Lama Penyimpanan Daging Broiler terhadap Jumlah Cemaran Coliform pada Showcase Pasar-Pasar Swalayan di Denpasar

dokumen-dokumen yang mirip
Cemaran Escherichia Coli pada Daging Broiler dalam Showcase di Pasarpasar

Angka Lempeng Total Bakteri pada Broiler Asal Swalayan di Denpasar dan Kabupaten Badung

Cemaran Coliform pada Daging Ayam Pedaging yang Dijual di Swalayan di Denpasar

Pengaruh Suhu dan Lama Penyimpanan Telur Ayam Lokal terhadap Jumlah Coliform

I. PENDAHULUAN. dan semua produk hasil pengolahan jaringan yang dapat dimakan dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. oleh manusia. Sumber protein tersebut dapat berasal dari daging sapi,

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari provinsi Gorontalo yang

PENDAHULUAN. amino esensial yang lengkap dan dalam perbandingan jumlah yang baik. Daging broiler

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI KEAMANAN SUSU PASTEURISASI YANG BEREDAR DI KOTAMADYA MALANG (KAJIAN DARI MUTU MIKROBIOLOGIS DAN NILAI GIZI)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kualitas Susu Kambing Peranakan Etawah Post-Thawing Ditinjau dari Waktu Reduktase dan Angka Katalase

EVALUASI JUMLAH BAKTERI KELOMPOK KOLIFORM PADA SUSU SAPI PERAH DI TPS CIMANGGUNG TANDANGSARI

BAB I PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan hak

TINJAUAN PUSTAKA. 18,20 Lemak (g) 25,00 Kalsium (mg) 14,00 Fosfor (mg) 200,00 Besi (mg) 1,50 Vitamin B1 (mg) 0,08 Air (g) 55,90 Kalori (kkal)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Coliform adalah bakteri gram negatif berbentuk batang bersifat anaerob

I. PENDAHULUAN. Penyakit yang ditularkan melalui makanan (foodborne disease) merupakan

Analisa Mikroorganisme

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN SUSU KEDELAI DALAM LEMARI ES TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI PSIKROFILIK

II. METODELOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5. Jumlah Bakteri Asam Laktat pada Media Susu Skim.

Kualitas Telur Ayam Konsumsi yang Dibersihkan dan Tanpa Dibersihkan Selama Penyimpanan Suhu Kamar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daging sapi didefinisikan sebagai semua jaringan hewan dan semua produk

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan hidup

I. PENDAHULUAN. juga mengandung beberapa jenis vitamin dan mineral. Soeparno (2009)

I. PENDAHULUAN. diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau

Daya Simpan dan Variasi Bumbu Daging Se i Babi Produksi Kota Denpasar pada Suhu Ruang

BAB 1 PENDAHULUAN. adanya mikroorganisme patogen pada makanan dan minuman sehingga bisa

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

Oleh : Wowon Juanda, Eulis Tanti Marlina, Yuli Astuti Hidayati ABSTRAK

PENGARUH PERENDAMAN DALAM BERBAGAI KONSENTRASI EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELLA

JUMLAH CEMARAN Escherichia coli PADA DAGING AYAM BROILER DI PASAR RUKOH, BANDA ACEH

RIWAYAT HIDUP Perbandingan Jumlah Bakteri Coliform Pada Feses Sapi Bali Menurut Tingkat Kedewasaan Dan Tipe Pemeliharaannya

BAB I PENDAHULUAN. gizi yang tinggi seperti protein, lemak vitamin B (vitamin B 6 /pridoksin, vitamin

METODE Lokasi dan Waktu Materi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. permen soba alga laut Kappaphycus alvarezii disajikan pada Tabel 6.

TINJAUAN PUSTAKA Kepentingan Higiene dan Sanitasi

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Syarat mutu susu segar menurut SNI tentang Susu Segar

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II HASIL PRAKTIKUM. Pengenceran Fanta Aqua Bakso Bakwan

TINJAUAN PUSTAKA Sifat Umum Susu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Makanan jajanan (street food)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Es batu merupakan air yang dibekukan dan biasanya dijadikan komponen

Alat dan Bahan : Cara Kerja :

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian pada penelitian ini adalah Deskriptif Laboratorik.

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2015 di Kota

Analisis Kandungan Mikroba Pada Permen Soba Alga Laut Kappaphycus Alvarezii Selama Penyimpanan

Kata Kunci :Ronto, jumlah mikroba, kadar air, kadar garam

BAB 1 PENDAHULUAN. bila dikonsumsi akan menyebabkan penyakit bawaan makanan atau foodborne

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Propinsi Gorontalo terdiri dari 1 Kota dan 5 Kabupaten dalam luas wilayah

Ketahanan Daging Rendang Tanpa Pemasakan Ulang Selama Penyimpanan Suhu Ruang Berdasarkan Uji Reduktase dan Organoleptik

BAB III METODE PENELITIAN. observasi kandungan mikroorganisme Coliform dan angka kuman total pada susu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencernaan manusia dan hewan. Bakteri Coliform digunakan sebagai indikator

UJI COLIFORM FECAL PADA IKAN LELE (Clarias batracus) DAN IKAN KAKAP. (Lates calcarifer) DI WARUNG TENDA SEA FOOD SEKITAR KAMPUS

TINJAUAN PUSTAKA. melindungi kebersihan tangan. Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara

METODE Lokasi dan Waktu Materi Rancangan

Kualitas Daging Sapi Wagyu dan Daging Sapi Bali yang Disimpan pada Suhu - 19 o c

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai dengan Januari

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN PENGAWET TERHADAP KUALITAS MIKROBIOLOGIS KEJU MOZZARELLA YANG DISIMPAN PADA SUHU REFRIGERATOR

Perbandingan Bakteri Coliform pada Feses Sapi Bali Menurut Tingkat Kedewasaan dan Tipe Pemeliharannya

ABSTRAK KUALITAS DAN PROFIL MIKROBA DAGING SAPI LOKAL DAN IMPOR DI DILI-TIMOR LESTE

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia biasanya dibuat melalui bertani, berkebun, ataupun

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan di Kabupaten

KONTAMINASI BAKTERI Escherichia coli PADA DAGING SE I SAPI YANG DIPASARKAN DI KOTA KUPANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. unit perinatologi di Rumah Sakit Abdoel Moeloek dengan melakukan uji coliform pada

Mutu Susu Kambing Peranakan Etawa yang Disimpan pada Suhu Ruang

ASPEK MIKROBIOLOGIS DAGING AYAM BEKU YANG DILALULINTASKAN MELALUI PELABUHAN PENYEBERANGAN MERAK MELANI WAHYU ADININGSIH

TINJAUAN PUSTAKA. Susu

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

TINJAUAN PUSTAKA. Pemerintah, 2004). Sumber pangan yang berasal dari sumber nabati ataupun

UJI BAKTERIOLOGI AIR ES BATU BALOK DI DAERAH PABELAN. SUKOHARJO DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata

Perbedaan Cara Penyebaran Suspensi terhadap Jumlah Bakteri pada Media Eosin Methylene Blue Agar

MATERI DAN METODE. Prosedur

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL LUAR HALAMAN SAMPUL DALAM LEMBAR PENGESAHAN

BAB I PENDAHULUAN. pembelahan daging ayam untuk mengeluarkan jeroan, dan proses pengeluaran

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret April Penelitian ini

Kualitas Daging Sapi Wagyu dan Daging Sapi Bali yang Disimpan pada Suhu 4 o C

sebagai vector/ agen penyakit yang ditularkan melalui makanan (food and milk

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2013 di. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. sebagai kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Escherichia coli PADA JAJANAN ES BUAH YANG DIJUAL DI SEKITAR PUSAT KOTA TEMANGGUNG

Aspek Mikrobiologi Dendeng Asap Dengan Daging yang Berbeda pada Pengasapan Tempurung Kelapa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya dalam makanan secara tidak sengaja (Fathonah, 2005). Faktorfaktor

AKTIVITAS ANTIMIKROBA PADA PUTIH TELUR DARI BEBERAPA JENIS UNGGAS TERHADAP BAKTERI GRAM POSITIF DAN GRAM NEGATIF SKRIPSI CHAIRUL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mikrobiologi adalah suatu kajian tentang mikroorganisme.

Transkripsi:

Lama Penyimpanan Daging Broiler terhadap Jumlah Cemaran Coliform pada Showcase Pasar-Pasar Swalayan di Denpasar (STORAGE TIMES OF CHICKEN MEAT ON THE GROWTH OF COLIFORMIN SHOWCASE FROM SUPERMARKET IN DENPASAR) Danu Suprayogo, I Gusti Ketut Suarjana, Mas Djoko Rudyanto Laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Jl.P.B.Sudirman Denpasar Bali tlp. 0361 223791 Email: prayoga_danu@yahoo.com ABSTRAK Penelitian mengenai Lama Penyimpanan Daging Broiler Terhadap Jumlah Cemaran Coliform Pada Showcase Pasar-pasar Swalayan di Denpasar bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama penyimpanan daging ayam broiler yang disimpan di dalam showcase terhadap pertumbuhan bakteri Coliform yang dijual di swalayan.penelitian ini menggunakan sampel daging broiler yang disimpan di dalam showcase(0-8 ). Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan waktu pengamatan nol jam tiga jam dan enam jam dengan enam kali ulangan. Parameter yang diamati adalah bakteri Coliform yang tumbuh pada media Eosin Methylen Blue Agar (EMBA) pada daging ayam yang disimpan di dalam showcase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah Coliform mengalami peningkatan selama penyimpanan tiga jam dan enam jam di dalam showcase. Berdasarkan hasil uji Sidik Ragam menunjukkan bahwa pengaruh lama penyimpanan berpengaruh sangat nyata (P<0.01) meningkatkan jumlah Coliform dengan persamaan garis regresi Y=10 (4.052+0.029L) dengan koefisien regresi R= 0.457.Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa jumlah Coliform mengalami peningkatan selama penyimpanan tiga jam dan enam jam di dalam showcase pada suhu (0-8 ). Kata kunci : daging broiler, showcase, Coliform ABSTRACT Research onstorage times of chicken meaton the growth of Coliformin Showcase from supermarket in denpasaraimed to determine the effect of prolonged storage of broiler meat stored in a showcase on the growth of Coliform bacteria sold in the supermarket.this study used a sample of broiler chicken meat stored in showcase (0-8 ). The design used Randomized Block Design (RBD) with three times observation are zero hour, three hour and six hour with six replications. Parameters measured were coliform bacteria grow in Eosin Methylen Blue Agar (EMBA) from chicken meat stored in showcase. The results of this study showed the number of coliform increased during storage three hours and six hours in the showcase. Based on the Anova test result, the influence of storage time in showcase was significant (P < 0,01) increased the number of Coliform in chicken meat. The equation of regretion line was Y=10 (4.052+0.029L) with a regretion coeffecient R = 0,457. Research result can be concluded showed the number of coliform increased during storage three hours and six hours in the showcase (0-8 ). Keywords: broiler meat, showcase, Coliform PENDAHULUAN Daging merupakan sumber protein hewani yang sangat dibutuhkan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan gizinya. Daging ayam merupakan pilihan masyarakat untuk dikonsumsi sehari-hari. Selain karena nilai gizi yang tinggi daging ayam harganya relatif lebih 92

murah daripada daging lain. Untuk mendapatkan daging ayam tersebut masyarakat bisa membelinya di pasar-pasar tradisional atau swalayan yang ada. Saat ini masyarakat modern lebih cenderung membeli daging ayam di swalayan (swalayan) dari pada di pasar-pasar tradisional. Pilihan masyarakat tersebut disebabkan karena kebersihan dan kualitas barang yang dijual di swalayan. Selain itu di swalayan lebih bebas memilih barang tanpa harus tawar menawar harga dengan penjual. Begitu juga dengan daging ayam konsumen memilih membeli di swalayan karena kebersihan dan kualitas yang ditawarkan swalayan tersebut. Konsumen saat ini lebih memilih belanja di swalayan karena dari segi fasilitas yang memadai, suasana yang nyaman serta pelayanan yang memuaskan (Ishak, 2002). Selanjutnya disadari bahwa daging ayam merupakan sumber protein tinggi selain baik bagi tubuh manusia, daging ayam juga disukai oleh mikroorganisme (Gustiani, 2009). Mikroorganisme yang mencemari daging ayam dapat berupa mikroorganisme pembusuk dan patogen. Mikroba pembusuk akan menurunkan mutu dan kelayakan karkas serta berpengaruh terhadap nilai ekonomis, sedangkan mikroorganisme patogen yang dapat menyebabkan foodborne disease antara lain Salmonella, Escherichia coli, Campylobacter jejuni, Clostridium perfringens dan Staphylococcus aureus (Hayes, 1996; Bailley et al., 2000; Sams 2001). Foodborne disease adalah suatu penyakit yang merupakan hasil dari pencemaran dan penyerapan makanan yang mengandung mikroba oleh tubuh manusia, mikroba masuk ke dalam saluran pencernaan manusia melalui makanan, yang kemudian diserap oleh tubuh, sehingga menyebabkan penyakit (Gustiani, 2009). Mikroorganisme yang paling sering mencemari daging ayam salah satunya adalah bakteri jenis Coliform. Daging merupakan media yang sangat baik untuk pertumbuhan bakteri Coliform. Bakteri Coliform terdiri dari jenis Enterobacter, Eschericia coli,klebsielladan Citrobacter. Coliformmerupakan indikator dalam sanitasi. Bakteri patogen dalam grup Coliform fekal yaitu Eschericia coli. Bakteri patogen menyebabkan infeksi dan keracunan bahan makanan yang dapat membahayakan manusia. Species Enterobacter misalnya E. aerogenes adalah jenis Coliform nonfekal yang dapat menimbulkan lendir pada makanan(jay 2000). Coliform merupakan jenis bakteri mesofilik yaitu bakteri yang suhu pertumbuhan optimumnya 10-45.Coliform aktif tumbuh pada suhu sekitar 37ºC (Jay 2000). Suhu juga digunakan pada showcaseatau tempat penyimpanandaging ayam di swalayan. Dari survei penulis suhu di dalam showcase di swalayan di daerah Sesetan Denpasar adalah 0-8ºC. Daging ayam yang baru datang dari rumah potong unggas akan langsung di cuci dan langsung 93

di simpan di dalam showcase. Tujuan penyimpanan daging ayam di dalam showcase adalah untuk menghindari kontaminasi dari luar. Penyimpanan daging ayam di dalam showcase tersebut juga akan mempengaruhi pertumbuhan bakteri Coliform karena Coliform tidak berada dalam suhu pertumbuhan optimumnya. Suhu showcase tersebut akan menekan laju pertumbuhan Coliform. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lama penyimpanan daging broiler yang disimpan di dalam showcase terhadap jumlah cemaran bakteri Coliform yang dijual di swalayan. METODE PENELITIAN Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK). Pengamatan dilakukan tiga kali yaitu jam ke nol sebagai kontrol, tiga jam dan enam jam. Ulangan dilakukan sebanyak enam kali. Variabel yang diamati adalah jumlah bakteri Coliform yang diamati pada daging yang disimpan di dalam showcase. Koloni bakteri Coliform yang dihitung meliputi warna koloni yang tumbuh pada media EMBA yaitu berwarna bintik hitam sepeti mata ikan. Untuk bakteri yang kuat dalam memfermentasi laktosa seperti E. coli berwarna hijau metalik.untuk bakteri yang lemah dalam menfermentasi laktosa, koloninya berwarna ungu seperti Klebsiella, Enterobacter, CitrobacterFardiaz (1993). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging ayam yang berasal dari swalayan di daerah Sesetan Denpasar. Satu daging ayam utuh diambil sebanyak 200 gram dan dimasukkan ke dalam termos yang berisi es batu dan selanjutnya dibawa ke Laboratorium Teknologi Hasil Ternak (THT) Fakultas Peternakan Universitas Udayana untuk dikultur pada media isolasi. Sampel pertama diambil pada jam ke nol (10.00 WITA) sebagai kontrol dan dilakukan pengambilan selanjutnya dengan daging yang sama setelah tga jam (13.00 WITA) dan enam jam (16.00 WITA). Pengulangan dilakukan sebanyak enam kali. Media yang digunakan untuk pemupukan Coliform adalah EMBA dengan metode sebar (Fardiaz, 1993). Caranya sebagai berikut : Media EMBA yang sudah steril dipersiapkan terlebih dahulu. Selanjutnya pengenceran 10-2 diambil sebanyak satu ml dan dimasukkan ke dalam cawan petri yang sudah berisi EMBA yang sudah memadat. Setelah itu disebar ratakan menggunakan pipa gelas bengkok steril. Cawan petri yang sudah ditanam dibiarkan pada temperatur kamar kira-kira 10 menit agar inokulum terserap ke dalam EMBA.Setelah itu EMBA dimasukkan ke dalam inkubator dengan suhu 37 dengan keadaan terbalik selama semalam. Pemupukan dilakukan secara duplo. 94

Media yang telah diinkubasikan selama semalam dikeluarkan.koloni yang tumbuh pada media EMBA kemudian dihitung. Untuk koloni Coliform berwarna bintik hitam sepeti mata ikan. Untuk bakteri yang kuat dalam memfermentasi laktosa seperti E. coli berwarna hijau metalik. Untuk bakteri yang lemah dalam menfermentasi laktosa, koloninya berwarna ungu seperti Klebsiella, Enterobacter, SitrobacterFardiaz (1993). Perhitungan jumlah Coliform dilakukan dengan cara menghitung koloni yang mempunyai diameter 0,5-3,0 mm dengan jumlah koloni antara 30 300 cfu/gram (Buckle, dkk.1987). Jumlah bakteri yang dihitung adalah rataan koloni Coliform yang tumbuh pada media EMBA. Menurut Fardiaz (1993), untuk menentukan jumlah kuman per gram dengan rumus sebagai berikut : jumlah koloni x 1 cfu/gram Faktor pengenceran x Vol. Suspensi yang ditanam Pengaruh Lama Penyimpanan HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Jumlah Coliform (CFU/ml) Pada Daging Broiler Yang Disimpan Dalam Showcase Pada Jam ke-0, 3 jam dan 6 jam. Lama Penyimpanan Rata-rata ± SD Log Rata-rata ±SD 0 Jam 3 Jam 6 Jam 117,66.10 2 ± 42,36.10 2 148,16.10 2 ± 47,12.10 2 173,83.10 2 ± 49,12.10 2 4,046± 0,166 4,150 ± 0,154 4,223 ± 0,140 Rata rata 146,55.10 2 ±49,48.10 2 4,140 ± 0,162 Keterangan : Hasil data jumlah Coliform dalam satuan cfu/gram Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa rata-rata jumlah cemaran Coliform pada daging ayam yang disimpan di dalam showcase melebihi standar yang sudah ditetapkan oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN) 01-7388-2009 tahun 2009. Selanjutnya dinyatakan bahwa spesifikasi persyaratan mutu batas maksimum cemaran Coliform pada daging ayamadalah 1 x 10 2 cfu/gram. Rata-rata jumlah Coliform yang melebihi batas maksimum terjadi pada awal (0 jam). Jumlah cemaran Coliform yang melebihi batas maksimum tersebut terjadi bisa disebabkan karena dari rumah pemotongan unggas (RPU) sebagai suplier, transportasi daging dari RPU sampai ke swalayan dan perlakuan daging di swalayan tersebut. Perlakuan daging di swalayan meliputi pencucian dan pemotongan daging. Pencemaran daging bisa disebabkan 95

oleh air yang kurang bersih selama proses pencucian dan peralatan yang kurang higienis dari petugas swalayan. DijelaskanGustiani (2009) kontaminasi bakteri pada daging dapat berasal dari rumah pemotongan, sumber air dan lingkungan tempat diolahnya daging tersebut tidak higienis. Rata-rata jumlah Coliform pada daging ayam yang disimpan di dalam showcase mengalami peningkatan dari nol jam sampai dengan enam jam. Peningkatan jumlah Coliform pada daging ayam tersebut bisa disebabkan karena perlakuan petugas pada daging. Peningkatan Coliform juga terjadi karena Coliform mengalami perberkembang biakan. Coliform masih bisa berkembang biak di dalam showcase karena suhu di dalam showcase tersebut tidak tetap atau bisa berubah-ubah sewaktu-waktu. Dari hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa lama penyimpanan daging ayam di dalam showcase berpengaruh sangat nyata (P<0.01) terhadap jumlah Coliform, hal ini dapat diperhatikan dari Sig. 0.001 (P<0.01). Ulangan menyatakan waktu pengambilan sampel, ada variasi yang sangat nyata (P<0.01) antara saat/waktu pengambilan sampel terhadap jumlah Coliformpada daging ayam, hal ini dapat diperhatikan dari Sig. 0.000 (P<0.01). Hasil dari uji LSD atau BNT menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jumlah Coliform pada daging yang disimpan didalam showcase dari nol jam, tiga jam dan enam jam. Peningkatan jumlah Coliform karena Coliform masih bisa berkembang biak. Bakteri Coliform masih bisa berkembang biak karena suhu pada showcase yang berubah-ubah. Dari survei penulis suhu di dalam showcase di swalayan daerah Sesetan Denpasar adalah 0-8. Dijelaskan Rudyanto (2011) Suhu 5-60 (Danger Zone) dimana kuman bisa tumbuh dan berkembang. Diketahui bahwa daging sangat memenuhi syarat untuk pertumbuhan dan perkembangbiakkan mikroorgansime, karena mempunyai kadar air atau kelembaban yang tinggi, adanya oksigen, tingkat keasaman dan kebasaan (ph) serta kandungan nutrisi yang tinggi. Karena itu daging sangat mudah mengalami kerusakan apabila disimpan pada suhu kamar (Soeparno, 1998). Dalam penyimpanan daging di dalam suhu showcase yaitu 0-8 bakteri khususnya Coliform bisa dihambat laju pertumbuhannya. Dalam suhu showcase tersebut laju pertumbuhan Coliform bisa dihambat karena Coliform tidak berada dalam suhu optimumnya. Dijelaskan Winarno (1993) bahwa sel-sel yang terdapat dalam daging mentah masih terus mengalami proses kehidupan, sehingga didalamnya masih terjadi reaksi-reaksi metabolisme. Kecepatan proses metabolisme tersebut sangat tergantung pada suhu penyimpanan. Semakin rendah suhu semakin lambat proses tersebut berlangsung dan semakin lama daging dapat 96

disimpan. Disamping itu suhu penyimpanan yang rendah juga menghambat pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri pembusuk yang terdapat pada permukaan daging. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat nyata (P<0.01) antara lama penyimpanan dengan jumlah Coliform pada daging ayam yang disimpan di dalam showcase dengan persamaan garis regresi Y=10 (4.052+0.029L) dengan koefisien regresi R= 0.457. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa jumlah Coliform mengalami peningkatan selama penyimpanan tiga jam dan enam jam di dalam showcase pada suhu (0-8 ). SARAN Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat diberikan yaitu kepada produsen atau Rumah Pemotongan Unggas (RPU) supaya memperhatikan sanitasi selama proses pemotongan ayam sampai menuju swalayan. Kemudian kepada distributor atau swalayan supaya memperhatikan suhu di dalam showcase tetap atau konstan (<5 ). Kepada konsumen supaya membeli daging broiler yang disimpan di dalam showcase dengan suhu tetap (<5 ). ddalamn yang terakhir adalah dalam menyimpan daging diperhatikan suhu penyimpanannya yaitu pada suhu (<5 ). UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada kepala Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana yang telah menyediakan fasilitas selama penelitian ini sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik. DAFTAR PUSTAKA Bailey JS.Lyon BG.Windhan WR. 2000. The Microbilogical Profile of Chilled and Frozen Chiken. J. Food Protect. 63 : 1228 1230. Buckle KA.Edward RA.Fleet GH.Wooton M. 1987. Ilmu Pangan. Terjemahan Hari Purnomo dan Adiono. U.I. press Jakarta. Fardiaz S. 1993. Mikrobiologi Pangan Lanjut. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Gustiani. 2009. Pustaka Standar Nasional Indonesia Produk Pangan. Balai POM: Jakarta. 97

Hayes PR. 1996. Food Microbiology and Hygiene. London:Chapman and Hall. Ishak E. 2002. Ilmu dan Teknologi Pangan. Ujung Pandang. BKS PTM INTIM. Jay JM. 2000. Modern Food Microbiology. New York. Chapman and Hall. Rudyanto MD. 2011. Aplikasi Hazard Analysis Critical Control Point. Bahan Kuliah Program Studi Kesehatan Masyarakat Veteriner. Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Udayana Denpasar. Sams AR. 2001. Poultry Meat Processing. Boca Raton: CRC Pr. Soeparno. 1998. Teknologi Daging. Yogyakarta: Gadjah Mada University Pr. Winarno FG. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia, Jakarta. 98