PEGAS. Keberadaan pegas dalam suatu system mekanik, dapat memiliki fungsi yang berbeda-beda. Beberapa fungsi pegas adalah:

dokumen-dokumen yang mirip
Respect, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TSP 205. Torsi. Pertemuan - 7

PUNTIRAN. A. pengertian

Respect, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TSP 205. Kolom. Pertemuan 14, 15

Bab 5 Puntiran. Gambar 5.1. Contoh batang yang mengalami puntiran

Tujuan Pembelajaran:

DEFORMASI BALOK SEDERHANA

BAB II LANDASAN TEORI

Kuliah ke-2. UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI FAKULTAS TEKNIK Jalan Sudirman No. 629 Palembang Telp: , Fax:

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar

BAB II STUDI PUSTAKA

ELEMEN MESIN II ELEMEN MESIN II

Pertemuan IV II. Torsi

BAB IV ANALISA DESAIN MEKANIK CRUISE CONTROL

Mesin atau peralatan serta komponenkomponenya pasti menerima beban operasional dan beban lingkungan dalam melakukan fungsinya.

Tegangan Dalam Balok

Pembebanan Batang Secara Aksial. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT

Session 1 Konsep Tegangan. Mekanika Teknik III

IV. DEFLEKSI BALOK ELASTIS: METODE INTEGRASI GANDA

FRAME DAN SAMBUNGAN LAS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. karbon, baja paduan rendah mutu tinggi, dan baja paduan. Sifat-sifat mekanik dari

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m.

Jurnal Teknika Atw 1

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PROSES PERANCANGAN

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

FISIKA XI SMA 3

V. BATANG TEKAN. I. Gaya tekan kritis. column), maka serat-serat kayu pada penampang kolom akan gagal

Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul D Uji Lentur dan Kekakuan

Mekanika Bahan TEGANGAN DAN REGANGAN

4/6/2011. Stress, DEFORMASI BAHAN. Stress. Tegangan Normal. Tegangan: Gaya per satuan luas TEGANGAN NORMAL TEGANGAN GESER. Stress.

Konsep Dasar Getaran dan Gelombang Kasus: Pegas. Powerpoint presentation by Muchammad Chusnan Aprianto

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Tumpuan Rol

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Perencanaan Interior 2. Perencanaan Gedung 3. Perencanaan Kapal

BAB 5 SAMBUNGAN BAUT

BAB II STUDI LITERATUR

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA

MAKALAH PRESENTASI DEFORMASI LENTUR BALOK. Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Mekanika Bahan Yang Dibina Oleh Bapak Tri Kuncoro ST.MT

HHT 232 SIFAT KEKUATAN KAYU. MK: Sifat Mekanis Kayu (HHT 331)

Bab II STUDI PUSTAKA

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

Uji Kompetensi Semester 1

DESAIN BALOK SILANG STRUKTUR GEDUNG BAJA BERTINGKAT ENAM

tegangan tekan disebelah atas dan tegangan tarik di bagian bawah, yang harus ditahan oleh balok.

BAB II DASAR-DASAR DESAIN BETON BERTULANG. Beton merupakan suatu material yang menyerupai batu yang diperoleh dengan

BAB III LANDASAN TEORI. Dimensi, berat kendaraan, dan beban yang dimuat akan menimbulkan. dalam konfigurasi beban sumbu seperti gambar 3.

300 mm 900 mm. ΣF = 0 : Rv 20 kn + 10 kn 40 kn = 0 Rv = 50 kn. δ = P L / A E. Maka δ akan berbeda untuk P, L, A, atau E yang berbeda.

METODE SLOPE DEFLECTION

BAB 5 POROS (SHAFT) Pembagian Poros. 1. Berdasarkan Pembebanannya

sejauh mungkin dari sumbu netral. Ini berarti bahwa momen inersianya

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian rangka

bermassa M = 300 kg disisi kanan papan sejauh mungkin tanpa papan terguling.. Jarak beban di letakkan di kanan penumpu adalah a m c m e.

BAB II TEORI DASAR. unloading. Berdasarkan sistem penggeraknya, excavator dibedakan menjadi. efisien dalam operasionalnya.

TEGANGAN DAN REGANGAN GESER. Tegangan Normal : Intensitas gaya yang bekerja dalam arah yang tegak lurus permukaan bahan

ANALISIS KOLOM BAJA WF MENURUT TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG ( SNI ) MENGGUNAKAN MICROSOFT EXCEL 2002

Pd M Ruang lingkup

VII. KOLOM Definisi Kolom Rumus Euler untuk Kolom. P n. [Kolom]

Macam-macam Tegangan dan Lambangnya

PROPOSAL TUGAS AKHIR DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN. metoda desain elastis. Perencana menghitung beban kerja atau beban yang akan

LANDASAN TEORI. Katungau Kalimantan Barat, seorang perencana merasa yakin bahwa dengan

BAB II LANDASAN TEORI

Rheologi. Stress DEFORMASI BAHAN 9/26/2012. Klasifikasi Rheologi

Pertemuan I,II I. Struktur Statis Tertentu dan Struktur Statis Tak Tentu

I. TEGANGAN NORMAL DAN TEGANGAN GESER

KONSEP TEGANGAN DAN REGANGAN NORMAL

Diktat-elmes-agustinus purna irawan-tm.ft.untar BAB 2 BEBAN, TEGANGAN DAN FAKTOR KEAMANAN

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan

Integral lipat dua BAB V INTEGRAL LIPAT 5.1. DEFINISI INTEGRAL LIPAT DUA. gambar 5.1 Luasan di bawah permukaan

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika

Treefy Education Pelatihan OSN Online Nasional Jl Mangga III, Sidoarjo, Jawa WhatsApp:

2- ELEMEN STRUKTUR KOMPOSIT

VII ELASTISITAS Benda Elastis dan Benda Plastis

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN DESAIN RANGKA DAN BODY. Perhitungan Kekuatan Rangka. Menghitung Element Mesin Baut.

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Dasar Mesin Pencacah Rumput

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II STUDI PUSTAKA

Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam

Laporan Praktikum MODUL C UJI PUNTIR

Besarnya defleksi ditunjukan oleh pergeseran jarak y. Besarnya defleksi y pada setiap nilai x sepanjang balok disebut persamaan kurva defleksi balok

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buah kabin operator yang tempat dan fungsinya adalah masing-masing. 1) Kabin operator Truck Crane

L p. L r. L x L y L n. M c. M p. M g. M pr. M n M nc. M nx M ny M lx M ly M tx. xxi

MODUL STRUKTUR BAJA II 4 BATANG TEKAN METODE ASD

BAHAN AJAR FISIKA KELAS XI IPA SEMESTER GENAP MATERI : DINAMIKA ROTASI

TUGAS AKHIR BIDANG STUDI DESAIN ANALISA KEKUATAN DAN KEMULURAN RANTAI SUPRA X 125 DD OLEH: WAHYUDDIN ROMADHON

Kuliah ke-6. UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI FAKULTAS TEKNIK Jalan Sudirman No. 629 Palembang Telp: , Fax:

ANALISA TEKUK PADA KOLOM BAJA TAMPANG IWF AKIBAT GAYA TEKAN AKSIAL

BAB IV TEGANGAN, REGANGAN, DAN DEFLEKSI

KAJI EKSPERIMEN PENINGKATAN UMUR LELAH POROS BERALUR DENGAN PENAMBAHAN ALUR BANTU

l l Bab 2 Sifat Bahan, Batang yang Menerima Beban Axial

ANSTRUK STATIS TAK TENTU (TKS 1315)

APLIKASI SIMULASI MONTE CARLO PADA PERHITUNGAN MOMEN MAKSIMUM STRUKTUR PORTAL

BAB III LANDASAN TEORI (3.1)

II. KAJIAN PUSTAKA. gaya-gaya yang bekerja secara transversal terhadap sumbunya. Apabila

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

DAFTAR ISI. LEMBAR JUDUL... i KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... iii. DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK...

Pertemuan XIV IX. Kolom

III. TEGANGAN DALAM BALOK

PLASTISITAS. Pendahuluan. Dalam analisis maupun perancangan struktur (design) dapat digunakan metoda ELASTIS atau Metoda PLASTIS (in elastis)

Transkripsi:

PEGAS Ketika fleksibilitas atau defleksi diperlukan dalam suatu system mekanik, beberapa bentuk pegas dapat digunakan. Dalam keadaan lain, kadang-kadang deformasi elastis dalam suatu bodi mesin merugikan. Pegas dipekerjakan untuk menggunakan gaya atau torsi dalam mesin atau menyerap energy yang diaplikasikan secara tiba-tiba. Pegas sering kali bekerja dengan nilai tegangan kerja yang tinggi, dan dengan beban yang secara terus menerus bervariasi. Keberadaan pegas dalam suatu system mekanik, dapat memiliki fungsi yang berbeda-beda. Beberapa fungsi pegas adalah: 1. Menyimpan energy. Pegas yang berfungsi utama menyimpan energy, sebagai contoh penggerak jam, drum penggulung dan alat mainan, sebagai pegarah pembalik dari kutub dan batang pengendali. 2. Melunakkan kejutan. Pegas yang berfungsi untuk melunakkan tumbukkan antara lain sebagai pegas roda, gandar dan pegas kejut pada kendaraan bermotor 3. Pendistribusian gaya. Pegas yang berfungsi untuk mendistribusikan gaya, antara lain pada pembebanan roda dari kendaraan dan landasan mesin dan sebagainya 4. Elemen ayun. Pegas yang berfungsi sebagai elemen ayun yaitu sebagai pegas pemberat, dan penyekatan ayunan serta pembalik untuk penghentian dari ayunan. 5. Pembatasan Gaya. Pegas yang berfungsi untuk pembatasan gaya pada mesin press 6. Pengukur. Pegas yang terdapat pada timbangan, pengukur tekanan. Tegangan yang terjadi pada pegas, dapat dibedakan dalam 3 jenis yaitu Torsional Stressed, Flexural Stressed dan Tension-Copression Stressed. Macam-macam pegas seperti terdapat pada Gambar 1.

1. Pegas Helical Persamaan untuk tegangan dan deformasi coil pegas helical diturunkan secara langsung dari hubungan persamaan untuk torsi batang penampang lingkaran sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 2.a. Panjang batang l dan diameter d, dipasang tuas pada masing-masing ujungnya dengan panjang tuas R, dan ini dalam kondisi kesetimbangan dibawah aksi beban P. Asumsi bahwa batang lurus ditekuk menjadi bentuk pilin sejumlah N gulung dan jari-jari R sebagaimana terlihat pada Gambar 2.b. Batang yang telah digulung berada dalam kesetimbangan, gaya P bekerja berlawanan arah dan sama besar. Gambar 2. Pegas Helical dibentuk dari batang bulat Tegangan dalam batang lurus bergeser dan disebabkan oleh torsi yang sama dengan PR. Prinsip tegangan dalam pilin adalah juga tegangan geser torsional. Tegangan geser torsional =. (a) J : momen polar inersia, dimana untuk bentuk lingkaran Setelah digulung menjadi pilin, penampang melintang memiliki tegangan tambahan dari geseran transverse. Analisis eksak menunjukkan bahwa tegangan pada pertengahan tinggi memiliki nilai 1.23 P/A, maka Tegangan geser Transverse = 1.23 (b) Dimana (1)

Tegangan geser total S s pada bagian dalam gulungan pada pertengahan tinggi dari beban statik P diberikan dengan menjumlah persamaan (a) dan (b). ( ) (2) Melalui substitusi persamaan 1, maka ( ) (3) ( ) (4) Defleksi pegas dapat ditemukan dengan mempertimbangkan rotasi penampang melintang terhadap yang lain yang disebabkan oleh torsi PR. Asumsi untuk sementara elemen ABCD pada Gambar 2.b. adalah fleksibel, tetapi perlu diingat bahwa pegas pejal. Maka rotasi d pada bagian CD terhadap batas penampang melintang AB adalah sama dengan G : modulus elastisitas Rotasi differensial panjang dari pegas, menyebabkan titik E bergerak dengan nilai Total defleksi yang disebabkan oleh torsi ketika seluruh pegas elastis didapatkan melalui integrasi persamaan di atas melewati seluruh panjang pegas (5) Bentuk terakhir persamaan 5 ditentukan melalui substitusi nilai ekuivalen untuk l dan J Subtitusi persamaan 1 menyebabkan persamaan di atas dapat dibawa dalam bentuk (6) Sebuah persamaan untuk konstanta pegas k, atau gaya yang dibutuhkan untuk defleksi satu inchi, didapatkan dengan memperhatikan gambar 2.c.

(7) dan Persamaan lain untuk k didapatkan dari persamaan (5) dan (6) dengan mengganti P oleh k (8) Contoh 1. Pegas helical kompresi terbuat dari kawat berdiameter 0.225 in (G =11,500,000 psi), dan memiliki diameter luar gulungan 2 in. Terdapat 8.6 gulungan aktif. Tentukan beban statis yang akan menyebabkan tegangan geser 50,000 psi dan tentukan defleksi pegas. Penyelesaian: R = ½ (2.0 0.225) = 0.8875 in Dari persamaan 1: Dari persamaan 2: 50,000 = ( )= 428P P = 116.9 lb Dari persamaan 5 : =1.526 Desain untuk Beban Fluktuatif Jika pembebanan pada pegas berfluktuasi secara kontinyu, desain harus mempertimbangkan faktor kelelahan dan konsentrasi tegangan. Diagram working stress untuk pegas terlihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Diagram Working Stress untuk Pegas. Gambar 3.a. menunjukkan batas ketahanan pulsating shear ketika bahan diuji. Ketika bahan diuji, rentang tegangan sama dengan rata-rata, dimana nilainya sama dengan setengah nilai tegangan maksimum. Garis lurus mendekati garis kegagalan (line of failure) ditarik dari titik A (Gambar 3.c). Garis yang memberikan working stress actual merupakan garis yang sejajar dengan garis ini, dan dapat ditarik setelah membagi tegangan yield point dengan faktor keamanan (FS). Faktor konsentrasi tegangan K c untuk kurva dapat dihitung dengan persamaan (9) Range Stress (S sr ) untuk Range load P r dikalikan dengan K c sebelum diplot dalam diagram pada Gambar 3.c. Dengan membuat hubungan sisi-sisi segitiga secara proporsional dalam Gambar 3, maka didapatkan persamaan : (10) Ini merupakan persamaan dasar untuk desain pegas dengan beban yang berfluktuasi secara terus menerus. Contoh: Sebuah pegas helical tekan mendapat beban fluktuatif. Pegas terbuat dari kawat dengan diameter 0.2253 in. Pengujian bahan adalah 120,000 psi untuk torsional yield strength dan 100,000 psi untuk batas ketahanan geseran (endurance limit) dari nol menuju maksimum.

Indeks pegas adalah 6 dengan faktor keamanan 1.5. tentukan beban maksimum dan minimum pegas. Jika beban rata-rata pegas adalah 180 lb, Penyelesaian: Dari persamaan (1) R = 0.676 Persamaan (9) K c = = 1.15 Persamaan (2) S sav = ( ) = 59,730 psi Persamaan (10) S sr = 12,590 psi Maka P r = = = 37.9 lb Sehingga P 2 = 180 + 37.9 = 217.9 lb P 1 = 180 37.9 = 152.1 lb Toleransi Komersial Ukuran pegas helical tidaklah standar. Pegas dapat dibuat sesuai pesanan. Biaya produksi akan rendah jika toleransi untuk ukuran dan beban diijinkan. Toleransi untuk pegas komersial agak luas dan dapat ditentukan dengan mengikuti persamaan-persamaan dibawah dengan konstata di berikan pada Tabel 1. Panjang bebas (panjang ketika tanpa beban) dinyatakan dalam l 1. Toleransi panjang bebas = T 1 c 1 l 1 (13) Tolerasi diameter gulungan = 2T 2 R (14) Toleransi laju pegas = (T 3 + T 4 ) K (15) Toleransi beban = (T 4 + T 5 ) P (16)

Tabel 1. Konstanta untuk menghitung teloransi pegas komersial l 1 T 1 d T 2 T 4 N T 3 l 1 / d T 5 0.4 0.0092 0.010 0.0485 0.0490 2 0.0560 1.1 0.0200 0.7 0.0073 0.020 0.0367 0.0435 3 0.0480 1.5 0.0269 1.0 0.0063 0.030 0.0314 0.0405 4 0.0430 2 0.0353 1.5 0.0054 0.040 0.0278 0.0385 5 0.0395 3 0.0512 2 0.00477 0.060 0.0238 0.0360 6 0.0368 4 0.0675 3 0.00405 0.080 0.0210 0.0342 8 0.0330 5 0.083 4 0.00362 0.100 0.0194 0.0330 10 0.0303 6 0.098 5 0.00332 0.150 0.0164 0.0307 15 0.0260 8 0.129 6 0.00306 0.200 0.0147 0.0293 20 0.0233 10 0.159 7 0.00288 0.300 0.0125 0.0273 25 0.0214 13 0.203 8 0.00274 0.400 0.0113 0.0260 30 0.0200 16 0.247 10 0.00250 0.500 0.0103 0.0250 40 0.0180 20 0.303 Pegas Helical Kawat Persegi Empat Ketika kawat segiempat digunakan untuk pegas helical, nilai tegangan geser dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan untuk poros segi empat. Untuk pegas seperti pada Gambar 4a dan 4b, tegangan pada titik A 1 dan A 2 dapat ditentukan dengan persamaan berikut: Gambar 4. Pegas Helical dari batang persegi empat untuk titik A 1 (17) untuk titik A 2 (18)

Nilai 1 dan 2 untuk variasi nilai rasio b/c dapat diperoleh dari Tabel 2. Tabel 2. Konstanta untuk Torsi pada Poros Segiempat b/c 1.00 1.20 1.50 1.75 2.00 2.50 3.00 4.00 5.00 6.00 8.00 10.00 1 0.208 0.219 0.231 0.239 0.246 0.258 0.267 0.282 0.291 0.299 0.307 0.312 0.333 2 0.208 0.235 0.269 0.291 0.309 0.336 0.355 0.378 0.392 0.402 0.414 0.421 0. 0.1406 0.166 0.196 0.214 0.229 0.249 0.263 0.281 0.291 0.299 0.307 0.312 0.333 Untuk tegangan pada Titik A 1 Gambar 4.a dan A 2 Gambar 4.b, tegangan harus ditambah dengan tegangan geser transverse sebesar 1.5 P/A. Defleksi pegas dapat ditentukan dengan persamaan: Pegas Helical dengan Beban Torsional Pegas Helical dapat dibebani oleh torsi pada sumbu pilin. Beberaap beban sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 5 a, adalah serupa dengan pembebanan torsional pada poros. Torsi terhadap sumbu pilin beraksi sebagai momen bending pada setiap bagian kawat sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 5.b. Bahan dalam kondisi menerima tegangan lentur, dan persamaan umum untuk tegangan bending dapat digunakan. (19) Gambar 5. Pembebanan dan Deformasi Angular Pegas Torsional

Karena bentuk kurva, tegangan pada bagian dalam gulungan lebih besar dari pada bagian luar. Penyesuaian dapat dibuat dengan mengalikan tegangan yang diberikan s = Mc/I dengan faktor konsentrasi tegangan. c adalah jarak terjauh antara sumbu normal dengan sisi luar penampang melintang, I adalah momen inersia, dimana I = untuk bentuk lingkaran I = untuk segi empat Untuk kawat dengan penampang melintang segiempat, faktor tersebut adalah ( ) untuk sisi dalam (20) ( ) untuk sisi luar (21) Dimana c 1 = R / h, dimana h adalah kedalaman penampang melintang yang tegak lurus sumbu. Untuk penampang melintang berbentuk lingkaran, faktor konsentrasi adalah: ( ) untuk sisi dalam (22) ( ) untuk sisi luar (23) Dimana c 1 = 2R/d Deformasi kawat pada pegas sama dengan deformasi pada batang lurus dengan panjang l. Deformasi sudut sebesar: Contoh : Pegas torsional pintu terbuat dari bahan dengan diameter 0.0540 in, S ult = 301,000 psi dengan nilai E = 30,000,000 psi. Diameter rata-rata pilin adalah 0.875 in dengan jumlah gulungan 400. Jika diasumsikan S yp = 0.6 S ult dan faktor keamanan 2, hitung tegangan maksimum yang diijinkan dalam pegas dengan memperhitungkan faktor konsentrasi tegangan dan tentukan deformasi sudut.

Penyelesaian d = 0.0540 in c = S ult = 301,000 psi S yp = 0.65 S ult = 0.65 x 301,000 = 180,600 psi K 3 = = ( ) ( ) = 1.048 K 3 S = 1.048 S = = 90,300 S = 86,140 psi M = =1.317 in l = 2 RN = x 0.875 x 400 = 1,100 in