BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti nilai minimum, maksimum, mean, dan standard deviasi dari masingmasing variabel yang terdapat dalam penelitian. Perusahaan yang memenuhi kriteria dari penelitian ini sebanyak 21 sampel selama 2 tahun sehingga total data yang diteliti sebanyak 42 sampel. N Tabel 4.1 Descriptive Statistics Minimum Maximu m Mean Std. Deviation DAR 42.094 1.240.10660.279485 ROE 42.047 3.230.26648.498079 Pertumbuhan Laba 42.020 2.430.45948.325530 Valid N (listwise) 42 Sumber : Data hasil pengolahan SPSS Versi 18.0 Dari output statistik deskriptif pada tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa: 1. N = 42 berarti jumlah data yang diolah dalam penelitian ini adalah 42 sampel yang terdiri dari 21 perusahaan yang dijadikan sampel selama 2 tahun yang terdiri dari data variabel Debt to Asset Ratio, Return On Equity dan Pertumbuhan Laba. 56
57 2. Berdasarkan hasil perhitungan, rata-rata Debt To Asset Ratio menunjukkan penyimpangan data yang tinggi, dikarenakan nilai standar Deviasi lebih tinggi dari pada Mean. Dimana rata-rata Debt To Asset Ratio selama tahun pengamatan 2009-2010 sebesar 0.10660 dengan Standar Deviasi 0.279485. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai Standar Deviasi lebih besar daripada rata-rata Debt To Asset Ratio yang menunjukkan variabel Debt To Asset Ratio mengindikasikan hasil yang kurang baik. Hal tersebut dikarenakan mencerminkan penyimpangan data variabel tersebut lebih besar dari pada nilai rata-ratanya. Debt to Asset Ratio minimum sebesar 0.094 yaitu pada PT. Mandom Indonesia Tbk pada tahun 2010. Debt to Asset Ratio maximum sebesar 1.240 yaitu pada PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk pada tahun 2009. 3. Berdasarkan hasil perhitungan, rata-rata Return On Equity menunjukkan penyimpangan data yang tinggi, dikarenakan nilai standar Deviasi lebih tinggi dari pada Mean. Dimana rata-rata Return On Equity selama tahun pengamatan 2009-2010 sebesar 0.26648 dengan Standar Deviasi 0.498079. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai Standar Deviasi lebih besar daripada rata-rata Return On Equity yang menunjukkan variabel Return On Equity mengindikasikan hasil yang kurang baik. Hal tersebut dikarenakan mencerminkan penyimpangan data variabel tersebut lebih besar daripada nilai rata-ratanya. Return On Equity minimum
58 sebesar 0.047 yaitu pada PT. Sekar Laut Tbk pada tahun 2010. Return On Equity maximum sebesar 3.230 yaitu pada PT. Multi Bintang Tbk pada tahun 2009. 4. rata-rata Pertumbuhan Laba selama periode 2009-2010 sebesar 0.45948 dengan Standar Deviasi sebesar 0.325530. Hasil tersebut menunjukkan nilai Standar Deviasi lebih kecil dari pada rata-rata Pertumbuhan Laba yang mengindikasikan bahwa data variabel Pertumbuhan laba menunjukkan hasil yang baik. Ini dikarenakan Standar Deviasi mencerminkan penyimpangan dari data variabel tersebut cukup rendah karena lebih kecil dari nilai rata-ratanya. Pertumbuhan Laba minimum sebesar 0.020 yaitu pada PT. Prashida Aneka Niaga Tbk pada tahun 2010. Pertumbuhan Laba maximum sebesar 2.430 yaitu pada PT. Prashida Aneka Niaga 2009. B. Uji Normalitas Data Dengan Uji Kolmogorov-Smirnov Uji data dilakukan dengan analisa One-Sample Kolmogrov-Smirnov dengan menggunakan hipotesis sebagai berikut: Ho: Data residual berdistribusi normal Ha: Data residual tidak berdistribusi normal Pengambilan keputusan untuk menentukan data variabel penelitian terdistribusi normal atau tidak adalah sebagai berikut : 1. Nilai Asym.Sig. (2-tailed) = 0.05 maka data berdistribusi normal.
59 2. Nilai Asym.Sig. (2-tailed) = 0.05 maka data berdistribusi tidak normal. Tabel 4.2 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardiz ed Residual N 42 Normal Parameters a Mean.0000000 Std. Deviation 1.03139132 Most Extreme Differences Absolute.103 Positive.091 Negative -.103 Kolmogorov-Smirnov Z.666 Asymp. Sig. (2-tailed).766 a. Test distribution is Normal. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai Asymp.Sig. (2-tailed) nya sebesar 0,766 atau nilainya lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data pada penilaian ini berdistribusi normal. Hal ini menunjukkan Ha ditolak dan Ho diterima, yang berarti data berdistribusi normal. C. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Multikolonieritas Tabel 4.3 Coefficients a Collinearity Statistics Model Tolerance VIF 1 DebtToAsset.819 1.813 ReturnOnEquity.482 2.924 a. Dependent Variable: PLaba Berdasarkan nilai tolerance dan VIF, terlihat bahwa :
60 1. Angka tolerance Debt to Asset Ratio sebesar 0,819 atau kurang dari angka 1 demikian pula dengan nilai VIF Debt to Asset Ratio sebersar 1,813 atau kurang dari 10. 2. Angka tolerance Return On Equity sebesar 0,482 atau kurang dari angka 1 demikian pula dengan nilai VIF Return On Equity sebersar 2.924 atau kurang dari 10. Pada umumnya nilai VIF berkisaran 1 hingga 8. Jika nilai VIF lebih besar dari 10, maka variabel tersebut mempunyai problem multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya. Sedangkan batas nilai tolerance tidak kurang dari 0,10. Dari angka-angka tolerance dan VIF tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat problem multikolinearitas antara variabel independen. 2. Uji Autokorelasi Mod el R R Square Tabel 4.4 Model Summary b Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1.201 a.205.390 1.05751 2.601 a. Predictors: (Constant), ReturnOnEquity, DebtToAsset b. Dependent Variable: Plaba Dari hasil pengolahan data tabel 4.4 diatas, dapat disimpulkan bahwa model regresi linear berganda terbebas dari gejala autokorelasi, karena angka yang dihasilkan dalam kolom Durbin-Watson menunjukkan angka 2.601 yang nilainya lebih besar dari deret ukur (du) sebesar 1,615 dan lebih kecil dari 4 1,615 ( 4 - du).
61 3. Uji Heteroskedastisitas Uji Glejser dilakukan dengan meregresikan semua variabel independen dari model regresi dengan nilai mutlak residualnya. Apabila hasil signifikannya diatas 0,05 dari setiap variabel independennya, maka model regresi tersebut bebas dari masalah heteroskedastisitas. Model Tabel 4.5 Unstandardized Coefficients Coefficients a Standardized Coefficients B Std. Error Beta 1 (Constant),563,175 3,216,003 t Sig. DebtToAsset,183,110,269 1,673,102 ReturnOnEqui ty a. Dependent Variable: ABS_Pertumbuhan Laba -,053,081 -,105 -,655,517 Dari tabel 4.5 menunjukkan bahwa tidak satupun variabel independen yang signifikannya secara statistik mempengaruhi variabel dependen atau nilai absolute residual. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya diatas kepercayaan sebesar 0,05 atau 5 persen. Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas.
62 D. Uji Koefisien Determinasi Mod el R R Square Tabel 4.6 Model Summary b Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1.201 a.205.390 1.05751 2.601 a. Predictors: (Constant), ReturnOnEquity, DebtToAsset b. Dependent Variable: Plaba Dari tabel 4.6 diatas dapat diketahui bahwa angka koefisien determinasi atau Adjusted R Square adalah 0,390 atau (39%) artinya pengaruh Debt to Asset Ratio, Return On Equity terhadap pertumbuhan laba sebesar 39% atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model (Debt to Asset Ratio, Return On Equity) mampu menjelaskan sebesar 39% variasi variabel dependen (Pertumbuhan Laba). Sedangkan sisanya yaitu (100% - 39% = 61%) dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. model penelitian ini. Angka koefisien korelasi (R) pada tabel 4.6 sebesar 0,201 menunjukkan bahwa hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen adalah sedang karena memiliki nilai koefisien korelasi diatas 0,5 mendekati nilai 1.
63 E. Uji Hipotesis 1. Uji Signifikan Simultan ANOVA (Uji F) Tabel 4.7 ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1Regression 117.843 2 29.922 10.824.016 a Residual 43.614 39 1.118 Total 45.458 41 a. Predictors: (Constant), ReturnOnEquity, DebtToAsset b. Dependent Variable: Plaba Dari pengujian regresi pada tabel 4.7 diperoleh F hitung 10,824 sedangkan F tabel 2,53 maka dapat diketahui bahwa F hitung > F tabel dan nilai signifikansi sebesar 0,016 lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat diartikan bahwa Debt to Asset Ratio, Return On Equity secara serentak (simultan) berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba secara signifikan. Model 2. Uji Parsial (Uji t) Tabel 4.8 Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta (Constant).689.440 1.567.125 DebtToAsset.237.275.141.862.039 ReturnOnEquity.137.202.111.679.014 a. Dependent Variable: Plaba t Sig.
64 Untuk menguji hasil yang didapat dari persamaan regresi linear, maka dilakukan uji t. Jika statistik -T tabel T hitung T Tabel maka Ho tidak dapat ditolak dan jika statistik T hitung > T tabel maka Ho ditolak. Berdasarkan hasil perhitungan diatas, diperoleh untuk : a) Koefisien Debt to Asset Ratio memiliki nilai t hitung sebesar 0,862 > 0,2512 t tabel dengan signifikansi sebesar 0,039 berarti lebih kecil dari 0,05, dengan kata lain Debt to Asset Ratio (X 1 ) berpengaruh secara signifikan terhadap Pertumbuhan Laba (Y). Hal sesuai dengan hasil penelitian Willy Ciptadi Angkoso (2006). Menurut Slamet (2003:35), rasio total hutang terhadap total aset adalah untuk menghitung seberapa besar dana yang disediakan oleh kreditor untuk perusahaan. Dimana rasio ini untuk mengukur tingkat leverage (penggunaan hutang) terhadap total asset yang dimiliki perusahaan. Slamet (2003), rasio yang tinggi berarti perusahaan menggunakan leverage keuangan yang tinggi, dimana rasio yang tinggi maka semakin besar risiko yang dihadapi, dan investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi. Penggunaan financial leverage yang tinggi akan meningkatkan rentabilitas modal saham (return on equity) dengan cepat, sehingga apabila penjualan menurun maka rentabilitas modal saham akan menurun cepat pula. b) Koefisien Return On Equity memiliki t hitung sebesar 0,679 > 0,2512 t tabel dengan signifikansi sebesar 0,014 berarti lebih kecil
65 dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan kata lain Return On Equity ( X2 ) berpengaruh secara signifikan terhadap Pertumbuhan laba (Y). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Willy Ciptadi Angkoso (2006). Rasio Return On Equity dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas dari perspektif pemegang saham biasa. Imbalan bagi para pemegang saham biasa adalah laba bersih perusahaan. Rasio ini menunjukkan seberapa banyak rupiah yang diperoleh dari laba bersih untuk setiap rupiah yang diinvestasikan oleh para pemegang saham (pemilik perusahaan). Rasio ini dapat dihitung dengan membagi laba bersih dengan modal pemegang saham. Kemampuan perusahaan dalam menentukan jenis investasi yang tepat juga dapat berpengaruh terhadap besarnya laba yang diperoleh. Pengaruh rasio return on equity terhadap perubahan laba bersih perusahaan adalah semakin tinggi nilai rasio ini, maka semakin tinggi pula tingkat laba yang dihasilkan karena penambahan modal kerja dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan yang akhirnya dapat menghasilkan laba. Tabel 4.9 Keputusan Variabel Hasil DAR ROE Debt To Asset Ratio, dan keputusan Return On Equity Terhadap Pertumbuhan Laba Uji t 0.039 Ho: Ditolak 0.014 Ho: Ditolak Uji F 0.016 Ho: Ditolak Ha: Diterima
66 3. Analisis Regresi Berganda Dari tabel 4.8 dapat diketahui persamaan regresi sebagai berikut : Y = 0,689 + 0,237 DAR + 0,137 ROE Dimana : Y = Pertumbuhan Laba X 1 = Debt to Asset Ratio X 2 = Return On Equity Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Konstanta sebesar 0,689 ; artinya jika Debt to Asset ratio (X 1 ), Return On Equity (X 2 ), nilainya 0, maka Pertumbuhan Laba (Y) nilainya adalah 0.689. b. Koefisien regresi Debt to Asset Ratio (X 1 ) sebesar 0,237 pada variabel Debt to Asset Ratio terdapat hubungan positif dengan Pertumbuhan Laba. Hal ini menunjukkan setiap kenaikan 1 satuan (1%) dari Debt to Asset Ratio akan menyebabkan Pertumbuhan Laba naik sebesar 0.237. c. Koefisien regresi Return On Equity (X 2 ) sebesar 0,137 pada variabel Return On Equity terdapat hubungan positif dengan Pertumbuhan Laba. Hal ini menunjukkan setiap kenaikan 1 satuan (1%) dari Return On Equity akan menyebabkan Pertumbuhan Laba naik sebesar 0.137.