KODE JUDUL: X.144 Penelitian Identifikasi Dan Evaluasi Potensi Lahan Untuk Pertanian Pangan dan Peternakan di Wilayah Beriklim Kering NTT 1. Ir. Sofyan Ritung, MSc. 2. Dr. Kusumo Nugroho, MS. 3. Drs. Wahyunto, MSc. 4. Ir. Edi Yatno, MSc. 5. Drs. M. Zainal Abidin BALAI BESAR LITBANG SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012
LATAR BELAKANG Data/ informasi spasial (Peta) memberikan informasi tentang: sebaran karakteristik wilayah dan rekomendasi arahan yang berkaitan dengan kebutuhan dan permintaan pangan dan daging yang semakin meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan perbaiki gizi masyarakat dari sumber protein hewani. Pada tahun 2020 diindikasikan terjadi kekurangan beras sebanyak 1,09 juta ton, dan defisit terus meningkat hingga mencapai 12,25 juta ton pada tahun 2050. Pada tahun 2050 dibutuhkan 48,18 juta ton beras, atau 80,3 juta ton gabah kering giling (Gkg). Diperlukan data dan informasi dalam bentuk data spasial/peta sumberdaya lahan/tanah dan arahan penggunaan lahan sesuai dengan potensinya dengan mempertimbangkan tata ruang wilayah daerah kabupaten yang bersangkutan, yang berasal dari pengamatan lapang dan analisa kesesuaian lahan Analisa kesesuaian lahan didasari oleh karakteristik lahan terkini, yang bersumber dari hasil pengamatan lapang dengan kriteria dan cara analisa yang dikenalkan dengan sistem komputerisasi Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 1
PERMASALAHAN Di beberapa daerah di Indonesia, khususnya di daerah beriklim kering seperti di Nusa Tenggara terdapat lahan terlantar yang cukup luas dan belum dimanfaatkan secara optimal dalam menyediakan bahan pangan dan daging sesuai potensinya. Pemanfaatan lahan terlantar dan terdegradasi harus didasarkan pada potensi dan kesesuaian lahannya untuk komoditas yang sesuai agar tidak terjadi kerusakan yang lebih parah. Selain itu potensi di daerah yang beriklim kering, seperti Nusa Tenggara Timur, terkendala oleh kekurangan air. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 2
METODOLOGI RUANG LINGKUP DAN TAHAPAN PENELITIAN Tahap persiapan: pengadaan bahan-bahan peta dan lapang, peta RBI, citra landsat TM-7, data digital SRTM/DEM, peta geologi, peta landuse, peta status kawasan hutan. Tahap penelitian:- Penyusunan peta satuan lahan skala 1:50.000 (peta interpretasi) melalui analisis satuan landform dan analisis relief/lereng secara otomatis menggunakan data DEM, Analisis citra satelit untuk pembuatan peta penggunaan lahan saat ini (present landuse), Penyusunan peta rencana dan observasi lapang dengan Daerah Kunci (Key Area) Selama pengamatan lapangan telah diamati keadaan tanah, topografi, penggunaan lahan dan peternakan sapi dan berbagai aspek sumberdaya lahan. Pembuatan Peta Kesesuaian dan arahanpenggunaan Lahan Pelaporan tentang deskripsi hasil pengolahan dan analisis data karakteristik lahan, kesesuaian komoditas dan arahan penggunaan lahan Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 3
METODOLOGI Fokus Kegiatan dan design Kegiatan - pengumpulan data / informasi hasil kajian dan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan sumberdaya lahan pertanian, tanaman pangan, ternak dan potensi lahan - Pengamatan sifat-sifat tanah dan lingkungan dan pengambilan contoh tanah untuk dianalisis kesuburan tanah di Laboratorium - Analisis potensi dan kesesuaian lahan untuk tanaman pangan, hijauan tanaman makanan ternak (HMT), existing penggunaan lahan dan penutupan vegetasi - penyusunan peta arahan pengembangan Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 4
SINERGI KOORDINASI Koordinasi dilakukan dengan Pemda/Dinas terkait di Kabupaten TTU dan TTS. Konsultasi di tingkat provinsi: yaitu ke BP4D Provinsi NTT, Bappeda NTT dan BPTP NTT. Diperoleh data peta RTRWD provinsi NTT. Konsultasi di tingkat Kabupaten TTU dan TTS dilakukan konsultasi dan melapor di kantor Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Dinas Peternakan. Dari Kabupaten TTU dan TTS diperoleh berbagai data statistik pertanian, peternakan, TTU dan TTS dalam Angka, peta RTRWD Kabupaten TTU. RTRWD kabupaten TTS belum tersedia karena masih dalam tahap pembahasan di pusat. Selama pengamatan lapangan telah diamati keadaan tanah, topografi, penggunaan lahan dan peternakan sapi dan berbagai aspek sumberdaya lahan. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 5
SINERGI KOORDINASI KOORDINASI MELALUI : Rapat monitoring dan evaluasi di BBSDLP untuk evaluasi dan pembahasan perkembangan pelaksanaan penelitian dan persiapan pelaksanaan lapangan, dilakukan di BBSDLP Bogor pada awal bulan April 2012. Rapat monev pada awal bulan Juni 2012 untuk memantau perkembangan pelaksanaan penelitian. Mengikuti koordinasi di Tim Koordinasi Koridor pada saat Awal/ penandatangan kerjasama di Puspitek Serpong, dan rapat koordinasi Tim Koridor 5 wilayah NTT dengan BP4D dan para pelaksana penelitian di Kantor Menristek Jakarta. Berkonsultasi dan berkoordinasi dengan instansi terkait di daerah penelitian pada saat verifikasi lapangan. Berkoordinasi via internet dengan tim Koridor 5 Melapor dan konsultasi di BP4D Provinsi NTT, Bappeda NTT, BPTP Naibonat, Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Dinas Peternakan dan Bappeda Kabupaten TTU dan TTS pada saat pelaksanaan survei lapangan. Melibatkan langsung sebagai tenaga pendamping di lapangan tenaga KCD dari Dinas Pertanian Kabupaten TTU dan TTS. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 6
PEMANFAATAN HASIL KEGIATAN Hasil penelitian berupa data dan informasi dalam bentuk data spasial/peta sumberdaya lahan/tanah dan arahan penggunaan lahan sesuai dengan potensinya dengan mempertimbangkan tata ruang wilayah daerah kabupaten yang bersangkutan. Data dan informasi tersebut akan disampaikan di tingkat pusat untuk bahan perencanaan dan kebijakan pembangunan pertanian di daerah, dan akan disajikan dalam bentuk tulisan ilmiah dan disampaikan ke jurnal penelitian atau forum komunikasi ilmiah lainnya. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 7
POTENSI PENGEMBANGAN KE DEPAN Rancangan Pengembangan ke depan Pengembangan lahan berpotensi untuk pertanian tanaman pangan dan peternakan diarahkan kepada lokasi yang sesuai dengan peta arahan dan ditetapkansesudahdisesuaikan RTRW setempat Strategi Pengembangan ke depan harus mempertimbangakan lahan dan kesesuaian lahannya untuk tanaman pangan dan peternakan TahapanPengembangan ke depan Tahap pembangunan jangka pendek mengitensifkan penggunaan yang ada Mencarai lokasi yang belum digunakan tetapi telah direkomendasikan untuk pengembangan tanaman pangandan peternakan Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 8
FOTO KEGIATAN Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 9
FOTO KEGIATAN Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 10
FOTO KEGIATAN KABUPATEN LUAS SIMBOL ARAHAN PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN TIMOR TENGAH SELATAN TIMOR TENGAH UTARA Ha % I. LAHAN PERTANIAN INTENSIFIKASI: 33.053 45.156 78.209 15,65 Sw Sawah 803 4.819 5.622 1,12 Kc Kebun campuran 32.250 40.337 72.587 14,52 II. LAHAN PERTANIAN EKSTENSIFIKASI: A. Tanaman Pangan: PS/TP Padi Sawah/Tanaman Pangan Lahan Kering (Padi gogo, jagung, kedelai, kacang tanah, ubikayu, ubi jalar) 6.214 25.032 31.246 6,25 4.545 8.551 13.096 2,62 TP Tanaman Pangan Lahan Kering (Padi gogo, jagung, kedelai, kacang tanah, ubikayu, ubi jalar) 1.228 13.821 15.049 3,01 TP/PS Tanaman Pangan Lahan Kering (Padi gogo, jagung, kedelai, kacang tanah, ubikayu, ubi jalar)/padi Sawah 284 284 0,06 TP/TT Tanaman Pangan Lahan Kering (Padi gogo, jagung, kedelai, kacang tanah, ubikayu, ubi jalar)/tanaman Tahunan (kelapa, pinang, kemiri, jambu mete) 157 2.660 2.817 0,56 B. Tanaman Tahunan: 46.244 25.572 71.816 14,37 TT Tanaman Tahunan (kelapa, pinang, kemiri, jambu mete) 34.864 16.923 51.787 10,36 TT/PG Tanaman Tahunan (kelapa, pinang, kemiri, jambu mete)/padang Penggembalaan Ternak Sapi 7.752 7.752 1,55 TT/TP Tanaman Tahunan (kelapa, pinang, kemiri, jambu mete)/tanaman Pangan Lahan Kering (Padi gogo, jagung, kedelai, kacang tanah, ubikayu, ubi jalar) 3.628 8.649 12.277 2,46 C. Padang Penggembalaan: 30.080 9.236 39.316 7,87 PG Padang Penggembalaan Ternak Sapi 30.080 9.236 39.316 7,87 III. LAHAN KAWASAN HUTAN DAN KONSERVASI: 71.258 110.252 181.510 36,32 IV. LAIN-LAIN: 51.480 46.194 97.674 19,54 XX Gap 166 0 166 0,03 TOTAL 238.329 261.442 499.771 100,00 Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 11
FOTO KEGIATAN KABUPATEN LUAS SIMBOL PENGGUNAAN LAHAN TIMOR TENGAH SELATAN TIMOR TENGAH UTARA Ha % I. LAHAN PERTANIAN: 65.236 88.029 153.265 30,67 Sw Sawah 803 4.819 5.622 1,12 Tg Tegalan 32.183 42.873 75.056 15,02 Kc Kebun campuran 32.250 40.337 72.587 14,52 II. LAHAN NON PERTANIAN: 173.093 173.413 346.506 69,33 Rp Rumput 4.017 11.810 15.827 3,17 Sb Semak belukar 138.468 119.978 258.445 51,71 H Hutan 16.393 11.977 28.370 5,68 Tb Tanah kosong dan batu 7.546 7.546 1,51 Tk Tanah kosong 5.301 13.282 18.584 3,72 Tm Tambak 747 747 0,15 Ps Gosong pasir 5 228 233 0,05 Mg Mangrove 119 119 0,02 X3 Badan air 3.867 3.248 7.114 1,42 Kp Kampung/pemukiman 4.876 4.480 9.356 1,87 XX Gap 166 0 166 0 TOTAL 238.329 261.442 499.771 100,00 Sebagian TTS sudah dipetakan pada tahun 2011 Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 12
FOTO KEGIATAN Gambar 1: Peta Arahan Penggunaan Lahan Untuk Pengembangan Pertanian di Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 13
KEMENTERIAN PERTANIAN KESIMPULAN Data Spasial/ peta Potensi dan Kesesuaian Lahan untuk komoditas tanaman pangan, HMT sangat penting untuk mendukung pembangunan pertanian di daerah bersangkutan. Data yang dihasilkan ini sangat mendukung perencanaan pengembangan suatu komoditas unggulan sesuai potensi dan daya dukung lahannya. Sinergi koordinasi kelembagaan-program telah dilakukan dengan baik sesuai jadwal, sehingga kesamaan sasaran pada masing-masing koridor ekonomi dapat bersinergi dalam mendukung pembangunan daerah. Pemanfaatan hasil penelitian perlu dilakukan dengan cara penyampaian langsung dan sosialisasi hasil kegiatan penelitian perlu dilakukan di tingkat daerah, dan sebagai bahan kebijakan di tingkat pusat untuk mendukung pembangunan pertanian
KEMENTERIAN PERTANIAN SARAN Pemanfaatan hasil penelitian ini masih perlu keberlanjutan dukungan program ristek diantaranya teknologi pengelolaan lahan, budidaya tanaman dan aspek usahatani komoditas yang akan dikembangkan.
KEMENTERIAN PERTANIAN TERIMA KASIH Tim Peneliti 1. Ir. Sofyan Ritung, MSc. 2. Dr. Kusumo Nugroho, MS. 3. Drs. Wahyunto, MSc. 4. Ir. Edi Yatno, MSc. 5. Drs. M. Zainal Abidin