PENGARUH PENGGUNAAN KONSENTRAT DALAM PAKAN RUMPUT BENGGALA ( Panicum Maximum ) TERHADAP KECERNAAN NDF DAN ADF PADA KAMBING LOKAL

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENGGUNAAN KONSENTRAT DALAM PAKAN BERBASIS RUMPUT (Panicum maximum) TERHADAP KECERNAAN HEMISELULOSA DAN SELULOSA PADA KAMBING LOKAL

PENGARUH PENGGUNAAN KONSENTRAT DALAM PAKAN RUMPUT BENGGALA (Panicum maximum ) TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK PADA KAMBING LOKAL

EFEK PENGGUNAAN KONSENTRAT PABRIKAN DAN BUATAN SENDIRI DALAM RANSUM BABI STARTER TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN RANSUM. S.N.

PENDAHULUAN. Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak. Indonesia populasi domba pada tahun 2015 yaitu ekor, dan populasi

HASIL DAN PEMBAHASAN

PengaruhImbanganEnergidan Protein RansumterhadapKecernaanBahanKeringdan Protein KasarpadaAyam Broiler. Oleh

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan, pada Agustus 2012 hingga September

MATERI DAN METODE. Materi

Pengaruh Imbangan Energi dan Protein Ransum terhadap Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ayam Broiler

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Kecernaan NDF. dengan konsumsi (Parakkasi,1999). Rataan nilai kecernaan NDF pada domba

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 2. Domba didalam Kandang Individu

JURNAL ILMU TERNAK, DESEMBER 2017, VOL. 17, NO. 2. Annisa Savitri Wijaya 1, Tidi Dhalika 2, dan Siti Nurachma 2 1

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 13 minggu, pada 12 Mei hingga 11 Agustus 2012

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

BAB III MATERI DAN METODE. dengan kuantitas berbeda dilaksanakan di kandang Laboratorium Produksi Ternak

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Kelinci Peranakan New Zealand White Jantan Sumber : Dokumentasi penelitian (2011)

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan

Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu Vol. 4(2): , Mei 2016

Pengaruh Imbangan Hijauan-Konsentrat dan Waktu Pemberian Ransum terhadap Produktivitas Kelinci Lokal Jantan

Ahmad Nasution 1. Intisari

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Pakan

UPAYA UNTUK MENINGKATKAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN EFISIENSI PENGGUNAAN PAKAN PADA KAMBING PERANAKAN ETAWAH MENGGUNAKAN SUPLEMEN KATALITIK

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu. Materi

KOMPOSISI FRAKSI SERAT DARI SERAT BUAH KELAPA SAWIT (SBKS) YANG DI FERMENTASI DENGAN PENAMBAHAN FESES KERBAU PADA LEVEL BERBEDA

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kecernaan dan Deposisi Protein Pakan pada Sapi

BAB III MATERI DAN METODE. hijau terhadap bobot relatif dan panjang organ pencernaan itik Magelang jantan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Kandungan Nutrien Silase dan Hay Daun Rami (%BK)

Pengaruh Pemakaian Urea Dalam Amoniasi Kulit Buah Coklat Terhadap Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik Secara in vitro

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012

HASIL DAN PEMBAHASAN. Korelasi Analisa Proksimat dan Fraksi Serat Van Soest

I. PENDAHULUAN. dalam memenuhi kebutuhan protein hewani adalah kambing. Mengingat kambing

I. PENDAHULUAN. Upaya memenuhi kebutuhan hijauan ternak ruminansia saat ini, para

PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRAT DENGAN KADAR PROTEIN KASAR YANG BERBEDA PADA RANSUM BASAL TERHADAP PERFORMANS KAMBING BOERAWA PASCA SAPIH

G. S. Dewi, Sutaryo, A. Purnomoadi* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 24 ekor Domba Garut jantan muda umur 8 bulan

BAB III MATERI DAN METODE. Lokasi yang digunakan dalam penelitian adalah Laboratorium Ilmu Ternak

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Nutrien

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seluruh wilayah Indonesia. Kambing Kacang memiliki daya adaptasi yang tinggi

PENGARUH UMUR PEMOTONGAN TERHADAP KANDUNGAN FRAKSI SERAT HIJAUAN MURBEI (MORUS INDICA L. VAR. KANVA-2)

Pengaruh Penggunaan Zeolit dalam Ransum terhadap Konsumsi Ransum, Pertumbuhan, dan Persentase Karkas Kelinci Lokal Jantan

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG AMPAS TAHU DI DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN INCOME OVER FEED COST AYAM SENTUL

PEMANFAATAN KULIT DAGING BUAH KOPI YANG DIAMONIASI PADA PAKAN DOMBA TERHADAP PERSENTASE NON KARKAS DOMBA LOKAL JANTAN LEPAS SAPIH SKRIPSI

MATERI DAN METODE. Materi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH METODE PENGOLAHAN KULIT PISANG BATU (Musa brachyarpa) TERHADAP KANDUNGAN NDF, ADF, SELULOSA, HEMISELULOSA, LIGNIN DAN SILIKA SKRIPSI

HASIL DAN PEMBAHASAN

MATERI DAN METODE. Materi

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p Online at :

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Ternak dan Kandang Percobaan

Pengaruh Penggunaan Rumput Kebar (Biophytum petsianum Clotzch) dalam Konsentrat Berdasarkan Kandungan Protein Kasar 19% terhadap Penampilan Kelinci

HASIL DA PEMBAHASA. Konsumsi Bahan Kering Ransum

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juni 2016 dengan tiga

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat

PENAMPILAN PRODUKSI KERBAU LUMPUR JANTAN MUDA YANG DIBERI PAKAN AMPAS BIR SEBAGAI PENGGANTI KONSENTRAT JADI

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Peternakan Rakyat di Ciater Peternakan rakyat di Ciater Kabupaten Subang merupakan peternakan yang

RESPON KAMBING KACANG JANTAN TERHADAP WAKTU PEMBERIAN PAKAN ABSTRAK

MATERI DA METODE. Lokasi dan Waktu

BAB III METODE PENELITIAN. selatan kota Gorontalo. Penelitian berlangsung selama dua bulan mulai dari bulan

PENDAHULUAN. kebutuhan zat makanan ternak selama 24 jam. Ransum menjadi sangat penting

Jurnal Zootek ( Zootek Journal ) Vol. 37 No. 1 : (Januari 2017) ISSN

I. PENDAHULUAN. Ketersediaan pakan khususnya pakan hijauan baik kualitas, kuantitas

BAB III MATERI DAN METODE. dilaksanakan pada bulan Maret Juni Lokasi penelitian di kandang

FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN Indigofera sp. DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK PADA DOMBA JANTAN

KANDUNGAN NUTRISI SILASE JERAMI JAGUNG MELALUI FERMENTASI POLLARD DAN MOLASES

EVALUASI PEMBERIAN PAKAN SAPI PERAH LAKTASI MENGGUNAKAN STANDAR NRC 2001: STUDI KASUS PETERNAKAN DI SUKABUMI

PEMBAHASAN. Zat Makanan Ransum Kandungan zat makanan ransum yang diberikan selama penelitian ini secara lengkap tercantum pada Tabel 4.

KECERNAAN BAHAN KERING BEBERAPA JENIS PAKAN PADA TERNAK SAPI BALI JANTAN YANG DIPELIHARA DENGAN SISTEM FEEDLOT ABSTRACT

PEMANFAATAN TANDAN KOSONG SAWIT FERMENTASI YANG DIKOMBINASIKAN DENGAN DEFAUNASI DAN PROTEIN BY PASS RUMEN TERHADAP PERFORMANS TERNAK DOMBA

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Protein Kasar

KOMPOSISI FRAKSI SERAT PELEPAH SAWIT YANGDIFERMENTASI OLEHKAPANGPhanerochaete chrysosporium DENGAN PENAMBAHAN MINERAL KALSIUM (Ca)DAN MANGAN (Mn)

BAB III MATERI DAN METODE. Diponegoro, Semarang. Kegiatan penelitian berlangsung dari bulan Mei hingga

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Ternak Domba yang Digunakan

MATERI DAN METODE. Bahan Bahan yang digunakan untuk produksi biomineral yaitu cairan rumen dari sapi potong, HCl 1M, dan aquadest.

HASIL DAN PEMBAHASAN

MATERI DAN METODE. Materi

METODE. Materi. Gambar 2. Contoh Domba yang Digunakan dalam Penelitian Foto: Nur adhadinia (2011)

BAB III METODE PENELITIAN. energi metabolis dilakukan pada bulan Juli Agustus 2012 di Laboratorium Ilmu

TINJAUAN PUSTAKA. baik dalam bentuk segar maupun kering, pemanfaatan jerami jagung adalah sebagai

ABSTRAK. Kata kunci : Imbangan Pakan; Efisiensi Produksi Susu; Persistensi Susu. ABSTRACT

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Penelitian

PENGARUH DOSIS EM-4 (EFFECTIVE MICROORGANISMS-4) DALAM AIR MINUM TERHADAP BERAT BADAN AYAM BURAS

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Kelapa sawit adalah salah satu komoditas non migas andalan Indonesia.

KECERNAAN RANSUM SAPI BALI DENGAN KONSENTRAT FERMENTASI BERBASIS LUMPUR SAWIT DAN BAHAN PAKAN LOKAL

Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher)

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2016 di Kandang Domba

I. PENDAHULUAN. Limbah industri gula tebu terdiri dari bagas (ampas tebu), molases, dan blotong.

HASIL DAN PEMBAHASAN 482,91 55, ,01 67,22

PEMANFAATAN AMPAS SAGU FERMENTASI DAN NON FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP KARKAS AYAM KAMPUNG (Gallus domesticus) UMUR 12 MINGGU

Transkripsi:

PENGARUH PENGGUNAAN KONSENTRAT DALAM PAKAN RUMPUT BENGGALA ( Panicum Maximum ) TERHADAP KECERNAAN NDF DAN ADF PADA KAMBING LOKAL Rizal Rahalus*, B. Tulung**, K. Maaruf** F. R. Wolayan** Fakultas Peternakan, Universitas Sam Ratulangi Manado, 95115 ABSTRAK Suatu penelitian telah dilaksanakan untuk mempelajari sejauh mana pengaruh penggunaan konsentrat dalam pakan rumput benggala (Panicum maximum) terhadap kecernaan Neutral Detergent Fiber (NDF) dan Acid Detergent Fiber (ADF) pada ternak kambing lokal. Penelitian ini menggunakan 12 ekor kambing jantan yang ditempatkan dalam 12 unit kandang individu yang telah dilengkapi dengan tempat makan dan air minum. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan yaitu R1 = 100 % Rumput Benggala, R2 = 75 % Rumput Benggala + 25 % Konsentrat, R3 = 50 % Rumput Benggala + 50 % Konsentrat, dan R4 = 25 % Rumput Benggala + 75 % Konsentrat. Tiap perlakuan mendapat 3 ulangan. Variabel yang diukur yaitu kecernaan NDF dan ADF. Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P <0,01) terhadap kecernaan NDF dan berbeda nyata (P<0,05) terhadap kecernaan ADF. Berdasarkan hasil uji beda nyata jujur dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan konsentrat dalam pakan rumput benggala dapat sampai 75% konsentrat, tetapi kecernaan NDF terbaik dicapai pada penggunaan konsentrat sebanyak 50%, dan 25% penggunaan konsentrat pada kecernaan ADF *Alumni Fakultas Peternakan Unsrat **Jurusan Nutrisi dan Makanan Kata kunci : rumput benggala, konsentrat, kecernaan, NDF, ADF, ternak kambing lokal. ABSTRACT THE EFDFECT OF CONCENTRATE UTILIZATION IN GUINEA GRASS ( Panicum maximum) FEED ON NDF AND ADF DIGESTIBILITYIN LOCAL GOATS. A research was conducted to evaluate the effects of concentrate utilization in Guinea grass (Panicum maximum) ration on NDF and ADF digestibility. Twelve male local goats were used in this experiment and located in individual pens. Completely Randomized Design (CRD) with four treatments and three replication was used. The treatments were R1 = 100 % guinea grass, R2 = 75 % guinea grass + 25 % concentrate, R3 = 50 % guinea grass + 50 % concentrate, and 25 % guinea grass + 75 % concentrate. The results showed that the effect on NDF digestibility was highly significantly different among treatments (P < 0.01), and significantly different (P <0.05) on ADF digestibility. The conclusion was concentrate could be utilized up to 75%, however, the utilization of 50% concentrate was the best for NDF digestibility and 25% concentrate for ADF digestibility. Key words: Guinea Grass, Concentrate, Digestibilities, NDF, ADF, and local goats. 75

PENDAHULUAN Hijauan merupakan pakan yang berperan penting bagi ternak ruminansia dan proporsinya sangat besar dalam ransum. Rumput benggala (Panicum maximum) sangat cocok untuk dijadikan rumput potong bagi ternak karena mempunyai tekstur daun yang halus sehingga disukai oleh ternak ruminansia. Rumput benggala mengandung bahan kering 20 %, abu 3,1 %, lemak kasar 0,5 %, serat kasar 6,1 %, dan protein kasar 2,6 % (Hartadi dkk., 1980). Pada ternak yang berproduksi tinggi, hijauan sebagai pakan tunggal seringkali belum dapat memenuhi kebutuhan ternak sehingga perlu adanya bahan pakan lain sebagai pelengkap. Makanan penguat (konsentrat) adalah pakan yang mengandung nilai gizi tinggi dengan kadar serat kasar yang relatif rendah dan mudah dicerna. Peningkatan nutrien pakan (terutama protein dan energi) dengan penambahan konsentrat akan meningkatkan konsumsi dan daya cerna dari rumput kualitas rendah, namun pemberian konsentrat yang tinggi dapat mengganggu metabolisme pakan di dalam rumen (Agus, 2008). Pakan dengan kandungan protein tinggi akan meningkatkan pertumbuhan dan aktivitas mikroba rumen (Owen dan Goetsh, 1988). Karakteristik NDF (Neutral Detergent Fiber) pada dasarnya memiliki persamaan dengan ADF (Acid Detergent Fiber), Nilainya pun tidak berbeda jauh. Adapun yang membedakan nilainya terletak pada kekompleksan struktur penyusunnya serta pelarutnya. Kalau ADF larut pada pelarut asam, sedangkan NDF larut pada pelarut netral. Laju degradasi NDF dalam rumen lebih tinggi dibanding dengan laju degradasi ADF (Maaruf, 1995) Berdasarkan hal tersebut di atas maka telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana pengaruh penggunaan konsentrat dalam pakan rumput benggala terhadap kecernaan NDF dan ADF pada ternak kambing lokal. MATERI DAN METODE PENELITIAN Penelitian ini telah dilaksanakan di kandang dan laboratorium Fakultas Peternakan 76

Universitas Sam Ratulangi Manado pada bulan September - November 2013. Penelitian ini menggunakan 12 ekor ternak kambing lokal berjenis kelamin jantan dengan berat badan awal 11-17 kilogram. Ternak ditempatkan dalam 12 unit kandang individu dengan ukuran kandang panjang 110 cm x lebar 60 cm x 80 cm. Tiap kandang dilengkapi tempat pakan, tempat minum, dan penampung feses. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu timbangan digital untuk menimbang pakan, dan timbangan merk passport berkapasitas 50 kg dengan tingkat ketelitian 100 gram untuk menimbang ternak. Bahan-bahan makanan yang digunakan terdiri dari rumput benggala dan konsentrat yang tersusun dari jagung, dedak halus, bungkil kelapa, dan tepung ikan. Tabel 1 menampilkan formulasi dari pakan konsentrat, Tabel 2 menampilkan komposisi zat-zat makanan bahan pakan penelitian, dan Tabel 3 menampilkan formulasi ransum perlakuan dan komposisi zatzat makanannya. Tabel 1. Formulasi Pakan Konsentrat (Dasar Bahan Kering) Bahan Pakan Penggunaan (%) Jagung 50 Dedak halus 20 Bungkil kelapa 20 Tepung ikan 10 Tabel 2. Komposisi Zat-Zat Makanan Bahan Pakan Penelitian (Dasar Bahan Kering) Nutrien Bahan Pakan Rumput Benggala Konsentrat Bahan Kering (%) 21.00 90.00 Bahan Organik (%) 87.65 93.65 Protein Kasar (%) 13.00 20.37 ADF (%) 44.01 18.78 NDF (%) 64.94 38.05 Selulosa (%) 35.81 11.97 Hemiselulosa (%) 20.98 19.27 Lignin (%) 14.33 4.90 Ket. : Hasil Analisa Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan, Universitas Sam Ratulangi (2013) 77

Tabel 3. Formulasi Ransum Perlakuan dan Komposisi Zat-Zat Makanannya (Dasar Bahan Kering) Bahan Pakan Perlakuan R1 (%) R2 (%) R3 (%) R4 (%) Rumput Benggala 100 75 50 25 Konsentrat 0 25 50 75 Total 100 100 100 100 Komposisi Zat Makanan BO (%) 87.65 89.15 90.65 92.15 PK (%) 13.00 14.84 16.68 18.52 ADF (%) 44.01 37.70 31.39 25.09 NDF (%) 64.94 58.22 51.50 44.77 Lignin (%) 14.33 11.97 9.62 7.26 Hemiselulosa (%) 20.98 20.55 20.13 19.70 Selulosa (%) 35.81 29.85 23.89 17.93 Tatalaksana Penelitian Penelitian ini terdiri dari 3 tahap/periode yaitu : Tahap Pendahuluan Pada tahap ini, dilakukan adaptasi pakan selama dua minggu. Adaptasi dilakukan dengan tujuan membiasakan ternak mengkonsumsi pakan perlakuan dan juga membiasakan ternak terhadap lingkungan. Setelah masa adaptasi, dilakukan pengambilan data konsumsi ternak selama 6 hari. Konsumsi ternak dihitung dari kemampuan ternak mengkonsumsi ransum perlakuan yang dihitung berdasarkan konsumsi bahan kering. Pemberian ransum sesuai perlakuan pada masing-masing ternak secara ad libitum. Tahap Pra-Collecting Pada tahap ini, dilakukan pembatasan pemberian ransum yaitu 85 persen dari rataan konsumsi ransum perlakuan pada tahap pendahuluan. Tahap ini berlangsung selama 2 hari. Pembatasan ini dilakukan agar ransum perlakuan yang diberikan dapat dihabiskan dan tidak tersisa. Tahap Collecting Pada tahap ini, dilakukan pengumpulan feses. Pengumpulan feses dilakukan mulai pukul 08.00 WITA sampai dengan keesokan harinya pada jam yang sama. Pengumpulan feses dilaksanakan selama 3 hari. Pengambilan Sampel Pengambilan sampel rumput benggala dan kosentrat dilakukan selama 3 hari. Sampel tersebut 78

dikeringkan di dalam oven dengan temperatur 105 o C sampai beratnya konstan, kemudian dihitung kandungan serat NDF dan ADF. Koleksi feses dilakukan setiap selesai defekasi, kemudian ditimbang beratnya dilakukan selama koleksi data, sampel feses diambil sebanyak 10% untuk di analisis NDF dan ADF. Analisis NDF dan ADF berdasarkan Van Soest dan Robertson (1985). Variabel yang diukur : ADF yang dikonsumsi - ADF dalam feses Kecernaan ADF = X 100% ADF yang dikonsumsi NDF yang dikonsumsi - NDF dalam feses Kecernaan NDF = X 100% NDF yang dikonsumsi Rancangan Percobaan Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), yang terdiri dari 4 perlakuan yaitu R1 = 100 % rumput benggala, R2 = 75 % rumput benggala + 25 % konsentrat, R3 = 50 % rumput benggala + 50 % konsentrat, dan R4 = 25 % rumput benggala + 75 % konsentrat. Tiap perlakuan mendapat 3 ulangan. Untuk melihat pengaruh dari masingmasing perlakuan terhadap setiap variabel yang diamati, data hasil penelitian dianalisis keragamannya sesuai rancangan percobaan yang digunakan. Kemudian dilanjutkan dengan uji BNJ untuk mengetahui perbedaan pengaruh antar perlakuan. HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil penelitian penggunaan konsentrat dalam pakan rumput benggala terhadap kecernaan NDF dan ADF pada ternak kambing lokal disajikan pada Tabel 4. Pengaruh Perlakuan Terhadap Kecernaan NDF Berdasarkan data di atas, terlihat bahwa rataan kecernaan NDF berkisar antara 53,98% 62,69%. Hasil analisis keragaman, menunjukkan bahwa perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0.01) terhadap nilai kecernaan NDF. Berdasarkan hasil uji lanjut BNJ (Beda Nyata Jujur), kecernaan NDF pada perlakuan R1 (53,98%) nyata lebih rendah (P<0.05) dibanding perlakuan R2 79

(58,21%), R3 (60,25%), R4 (62,69%); sedangkan antara R2 dan R3 tidak berbeda nyata tapi R2 nyata lebih rendah dibanding dengan R4. Sementara itu, perlakuan R3 dan R4 tidak berbeda nyata (P<0.05). Hal ini diduga dengan meningkatmya konsentrat dalam ransum menyebabkan meningkatnya kandungan protein ransum sehingga ph rumen meningkat dan dalam kondisi tersebut, mikroba rumen yang mencerna serat berkembang biak dan mencerna pakan dengan baik pada akhirnya meningkatkan kecernaan NDF. Hal ini ditunjang oleh Owen dan Goetsh (1988) yang menyatakan bahwa pada ph 5,5 6,2 aktivitas bakteri selulolitik dan hemiselulolitik akan terhambat dan meningkatkan aktivitas bakteri amilolitik sehingga kecernaan serat menurun; sebaliknya, pada ph 6,2 7,0 aktivitas bakteri selulolitik dan hemiselulolitik akan meningkat dan lebih dominan dibanding aktivitas bakteri amilolitik sehingga kecernaan serat meningkat. Tabel 4. Rataan kecernaan NDF dan ADF dari masing-masing perlakuan selama periode penelitian. Perlakuan R1 R2 R3 R4 Kecernaan NDF (%) 53.98 a ±3.77 58.21 b ±2.24 60.25 bc ±1.01 62.69 c ±0.49 Kecernaan ADF (%) 45.86 a ±0.37 49.96 b ±2.01 49.12 b ±1.66 50.72 b ±1.58 Ket. : Nilai pada baris yang sama dengan superskrip yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata (P < 0.05). Pengaruh Perlakuan Terhadap Kecernaan ADF Dari data di atas terlihat bahwa rataan nilai kecernaan ADF berkisar antara 45,86% sampai 50,72%. Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda nyata (P > 0.05) terhadap nilai kecernaan ADF pada ternak kambing. Berdasarkan hasil uji lanjut Beda Nyata Jujur kecernaan ADF, menunjukan bahwa kecernaan ADF pada perlakuan R1 (45,86%), nyata lebih rendah dibandingkan dengan kecernaan perlakuan R2 (49,96%), R3 (49,12%) dan R4 (50,72%). Sedangkan antara perlakuan R2, R3 dan R4 tidak ada perbedaan yang nyata. Adanya peningkatan 80

kandungan protein dalam ransum diduga menjadi faktor utama meningkatnya kecernaan ADF. Konsentrat yang digunakan dalam penelitian ini sepenuhnya bukan sumber RAC, sehingga ph rumen yang dihasilkan diduga masih tergolong stabil dan dalam kondisi tersebut, mikroba rumen yang mencerna serat masih bisa berkembang dan mencerna pakan dengan baik. Pola kecernaan ADF mengikuti kecernaan NDF, tetapi kecernaan ADF lebih rendah dari kecernaan NDF. Hal ini disebabkan karena komponen ADF sudah tidak mengandung hemiselulosa yang kecernaannya cukup tinggi. Hasil penelitian ini ditunjang oleh hasil penelitian Maaruf (1995) yang menyatakan bahwa lag time yang dibutuhkan oleh mikroba untuk berkolonisasi dan berinisiasi untuk proses pencernaan hijauan dalam rumen pada NDF lebih cepat (0,7 jam) dan laju degradasi NDF lebih tinggi (3,4%/jam) dibandingkan dengan ADF yang lag timenya sebesar 0,9 jam dan laju degradasinya dalam rumen sebesar 2,9 %/jam. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan konsentrat dalam pakan dapat sampai 75%, tetapi kecernaan NDF yang terbaik pada penggunaan konsentrat 50% dan ADF pada penggunaan konsentrat 25%. DAFTAR PUSTAKA Agus, A. 2008. Panduan Bahan Pakan Ternak Ruminansia. Penerbit ArdanaMedia. Yogyakarta. Hartadi, H., S. Reksohadiprodjo, S. Lebdosukojo, A. D. Tillman, L. C Kearl, L. E Harris. 1980. Tables of Feed Composition for Indonesia. International Feedstuffs Institute Utah Agricultural Experiment Station, Utah State University Logan, Utah Maaruf, K. 1995. The Evaluation of the Rate of Degradation and Digestibility of Indonesian and Canadian Roughages. Thesis, Graduate Studies. Department of Animal and Poultry Science. University 81

of Saskatchewan, Saskatoon. Canada. Cliffs, New Jersey. P. (pp. 145 171) Owen, F. N., A. L Goetsch. 1988. Ruminal Fermentation in : D. C. Church (ed), The Ruminant Animal Digestive Phisiology and Nutrition. Prentice Hall. Englewood Van Soest, J.P. and J.B. Robertson 1985. Analysis of Forages and Fibrous Foods. A Laboratory Manual for Animal Science 613. 82