BAB I PENDAHULUAN. seperti pemalsuan Kartu Keluarga, KTP ganda, Akta Kelahiran ganda, dan

dokumen-dokumen yang mirip
PENULISAN HUKUM PELAKSANAAN ASAS CEPAT, SEDERHANA DAN BIAYA RINGAN DALAM PROSES PENYELIDIKAN DAN PENYIDIKAN PERKARA PEMALSUAN IDENTITAS KARTU KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. Penyelidikan merupakan bagian yang tidak dapat di pisahkan dari. penyidikan, KUHAP dengan tegas membedakan istilah Penyidik dan

BAB I PENDAHULUAN. terkait korupsi merupakan bukti pemerintah serius untuk melakukan

I. PENDAHULUAN. Tindak pidana korupsi merupakan salah satu kejahatan yang merusak moral

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan mengatur tata tertib dalam kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. perbuatan menyimpang yang ada dalam kehidupan masyarakat. maraknya peredaran narkotika di Indonesia.

Presiden, DPR, dan BPK.

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Penerapan hukum dengan cara menjunjung tinggi nilai-nilai yang

BAB I PENDAHULUAN. telah berusia 17 tahun atau yang sudah menikah. Kartu ini berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. menyatu dengan penyelenggarakan pemerintahan Negara 2. Tidak hanya di

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 28, Pasal 28A-J Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, mengakibatkan kejahatan pada saat ini cenderung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan dari hukum acara pidana adalah untuk mencari dan

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi penyimpangan-penyimpangan terhadap norma-norma pergaulan. tingkat kejahatan atau tindak pidana pembunuhan.

BAB IV KEWENANGAN KEJAKSAAN DALAM PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI. A. Perbedaan Kewenangan Jaksa dengan KPK dalam Perkara Tindak

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan norma hukum tentunya tidaklah menjadi masalah. Namun. terhadap perilaku yang tidak sesuai dengan norma biasanya dapat

BAB I PENDAHULUAN. pengadilan yang dilakukan oleh aparat penegak hukum. pemeriksaan di sidang pengadilan ada pada hakim. Kewenangan-kewenangan

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR DOMPU STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SAT RES NARKOBA

BAB I PENDAHULUAN. yang telah tercakup dalam undang-undang maupun yang belum tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meningkatnya kasus kejahatan pencurian kendaraan bermotor memang

BAB I PENDAHULUAN. Pidana (KUHAP) adalah seorang yang karena perbuatannya atau keadaannya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Agar hukum dapat berjalan dengan baik, maka berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. dapat diungkap karena bantuan dari disiplin ilmu lain. bantu dalam penyelesaian proses beracara pidana sangat diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 menentukan secara tegas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bukti yang dibutuhkan dalam hal kepentingan pemeriksaan suatu

Makalah Daluwarsa Penuntutan (Hukum Pidana) BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses peradilan yang sesuai dengan prosedur menjadi penentu

BAB I PENDAHULUAN. Negara yang terbukti melakukan korupsi. Segala cara dilakukan untuk

PEMERINTAH KOTA PADANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 30 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat tidak pernah lepas dengan. berbagai macam permasalahan. Kehidupan bermasyarakat akhirnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Praperadilan merupakan lembaga baru dalam dunia peradilan di

STUDI PERBANDINGAN PROSES PENYIDIKAN PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI DI POLRES GORONTALO DAN KEJAKSAAN NEGERI GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. dapat lagi diserahkan kepada peraturan kekuatan-kekuatan bebas dalam

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

PENEGAKAN HUKUM. Bagian Keempat, Penyidikan Oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) 3.4 Penyidikan Oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal dan menurut tata cara yang diatur dalam undang-undang untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945, telah ditegaskan bahwa

MEKANISME PENYELESAIAN KASUS KEJAHATAN KEHUTANAN

P U T U S A N Nomor : 157/PID.B/2013/PTR

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

1. HUKUM ACARA PIDANA ADALAH hukum yang mempertahankan bagaimana hukum pidana materil dijalankan KUHAP = UU No 8 tahun 1981 tentang hukum acara

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA PALANGKA RAYA

KEKUATAN PEMBUKTIAN VISUM ET REPERTUM BAGI HAKIM DALAM MEMPERTIMBANGKAN PUTUSANNYA. Oleh : Sumaidi, SH.MH

I. PENDAHULUAN. pengeledahan, penangkapan, penahanan dan lain-lain diberi definisi dalam. Berdasarkan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP),

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, sehingga harus diberantas 1. hidup masyarakat Indonesia sejak dulu hingga saat ini.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

I. PENDAHULUAN. kebebasan, baik yang bersifat fisik maupun pikiran. Oleh karena itu, Undang-Undang Dasar

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA,

I. PENDAHULUAN. dalam hukum dan pemerintahan dengan tidak ada kecualinya sebagaimana tercantum. dalam Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 amandemen keempat.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TUBAN Nomor 3 Tahun 2009 Seri C

I. PENDAHULUAN. Korupsi di Indonesia kini sudah kronis dan mengakar dalam setiap sendi kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. kematian dan cedera ringan sampai yang berat berupa kematian.

BAB 1 PENDAHULUAN. boleh ditinggalkan oleh warga negara, penyelenggara negara, lembaga

BAB I PENDAHULUAN. peradilan adalah untuk mencari kebenaran materiil (materiile waarheid)

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. karena kehidupan manusia akan seimbang dan selaras dengan diterapkannya

BAB I PENDAHULUAN. oleh berbagai pihak. Penyebabnya beragam, mulai dari menulis di mailing list

II. TINJAUAN PUSTAKA. sehingga mereka tidak tahu tentang batasan umur yang disebut dalam pengertian

BAB V ANALISIS. A. Analisis mengenai Pertimbangan Hakim Yang Mengabulkan Praperadilan Dalam

BAB I PENDAHULUAN. maraknya penggunaan media elektronik mulai dari penggunaan handphone

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana. hubungan seksual dengan korban. Untuk menentukan hal yang demikian

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANGKAT NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL

BAB II PENGATURAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SAKSI DALAM TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN BERENCANA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu program kerja Kementerian Dalam Negeri adalah memperbaharui

BAB I PENDAHULUAN. melakukan penyidikan tindak pidana tertentu berdasarkan undang- undang sesuai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2005 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEKUATAN VISUM ET REPERTUM SEBAGAI ALAT BUKTI DALAM MENGUNGKAP TERJADINYA TINDAK PIDANA

BAB III IMPLEMENTASI KETERANGAN AHLI DALAM PEMERIKSAAN PERKARA PIDANA DI TINGKAT PENYIDIKAN

I. PENDAHULUAN. profesi maupun peraturan disiplin yang harus dipatuhi oleh setiap anggota Polri.

BAB I PENDAHULUAN. menindaklanjuti adanya laporan atau pengaduan tentang suatu perbuatan yang

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

INDONESIA CORRUPTION WATCH 1 Oktober 2013

TENTANG IZIN PEMAKAIAN RUMAH MILIK ATAU DIKUASAI PEMERINTAH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

Dengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA PALANGKA RAYA dan WALI KOTA PALANGKA RAYA MEMUTUSKAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2010 S A L I N A N

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. budayanya. Meskipun memiliki banyak keberagaman bangsa Indonesia memiliki

WALIKOTA LHOKSEUMAWE

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

UNDANG UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT KABUPATEN KUTAI BARAT MEMUTUSKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ABSTRAK MELIYANTI YUSUF

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERANAN SIDIK JARI DALAM PROSES PENYIDIKAN SEBAGAI SALAH SATU ALAT BUKTI UNTUK MENGUNGKAP SUATU TINDAK PIDANA. (Studi Kasus di Polres Sukoharjo)

BAB I PENDAHULUAN. tua. Bahkan korupsi dianggap hampir sama kemunculanya dengan masalah

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang jumlah penduduknya sangat besar. Sebagai negara kepulauan, penduduk Indonesia memiliki persebaran yang tidak merata. Berbagai masalah akibat dari persebaran penduduk yang tidak merata kerap kali muncul. Disamping itu, faktor pertumbuhan penduduk yang besar dengan persebaran tidak merata serta rendahnya kualitas penduduk juga menjadi sumber permasalahan yang berkaitan dengan kependudukan di Indonesia. Pesatnya pertumbuhan penduduk memang sangat berpotensi memunculkan berbagai permasalahan dibidang kependudukan. Permasalahan ini diantaranya seperti pemalsuan Kartu Keluarga, KTP ganda, Akta Kelahiran ganda, dan pemalsuan dokumen kependudukan lainnya dimana pemalsuan tersebut digunakan untuk melakukan suatu tindak pidana. Tindak pidana yang dilakukan biasanya mulai dari kejahatan penipuan, seperti peminjaman uang, pengajuan kartu kredit, maupun untuk kejahatan politis seperti dalam kasus pemilihan umum dan pemilihan gubernur. Penjelasan mengenai asas sederhana dan biaya ringan tercantum pada pasal 4 ayat (2) Undang Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman, bahwa yang dimaksud sederhana adalah pemeriksaan dan penyelesaian perkara dilakukan dengan cara efisien dan efektif, dan yang dimaksud dengan biaya 1

ringan adalah biaya perkara yang dapat dipikul oleh rakyat. Sedangkan yang dimaksud dengan cepat adalah penyelesaian perkara yang dilakukan oleh pihak Kepolisian tidak memakan waktu yang lama dan segera melimpahkan perkara sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku. Sesuai dengan pasal 3 huruf (e), (f) dan (g) Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2012 tentang Manajemen Penyidikan Tindak Pidana dijelaskan bahwa prinsip prinsip dalam peraturan ini: e. Transparan, yaitu proses penyelidikan dan penyidikan dilakukan secara terbuka yang dapat diketahui perkembangan penanganannya oleh masyarakat; f. Akuntabel, yaitu proses penyelidikan dan penyidikan yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan; dan g. Efektif dan efisien, yaitu penyidikan dilakukan secara tepat, murah dan tuntas Fungsi dan tujuan asas cepat, sederhana dan biaya ringan bukan hanya sekedar menitik beratkan pada unsur kecepatan dan biaya ringan melainkan asas ini bertujuan agar suatu proses penyidikan yang relatif tidak memakan jangka waktu yang lama dan berlarut larut sesuai dengan kesederhanaan hukum acara itu sendiri. Dalam kenyataannya, sekarang ini banyak terjadi penyalahgunaan yang terkait dengan administrasi kependudukan oleh pihak yang ingin mendapatkan keuntungan. Seperti yang terjadi pada kasus pemalsuan surat keterangan pindah palsu yang digunakan untuk proses pembuatan Kartu Keluarga di Kabupaten Purworejo yang dilakukan oleh Sdri. Ani Siti Lestari alias Ibu Ambyah. Pelaku membantu proses pembuatan surat keterangan pindah palsu dengan cara menulis tangan sendiri blangko yang telah dimiliki sebelumnya serta membuat tanda 2

tangan dan juga cap yang dilakukan oleh pelaku sendiri. Kemudian surat keterangan pindah tersebut digunakan untuk proses pembuatan Kartu Keluarga di Catatan Sipil Kabupaten Purworejo. 1 Selain itu, kasus yang menjerat Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad yang ditetapkan sebagai tersangka pemalsuan dokumen. Penetapan Abraham Samad pada tanggal 9 Februari 2015 sebagai tersangka berdasarkan bukti yang disita oleh penyidik berupa Kartu Keluarga (KK), KTP Feriyani Lim dan paspor Feriyani Lim yang diduga dipalsukan. Dalam kasus ini, Abraham Samad sebagai kepala keluarga dan Feriyani Lim sebagai family. 2 Kemudian kasus pemalsuan surat juga terjadi di Bangil Pasuruan. Dua pelaku dalam kasus pemalsuan surat surat administrasi kependudukan berhasil ditangkap oleh Satreskrim Polres Pasuruan pada tanggal 8 Januari 2016. Mereka ditangkap setelah Kepala Dispendukcapil Kabupaten Pasuruan melaporkan dugaan pemalsuan Kartu Keluarga (KK). Kedua tersangka yaitu Yusuf (45), warga Dusun Barsari, Desa Gambiran, Kecamatan Prigen. Sementara rekannya Nurmiati (50), warga lingkungan / Kelurahan Kutorejo, Kecamatan Pandaan. Yusuf berperan sebagai pembuat surat surat palsu seperti KTP, KK dan surat surat lainnya. Sementara Nurmiati berperan sebagai penerima order. 3 Upaya penyelidikan dan upaya penyidikan tindak pidana pemalsuan identitas Kartu Keluarga prosedur yang dilakukan oleh pihak kepolisian belum sesuai dengan perundang undangan. Dilihat dari prosedur yang ada terjadi proses yang 1 Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang diberikan oleh Pihak Kepolisian 2 Liputan6, 2 Kasus Pemalsuan Dokumen Yang Membelit Abraham Samad, http: // news.liputan6.com, diakses tanggal 15 Januari 2016 3 Kabar Bromo Terkini, Satreskrim Polres Pasuruan Bekuk Dua Pemalsu Adminduk, http: //kabarbromoterkini.com, diakses tanggal 15 Januari 2016 3

terlalu lama dimulai sejak adanya laporan, dikeluarkannya surat perintah penyelidikan (sprin lidik), surat perintah penyidikan (sprin sidik), sampai dengan dikeluarkannya Surat Perintah Dimulainya Penyidikan (SPDP) yang terjadi selama kurang lebih 3 (tiga) bulan. Seharusnya proses sejak adanya laporan hingga dikeluarkannya Surat Perintah Dimulainya Penyidikan (SPDP) tidak memerlukan waktu yang lama sesuai dengan azas cepat, sederhana, dan biaya ringan. Kemudian dalam hal penegakan hukum apabila terjadi tindak pidana pemalsuan identitas Kartu Keluarga ini para pihak yang merasa dirugikan dapat melaporkan kepada pihak yang berwajib, sehingga dapat di proses secara hukum dan oknum yang melakukan pemalsuan identitas dapat dijerat hukuman sesuai yang ditentukan pada pasal Pasal 263 ayat (1) Kitab Undang Undang Hukum Pidana (KUHP) yang berbunyi 4 : Barang siapa membuat surat palsu atau memalsukan surat yang dapat menimbulkan sesuatu hak, perikatan atau pembebasan hutang, atau yang diperuntukkan sebagai bukti daripada sesuatu hal dengan maksud untuk memakai atau menyuruh orang lain memakai surat tersebut seolah-olah isinya benar dan tidak dipalsu, diancam jika pemakaian tersebut dapat menimbulkan kerugian, karena pemalsuan surat, dengan pidana penjara paling lama enam tahun. Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa proses penyidikan yang dilakukan oleh pihak Kepolisian dalam mengungkap suatu peristiwa hukum dirasa kurang efektif dan efisien karena terjadi proses yang terlalu lama sehingga tidak sesuai dengan asas cepat, sederhana dan biaya ringan. Kesenjangan terjadi karena apa yang seharusnya dilakukan oleh penyidik berdasarkan Kitab Undang 4 Kitab Undang Undang Hukum Pidana 4

Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) dan asas tersebut tidak sesuai dengan fakta yang ditemukan dilapangan. Hasil studi pendahuluan menjelaskan indikasi kuat bahwa azas tersebut belum optimal dilaksanakan oleh pihak Kepolisian Polres Kabupaten Purworejo. Beberapa fakta yang ditemukan dilapangan antara lain : Lamanya penyelidikan dan penyidikan yang dimulai dari laporan yang diterima oleh pihak Kepolisian sampai selesainya P21 (BAP selesai) Pemeriksaan terhadap para saksi yang dilakukan secara berulang ulang dengan materi pertanyaan yang juga sebagian sama menyebabkan para saksi memerlukan waktu yang lama untuk mengikuti proses penyidikan, termasuk dengan adanya perpanjangan penahanan. Proses pemeriksaan yang memakan waktu lama dan berulang ulang menimbulkan kerugian terutama bagi para saksi, kerugian yang dialami meliputi kerugian materi dan imateriil. Berdasarkan pemaparan diatas serta fakta fakta yang ditemukan maka penulis tertarik mengangkat permasalahan mengenai pelaksanaan proses penyidikan, yang nantinya dapat memberikan manfaat dan menganalisis pemalsuan identitas Kartu Keluarga, sehingga mengambil judul penelitian Pelaksanaan Asas Cepat, Sederhana dan Biaya Ringan Dalam Proses Penyelidikan dan Penyidikan Perkara Pemalsuan Identitas Kartu Keluarga (Studi di Polres Kabupaten Purworejo Jawa Tengah) 5

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka penulis mempersempit pokok permasalahan. Permasalahannya adalah : 1. Bagaimana pelaksanaan asas cepat, sederhana dan biaya ringan terkait dengan proses penyelidikan dan penyidikan perkara pemalsuan identitas Kartu Keluarga? 2. Kendala kendala apa saja yang dihadapi penyidik dalam pelaksanaan asas cepat, sederhana dan biaya ringan dalam proses penyelidikan dan penyidikan perkara pemalsuan Kartu Keluarga? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan asas cepat, sederhana dan biaya ringan terkait dengan proses penyelidikan dan penyidikan perkara pemalsuan identitas Kartu Keluarga. 2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kendala pelaksanaan asas cepat, sederhana dan biaya ringan terkait dengan proses penyelidikan dan penyidikan perkara pemalsuan identitas Kartu Keluarga. D. Manfaat Penelitian Dari tujuan yang ingin dicapai oleh penulis, maka penelitian ini dapat memberikan manfaat yaitu meliputi : 6

1. Bagi Penulis Penulisan ini sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana hukum dan harapannya melalui penelitian ini penulis dapat menambah wawasan tentang pelaksanaan proses penyidikan perkara tindak pidana pemalsuan identitas Kartu Keluarga (KK) dengan menggunakan azas cepat, sederhana dan biaya ringan, sehingga nantinya dapat dimanfaatkan sebagai sumber informasi bagi masyarakat. 2. Bagi Kalangan Akademis Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi atau rujukan awal untuk penelitian lebih lanjut berkaitan dengan suatu penerapan hukum mengenai proses penyidikan perkara tindak pidana pemalsuan dengan menggunakan azas cepat, sederhana dan biaya ringan. 3. Bagi Masyarakat Dengan adanya hasil penelitian ini harapannya mampu menjadikan sarana dalam memperoleh pengetahuan yang lebih terkait tindak pidana pemalsuan identitas Kartu Keluarga (KK). E. Kegunaan Penelitian 1. Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dan memberikan kontribusi untuk pembangunan hukum di Indonesia, khususnya di bidang hukum pidana agar kemudian dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan di kemudian hari. 7

2. Secara Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak yang berkepentingan dalam penulisan hukum pidana khususnya tentang pelaksanaan proses penyidikan perkara tindak pidana pemalsuan identitas Kartu Keluarga (KK) dengan menggunakan azas cepat, sederhana dan biaya ringan dan kesadaran masyarakat pada umumnya. F. Metode Penelitian Untuk memecahkan atau membahas permasalahan tersebut diatas, diperlukan data lapangan (data primer) yang obyektif dan terjamin validitas dan akurasinya. Guna mendapatkan data tersebut penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut : 1. Metode Pendekatan Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis sosiologis yaitu ditekankan pada segi hukum dengan mengadakan penelitian langsung ke lokasi penelitian. Penggunaan metode tersebut mengingat bahwa permasalahan yang diteliti erat hubungannya dengan ketentuan hukum yang berlaku dan penerapannya dalam praktek yang dikembangkan dalam realita kehidupan masyarakat. 2. Alasan Pemilihan Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di wilayah hukum Kabupaten Purworejo Jawa Tengah. Lokasi penelitian yaitu Polres Kabupaten Purworejo Jawa Tengah yang terletak di Jl. Gajah Mada No. 2 Purworejo Jawa Tengah. Alasan 8

pemilihan lokasi tersebut karena lokasi yang penulis pilih berhubungan langsung dengan permasalahan yang penulis bahas dalam penelitian ini dan pernah terjadi perkara pemalsuan identitas Kartu Keluarga (KK). 3. Sumber Data a. Sumber Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari lokasi penelitian. Untuk mendapatkan sumber data primer, peneliti mengumpulkan secara langsung melalui teknik wawancara, dokumentasi, serta sumber sumber yang diperoleh dari penyidik Polres Kabupaten Purworejo dan keterangan dari para pihak yang terkait dengan permasalahan hukum yang penulis teliti. b. Sumber Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada. Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti laporan, dokumen, buku, majalah, maupun berita dimedia cetak yang berkaitan dengan masalah yang dibahas. 4. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Interview atau Wawancara Yaitu tanya jawab antara dua pihak yaitu pewawancara dan narasumber yang dianggap mengetahui tentang masalah penelitian untuk 9

memperoleh data, keterangan atau pendapat tentang suatu hal. Penulis akan melakukan interview atau wawancara kepada pihak Kepolisian yang menangani perkara terkait dengan permasalahan yang sedang penulis teliti : 1. Nama : AKP. Andis Arfan Tofani, SH., MH Jabatan Instansi : Kasat Reskrim Polres Purworejo : Polres Kabupaten Purworejo 2. Nama : IPDA. Khusen Martono, SH Jabatan Instansi : Kanit 1 Reskrim : Polres Kabupaten Purworejo 3. Nama : BRIPKA Sutrisna, SH Jabatan Instansi : Penyidik Pembantu : Polres Kabupaten Purworejo Selain wawancara yang dilakukan oleh penulis kepada pihak Kepolisian yang menangani perkara tersebut, penulis juga melakukan wawancara dengan beberapa saksi diantaranya : 1. Nama : Sri Sulasmi Binti Sukarno (Alm) Alamat : Dusun Jetakan RT/RW. 01/04 Desa Jogonegoro Kec. Mertoyudan Kab. Magelang Pekerjaan : Ibu rumah tangga 2. Nama : Khamim Bin Munawir Alamat : Perum KBN Nomor 116 RT/RW. 05/08 Kel. Pangenjurutengah Kec. Purworejo Kab. Purworejo 10

Pekerjaan : Staff Dinas Catatan Sipil Kabupaten Purworejo 3. Nama : Umaryo Bin HM Anwar Alamat : Dusun Genting RT/RW. 01/03 Desa Sambeng Kec. Bayan Kab. Purworejo Pekerjaan : Mantan Kepala Desa 4. Nama : Sumardi Bin Keto Diwiryo (Alm) Alamat : Dusun Genting RT/RW. 01/01 Desa Sambeng Kec. Bayan Kab. Purworejo Pekerjaan : Mantan Sekretaris Desa b. Teknik Dokumen Yaitu pengambilan data dari Kepolisian dalam bentuk dokumen dokumen yang diperlukan dan berhubungan langsung dengan tema pokok penelitian ini. 5. Teknik Analisa Data Sehubungan dengan permasalahan hukum yang diangkat oleh penulis, maka penulis menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yang berarti menjabarkan atau menguraikan dari hasil penelitian ke dalam sebuah tulisan dan mendalami mengenai persoalan yang dikaji. Selanjutnya dalam hal tersebut maka penulis melakukan analisis melalui pendekatan konseptual yang mendasarkan kepada teori yang ada dalam Kitab Undang Undang Hukum Acara Pidana dan Kitab Undang Undang Hukum Pidana, kemudian dianalisis untuk mendapatkan suatu kesimpulan yang dicapai sesuai dengan pemikiran penulis. 11

G. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah dalam mengetahui isi skripsi ini, maka penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Berisikan latar belakang pengambilan permasalahan yang menjadi pokok pembahasan dalam penelitian ini, tujuan dan manfaat penulisan serta sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN Dalam bab ini menguraikan dan menjelaskan mengenai teori dan konsep hukum yang terdiri dari tinjauan umum mengenai tindak pidana pemalsuan identitas Kartu Keluarga (KK), mekanisme kinerja kepolisian dalam pelaksanaan proses penyidikan perkara tindak pidana pemalsuan identitas Kartu Keluarga (KK) dengan menggunakan azas cepat, sederhana dan biaya ringan agar sesuai dengan ketentuan perundang undangan yang berlaku. BAB III PEMBAHASAN Dalam bab ini menguraikan pembahasan pokok permasalahan dalam penulisan mengenai analisis terhadap pelaksanaan azas cepat, sederhana dan biaya ringan serta kendala pelaksanaan azas cepat, sederhana dan biaya ringan terkait dengan proses penyelidikan dan penyidikan perkara tindak pidana pemalsuan identitas Kartu Keluarga (KK) di daerah Polres Purworejo. 12

BAB IV PENUTUP Dalam bab terakhir ini berisi kesimpulan dari pembahasan yang telah dilakukan pada pokok permasalahan dan juga berisi mengenai saran yang menjadi pemikiran penulis secara singkat sebagai upaya untuk penemuan pemecahan masalah atas permasalahan hukum yang diangkat terkait dengan penegakan hukum itu dilaksanakan. 13