Analisis Cluster dalam Mengidentifikasi Tipe Kawasan Berdasarkan Karakteristik Timbulan Sampah Rumah Tangga di Perkotaan Kabupaten Jember

dokumen-dokumen yang mirip
TUGAS AKHIR RP

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1976 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA ADMINISTRATIP JEMBER

PEMBENTUKAN KOTA ADMINISTRATIP JEMBER Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1976 Tanggal 19 April 1976 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Clustering Permukiman Kumuh di Kawasan Pusat Kota Surabaya

Tipologi Kawasan Bahaya Banjir di Kawasan Perkotaan Kecamatan Sampang

Arahan Penataan Lingkungan Kawasan Perumahan Swadaya di Kelurahan Tambak Wedi Kota Surabaya

Arahan Penataan Lingkungan Kawasan Perumahan Swadaya di Kelurahan Tambak Wedi Kota Surabaya

Arahan Distribusi Lokasi Pos Pemadam Kebakaran Berdasarkan Kawasan Potensi Risiko Bencana Kebakaran di Kota Surabaya

Penilaian Tingkat Keberlanjutan Kawasan Pantai Timur Surabaya sebagai Kawasan Konservasi Berkelanjutan

Faktor yang Berpengaruh dalam Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis Perikanan di Pulau Poteran

Pemanfaatan Lahan pada Lokasi Bekas Tambang Tanah Urug di Kecamatan Ngoro, Mojokerto

Identifikasi Potensi Agribisnis Bawang Merah di Kabupaten Nganjuk Untuk Meningkatkan Ekonomi Wilayah

Persebaran Spasial Produksi Emisi Karbon Dioksida (CO 2 ) dari Penggunaan Lahan Permukiman di Kawasan Perkotaan Gresik Bagian Timur

Penentuan Tipologi Kesenjangan Wilayah di Kabupaten Lamongan Berdasarkan Aspek Ekonomi dan Sosial

Optimalisasi Penggunaan Lahan Untuk Memaksimalkan Pendapatan Pemerintah Daerah Kabupaten Sidoarjo (Studi Kasus : Kecamatan Waru)

Identifikasi Karakteristik Lingkungan Permukiman Kumuh di Kelurahan Kapuk, Jakarta Barat

Penentuan Rute Angkutan Umum Berbasis Transport Network Simulator di Kecamatan Candi dan Kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo

Identifikasi Tipologi berdasarkan Karakteristik Sempadan Sungai di Kecamatan Semampir

Karakteristik Pengguna Ruang Terbuka Hijau pada Kawasan Perumahan di Kecamatan Rungkut

Konsep Land Sharing Sebagai Alternatif Penataan Permukiman Nelayan di Kelurahan Gunung Anyar Tambak Surabaya

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PERENCANAAN PENEMPATAN TOKO MODERN DI KOTA JEMBER DENGAN MENGGUNAKAN METODE AHP

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print C-45

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

Tingkat Pelayanan Fasilitas Pendidikan Sekolah Menengah Tingkat Atas di Kabupaten Sidoarjo

Penentuan Prioritas Pengembangan KAPET DAS KAKAB Di Kabupaten Barito Selatan

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No.2, (2015) ISSN: ( Print) C-133

Kriteria Pengembangan Kota Banjarbaru Sebagai Pusat Pemerintahan

Studi Kehilangan Air Komersial (Studi Kasus: PDAM Kota Kendari Cabang Pohara)

Klaster Pengembangan Industri Berbasis Perkebunan dalam Pengembangan Wilayah di Provinsi Aceh

Pengembangan Kawasan Andalan Probolinggo- Pasuruan-Lumajang Melalui Pendekatan Peningkatan Efisiensi

Arahan Peningkatan Daya Saing Daerah Kabupaten Kediri

Kriteria Pengembangan Desa Slopeng sebagai Desa Wisata di Kabupaten Sumenep

Tingkat Partisipasi Masyarakat pada Permukiman Kumuh Kelurahan Ploso

BAB I PENDAHULUAN. Sampah merupakan masalah yang dihadapi hampir di seluruh negara dan

PENENTUAN INFRASTRUKTUR PRIORITAS DI WILAYAH PINGGIRAN KOTA YOGYAKARTA

Penilaian Tingkat Keberlanjutan Pembangunan di Kabupaten Bangkalan sebagai Daerah Tertinggal

Identifikasi Karakteristik Lingkungan Permukiman Kumuh Berdasarkan Persepsi Masyarakat Di Kelurahan Tlogopojok

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Penentuan Rute Angkutan Umum Optimal Dengan Transport Network Simulator (TRANETSIM) di Kota Tuban

PENENTUAN PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

Kriteria Lokasi Industri Pengolahan Pisang di Kabupaten Lumajang

Arahan Peningkatan Ekonomi Masyarakat Petani Jeruk Siam berdasarkan Perspektif Petani di Kec. Bangorejo Kab. Banyuwangi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisis Pengaruh Lokasi Central Business District Terhadap Nilai Tanah Di Daerah Sekitarnya (Studi Kasus : Daerah Industri di Surabaya)

Keterkaitan Karakteristik Pergerakan di Kawasan Pinggiran Terhadap Kesediaan Menggunakan BRT di Kota Palembang

Keterkaitan Sektor Ekonomi di Provinsi Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN Analisis Situasi Mitra

Faktor Penentu Pengembangan Industri Pengolahan Perikanan Di Kabupaten Sidoarjo melalui Pengembangan Ekonomi Lokal

Penentuan Kawasan Agropolitan berdasarkan Komoditas Unggulan Tanaman Hortikultura di Kabupaten Malang

Pengembangan Komoditas Unggulan Sektor Pertanian Tanaman Pangan di Kabupaten Karangasem Melalui Pendekatan Agribisnis

Penentuan Variabel Berpengaruh dalam Pengembangan Kawasan Strategis Ekonomi Pesisir Utara pada Bidang Perikanan di Kota Pasuruan

Pengembangan Kawasan Andalan Probolinggo- Pasuruan-Lumajang Melalui Pendekatan Peningkatan Efisiensi

Rumusan Insentif dan Disinsentif Pengendalian Konversi Lahan Pertanian di Kabupaten Gianyar

Pengaruh Penataan Bangunan dan Lingkungan Terhadap Resiko Bencana Kebakaran Di Kelurahan Nyamplungan Kota Surabaya

PROPOSAL PROYEK AKHIR. Yayuk Tri Wahyuni NRP Dosen Pembimbing Endang Sri Sukaptini, ST. MT

Tipologi Kecamatan Tertinggal di Kabupaten Lombok Tengah

Penentuan Lokasi lokasi Potensial Pembangunan Bangunan Tinggi di Surabaya Pusat

Evaluasi Kesesuaian Struktur Organisasi Pengelola Teknologi Informasi dengan Rencana Jangka Panjang Instansi (Studi Kasus pada Dinas XYZ)

Arahan Pengembangan Kawasan Sumbing Kabupaten Magelang sebagai Agropolitan

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print)

Pengelolaan Sampah Organik Rumah Pemotongan Hewan, Industri Tahu, Peternakan, dan Pasar di Kecamatan Krian, Kabupaten. Sidoarjo.

Penentuan Nilai Insentif dan Disinsentif Pada Pajak Bumi dan Bangunan Sebagai Instrumen Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian di Sidoarjo

PENGEMBANGAN FASILITAS PENGOLAHAN SAMPAH DI KECAMATAN KELAPA DUA KABUPATEN TANGERANG

Penataan Lingkungan Permukiman Kumuh Di Wilayah Kecamatan Semampir Kota Surabaya Melalui Pendekatan Partisipasi Masyarakat

Identifikasi Permukiman Kumuh Berdasarkan Tingkat RT di Kelurahan Keputih Kota Surabaya

Pengendalian Konversi Lahan Pertanian Pangan Menjadi Non Pertanian Berdasarkan Preferensi Petani di Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi

Analisa Penetapan Harga Jual Unit Rumah di Perumahan Griya Agung Permata, Lamongan

Pembentukan Cluster Objek Daya Tarik Wisata (ODTW) di Kota Yogyakarta

Rumusan Insentif dan Disinsentif Pengendalian Konversi Lahan Pertanian di Kabupaten Gianyar

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

Oleh : CUCU HAYATI NRP Dosen Pembimbing Ir. Putu Rudy Setiawan, MSc

Analisa Penetapan Harga Jual Unit Rumah pada Proyek Perumahan Soka Park Bangkalan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisis Perencanaan dan Pengembangan Jaringan Distribusi Air Bersih di PDAM Tulungagung

BAB. V Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi Kabupaten Jembrana

Kata Kunci: Evaluasi, Masa Pakai, Reduksi, Pengomposan, Daur Ulang

PENGGUNAAN CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI UNTUK PEMBUATAN PETA DASAR SKALA 1:5.000 KECAMATAN NGADIROJO, KABUPATEN PACITAN

Visualisasi Sistem Informasi Pendaftaran Kadaster 3D Studi Kasus: Rumah Susun Grudo, Surabaya

Identifikasi Variabel Berpengaruh Pada Peningkatan Keunggulan Kompetitif Industri Alas Kaki di Kabupaten Mojokerto

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

Analisa Perubahan Garis Pantai Akibat Kenaikan Muka Air Laut di Kawasan Pesisir Kabupaten Tuban

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan Kota

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Kriteria Pengembangan Desa Slopeng sebagai Desa Wisata di Kabupaten Sumenep

Tingkat Pelayanan Pengangkutan Sampah di Rayon Surabaya Pusat

III. BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Analisis dan Rencana Pengembangan Jaringan Distribusi Air Bersih Unit Cabang Timur PDAM Kabupaten Klaten

BAB III METODE KAJIAN

Analisa Biaya Dan Permintaan Pada Penetapan Harga Marginal Unit Rumah Di Perumahan Royal Regency, Lumajang

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) ( X Print) 1

Klaster Pengembangan Industri Berbasis Perkebunan dalam Pengembangan Wilayah di Provinsi Aceh

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 75 /KPTS/013/2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

4.3. Variabel dan Definisi Operasional Variabel

Arahan Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Singosari Malang sebagai Heritage Tourism

Analisis Kondisi Hidrologi Daerah Aliran Sungai Kedurus untuk Mengurangi Banjir Menggunakan Model Hidrologi SWAT

Analisis Highest and Best Use (HBU) Pada Lahan Jl. Gubeng Raya No. 54 Surabaya

Faktor Prioritas Penyebab Kumuh Kawasan Permukiman Kumuh Di Kelurahan Belitung Selatan, Kota Banjarmasin

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Analisis Cluster dalam Mengidentifikasi Tipe Berdasarkan Karakteristik Timbulan Sampah Rumah Tangga di Perkotaan Kabupaten Jember Moh Rizal Rizki 1), Rulli Pratiwi Setiawan, ST, M.Sc 2) Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: rullips@yahoo.com Abstrak Jumlah penduduk di Perkotaan Kabupaten Jember semakin meningkat setiap tahunnya menyebabkan volume sampah rumah tangga yang dihasilkan semakin bertambah. Permasalahan terkait sampah rumah tangga di perkotaan Kabupaten Jember seperti pencemaran lingkungan akibat sampah masih dijumpai di beberapa wilayah perkotaan. Hal ini dikarenakan berbagai wilayah di perkotaan Kabupaten Jember memiliki karakteristik timbulan sampah yang berbeda-beda. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tipe kawasan berdasarkan karakteristik timbulan sampah rumah tangga di Perkotaan Kabupaten Jember. Metode analisis yang digunakan adalah Analisis Cluster. Analisis Cluster digunakan untuk mengelompokkan Kelurahan di Perkotaan Kabupaten Jember yang memiliki kesamaan atau kemiripan karakteristik timbulan sampah yang dilihat dari variabel luas lahan permukiman mewah, luas lahan permukiman sedang, luas lahan permukiman sederhana jumlah penduduk, kepadatan penduduk, pendapatan penduduk, jumlah sampah organik, dan jumlah sampah anorganik. Hasil dari analisis cluster diperoleh 3 tipe kawasan di perkotaan Kabupaten Jember yang memiliki kesamaan karakteristik timbulan sampah, yaitu Tipe 1 dengan karakteristik timbulan sampah yang dihasilkan oleh masyarakat pinggiran perkotaan (peri-urban), Tipe 2 dengan karakteristik timbulan sampah yang dihasilkan oleh masyarakat pusat pertumbuhan perkotaan, dan Tipe 3 dengan karakteristik timbulan sampah yang dihasilkan oleh masyarakat peralihan pusat pertumbuhan perkotaan. Kata Kunci kawasan perkotaan, persampahan, timbulan sampah, masyarakat. J I. PENDAHULUAN umlah penduduk Indonesia yang besar dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi mengakibatkan bertambahnya volume sampah. Di samping itu, pola konsumsi masyarakat memberikan kontribusi dalam menimbulkan jenis sampah yang semakin beragam [1]. Karakter sampah sangat dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan penduduk, pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran, serta gaya hidup dari masyarakat [2]. Semakin bertambahnya jumlah penduduk yang tidak diimbangi dengan penambahan jumlah fasilitas persampahan akan menyebabkan masalah lingkungan [3]. Perkotaan Kabupaten Jember merupakan salah satu wilayah yang mengalami peningkatan jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Wilayah Perkotaan Kabupaten Jember terdiri dari 3 (tiga) Kecamatan yaitu Kecamatan Kaliwates, Sumbersari, dan Patrang, serta memiliki 22 Kelurahan. Berdasarkan data Kabupaten Jember Dalam Angka Tahun 2013, pada tahun 2010 jumlah penduduk di perkotaan Kabupaten Jember tercatat sebanyak 285.765 jiwa, sedangkan pada tahun 2011 mengalami peningkatan sebanyak 331.171 jiwa. Peningkatan kembali terjadi pada tahun 2012 yaitu sebanyak 332.611 jiwa. Jumlah penduduk di perkotaan Kabupaten Jember yang terlayani oleh fasilitas persampahan hanya sebesar 40% [4]. Dari total jumlah penduduk 332.661 jiwa yang terlayani oleh fasilitas persampahan hanya 133.044 jiwa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebanyak 199.617 jiwa penduduk tidak terlayani fasilitas persampahan. Penduduk yang tidak terlayani fasilitas persampahan cenderung membuang sampah dengan cara yang mencemari lingkungan seperti melakukan penumpukan di pinggir jalan, dan membuang sampah di sungai. Jenis sampah yang banyak dijumpai mencemari lingkungan adalah jenis sampah rumah tangga. Sampah rumah tangga dihasilkan oleh aktivitas yang terjadi di kawasan permukiman. permukiman di perkotaan Kabupaten Jember terdiri dari 3 (tiga) macam yaitu kawasan permukiman mewah, kawasan permukiman sedang, dan kawasan permukiman sederhana [5]. Diantara ketiga kawasan tersebut memiliki karakteristik timbulan sampah yang berbeda-beda utamanya apabila dikaitkan dengan kondisi kependudukan dan sosial ekonomi masyarakat. permukiman sederhana dengan kepadatan penduduk tinggi akan memiliki karakteristik timbulan sampah yang berbeda dengan kawasan permukiman mewah dengan kepadatan penduduk rendah. Penanganan sampah rumah tangga antara kawasan yang satu dengan yang lain diharapkan dapat dilakukan sesuai dengan karakteristik timbulan sampah pada masing-masing kawasan. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan terkait persampahan di perkotaan Kabupaten Jember perlu dilakukan pengelompokkan kawasan berdasarkan kesamaan karakteristik timbulan sampah. Pengelompokkan kawasan tersebut dapat dilakukan menggunakan Analisis Cluster. Sehingga nantinya hasil dari pengelompokkan tipe kawasan tersebut dapat digunakan sebagai referensi dalam menentukan penanganan sampah rumah tangga yang tepat untuk diterapkan di perkotaan Kabupaten Jember.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 2 II. METODE PENELITIAN A. Metode Pengumpulan Data 1. Survei Instansi Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data sekunder. Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh dari survei instansi pada instansional yang memiliki relevansi dengan pembahasan seperti Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Jember bidang Prasarana Wilayah, Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Jember, dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jember. 2. Survei Literatur Survei literatur dilakukan dengan meninjau isi dari literatur yang bersumber dari buku-buku teori, jurnal-jurnal ilmiah, serta artikel-artikel ilmiah. Survei literatur berfokus pada teori mengenai karakteristik timbulan sampah. Karakteristik timbulan sampah berkaitan dengan sumber sampah atau darimana sampah tersebut dihasilkan. Sampah rumah tangga cenderung dihasilkan oleh masyarakat di daerah permukiman [6]. Selain itu, karakteristik timbulan sampah dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mempengaruhi timbulan sampah. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi timbulan sampah antara lain jumlah penduduk, kepadatan penduduk, tingkat pendapatan penduduk dan pola konsumsi [7]. Selain sumber sampah dan faktor-faktor yang mempengaruhi timbulan sampah, karakteristik timbulan sampah juga berkaitan dengan jenis sampah. Jenis sampah rumah tangga pada umumnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu jenis sampah organik dan sampah anorganik [8]. B. Metode Analisis Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan Analisis Cluster. Output yang diinginkan adalah adanya pengelompokkan wilayah penelitian berdasarkan persamaan karakteristik timbulan sampah yang ada di perkotaan Kabupaten Jember. Dengan Analisis Cluster dapat diketahui persamaan karakteristik pada masing-masing wilayah berdasarkan variabel yang telah ditentukan. Dalam proses analisis cluster digunakan bantuan alat analisis yaitu Software SPSS Statistics 17.0. Proses analisis cluster diawali dengan proses input data variabel luas lahan permukiman permukiman mewah, luas lahan permukiman sedang, luas lahan permukiman sederhana, jumlah penduduk, kepadatan penduduk, rata-rata pendapatan penduduk, jumlah sampah organik, dan jumlah sampah anorganik. III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Tahapan Analisis Cluster Analisis cluster merupakan suatu teknik yang dipergunakan untuk mengklasifikasikan objek ke dalam kelompok yang relatif homogen. Analisis cluster terbagi menjadi dua metode, yaitu hirarki dan non hirarki. Dalam penelitian ini, digunakan Analisis Cluster metode hierarki. Dalam analisis cluster, tipe kawasan dihasilkan berdasarkan wilayah yang memiliki karakteristik variabel yang sama atau memiliki kemiripan secara hierarki. Adapun variabel yang digunakan dalam analisis cluster untuk menentukan tipe kawasan berdasarkan karakteristik timbulan sampah di perkotaan Kabupaten Jember terdiri dari 8 (delapan) variabel,antara lain dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 1. yang digunakan dalam Analisis Cluster Keterangan Luas lahan permukiman Total luas lahan permukiman mewah tiap mewah Luas lahan permukiman Total luas lahan permukiman sedang tiap sedang Luas lahan permukiman Total luas lahan permukiman rendah tiap sederhana Jumlah Penduduk Jumlah penduduk tiap kelurahan (Jiwa) Kepadatan penduduk Jumlah penduduk per kelurahan dibagi luas lahan per kelurahan (Jiwa/Km 2 ) Rata-rata pendapatan Rata-rata pendapatan penduduk yang diperoleh penduduk per bulan tiap kelurahan (Rp) Jumlah sampah organik Rata-rata jumlah sampah organik yang dihasilkan tiap kelurahan per hari (m 3 ) Jumlah sampah anorganik Rata-rata jumlah sampah anorganik yang dihasilkan tiap kelurahan per hari (m 3 ) Sumber: Tinjauan Pustaka, 2014 -variabel diatas merupakan jenis data nominal yang masing-masing memiliki nilai kuantitatif. Dalam melakukan Analisis Cluster untuk mengidentifikasi tipe kawasan berdasarkan karakteristik timbulan sampah digunakan software SPSS Statistics Versi 17.0. Setelah semua data yang dibutuhkan terkumpul dalam format excel (.xls), selanjutnya data diinput ke dalam SPSS. Sebelum melakukan tahapan analisis cluster, data terlebih dahulu disetarakan nilainya dengan menentukan nilai Z-Score pada masing-masing nilai variabel. Kemudian, dapat dilakukan tahapan analisis cluster sesuai dengan prosedur. Setelah melalui proses tahapan analisis cluster, maka dihasilkan output 3 cluster wilayah. Cluster 1 direpresentasikan dengan Tipe 1, Cluster 2 direpresentasikan dengan Tipe 2, dan Cluster 3 direpresentasikan dengan Tipe 3. Tabel 2. Hasil dari Analisis Cluster Kelurahan Tipe 1 Kebonagung, Mangli, Antirogo, Tegalgede, Wirolegi, Kranjingan, Bintoro, Baratan, Jumerto, Slawu Tipe 2 Jember Kidul, Kepatihan, Sumbersari, Kebonsari, Tipe 3 Kaliwates, Sempusari, Tegalbesar, Karangrejo, Patrang, Gebang, Jember Lor Sumber: Tinjauan Pustaka, 2014 B. Interpretasi Hasil Cluster Tahapan interpretasi cluster adalah untuk mencari karakter setiap kelompok yang khas, salah satunya dapat dilakukan dengan membandingkan mean pada masing-masing kelompok kawasan. Dalam penelitian ini, karakter kelompok yang sama berdasarkan pada nilai masing-masing variabel pada tiap Kelurahan di kawasan tipe 1, kawasan tipe 2, dan kawasan tipe 3. Kemudian pada nilai masing-masing variabel pada tiap kawasan ditentukan nilai mean untuk dibandingkan antara satu kawasan dengan kawasan lainnya.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 3 Tabel 3. Perbandingan Mean Tipe 1,2, dan 3 Nilai Mean Tipe 1 Tipe 2 Tipe 3 0,01 0,26 0,12 0,19 1,76 1,27 1,72 0,09 0,26 Jumlah Penduduk 9.252,73 27.827,8 17.074,3 Kepadatan Penduduk 2.043,71 11.734,4 7.152,18 Pendapatan Penduduk 1.668.181,81 3.650.000,00 2.742.857,14 37,80 14,35 25,54 0,47 84,60 38,05 Tabel diatas merupakan hasil dari mean variabel-variabel pada masing-masing kawasan. Setelah diketahui nilai mean, maka dalam menentukan interpretasi dilanjutkan dengan menentukan range yang diawali dengan menghitung interval yang digunakan untuk menentukan jangkauan range. Interval dihitung menggunakan rumus x max x min / kelas. Dalam penelitian ini kelas ditetapkan sebagai 3 (tiga), yaitu nantinya yang direpresentasikan dengan kategori rendah, sedang, dan tinggi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel dibawah ini. Tabel 4. Menghitung interval yang digunakan untuk menentukan range Interval X min X max (X max X min/k) 0,00 0,32 0,11 0,00 2,92 0,97 0,01 2,14 0,71 Jumlah Penduduk 3.584,00 37.225,00 11.213,67 Kepadatan Penduduk 880,08 17.629,69 5.583,20 Pendapatan Penduduk 900.000,00 3.800.000,00 966.666,67 10,15 50,86 13,57 0,18 112,77 37,53 Setelah diketahui interval pada masing-masing variabel, maka langkah selanjutnya dapat ditentukan nilai range pada masing-masing variabel dengan mengacu pada interval yang telah ditentukan pada tabel diatas. Untuk kelas, ditetapkan menjadi 3 (tiga) kelas yang direpresentasikan dengan kategori rendah, sedang, dan tinggi. Untuk lebih jelasnya mengenai range yang digunakan dalam interpretasi hasil analisis cluster dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 5. Range yang digunakan untuk Interpretasi Hasil Analisis Cluster Kategori Rendah Tinggi 0,00-0,10 0,11-0,21 0,22-0,31 0,00-0,96 0,97-1,95 1,94-2,92 0,10-0,70 0,71-1,41 1,42-2,14 Jumlah Penduduk 3.584,00-14.797,66 14.797,67-26.011,33 26.011,34-37.225,00 Kepadatan Penduduk 880,08-6.463,27 6.463,28-12.046,47 12.046,48-17.629,69 Pendapatan Penduduk 900.000,00-1.866.666,66 1.866.666,67-2.833.333,33 2.833.333,34-3.800.000 10,15-23,71 23,72-37,28 37,29-50,86 0,18-37,70 37,71-75,23 75,24-112,77 Dengan mengacu pada tabel diatas, sudah dapat ditentukan interpretasi hasil analisis cluster dalam penelitian ini. Langkah yang harus dilakukan selanjutnya adalah melihat kembali tabel yang membahas tentang perbandingan nilai mean masingmasing variabel pada kawasan tipe 1, 2, dan 3. Pada tabel perbandingan nilai mean dapat dilihat nilai masing-masing variabel untuk dimasukkan pada nilai range diatas. Sebagai contoh, untuk variabel luas permukiman mewah pada kawasan tipe 1 memiliki nilai 0,01 sehingga apabila dimasukkan pada nilai range pada tabel diatas masuk dalam kategori rendah, demikian pula selanjutnya. Sehingga setelah dilakukan langkah tersebut, maka dapat diketahui interpretasi perbandingan mean variabel pada kawasan tipe 1, 2, dan 3. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 6. Interpretasi Perbandingan Mean Tipe 1,2, dan 3 Interpretasi Tipe 1 Tipe 2 Tipe 3 Rendah Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Rendah Jumlah Penduduk Rendah Tinggi Kepadatan Penduduk Rendah Tinggi Pendapatan Penduduk Rendah Tinggi Tinggi Rendah Rendah Tinggi

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 4 C. Profiling Cluster Proses profiling dilakukan untuk menjelaskan karakteristik dari setiap kelompok berdasarkan dengan tujuan untuk memberi label pada masing-masing kelompok tersebut. Demikian pula pada tipe kawasan berdasarkan karakteristik timbulan sampah hasil dari output analisis cluster pada bahasan sebelumnya, perlu dilakukan profiling untuk memberikan label pada masing-masing tipe kawasan berdasarkan karakteristiknya. Berdasarkan hasil analisis cluster pada tahapan sebelumnya, dapat dilihat pada Cluster 1 ( tipe 1) terdiri dari 11 Kelurahan, yaitu Kelurahan Kebonagung, Mangli, Antirogo, Tegalgede, Wirolegi, Kranjingan, Bintoro, Baratan, Jumerto, Slawu, dan Banjarsengon. Cluster 2 ( tipe 2) terdiri dari 4 Kelurahan, yaitu Kelurahan Jember Kidul, Kepatihan, Sumbersari, dan Kebonsari. kan Cluster 3 ( tipe 3) terdiri 7 Kelurahan, yaitu Kelurahan Kaliwates, Sempusari, Tegalbesar, Karangrejo, Patrang, Gebang, dan Jember Lor. Adapun karakteristik pada masing-masing tipe kawasan adalah sebagai berikut : 1. tipe 1 merupakan kawasan dengan masyarakat di pinggiran perkotaan (peri-urban), memiliki ciri kawasan : rata-rata luas permukiman mewah rendah, rata-rata luas permukiman sedang rendah, rata-rata luas permukiman sederhana tinggi, rata-rata jumlah penduduk rendah, rata-rata kepadatan penduduk rendah, rata-rata pendapatan penduduk rendah, rata-rata jumlah sampah organik tinggi, dan rata-rata jumlah sampah anorganik rendah. 2. tipe 2 merupakan kawasan dengan masyarakat di pusat pertumbuhan perkotaan, memiliki ciri kawasan : rata-rata luas permukiman mewah tinggi, rata-rata luas permukiman sedang tinggi, rata-rata luas permukiman sederhana rendah, rata-rata jumlah penduduk tinggi, rata-rata kepadatan penduduk tinggi, rata-rata pendapatan penduduk tinggi, rata-rata jumlah sampah organik rendah, dan rata-rata jumlah sampah anorganik tinggi. 3. tipe 3 merupakan kawasan dengan masyarakat di peralihan pusat pertumbuhan perkotaan, memiliki ciri kawasan : rata-rata luas permukiman mewah sedang, rata-rata luas permukiman sedang sedang, rata-rata luas permukiman sederhana sedang, rata-rata jumlah penduduk sedang, rata-rata kepadatan penduduk sedang, rata-rata pendapatan penduduk sedang, rata-rata jumlah sampah organik sedang, dan rata-rata jumlah sampah anorganik sedang. Untuk hasil analisis cluster yang disajikan dalam peta dapat dilihat pada gambar berikut ini. Gambar. 1. Peta Hasil Analisis Cluster IV. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah dilakukan pada penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Melalui Analisis Cluster, dapat dikelompokkan wilayah Kelurahan di Perkotaan Kabupaten Jember yang memiliki kesamaan atau kemiripan Karakteristik Timbulan Sampah Sampah Rumah Tangga. 2. Dari hasil Analisis Cluster diperoleh 3 tipe kawasan, yaitu Tipe 1 yang terdiri dari 11 Kelurahan, Tipe 2 yang terdiri dari 4 Kelurahan, dan Tipe 3 yang terdiri dari 7 Kelurahan. 3. Tipe 1 merupakan kawasan dengan masyarakat di pinggiran perkotaan (peri-urban), Tipe 2 merupakan kawasan dengan masyarakat di pusat pertumbuhan perkotaan, dan Tipe 3 merupakan kawasan dengan masyarakat di peralihan pusat pertumbuhan perkotaan. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Direktorat Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang telah memberikan dukungan finansial melalui Beasiswa Bidik Misi tahun 2010-2014. DAFTAR PUSTAKA [1] Undang-Undang No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah [2] Sejati, Kuncoro. 2009. Pengelolaan Sampah Terpadu. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. [3] Albidari, Nidya. 2012. Penentuan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah di Kabupaten Klaten Menggunakan Teknik Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis. [4] Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten Jember. 2013. Masterplan Persampahan Perkotaan di Kabupaten Jember. [5] Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Jember. 2012. Draft Strategi Sanitasi Kabupaten Jember. [6] Hadiwiyoto, S. 1983. Penanganan dan Pemanfaatan Sampah. Jakarta : Penerbit: Yayasan Dayu.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 5 [7] Hartono, I, Gusniani. 2000. Perencanaan Sistem Pengelolaan Persampahan. Jakarta: Universitas Indonesia Press. [8] Basriyanta. 2007. Memanen Sampah. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.