ANALISIS PENDAPATAN USAHA IKAN MAS SISTEM KERAMBA JARING APUNG DAN PEMASARANNYA DI KABUPATEN SIMALUNGUN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pengembangan Perikanan, terlebih bagi negara kepulauan seperti Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai sumber daya perairan umum cukup luas, baik perairan laut

Analisis Efisiensi Pemasaran Pisang Produksi Petani di Kecamatan Lengkiti Kabupaten Ogan Komering Ulu. Oleh: Henny Rosmawati.

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN BAHAN OLAHAN KARET RAKYAT (BOKAR) LUMP MANGKOK DARI DESA KOMPAS RAYA KECAMATAN PINOH UTARA KABUPATEN MELAWI

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN KETAPANG KABUPATEN SAMPANG

ANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN USAHATANI BROKOLI (Brassica oleracea L.) DI DESA MUARA PERIKAN KECAMATAN PAGARALAM SELATAN KOTAMADYA PAGARALAM

Analisis Pemasaran Sawi Hijau di Desa Balun Ijuk Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka ( Studi Kasus Kelompok Tani Sepakat Maju)

ANALISIS PEMASARAN KOPI DI KECAMATAN BERMANI ULU RAYA KABUPATEN REJANG LEBONG

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN IKAN LELE DI DESA RASAU JAYA 1 KECAMATAN RASAU JAYA KABUPATEN KUBU RAYA

ANALISIS USAHA PEMBESARAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) PADA KARAMBA JARING APUNG DI KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS PEMASARAN BAWANG MERAH DI DESA OLOBOJU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

ANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN USAHATANI SEMANGKA DI DESA MARANATHA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

Reza Raditya, Putri Suci Asriani, dan Sriyoto Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu ABSTRACT

DAMPAK PENGGUNAAN PUPUK KOMPOS TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG

Jurnal Agrisistem, Juni 2007, Vol 3 No. 1 ISSN

III. METODE PENELITIAN. Usahatani dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana. produksi danpendapatanyang diinginkan pada waktu tertentu.

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG DAUN DI KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN CIANJUR JAWA BARAT

BAB III METODE PENELITIAN. ke konsumen membentuk suatu jalur yang disebut saluran pemasaran. Distribusi

Nurida Arafah 1, T. Fauzi 1, Elvira Iskandar 1* 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

BUSINESS ANALYSIS ENLARGEMENT COMMON CARP (Cyprinus carpio) FLOATING NET CAGES IN TANJUNG ALAI VILLAGE XIII KOTO KAMPAR DISTRICT RIAU PROVINCE

IV. METODE PENELITIAN

Analisis Pemasaran Kakao Pola Swadaya di Desa Talontam Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi

RANTAI NILAI BERAS IR64 DI KECAMATAN WANAREJA KABUPATEN CILACAP

ANALISIS PEMASARAN BERAS DI DESA SIDONDO I KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

TATA NIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis reinw) DI KECAMATAN PAGEDONGAN BANJARNEGARA ABSTRAK

Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Universitas Brawijaya, Jl. Veteran Malang

BAB IV METODE PENELITIAN

STUDI PEMASARAN WORTEL (Daucus carota L.) DI DESA CITEKO KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

ANALISIS USAHATANI UBI KAYU (Manihot esculenta) ABSTRAK

ANALISIS EFISIENSI USAHA TANI IKAN NILA DALAM KERAMBA DI DESA ARO KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANG HARI YOLA NOVIDA DEWI NPM.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Mula-mula

III. METODE PENELITIAN. untuk mengelola faktor-faktor produksi alam, tenaga kerja, dan modal yang

ANALISIS PENDAPATAN USAHA KARAMBA JARING TANCAP DI KELURAHAN PETOAHA KECAMATAN ABELI KOTA KENDARI

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI KEPITING (Scilla serrata) ABSTRAK

ANALISIS PEMASARAN CABAI MERAH (Capsicum annum) DI DESA GOMBONG KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG ABSTRAK

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengambilan Responden

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADA KOPI TRADISIONAL DAN KOPI SAMBUNG DI DESA LUBUK KEMBANG, KEC. CURUP UTARA, KAB. REJANG LEBONG

KELAYAKAN USAHA PEMBESARAN IKAN NILA (Oreochromis sp) SISTEM KERAMBA JARING APUNG

KAJIAN SISTEM PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN BERBAK KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR HILY SILVIA ED1B012004

METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi

212 ZIRAA AH, Volume 40 Nomor 3, Oktober 2015 Halaman ISSN ELEKTRONIK

Analisis Pendapatan Peternak Kambing di Kota Malang. (Income Analyzing Of Goat Farmer at Malang)

PENDAHULUAN. hal yang penting dan harus tetap dijaga kestabilannya (Effendi, 2003).

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PENJUALAN AYAM RAS PEDAGING DI PASAR MASOMBA KOTA PALU

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk

Lampiran 1. Data Usahatani Jahe Emprit Dengan Satuan Rp/Ha/Musim Tanam. Petani Klaster

SEPA : Vol. 8 No.1 September 2011 : 9 13 ISSN : ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI DI KABUPATEN SUKOHARJO

Business analysis floating net cages, prospects and problems development in Nagari Tanjung Sani West Sumatra Province.

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN SAYURAN DATARAN TINGGI KABUPATEN KARO PROVINSI SUMATERA UTARA

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

EFISIENSI USAHA PEMBIBITAN ITIK MODERN DAN TRADISIONAL PADA SKALA RUMAH TANGGA DI KABUPATEN LEBONG

BAB IV METODE PENELITIAN

ANALISIS MARKETING BILL KOMODTI CABAI MERAH DI KOTA MEDAN. Staff Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas PertanianUniversitas Sumatera Utara

ANALISIS FINANSIAL USAHATANI SAWI

ANALISIS PEMASARAN JAMUR TIRAM PUTIH ORGANIK DI KABUPATEN DELI SERDANG

USAHA PENGOLAHAN IKAN TAWES PRESTO DI PESISIR WADUK GAJAH MUNGKUR KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia, maka secara

ANALYSIS OF COST EFFICIENCY AND CONRTIBUTION OF INCOME FROM KASTURI TOBACCO, RICE AND CORN TO THE TOTAL FARM HOUSEHOLD INCOME

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI BIAYA USAHATANI TEMBAKAU MAESAN 2 DI KABUPATEN BONDOWOSO

ANALISIS USAHATANI BROKOLI (Brassica oleracea L) DAN PEMASARANNYA DI DESA SUMBER URIP KECAMATAN SELUPU REJANG KABUPATEN REJANG LEBONG

VII ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KERAGAAN PASAR

ANALISIS PERBANDINGAN KELAYAKAN USAHATANI CABAI MERAH

ANALISIS PEMASARAN LADA PERDU (Studi Kasus di Desa Marga Mulya Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis) Abstrak

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS DI DESA DODA KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI

KAJIAN LAPANG BUDIDAYA KERAMBA JARING APUNG IKAN NILA MANDIRI DI WADUK CIRATA DAN JATILUHUR

PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN USAHATANI CABAI MERAH TERHADAP JUMLAH PRODUKSI DAN TINGKAT PENDAPATAN

Analisis Pemasaran Domba dari Tingkat Peternak Sampai Penjual Sate di Kabupaten Sleman

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2012, hlm ISSN

BIAYA PRODUKSI IKAN PATIN (Pangasius pangasius) (Kasus :Desa Kuok, Kecamatan Kuok, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau)

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Hewan Desa Suka Kecamatan. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder yang bersifat

ANALISIS TATANIAGA IKAN PATIN DI TINGKAT PEDAGANG BESAR PENERIMA

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan

AGRISTA : Vol. 3 No. 3 September 2015 : Hal ISSN ANALISIS PEMASARAN SEMANGKA DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. buatan. Diperairan tersebut hidup bermacam-macam jenis ikan. Hal ini merupakan

Program Studi Agribisnis FP USU Jln. Prof. A. Sofyan No. 3 Medan HP ,

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 2 September 2012 ABSTRAK

ANALISIS SALURAN TATANIAGA SAWI DI KELURAHAN TERJUN KECAMATAN MEDAN MARELAN

ANALISIS MARJIN PEMASARAN JERUK SIAM (Citrus nobilis) PETANI DI DESA MUARA RENGAS KECAMATAN MUARA LAKITAN

Kata Kunci : Pemasaran, Ikan Gurami, Efisiensi

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

METODE PENELITIAN. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian atau mencakup. yang berhubungan dengan tujuan penelitian.

ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya)

MAKSIMISASI KEUNTUNGAN USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI DESA LALOMBI KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kerangka Teoritis Kelayakan Usahatani

28 ZIRAA AH, Volume 38 Nomor 3, Oktober 2013 Halaman ISSN

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS MARGIN DAN EFISIENSI SALURAN PEMASARAN KAKAO DI KABUPATEN KONAWE

METODE PENELITIAN. status suatu gejala yang ada. Data dikumpulkan disusun, dijelaskan dan kemudian

I. PENDAHULUAN. tanaman dagang yang sangat menguntungkan, dengan masukan (input) yang

HUBUNGAN SALURAN TATANIAGA DENGAN EFISIENSI TATANIAGA CABAI MERAH

[GROUPER FAPERIK] April 1, 2014

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN BUNGA MAWAR POTONG DI DESA KERTAWANGI, KECAMATAN CISARUA, KABUPATEN BANDUNG BARAT. Abstrak

KAJIAN PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR DALAM MINA PADI DI DESA A. WIDODO KECAMATAN TUGUMULYO KABUPATEN MUSI RAWAS

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK BANDENG DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN DURIAN DI DESA WONOAGUNG, KECAMATAN KASEMBON, KABUPATEN MALANG

Transkripsi:

ANALISIS PENDAPATAN USAHA IKAN MAS SISTEM KERAMBA JARING APUNG DAN PEMASARANNYA DI KABUPATEN SIMALUNGUN Bambang Sumantri 1 Sriyoto 1 Sumanti Maria P 2 1 Staf Pengajar Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fak.Pertanian UNIB 2 Alumni Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fak.Pertanian UNIB ABSTRACT This research was aimed at estimating the level of earnings and efficiency obtained by farmer of goldfish with floating net cage system and to investigating the form of marketing channel from floating net cage system from Kelurahan Haranggaol to consumer in Kabanjahe Kabupaten Karo. This research executed in Kelurahan Haranggaol, Kecamatan Haranggaol Horisan, Kabupaten Simalungun, North Sumatera. Fourty samples of goldfish farmer with floating net cage system were slected using simple random sampling method. R/C ratio marjin marketing analysis were used to answer the research purposes. Research resulted farmer carred Rp 107.461.246,06 per season or with R/C ratio of 1,83. The marketing channel from Kelurahan Haranggaol to consumer in Kabanjahe is identified one channel pattern, that is, compiler merchant to dealers on Kabanjahe and than to Consumer in Kabanjahe. The marjin of marketing is equal to Rp 900 at merchant of compiler and Rp 1.850 at dealer.total of marketing marjin is equal to Rp 2.750. Key Words : income, cyprinus carpio PENDAHULUAN Budidaya ikan sebenarnya sudah lama dikenal secara luas, namun metode yang digunakan masih bersifat tradisional. Untuk meningkatkan produksi ikan perlu kiranya dilakukan pengembangan dibidang metode budidaya ikan ini. Salah satu caranya yaitu dengan teknik budidaya ikan dengan menggunakan keramba jaring apung. Keramba jaring apung adalah wadah berupa kantong jaring yang letaknya terapung di permukaan air. Tujuan budidaya ikan dalam keramba terutama untuk pemanfaatan potensi air sungai atau tepi danau (waduk) yang mempunyai kedalaman terbatas. Keuntungannya adalah pemanfaatan tenaga kerja setempat serta meningkatkan penghasilan dan gizi masyarakat daerah tersebut. Ikan mas (Cyprinus carpio) adalah jenis ikan yang sesuai untuk dibudidayakan dengan sistem keramba ini. Karena selain mudah beradaptasi dengan lingkungan media hidupnya, produksinya pun mempunyai harga yang cukup tinggi di pasar. Di propinsi Sumatera Pendapatan Usaha Ikan Mas Sistim Keramba Jaring Apung dan Pemasarannya ( Bambang S, Sriyoto, Sumanti ) 17

ISSN 1412-8837 Utara, komoditi ikan yang dibudidayakan dalam Keramba Jaring Apung (KJA) terdapat di daerah Simalungun, Karo, Dairi, Toba Samosir dan Tapanuli Utara. Tabel 1: Potensi Usaha Keramba Jaring Apung di Perairan Danau Toba. No Kabupaten Nama desa Potensi Keramba (Ha) 1 Simalungun Tambun Raya Panahatan Haranggaol 50 25 100 2 Karo Tongging 80 3 Dairi Paropo 20 4 Toba Samosir Ambarita Pangururan Sigapitan 8 10 60 5 Tapanuli Utara Muara 90 JUMLAH 443 Sumber : Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat USU (LPPM USU). Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa usaha keramba jaring apung yang potensial terdapat di Kabupaten Simalungun dan Desa Haranggaol merupakan desa yang berpotensi paling tinggi untuk pengembangan usaha keramba jaring apung yaitu sebesar 100 Ha.Budidaya ikan dalam keramba jaring apung ini mempunyai prospek yang cukup cerah karena selain dapat memenuhi peningkatan gizi masyarakat akan protein hewani, usaha ini juga data meningkatkan pendapatan petani ikan serta dapat pula membuka lapangan kerja baru. Tinggi rendahnya pendapatan petani ikan mas sistem keramba jaring apung dipengaruhi oleh jumlah produksi, harga produksi juga harga dari faktor produksi. Besar kecilnya margin pemasaran juga dapat mempengaruhi besar kecilnya pendapatan petani. Selain peningkatan produksi usahatani, pemasaran juga merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam berusahatani. Panjang pendeknya saluran pemasaran juga berpengaruh terhadap besar kecilnya pendapatan petani. Tulisan ini hanya akan menjelaskan pendapatan petani dalam satu kali proses produksi (enam bulan) yaitu musim panen terakhir yang dilakukan oleh petani ikan mas sistem keramba jaring apung. Sehingga diduga Diduga usaha ikan mas dengan sistem keramba jaring apung di lokasi penelitian sudah menguntungkan dimana nilai R/C ratio > 1. Pemasaran yang diteliti adalah produksi 18 AGRISEP Vol. 4 No 1 September 2005: 17 27

yang merupakan hasil panen terakhir atau panen kedua dalam satu kali proses produksi dan saluran pemasaran yang diteliti, dibatasi pada ikan mas yang dipasarkan di Kabanjahe. METODE PENELITIAN Daerah penelitian ditentukan secara purposive yaitu di Kelurahan Haranggaol, Kecamatan Haranggaol Horisan, Kabupaten Simalungun, Propinsi Sumatera Utara. Alasan pemilihan daerah penelitian ini adalah karena daerah tersebut merupakan daerah yang potensial dalam melakukan kegiatan budidaya ikan mas dengan sistem keramba jaring apung dimana di Kabupaten Simalungun terdapat 175 Ha luas kawasan Danau Toba yang dapat digunakan sebagai media untuk kegiatan budidaya ikan mas sistem keramba jaring apung dan 100 Ha diantaranya terdapat di Kelurahan Haranggaol.Metode penentuan sampel untuk petani ikan mas sistem keramba jaring apung dilakukan secara Simple Random Sampling yaitu sample diambil sedemikian rupa sehingga setiap unit populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai responden (Nazir, 1988). Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh melalui wawancara langsung dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu yaitu berupa quisioner. Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi berupa publikasi yaitu mengenai keadaan umum daerah penelitian seperti profil lokasi penelitian, kependudukan dan lain-lain yang diperoleh melalui lembaga, instansi yang terkait dengan penelitian. Analisis pendapatan yang digunakan total penerimaan dikurangi total biaya yang dieluarkan dalam usahatani. (Soekartawi, 1995). Sedangkan perbandingan antara penerimaan dan biaya dikenal R/C. Kriteria yang digunakan adalah R/C ratio > 1,usahatani menguntungkan, R/C ratio < 1,usahatani tidak menguntungkan, dan R/C ratio = 1,usahatani tidak menguntungkan dan tidak merugikan. Sementara margin yang diperoleh dari pemasaran hasil usahatani diktehaui dengan menghitung selisih antara harga di tingkat produsen denganharga yang diterima konsumen. HASIL DAN PEMBAHASAN Struktur Biaya Usaha Ikan Mas Sistem Keramba Jaring Apung Pendapatan Usaha Ikan Mas Sistim Keramba Jaring Apung dan Pemasarannya ( Bambang S, Sriyoto, Sumanti ) 19

ISSN 1412-8837 Peralatan dalam usahatani yang tergolong dalam biaya tetap dalam usaha ikan mas sistem keramba jaring apung adalah peralatan untuk pembuatan keramba dan peralatan lain yang dibutuhkan dalam melakukan usaha ikan mas sistem keramba jaring apung seperti perahu, alat dayung, jala tangan dan ember. Rata-rata biaya penyusutan untuk semua alat yang digunakan dalam usaha ikan mas dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Rata-rata biaya penyusutan usaha ikan mas sistem keramba jaring apung di Kelurahan Haranggaol. No Jenis Alat Nilai (Rp/MP) 1 2 3 4 5 6 Keramba Perahu Dayung Jala tangan Ember Pondok 2.398.005,635 50.809,895 6.606,25 24.068,75 2.648,125 233.687,5 Jumlah 2.715.826,155 Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa biaya penyusutan untuk usaha ikan mas sistem keramba jaring apung sebesar 2.482.138,655 rupiah untuk satu kali proses produksi yaitu selama enam bulan. Biaya penyusutan yang paling tinggi adalah biaya penyusutan keramba yaitu sebesar 2.398.005,635 rupiah untuk satu kali proses produksi. Biaya penyusutan keramba ini merupakan biaya yang paling tinggi bila dibandingkan dengan biaya penyusutan peralatan yang lain karena dalam pembuatan keramba ini dibutuhkan banyak peralatan lain seperti drum, jangkar, jaring dan lain-lain. Seperti halnya usahatani lain, usahatani ikan mas sistem keramba jaring apung juga menggunakan berbagai faktor produksi. Faktor-faktor produksi tersebut diantaranya adalah pakan pokok, pakan tambahan dan tenaga kerja. Penggunaan faktor-faktor produksi tersebut dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Rata-rata Biaya Variabel Usaha Ikan Mas sistem Keramba Jaring Apung di Kelurahan Haranggaol per Musim Panen. No Variabel Per Musim panen Jumlah Biaya (Rp) 1 2 46.750 ekor 22.946.875 Bibit Pakan: - Pelet (Pokok) - Sawi (Tambahan) 595 sak 382,75 karung 96.897.375 1.249.500 bibit, 20 AGRISEP Vol. 4 No 1 September 2005: 17 27

3 4 - Jagung (Tambahan) Pemeliharaan Keramba Tenaga kerja: - TKDK: Pemeliharaan keramba Penebaran ikan Pemberian Pakan 1.416,25 Kg 5,20 HOK 0,17 HOK 195,19 HOK 1.799.375 180.000 104.000 3.306,88 3.903.750 Rata-rata Biaya Variabel 129.603.566,44 Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa jumlah bibit yang ditebar oleh petani usaha ikan mas sistem keramba jaring apung rata-rata 46.750 ekor untuk satu kali proses produksi, dengan jumlah bibit untuk tiap unit keramba sebanyak 4500-5000 ekor. Harga bibit ikan mas rata-rata 493 dalam rupiah dan total biaya yang dikeluarkan oleh petani responden ikan mas sistem keramba jaring apung sebanyak 22.946.875 rupiah untuk satu kali musim panen. Menurut penelitian Tomi (2003), rata-rata biaya bibit untuk petani kelompok sebesar 765.417 rupiah per musim panen. Adanya perbedaan biaya bibit untuk setiap usaha ikan mas sistem keramba jaring apung dipengaruhi oleh jumlah bibit ikan mas yang dipelihara dalam tiap musim panen, dimana semakin banyak jumlah bibit ikan mas yang ditebar dalam satu musim panen akan mengakibatkan biaya yang dikeluarkan untuk bibit ikan mas tersebut juga akan semakin besar. Jumlah kebutuhan pelet rata-rata petani dalam satu kali musim panen yaitu sebanyak 595 sak, dengan berat 50 Kg untuk tiap sak. Harga rata-rata pelet untuk tiap sak yaitu sebesar 164.550 rupiah. Jadi besarnya biaya yang dikeluarkan petani untuk pelet yaitu sebanyak 96.897.375 rupiah untuk satu kali proses produksi yaitu dalam periode enam bulan. Menurut penelitian Asih (2003), ratarata penggunaan pakan pokok berupa pelet pada usaha keramba yaitu sebesar 158,92 Kg/Ut dengan rata-rata biaya pakan pokok sebesar Rp 476.756,78/Ut, sedangkan menurut penelitian Serda (2004), rata-rata penggunaan pelet pada usaha ikan mas dalam keramba yaitu sebesar 215,54 Kg/MT dan menurut penelitian Soeharno (1999), rata-rata penggunaan pakan ikan untuk usaha keramba jaring apung adalah sebesar 584 Kg untuk satu kali periode produksi. Selain pakan pokok petani juga memberikan pakan tambahan untuk ikan mas sistem keramba jaring apung yaitu berupa sawi dan jagung. Perbedaan jumlah pakan yang diberikan dipengaruhi oleh jumlah bibit yang ditebar juga umur ikan yang terdapat dalam keramba apung, Pendapatan Usaha Ikan Mas Sistim Keramba Jaring Apung dan Pemasarannya ( Bambang S, Sriyoto, Sumanti ) 21

ISSN 1412-8837 dimana semakin besar ikan mas maka akan semakin banyak kebutuhan pakan dari ikan mas tersebut. Rata-rata kebutuhan tenaga kerja usaha ikan mas sistem keramba jaring apung adalah sebanyak 220,46 HOK dengan biaya sebesar Rp 5.789.700 untuk satu kali proses produksi. Menurut penelitian Asih (2003), rata-rata penggunaan tenaga kerja untuk usaha keramba yaitu sebesar 167,45 JOK/Musim dengan biaya sebesar Rp 375.767,23 / Musim. Adanya perbedaan rata-rata penggunaan tenaga kerja ini disebabkan oleh perbedaan jumlah keramba yang dimiliki oleh petani, dimana semakin banyak jumlah keramba yang dimiliki oleh petani maka akan semakin banyak tenaga kerja yang dibutuhkan oleh petani usaha ikan mas sistem keramba jaring apung tersebut. Pendapatan Usaha Ikan Mas Sistem Keramba Jaring Apung Rata-rata produksi usaha ikan mas sistem keramba jaring apung yaitu 13.888,75 Kg pada panen pertama dengan harga rata-rata Rp 9.5787,75 dan produksi sebesar 10.976,25 pada panen kedua dengan harga rata-rata Rp 9.516,25 per kilogram. Rata-rata penerimaan usaha ikan mas sistem keramba jaring apung dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Rata-rata Produksi, Harga Jual dan Penerimaan Usaha Ikan Mas Sistem Keramba Jaring Apung di Kelurahan Haranggaol. No Uraian Jumlah (Kg) Harga (Rp/Kg) Nilai (Rp/MP) 1 2 Panen I Panen II 13.888,75 10.976,25 9.578,75 9.516,25 132.698.500 104.366.312,5 Rata-rata Penerimaan 237.064.812,5 Rata-rata penerimaan yang diperoleh petani dari usaha ikan mas sistem keramba jaring apung adalah sebesar 237.064.812.50 rupiah untuk satu kali proses produksi, data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 7. Menurut Wiadnya (2001) rata-rata penerimaan petani keramba jaring apung adalah sebesar 13.750.000 rupiah untuk satu kali periode produksi sedangkan menurut penelitian Tomi (2003), rata-rata penerimaan petani kelompok usaha ikan mas sistem keramba sebesar 2.825.167 rupiah per musim panen. Adanya perbedaan jumlah penerimaan usaha ikan mas sistem keramba jaring apung dipengaruhi oleh jumlah produksi yang dihasilkan dalam tiap musim panen, dimana semakin tinggi produksi maka penerimaan juga akan semakin tinggi sedangkan tinggi rendahnya produksi yang dihasilkan dipengaruhi oleh luas dan jumlah keramba yang dimiliki oleh petani ikan mas sistem keramba jaring apung. Pendapatan merupakan selisih antara total 22 AGRISEP Vol. 4 No 1 September 2005: 17 27

penerimaan dengan total biaya. Besarnya pendapatan ditentukan oleh besarnya penerimaan dan biaya yang dikeluarkan. Rata-rata pendapatan petani dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Rata-rata Penerimaan, Biaya dan Pendapatan Petani Usaha Ikan Mas Sistem Keramba Jaring Apung di Kelurahan Haranggaol. No Variabel Nilai (Rp/ MP) 1 2 3 4 Penerimaan Biaya Pendapatan R/C 129.603.566,44 107.461.246,06 1,83 237.064.812,5 Besarnya pendapatan petani usaha ikan mas sistem keramba jaring apung rata-rata sebesar 105.920.461,72 rupiah untuk satu kali proses produksi yaitu selama enam bulan. Menurut penelitian Tomi (2003), rata-rata pendapatan usahatani ikan mas dalam keramba untuk petani kelompok yaitu sebesar 988.367 rupiah per musim panen. Perbedaan jumlah pendapatan yang diperoleh petani dalam usahatani ikan mas sistem keramba jaring apung ini dipengaruhi oleh perbedaan jumlah biaya yang dikeluarkan dan perbedaan penerimaan yang diperoleh dalam usaha ikan mas sistem keramba jaring apung dan pendapatan dapat ditingkatkan dengan meminimumkan biaya-biaya yang harus dikorbankan untuk usaha ikan mas sistem keramba jaring apung. Nilai ratio antara penerimaan dengan seluruh biaya (R/C ratio) usaha ikan mas sistem keramba jaring apung di Kelurahan Haranggaol adalah rata-rata sebesar 1,83. Hal ini menunjukkan bahwa usaha ikan mas sistem keramba jaring apung sudah memberikan keuntungan bagi petani dimana menurut Soekartawi (1995), jika nilai R/C ratio lebih besar dari 1 berarti usahatani tersebut sudah menguntungkan. Nilai R/C sebesar 1,83 berarti bahwa apabila petani mengeluarkan biaya sebesar 1 satuan rupiah maka diharapkan dapat meningkatkan penerimaan sebesar 1,83 satuan rupiah. Analisis Pemasaran Ikan Mas Sistem Keramba Jaring Apung Saluran pemasaran adalah saluran yang digunakan produsen untuk menyalurkan produk dari produsen sampai kepada konsumen. Besarnya jumlah produksi yang diteliti dalam pemasaran Pendapatan Usaha Ikan Mas Sistim Keramba Jaring Apung dan Pemasarannya ( Bambang S, Sriyoto, Sumanti ) 23

ISSN 1412-8837 merupakan hasil produksi usaha ikan mas sistem keramba jaring apung pada panen yang terakhir atau panen kedua. Jumlah penjualan dan pembelian ikan mas di setiap lembaga pemasaran tidak sama. Berdasarkan penelitian di lapangan, saluran ikan mas sistem keramba jaring apung dimulai dari produsen sampai ke konsumen dapat dilihat pada gambar 1: Petani ikan mas sistem keramba jaring apung 97,84% (429.550 Kg 2,16 % (9.500Kg) Pedagang Pengumpul untuk Daerah lain Pedagang pengumpul untuk Kabanjahe 94,63% ( 8.990Kg) 5,37 % (510 Kg) Pedagang pengecer Luar Kabanjahe Pedagang pengecer Kabanjahe Konsumen Luar Kabanjahe Konsumen Kabanjahe Keterangan : saluran pemasaran yang diteliti saluran pemasaran yang tidak diteliti Gambar 1. Saluran Pemasaran Ikan Mas dari Kelurahan Haranggaol Sampai ke Kabanjahe. Marjin pemasaran menggambarkan perbedaan harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir dengan harga yang diterima oleh produsen. Yang termasuk kedalam marjin pemasaran adalah biaya pemasaran dan keuntungan pemasaran. 24 AGRISEP Vol. 4 No 1 September 2005: 17 27

Tabel 6. Marjin Pemasaran Ikan Mas Sistem Keramba Jaring Apung di Kabanjahe No Uraian Jumlah (Rp/Kg) Share (%) 1 Petani Harga jual 9.600 77,73 2 Pedagang pengumpul a. Harga beli b. Biaya pemasaran - B. kantong - B. tenaga kerja - B. angkut - B. oksigen - B. penyusutan c. Total biaya pemasaran d. Harga jual e. Marjin pemasaran f. Keuntungan 3 Pedagang pengecer a. Harga beli b. Biaya pemasaran - B. kantong - Sewa kios - Retribusi - B. penyusutan c. Total biaya pemasaran d. Harga jual e. Marjin pemasaran f. Keuntungan 9600 141,33 16 16 7 0,06 180,39 10.500 900 719,61 10.500 91,79 662,5 29,62 4,74 788,65 12.350 1850 1061,35 77,73 1,14 0,13 0,13 0,06 0,01 1,47 85,02 7,29 5,82 85,02 0,73 5,36 0,24 0,04 6,38 100 14,98 8,6 Total biaya saluran pemasaran 969,04 7,85 Total marjin pemasaran 2750 14,41 Total keuntungan 1780,96 22,27 Pendapatan Usaha Ikan Mas Sistim Keramba Jaring Apung dan Pemasarannya ( Bambang S, Sriyoto, Sumanti ) 25

ISSN 1412-8837 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Rata rata pendapatan petani ikan mas sistem keramba jaring apung di daerah penelitian selama satu kali proses produksi adalah sebesar Rp. 107.461.246,06/MP serta menguntungkan yang ditunjukkan dengan nilai R/C ratio sebesar 1,83. 2. Saluran pemasaran yang dilewati dalam memasarkan ikan mas sistem keramba jaring apung Saran dari Kelurahan Haranggaol sampai ke Kabanjahe yaitu : petani, pedagang pengumpul pedagang pengecer serta konsumen. Marjin pemasaran ikan mas di daerah penelitian dari petani sebagai produsen sampai ke konsumen adalah sebesar Rp 2750/ Kg. Usaha ikan mas sistem keramba jaring apung menguntungkan, maka usaha tersebut perlu terus dikembangkan. Sehubungan dengan hal tersebut maka petani hendaknya mengelola usaha tersebut dengan intensif sehingga kualitas dan produksi bisa lebih ditingkatkan. Membantu petani dalam meningkatkan pendapatannya maka petani sebaiknya membentuk suatu kelompok petani dan Kelompok Pemasaran Bersama (KPB) yang terdiri dari beberapa kelompok tani. Tugas dan fungsi KPB ini lebih memperkuat posisi tawar menawar petani. DAFTAR PUSTAKA Asih. 2003. Analisis Produksi, Efisiensi dan Marjin Pemasaran Usahatani Ikan Mas (Cyprinus carpio L) Dalam Keramba di Kecamatan Curup Kabupaten Rejang Lebong. Skripsi Fakultas Pertanian. UNIB. Iskandar, Azhar. 1999. Analisis Fungsi Produksi Usaha Pembesaran Ikan Dalam Kantong Jaring Apung di Perairan Danau Maninjau Propinsi Sumatera Barat. No. 29 Edisi Mei Tahun XI. Naziir. 1988. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta. Prawirokusumo. 1990. Ilmu Usahatani. BPFE. Yogyakarta. Serda. 2004. Analisis Penggunaan Faktor-faktor Produksi Pada Usahatani Ikan Mas (Cyprinus carpio L) dalam Keramba Serta Pemasaran Produknya (Studi Kasus di Desa Tebing Kaning Kecamatan Argamakmur Kabupaten Bengkulu Utara. Skripsi Fakultas Pertanian. UNIB. 26 AGRISEP Vol. 4 No 1 September 2005: 17 27

Soeharno, Suryantoro, Susilo, Supriyono. 1999. Analisis Ekonomi Budaya Ikan Dengan Menggunakan Jala Karamba Apung di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri dan Rawapening Salatiga. Soekartawi. 1995. Prinsip Dasar Manajemen Pemasaran Hasil-hasil Pertanian. Rajawali Pers. Jakarta... 1995. Analisis Usaha Tani.UI Press, Jakarta. Tomi. 2003. Analisis Pendapatan Usahatani Ikan Mas Dalam Keramba Pada Petani Kelompok dan Petani Bukan Kelompok.(Studi Kasus Di Kecamatan Curup, Kabupaten rejang Lebong). Skripsi Fakultas Ekonomi. UNIB. Wiadnya, Purwohadijanto, Hariati. 2001. Paket Teknologi Pakan Sebagai Pemacu Pengembangan Agribisnis Ikan Nila Sistem Keramba Jaring Apung. Habitat 12 (2): Pendapatan Usaha Ikan Mas Sistim Keramba Jaring Apung dan Pemasarannya ( Bambang S, Sriyoto, Sumanti ) 27