BALAI BESAR LITBANG SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012

dokumen-dokumen yang mirip
KARAKTERISASI DAN EVALUASI POTENSI LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN KAKAO DI KAB. DONGGALA DAN PARIGI MOUTONG PROV. SULTENG MENDUKUNG MP3EI

Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 2012

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015

BERITA RESMI STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

X.156 PENGEMBANGAN MODEL NERACA AIR LAHAN KERING BERIKLIM KERING UNTUK PENGEMBANGAN PETERNAKAN

BERITA RESMI STATISTIK

X.117 ANALISIS PERMINTAAN, PENAWARAN DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMODITAS TANAMAN PANGAN UTAMA DALAM PROGRAM MP3EI DI KORIDOR SULAWESI

MEMBANGUN SISTEM DAN USAHA AGRIBISNIS DI NUSA TENGGARA BARAT

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS PADI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

KODE JUDUL : X.46 AGROEKOLOGI WILAYAH PENGEMBANGAN VARIETAS TEBU DI LAHAN KERING SULAWESI SELATAN MENDUKUNG PERCEPATAN PENCAPAIAN SWASEMBADA GULA

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014)

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan suatu proses produksi untuk menghasilkan barang

BAHAN DAN METODE. Tabel 4 Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian

PRODUKSI TANAMAN PANGAN PROVINSI PAPUA TAHUN 2015 (BERDASARKAN ANGKA SEMENTARA 2015)

IV. KONDISI SUB-SEKTOR PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN ROKAN HILIR

I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya/Papua. Dari 168 juta hektar lahan

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014)

KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGGARA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BALAI PENELITIAN TANAH BALAI BESAR LITBANG SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN 2012

Analisis Penghitungan Pencapaian Swasembada Pangan Pokok di Provinsi Maluku

III. RUMUSAN, BAHAN PERTIMBANGAN DAN ADVOKASI ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN 3.3. PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN : ALTERNATIF PEMIKIRAN

KajianPengembanganProduksiTepungJagungDalam PenyediaanPangandi Kupang-Nusa Tenggara Timur

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA TETAP TAHUN 2015)

Sosialisasi Undang-Undang 41/2009 beserta Peraturan Perundangan Turunannya

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015)

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

1. Angka. 2. Angka Kering. beras atau. meningkat. meningkat dari 1,4. diperkirakan akan. Produksi ubi kayu 2010.

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PROFIL KECAMATAN. 1. Nama : KECAMATAN KARERA 2. Ibu Kota Kecamatan : NGGONGI 3. Tahun Berdiri : 4. Batas Wilayah : a) Adminitrasi Pemerintahan :

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI TANAMAN ANEKA KACANG DAN UMBI TRIWULAN II 2016

EXECUTIVE SUMMARY ZONASI DAN ALIH FUNGSI LAHAN IRIGASI DESEMBER, 2012

Produksi Tanaman Pangan Provinsi Papua Tahun 2015 (Berdasarkan Angka Ramalan II 2015)

VI. ARAH PENGEMBANGAN PERTANIAN BEDASARKAN KESESUAIAN LAHAN

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (ANGKA RAMALAN III 2008)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

4. PERUBAHAN PENUTUP LAHAN

PENGELOLAAN DAS TERPADU

Statistik Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah XII Tanjungpinang Tahun Halaman 34 VI. PERPETAAN HUTAN

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

BERITA RESMI STATISTIK

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA RAMALAN II TAHUN 2013)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA SUMATERA UTARA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2013)

BERITA RESMI STATISTIK

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN III 2010)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Kontribusi Tanaman Pangan Terhadap PDB Sektor Pertanian pada Tahun (Miliar Rupiah)

KEBIJAKAN PROGRAM DAN KEGIATAN DITJEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2017

I. PENDAHULUAN. Undang No 22 tahun 1999 tentang Kewewenangan Untuk Menggali Potensi

Dalam kehidupan dan aktivitas rnanusia, Iahan merupakan salah satu. kepentingan dan kegiatan manusia, lahan dirnanfaatkan antara lain untuk pemukiman,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. didasarkan pada nilai-nilai karakteristik lahan sangat diperlukan sebagai

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kedelai Glycine max (L.) Merill adalah tanaman asli daratan Cina dan

I. PENDAHULUAN. Tanaman pangan adalah segala jenis tanaman yang di dalamnya terdapat

STATISTIK PADI DAN PALAWIJA SUMATERA UTARA TAHUN 2011 DAN RAMALAN KONDISI TAHUN 2012

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (dalam Arsyad 1989:206) mengenai pengertian lahan, Adapun pengertian dari FAO (1976) yang dikutip oleh Sitorus (1998)

PROFIL KECAMATAN. 1. Nama : KECAMATAN PABERIWAI. 2. Ibu Kota Kecamatan : KANANGGAR. 3. Tahun Berdiri : 5 JUNI

POHON KINERJA TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN

3.3 Luas dan Potensi Lahan Basah Non Rawa

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga

Lingkup Kegiatan Adapun ruang lingkup dari kegiatan ini yaitu :

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

PENDAHULUAN. Permasalahan yang dihadapi dalam pengusahaan tanah-tanah miring. berlereng adalah erosi. Untuk itu dalam usaha pemanfaatan lahan-lahan

POTENSI LAHAN PERTANIAN BAGI PENGEMBANGAN PALAWIJA DI LAMPUNG

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum wr.wb.

diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. dilihat pada tabel

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA 2012

KAJIAN PENYAKIT BUSUK BUAH PADA KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Indonesia. Bagi perekonomian Indonesia kacang kedelai memiliki

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS: Tinjauan Aspek Kesesuaian Lahan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PRODUKSI PADI dan PALAWIJA (ANGKA RAMALAN III TAHUN 2011)

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian integral dari. pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Sektor peternakan di

Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...

logo lembaga [ X.291] Ir. Annas Zubair, M.Si Serli Anas, S.Pt Dwi Rohmadi, S.Pt Jaka Sumarno, STP Sukarto

V. DESKRIPSI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

GAMBARAN UMUM. Wilayah Sulawesi Tenggara

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2010 DAN ANGKA RAMALAN II 2011)

PEMERINTAH KABUPATEN

PROFIL KECAMATAN. a) Adminitrasi Pemerintahan :

PROFIL KECAMATAN DALAM PENGEMBANGAN

LAPORAN KEMAJUAN TERMIN I X.46

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA KABUPATEN ASAHAN (ANGKA TETAP TAHUN 2013)

Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (m-p3mi) Berbasis Padi Palawija

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

pertanian pada hakekatnya, adalah semua upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani menuju kehidupan yang lebih

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA

BAB I PENDAHULUAN. tanaman pangan. Sektor tanaman pangan adalah sebagai penghasil bahan makanan

Transkripsi:

KODE JUDUL: X.144 Penelitian Identifikasi Dan Evaluasi Potensi Lahan Untuk Pertanian Pangan dan Peternakan di Wilayah Beriklim Kering NTT 1. Ir. Sofyan Ritung, MSc. 2. Dr. Kusumo Nugroho, MS. 3. Drs. Wahyunto, MSc. 4. Ir. Edi Yatno, MSc. 5. Drs. M. Zainal Abidin BALAI BESAR LITBANG SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012

LATAR BELAKANG Data/ informasi spasial (Peta) memberikan informasi tentang: sebaran karakteristik wilayah dan rekomendasi arahan yang berkaitan dengan kebutuhan dan permintaan pangan dan daging yang semakin meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan perbaiki gizi masyarakat dari sumber protein hewani. Pada tahun 2020 diindikasikan terjadi kekurangan beras sebanyak 1,09 juta ton, dan defisit terus meningkat hingga mencapai 12,25 juta ton pada tahun 2050. Pada tahun 2050 dibutuhkan 48,18 juta ton beras, atau 80,3 juta ton gabah kering giling (Gkg). Diperlukan data dan informasi dalam bentuk data spasial/peta sumberdaya lahan/tanah dan arahan penggunaan lahan sesuai dengan potensinya dengan mempertimbangkan tata ruang wilayah daerah kabupaten yang bersangkutan, yang berasal dari pengamatan lapang dan analisa kesesuaian lahan Analisa kesesuaian lahan didasari oleh karakteristik lahan terkini, yang bersumber dari hasil pengamatan lapang dengan kriteria dan cara analisa yang dikenalkan dengan sistem komputerisasi Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 1

PERMASALAHAN Di beberapa daerah di Indonesia, khususnya di daerah beriklim kering seperti di Nusa Tenggara terdapat lahan terlantar yang cukup luas dan belum dimanfaatkan secara optimal dalam menyediakan bahan pangan dan daging sesuai potensinya. Pemanfaatan lahan terlantar dan terdegradasi harus didasarkan pada potensi dan kesesuaian lahannya untuk komoditas yang sesuai agar tidak terjadi kerusakan yang lebih parah. Selain itu potensi di daerah yang beriklim kering, seperti Nusa Tenggara Timur, terkendala oleh kekurangan air. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 2

METODOLOGI RUANG LINGKUP DAN TAHAPAN PENELITIAN Tahap persiapan: pengadaan bahan-bahan peta dan lapang, peta RBI, citra landsat TM-7, data digital SRTM/DEM, peta geologi, peta landuse, peta status kawasan hutan. Tahap penelitian:- Penyusunan peta satuan lahan skala 1:50.000 (peta interpretasi) melalui analisis satuan landform dan analisis relief/lereng secara otomatis menggunakan data DEM, Analisis citra satelit untuk pembuatan peta penggunaan lahan saat ini (present landuse), Penyusunan peta rencana dan observasi lapang dengan Daerah Kunci (Key Area) Selama pengamatan lapangan telah diamati keadaan tanah, topografi, penggunaan lahan dan peternakan sapi dan berbagai aspek sumberdaya lahan. Pembuatan Peta Kesesuaian dan arahanpenggunaan Lahan Pelaporan tentang deskripsi hasil pengolahan dan analisis data karakteristik lahan, kesesuaian komoditas dan arahan penggunaan lahan Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 3

METODOLOGI Fokus Kegiatan dan design Kegiatan - pengumpulan data / informasi hasil kajian dan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan sumberdaya lahan pertanian, tanaman pangan, ternak dan potensi lahan - Pengamatan sifat-sifat tanah dan lingkungan dan pengambilan contoh tanah untuk dianalisis kesuburan tanah di Laboratorium - Analisis potensi dan kesesuaian lahan untuk tanaman pangan, hijauan tanaman makanan ternak (HMT), existing penggunaan lahan dan penutupan vegetasi - penyusunan peta arahan pengembangan Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 4

SINERGI KOORDINASI Koordinasi dilakukan dengan Pemda/Dinas terkait di Kabupaten TTU dan TTS. Konsultasi di tingkat provinsi: yaitu ke BP4D Provinsi NTT, Bappeda NTT dan BPTP NTT. Diperoleh data peta RTRWD provinsi NTT. Konsultasi di tingkat Kabupaten TTU dan TTS dilakukan konsultasi dan melapor di kantor Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Dinas Peternakan. Dari Kabupaten TTU dan TTS diperoleh berbagai data statistik pertanian, peternakan, TTU dan TTS dalam Angka, peta RTRWD Kabupaten TTU. RTRWD kabupaten TTS belum tersedia karena masih dalam tahap pembahasan di pusat. Selama pengamatan lapangan telah diamati keadaan tanah, topografi, penggunaan lahan dan peternakan sapi dan berbagai aspek sumberdaya lahan. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 5

SINERGI KOORDINASI KOORDINASI MELALUI : Rapat monitoring dan evaluasi di BBSDLP untuk evaluasi dan pembahasan perkembangan pelaksanaan penelitian dan persiapan pelaksanaan lapangan, dilakukan di BBSDLP Bogor pada awal bulan April 2012. Rapat monev pada awal bulan Juni 2012 untuk memantau perkembangan pelaksanaan penelitian. Mengikuti koordinasi di Tim Koordinasi Koridor pada saat Awal/ penandatangan kerjasama di Puspitek Serpong, dan rapat koordinasi Tim Koridor 5 wilayah NTT dengan BP4D dan para pelaksana penelitian di Kantor Menristek Jakarta. Berkonsultasi dan berkoordinasi dengan instansi terkait di daerah penelitian pada saat verifikasi lapangan. Berkoordinasi via internet dengan tim Koridor 5 Melapor dan konsultasi di BP4D Provinsi NTT, Bappeda NTT, BPTP Naibonat, Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Dinas Peternakan dan Bappeda Kabupaten TTU dan TTS pada saat pelaksanaan survei lapangan. Melibatkan langsung sebagai tenaga pendamping di lapangan tenaga KCD dari Dinas Pertanian Kabupaten TTU dan TTS. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 6

PEMANFAATAN HASIL KEGIATAN Hasil penelitian berupa data dan informasi dalam bentuk data spasial/peta sumberdaya lahan/tanah dan arahan penggunaan lahan sesuai dengan potensinya dengan mempertimbangkan tata ruang wilayah daerah kabupaten yang bersangkutan. Data dan informasi tersebut akan disampaikan di tingkat pusat untuk bahan perencanaan dan kebijakan pembangunan pertanian di daerah, dan akan disajikan dalam bentuk tulisan ilmiah dan disampaikan ke jurnal penelitian atau forum komunikasi ilmiah lainnya. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 7

POTENSI PENGEMBANGAN KE DEPAN Rancangan Pengembangan ke depan Pengembangan lahan berpotensi untuk pertanian tanaman pangan dan peternakan diarahkan kepada lokasi yang sesuai dengan peta arahan dan ditetapkansesudahdisesuaikan RTRW setempat Strategi Pengembangan ke depan harus mempertimbangakan lahan dan kesesuaian lahannya untuk tanaman pangan dan peternakan TahapanPengembangan ke depan Tahap pembangunan jangka pendek mengitensifkan penggunaan yang ada Mencarai lokasi yang belum digunakan tetapi telah direkomendasikan untuk pengembangan tanaman pangandan peternakan Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 8

FOTO KEGIATAN Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 9

FOTO KEGIATAN Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 10

FOTO KEGIATAN KABUPATEN LUAS SIMBOL ARAHAN PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN TIMOR TENGAH SELATAN TIMOR TENGAH UTARA Ha % I. LAHAN PERTANIAN INTENSIFIKASI: 33.053 45.156 78.209 15,65 Sw Sawah 803 4.819 5.622 1,12 Kc Kebun campuran 32.250 40.337 72.587 14,52 II. LAHAN PERTANIAN EKSTENSIFIKASI: A. Tanaman Pangan: PS/TP Padi Sawah/Tanaman Pangan Lahan Kering (Padi gogo, jagung, kedelai, kacang tanah, ubikayu, ubi jalar) 6.214 25.032 31.246 6,25 4.545 8.551 13.096 2,62 TP Tanaman Pangan Lahan Kering (Padi gogo, jagung, kedelai, kacang tanah, ubikayu, ubi jalar) 1.228 13.821 15.049 3,01 TP/PS Tanaman Pangan Lahan Kering (Padi gogo, jagung, kedelai, kacang tanah, ubikayu, ubi jalar)/padi Sawah 284 284 0,06 TP/TT Tanaman Pangan Lahan Kering (Padi gogo, jagung, kedelai, kacang tanah, ubikayu, ubi jalar)/tanaman Tahunan (kelapa, pinang, kemiri, jambu mete) 157 2.660 2.817 0,56 B. Tanaman Tahunan: 46.244 25.572 71.816 14,37 TT Tanaman Tahunan (kelapa, pinang, kemiri, jambu mete) 34.864 16.923 51.787 10,36 TT/PG Tanaman Tahunan (kelapa, pinang, kemiri, jambu mete)/padang Penggembalaan Ternak Sapi 7.752 7.752 1,55 TT/TP Tanaman Tahunan (kelapa, pinang, kemiri, jambu mete)/tanaman Pangan Lahan Kering (Padi gogo, jagung, kedelai, kacang tanah, ubikayu, ubi jalar) 3.628 8.649 12.277 2,46 C. Padang Penggembalaan: 30.080 9.236 39.316 7,87 PG Padang Penggembalaan Ternak Sapi 30.080 9.236 39.316 7,87 III. LAHAN KAWASAN HUTAN DAN KONSERVASI: 71.258 110.252 181.510 36,32 IV. LAIN-LAIN: 51.480 46.194 97.674 19,54 XX Gap 166 0 166 0,03 TOTAL 238.329 261.442 499.771 100,00 Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 11

FOTO KEGIATAN KABUPATEN LUAS SIMBOL PENGGUNAAN LAHAN TIMOR TENGAH SELATAN TIMOR TENGAH UTARA Ha % I. LAHAN PERTANIAN: 65.236 88.029 153.265 30,67 Sw Sawah 803 4.819 5.622 1,12 Tg Tegalan 32.183 42.873 75.056 15,02 Kc Kebun campuran 32.250 40.337 72.587 14,52 II. LAHAN NON PERTANIAN: 173.093 173.413 346.506 69,33 Rp Rumput 4.017 11.810 15.827 3,17 Sb Semak belukar 138.468 119.978 258.445 51,71 H Hutan 16.393 11.977 28.370 5,68 Tb Tanah kosong dan batu 7.546 7.546 1,51 Tk Tanah kosong 5.301 13.282 18.584 3,72 Tm Tambak 747 747 0,15 Ps Gosong pasir 5 228 233 0,05 Mg Mangrove 119 119 0,02 X3 Badan air 3.867 3.248 7.114 1,42 Kp Kampung/pemukiman 4.876 4.480 9.356 1,87 XX Gap 166 0 166 0 TOTAL 238.329 261.442 499.771 100,00 Sebagian TTS sudah dipetakan pada tahun 2011 Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 12

FOTO KEGIATAN Gambar 1: Peta Arahan Penggunaan Lahan Untuk Pengembangan Pertanian di Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 13

KEMENTERIAN PERTANIAN KESIMPULAN Data Spasial/ peta Potensi dan Kesesuaian Lahan untuk komoditas tanaman pangan, HMT sangat penting untuk mendukung pembangunan pertanian di daerah bersangkutan. Data yang dihasilkan ini sangat mendukung perencanaan pengembangan suatu komoditas unggulan sesuai potensi dan daya dukung lahannya. Sinergi koordinasi kelembagaan-program telah dilakukan dengan baik sesuai jadwal, sehingga kesamaan sasaran pada masing-masing koridor ekonomi dapat bersinergi dalam mendukung pembangunan daerah. Pemanfaatan hasil penelitian perlu dilakukan dengan cara penyampaian langsung dan sosialisasi hasil kegiatan penelitian perlu dilakukan di tingkat daerah, dan sebagai bahan kebijakan di tingkat pusat untuk mendukung pembangunan pertanian

KEMENTERIAN PERTANIAN SARAN Pemanfaatan hasil penelitian ini masih perlu keberlanjutan dukungan program ristek diantaranya teknologi pengelolaan lahan, budidaya tanaman dan aspek usahatani komoditas yang akan dikembangkan.

KEMENTERIAN PERTANIAN TERIMA KASIH Tim Peneliti 1. Ir. Sofyan Ritung, MSc. 2. Dr. Kusumo Nugroho, MS. 3. Drs. Wahyunto, MSc. 4. Ir. Edi Yatno, MSc. 5. Drs. M. Zainal Abidin