Analisis Tingkat Kemampuan Penalaran Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Materi FPB dan KPK Kelas VII B SMP Negeri 0 Jember (Analysis of Level Students Reasoning Ability in Resolving Problems of The Story GCD and LCM State Class VII B Junior High School 0 Jember ) R. Azmil Musthafa, Sunardi, Arif Fatahillah. Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Jember (UNEJ) Jln. Kalimantan 7, Jember 8 E-mail: sunardi.fkip@unej.ac.id Abstrak Penelitian ini merupakan penelitian dekriptif kualitatif. Penellitian dilakukan terhadap siswa kelas VII B SMP Negeri 0 Jember. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan penalaran siswa dan aspek kemampuan penalaran apa saja yang jarang muncul dalam penyelesaian siswa. Aspek (indikator) kemampuan penalaran yang dipakai ada enam berdasarkan peraturan dirjen dikdasmen depdiknas. 0/C/Kep/PP/00 tanggal vember 00 yaitu, () kemampuan mengajukan dugaan (conjectures), () kemampuan melakukan manipulasi matematika, () kemampuan menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan atau bukti terhadap beberapa solusi, () kemampuan menarik kesimpulan dari pernyataan, () kemampuan memeriksa kesahihan suatu argumen, dan () kemampuan menentukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat generalisasi. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa tingkat kemampuan penalaran siswa dalam meyelesaikan soal cerita materi FPB dan KPK kelas VII B SMP Negeri 0 Jember kategori cukup baik mempunyai frekuensi tertinggi yaitu 7,78%. Untuk aspek kemampuan penalaran yang jarang muncul dalam penelitian ini adalah pada aspek kemampuan memeriksa kesahihan suatu argumen yang frekuensi tertingginya pada kategori amat rendah yaitu 0,%. Kata Kunci: kualitatif, FPB dan KPK, indikator kemampuan penalaran, tingkat kemampuan penalaran.. Abstract This research is qualitative descriptive research. Research conducted on students of state class VII B of Junior High School 0 Jember. This study aims to determine the level of students' reasoning abilities and reasoning abilities any aspect that rarely appear in the completion of the student. Aspect (indicator) reasoning abilities used six by the director general rule Dikdasmen. 0/C/Kep/PP/00 on vember 00 that, () ability in apply for alleged (conjectures), () ability in perform mathematical manipulations, () ability in draw conclusions, compile evidence, giving reasons or evidence for multiple solutions, () ability in draw conclusions from statements, () ability in check the validity of an argument, and () capable of determining the pattern or nature of mathematical symptoms to make generalizations. From the results it is concluded that the level of students' reasoning ability in handling a matter of story material GCD and LCM class VII B of Junior High School 0 Jember enough good category has the highest frequency of 7.78%. To aspects of reasoning ability that rarely appear in this research is the ability to check the validity of an aspect of the argument that the highest frequency in the category of very low at 0.%. Keywords: Qualitative descriptive, GCD and LCM, indicator of reasoning abilities, the level of students' reasoning abilities. Pendahuluan Dalam pembelajaran matematika siswa tidak hanya diajarkan untuk sekadar menghafal rumus-rumus matematika saja, tetapi siswa juga harus dapat menggunakan ilmu matematika untuk memecahkan permasalahan yang ada di sekitar kehidupan mereka. Permasalahan matematika yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari dalam mata pelajaran matematika akan membuat siswa mengerti dan memahami manfaat dari ilmu yang dipelajari. Di sekolah menengah diberikan soal-soal yang berbentuk cerita, hal ini sangat bermanfaat karena dalam kehidupan sehari-hari matematika tidak hanya muncul sebagai soal hitung, tetapi juga sering muncul sebagai soal cerita. Pada umunya masih banyak yang mengalami kesulitan dalam meyelesaikan soal-soal cerita. Keadaan ini disebabkan kurangnya pemahaman terhadap langkahlangkah yang perlu dilakukan dan kurangnya latihan dalam menggunakan penalaran yang dimiliki. Keraf [] menjelaskan penalaran (jalan pikiran atau reasoning) sebagai: Proses berpikir yang berusaha menghubung-hubungkan fakta-fakta atau evidensi-evidensi yang diketahui menuju kepada suatu kesimpulan. Lebih lanjut Shadiq mendefinisikan bahwa penalaran merupakan suatu kegiatan, suatu proses atau suatu aktivitas berpikir untuk menarik kesimpulan atau membuat suatu pernyataan baru yang benar berdasar pada beberapa pernyataan yang kebenarannya telah dibuktikan atau diasumsikan sebelumnya. JURNAL EDUKASI UNEJ 0, I (): -
Istilah penalaran matematis dalam beberapa literatur disebut dengan mathematical reasoning. Brodie [] menyatakan bahwa, Mathematical reasoning is reasoning about and with the object of mathematics. Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa penalaran matematis adalah penalaran mengenai dan dengan objek matematika. Objek matematika dalam hal ini adalah cabang-cabang matematika yang dipelajari seperti statistika, aljabar, geometri dan sebagainya. Peraturan Dirjen Dikdasmen Depdiknas mor 0/C/Kep/PP/00 tanggal vember 00 menguraikan bahwa indikator siswa memiliki kemampuan dalam penalaran adalah sebagai berikut. a. mampu mengajukan dugaan (conjectures) b. mampu melakukan manipulasi matematika c.mampu menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan atau bukti terhadap beberapa solusi d. mampu menarik kesimpulan dari pernyataan e. mampu memeriksa kesahihan suatu argumen f. mampu menentukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat generalisasi. Soal cerita dalam penelitian ini merupakan soal cerita yang berkaitan dengan penerapan dalam kehidupan seharihari. Menurut Suherman, dkk [] untuk menyelesaikan soal matematika dipergunakan heuristic. Maksud dari heuristic adalah mempelajari cara-cara dan aturan penemuan serta hasil penemuan. Jadi kegiatan menyelesaikan soal cerita matematika tidak hanya melibatkan satu langkah penyelesaian. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana tingkat kemampuan penalaran siswa dalam menyelesaikan soal cerita materi FPB dan KPK di kelas VII B SMP Negeri 0 Jember dan aspek kemampuan penalaran apa saja yang jarang muncul dalam penyelesaian siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kemampuan penalaran siswa dalam menyelesaikan soal cerita materi FPB dan KPK di kelas VII B SMP Negeri 0 Jember dan aspek kemampuan penalaran apa saja yang jarang muncul dalam penyelesaian siswa Metode Penelitian Jenis penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif dengan tujuan untuk menganalisis data yang bersifat kualitatif dengan jalan mengolah, menguraikan, dan memberikan argumen yang logis terhadap hasil tes siswa sehingga menghasilakan kesimpulan yang tepat. Teknik analisis data yang digunakan untuk megetahui tingkat kemampuan penalaranan siswa dalam menyelesaikan soal cerita di kelas VII B SMP Negeri 0 Jember adalah persentase dengan proses membuat daftar distribusi frekuensi. Sudjana [] menyatakan bahwa untuk membuat daftar distribusi frekuensi dengan panjang kelas yang sama dapat dilakukan sebagai berikut. a. menentukan rentang Rentang adalah data terbesar dikurangi data terkecil. b. menentukan banyak kelas interval yang diperlukan Banyak kelas sering biasa diambil paling sedikit kelas dan paling banyak 0 kelas, dipilih menurut keperluan. Cara lain yang cukup bagus dengan menggunakan aturan Sturges, yaitu: Banyak kelas = + (,) log n Kelas yang ditetapkan untuk masing-masing aspek diklasifikasikan dalam enam kelas yaitu amat baik, baik, cukup baik, cukup, rendah, dan amat rendah. c. menentukan panjang kelas interval p. Interval kelas diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut: p= rentang banyak kelas d. memilih ujung bawah kelas interval pertama. Untuk ini bisa diambil sama dengan data terkecil atau atau nilai data yang lebih kecil dari data terkecil. Selanjutnya daftar distribusi diselesaikan dengan menggunakan hargaharga yang telah dihitung. e. Menyusun Tabel distribusi frekuensi Tabel distribusi frekuensi dimaksudkan untuk mengetahui gambaran tentang tingkat kemampuan penalaranan siswa dalam menyelesaikan soal cerita yang meliputi aspek. Sebelum menyusun tabel distribusi frekuensi dibutuhkan data deskriptif untuk setiap aspek yang meliputi jumlah siswa, rata-rata nilai, standar deviasi, nilai minimal, dan nilai maksimal. Pada daftar distribusi frekuensi disajikan pula persentasenya untuk mempermudah analisis sebagai berikut..tingkat kemampuan penalaran siswa aspek mengajukan dugaan (conjectures), melakukan manipulasi matematika, dan menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan atau bukti terhadap beberapa solusi, Data deskriptif dari ketiga indikator tersebut dapat dilhat pada Tabel. Untuk mempermudah analisis, maka dibuat daftar distribusi frekuensi dan persentasenya seperti pada Tabel. Tabel Daftar Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Kemampuan Penalaran Siswa Aspek Mengajukan Dugaan (Conjectures), Melakukan Manipulasi Matematika, dan Menarik Kesimpulan, Menyusun Bukti, Memberikan Alasan atau Bukti Terhadap Beberapa Solusi Amat Amat 0 9 8 7 0.Tingkat kemampuan penalaran siswa aspek menarik kesimpulan dari pernyataan Untuk mempermudah analisis, maka dibuat daftar distribusi frekuensi dan persentase tingkat kemampuan penalaran siswa aspek menarik kesimpulan dari pernyataan seperti pada Tabel. Tabel Daftar Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Kemampuan Penalaran Siswa Aspek Menarik Kesimpulan dari Pernyataan JURNAL EDUKASI UNEJ 0, I (): -
Amat Amat 0 8 9 7 0.Tingkat kemampuan penalaran siswa aspek memeriksa kesahihan suatu argumen Untuk mempermudah analisis, maka dibuat daftar distribusi frekuensi dan persentase tingkat kemampuan penalaran siswa aspek memeriksa kesahihan suatu argumen seperti pada Tabel. Tabel Daftar Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Kemampuan Penalaran Siswa pada Aspek Memeriksa Kesahihan Suatu Argumen Amat Amat 8 9,, 7,9,8,,,7,, 0,.Tingkat kemampuan penalaran siswa aspek menentukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat generalisasi Untuk mempermudah analisis, maka dibuat daftar distribusi frekuensi dan persentasenya seperti pada Tabel. Tabel : Daftar Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Kemampuan Penalaran Siswa Aspek Menentukan Pola atau Sifat dari Gejala Matematis untuk Membuat Generalisasi Amat Amat 7, 0,, 7,,, 8,,, 8,,,.Tingkat kemampuan penalaran siswa dalam menyelesaikan soal cerita di kelas VII B SMP Negeri 0 Jember Untuk mempermudah analisis, maka dibuat daftar distribusi frekuensi dan persentasenya pada Tabel. Tabel Daftar Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Kemampuan Penalaran Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita di Kelas VII B SMP Negeri 0 Jember Amat 8 00 9 8 8 7 Amat 0 Bentuk tes yang digunakan adalah soal cerita materi FPB dan KPK. Tes ini terdiri dari 0 butir soal dan semuanya merupakan tes uraian. Skor untuk tiap butir soal berkisar antara 0 dan skor maksimumnya 00. Setiap soal mencakup semua aspek kemampuan penalaran dan penskorannya ditunjukkan pada Tabel. Tabel : Aspek yang Dinilai dan Penskoran. butir soal Aspek Skor - 0 a. mengajukan dugaan (Conjectures) b. melakukan maniplasi matematika c. menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan atau bukti terhadap beberapa solusi d. menarik kesimpulan dari pernyataan e. memeriksa kesahihan suatu argumen f. menentukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat generalisasi. Hasil Penelitian Berdasarkan tes yang telah dilaksanakan dan dilakukan pengolahan data, diperoleh daftar distribusi frekuensi dan persentase setiap aspek sebagai berikut.. Aspek Mengajukan Dugaan Data deskriptif aspek mengajukan dugaan terdapat pada Tabel 7. Tabel 7 : Data Aspek Mengajukan Dugaan (Conjectures) Jumlah : Rata-rata : 0,8 Standar Deviasi :, Nilai maksimal : 0 Nilai Minimal : frekuensi dan persentase aspek mengajukan dugaan pada Tabel 8. Tabel 8 : Daftar Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Kemampuan Penalaran Siswa pada Aspek Mengajukan Dugaan (Conjectures) Amat Amat 0 9 8 7 0. Aspek Melakukan Manipulasi Matematika,78 8,,,,7, JURNAL EDUKASI UNEJ 0, I (): -
Data deskriptif aspek melakukan manipulasi matematika terdapat pada Tabel 9. Tabel 9 : Data Aspek Melakukan Manipulasi Matematika Jumlah : Rata-rata : 0,8 Standar Deviasi :, Nilai maksimal : 0 Nilai Minimal : frekuensi dan persentase aspek melakukan manipulasi matematika pada Tabel 0. Tabel 0 : Daftar Distribusi Frekuensi dan PersentasTingkat Kemampuan Penalaran Siswa Aspek Melakukan Manipulasi Matematika Amat Amat 0 9 8 7 0,78 8,,,,7,. Aspek Menarik Kesimpulan, Menyusun Bukti, Memberikan Alasan atau Bukti terhadap Beberapa Solusi Data deskriptif aspek menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan atau bukti terhadap beberapa solusi terdapat pada Tabel. Tabel Data Aspek Menarik Kesimpulan, Menyusun Bukti, Memberikan Alasan atau Bukti terhadap Beberapa Solusi Jumlah : Rata-rata : 0, Standar Deviasi :, Nilai maksimal : 0 Nilai Minimal : frekuensi dan persentase aspek menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan atau bukti terhadap beberapa solusi pada Tabel. Tabel : Daftar Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Kemampuan Penalaran Siswa pada Aspek Menarik Kesimpulan, Menyusun Bukti, Memberikan Alasan atau Bukti terhadap Beberapa Solusi Amat Amat 0 9 8 7 0. Aspek Menarik Kesimpulan Dari Pernyataan,78 8,,,,7, Data deskriptif aspek menarik kesimpulan dari pernyataan terdapat pada Tabel. Tabel : Data deskriptif Aspek Menarik Kesimpulan dari Pernyataan Jumlah : Rata-rata :, Standar Deviasi :, Nilai maksimal : 0 Nilai Minimal : 0 frekuensi dan persentase aspek menarik kesimpulan dari pernyataan pada Tabel. Tabel : Daftar Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Kemampuan Penalaran Siswa Aspek Menarik Kesimpulan dari Pernyataan Amat Amat 0 8 9 7 0 9 7,78,7,,,78. Aspek Memeriksa Kesahihan Suatu Argumen Data deskriptif aspek memeriksa kesahihan suatu argumen terdapat pada Tabel. Tabel : Data Aspek Memeriksa Kesahihan Suatu Argumen Jumlah : Rata-rata :,9 Standar Deviasi :,8 Nilai maksimal : 9 Nilai Minimal : 0 frekuensi dan persentase aspek memeriksa kesahihan suatu argumen pada Tabel. Tabel Daftar Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Kemampuan Penalaran Siswa pada Aspek Memeriksa Kesahihan Suatu Argumen Amat Amat 8 9,, 7,9,8,,,7,, 0, 9 7 8, 8, 8, 9, 0,. Aspek Menentukan Pola atau Sifat dari Gejala Matematis untuk Membuat Generalisasi Data deskriptif aspek menentukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat generalisasi terdapat pada Tabel 7. JURNAL EDUKASI UNEJ 0, I (): -
Tabel 7 : Data Aspek Menentukan Pola atau Sifat dari Gejala Matematis untuk Membuat Generalisasi Jumlah : Rata-rata :,7 Standar Deviasi :, Nilai maksimal : 0 Nilai Minimal : Untuk mempermudah analisis maka dibuat daftar distribusi frekuensi dan persentase aspek menentukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat generalisasi pada Tabel 8. Tabel 8 : Daftar Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Kemampuan Penalaran Siswa pada Aspek Menentukan Pola atau Sifat dari Gejala Matematis untuk Membuat Generalisasi Amat Amat 7, 0,, 7,,, 8,,, 8,,, 7,,89,7 9,, 8, 7. Tingkat kemampuan penalaran siswa dalam menyelesaikan soal cerita di kelas VII B SMP Negeri 0 Jember Data deskriptif Tingkat kemampuan penalaran siswa dalam menyelesaikan soal cerita di kelas VII B SMP Negeri 0 Jember terdapat pada Tabel 9. Tabel 9 : Data Tingkat Kemampuan Penalaran Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita di Kelas VII B SMP Negeri 0 Jember Jumlah : Rata-rata :,8 Standar Deviasi :, Nilai maksimal : 99 Nilai Minimal : frekuensi dan persentase tingkat kemampuan penalaran siswa dalam menyelesaikan soal cerita di kelas VII B SMP Negeri 0 Jember pada Tabel. Tabel : Daftar Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Kemampuan Penalaran Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita di Kelas VII B SMP Negeri 0 Jember Amat 8 00 9 8 8 8 0,, 7,78 Amat 7 0 Pembahasan 9,89, Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat diketahui bahwa kemampuan penalaran siswa dalam menyelesaikan soal cerita aspek mengajukan dugaan menunjukkan bahwa siswa atau,78% menunjukkan amat baik, siswa atau 8,% menunjukkan baik, siswa atau,% menunjukkan cukup baik dan cukup, siswa atau,7% menunjukkan rendah, dan siswa atau,% menunjukkan kemampuan penalaran siswa aspek mengajukan dugaan (conjectures), kategori cukup baik dan cukup mempunyai frekuensi tertinggi yaitu,%. Pada aspek kemampuan penalaran yang kedua yaitu aspek melakukan manipulasi matematika menunjukkan bahwa siswa atau,78% menunjukkan amat baik, siswa atau 8,% menunjukkan baik, siswa atau,% menunjukkan cukup baik dan cukup, siswa atau,7% menunjukkan rendah, dan siswa atau,% menunjukkan kemampuan penalaran siswa aspek melakukan manipulasi matematika, kategori cukup baik dan cukup mempunyai frekuensi tertinggi yaitu,%. Pada aspek kemampuan penalaran yang ketiga yaitu aspek menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan atau bukti terhadap beberapa solusi menunjukkan bahwa siswa atau,78% menunjukkan amat baik, siswa atau 8,% menunjukkan baik, siswa atau,% menunjukkan cukup baik dan cukup, siswa atau,7% menunjukkan rendah, dan siswa atau,% menunjukkan kemampuan penalaran siswa aspek menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan atau bukti terhadap beberapa solusi, kategori cukup baik dan cukup mempunyai frekuensi tertinggi yaitu,%. Pada aspek kemampuan penalaran yang keempat yaitu aspek menarik kesimpulan dari pernyataan menunjukkan bahwa siswa atau,78% menunjukkan amat baik, 9 siswa atau % menunjukkan baik, 7 siswa atau 7,% menunjukkan cukup baik, siswa atau,% menunjukkan cukup dan rendah, dan siswa atau,78% menunjukkan kemampuan penalaran siswa aspek menarik kesimpulan dari pernyataan, kategori cukup baik mempunyai frekuensi tertinggi yaitu 7,%. Pada aspek kemampuan penalaran yang kelima yaitu aspek memeriksa kesahihan suatu argumen menunjukkan bahwa siswa atau 8,% menunjukkan amat baik, baik, dan cukup, 9 siswa atau % menunjukkan cukup baik, 7 siswa atau 9,% menunjukkan rendah, dan siswa atau 0,% menunjukkan amat rendah. Kondisi ini menunjukkan bahwa pada tingkat kemampuan penalaran JURNAL EDUKASI UNEJ 0, I (): -
siswa aspek memeriksa kesahihan suatu argumen, kategori amat rendah mempunyai frekuensi tertinggi yaitu 0,%. Pada aspek kemampuan penalaran yang keenam yaitu aspek menentukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat generalisasi menunjukkan bahwa siswa atau,% menunjukkan amat baik, siswa atau,89% menunjukkan baik, siswa atau,7% menunjukkan cukup baik, 7 siswa atau 9,% menunjukkan cukup, siswa atau,% menunjukkan rendah, dan siswa atau 8,% menunjukkan amat rendah. Kondisi ini menunjukkan bahwa pada tingkat kemampuan penalaran siswa aspek menentukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat generalisasi, kategori cukup baik mempunyai frekuensi tertinggi yaitu,7%. Pada tingkat kemampuan penalaran siswa dalam menyelesaikan soal cerita materi FPB dan KPK kelas VII B SMP Negeri Jember berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa siswa atau,% menunjukkan amat baik, 8 siswa atau,% menunjukkan baik, 0 siswa atau 7,78% menunjukkan cukup baik, 9 siswa atau % menunjukkan cukup, siswa atau,89% menunjukkan rendah, dan siswa atau,% menunjukkan amat rendah. Kondisi ini menunjukkan bahwa pada tingkat kemampuan penalaran siswa dalam menyelesaikan soal cerita materi FPB dan KPK kelas VII B SMP Negeri Jember, kategori cukup baik mempunyai frekuensi tertinggi yaitu 7,78%. Berdasarkan analisis data di atas, dapat diketahui juga bahwa aspek kemampuan yang jarang muncul dalam penyelesaian siswa adalah pada aspek memeriksa kesahihan suatu argumen. Hal ini kemungkinan besar dikarenakan siswa tidak terbiasa diberikan soal untuk memeriksa kesahihan suatu argumen atau siswa tidak paham materi sehingga tidak bisa menemukan solusi. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil dan pembahasan dari data yang diperoleh dalam penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : ) Tingkat kemampuan penalaran siswa: (a) pada tingkat kemampuan penalaran siswa aspek mengajukan dugaan (conjectures), kategori cukup baik dan cukup mempunyai frekuensi tertinggi yaitu,%; (b) pada tingkat kemampuan penalaran siswa aspek melakukan manipulasi matematika, kategori cukup baik dan cukup mempunyai frekuensi tertinggi yaitu,%; (c) pada tingkat kemampuan penalaran siswa aspek menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan atau bukti terhadap beberapa solusi, kategori cukup baik dan cukup mempunyai frekuensi tertinggi yaitu,%; (d) pada tingkat kemampuan penalaran siswa aspek menarik kesimpulan dari pernyataan, kategori cukup baik mempunyai frekuensi tertinggi yaitu 7,%; (e) pada tingkat kemampuan penalaran siswa aspek memeriksa kesahihan suatu argumen, kategori amat rendah mempunyai frekuensi tertinggi yaitu 0,%; (f) pada tingkat kemampuan penalaran siswa aspek menentukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat generalisasi, kategori cukup baik mempunyai frek uensi tertinggi yaitu,7%; (g) pada tingkat kemampuan penalaran siswa dalam menyelesaikan soal cerita materi FPB dan KPK kelas VII B SMP Negeri Jember, kategori cukup baik mempunyai frekuensi tertinggi yaitu 7,78%. ) Aspek kemampuan penalaran yang jarang muncul dalam penyelesaian siswa adalah pada aspek memeriksa kesahihan suatu argumen yang frekuensinya 0,%. Berdasarkan hasil penelitian ini, saran yang dapat diberikan peneliti adalah sebagai berikut. ) Pelaksanaan penelitian dilakukan terlalau jauh dari selesainya materi diajarkan. Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis disarankan untuk pelaksanaan penelitian tidak terlalu jauh dari selesainya materi diajarkan. ) Pada aspek kemampuan penalaran yang ke- yaitu menarik kesimpulan, menyususn bukti, memberikan alasan atau bukti terhadap beberapa solusi dan aspek ke- yaitu menarik kesimpulan dari pernyataan hendaknya benar-benar memahami batasan-batasan definisinya sehingga tidak mengalami kesulitan dalam proses analisis data. ) Bagi siswa yang masih belum bisa melakukan penalaran dengan baik hendaknya lebih giat dalam mengerjakan latihan soal cerita yang berbentuk penalaran. ) Bagi peneliti lain y ang ingin melakukan penelitian sejenis, bisa ditambah dengan meneliti faktor penyebab kurangnya penalaran siswa sehingga bisa diberikan solusi untuk siswa yang penalarannya kurang tersebut. ) Bagi pengajar hendaknya juga memberikan soal yang bisa memunculkan dan mengasah kemampuan penalaran siswa dengan bimbingan yang baik. Ucapan Terimakasih Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya ditujukan kepada dosen pembimbing : () Prof. Dr. Sunardi, M.Pd, sebagai pembimbing I, dan () Arif Fatahillah, S.Pd, M.Si, sebagai pembimbing II, yang telah meluangkan waktu, pikiran, serta perhatiannya guna memberikan bimbingan dan pengarahan demi terselesaikannya penyusunan skripsi. Daftar Pustaka [] Shadiq, Fadjar. 00. Pemecahan Masalah, Penalaran dan Komunikasi. Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SMA Jenjang Dasar Tanggal s.d. 9 Agustus 00 di PPPG Matematika. Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Pusat Pengembangan Penataran Guru (PPPG) Matematika Yogyakarta: Halaman. [] Sudjana. 99. Metode Statistika. Bandung. Tarsito. Halaman 7-8. [] Suherman, Erman., dkk. 00. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: UPI. Halaman. [] Wulandari, Enika. 0. Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Melalui Pendekatan Problem Posing Di Kelas VIII A SMP Negeri Yogyakarta. Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta. Halaman. JURNAL EDUKASI UNEJ 0, I (): -