STUDI KELANGSINGAN PADA KOLOM PERSEGI DENGAN MENGGUNAKAN PROGAM BANTU MS VISUAL BASIC 6.0. Oleh : Paulus Winoto

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI PENGARUH EKSENTRISITAS TERHADAP FAKTOR REDUKSI PADA KOLOM BETON BERTULANG BUJURSANGKAR DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM VISUAL BASIC 6.

ANALISA RASIO TULANGAN KOLOM BETON 6.0

Bab V Studi Kasus Studi Kasus Ketahanan Kolom Terhadap Eksentrisitas berdasarkan Kekuatan Beton Gambar 5.3 Gambar 5.4 Gambar 5.1 Gambar 5.

D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Eksentrisitas dari pembebanan tekan pada kolom atau telapak pondasi

DAFTAR NOTASI. xxvii. A cp

Gambar 5.15 Perbandingan diagram interaksi P-M kolom SK2a dengan SK2b. SK2a SK2b. Aksial (kn) 6000 Momen (kn m)

DAFTAR NOTASI. = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balok-kolom (mm²) = Luas penampang tiang pancang (mm²)

KOLOM (ANALISA KOLOM LANGSING) Winda Tri W, ST,MT

BAB V PERBANDINGAN DEFORMASI DAN PENULANGAN DESAIN. Pada bab V ini akan membahas tentang perbandingan deformasi dan

xxv = Kekuatan momen nominal untuk lentur terhadap sumbu y untuk aksial tekan yang nol = Momen puntir arah y

1. Rencanakan Tulangan Lentur (D19) dan Geser (Ø =8 mm) balok dengan pembebanan sbb : A B C 6 m 6 m

DAFTAR NOTASI. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

Perencanaan Kolom Beton Bertulang terhadap Kombinasi Lentur dan Beban Aksial. Struktur Beton 1

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

DAFTAR NOTASI. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

DAFTAR NOTASI. A cp. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL BANDUNG

Oleh : MUHAMMAD AMITABH PATTISIA ( )

4. e = = = 54,882 mm. Kelompok : IV. Halaman : TUGAS PERENCANAAN STRUKTUR BETON Semester Ganjil

PERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG BERATURAN BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450

BAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN. Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi

PERHITUNGAN DAN PENGGAMBARAN DIAGRAM INTERAKSI KOLOM BETON BERTULANG DENGAN PENAMPANG PERSEGI. Oleh : Ratna Eviantika. : Winarni Hadipratomo, Ir.

BAB V PENULANGAN ELEMEN VERTIKAL DAN HORIZONTAL

Norman Ray Surabaya Adhi Tama Technology of Institute

BAB V DESAIN STRUKTUR ATAS

BAB V PENULANGAN STRUKTUR

ANALISIS STRUKTUR BETON BERTULANG KOLOM PIPIH PADA GEDUNG BERTINGKAT

STUDI DIAGRAM INTERAKSI SHEARWALL BETON BERTULANG PENAMPANG C DENGAN BANTUAN VISUAL BASIC 9

DAFTAR ISTILAH. Al = Luas total tulangan longitudinal yang memikul puntir

= keliling dari pelat dan pondasi DAFTAR NOTASI. = tinggi balok tegangan beton persegi ekivalen. = luas penampang bruto dari beton

DAFTAR NOTASI. Luas penampang tiang pancang (mm²). Luas tulangan tarik non prategang (mm²). Luas tulangan tekan non prategang (mm²).

Yogyakarta, Juni Penyusun

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung (SNI ) dan tata cara perencanaan gempa

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR FLAT PLATE BETON BERTULANG UNTUK GEDUNG EMPAT LANTAI TAHAN GEMPA

BAB III PEMODELAN KOLOM DAN PERHITUNGAN

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA. Oleh : KEVIN IMMANUEL KUSUMA NPM. :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMODELAN DAN ANALISIS STRUKTUR

DAFfAR NOTASI. = Luas total tulangan longitudinal yang menahan torsi ( batang. = Luas dari tulangan geser dalam suatu jarak s. atau luas dari tulangan

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN

BAB 3 ANALISIS PERHITUNGAN

LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Perancangan Dermaga dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pelabuhan Garongkong, Propinsi Sulawesi Selatan. Bab 6.

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.9, Agustus 2013 ( ) ISSN:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

Bab 6 DESAIN PENULANGAN

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

BAB III ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR

PERHITUNGAN PLAT LANTAI (SLAB )

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG APARTEMEN SEMBILAN LANTAI DI YOGYAKARTA. Oleh : PRISKA HITA ERTIANA NPM. :

DAFTAR ISI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Wilayah Gempa... 6

1.6 Tujuan Penulisan Tugas Akhir 4

n ,06 mm > 25 mm sehingga tulangan dipasang 1 lapis

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG TRANS NATIONAL CRIME CENTER MABES POLRI JAKARTA. Oleh : LEONARDO TRI PUTRA SIRAIT NPM.

LAMPIRAN 1 Evaluasi Dengan Software Csicol

PENGARUH JARAK SENGKANG TERHADAP KAPASITAS BEBAN AKSIAL MAKSIMUM KOLOM BETON BERPENAMPANG LINGKARAN DAN SEGI EMPAT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam bidang konstruksi, beton dan baja saling bekerja sama dan saling

ANALISIS KEKUATAN KOLOM PENDEK akibat BEBAN AKSIAL DAN LENTUR

BAB III METODE PENULISAN

BAB V PERANCANGAN STRUKTUR. Perhitungan tulangan lentur diambil dari momen 3-3 B15 pada lantai 5. Momen tumpuan positif = 0,5. 266,624 = 133,312 KNm

BAB III METODELOGI PENELITIAN

ANALISIS MOMEN-KURVATUR PENAMPANG PERSEGI BETON BERTULANG MUTU NORMAL. Fajri

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan

BAB I. Perencanaan Atap

Verifikasi Hasil Penulangan Lentur Balok Beton SAP2000

Desain Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa

BAB III LANDASAN TEORI. Kuat perlu dihitung berdasarkan kombinasi beban sesuai dengan SNI

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Surat Pernyataan Kata Pengantar DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN

Studi Defleksi Balok Beton Bertulang Pada Sistem Rangka Dengan Bantuan Perangkat Lunak Berbasis Metode Elemen Hingga

BAB IV ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR. 1 basement. Denah bangunan hotel seperti terlihat pada gambar 4.1 : Gambar 4.1.

BAB IV ESTIMASI DIMENSI KOMPONEN STRUKTUR

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bambang Piscesa *, Ir. Iman Wimbadi, Ms.**,Ir. Mudji Irmawan, Ms.** ABSTRAK

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN TRILIUM DENGAN METODE PRACETAK (PRECAST) PADA BALOK DAN PELAT MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING

BAB V ANALISIS PEMBEBANAN

Desain Penampang Struktur Beton dengan SAPCON. Contoh Aplikasi SAPCON untuk Struktrur Frame 2D.

PERANCANGAN STRUKTUR HOTEL DI JALAN LINGKAR UTARA YOGYAKARTA

Jenis-jenis Kolom : Kolom Ikat ( tied column Kolom Spiral ( spiral column Kolom Komposit

BAB IV ESTIMASI STRUKTUR

fc ' = 2, MPa 2. Baja Tulangan diameter < 12 mm menggunakan BJTP (polos) fy = 240 MPa diameter > 12 mm menggunakan BJTD (deform) fy = 400 Mpa

REDESAIN GEDUNG KANTOR JASA RAHARJA CABANG JAWA TENGAH JALAN SULTAN AGUNG - SEMARANG Muhammad Razi, Syaiful Anshari Windu Partono, Sukamta*)

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011

PERHITUNGAN TUMPUAN (BEARING ) 1. DATA TUMPUAN. M u = Nmm BASE PLATE DAN ANGKUR ht a L J

L p. L r. L x L y L n. M c. M p. M g. M pr. M n M nc. M nx M ny M lx M ly M tx. xxi

Gambar 5.1 Struktur Portal Balok dan Kolom

Desain Elemen Lentur Sesuai SNI

APLIKASI REKAYASA KONSTRUKSI (DIAGRAM INTERAKSI KOLOM) DENGAN VISUAL BASIC 6.0

PERANCANGAN ULANG STRUKTUR GEDUNG BANK MODERN SOLO

STUDI PENGARUH KELANGSINGAN TERHADAP KAPASITAS PADA KOLOM BULAT DENGAN PROGRAM BANTU MS VISUAL BASIC 6.0

BAB IV PERENCANAAN AWAL (PRELIMINARY DESIGN)

V. BATANG TEKAN. I. Gaya tekan kritis. column), maka serat-serat kayu pada penampang kolom akan gagal

STRUKTUR BETON BERTULANG II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGGAMBARAN DIAGRAM INTERAKSI KOLOM BAJA BERDASARKAN TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG (SNI ) MENGGUNAKAN MATLAB

ANALISIS DAKTILITAS BALOK BETON BERTULANG

DESAIN BALOK ELEMEN LENTUR SESUAI SNI

BAB I PENDAHULUAN. beban maka struktur secara keseluruhan akan runtuh. yang menahan beban aksial vertikal dengan rasio bagian tinggi dengan dimensi

Transkripsi:

STUDI KELANGSINGAN PADA KOLOM PERSEGI DENGAN MENGGUNAKAN PROGAM BANTU MS VISUAL BASIC 6.0 Oleh : Paulus Winoto 3106 100 072

BAB 1 PENDAHULUAN

Latar Belakang Kolom merupakan elemen yang penting Pembagian kolom berdasarkan kelangsingan. Penggunaan kolom langsing. Kelangsingan kolom didasarkan pada geometri dan pengaku lateralnya. Dengan naiknya kelangsingan kolom, tegangan lentur bertambah dan dapat terjadi tekuk. (MCormak,1995). Salah satu program yang telah dikembangkan untuk perhitungan kolom adalah PCA Column.

Manfaat Adapun manfaat dari tugas akhir ini adalah: 1. Tugas Akhir ini dapat menjadi referensi untuk mengembangkan program-program lain yang lebih kompleks di masa yang akan datang. 2. Program yang dihasilkan dalam Tugas Akhir ini diharapkan menambah kemudahan bagi para engineer yang ingin merenanakan suatu kolom panjang dengan menggunakan bentuk persegi.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Diagram Interaksi Kolom Beton Bertulang

Konsep Diagram Interaksi Kolom Beton Bertulang Titik A keadaan murni aksial tekan Titik B hanurnya satu sisi kolom dan gaya tarik sebesar nol pada sisi kolom lainnya Titik C terjadi regangan tekan maksimum,ε u, sebesar 0,003 pada satu sisi penampang kolom dan regangan tarik, ε y, lelehnya tulangan tarik Titik D regangan tarik yang terjadi pada tulangan, ε s, lebih besar daripada regangan leleh, ε y. Titik E keadaan seperti pada balok dimana beban aksial bernilai nol dan hanya momen lentur yang bekerja.

SNI 02 / ACI 99 ACI 2002

BAB 3 METODOLOGI

Design Flowhart Q Pu 0 0,05 V u

Flowhart utama Mulai Masukkan data NS EI Non Sway 0,4. E I g 1 P u ; M u (sementara) d Q < 0,05 EI Sway 0,4. E I g 1 P u ; M u (sementara) d S Diagram interaksi ρ tulangan ; n tulangan I se karena adanya tulangan EI=0,2.E.I g +I se.e s P u ; M u (aktual) A

A Diagram interaksi ρ tulangan ; n tulangan Akhir

Lu dan k

Nomogram untuk Non Sway Nomogram untuk Sway k = 0.7 + 0.05 (Ψ A + Ψ B ) 1.0 k = 0.85 + 0.05 Ψ min 1.0

Nilai Cm Perbandingan antara Cm teoritis dan Rekomendasi Desain

BAB V STUDI KASUS

5.1 Studi Kasus 1 (Nonsway) lu = 6 m 5.2 Studi Kasus 2 (Non Sway) lu = 8,5 m 5.3 Studi Kasus 3 (Sway) lu = 4,275 m 5.4 Studi Kasus 4 (Sway) lu = 5,275 m 5.5 Studi kasus 5 (unified)

5.1 Studi Kasus 1 (Nonsway) lu = 6 m Dimensi kolom, b = 625 mm dan h = 625mm Tinggi bersih, lu = 6 m Mutu beton, ƒ = 50 MPa Mutu tulangan, ƒ y = 400 MPa Diameter tulangan longitudinal, = 19 mm Diameter tulangan tranversal/sengkang, = 10 mm Selimut beton (deking) = 40 mm Gunakan k = 0,81 (Nonsway Frame) Nilai Faktor load sebagai berikut : P D (kn) 900 kn P L (kn) 1550 kn M 1 Top (kn) 280 kn M 2Bottom (kn) 400 kn Servie Load Moment = 80% Dead Moment

Perhitungan dengan Exel Studi Kasus 1 REFERENCE SNI Ps 11.2 NON SWAY PROCEDURE CALCULATION Given Material Mutu Beton f' 50 Mpa Mutu Besi fy' 400 Mpa Dimension Ukuran Kolom Interior b = 0 mm h = 0 mm Ukuran Kolom Eksterior b = 625 mm h = 625 mm Tinggi Kolom Lu = 6 m Step 1 : Beban Berfaktor kolom eksterior Axial Load Top Bot (kn) (kn-m) (kn-m) Dead (D) 900 280 400 Live (L) 1550 224 320 Wind (W) 0 0 0 Load Comb M1 M2 M1ns M2ns 1,40 D 1260,00 392,00 560,00 392,00 560,00 392,00 560,00 1,20 D + 1,60 L 3560,00 694,40 992,00 694,40 992,00 694,40 992,00 1,20 D + 1,00 L + 1,60 W 2630,00 560,00 800,00 560,00 800,00 560,00 800,00 1,20 D + 1,00 L + -1,60 W 2630,00 560,00 800,00 560,00 800,00 560,00 800,00 0,90 D + 1,60 W 810,00 252,00 360,00 252,00 360,00 252,00 360,00 0,90 D + -1,60 W 810,00 252,00 360,00 252,00 360,00 252,00 360,00 SNI Ps 12.11. 4) Step 2 : Menentukan Sway atau Non Sway PL = (C1 + C2) 6545 PD = (C1 + C2) 2311 ΣPU (kn) = 1.2D + 1.6L 11551,60 kn Vu = (gaya geser berfaktor perlantai, pada lantai 1 akibat beban angin) Δo = (defleksi relatif orde pertama antara ujung dan dasar pada lantai pertama akibat Vu) I = (panjang kolom diukur dari enter-enter dari joint pada portal) 1715,59 kn 9,14 mm 4322 mm Stab - Index Pu Q Vu L 0,6 < 0.05 0,01423935 o Q > 0.05 maka kolom bergoyang

s EI Ig M s 75 1 bh 0. E 4700 E 4700 E 4700 E 4700 EI Ig EI Ig EI Ig 1 4 1 4 1 4 1 4. M 2 M P 2 s E u P I d M d g d g d g bh bh bh 012 3 012 3 012 3 012 3... E E E I I I f f f f g 2 ns M s ns M s SNI Ps 12.11. (6) SNI Ps 12.12. (1) SNI Ps 12.13. 3) SNI Ps 12.13. (2) Step 3 : Mendesain kolom C1 (Eksterior) a) Menentukan apakah kelangsingan harus dihitung k = 0,81 lu = I r A klu r klu r Perlu menghitung kelangsingan b) Menentukan total momen M2 (akibat pengaruh kelangsingan) dimana M nsm 2 i) U 1,20 D + 1,6 L C m 22 M 0,6 0,4 M E 4700 1 2 f 0,4 ns C m Pu 1 0.75P M1 = M2 = 6000 mm 180,421959 mm 26,9368542 694,40 knm 992,00 knm Cm = 0,88 >0.4 E = 33234,02 Mpa d 1.2D 1.2D 1.6L βd = 0,303 Ig EI 2 EI P 2 (kl ) ns u Cek momen minimum 3 bh 12 0. 4 E C m Pu 1 0.75P 1 I d g Ig = 1,27E+10 mm 4 EI = P = 1,30E+14 54236347,6 N 54236,3476 kn δns 0,9644 δns 1,00 M Pn (150,03 ) 2min h M2>M2min pakai M2 M nsm 2 M2min = M2 = M M sementara 120150,00 knmm 992,00 knm 992,00 knm 992,00 knm

s M s 75 1 M n E 4700 0. M 2 M P 2 h ) Ig min d 6 12 3 EI d se E 4700 E 4700 E 4700 EI Ig EI Ig EI Ig EI Ig 1 2 1 P.2 0,2 (15 D D 1 bh E 4700 1 4 1 4 1 4 1 4 bh. 2 s E u P I d M d g d g d g EI. g bh bh bh 1. 0,03 012 3 012 3 012 3 012 3... E s f L I E E E I I I f f f f g 2 ns M s ns M s SNI Ps 12.13. 3) SNI Ps 12.13. (2) Step 4 : Menentukan Momen total (akibat pengaruh kelangsingan dan tulangan) (dari software ITS Column ) diameter tulangan 19 mm n pasang 24 lear over 40 mm sengkang 10 mm kemudian dilakukan perhitungan 0.2 EI ges I EI 1 d Perhitungan I se tidak bisa dilakukan melalui exel karena keterbatasan untuk menari koordinat se

Tabel 1. Perbandingan output program untuk ontoh studi kasus Studi Kasus 1 Awal Akhir PaCol Selisih β d 0,303 0,303 0,303 0 P (kn) 54236 42923 44216-1293 Cm 0,88 0,88 0,88 0 ns 1 1 1 0 Pu (kn) 3560 3560 3560 0 Mu (kn-m) 992 992 992 0 Jumlah tulangan longitudinal 20 20 0 Luas tulangan terpasang (mm 2 ) 5670 5680-10 Rasio tulangan terpasang ( % ) 1,45 1,45 0

5.2 Studi Kasus 2 (Non Sway) lu = 8,5 m Dimensi kolom, b = 625 mm dan h = 625mm Tinggi bersih, lu = 8,5 m Mutu beton, ƒ = 50 MPa Mutu tulangan, ƒ y = 400 MPa Diameter tulangan longitudinal, = 19 mm Diameter tulangan tranversal/sengkang, = 10 mm Selimut beton (deking) = 40 mm Gunakan k = 0,81 (Nonsway Frame) Nilai Faktor load sebagai berikut : P D (kn) 900 kn P L (kn) 1550 kn M 1 Top (kn) 280 kn M 2Bottom (kn) 400 kn Servie Load Moment = 80% Dead Moment

Studi kasus 2 δ ns A B C Ise

Perbandingan output program untuk ontoh studi kasus 2 Studi Kasus 2 Sementara Akhir PaCol Selisih β d 0,303 0,303 0,303 0 P (kn) 27024 24435 24490-55 Cm 0,88 0,88 0,88 0 ns 1,07 1,092 1,092 0 Pu (kn) 3560 3560 3560 0 Mu (kn-m) 1059 1083,4 1082,8 0,6 Jumlah tulangan longitudinal 28 28 0 Luas tulangan terpasang (mm 2 ) 7939 7952-13 Rasio tulangan terpasang ( % ) 2,032 2,04-0,008

5.3 Studi Kasus 3 (Sway) lu = 4,572 m Dimensi kolom, b = 550 mm dan h = 550mm Tinggi bersih, lu = 4,572 m Mutu beton, ƒ = 40 MPa Mutu tulangan, ƒ y = 400 MPa Diameter tulangan longitudinal, = 25 mm Diameter tulangan tranversal/sengkang, = 10 mm Selimut beton (deking) = 40 mm Gunakan k(b) = 1; k(s) =1,87 Sum P/P = 2,4163 Sum Pu/Pu = 2,5218 Nilai Faktor load sebagai berikut : Aksial (kn) Top (kn-m) Bot (kn-m) Dead (D) 2768,435 47,19 23,87 Live (L) 366,96 20,88 10,44 Wind (W) 214,84 23,19 187,13

Ise A δ ns B C

ns Studi Kasus 3 Sementara Akhir PaCol Selisih P (kn) 12252 12705 12980-275 ns 1,845 1,79 1,762 0,028 Pu (kn) 4032,8 4032,8 4032,8 0 Mu (kn-m) 629,95 613,78 566,51 47,27 Jumlah tulangan longitudinal 12 12 0 Luas tulangan terpasang (mm 2 ) 5890 6120-230 Rasio tulangan terpasang ( % ) 1,95 2,02-0,07

5.4 Studi Kasus 4 (Sway) lu = 5,275 m Dimensi kolom, b = 550 mm dan h = 550mm Tinggi bersih, lu = 5,572 m Mutu beton, ƒ = 40 MPa Mutu tulangan, ƒ y = 400 MPa Diameter tulangan longitudinal, = 25 mm Diameter tulangan tranversal/sengkang, = 10 mm Selimut beton (deking) = 40 mm Gunakan k(b) = 1; k(s) =1,87 Sum P/P = 2,4163 Sum Pu/Pu = 2,5218 Nilai Faktor load sebagai berikut : Aksial (kn) Top (kn-m) Bot (kn-m) Dead (D) 2768,435 47,19 23,87 Live (L) 366,96 20,88 10,44 Wind (W) 214,84 23,19 187,13

A δ ns B C Ise

Studi Kasus4 Sementara Akhir PaCol Selisih P (kn) 8249 13853 10931 2922 ns 3,128 1,68 2,055-0,375 Pu (kn) 4032,8 4032,8 4032,8 0 Mu (kn-m) 1014,06 580 735-155 Jumlah tulangan longitudinal 12 20-8 Luas tulangan terpasang (mm 2 ) 5890 10200-4310 Rasio tulangan terpasang ( % ) 1,95 3,372-1,422

5.5 Studi kasus 5 (unified) Diketahui data data sebagai berikut : Dimensi kolom, b = 500 mm dan h = 500 mm Tinggi bersih, lu = 7m (Non Sway) Faktor k = 0,9 Mutu beton, ƒ = 30 MPa Mutu tulangan, ƒ y = 400 MPa Diameter tulangan longitudinal, = 19 mm Diameter tulangan tranversal/sengkang, = 10 mm Selimut beton (deking) = 50 mm Beban aksial terfaktor, P u = 750 kn Nilai Faktor load sebagai berikut : Aksial (kn) Top (kn-m) Bot (kn-m) Dead (D) 300 150 150 Live (L) 300 150 150 Wind (W) 0 0 0

A δ ns B

Kesimpulan Dari beberapa ontoh studi kasus yang telah dianalisa pada bab sebelumnya, maka untuk menentukan rasio tulangan longitudinal pada kolom dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi program bantu ITS Column. Selain itu, hasil perhitungan telah divalidasi dengan program PCA Column dan ternyata menghasilkan perhitungan yang hampir sama (berselisih sedikit). Perbedaan selisih perhitungan antara program ITS Column dengan PCA Column yang ada disebabkan oleh pembulatan angka di belakang koma. Efek kelangsingan akan mempengaruhi pembesaran pada kapasitas kolom.

Saran Perlu digunakan metode iterasi dalam mendapatkan rasio tulangan yang lebih epat agar siapapun user program ini tidak perlu menunggu beberapa waktu saat menjalankan program tersebut. Perlu dikembangkan lagi program serupa untuk perhitungan pada kolom persegi dengan sisi tidak sama panjang karena pada tugas akhir ini hanya memperhitungkan tulangan dengan sisi yang sama. Diperlukan suatu studi analisis PCACol karena pada softwarenya tidak dijelaskan mengenai perhitungannya.

TERIMA K ASiIH

Flow Chart Non Sway Frame Mulai Diberikan : b, h, d, d', f', f y, P u, k, M 1b, M 1s, M 2b, M 2s, u M 1 = M 1ns.δ s M 2 = M 2ns.δ s e M 2 15 P U 0,03hmm Tentukan : rr= I A A

EI 0, 4 E I 1 d g E 4700 f ' βd = momen beban-mati desain/momen total desain 2 M EI C 0,6 0,4 1 P m 0,4 M k 2 u 2 Cm ns 1,0 1 P u 0,75 P Gunakan Mu = M = δ ns M 2ns Dapat Pu dan Mu sementara Akhir

Flow Chart Sway Frame Mulai Diberikan : b, h, d, d', f', f y, P u, k, M 1b, M 1s, M 2b, M 2s, u Non Sway e M P U M 1 = M 1ns +δ s M 1s M 2 = M 2ns +δ s M 2s 2 15 0,03hmm P ; M (sementa Tentukan : rr= I A A Tidak Ya Kolom Pendek

A Tidak EI 0, 4 E I 1 d g E 4700 f ' Redesign βd = 0, Cm = 1 2 EI P k 2 u s 1 1 Pu 0,75 1,0 P Ya Hitung u 35 Tidak δ δ ns ns = 1 r P u f ' A g Desain : Mu = M = δ ns (M 2ns +δ s M 2s ) Dapat Pu dan Mu sementara Akhir

Penggunaan Lobi Hotel menggunakan kolom langsing

Kolom Berdasarkan Pembebanan Kolom memiliki beban aksial yang besar tetapi pada kenyataannya beban aksial tersebut tidak mungkin memiliki eksentrisitas sebesar nol. Oleh karena adanya eksentrisitas maka timbulah momen yang mengakibatkan beban lentur. P e P e P (a) (b) () e P e P M (d) (e) (f)

Kolom Akibat Pengaruh Kelangsingan