Oleh: Abu Khoiri BAGIAN ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS JEMBER 2012

dokumen-dokumen yang mirip
Agus Samsudrajat S, SKM STIKes Kapuas Raya Sintang. Agus S S/polindes/STIKes KR

KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN BAYI DI KAB TRENGGALEK

KERANGKA ACUAN PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu prioritas yang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN. Lia Amalia (

PELAYANAN KESEHATAN PEDULI REMAJA (PKPR)

MANUAL RUJUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB 1 PENDAHULUAN. bersalin dan nifas. Namun demikian banyak faktor yang membuat teknologi

BAB I PENDAHULUAN. 58,9/ kelahiran hidup, angka ini mengalami peningkatan dibandingkan AKI

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sasaran Milenium Development Goals (MDGs) telah menunjukkan menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (BAPPENAS, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan dan kesejahteraan ibu merupakan unsur utama dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Faktor resiko kematian ibu dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi,

FORUM NASIONAL II : Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia. Nizwardi Azkha,SKM,MPPM,M,Pd,M,Si PSIKM FK Unand Padang

DETERMINAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CAMPALAGIAN KABUPATEN POLEWALI MANDAR TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. minggu pertama kehidupan dan 529 ribu ibu meninggal karena penyebab yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan AKI di negara-negara ASEAN, penolong persalinan adalah hal yang

Pendekatan Kebijakan di Hulu. Maria Agnes Etty Dedy Disajikan dalam Forum Nasional IV Kebijakan Kesehatan Indonesia Kupang, 4 September 2013

BAB I PENDAHULUAN. Cakupan pelayanan lengkap ibu hamil K1 di Kabupaten Banyumas 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan tantangan yang lebih sulit dicapai dibandingkan dengan target Millenium

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sasaran Milenium Development Goals (MDGs) telah menunjukkan menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (BAPPENAS, 2010).

Rakerkesnas Regional Tengah Bali, Februari 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Tingginya AKI di suatu negara menunjukkan bahwa negara tersebut

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dilakukan di negara berkembang termasuk Indonesia. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. kandungan, saat kelahiran dan masa balita (dibawah usia lima tahun).

EVALUASI PERSIAPAN PUSKESMAS PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI DASAR (PONED) DI KABUPATEN BREBES TAHUN 2012

146 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

KERANGKA ACUAN KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi ibu selama kehamilan, melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi

BAB I LATAR BELAKANG. nifas, bayi baru lahir, dan kontrasepsi (Manuaba, 2014; h.28).

KEBIJAKAN DASAR PUSKESMAS (Kepmenkes No 128 th 2004) KEBJK DSR PUSK

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eka Fitriani, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. (GSI), safe motherhood, program Jaminan Persalinan (Jampersal) hingga program

UPAYA MENINGKATKAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN MELALUI PUBLIC RELATION (PR)

Analisis Implementasi Kebijakan Jaminan Persalinan Dalam Meningkatkan Cakupan Persalinan Tenaga Kesehatan di Kabupaten Situbondo Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. Banyak kejadian komplikasi dari proses kehamilan, persalinan, hingga nifas yang mengarah terjadinya angka kematian ibu.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan puskesmas (Permenkes RI,2014). Angkat Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda-beda yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap Angka Kematian Bayi

Pengaruh Pelaksanaann Kelas Ibu Hamil Terhadap Pengetahuan Tentang Persiapan Persalinan

PENGUATAN YANKES DI DTPK MELALUI PROGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN PENDEKATAN KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan masalah nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. Profil Kesehatan RI (2015) mengalami penurunan. Tercatat tahun 2012 sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. AKI yaitu perdarahan, infeksi, hipertensi, gangguan sistem peredaran darah,

Filosofi. Mendekatkan Akses pelayanan kesehatan yg bermutu kepada masyarakat. UKM_Maret

EVALUASI PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK

PengalamanJabardalam PeningkatanKompetensiBidan. Alma lucyati

KerangkaAcuanKegiatan Program Perencanaan, Persalinan Dan PencegahanKomplikasi( P4K )

Teori Barang Publik (II)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kualitas sumber daya manusia (SDM) pada generasi. mendatang. Kematian ibu menurut WHO didefinisikan sebagai kematian

ANALISIS ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN OLEH IBU BERSALIN DI KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2013

TINGKAT PENGETAHUAN BIDAN DESA DI KABUPATEN JEMBER TERHADAP PROGRAM JAMPERSAL

BAB I PENDAHULUAN. Kematian seorang ibu sewaktu hamil atau dalam waktu 42 hari. sesudah berakhirnya kehamilan tidak bergantung pada tempat, maupun

BAB I PENDAHULUAN. terselenggara dengan sebaik-baiknya. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. menentukan derajat kesehatan masyarakat dan keberhasilan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu yang terkait dengan masa kehamilan, persalinan, dan nifas.

SEJARAH PUSKESMAS Puskesmas

KAJIAN IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN DI PUSKESMAS PERTIWI DAN PUSKESMAS JUMPANDANG BARU KOTA MAKASSAR TAHUN 2012

KEBIJAKAN PELAYANAN KESEHATAN PRIMER DI WILAYAH DTPK

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai dampak yang besar terhadap pembangunan di bidang kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini masih cukup tinggi. Menurut Riset Kesehatan Dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diberikan oleh petugas kesehatan yang tidak lain tujuannya untuk memelihara

BAB I PENDAHULUAN. indikator, diantaranya adalah Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka. (Kementerian Kesehatan Indonesia, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. dalam Millenium Development Goals (MDG) yaitu goal ke-4 dan ke-5. Target

PENELITIAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA PEMAKAIAN IUD POST PLASENTA. Risneni*, Mugiati*

MOTIVASI BIDAN DESA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS BERGAS, KABUPATEN SEMARANG. Natalia Desty Kartika Sari

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan Ibudan Anak (KIA)merupakan masalah kesehatan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki risiko sejak awal kehamilan.pemeriksaan dini diperlukan untuk. mendeteksi faktor risiko (Rukiyah, 2010; h.3).

EVALUASI PELAYANAN PERSALINAN OLEH BIDAN DESA SELAMA PELAKSANAAN PROGRAM JAMPERSAL DI PUSKESMAS SALOMEKKO KABUPATEN BONE SULAWESI SELATAN TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada tahun 2008 dilaporkan bahwa jumlah kematian. ibu di 172 negara di seluruh dunia sebesar 358.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang memperlihatkan perbedaan yang mencolok bila dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. Menurunkan Angka Kematian Anak dan meningkatkan Kesehatan Ibu. adalah dua dari delapan tujuan Millenium Development Goals (MDGs)

BAB I PENDAHULUAN. waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah Indonesia selalu mengupayakan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kematian ibu setiap tahun kurang lebih orang dan mayoritas kematian terjadi di negara berkembang (WHO et

PEMANTAUAN WILAYAH SETEMPAT KESEHATAN IBU DAN ANAK (PWS-KIA) Tarwinah

Disampaikan pada : REFRESHING KADER POSYANDU Kabupaten Nias Utara Tahun 2012

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

Laporan Monev VIII Kualitatif MARIA AGNES E. D. DJEHA UNDANA 29 MEI 2013

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Indikator

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 42 hari setelah persalinan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu bersalin (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Millennium Development Goals (MDGs) kelima, berjalan. 200 selama dekade terakhir, meskipun telah dilakukan upaya-upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. keadaan keluarga dan sekitarnya secara umum. Penilaian status kesehatan dan

KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM AKSELERASI PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU

BAB I PENDAHULUAN. merupakan angka tertinggi dibandingkan dengan negara negara ASEAN lainnya.

Lustrum ke-13 FK-UGM Yogyakarta, 4 Maret 2011

MASALAH KEBIDANAN DI KOMUNITAS

BAB I PENDAHULUAN. emosional yang sangat besar bagi setiap wanita (Rusli, 2011). Kehamilan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dengan melihat indikator yang tercantum dalam Milenium

KESEHATAN IBU DAN ANAK. dr Dani MKes Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha 2015

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, mencapai pendidikan dasar untuk

BAB I PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MGD s) atau tujuan pembangunan milenium

BAB 1 PENDAHULUAN. rahim ibu. Lamanya hamil adalah 280 hari dihitung dari hari pertama haid terakhir

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perlu dilakukan secara bersama-sama dan berkesinambungan oleh para

Transkripsi:

Oleh: Abu Khoiri BAGIAN ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS JEMBER 2012

BAB 1. PENDAHULUAN Pembangunan Kesehatan rawannya derajat KIA, ditandai AKI & AKB Kab. Jember, AKB & AKI : a. AKB 2007 (285); 2008 (310); 2009 (287); 2010 (428); 2011 (439). b. AKI 2007 (40); 2008 (37); 2009 (37); 2010 (55); 2011 (54). Penyebab: AKB bds penelitian Fallih: Kasus TN. AKI menurut Susanto, Ketua KIBBLA Kab. Jember (perdarahan, eklamsia, infeksi, dll); faktor SDM; menurut Djunaidy (persalinan dukun bayi).

AKI & AKB Sasaran pencapaian tujuan pembangunan kesh. dan MDGs Kebijakan Jampersal dari Kemenkes RI (2011). Harapan pemerintah Kab. Jember thdp pertolongan persalinan bumil oleh tenakes di era Jampersal blm dpt terpenuhi.

Tabel 1.2. Pertolongan Persalinan oleh Non Tenaga Kesehatan di Wil. Ker. Puskesmas Kab. Jbr Tahun 2011 Tabel 1.3. Pertolongan Persalinan oleh Dukun Bayi dan Bidan Tahun 2011 di Wil. Ker. Pkm Bangsalsari No. Wil. Ker. Pkm/ Kec. 1. Pkm Bangsalsari Kec. Bangsalsari 2. Pkm Rowotengah Kec. Sumberbaru 3. Pkm Sumberbaru Kec. Sumberbaru 4. Pkm Silo II Kec. Silo 5. Pkm Panti Kec. Panti 6. Pkm Silo I Kec. Silo Jumlah Persalinan oleh Dukun Bayi Jumlah Dukun Bayi 266 37 176 41 169 38 157 51 133 27 127 36 No. Bulan Jumlah Persalinan oleh Dukun Bayi (Non Tenaga Kesehatan) Jumlah Persalinan oleh Bidan (Tenaga Kesehatan) 1. Januari 27 72 2. Februari 21 66 3. Maret 21 66 4. April 27 64 5. Mei 25 75 6. Juni 19 73 7. Juli 11 83 8. Agustus 23 63 9. September 23 86 10. Oktober 19 80 11. Nopember 29 66 12. Desember 15 59 Total 266 853

Sebagian besar penyebab pertolongan persalinan dukun bayi di masy. dipengaruhi: 1. Keberadaan dukun bayi 2. Kemitraan bidan dan dukun bayi 3. Model perilaku masy. dlm memilih dan memanfaatkan tenaga penolong persalinan. Pendekatan model perilaku konsumen dari Henry Assael dengan memperhatikan: a. aspek karakteristik konsumen individual b. pengaruh-pengaruh lingkungan, dan c. penerapan dari perilaku konsumen (ibu bersalin) pada strategi pemasaran yang dilakukan oleh bidan atau dukun bayi. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengkaji secara ilmiah kejadian pertolongan persalinan dukun bayi di era jampersal tahun 2011 di Kabupaten Jember berdasarkan model perilaku ibu bersalin atas keputusannya untuk memilih dan memanfaatkan pertolongan persalinan dukun bayi di era Jampersal tahun 2011.

Tujuan : Melakukan kajian kejadian pertolongan persalinan dukun bayi (non nakes) di era jaminan persalinan (Jampersal) tahun 2011 di Wilayah Kerja Puskesmas Bangsalsari Kabupaten Jember.

METODE PENELITIAN Jenis penelitian: Penelitian Dekriptif Lokasi dan waktu penelitian: Wilayah Kerja Puskesmas Bangsalsari Kabupaten Jember pd bulan April s.d Juni 2012. Sasaran dan Penentuan Informan Penelitian: 1. Informan Kunci 3 Bidan di Wil. Ker. Pkm Bangsalsari (Tugusari, Tisnogambar, dan Petung). 2. Informan Utama 9 Ibu bersalin yang melahirkan ke dukun pada bulan Juni hingga Desember 2011 (era Jampersal 2011). 3. Informan Tambahan 9 Individu yang memiliki hubungan dekat dg ibu bersalin, 3 orang tokoh masyarakat, dan 3 orang dukun bayi yang melakukan pertolongan persalinan pada ibu bersalin di era Jampersal.

Teknik sampling atau penentuan informan yg digunakan dalam penelitian: Purposive Sampling. Fokus penelitian : Karakteristik informan utama (ibu bersalin) Pengaruh lingkungan: faktor budaya, geografis, dan kemitraan bidan dan dukun bayi. Penerapan dari perilaku informan utama trhdp strategi pemasaran bidan dan dukun bayi Pembuatan keputusan pemilihan dan pemanfaatan pertolongan persalinan oleh dukun bayi di era Jampersal 2011 yg dikaji melalui langkah-langkah proses pembuatan keputusan.

Data dan sumber data: a. Data data primer dan sekunder. b. Sumber data Teknik pengumpulan data wawancara mendalam, dokumentasi, dan triangulasi. Instrumen pengumpulan data panduan wawancara dengan dibantu oleh alat perekam suara dan alat tulis. Teknik Penyajian Data dan Analisis Data Teknik penyajian data Bentuk cerita detail sesuai bahasa dan pandangan informan. Hasil wawancara dikumpulkan dan diupayakan untuk dideskripsikan. Analisis data Induksi-Interpretasi-Konseptualisasi

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Gambaran Karakteristik Informan Utama 1. Karakteristik Kepribadian Informan a. Umur Keseluruhan usia informan utama menggambarkan usia ibu yang memiliki anak yakni usia dewasa dini (20-29 th) brjumlah 5 org dan dewasa madya (30-40 th) berjumlah 4 org. b. Pendidikan Sebagian besar latar belakang yang dimiliki oleh informan utama adalah pendidikan dasar (SD) dimiliki oleh 7 informan dan menengah (SMA/SMK) dimiliki oleh 2 informan shg berpengaruh pd pengambilan keputusan untuk pemilihan dan pemanfaatan persalinan dukun bayi di era Jampersal. c. Jumlah Anak Dari 9 informan utama terdapat 7 informan yg memiliki anak >1 dan 2 informan baru memiliki 1 anak. Keseluruhan memilih melahirkan ke dukun.

2. Kebutuhan akan Pertolongan Persalinan a. Kebutuhan akan pertolongan persalinan dari seluruh informan utama telah terpenuhi dg persalinan dari dukun bayi daripada bidan. (SM, Line 49) b. Alasan dan dasar kebutuhan informan utama lebih memilih memanfaatkan persalinan dari dukun sbg upaya pemenuhan kebutuhan akan persalinan, yakni: 1. Adanya keinginan dan atau bawaan dari bayi: disampaikan 3 informan. (SM, Line 45) 2. Rasa takut melahirkan ke bidan: disampaikan 2 informan. (AM, Line 36) 3. Adanya pengaruh dari lingkungan sekitar ataupun keluarga: disampaikan 3 informan. (AL, Line 43) 4. Kebutuhan akan pertolongan persalinan yang cepat dan mudah: disampaikan 4 informan. (SN, Line 39)

5. Rasa cocok dg dukun dan kebiasaan melahirkan ke dukun: disampaikan 2 informan. (SL, Line 26) 6. Perekonomian keluarga yg sulit untuk melahirkan ke bidan: disampaikan 1 informan. (HL, Line 32) 3. Persepsi thdp Pertolongan Persalinan a. Persepsi thdp Pertolongan Persalinan Dukun Bayi 7 informan utama menyatakan persalinan yang dilakukan oleh dukun bayi dapat memberikan kenyamanan & bagus sehingga menimbulkan rasa cocok dan terbiasa. (AM, Line 40) 2 informan utama yang menyatakan bahwa persalinan yang dilakukan oleh dukun memiliki rasa atau kesan yang sama dengan persalinan yang diberikan oleh bidan. (SM, Line 61)

b. Persepsi thdp Pertolongan Persalinan Bidan Sebagian besar informan utama menyatakan persalinan yang dilakukan oleh bidan merupakan persalinan yang sehat, aman, bersih, dan bagus. Beberapa informan utama juga menyatakan pertolongan persalinan yang diberikan oleh bidan hanya untuk pertolongan persalinan dengan penyulit dan persalinan oleh bidan memiliki rasa atau kesan yang sama dengan persalinan dukun bayi. (RM, Line 47) 4. Sikap terhadap Pertolongan Persalinan oleh Bidan dan Dukun Bayi Seluruh informan utama menerima keberadaan bidan dan dukun bayi di lingkungannya sebagai tenaga penolong persalinan. Wujud sikap penerimaan pada dukun bayi yg dilakukan seluruh informan utama yakni dg memanfaatkan dukun bayi selain sebagai tenaga penolong persalinan juga sebagai tenaga untuk membantu perawatan bayi; sebagai tenaga yang dapat memandu upacara adat.

Wujud sikap penerimaan informan utama terhadap keberadaan bidan di lingkungannya, yakni antara lain menerima bidan sebagai tenaga kesehatan penolong persalinan, tenaga kesehatan yang dapat memberikan pemeriksaan kesehatan dan kehamilan bagi masyarakat dan ibu hamil, juga sebagai tenaga untuk membantu perawatan bayi. Hanya satu orang informan utama yang tidak dapat menjelaskan dengan baik wujud sikap penerimaannya terhadap keberadaan bidan dikarenakan informan utama tersebut hanya satu kali mengakses bidan. Kesadaran masyarakat akan pertolongan persalinan yang sehat, aman, dan berkualitas melalui pertolongan persalinan oleh bidan masih kurang shg menyebabkan masyarakat masih memilih dan memanfaatkan persalinan dukun bayi di era Jampersal 2011 sebagai upaya dalam melahirkan bayinya.

2. Pengaruh-Pengaruh Lingkungan 1. Faktor Budaya a. Sosial Budaya (pembuatan keputusan tergantung pihak lain) 7 informan utama memiliki sosial budaya dengan pembuatan keputusan akan tenaga penolong persalinan yang masih tergantung kepada keputusan suami, mertua, orang tua, dll. (AL, Line 114) b. 3 informan utama menyatakan adanya budaya yang berlaku di lingkungan sekitar tempat tinggal yang hanya mau memilih dan memanfaatkan dukun bayi sebagai penolong kelahiran. (AL, Line 90) c. 4 informan utama memiliki rasa kepercayaan yang besar terhadap dukun bayi karena dukun bayi dirasa dapat menolong kelahiran bayi mereka dengan mudah, cepat, dan selamat. (AL, Line 78)

d. Faktor ketakutan pada pertolongan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan. 5 dari 9 informan utama memiliki rasa takut terhadap pertolongan persalinan yang diberikan oleh bidan. (AM, Line 83) e. Faktor mitos, tabu, nilai atau stigma. Seluruh informan utama tidak mempercayai kebudayaan yang meliputi mitos, ketabuan, nilai, atau stigma terkait kelahiran ke dukun bayi, begitu juga dengan masyarakat di lingkungan sekitar yang tidak memberlakukan budaya semacam itu. (SN, Line 80)

2. Faktor Geografis Sebagian besar informan utama menyatakan akses persalinan oleh dukun bayi lebih mudah dicapai daripada persalinan bidan atau fasilitas kesehatan. Keseluruhan informan utama mendapatkan pertolongan persalinan dukun bayi dengan cara memanggil dukun bayi ke rumah dg menggunakan sepeda motor. 3. Kemitraan bidan dan dukun bayi 5 dari 9 informan utama menyatakan dukun bayi telah menyarankan terlebih dahulu untuk lebih baik melakukan persalinan kepada bidan sebelum menolong persalinan, sdgkan 4 lainnya menyatakan dukun langsung menolong. Kemitraan yang telah dilakukan dukun dan bidan belum berjalan dengan baik krn masih ada dukun melakukan pertolongan persalinan

3. Penerapan dari Perilaku Informan Utama (Ibu Bersalin) pada Strategi Pemasaran Pertolongan Persalinan 1. Penerapan dari Perilaku Informan Utama pada Strategi Pemasaran Pertolongan Persalinan Dukun Bayi Strategi pemasaran dukun merupakan hal sederhana, dukun tidak memiliki konsep pemasaran tetapi dalam aktivitas yang dilakukannya terdapat upaya pemasaran. Sebelum memutuskan untuk melakukan persalinan kepada dukun bayi, seluruh informan utama memperoleh informasi tentang keberadaan dukun bayi di sekitar tempat tinggalnya dari orangorang terdekatnya dan dukun sudah terkenal sejak dulu. Dukun tidak menetapkan tarif pasti layanannya. (UM, Line 159)

2. Penerapan dari Perilaku Informan Utama pada Strategi Pemasaran Pertolongan Persalinan Bidan 7 dari 9 informan utama telah mendapatkan sosialisasi Jampersal dari bidan setempat, dan hanya dua informan utama yang tidak mendapatkan sosialisasi Jampersal. Sebagian besar informan utama masih belum mengetahui dan memahami secara mendalam tentang program Jampersal dari pemerintah.

4. Pembuatan Keputusan Informan Utama (Ibu Bersalin) atas Pertolongan Persalinan Dukun Bayi di era Jampersal 1. Pengenalan Kebutuhan Informan utama dapat mengenali kebutuhan dengan cara mempersepsikan perbedaan antara keadaan yang diinginkan dengan kondisi aktual yang sedang dihadapi. Adanya faktor kebutuhan akan pertolongan persalinan, persepsi dan sikap terhadap pertolongan persalinan, faktor budaya, dan geografis adlh faktor yg harus diperhatikan dalam mengenali kebutuhan terhadap penentuan pertolongan persalinan yang akan digunakan.

2. Pencarian Informasi Informan utama mencari informasi terkait pertolongan persalinan yang relevan dari lingkungannya yg dapat dilakukan dengan mengikuti strategi pemasaran yang ditawarkan oleh bidan melalui program jampersal maupun dukun bayi sebagai pihak pemasar penolong persalinan. 3. Evaluasi Alternatif Informan utama menggunakan informasi yang diperolehnya tentang pertolongan persalinan dan kemudian menyimpan informasi dalam ingatannya untuk menyempitkan, mengevaluasi dan membandingkan alternatif pilihan persalinan yang ada sesuai dengan manfaat yang diharapkan.

4. Evaluasi Paska Pemanfaatan Pertolongan Persalinan Dukun Bayi di Era Jampersal Bdsrkan hasil penelitian 8 dari 9 informan utama menyatakan memiliki kepuasan tersendiri stlh bersalin ke dukun di era Jampersal. Sebagian besar dari informan akan memutuskan dukun bayi sebagai tenaga penolong persalinan apabila memiliki anak atau keturunan kembali meskipun telah terdapat jaminan persalinan dari pemerintah. (SN, Line 194)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa pembuatan keputusan ibu bersalin atas keputusan pemilihan dan pemanfaatan persalinan dukun bayi di era Jampersal menurut langkah-langkah proses pembuatan keputusan dilatarbelakangi oleh rasa cocok terhadap persalinan dukun, rasa takut untuk melahirkan ke bidan, dan adanya faktor kebiasaan (budaya melahirkan ke dukun). Sebagian besar ibu bersalin memiliki kepuasan setelah melakukan persalinan oleh dukun bayi di era Jampersal.

Saran 1. Memperbaiki dan meningkatkan strategi pemasaran Program Jampersal sehingga dapat meningkatkan mutu penyampaian informasi terhadap segala hal yang berkaitan dengan Jampersal. 2. Peningkatan kualitas SDM bidan & jumlah yankes (tdk hanya Puskesmas) utk peningkatan akses. 3. Diperlukan dukungan lintas sektoral baik dari tokoh agama maupun tokoh masyarakat yang memiliki pengaruh besar terhadap masyarakat di lingkungannya untuk mensukseskan dan meningkatkan pelaksanaan program jaminan persalinan.

3. Diperlukan dukungan lintas sektoral baik dari tokoh agama maupun tokoh masyarakat yang memiliki pengaruh besar terhadap masyarakat di lingkungannya untuk mensukseskan dan meningkatkan pelaksanaan program jaminan persalinan.

TERIMA KASIH