FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEHADIRAN IBU MENIMBANG ANAK BALITA DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALALAK TENGAH DAN PUSKESMAS S

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi 4,9 persen tahun Tidak terjadi penurunan pada prevalensi. gizi kurang, yaitu tetap 13,0 persen. 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU DI DESA BARU KECAMATAN SUNGAI TENANG KABUPATEN MERANGIN TAHUN 2014

Oleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KADER POSYANDU DALAM PELAYANAN MINIMAL PENIMBANGAN BALITA

Jurnal Kesehatan Kartika 50

PENGARUH KONSELING GIZI TERHADAP

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan karena mengancam kualitas sumber daya manusia yang akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. Kader merupakan tenaga non kesehatan yang menjadi. penggerak dan pelaksana kegiatan Posyandu. Kader merupakan titik sentral dalam

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DAN IMBALAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI KECAMATAN MODOINDING KABUPATEN MINAHASA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran, tergantung pada keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan strategi pemerintah yang ditetapkan pada kementrian kesehatan untuk. segera dapat diambil tindakan tepat (Mubarak, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Bayi adalah anak usia 0-2 bulan (Nursalam, 2013). Masa bayi ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah disebabkan banyak

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan dan pelatihan. Kader posyandu mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat diperlukan di masa mendatang (Depkes RI, 2007).

PENDAHULUAN ISSN : Jul Tumbol 1, Telly Mamuaya 2, Fredrika N Losu 3. 1,2,3 Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Manado.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ismawati tahun 2010 (dalam Ariyani dkk, 2012), posyandu

SISTEM STUDI TENTANG. Disusun Oleh SRI III GIZI FAKULTAS

BAB I PENDAHULUAN. perlu dilakukan karena kesehatan bukan tanggung jawab pemerintah saja, namun

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keaktifan Ibu Balita Dalam KegiatanPosyandu Di Provinsi Lampung (Analisis Lanjut Data Riskesdas Tahun 2010)

PERAN KADER DALAM PENINGKATAN STRATA PELAYANAN POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAWARNA KOTA BANDUNG TAHUN 2008

BAB IV HASIL PENELITIAN. Kluet Selatan Kabupaten Aceh Selatan dengan jumlah responden 40 0rang dimana

BAB I PENDAHULUAN. gizi anak balitanya. Salah satu tujuan posyandu adalah memantau peningkatan status

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. karena itu pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI IBU BALITA KE POSYANDU DI DESA NGAMPEL KECAMATAN KAPAS KABUPATEN BOJONEGORO TAHUN 2016

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu

Oleh : VINELLA ISAURA No. BP

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kader Kesehatan Dengan Pelayanan Posyandu

BAB I PENDAHULUAN. tersebut anak mengalami pertumbuhan yang pesat. Balita termasuk

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPATUHAN IBU TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI DASAR

BAB I PENDAHULUAN. (SDKI) tahun 2012 adalah 40 kematian per 1000 kelahiran hidup. Di Provinsi

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN KETEPATAN WAKTU MELAKUKAN IMUNISASI PADA BAYI DI BPS SRI MARTUTI, PIYUNGAN, BANTUL, YOGYAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN BALITA KE POSYANDU DI PUSKESMAS MINASATE NE KABUPATEN PANGKEP IRSAL

HUBUNGAN PENDIDIKAN IBU, UMUR DAN STATUS GIZI BAYI/ BALITA DENGAN KEPATUHAN IBU BERKUNJUNG KE POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN. ayat 1 dan UU No.36 tahun 2009) dan juga sebagai intestasi, maka perlu

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penduduk Indonesia meningkat setiap tahunnya. Keberhasilan

Serambi Saintia, Vol. II, No. 2, Oktober 2014 ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya bayi dan balita. Tujuan Posyandu adalah menunjang penurunan Angka

BAB III METODE PENELITIAN

Kata Kunci : frekuensi penimbangan, balita, pengetahuan, posyandu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2012 mengatakan

BAB I. Pendahuluan. keharmonisan hubungan suami isteri. Tanpa anak, hidup terasa kurang lengkap

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu dan bayi (Depkes RI, 2006). kesehatan ditingkat desa. Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam

ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN PELAKSANAAN TUGAS KADER DENGAN KINERJA POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANDANARAN SEMARANG TAHUN 2016.

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU IBU BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOKOAU TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DROP OUT KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CABANG BUNGIN KABUPATEN BEKASI TAHUN M.

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap kesejahteraan manusia. Setiap kegiatan dan upaya untuk

PENGARUH DUKUNGAN MASYARAKAT BAGI KELUARGA TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PROGRAM IMUNISASI DASAR DI KELURAHAN DAYEUH LUHUR

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. ini menggunakan rancangan penelitian Cross Sectional yaitu rancangan

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN AKSES SARANA KESEHATAN TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B (0-7 HARI) DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 2009), hlm Drajat Boediman, Sehat bersama gizi,(jakarta: CV Sagung Seto,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan bentuk partisipasi. masyarakat yang membawa arti yang sangat besar bagi kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan

Fatma Helna 1, Khoidar Amirus 2, Gunawan Irianto 3 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Visi Kementrian Kesehatan adalah mencapai masyarakat yang mandiri

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan. Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009, p.98).

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem Kesehatan Nasional merupakan suatu tatanan yang mencerminkan

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan ketertiban dunia yang

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. 2006). Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

tanda keberhasilan pembangunan di Indonesia. Semakin terjadinya peningkatan usia harapan hidup penduduk, dapat mengakibatkan jumlah

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kurangnya Kunjungan Anak Balita Di Posyandu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, yang. pelayanan kesehatan dasar. Kegiatan kegiatan yang ada dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan bebas dari penyakit cacar oleh WHO sejak tahun 1974.

BAB I PENDAHULUAN. Usia antara 0-5 tahun adalah merupakan periode yang sangat penting

DETERMINAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENCEGAHAN, PENULARAN PENYAKIT TBC DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BENDOSARI

HUBUNGAN FREKUENSI KEHADIRAN ANAK USIA 1-3 TAHUN (BATITA) DALAM PENIMBANGAN DI POSYANDU DENGAN STATUS GIZI ANAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu indikator untuk menilai derajat kesehatan masyarakat adalah

imunisasi, Gizi dan Penanggulangan diare (Zulkifli, 2003). Kegiatan posyandu penting untuk bayi dan balita, karena tidak terbatas hanya pemberian

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BABI PENDAHULUAN. (Abdul Latief., dkk, 1991).

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Imunisasi Hepatitis B 0

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. (United Nations Developments Program), Indonesia menempati urutan ke 111

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER POS PELAYANAN TERPADU (POSYANDU)

Sagacious Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Sosial Vol. 3 No. 2 Januari-Juni 2017

Transkripsi:

FAKTORFAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEHADIRAN IBU MENIMBANG ANAK BALITA DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALALAK TENGAH DAN PUSKESMAS S. PARMAN KOTA BANJARMASIN Aprianti, Yasir Farhat, Rijanti 3 ABSTRAK Peranserta masyarakat mempunyai peranan penting dalam keberhasilan pembangunan, termasuk pembangunan kesehatan. Posyandu merupakan wujud nyata peran serta mereka dalam pembangunan kesehatan. Lima program prioritas posyandu : KB, KIA, Gizi, Imunisasi, dan Penanggulangan Diare, terbukti mempunyai daya ungkit besar terhadap penurunan angka kematian bayi. Tujuan penelitian adalah mengetahui FaktorFaktor yang Berhubungan dengan Tingkat Kehadiran ibu menimbang anak balita di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Alalak Tengah dan Puskesmas S. Parman Kota Banjarmasin. Jenis Penelitian observasional analitik dan pendekatan cross sectional, sedangkan tempat penelitian di posyanduposyandu wilayah kerja Puskesmas Alalak Tengah dan Puskesmas S. Parman Kota Banjarmasin. Sampel penelitian adalah sebagian ibuibu yang memiliki anak balita yang hadir menimbang di posyandu wilayah kerja Puskesmas Alalak Tengah dan Puskesmas S. Parman Kota Banjarmasin. Analisis data menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan tingkat pendidikan, status pekerjaan, tingkat pengetahuan dengan tingkat kehadiran ibu menimbang anak balita. Hendaknya lebih meningkatkan lagi keaktifannya dan perlunya dukungan yang lebih lagi dari pihak Puskesmas terhadap ibuibu agar lebih rajin seperti sering hadir setiap kegiatan posyandu. Kata Kunci : Tingkat kehadiran, posyandu PENDAHULUAN Pentingnya peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan telah diakui oleh semua pihak. Hasil pengamatan, pengalaman lapangan sampai peningkatan cakupan program yang dikaji secara statistik, semuanya membuktikan bahwa peran serta masyarakat amat menentukan terhadap keberhasilan, kemandirian dan kesinambungan pembangunan kesehatan. Peran serta masyarakat itu semakin menampakan sosoknya setelah munculnya Pos Pelayanan Terpadu atau yang dikenal posyandu, yang merupakan bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM), yang tak lain adalah wujud nyata peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan (Depkes RI, 997). Posyandu mulai dikenalkan sejak tahun 98 yang dikembangkan dari pos pos pelayanan yang telah ada, yang dikelola oleh masyarakat sendiri, seperti pos penimbangan balita, pos keluarga berencana, dan pos imunisasi. Tujuan pelaksanaan program posyandu yang salah satunya adalah mempertahankan posyandu dan meningkatkan status gizi kesehatan pada ibu dan anak maka pemasyarakatan posyandu diharapkan partisipasi masyarakat meningkat ditandai dengan kedatangan ibu ke Jurnal Skala Kesehatan Volume 5 No. Tahun

Posyandu secara rutin tiap bulan. (Depkes RI. 99). Dalam kegiatan posyandu tingkat partisipasi masyarakat disuatu wilayah dapat diukur dengan melihat perbandingan antara jumlah anak balita di daerah kerja posyandu (S) dan jumlah balita yang datang ditimbang pada setiap jadwal yang ditentukan (D). Angka D/S mengambarkan cakupan anak balita yang ditimbang. Angka tersebut merupakan indikator tingkat partisipasi masyarakat untuk menimbang anak balitanya (Depkes,997). Data Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin tahun mengenai capaian indikator SKDN Balita dimana salah satunya adalah indikator Tingkat Partisipasi Masyarakat (D/S) Kota Banjarmasin adalah 7.83%, belum mencapai target (75%), Sedangkan berdasarkan pencapaian puskesmas di wilayah kota Banjarmasin diketahui bahwa puskesmas Alalak Tengah sebesar 67.7% dan puskesmas S. Parman sebesar 8.9%. Puskesmas Alalak Tengah berlokasi di daerah pinggiran kota Banjarmasin, sedangkan Puskesmas S. Parman berlokasi di daerah pusat kota Banjarmasin. Rendahnya D/S berarti banyak balita yang tidak terpantau pertumbuhan berat badannya setiap bulan yang pada akhirnya kemungkinan banyak balita gizi kurang akan ditemukan dan akan terjaring kalau nanti menderita gizi buruk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui FaktorFaktor yang Berhubungan dengan Tingkat Kehadiran ibu menimbang anak balita di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Alalak Tengah dan Puskesmas S. Parman Kota Banjarmasin METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah observasional dengan menggunakan metode survei analitik. dan rancangan atau pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di posyanduposyandu wilayah kerja puskesmas Alalak Tengah dan S. Parman. Waktu penelitian bulan Juli sampai dengan Oktober 3. Populasi adalah semua ibu yang mempunyai anak balita di posyandu wilayah kerja puskesmas Alalak Tengah dan puskesmas S. Parman Kota Banjarmasin, sedangkan sampel adalah yang datang pada saat penimbangan dengan kriteria bersedia didata dan kehadiran minimal bulan yang berjumlah 33 orang dan 5 orang.. Data primer dalam penelitian ini adalah tingkat kehadiran ibu menimbang anak balita, tingkat pengetahuan ibu tentang posyandu, status pekerjaan, waktu buka posyandu, dan jarak posyandu yang dikumpulkan melalui kuesioner yang sebelumnya dilakukan uji coba, sedangkan data skunder dengan melihat dokumen di Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin dan Puskesmas. Pengolahan meliputi editing, koding, dan tabulating. Data yang sudah terkumpul selanjutnya dianalisis secara univariat dan bivariat dengan uji statistic Chi Square dua sampel. Derajat interval kepercayaan (95%) dan tingkat kemaknaan pvalue <.5. HASIL. Univariat Hampir seluruh responden di wilayah kerja Puskesmas S. Parman berusia atau berumur kurang produktif (93,9%), tingkat pendidikan tidak jauh berbeda antara rendah (5,5%) dan tinggi (8,5%), hampir seluruhnya tidak bekerja (97%), dan tingkat kehadiran hampir seluruhnya aktif (8,8%). Responden di wilayah kerja Puskesmas Alalak Tengah seluruhnya berusia atau berumur produktif (%), tingkat pendidikan seluruhnya rendah (%), status pekerjaan hampir seluruhnya tidak bekerja, dan Jurnal Skala Kesehatan Volume 5 No. Tahun

tingkat kehadiran hampir seluruhnya kurang aktif (96,%). Tingkat pengetahuan responden di wilayah kerja Puskesmas S. Parman dan puskesmas Alalak Tengah sebagian besar cukup (78,8% dan 6,%). Pengetahuan responden di posyandu wilayah kerja Puskesmas S. Parman tentang posyandu kalau dilihat dari jawaban kuesioner secara keseluruhan sudah baik, hanya sedikit saja yang kurang, yaitu pertanyaan mengenai imunisasi untuk mencegah agar anak tidak menderita TBC dijawab BCG, Polio I, II, III, campak, dan hepatitis. Sedangkan responden di wilayah kerja Puskesmas Alalak Tengah secara keseluruhan sudah baik, walaupun ada yang masih kurang, yaitu pertanyaan milik siapakah posyandu dijawab puskesmas, kelurahan, dan kader. Seluruh responden di wilayah kerja Puskesmas S. Parman dan Puskesmas Alalak Tengah menyatakan jarak posyandu adalah dekat (%) hampir seluruhnya menjawab jaraknya < km dari rumah dan bisa ditempuh dengan jalan kaki. Waktu buka posyandu sudah sesuai (%) karena hampir semua responden menjawab pagi dan tidak sibuk bekerja.. Bivariat a. Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas S. Parman Tabel. Distribusi Responden Menurut Faktorfaktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Kehadiran Ibu Menimbang Anak Balita di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas S. Parman Tahun 3 No.. 3.. 5. Faktor Tkt Pendidikan Rendah Tinggi Status Pekerjaan Bekerja Tidak Bekerja Tingkat Pengetahuan Kurang Cukup Baik Jarak Posyandu Jauh Dekat Waktu Buka Posyandu Tidak Sesuai Sesuai Tingkat kehadiran Ibu Menimbang Anak balita Kurang Aktif Aktif n % n % 6 5 6 6 3,5,3 8,7 9, 33,3 8, 8, 3 6 7 7 76,5 85,7 8,3 8,8 66,7 8,8 8,8 p*,656,,6 Sesuai Tabel di atas, berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada hubungan tingkat pendidikan (p value,656), status pekerjaan (p value,), tingkat pengetahuan (p value,6) dengan tingkat kehadiran menimbang anak balita. Analisis uji statistic jarak posyandu dan buka posyandu tidak bisa dilakukan karena variabel tidak bervariasi atau homogen. Jurnal Skala Kesehatan Volume 5 No. Tahun

b. Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Alalak Tengah Tabel.Distribusi Responden Menurut Faktorfaktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Kehadiran Ibu Menimbang Anak Balita di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Alalak Tengah Tahun 3 No.. 3.. 5. Faktor Tkt Pendidikan Rendah Tinggi Status Pekerjaan Bekerja Tidak Bekerja Tingkat Pengetahuan Kurang Cukup Baik Jarak Posyandu Jauh Dekat Waktu Buka Posyandu Tidak Sesuai Sesuai Tingkat Kehadiran Ibu Menimbang Anak Balita Kurang Aktif Aktif N % N %, 3, 8 7 7 3 7 8 8 96 95,9 96,9 96 96 p*,, Jurnal Skala Kesehatan Volume 5 No. Tahun

Sesuai Tabel di atas, berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan bahwa tingkat pendidikan, jarak posyandu, dan waktu buka posyandu tidak bisa dilakukan karena variable tidak bervariasi atau homogen. Tidak ada hubungan status pekerjaan (p value,), tingkat pengetahuan (p value,) dengan tingkat kehadiran menimbang anak balita. PEMBAHASAN. Tingkat Pendidikan Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat kehadiran ibu menimbang anak balita di Posyandu wilayah kerja Puskesmas S. Parman. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori Green et al. (98) yang menyatakan bahwa pendidikan (salah satu faktor demografi) sebagai yang mempermudah (predisposing factors) terjadinya perubahan perilaku seseorang. Hasil penelitian juga tidak sesuai dengan penelitian Mispuda (5) dan Kurnia () yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan memiliki hubungan yang bermakna dengan partisipasi ibu balita tehadap pemanfaatan pelayanan gizi di posyandu 3,. Hal ini bisa terjadi karena ada factor lain kemungkinan yang bisa mempengaruhi seperti dukungan keluarga berdasarkan hasil penelitian Pirmauli dan Silaen (), dukungan masyarakat berdasarkan hasil penelitian Kurnia (, peran petugas berdasarkan hasil penelitian Widiastuti (6) 5, dan pelayanan tambaban disamping pelayanan yang biasa diberikan di posyandu berdasarkan hasil penelitian Farhat () 6. Di samping itu mungkin faktor lain seperti peran petugas kesehatan (bidan, perawat dan gizi) yang kurang dalam memberikan motivasi, dimana petugas kesehatan menurut Green et al. (98) merupakan faktor penguat/pendorong (reinforcing factor). Hasil penelitian sesuai dengan hasil penelitian Fitriani ().. Status Pekerjaan Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan status pekerjaan dengan tingkat kehadiran ibu menimbang anak balita baik di posyandu wilayah kerja S. Parman maupun puskesmas Alalak Tengah. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori Green et al. (98) yang menyatakan bahwa pekerjaan (salah satu faktor demografi yaitu sosioekonomi) sebagai yang mempermudah (predisposing factors) terjadinya perubahan perilaku seseorang. Hasil penelitian tidak sesuai dengan penelitian Febrianti () yang menyatakan bahwa status bekerja ibu berhubungan bermakna dengan partisipasi ibu balita ke posyandu. Hal ini bisa terjadi karena ada factor lain kemungkinan yang bisa mempengaruhi seperti dukungan keluarga berdasarkan hasil penelitian Silaen (), dukungan masyarakat berdasarkan hasil penelitian Kurnia (), peran petugas berdasarkan hasil penelitian Widiastuti (6), dan pelayanan tambaban disamping pelayanan yang biasa diberikan di posyandu berdasarkan hasil penelitian Farhat () 6. Di samping itu mungkin faktor lain seperti peran petugas kesehatan (bidan, perawat dan gizi) yang kurang dalam memberikan motivasi, dimana petugas kesehatan menurut Green et al. (98) merupakan faktor Jurnal Skala Kesehatan Volume 5 No. Tahun

penguat/pendorong (reinforcing factor). 3. Tingkat Pengetahuan Responden Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada hubungan tingkat pengetahuan dengan tingkat kehadiran ibu menimbang anak balita baik di posyandu wilayah kerja S. Parman maupun puskesmas Alalak Tengah. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori Green et al. (98) yang menyatakan bahwa pengetahuan sebagai faktor yang mempermudah (predisposing factors) terjadinya perubahan perilaku dalam hal ini keaktifan dan Mudjianto, dkk (3) yang menyatakan bahwa tingkat pengetahuan mempengaruhi partisipasi ibu ke posyandu. Hal ini bisa terjadi karena ada faktor lain kemungkinan yang bisa mempengaruhi seperti dukungan keluarga berdasarkan hasil penelitian Silaen (), dukungan masyarakat berdasarkan hasil penelitian Kurnia (), peran petugas berdasarkan hasil penelitian Widiastuti (6) 5, dan pelayanan tambaban disamping pelayanan yang biasa diberikan di posyandu berdasarkan hasil penelitian Farhat () 6. Di samping itu mungkin faktor lain seperti peran petugas kesehatan (bidan, perawat dan gizi) yang kurang dalam memberikan motivasi, dimana petugas kesehatan menurut Green et al. (98) merupakan faktor penguat/pendorong (reinforcing factor).. Jarak Posyandu Analisis uji statistik untuk mencari hubungan jarak posyandu dengan tingkat kehadiran ibu menimbang anak balita tidak bisa dilakukan karena variabel jarak posyandu tidak bervariasi atau homogen. Variabel jarak posyandu dilihat dari hasil penelitian hanya memiliki satu kriteria saja yaitu dekat, sehingga pada waktu dianalisis tidak bisa diambil kesimpulan, artinya dengan jarak posyandu yang dekat, tingkat kehadiran ibu menimbang anak balita bisa aktif maupun kurang aktif, seharusnya bila jarak posyandu dekat maka tingkat kehadirannya aktif dan sebaliknya. 5. Waktu Buka Posyandu Analisis uji statistik untuk mencari hubungan waktu buka posyandu dengan tingkat kehadiran ibu menimbang anak balita di posyandu wilayah kerja puskesmas S. Parman maupun puskesmas Alalak Tengah tidak bisa dilakukan karena variabel waktu buka posyandu tidak bervariasi atau homogen. Variabel waktu buka posyandu dari hasil penelitian hanya memiliki satu kriteria saja yaitu sesuai, sehingga pada waktu dianalisis tidak bisa diambil kesimpulan. Artinya dengan waktu buka posyandu yang sesuai tingkat kehadiran ibu menimbang anak balita bisa aktif maupun kurang aktif, seharusnya bila waktu buka posyandu sesuai maka tingkat kehadirannya aktif dan sebaliknya. KESIMPULAN DAN SARAN Tidak ada hubungan tingkat pendidikan, status pekerjaan,tingkat pengetahuan, dengan tingkat kehadiran ibu menimbang anak balita dan jarak, dan waktu tidak bisa dianalisis. Hendaknya responden lebih meningkatkan lagi keaktifannya dalam pelaksanaan kegiatan posyandu dan perlunya dukungan yang lebih lagi dari pihak Puskesmas terhadap ibuibu. KEPUSTAKAAN Jurnal Skala Kesehatan Volume 5 No. Tahun

. Depkes, RI. (986) Posyandu, Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, Depkes RI, Jakarta. Green, LW., Kreuter, MW., Deeds, SG & Partridge, KB., (98) Health Education Planning: A Diagnostic Approach. Mayfield, California. Publishing Company 3. Mispuda (5) Faktorfaktor yang mempengaruhi rendahnya kunjungan balita ke posyandu di wilayah kerja Puskesmas Tanah Grogot Kabupaten Pasir.Balikpapan. Kurnia, N. () FaktorFaktor Yang Berhubungan dengan Partisipasi Ibu Balita Dalam Pemanfaatan Pelayanan Gizi Balita di Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang. Skripsi. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 5. Widiastuti (6) Pemanfaatan Pelayanan Posyandu di Kota Denpasar. Tesis, Program Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada 6. Farhat, Y. () Perbedaan Keaktifan Kader dan Faktor Internal Maupun Eksternal Yang Berhubungan di Wilayah Kerja Puskesmas Dengan Tingkat Partisipasi Masyarakat (D/S) Tinggi da Rendah Kota Banjarmasin. Tesis UGM Yogyakarta 7. Fitriani, I. () Hubungan Pendidikan Ibu Dengan Kunjungan Balita Ke Posyandu di Kecamatan Pemulutan Selatan Kabupaten Ogan Hilir. Di dalam Jurnal ILMIAH Volume II No. Jurnal Skala Kesehatan Volume 5 No. Tahun