BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab perusahaan terhadap para stakeholder yang memunculkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak atas single bottom line, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan perusahaan (stakeholder). Perusahaan seharusnya juga

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam akuntansi konvensional (mainstream accounting), tanggung

BAB I PENDAHULUAN. revolusi industri (akuntansi konvensional) menyebabkan pelaporan akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility (CSR)).

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan keunggulan kompetitif (competitive advantage) bisnisnya agar

BAB I PENDAHULUAN. Maraknya pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR),

BAB I PENDAHULUAN. diterima lagi. Perkembangan dunia usaha saat ini menuntut perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. dikelola untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. pesat terutama dalam bidang komunikasi dan internet. Perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. mengenai pengungkapan laporan keuangan (disclosure of financial

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang dihadapi oleh perusahaan akan semakin banyak dan semakin sulit.

BAB I PENDAHULUAN. sah dari pihak-pihak yang memiliki klaim atas perusahaan. Para pihak ini tidak

BAB I PENDAHULUAN. sosial atau yang dikenal dengan CSR (Corporate Social Responsibility),

BAB I PENDAHULUAN. (profit) melainkan juga kesejahteraan orang (people) dan menjamin kelangsungan hidup

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility-csr) dimana perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pada dasarnya melaksanakan kegiatan usaha sesuai

BAB I PENDAHULUAN. CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu kepedulian organisasi bisnis

BAB I PENDAHULUAN. hanya dengan mengejar profit saja, ini dibuktikan dengan adanya fenomenafenomena

BAB I PENDAHULUAN. sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility), tentang komitmen

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yakni mengakses laporan keuangan perusahaan melalui website

BAB I PENDAHULUAN. dalam memenangkan persaingan didalam dunia usaha adalah meningkatnya profit

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan perusahaan di tengah masyarakat, secara langsung. lingkungan di sekitarnya. Dampak positif yang mungkin timbul adalah

BAB I PENDAHULUAN. media pengungkapan (disclosure) maupun perangkat evaluasi dan monitoring

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. tahunan perusahaan merupakan media komunikasi antara

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan sejumlah laba yang diinginkan. Dalam melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. IFR membantu perusahaan untuk memperluas penyebaran informasi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena perkembangan isu Corporate Social Responsibility (CSR) cukup

BAB I PENDAHULUAN. untuk pengambilan keputusan. Pihak-pihak tersebut diantaranya manajemen,

BAB I PENDAHULUAN. Laporan tahunan perusahaan yang go public di Bursa Efek, merupakan media UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Corporate social responsibility (CSR) merupakan klaim agar. perusahaan tak hanya beroperasi untuk kepentingan para pemegang saham

mengalami penurunan kondisi sosial (Anggraini, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bisnis. Peningkatan pengguna internet dan kemudahan dalam akses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility atau tanggung jawab sosial perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu alat yang digunakan oleh manajemen untuk melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal ini disebabkan oleh akuntansi selama ini hanya berpihak pada shareholder.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan kegiatan sosial yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini topik mengenai Corporate Social Responsibility (selanjutnya

keuangan saja yang merupakan informasi wajib. Informasi mengenai kondisi perusahaan juga dapat didapatkan dari informasi yang diungkapkan secara

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bisnis terutama yang bergerak di bidang pemanfaatan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan akuntansi saat ini sangat pesat, hal ini menyebabkan pelaporan

BAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga dituntut agar dapat mengembangkan hubungan tanggung

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam Purwanto (2011: 16) mengemukakan konsep Triple Bottom Line yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kesejahteraan bersama yang berkelanjutan (sustainable. Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) menghendaki

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Nilai Perusahaan sangat penting dalam tingkat keberhasilan perusahaan,

PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DALAM LAPORAN KEUANGAN TAHUNAN

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. modalnya kepada perusahaan tersebut (Haruman, 2008). informasi tersebut akan meningkatkan nilai perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. kontribusinya dalam kehidupan komunitas lokal sebagai rekanan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat. Informasi juga penting

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan merupakan tujuan yang dicapai untuk menarik stakeholders untuk

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dampak globalisasi, kemajuan informasi teknologi, dan keterbukaan

BAB I PENDAHULUAN. modal (investor dan kreditor), tetapi juga kepentingan karyawan, konsumen,

BAB I PENDAHULUAN. mudah untuk mengantisipasi kondisi di luar perusahaan yang terus

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan industri di sebuah Negara.Perkembangan perusahaan manufaktur

BAB 1 PENDAHULUAN. pasangan hidup yang saling memberi dan membutuhkan. Kontribusi dan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan perusahaan dibutuhkan untuk memberikan informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan informasi perusahaannya. Peran perusahaan tidak. hubungan yang harmonis dengan masyarakat sosial.

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dipisahkan lagi dari kehidupan manusia. Beberapa tahun terakhir

pemerintah melalui peraturan daerah. Contoh kerugian jangka panjang adalah menurunnya tingkat kepercayaan perusahaan di mata masyarakat, menurunnya

BAB I PENDAHULUAN. sehingga setiap keputusan yang dibuat oleh institusi dan setiap tindakan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sedikit yang mengungkapkannya dalam sebuah laporan. Hal ini terjadi mungkin

BAB I PENDAHULUAN. berkepentingan dalam pengambilan keputusan. Dalam proses pelaporan keuangan tahunan perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. investor, kreditur, dan pemerintah. Pengungkapan laporan keuangan dapat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut harus memperhatikan 3P yaitu keuntungan (profit),

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memproses sumber daya (input),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. Pertumbuhan pengguna internet di Indonesia semakin meningkat seiring

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan bagian dari masyarakat dan lingkungan. Perusahaan tidak harus mengembangkan diri dengan tidak memperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi investor, kreditor, calon investor, calon kreditor dan pengguna

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate

BAB I PENDAHULUAN. revolusi industri di Inggris ( ), menyebabkan pelaporan akuntansi lebih

SKRIPSI. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. revolusi industri di Inggris ( ), menyebabkan pelaporan akuntansi lebih

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Kasus yang menimpa Enron dan WorldCom menjadi salah satu contoh

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyesuaikan diri serta beradaptasi dalam menghadapi perubahan di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menerbitkan sustainability report. Sustainability report mulai diterapkan

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyaknya muncul perusahaan pesaing yang memiliki keunggulan


BAB 1 PENDAHULUAN. Fenomena perkembangan isu Corporate Social Responsibility (CSR) cukup

BAB I PENDAHULUAN. (mandatory disclosure) dan pengungkapan yang sifatnya sukarela (voluntary

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era persaingan yang semakin ketat serta kondisi ekonomi yang serba

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan semata (single bottom line), melainkan juga beberapa aspek penting

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan suatu alat yang digunakan oleh manajemen

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan suatu organisasi dimana sumber daya (input) seperti

BAB I PENDAHULUAN. dipakai investor ketika menanamkan dananya pada suatu perusahaan dan juga para

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan yang terjadi menjadikan masyarakat sebagai stakeholder semakin. kegiatan bisnisnya terhadap lingkungan dan sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. jawab sosial atau social responsibility semakin meningkat. Timbul selaras dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pandangan dalam dunia usaha dimana perusahaan hanya bertujuan untuk

BAB I. Pada awalnya bisnis dibangun dengan paradigma single bottom line

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanggung jawab perusahaan terhadap para stakeholder yang memunculkan istilah tanggung jawab sosial perusahaan atau lebih dikenal dengan istilah Corporate Social Responsibility (CSR). Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh perusahaan (sesuai kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk tanggungjawab mereka terhadap sosial/lingkungan di sekitar perusahaan itu berada. Penerapan Corporate Social Responsibility oleh perusahaan dapat diwujudkan dengan pengungkapan CSR (Corporate Social Responsibility Disclosure) yang disosialisasikan ke publik dalam laporan tahunan (annual report) perusahaan. Pemerintah telah mengatur pelaksanaan CSR dengan menerbitkan Undang-Undang No 40 Tahun 2007 pasal 66 ayat 2, setiap Perusahaan Perseroan di Indonesia termasuk perusahaan Perbankan diwajibkan untuk memuat laporan pelaksanaan tanggung jawab sosial dalam laporan keuangan tahunan. Hal ini sepatutnya berlaku bagi seluruh sektor perusahaan terutama bagi perusahaan manufaktur yang berhubungan langsung dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat. Di Indonesia, pada dasarnya pelaporan non keuangan seperti CSR ini secara umum telah terakomodasi dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 tahun 2004 tentang Penyajian Laporan Keuangan dan dalam Exposure Draft PSAK No. 20 tahun 2005 tentang Akuntansi Lingkungan. Dalam 1

2 SAK No. 1 tahun 2009 tentang Penyajian Laporan Keuangan, bagian Tanggung jawab atas Laporan Keuangan paragraf 09 dinyatakan bahwa : Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement), khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting. Dari pernyataan Standar Akuntansi Keuangan tersebut dapat dijelaskan bahwa perusahaan dapat membuat laporan tambahan mengenai bentuk tanggung jawab terhadap lingkungan sekitar perusahaan berada. Dampak yang ditimbulkan dari belum diwajibkan oleh PSAK untuk mengungkapkan informasi sosial menimbulkan praktik pengungkapkan informasi secara sukarela belum diterapkan oleh semua perusahaan. Penerapan dan pengungkapan Corporate Social Responsibility diharapkan menjadi wujud kesadaran dan tanggung jawab manajemen dalam mengelola perusahaan untuk terus memperhatikan serta menjaga kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. Menurut Anggraini (2006) pengungkapan tanggung jawab sosial di dalam laporan perusahaan kini tidak lagi dihadapkan pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan (corporate value) yang dicerminkan melalu aspek keuangan saja. Namun harus berpijak pada konsep triple bottom line yaitu economic prosperity, enviromental quality dan social justice. Berdasarkan konsep triple bottom line perusahaan yang ingin berkelanjutan harus memerhatikan 3P yaitu profit, people, dan planet. Masyarakat sekarang ini lebih berhati-hati dalam memilih produk yang akan mereka konsumsi. Mereka lebih cenderung untuk memilih produk yang

3 diproduksi perusahaan yang memiliki perhatian terhadap lingkungannya. Banyak manfaat yang diperoleh perusahaan dengan pelaksanaan Corporate social responsibility, antara lain produk semakin disukai oleh konsumen dan investor tertarik untuk menginvestasikan modalnya ke perusahaan. Selain itu, Corporate social responsibility dapat juga digunakan sebagai alat marketing baru bagi perusahaan bila itu dilaksanakan berkelanjutan. Sesuai dengan teori stakeholder bahwa Informasi keuangan merupakan salah satu kebutuhan penting bagi stakeholder suatu perusahaan terutama bagi para investor. Dimana mereka memerlukan informasi yang berhubungan dengan perusahaan sebagai pertimbangan dalam menanamkan modal mereka. Perusahaan memerlukan sarana untuk digunakan sebagai media penyebaran informasi yang cepat untuk menjangkau berbagai wilayah geografis. Untuk itu, salah satu media yang dapat digunakan perusahaan dalam memberikan informasi bagi para stakeholder adalah dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin maju di era sekarang ini, yaitu internet pada khususnya. Komunikasi melalui internet ini sudah diadopsi oleh sektor bisnis sebagai alat yang penting dalam memberikan informasi. Perkembangan ini telah mempengaruhi bentuk pelaporan keuangan menjadi lebih efektif dan dapat diakses oleh siapa pun dan dimana pun bagi yang membutuhkannya. Internet (interconnection networking) dapat diartikan sebagai jaringan komputer luas dan mendunia yaitu menghubungkan pemakai komputer dari suatu negara ke negara lain di seluruh dunia, dimana di dalamnya terdapat berbagai macam informasi dari yang bersifat statis sampai dinamis dan interaktif. Internet

4 memberikan jangkauan geografis yang lebih luas, tidak hanya pada wilayah tertentu, bahkan melewati batas negara. Internet juga memberikan peluangpeluang yang terbaru bagi perusahaan dalam meningkatkan cara berkomunikasi dengan para investor dan stakeholder. Selain itu, perkembangan teknologi dalam dunia bisnis ditunjukkan dengan mulai banyaknya perusahaan yang memiliki website pribadi. Perusahaan menggunakan website bukan hanya untuk menyebarkan informasi non-finansial tetapi juga informasi finansial. Pada awalnya penciptaan website ini hanya bertujuan untuk memasarkan produk yang dihasilkan oleh perusahaan (Seetharaman, 2006 dalam Septiarsi 2011). Pengungkapan informasi keuangan dalam website perusahaan merupakan suatu bentuk pengungkapan sukarela yang telah dipraktikkan oleh berbagai perusahaan. Pengungkapan informasi pada website tersebut juga merupakan suatu sinyal dari perusahaan bagi pihak luar, salah satunya berupa informasi keuangan yang dapat dipercaya dan akan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan di masa yang akan datang (Lestari dan Chariri, 2005). Berbagai penelitian terkait dengan pengungkapan CSR menunjukkan hasil yang beragam. Penelitian yang dilakukan oleh Suryanto (2013) menunjukkan bahwa pengungkapan sosial berpengaruh terhadap nilai perusahaan, tetapi profil perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan juga untuk hubungan antara pengungkapan sosial dan nilai perusahaan. Hasil ini menunjukkan jika profil perusahaan gagal memberikan kontribusi dalam menentukan praktik

5 pengungkapan sosial, sehingga profil perusahaan gagal memberikan efek pada hubungan antara pengungkapan sosial dan nilai perusahaan. Berbagai penelitian yang berhasil membuktikan hubungan positif antara variabel ukuran perusahaan dan pengungkapan CSR antara lain dilakukan oleh Sembiring (2005) serta Rahma dan Indah (2010). Tetapi tidak semua penelitian mendukung hubungan antara ukuran perusahaan dengan pengungkapan CSR perusahaan. Ada penelitian yang tidak berhasil menunjukan hubungan positif antar kedua variable tersebut, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Achmad (2007), Arief dan Kurnia (2008). Ismail (2002) menunjukkan bahwa hanya sekitar 39% perusahaan yang melaporkan informasi keuangan di situs web mereka, sedangkan 61% lebih melaporkan informasi non keuangan. Demikian pula Ashbaugh, Johnston, dan Warfield (1999), Ettredge, Scholz, dan Richardson (2001) menunjukkan bahwa meskipun perusahaan di Negara-negara yang di uji telah menggunakan internet sebagai media pengungkapan informasi keuangan, namun ada perbedaan dalam kualitas dan kuantitas informasi yang diungkapkan. Menurut Sayogo (2005) ada 72,5% perusahaan teraktif yang menggunakan fasilitas internet sebagai media pelaporan keuangan, sedangkan Luciana (2009) dari hasil penelitiannya menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan belum memanfaatkan internet sebagai media pelaporannya. Beberapa penelitian menguji faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan pengungkapan dalam website perusahaan, seperti penelitian yang dilakukan oleh Fitriana (2009), Alali dan Romero (2011). Penelitian yang dilakukan oleh

6 Andrikopoulos (2007); Lestari dan Chariri (2005); serta Alali dan Romero (2011) menggunakan ukuran perusahaan adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap praktik penerapan IFR. Kemudian leverage, profitabilitas, kepemilikan saham oleh investor institusional, sektor industri muncul sebagai faktor lain yang mempengaruhi praktik IFR. Selain itu dalam penelitiannya Lestari dan Chariri (2005) juga menunjukkan bahwa variabel likuiditas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap praktik penerapan IFR. Begitu pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Alali dan Romero (2011) mengenai variabel struktur kepemilikan dalam penelitiannya menunjukkan bahwa struktur kepemilikan mempengaruhi tingkat pengungkapan. Alali dan Romero (2011) menggunakan variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, growth, struktur kepemilikan, dan reputasi auditor sebagai variabel yang mempengaruhi pengungkapan informasi keuangan perusahaan melalui internet. Dalam penelitiannya, Alali dan Romero (2011) menggunakan perusahaan yang terdaftar dalam Argentine Stock Market pada pertengahan maret 2009 hingga Juni 2009. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, tingkat pertumbuhan serta struktur kepemilikan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pelaporan keuangan melalui website perusahaan. Fenomena yang perlu disikapi saat ini adalah seharusnya perusahaan memandang bahwa praktik pengungkapan sosial merupakan hal yang sangat penting. Namun, berdasarkan beberapa penelitian diatas menunjukkan bahwa tidak semua perusahaan berpandangan yang sama terhadap praktik pengungkapan sosial ini. Pengungkapan sosial ini juga cukup mempengaruhi nilai suatu

7 perusahaan dimata para investor dan juga konsumen. Pertentangan dari hasil penelitian tersebut dapat terjadi karena beberapa alasan seperti: perbedaan periode waktu penelitian, interpretasi peneliti terhadap laporan keuangan perusahaan atas variabel yang digunakan maupun perbedaan metode pengujian yang ditempuh oleh peneliti. Penelitian ini merupakan pengembangan dari Fahrizqi (2010) dan Septiarsi (2013). Namun demikian, penelitian ini menambahkan variabel profile untuk menguji kembali tingkat signifikansi variabel tersebut. Selain itu terdapat perbedaan mengenai populasi, waktu dan tempat dilakukannya penelitian sampel yang digunakan yaitu perusahaan non financial yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada Web Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka masalah penelitian dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi Corporate Social Responsibility (CSR) melalui Web dalam laporan tahunan perusahaan? 2. Apakah Profile berpengaruh terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) melalui Web dalam laporan tahunan perusahaan?

8 3. Apakah Likuiditas berpengaruh terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) melalui Web dalam laporan tahunan perusahaan? 4. Apakah Growth berpengaruh terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) melalui Web dalam laporan tahunan perusahaan? 5. Apakah Ukuran Dewan Komisaris berpengaruh terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) melalui Web dalam laporan tahunan perusahaan? 6. Apakah Kepemilikan saham Publik berpengaruh terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) melalui Web dalam laporan tahunan perusahaan? 7. Apakah Reputasi auditor berpengaruh terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) melalui Web dalam laporan tahunan perusahaan? 1.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penelitian ini dilakukan pada perusahaan non keuangan yang terdaftar di BEI tahun 2012. Penelitian ini hanya dibatasi pada Profile, Likuiditas, Growth, Ukuran Dewan Komisaris, Kepemilikan saham Publik, dan Reputasi Auditor secara signifikan mempengaruhi Corporate Social Responsibility (CSR) melalui Web perusahaan non Financial yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas maka masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah: Apakah Profile, Likuiditas, Growth, Ukuran Dewan

9 Komisaris, Kepemilikan saham Publik, dan Reputasi Auditor berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) melalui Web perusahaan non Financial yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan membuktikan pengaruh Profile, Likuiditas, Growth, Ukuran Dewan Komisaris, Kepemilikan saham Publik, dan Reputasi Auditor berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) melalui Web perusahaan non Financial yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.6 Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah: 1) Bagi Peneliti, penelitian ini dapat menambah wawasan mengenai Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Corporate Social Responsibility (CSR) pada Web Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. 2) Bagi Lingkungan Akademis, penelitian ini diharapkan dapat menambah literatur. 3) Referensi penelitian selanjutnya, dapat dijadikan sebagai bahan kajian penelitian selanjutnya yang tertarik meneliti dalam bidang Corporate Social Responsibility.