STUDI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA SISTEM KELISTRIKAN PT ENERGI MEGA PERSADA UNIT BISNIS EMP MALACCA STRAITS SA

dokumen-dokumen yang mirip
Studi Koordinasi Proteksi Sistem Kelistrikan di Project Pakistan Deep Water Container Port

KOORDINASI PROTEKSI TEGANGAN KEDIP DAN ARUS LEBIH PADA SISTEM KELISTRIKAN INDUSTRI NABATI

Perencanaan Koordinasi Rele Pengaman Pada Sistem Kelistrikan Di PT. Wilmar Gresik Akibat Penambahan Daya

Koordinasi Proteksi Tegangan Kedip dan Arus Lebih pada Sistem Kelistrikan Industri Nabati

Studi Koordinasi Rele Pengaman Sistem Tenaga Listrik di PT. Plaza Indonesia Realty Tbk.

EVALUASI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI GARDU INDUK GARUDA SAKTI, PANAM-PEKANBARU

Koordinasi Proteksi Sebagai Upaya Pencegahan Terjadinya Sympathetic Trip Di Kawasan Tursina, PT. Pupuk Kaltim

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No 1, (2013) 1-6

Studi Koordinasi Proteksi Pada PT. Citic Seram Energy Ltd. Pulau Seram Maluku Tengah

STUDI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA SISTEM KELISTRIKAN PLTU EMBALUT, PT. CAHAYA FAJAR KALTIM

KOORDINASI PROTEKSI TEGANGAN KEDIP DAN ARUS LEBIH PADA SISTEM KELISTRIKAN PT. WILMAR NABATI, GRESIK JAWA TIMUR

Presentasi Sidang Tugas Akhir (Ganjil 2013) Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro ITS. Nama : Rizky Haryogi ( )

Studi koordinasi Proteksi pada Joint Operating Pertamina-Petrochina di Tuban akibat Integrasi Sukowati Plant

STUDI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA SISTEM KELISTRIKAN PT. WILMAR NABATI INDONESIA, GRESIK JAWA TIMUR. Studi Kasus Sistem Kelistrikan PT.

Analisis Sympathetic Trip pada Penyulang Ungasan dan Bali Resort, Bali

Analisis Sympathetic Trip pada Penyulang Ungasan dan Bali Resort, Bali

Studi Koordinasi Proteksi Pada Pabrik PT.Chandra Asri Petrochemical Plant Butadiene

STUDI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA SISTEM KELISTRIKAN PT. WILMAR NABATI INDONESIA, GRESIK JAWA TIMUR

Analisis Studi Rele Pengaman (Over Current Relay Dan Ground Fault Relay) pada Pemakaian Distribusi Daya Sendiri dari PLTU Rembang

Analisa Rele Proteksi pada Sistem Kelistrikan Industri Peleburan Nikel PT. Aneka Tambang Operasi Pomaala ( Sulawesi Tenggara )

EVALUASI SETTING PROTEKSI ARUS LEBIH DI JENE STATION PT. MEDCO E&P INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN ETAP

Rifgy Said Bamatraf Dosen Pembimbing Dr. Ir. Margo Pujiantara, MT Dr. Dedet Chandra Riawan, ST., M.Eng.

Proseding Seminar Tugas Akhir Teknik Elektro FTI-ITS, Oktober

Analisis Rele Pengaman Peralatan dan Line Transmisi Switchyard GITET Baru 500kV PT PLN (PERSERO) di Kediri

Analisis Studi Rele Pengaman (Over Current Relay Dan Ground Fault Relay) pada pemakaian distribusi daya sendiri dari PLTU Rembang

Perancangan Sistem Proteksi (Over Current dan Ground Fault Relay) Untuk Koordinasi Pengaman Sistem Kelistrikan PT. Semen Gresik Pabrik Tuban IV

II. SISTEM PENGAMAN TENAGA LISTRIK DAN ENERGI BUSUR API

Analisis Koordinasi Sistem Pengaman Incoming dan Penyulang Transformator 3 di GI Sukolilo Surabaya

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6

STUDI KOORDINASI RELE PROTEKSI PADA SISTEM KELISTRIKAN PT. BOC GASES GRESIK JAWA TIMUR

STUDI KOORDINASI RELE ARUS LEBIH DAN PENGARUH KEDIP TEGANGAN AKIBAT PENAMBAHAN BEBAN PADA SISTEM KELISTRIKAN DI PT. ISM BOGASARI FLOUR MILLS SURABAYA

Analisa Stabilitas Transien dan Koordinasi Proteksi pada PT. Linde Indonesia Gresik Akibat Penambahan Beban Kompresor 4 x 300 kw

Studi Koordinasi Proteksi di PT. Ajinomoto, Mojokerto Oleh : Arif Andia K

Evaluasi Ground Fault Relay Akibat Perubahan Sistem Pentanahan di Kaltim 1 PT. Pupuk Kaltim

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Studi Koordinasi Proteksi Sistem Pembangkit UP GRESIK (PLTG dan PLTU)

Studi Koordinasi Proteksi PT. PJB UP Gresik (PLTGU Blok 3)

STUDI KOORDINASI RELE ARUS LEBIH DAN PENGARUH KEDIP TEGANGAN AKIBAT PENAMBAHAN BEBAN PADA SISTEM KELISTRIKAN DI PT. ISM BOGASARI FLOUR MILLS SURABAYA

STUDI KOORDINASI PROTEKSI PADA PT PERTAMINA JOB MEDCO ENERGI TOMORI FIELD SENORO

Perencanaan Koordinasi Rele Pengaman Pada Sistem Kelistrikan Di PT. Wilmar Gresik Akibat Penambahan Daya

Studi Koordinasi Proteksi Pada Sistem Kelistrikan PT. Semen Tonasa.

EVALUASI KOORDINASI SISTEM PROTEKSI PADA JARINGAN 150kV DAN 20Kv PT.PLN (PERSERO) APJ GILIMANUK

ANALISIS DAN EVALUASI SISTEM KOORDINASI PROTEKSI PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) PAITON 1 DAN 2

Hendra Rahman, Ontoseno Penangsang, Adi Soeprijanto

Analisis Implementasi Saturated Iron Core Superconducting Fault Current Limiter pada Jaring Distribusi PT. PERTAMINA RU V BALIKPAPAN

Studi Rele Pengaman (Over Current Relay Dan Ground Fault Relay) pada pemakaian distribusi daya sendiri dari PLTU Rembang

Studi Perencanaan Koordinasi Proteksi Mempertimbangkan Busur Api pada Sistem Kelistrikan PT. Semen Indonesia Aceh Menggunakan Standar IEEE

Analisa Stabilitas Transien dan Koordinasi Proteksi pada PT. Linde Indonesia Gresik Akibat Penambahan Beban Kompresor 4 x 300 kw

Studi Koordinasi Proteksi PT. PJB UP Gresik (PLTGU Blok 3)

Setting Rele Diferensial Bus High Impedance Pada Sistem Distribusi Ring 33 kv di PT. Pertamina RU V Balikpapan

STUDI KOORDINASI PROTEKSI PADA PT. CHANDRA ASRI AKIBAT INTEGRASI DENGAN PT. TRI POLYTA

STUDI KOORDINASI PROTEKSI PADA PT. PUPUK SRIWIDJAJA DENGAN MEMPERTIMBANGKAN EKSPOR- IMPOR DAYA

2. TEORI PENUNJANG 1. PENDAHULUAN. Martinus Tri Wibowo, Ir. R. Wahyudi, Dedet Candra Riawan, S.T, M.Eng Jurusan Teknik Elektro FTI ITS

KOORDINASI RELAY PENGAMAN DAN LOAD FLOW ANALYSIS MENGGUNAKAN SIMULASI ETAP 7.0 PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) TBK

Sidang Tugas Akhir (Genap ) Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro ITS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pemodelan dan Simulasi Sistem Proteksi Microgrid

STUDI KOORDINASI PROTEKSI PADA PT. PETROKIMIA GRESIK AKIBAT PENAMBAHAN BEBAN PABRIK DAN GENERATOR 1 X 26.8 MW

JURNAL TEKNIK ELEKTRO Vol. 1, No. 1, (2014) 1-8

Studi Perencanaan Penggunaan Proteksi Power Bus di Sistem Kelistrikan Industri Gas

Rimawan Asri/ Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Margo Pujiantara, MT. Dimas Fajar Uman Putra ST., MT.

EVALUASI KOORDINASI SETTING RELAY PROTEKSI OCR PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv PT APAC INTI CORPORA SEMARANG DENGAN ETAP 12.6.

STUDI PERENCANAAN PENGGUNAAN PROTEKSI POWER BUS DI PT. LINDE INDONESIA GRESIK

Pendekatan Adaptif Multi Agen Untuk Koordinasi Rele Proteksi Pada Sistem Kelistrikan Industri

Pembimbing : 1. Prof. Ir. Ontoseno Penangsang, MSc,PhD 2. Ir. R. Wahyudi

Perhitungan Setting Rele OCR dan GFR pada Sistem Interkoneksi Diesel Generator di Perusahaan X

Studi Koordinasi Pengaman Rele Arus Lebih Akibat Adanya Proses Integrasi Sistem Kelistrikan Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java

Pendekatan Adaptif Multi Agen Untuk Koordinasi Rele Proteksi Pada Sistem Kelistrikan Industri

STUDI KOORDINASI PROTEKSI SISTEM KELISTRIKAN PADA PT MEDCO ENERGI SINGA GAS FIELD LEMATANG BLOCK

KOORDINASI PROTEKSI RELE ARUS LEBIH DENGAN METODE FUZZY LOGIC MENGGUNAKAN PLANT PT.KPI (KALTIM PARNA INDUSTRI)

Analisa Koordinasi Rele Pengaman Transformator Pada Sistem Jaringan Kelistrikan di PLTD Buntok

Studi Skema Proteksi Adaptive Over Current Pada Jaringan Distribusi Dengan Pembangkit Tersebar Menggunakan Genetic Algorithm

Studi Koordinasi Proteksi Arus Lebih Fasa dan Ground Sistem Pembangkit UP PLTU Pacitan

Koordinasi Proteksi Directional Overcurrent Relay dengan Mempertimbangkan Gangguan Arah Arus di Pabrik PT. Petrokimia Gresik

Koordinasi Rele Pengaman pada Sistem Kelistrikan PT. Pertamina Unit Pengolahan IV Cilacap akibat Pembangunan Proyek Langit Biru

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini menggunakan data plant 8 PT Indocement Tunggal

Fajar Akhmad Fauzi, Ontoseno Penangsang, I Gusti Ngurah Satriyadi Hernanda Jurusan Teknik Elektro FTI ITS

Studi Koordinasi Proteksi Arus Lebih dari Jaringan Distribusi dengan FCL (Fault Current Limiter) di PT. VICO Indonesia

STUDI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA SISTEM KELISTRIKAN DI PT. CHANDRA ASRI, CILEGON, JAWA BARAT

Evaluasi Koordinasi Proteksi pada Pabrik III PT. Petrokimia Gresik Akibat Penambahan Current Limiter

Studi Koordinasi Proteksi Rele Arus Lebih dan Ground Fault Pada Sistem Eksisting PT. VICO Indonesia, Kalimantan Timur.

F40. JURNAL TEKNIK ITS VOL.5, No.2, (2016) ISSN: ( Print)

Studi Koordinasi Proteksi Pada Sistem Kelistrikan Bandara Internasional Juanda Surabaya

ANALISIS PERENCANAAN KOORDINASI SISTEM PROTEKSI RELAY ARUS LEBIH PADA JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK DI PUSDIKLAT MIGAS CEPU

ANALISIS EVALUASI SETTING RELAY DOCR (DIRECTIONAL OVERCURRENT RELAYS) SEBAGAI PROTEKSI PADA PT. LINDE INDONESIA SITUS GRESIK JAWA TIMUR

Oleh : Thomas Lugianto Nurdin ( ) : Dr. Eng. I Made Yulistya Negara, ST., M.Sc.

Analisa Transient Stability dan Pelepasan Beban Pengembangan Sistem Integrasi 33 KV di PT. Pertamina RU IV Cilacap

Analisa Koordinasi Over Current Relay Dan Ground Fault Relay Di Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk 20 kv Jababeka

Analisis Koordinasi Sistem Pengaman Incoming dan Penyulang Transformator 3 di GI Sukolilo Surabaya

PERANCANGAN KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH PADA GARDU INDUK DENGAN JARINGAN DISTRIBUSI SPINDLE

PENGARUH PENGETANAHAN SISTEM PADA KOORDINASI RELE PENGAMAN PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI HALAMAN PERSEMBAHAN HALAMAN MOTTO KATA PENGANTAR

Optimasi Time Dial Setting (TDS) Relay Arus Lebih Menggunakan Adaptive Modified Firefly Algorithm Pada Sistem Kelistrikan PT. Pupuk Kalimantan Timur

Evaluasi Koordinasi Proteksi pada Pabrik III PT. Petrokimia Gresik Akibat Penambahan Current Limiter

DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN HALAMAN PERSEMBAHAN HALAMAN MOTTO KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL BAB I PENDAHULUAN 1

KAJIAN PROTEKSI MOTOR 200 KW,6000 V, 50 HZ DENGAN SEPAM SERI M41

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah dapat merusak peralatan-peralatan produksi yang terhubung dalam

Evaluasi Kategori Arc Flash di PT. Pupuk Kalimantan Timur 1 (PKT 1) Menggunakan Physics-Based Circuit Model

PENGARUH PENGETANAHAN SISTEM PADA KOORDINASI RELE PENGAMAN PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG

Analisis Setting Relay Proteksi Pengaman Arus Lebih Pada Generator (Studi Kasus di PLTU 2X300 MW Cilacap)

Transkripsi:

STUDI KOORDINA RELE PENAMAN PADA STEM KELISTRIKAN PT ENERI MEA PERSADA UNIT BISNIS EMP MALACCA STRAITS SA Riski Cahya Anugrerah Haebibi, Ontoseno Penangsang, Rony Seto Wibowo Jurusan Teknik Elektro FTI ITS Abstrak Sistem proteksi merupakan hal yang penting dalam sistem kelistrikan yang berfungsi untuk mengamankan peralatan akibat gangguan. Sistem proteksi yang baik akan mampu mendeteksi gangguan yang terjadi pada sistem kelistrikan.dalam pendeteksian gangguan sistem proteksi harus bersifat selektif dalam mengamankan gangguan agar tidak menyebabkan pemadaman pada daerah lain. Tugas Akhir ini bertujuan untuk menyajikan analisis terhadap koordinasi rele pengaman pada PT.Energi Mega Persada unit bisnis EMP Malacca Straits SA. Untuk membantu proses studi koordinasi relerele pengaman ini digunakan software pendukung yaitu ETAP 7.0. Dari ketujuh tipikal koordinasi yang dianalisis dapat diketahui bahwa ada beberapa kesalahan koordinasi pada setelan (setting) pickup, time dial dan time delay. Dari hasil analisis yaang dilakukan dalam tugas akhir ini direkomendasikan untuk melakukan resetting agar dapat meningkatkan kontinuitas dan keandalan sistem tenaga listrik.. Mendapatkan setting dan koordinasi yang tepat pada sistem kelistrikan EMP Malacca Straits S.A. Adapun untuk dapat mencapai tujuan seperti tersebut di atas, maka dalam pelaksanaan tugas akhir ini digunakan metodologi yang diberikan dalam diagram alir pada ambar. Start Pengumpulan Data Existing Lapangan Analisa Load Flow pada ETAP 7.0 Analisa Short Circuit pada ETAP 7.0 Kata Kunci Koordinasi, rele pengaman, gangguan E I. PENDAHULUAN MP Malacca Straits S.A adalah salah satu unit bisnis yang dimiliki oleh PT.Energi Mega Persada yang berlokasi di daerah Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Unit bisnis ini memiliki onshore field yang berlokasi di Kurau, Lukit Melibur dan Kuat. Sedangkan untuk wilayah operasi offshore field terletak di Lalang. Dalam operasi keadaan normal EMP Malacca Straits disuplai dengan 6 as Turbin enerator yang berlokasi di Kurau dan Lalang. Kurau mengoperasikan pembangkit T x 2.8 MW, T x 2.2 MW. Sedangkan Lalang mengoperasikan pembangkit T dengan kapasitas T 2 x 2.5 MW. Pembangkit pembangkit tersebut bekerja di level tegangan.8 kv dan 4.6 kv. Untuk meningkatkan perfoma sistem proteksi perlu dilakukan analisis terhadap setelan dan koordinasi rele yang ada terutama pada koordinasi rele pengaman arus lebih. Analisis ini dapat dilakukan dengan menggambarkan kurva karakteristik rele pengaman. Dengan menganalisis hal ini, akan didapatkan setelan dan koordinasi yang baik bagi system kelistrikan tersebut. Setelan dan koordinasi rele yang baik akan dapat mencegah atau membatasi kerusakan jaringan beserta peralatannya ketika terjadi gangguan dan juga mencegah putusnya suplai daya listrik pada daerah yang tidak ada gangguan. Dengan latar belakang tersebut, maka dilaksanakan tugas akhir ini dengan tujuan sebagai berikut :. Memodelkan, menyimulasikan, dan menganalisis sistem kelistrikan EMP Malacca Straits S.A. 2. Mengetahui koordinasi rele pengaman yang terpasang pada sistem kelistrikan EMP Malacca Straits S.A saat ini. Pengumpulan Data Short Circuit Simulasi pada ETAP STAR Protective Device Coordination Analisa Kondisi Current Pick Up dan radingtime Rele Apakah kondisi proteksi sudah aman? Ya Rekomendasi Kesimpulan End ambar. Metodologi Pelaksanaan Tugas Akhir Tidak II. KOORDINA PROTEK STEM TENAA LISTRIK A. Rele Arus Lebih Rele arus lebih adalah rele yang bekerja atau mendeteksi adanya gangguan ketika arus yang mengalir melebihi batas yang diijinkan[2]. Rele ini merupakan rele yang paling sering digunakan di setiap zona proteksi sistem tenaga. Menurut waktu kerjanya rele arus lebih dibedakan menjadi beberapa jenis antara lain : definite current, definite time, inverse time,dan inverse time with instantaneous unit.

Penyetelan Rele Arus Lebih Rele arus lebih memiliki setelan pickup dan setelan time dial. Pickup didefinisikan sebagai nilai arus minimum yang menyebabkan rele bekerja (Iset). Pada rele arus lebih, besarnya arus pickup ini ditentukan dengan pemilihan tap. Adapun untuk menentukan besarnya tap yang digunakan dapat menggunakan persamaan berikut : adalah dibawah 000 volt. Berikut merupakan contoh dari kurva TCC low voltage circuit breaker[] : Tap = () Setelan time dial menentukan waktu operasi rele. Untuk menentukan time dial dari masingmasing kurva karakteristik invers rele arus lebih dapat digunakan persamaan sebagai berikut [5]: td = Di mana : td = waktu operasi (detik) T = time dial I = nilai arus (Ampere) Iset = arus pickup (Ampere) k = koefisien invers (lihat Tabel I) = koefisien invers (lihat Tabel I) = koefisien invers (lihat Tabel I) TABEL I KOEFIEN INVERS TIME DIAL Tipe Kurva k Standard Inverse 0,4 0,02 2,970 Very Inverse,50,00,500 Long Time Inverse 20,00,00,0 Extremly Inverse 80,00 2,00 0,808 Ultra Inverse 5,2 2,5,000 B. Fuse Fuse adalah pengaman lebur yang bekerja ketika arus yang melewati kawat fuse melebihi dari kemampuan fuse tersebut. Pada umumnya fuse digunakan sebagai pengaman peralatan atau busbar dari arus hubung singkat yang dapat merusak peralatan. (2) ambar 4. Kurva Karakteristik Low Voltage Circuit Breaker Long Time Pickup : Pickup arus untuk setting long time kerja LVCB digunakan untuk pengaman overload peralatan. Long Time Delay : Waktu delay untuk mengatur kerja long time pickup LVCB sesuai variasi waktu yang diperlukan. Short Time Pickup : Pickup arus untuk setting short time kerja LVCB pada umumnya digunakan untuk pengaman hubung singkat. Short Time Delay : Waktu delay untuk mengatur kerja short time pickup LVCB.. Dimana short time delay dapat disetetel (I 2 t IN) atau (I 2 t OUT). Instantaneous pickup : Pickup arus yang digunakan untuk setting kerja instant LVCB yang dimana waktu kerja pemutusannya dibawah 0, sekon. D. Koordinasi Arus dan Waktu pada Rele Arus Lebih Rele pengaman utama dengan rele pengaman backup harus dikoordinasikan agar menghasilkan sistem proteksi yang sempurna. Koordinasi ini dilakukan pada setelan pickup dan time delay dari rele tersebut. Sebagai contoh koordinasi rele pengaman, dapat dilihat pada ambar 4. Untuk memberikan koordinasi yang baik, setelan pickup relerele tersebut harus memenuhi syarat berikut [4]: Iset A > Iset B > Iset C > Iset D... () Sedangkan pada setelan waktu, dikenal adanya setting kelambatan waktu (Δ ) atau grading time. Perbedaan waktu kerja minimal antara rele utama dan rele backup adalah 0.2 0.5 detik []. ambar 2. Proses Waktu Peleburan Fuse [] C. Low voltage circuit breaker Low voltage circuit breakers adalah pemutus tenaga listrik yang pada umumnya tegangan kerja dari breaker tersebut ambar 4. Koordinasi Rele dengan Kelambatan Waktu [] 2

III. STEM KELISTRIKAN EMP MALACCA STRAITS SA Sistem pembangkitan yang dimiliki EMP Malacca Straits SA pada saat operasi normal sebagai berikut : Nameplate TABEL II DATA ENERATOR OPERA NORMAL[2] Tipe Rating Daya (kw) Rating Tegangan (kv) PF Kecepatan Sinkron (RPM) M292A T 2800,8 0,85 800 M292B T 2800,8 0,85 800 M292E T 2800,8 0,85 800 M8C T 2200 4,6 0,85 800 8 T 2500 4,6 0,85 800 82 T 2500 4,6 0,85 800 Level tegangan yang digunakan untuk mendistribusikan daya listrik yaitu menggunakan 4 level tegangan yaitu :. Tegangan 2. Tegangan. Tegangan,5 kv 4. Tegangan 0,48 kv Beban tenaga listrik yang ada pada umunya yaitu Electrical Submersible Pump, camp dan lampu penerangan sekitar area operasi. IV. HAL MULA DAN ANALIS KOORDINA PROTEK PADA EMP MALACCA STRAITS SA A. Permodelan Sistem Kelistrikan EMP Malacca Straits SA SWR 20 Relay 25 Relay 24 Tipikal 2 SWR 828 Tipikal PM Fuse DC 8 M292E DC Area PM20 2800 kw Relay 6 Fuse DC Area 2500 kw Relay 26 80MWE Relay 69 Relay 46 Relay 47 8C 2200 kw Relay 22 PT28 5000kVA 4,6/,8kV Relay 5 Relay 4 Relay 7 MSBK LWA PM202 82 Relay 68 Relay 2 PT20 2500kVA,8/4,6kV Relay 48 Relay 49 Camp 2500 kw Relay 29 LWC M292A PS5B 2800 kw Relay 5 Relay 6 Tipikal 6 Tipikal Relay 67 B/8 Relay 52 40F SWR 20E LWB Relay 66 M292B Relay 42 Relay 40 B/CL Relay 5 60F 2800 kw Relay 7 Relay 8 PS4AC Tipikal 4 EAF Relay 5 Relay 55 Relay 57 PM4AC PM4BVCL DPMSEA Relay 2 LP Utilities PT280 250kVA,8/4,6kV Relay 64 MCC 827 Relay 65 Relay 20 PSAC2 Tipikal 5 Tipikal 7 PSAC2 Relay 9 Relay 2 ambar 5. Tipikal Koordinasi Rele Pengaman EMP Malacca Straits SA[6] 280F Pemilihan setting tipikal : Tipikal merupakan koordinasi pada Kurau Plant 2 yang dimulai dari Bus 28 (,8kV) sampai ke ESP BK 0(,5 kv). Tipikal 2 merupakan koordinasi pada Kurau Plant 2 yang dimulai dari ke generator M292E 2800 kw ( ) sampai ke Bus 22 (,8kV). Tipikal merupakan koordinasi yang mengubungkan antara kurau plant dan kurau plant 2 yaitu SWR 20 dan SWR 20E. Tipikal 4 merupakan koordinasi pada Kurau Plant yang dimulai dari Bus 28 (,8kV) sampai ke ESP BV 0(,5 kv). Tipikal 5 merupakan koordinasi pada Kurau Plant yang dimulai dari PS5B (,8kV) sampai ke primary trafo PTBV (,8kV). Tipikal 6 merupakan koordinasi pada Kurau Plant yang dimulai dari ke generator M292B 2800 kw ( ) sampai ke Bus PS4AC(,8kV). Tipikal 7 merupakan koordinasi pada yang mengubungkan generator lalang dan kurau plant yaitu enerator 8 2500 kw (4,6kV) sampai ke ke bus SWR 20(,8kV). B. Analisa Hubung Singkat Besar arus hubung singkat yang diperoleh dari simulasi digunakan untuk menentukan setting rele arus lebih. Arus hubung singkat yang diperlukan adalah arus hubung singkat minimum 0 cycle (hubung singkat dua fasa) dan hubung singkat maksimum 4 cycle (hubung singkat tiga fasa). Simulasi hubung singkat ini dilakukan pada bus ketujuh tipikal koordinasi yang akan diperiksa koordinasi rele pengamannya. Untuk perhitungan analisa hubung singkat ini digunakan dua konfigurasi yang mewakili hubung singkat minimum dan maksimum yaitu: Hubung singkat minimum : Hubung singkat minimum adalah hubung singkat yang terjadi ketika sistem pembangkitan Kurau Plant, Kurau Plant 2 dan Lalang tidak saling terhubung dalam pengoperasiannya. Hubung singkat maksimum : Hubung singkat maksimum adalah hubung singkat yang terjadi ketika sistem pembangkitan Kurau Plant, Kurau Plant 2 dan Lalang saling terhubung dalam pengoperasiannya. Kontribusi hubung singkat minimum : Arus kontribusi hubung singkat minimum bertujuan untuk mencari nilai arus kontribusi minimum pada saluran ketika ada bus yang mengalami gangguan hubung singkat. Kontribusi hubung singkat maksimum : Arus kontribusi hubung singkat maksimum bertujuan untuk mencari nilai arus kontribusi maksimum pada saluran ketika ada bus yang mengalami gangguan hubung singkat. Untuk menghitung arus hubung singkat digunakan software ETAP 7.0.0. Hubung singkat minimum dan Kontribusi hubung singkat minimum adalah hubung singkat 2 fasa pada 0 cycle. Sedangkan hubung singkat maksimum dan Kontribusi hubung singkat maksimum adalah hubung singkat fasa pada 4 cycle.

TABEL III DATA HAL MULA HUBUN NKAT Bus Isc max 4 Cycle Isc min 0 cycle ID kv ka ka 68,5 0,87 0,597 70 0,48,8 0,82 PM7MSBK 0,48 0,44 6,8 LVPTMSBK 0,48 0,44 6,8 HVPTMSBK,8 0,642 0,427 22,8 0,642 0,427 22,8 0,844 0,5 28,8 0,844 0,5 256,8 4,6 0,86 SWR 20E,8 4,6 0,862 2,5, 0,79,5 0,8 0,605 PM4BV CL 0,48 6,05 9,9 LVPT BV 0,48 6,05 9,9 HVPT BV,8,74 0,75 28,8,8 0,76 282,8 2,4 0,88 PS4AC,8 2,4 0,88 PS5B,8,24 0,908 SWR 20,8 4,6 0,99 HVPT 280,8,4 LVPT 280 4,6 9,78 SWR 828 4,6 9,78 2,9 TABEL IV DATA HAL MULA KONTRIBU HUBUN NKAT Bus Arus Kontribusi Hubung Singkat Maksimum 4 cycle Arus Kontribusi Hubung Singkat Minimum 0 Cycle ID kv ka ka enerator M292E ke Bus SWR 20E,8 0,86 0,498 enerator M292B ke Bus SWR 20,8 0,885 0,492 enerator 8 ke Bus SWR 828 4,6 2,49,46 SWR20E ke bus SWR 20,8,45 0,864 SWR20 ke bus SWR 20E,8,6,45 SWR20 ke bus SWR 88 4,6,9 2,77 SWR828 ke bus SWR 20,8 0,878 0,557 C. Analisis Tipikal Koordinasi Data setelan existing dari relerele pengaman pada tipikal diberikan pada Tabel V. Dari data tersebut kemudian dilakukan plotting pada gambar 6 yang harus diperbaiki. Setelah dilakukan plotting pada gambar 6 ternyata ada beberapa peralatan pengaman yang harus diganti yaitu :. Fuse BK diganti dengan Rele 8. 2. Fuse BK 2 diganti dengan Rele 5.. Fuse DC Area diganti dengan Rele 7. 4. Low voltage circuit breaker PM7MSBK 52 ke sensor lebih tinggi dari 800 ke 200. Alasan penggantian fuse ke rele karena apabila merubah ukuran fuse maka akan merubah bentuk box dan tempat rak dari fuse sehingga membutuhkan biaya yang cukup besar. Oleh karena itu disarankan untuk merubah Fuse DC Area, Fuse BK dan Fuse BK2 ke rele dengan ratio. ID Devices Relay BK0 Schlumberger IFX4N PM7MSBK 52 Westinghouse Ampetactor I A Fuse BK ABB CEF Fuse BK 2 ABB CEF Fuse DC Area Bussman MV55FDB a m b ar 4. TABEL V DATA SETELAN EXISTIN RELE PADA TIPIKAL [7] 800 2 a m b ar 4. Curve A Pickup Range Sec. 0, 5 Pickup (I>) 0, Time Dial 0,8 Instantaneous Pickup (I>>) 4,2 Delay 0,2 LT Pick up 0,89 LT Band 4 ST Pickup 2 ST Band 0,8 Instantaneous Pickup 5, 00A 00A 00A Interupting 57 Test PF 6,7 Pickup perlu diperbaiki ambar 6. Hasil Plot Setelan Existing Tipikal Koordinasi 4 Miss Koordinasi 4

Rele BK0 Manufacturer : Schlumberger : IFX4N : Curve A Ratio : 200 / 5 Isc min 0 cycle bus 68 : 0,597 ka Isc max 4 cycle bus 70 :,2 ka Time Overcurrent Pickup,2 FLA Motor BK0 0,8 Isc min bus 68,2 76,54 A 0,8 0,597 ka 9,85 A 477 A Dipilih Iset = 92 A Tap = = = 0,46 In Time Dial Dipilih waktu operasi (t d ) = t starting motor = 5 s t d = T = T = T = + 0,02 T= 0,02 0,02 0,02 Instantaneous Pickup I >> < 0,8 Isc Min bus 68 I >> < 0,8 x 0,597 k A I >> < 477,6 A Dipilih I >> = 476 A Tap = = = 2,8 In Time Delay Dipilih time delay = 0.s Low Voltage CB PM7MSBK_52 Manufacturer : ABB : E2B SACE PR2 : 200 Isc min 0 cycle bus 68 : 0,597 ka Isc min 0 cycle bus PM7MSBK : 6,8 ka Long Time Iset <,2 FLA Secondary PTMSBK (0,48kv) Iset <,2 902, A Iset < 082,52 A Dipilih Iset = 082 A Tap LT Pickup = = = 0,9 In LT Band = Short Time Iset <,25 x Isc min bus 68 (in LV 0,48 kv) Iset <,25 x 0,597 ka x (,5 kv / 0,48 kv) Iset <,25 x 865,62 A Iset < 22 A Iset = 2000 A Tap ST Pickup = = =,67 In ST Band = 0,4 (Out) Instantaneous Iset < 0,8 x Isc min PM7MSBK Iset < 0,8 x 6,8kA Iset < 5,448 ka Iset = 5440 A Setelah melakukan perhitungan didapatkan hasil resetting yang ada dapat dilihat pada Tabel VI dan hasil perbaikan plotting pada tipikal dapat dilihat pada gambar 7. Relay BK0 Schlumberger IFX4N PM7MSBK 52 ABB SACE PR2 Rele 8 Rele 5 Rele 7 TABEL VI SETELAN RELE RESETTIN PADA TIPIKAL 800 Curve A Pickup Range Sec. 0, 5 Pickup (I>) 0,46 Time Dial,05 Instantaneous Pickup (I>>) 2,8 Delay 0, LT Pick up 0,9 LT Band ST Pickup,7 ST Band 0,4 (Out) Instantaneous Pickup 4,5 Pickup (I>) 0,4 Time Dial 0,2 Instantaneous Pickup (I>>),8 Delay 0, Pickup (I>) 0,6 Time Dial Instantaneous Pickup (I>>),4 Delay 0, Pickup (I>) 0,7 Time Dial 0,9 Instantaneous Pickup (I>>) 4 Delay 0,5 ambar 7. Hasil Plot Setelan Resetting Tipikal Koordinasi 5

D. Analisis Tipikal Koordinasi 2 Data setelan existing dari relerele pengaman pada tipikal 2 diberikan pada Tabel VII sebagai berikut. Fuse DC Area Bussman MV55FDB Rele 4 Rele 6 TABEL VII DATA SETELAN EXISTIN RELE PADA TIPIKAL 2 [7] 50/5 00A Interupting 57 Test PF 6,7 Pickup (I>) Time Dial 0,26 Instantaneous Pickup (I>>) 2,6 Delay 0, Pickup (I>),4 Time Dial Instantaneous Pickup (I>>) 8,4 Delay 0, Dengan menggunakan langkah perhitungan yang sama seperti pada tipikal sebelumnya, maka didapatkan setelan rele untuk tipikal 2 sebagai berikut : Rele 7 Rele 4 Rele 6 TABEL VIII SETELAN RELE RESETTIN PADA TIPIKAL 2 [7] 50/5 E. Analisis Tipikal Koordinasi Pickup (I>) 0,7 Time Dial 0,9 Instantaneous Pickup (I>>) 4 Delay 0,5 Pickup (I>) 0,9 Time Dial 0,7 Instantaneous Pickup (I>>) 4 Delay 0,7 Pickup (I>), Time Dial 0,7 Instantaneous Pickup (I>>) 2,7 Delay, Pada tipikal koordinasi berfungsi untuk melakukan analisa koordinasi proteksi ketika Kurau Plant (SWR 20) dihubungkan dengan Kurau Plant 2 ( SWR20E). Pada tipikal koordinasi ini kita harus mempertimbangkan arus kontribusi minimum dan maksimum saat terjadi hubung singkat pada bus yang mengalami gangguan. SWR 20E 20E_52 i> Cable Relay 24 Relay 25 i> 20_52 Isc kontribusi max :,6 ka Isc kontribusi min :,45 ka ambar 8. Arus Kontribusi Saluran Saat Terjadi angguan SWR 20 Data setelan existing dari relerele pengaman pada tipikal diberikan pada Tabel IX sebagai berikut : Rele 24 Rele 25 TABEL IX DATA SETELAN EXISTIN RELE PADA TIPIKAL [7] 00/5 Pickup (I>) 0,45 Time Dial Instantaneous Pickup (I>>),5 Delay 0,75 Pickup (I>), Time Dial Instantaneous Pickup (I>>) Delay Dengan menggunakan langkah perhitungan yang sama seperti pada tipikal sebelumnya, maka didapatkan setelan rele untuk tipikal sebagai berikut : Rele 24 Rele 25 Isc kontribusi max :,45 ka Isc kontribusi min : 0,864 ka TABEL X SETELAN RELE RESETTIN PADA TIPIKAL [7] 00/5 Pickup (I>) 0,6 Time Dial, Instantaneous Pickup (I>>) 2, Delay 0,9 Pickup (I>) 0,9 Time Dial, Instantaneous Pickup (I>>),5 Delay 0,9 V. PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil studi dan analisis koordinasi rele pengaman pada PT.Energi Mega Persada unit bisnis EMP Malacca Straits SA yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 6

. Terdapat beberapa setelan rele yang belum tepat dan koordinasi yang kurang baik, terutama pada setelan pickup rele pengaman. Pada beberapa rele, setelan pickup kurva inversnya masih menyentuh arus full load beban. Hal ini dapat menyebabkan rele tersebut trip meski tidak terjadi gangguan. 2. Terdapat grading time yang terlalu sempit antara peralatan pengaman satu dengan peralatan pengaman lainnya sehingga dapat menyebabkan adanya kemungkinan peralatan pengaman backup ikut trip karena diberikan waktu yang sempit pada peralatan pengaman utama untuk mengatasi gangguan yang terjadi pada bus yang terganggu.. Terdapat miss koordinasi antara pengaman satu dengan lainnya sehingga menyebabkan kesalahan trip ketika terjadi gangguan pada bus yang tidak terganggu. 4. Terdapat kesalahan dalam pemilihan rating fuse sehingga menyebabkan miss koordinasi antar fuse dan terlalu lama waktu kerja fuse sebagai backup ketika terjadi kegagalan peralatan pengaman pada sisi downstream. 5. Terdapat grading time yang kurang tepat pada koordinasi existing ground fault relay sehingga dapat menyebabkan miss koordinasi oleh karena itu perlu adanya perbaikan ulang terhadap grading time dari ground fault relay. B. Saran Dengan mengacu pada hasil akhir yang telah dilakukan dalam tugas akhir ini, adapun saran yang dapat dipertimbangkan untuk menjadi masukan kedepannya adalah sebagai berikut:. Memperbaiki setting pickup rele pengaman dan grading time antar rele pengaman agar tidak terjadi trip bersamaan antar rele pengaman yang ada. 2. Menonaktifkan setting instantaneous pada rele manufacture basler electric karena rele tersebut tidak memiliki time delay yang dapat diatur sehingga dapat menyebabkan miss koordinasi dan grading time yang terlalu sempit jika dalam pengaktifan instantaneous tidak benar.. Memperbaiki setting instantaneous dari rele dan low voltage circuit breaker yang ada sehingga tidak terjadi miss koordinasi. 4. Mengganti peralatan fuse yang kurang tepat agar tidak terjadi miss koordinasi dan mencegah grading time terlalu lama ketika terjadi kegagalan di sisi downstream dengan cara mengganti fuse dengan rele tipe Sepam 000. 5. Memperbaiki setting pickup dan grading time ground fault relay agar tidak terjadi miss koordinasi. [4] Bl c bu J. L w D h J Protective Relaying Principles and Application rd Edition CRC Press, USA, Ch. 9, 2006. [5] ch El c c Sepam Range Substation Busbar Transformer Motor. [6] Overall Single Line Diagram EMP Malacca Straits S.A. [7] D l Ku u c Load Flow dan Sho t C cu t J l s n ETAP 7.0. BIORAFI PENULIS Penulis memiliki nama lengkap Riski Cahya Anugrerah Haebibi. Lahir di Surabaya pada tanggal 4 Nopember 99. Anak pertama dari pasangan Sutikno dan Fierlaily Sardova ini mengawali pendidikannya di SDN 009 Sangasanga pada tahun 997200, kemudian melanjutkan ke SMP Negeri Sangasanga hingga tahun 2006. Setelah lulus dari SMA Negeri Samarinda pada tahun 2009, Penulis melanjutkan pendidikannya di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Jurusan Teknik Elektro, Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga. Semasa kuliah penulis aktif mengikuti berbagai seminar dan pelatihan. Penulis yang merupakan salah satu asisten di Laboratorium Simulasi Sistem Tenaga (B.0) ini juga aktif mengikuti berbagai kegiatan kemahasiswaan, salah satunya menjadi Kepala Departemen Lingkar Kampus HIMATEKTRO periode 20202. Penulis dapat dihubungi di alamat email rc.elits.05@gmail.com REFEREN [] IEEE Std 242 IEEE Recommended Practice for Protection and Coordination of Industrial and Commercial Power Systems The Institute of Electrical and Electronics Engineers, Inc., New York, 200. [2] IEEE Std. 59995, IEEE recommended practice for monitoring electric power quality The Institute of Electrical and Electronics Engineers, Inc,New York 995. [] P évé h h Protection of Electrical Networks ISTE Ltd., London, Ch. 7, 9, 2006. 7