk Kandang Ayam (g/tanaman) Rataan E0 = 0 85.70 a 146.43 b 339.20 ef 391.90 fg 240.81 a E1 = 3.5 66.83 a 224.33 c 315.40 de 359.20 efg 241.44 b E2 = 7 56.07 a 264.03 cd 331.23 ef 403.00 g 263.58 b Rataan 69.53 a 211.60 b 328.61 c 384.70 d 248.61 Tabel 8. Jumlah siung per sampel (siung) bawang merah pada beberapa dosis pupuk kandang ayam dan EM 4 Konsentrasi Dosis Pupuk Kandang Ayam (g/tanaman) Rataan E0 = 0 3.27 a 5.60 cd 8.53 f 5.07 c 5.62 E1 = 3.5 5.07 c 5.27 c 6.13 de 8.13 f 6.15 E2 = 7 4.20 b 5.47 cd 5.60 cd 6.67 e 5.48 Rataan 4.18 a 5.44 b 6.76 c 6.62 c 5.75 Tabel 6, Tabel 7 dan Tabel 8 menunjukkan bahwa parameter bobot basah umbi per plot, bobot kering umbi per plot dan jumlah siung per sampel menunjukkan pengaruh nyata pada interaksi antara pupuk kandang ayam dan EM 4 dimana kedua interaksi dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman bawang merah dengan rataan tertinggi pada perlakuan P3E2 untuk parameter bobot basah umbi per plot yaitu 496.47 g dan 403 g untuk parameter bobot kering umbi per plot. Hal ini diduga karena EM 4 yang merupakan larutan biologi tanah telah mendekomposisikan bahan organik (pupuk kandang ayam) sehingga meningkatkan ketersediaan nutrisi tanaman dengan cara

961. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.4, September 2013 ISSN No. 2337-6597 mengaktifkan mikroorganisme yang ada didalam tanah tersebut sehingga memacu pertumbuhan dan produksi tanaman. Hal ini sesuai dengan pernyataan Budyanto, et.al. (2009) yang menyatakan bahwa EM4 berfungsi untuk meningkatkan ketersediaan nutrisi tanaman dan mempercepat pengomposan sampah organik dan kotoran hewan. Diketahui bahwa pupuk kandang ayam dan EM 4 sama-sama berfungsi meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman (Hilman dan Suwandi, 1990), dengan meningkatnya pertumbuhan tanaman bawang merah, maka meningkat pula luas bidang fotosintesa yang akan memperbesar assimilasi yang akan ditranslokasikan ke umbi, sebagaimana diketahui bahwa fotosintesa dan respirasi merupakan faktor penentu dari tanaman sehingga akan mendukung produksinya pula. Dengan kata lain penghasil fotosintat bertambah yang akhirnya akan meningkatkan penimbunan hasil-hasil fotosintesa ke dalam umbi, sehingga umbi yang dihasilkan akan lebih banyak dan besar-besar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Tampubolon (1994) yang menyatakan bahwa fotosintesa dan respirasi merupakan faktor penentu dari tanaman. Pemberian EM 4 pada parameter bobot basah umbi per plot (Tabel 6) dan bobot kering umbi per plot (Tabel 7) menunjukkan pengaruh nyata juga, dapat dilihat dari rataan tertinggi pada konsentrasi E2 (7 cc/l air) dan terendah pada konsentrasi E0 (o cc/l air), Hal ini diduga karena rutinnya pemberian EM 4 setiap minggunya yang menyebabkan tersedianya unsur hara yang lebih banyak pada tanaman bawang merah tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan Budyanto et.al. (2009) yang menyatakan bahwa pemberian EM 4 pada tanaman tomat dan bawang merah dengan interval 1 minggu mendapatkan rata-rata hasil terbaik setelah pertumbuhan vegetatif. Hal ini disebabkan dengan pemberian EM 4 secara rutin maka akan menyediakan unsur hara yang lebih banyak dibandingkan lainnya karena mempercepat dekomposisi perombakan didalam tanah karena mengandung bakteri asam laktat yang dapat memfermentasikan bahan organik yang tersedia dan dapat diserap langsung oleh tanaman.

962. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.4, September 2013 ISSN No. 2337-6597 KESIMPULAN Dari penelitian ini dapat disimpulkan pemberian pupuk kandang ayam nyata meningkatkan tinggi tanaman, jumlah anakan pe rumpun, jumlah daun, bobot basah umbi per sampel, bobot kering umbi per sampel, bobot basah umbi per plot, bobot kering umbi per plot, dan jumlah siung per sampel. Secara umum pemberian pupuk kandang ayam 120 g/tanaman meningkatkan pertumbuhan dan produksi bawang merah. Pemberian EM 4 nyata meningkatkan bobot basah umbi per plot dan bobot kering umbi per plot, dimana hasil tertinggi diperoleh pada perlakuan EM 4 dengan konsentrasi 7 cc/l air. Interaksi perlakuan pupuk kandang ayam dan EM 4 juga nyata meningkatkan bobot basah umbi per plot, bobot kering umbi per plot dan jumlah siung per sampel. Bobot basah umbi per plot dan bobot kering umbi per plot yang tertinggi diperoleh pada kombinasi perlakuan pemberian pupuk kandang ayam dosis 120 g/tanaman dengan konsentrasi EM 4 7 cc/l air. DAFTAR PUSTAKA Budyanto, E. C., A.F. Aziez, dan Haryuni. 2009. Pengaruh Pemberian EM4 dan Interval Waktu Aplikasi Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tomat. Diakses dari http://www.docstoc.com/docs/81292275/the-influence-of-em-4-concentrate-differencegiving-and-time. [18 Januari 2012] Gardner, F. P., R. B. Pearce, dan R. L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. UI Press, Jakarta Hilman, Y. dan Suwandi. 1990. Pengaruh Penggunaan Pupuk Nitrogen dan Fosfat pada Bawang Merah. Kerjasama Balai Penelitian Hortikultura dengan Petrokimai Gresik. Indriani, Y. H.. 2003. Membuat Kompos Secara Kilat. Penebar Swadaya, Jakarta. Musnamar, E. I., 2003. Pupuk Organik Padat Pembuatan dan Aplikasi. Penebar Swadaya, Jakarta. Nyakpa, M.Y., Lubis A., Nugroho S. G., Saul M. R., Diha M. A., Honh G. B., Bailey H. H. 1998. Kesuburan Tanah. Universitas Lampung. Lampung. Silalahi, F.H., 1996. Hubungan Pemberian Limbah Kelapa Sawit dengan Pertumbuhan dan Produksi Ercis. Jurnal Hortikultura. Puslitbang Hortikultura. Jakarta. Sunarjono, H. H., 2003. Bertanam 30 jenis Sayur. Penebar Swadaya, Jakarta. Sumarni dan Hidayat. 2005. Panduan Teknis PTT Bawang Merah No.3. Balai Penelitian Sayuran IPB. http://agroindonesia.co.id [1 September 2010]. Sutedjo, M. M, dan A.G. Kartasapoetra, 1990. Pengantar Ilmu Tanah, Bina Aksara, Jakarta.

963. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.4, September 2013 ISSN No. 2337-6597 www.bps.go.id. 2010. Sumatera Utara Dalam Angka. Badan Pusat Statistik. Provinsi Sumatera Utara, Medan.[3 Maret 2012] Yetti, H, dan Elita, E., 2008. Penggunaan Pupuk Organik dan KCL pada Tanaman Bawang Merah. Sagu Vol. 7 No. 1:13-18. Fakultas Pertanian Universitas Riau, Riau.