BAB VI PEMBAHASAN Pengaruh Interaksi antara Jenis Pupuk Organik dan Dosis Biourin Sapi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V HASIL PENELITIAN. terganggunya pertumbuhan tanaman. Curah hujan dan hari hujan dari tahun 1995-

BAB IV METODE PENELITIAN. (Completely Randomized Block Design) dengan dua faktor yang disusun secara

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Pertumbuhan, Hasil dan Analisis Produksi Tanaman Jagung (Zea mays L.) yang Diperlakukan dengan Pupuk Organik dan Biourin di Lahan Kering

BAB VI PEMBAHASAN. lambat dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman kacang tanah, penghanyutan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Kebutuhan jagung dunia mencapai 770 juta ton/tahun, 42%

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

I. PENDAHULUAN. manis dapat mencapai ton/ha (BPS, 2014). Hal ini menandakan bahwa

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung manis merupakan tanaman yang sangat responsif terhadap

PENGARUH PEMBERIAN TIGA JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capssicum annum L.)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. dalam pemenuhan gizi masyarakat Indonesia. Kebutuhan terhadap gizi ini dapat

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia. Ubikayu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berkisar antara mm/tahun, tidak menentu dan sangat tidak konsisten. Ciri

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia sumber karbohidrat kedua

ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN DAN HASIL UBI JALAR (Ipomoea batatas (L.) Lam.) PENDAHULUAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis tanaman

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

BAB I PENDAHULUAN. hewan atau manusia, seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos,

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. yang menduduki urutan kedua setelah kedelai (Marzuki, 2007), Kebutuhan kacang tanah di Indonesia mencapai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tomat merupakan salah satu dari kelompok sayuran yang memiliki banyak manfaat, diantaranya digunakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam tinggi tanaman jagung hibrida

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia yang memiliki sumber

PENGARUH PEMBERIAN AIR DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.)

PEMBAHASAN UMUM Hubungan Karakter Morfologi dan Fisiologi dengan Hasil Padi Varietas Unggul

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dan pembahasan penelitian sampai dengan ditulisnya laporan

Volume 11 Nomor 2 September 2014

Volume 10 Nomor 2 September 2013

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KEPADATAN POPULASI TERHADAP HASIL DUA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Analisis Variabel Pengamatan Pertumbuhan Kubis

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

PENGARUH PUPUK NPK 20:10:10 DAN ASAM HUMAT TERHADAP TANAMAN JAGUNG DI LAHAN SAWAH ALUVIAL, GOWA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam

Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Jagung Manis Varietas Bonanza. : Dikembangkan oleh Departemen Pendidikan dan Pengembangan PT. East West Seed Indonesia.

PENANAMAN TANAMAN JAGUNG/ System JARWO

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

APPLICATION OF MANURE AND Crotalaria juncea L. TO REDUCE ANORGANIC FERTILIZER ON MAIZE (Zea mays L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. satuan waktu rata-rata selama periode tertentu. Pengukuran laju pengisian biji

KERAGAAN PERTUMBUHAN JAGUNG DENGAN PEMBERIAN PUPUK HIJAU DISERTAI PEMUPUKAN N DAN P

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kajian Aplikasi Dosis Pupuk ZA dan Kalium Anak Agung Gede Putra 10

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Pemberian Kotoran Kambing Terhadap Sifat Tanah. Tabel 4.1. Karakteristik Tanah Awal Penelitian

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas

PENGARUH BERBAGAI JENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.)

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan bijibijian

I. PENDAHULUAN. bermata pencarian sebagai petani (padi, jagung, ubi dan sayur-sayuran ). Sektor

I. PENDAHULUAN. ini. Beras mampu mencukupi 63% total kecukupan energi dan 37% protein.

PENGARUH DOSIS KOMPOS PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BUAH TOMAT. Hidayat Pujisiswanto dan Darwin Pangaribuan

LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang sangat

TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135

Pupuk Organik Powder 135 (POP 135 Super TUGAMA)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERBEDAAN USAHATANI KANGKUNG DARAT (Ipomoea aquatica) SISTEM ORGANIK DAN ANORGANIK. Edi Supriyono, Dawud Ardisela, Ismarani Abstract

HASIL DAN PEMBAHASAN

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Komoditas Caisin ( Brassica rapa cv. caisin)

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Tata Letak Penelitian. Blok II TS 3 TS 1 TS 3 TS 2 TS 1

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

HASIL PERCOBAAN. C N C/N P K Ca Mg ph Cu Zn Mn (%) (%) ppm Kompos 9,5 0,5 18,3 0,5 0,8 0,6 0,2 7,2 41,9 92,4 921,8 Kompos diperkaya

LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian C3 B1 C1 D2 A2 E2 B3 C2 E3 B2 D3 A1. Keterangan:

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

Latar Belakang. Produktivitas padi nasional Indonesia dalam skala regional cukup tinggi

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays

LAMPIRAN. Lampiran 1. Perhitungan. Dosis Pupuk Ureaa tanaman tomat 125 kg/ha. Perhitungan kebutuhan pupuk per tanaman sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Komoditi jagung memiliki peranan cukup penting dan strategis dalam pembangunan

I. PENDAHULUAN. keharusannya memenuhi kebutuhan pangan penduduk. Berdasarkan Sensus

PENGARUH JARAK TANAM DAN DOSIS BIO-URIN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL RUMPUT Panicum maximum PADA PEMOTONGAN KE TIGA

I. PENDAHULUAN. Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

Transkripsi:

71 BAB VI PEMBAHASAN 6.1. Pengaruh Interaksi antara Jenis Pupuk Organik dan Dosis Biourin Sapi Interaksi antara perlakuan pupuk organik dan biourin sapi berpengaruh sangat nyata terhadap komponen hasil (hasil biji pipilan kering oven dan hasil biji pipilan kadar air 12%/ha) jagung lokal Seraya (Tabel 5.1). Hal ini menunjukkan bahwa interaksi kedua faktor perlakuan tersebut mempengaruhi variabel-variabel komponen hasil dan hasil tanaman. Hasil biji pipilan kering oven dan kadar air 12%/ha meningkat karena pemupukan pupuk organik maupun biourin sapi (Tabel 5.20 dan 5.22). Kombinasi pemupukan jenis pupuk organik kascing 15 ton/ha dengan biourin sapi 2000 liter/ ha, meningkatkan nilai variabel tersebut sebesar 69,71% dan 70,59% dibandingkan dengan pupuk organik 0 ton/ha dan biourin sapi 0 ton/ha. Peningkatan jenis pupuk organik sapi sampai 15 ton/ha dan dosis biourin sapi sampai 2.000 liter/ha, memberikan hasil biji pipilan kering oven dan biji kadar air 12%/ha yang berbeda nyata. Peningkatan hasil biji pipilan kering oven dan biji kadar air 12%/ha tersebut disebabkan oleh peningkatan hasil kering oven biji/tan dan biji kadar air 12%/tanaman. Peningkatan hasil biji pipilan kering oven dan biji kadar air 12%/tanaman dan hasil biji pipilan kering oven dan biji kadar air 12%/ha pada kombinasi pemupukan jenis pupuk organik 15 ton/ha dengan biourin sapi 2.000 liter/ha disebabkan pula oleh peningkatan jumlah tongkol/tanaman dan jimlah tongkol/ha yaitu masing-masing sebesar 54,79% dan 52,56% dibandingkan pupuk organik

72 0 ton/ha dan biourin sapi 0 liter/ha (Tabel 5.17 dan 5.18). Meningkatnya nilai kedua variabel tersebut erat hubungannya dengan meningkatnya hasil biji pipilan kering oven dan biji pipilan kadar air 12%/tanaman dan hasil biji pipilan kering oven dan biji pipilan kadar air 12%/ha. Meningkatnya nilai komponen hasil dan hasil jagung varietas lokal Seraya tersebut disebabkan oleh produksi asimilat yang meningkat dibandingkan tanpa pemupukan, seperti ditunjukkan oleh peningkatan indeks luas daun (ILD) pada umur 21 hst sebesar 15,68%, umur 35 hst sebesar 32,44%, umur 49 hst sebesar 5,78% dan umur 63 hst sebsar 13,51% meningkat sangat nyata pada perlakuan kombinasi jenis pupuk organik kascing 15 ton/ha dan biourin sapi 2.000 liter/ha (Tabel 5.6, 5.7, 5.8 dan 5.9). Meningkatnya indeks luas daun disebabkan oleh meningkatnya jumlah daun (Tabel 5.2, 5.3, 5.4 dan 5.5). Terjadinya peningkatan produksi asimilat dapat ditranslokasikan ke organ penyimpanan (tongkol) terbukti dari meningkatnya indeks panen sebesar 101,70% pada perlakuan kombinasi jenis pupuk organik kascing 15 ton/ha dan biourin sapi 2.000 liter/ha dibandingkan tanpa pemupukan (Tabel 5.11). Indeks panen meningkat akibat dari pemupukan pupuk organik dan biourin sapi disebabkan oleh semakin meningkatnya hasil ekonomis yang dihasilkan. Peningkatan terhadap berat biji yang dihasilkan dapat dipengaruhi oleh pemupukan pupuk organik dan biourin sapi. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan jenis pupuk organik kascing sampai 15 ton/ha dan biourin sapi sampai 2.000 liter/ha menyebabkan semakin banyaknya asimilat yang dialokasikan ke organ penyimpanan (tongkol). Peningkatan hasil ekonomis

73 tersebut ditandai dengan meningkatnya jumlah tongkol/tanaman, jumlah tongkol/ha, berat biji/tanaman dan berat biji/ha. Meningkatnya pertumbuhan jagung lokal Seraya secara nyata dapat disebabkan oleh pemupukan pupuk organik dan biourin sapi. Secara nyata interaksi perlakuan jenis pupuk organik dan biourin sapi dapat mempengaruhi diameter batang dan panjang ruas (Tabel 5.11 dan 5.12). Diameter batang meningkat 30,14% pada kombinasi jenis pupuk organik kascing 15 ton/ha dengan dosis biourin sapi 3.000 liter/ha, sedangkan panjang ruas meningkat 19,21% pada kombinasi jenis pupuk organik kascing 15 ton/ha dengan dosis biourin 3.000 liter/ha dibandingkan pupuk organik 0 ton/ha dan biourin sapi 0 liter/ha. Meningkatnya diameter batang dan panjang ruas menyebabkan peningkatan komponen pertumbuhan lainnya seperti berat berangkasan segar/tanaman, berat berangkasan segar/ha, berat kering oven berangkasan/tanaman, berat kering oven berangkasan/ha, jumlah tongkol/tanaman, jumlah tongkol/ha, hasil biji pipilan kering oven/tanaman, hasil biji pipilan kering oven/ha, hasil biji pipilan kadar air 12%/tanaman dan hasil biji pipilan kadar air 12%/ha. 6.2. Pengaruh Tunggal Jenis Pupuk Organik dan Dosis Biourin Sapi Tinggi tanaman dan hasil 100 biji pipilan kering oven meningkat akibat pengaruh faktor tunggal jenis pupuk organik kascing dan dosis biourin sapi (Tabel 5.32 dan Tabel 5.34). Hasil 100 biji pipilan kering oven meningkat masingmasing 1,77% pada pemupukan jenis pupuk organik kascing 15 ton/ha dan 1,22% pada pemupukan biourin 2000 liter/ha. Pemupukan jenis pupuk organik dan

74 biourin sapi tidak berpengaruh terhadap saat tasseling. Pemupukan pupuk organik dan biourin sapi secara nyata tidak berpengaruh terhadap saat silking sehingga saat panen menjadi seragam (Tabel 5.34). N-total tanah saat panen meningkat sebagai akibat kombinasi pemupukan pupuk organik dengan biourin sapi (Tabel 5.30). Tanaman jagung akan sangat responsif terhadap pemupukan nitrogen apabila kadar nitrogen dalam tanah lebih rendah dari batas kritis. Adijaya (2010) menyatakan bahwa semakin tinggi jenis pupuk organik dan biourin sapi yang diberikan akan meningkatkan N-total dalam tanah. Semakin tinggi kadar nitrogen dalam tanah mengakibatkan nitrogen yang tersedia bagi tanaman akan meningkat, sehingga pertumbuhan tanaman akan semakin terpacu, jumlah daun semakin banyak, daun lebih luas, diameter batang semakin besar, panjang ruas semakin panjang dan akhirnya mengakibatkan berat berangkasan lebih tinggi. Hal ini disebabkan oleh fungsi nitrogen yang memberikan pengaruh yang paling cepat terhadap pertumbuhan tanaman dibandingkan hara lainnya. Nitrogen bagi tanaman diperlukan untuk merangsang pertumbuhan vegetatif, meningkatkan kandungan klorofil daun, dan memperbesar ukuran daun dan biji. Kekurangan nitrogen akan menurunkan jumlah klorofil pada daun, yang menyebabkan laju fotosintesis berkurang akibat menurunnya absorsi sehingga fotosintat yang dihasilkan menurun (Sutejo; 2002 dan Poerwowidodo; 1992). Perlakuan pupuk organic dan biourin sapi 0 liter/ha menunjukkan bahwa pertumbuhan dan hasil tanaman sangat rendah. Laju fotosintesis berkurang akibat

75 dari kekurangan nitrogen sehingga terjadi penurunan jumlah klorofil pada akhirnya menurunkan hasil tanaman. Pupuk organik kascing 15 ton/ha dan biourin sapi sampai 2000 liter/ha masih meningkatkan hasil (hasil biji pipilan kering oven dan hasil biji pipilan kadar air 12%/ha) secara nyata (Tabel 5.19 dan 5.21). Hal ini mengindikasikan kebutuhan jagung lokal Seraya akan hara khususnya nitrogen sudah terpenuhi. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa hubungan antara jenis pupuk organik maupun dosis biourin sapi dengan berat biji pipilan kering oven/ha adalah berbentuk kuadratik (Gambar 5.1). Pemberian pupuk organik secara interaksi berpengaruh sangat nyata terhadap sifat fisik tanah lokasi percobaan seperti menurunkan berat volume tanah (bulk density), meningkatkan kadar air dan total ruang pori tanah umur tanaman 42 hst dan saat panen. Bulk density umur 42 hst dan saat panen menurun 30,22% dan 29,25% secara nyata dengan pemberian pupuk organik kascing 15 ton/ha yaitu dari 1,36 g cm -3 menjadi 1,05 g cm -3 dan 1,353 g cm -3 menjadi 1,039 g cm -3 (Tabel 5.24 dan Tabel 5.25). Kadar air umur 42 hst dan saat panen meningkat 16,13% dan 12,41% (Tabel 5.26 dan Tabel 5.27). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Muku (2002) yang menyatakan bahwa pemupukan pupuk organik 15 ton/ha pada bawang merah menurunkan bulk density dari 0,14 g cm -3 menjadi 0,12 cm -3 dan meningkatkan kadar air tanah dari 15,87% menjadi 17,52%. Lebih lanjut Agus dkk., (2006) menyatakan berat volume tanah (bulk density) merupakan salah satu sifat fisik tanah yang paling sering ditentukan, karena keterkaitannya erat dengan kemudahan penetrasi akar di dalam tanah, drainase dan aerasi tanah.

76 Interaksi pupuk organik dan biourin sapi berpengaruh sangat nyata sehingga dapat meningkatkan C-organik tanah. Pupuk organik kascing 15 ton/ha dengan dosis biourin sapi 2.000 liter/ha dapat meningkatkan kandungan C-organik tanah sebesar 359,26% (Tabel 5.31). Terjadinya penurunan kandungan C-organik tanah apabila tidak dilakukan pemupukan dengan pupuk organik, sehingga pemberian pupuk organik diperlukan untuk mempertahankan dan meningkatkan kandungan C-organik dalam tanah. Hal ini terkait dengan mikroorganisme perombak memerlukan karbon sebagai energi untuk pertumbuhannya, sehingga pemberian pupuk atau bahan organik akan meningkatkan aktivitas dan populasi mikroorganisme di dalam tanah. Meningkatnya aktivitas mikroorganisme akan berpengaruh positif terhadap perbaikan sifat fisik dan kimia tanah (Setyorini et al., 2006). Salah satu aktivitas penting dari mikroorganisme tanah adalah melakukan proses mineralisasi bahanbahan organik atau proses penghancuran bahan-bahan organik (Saifuddin, 1984). BOA (2008) menyatakan bahwa media yang sangat baik untuk pertumbuhan mikroorganisme karena kascing mampu menyediakan lingkungan yang bersumber energi yang tinggi karena C/N rationya rendah. Kascing memegang peranan penting dalam meningkatkan produktivitas tanah dan pertumbuhan tanaman. Pemakaian kacsing diharapkan mampu mengurangi penggunaan pupuk kimia dan limbah organik sehingga dapat mengurangi pencemaran lingkungan.

77 6.3 Analisis Pendapatan Kotor (Gross margin) Perlakuan pupuk organik kascing 15 ton/ha dan biourin sapi 2.000 liter/ha yang menghasilkan biji pipilan kering panen tertinggi sebesar 4.090 kg/ha memberikan penerimaan sebesar Rp 8.793.500 berdasarkan harga jagung biji pipilan kering Rp 2.150/kg. Penerimaan yang diterima tidak sebanding dengan keuntungan yang didapat, disebakan biaya variabel yang dikeluarkan sebesar Rp 26.664.500 diantaranya terdiri atas biaya tenaga kerja dan biaya sarana produksi (pupuk organik kascing 15 ton/ha dan biourin sapi 2.000 liter/ha). Besarnya biaya variabel disebabkan oleh besarnya biaya pembelian pupuk organik. Permintaan yang tinggi atas pupuk organik (pupuk organik sapi, pupuk organik kascing dan biourin sapi) untuk pemupukan tanaman sayuran seperti tomat, bawang merah, kubis, kentang, cabai, dan juga jagung, sementara ketersediaanya sangat terbatas menyebabkan biaya untuk mendapatkan pupuk organik menjadi mahal dan penggunaannya cukup tinggi di lahan kering dalam menyediakan unsur hara bagi pertumbuhan tanaman. Keterbatasan unsur hara akan dapat mengakibatkan perlunya pemupukan sehingga permintaan terhadap pupuk organik tinggi. Akibat dari mahalnya komponen biaya variabel tersebut menyebabkan penerimaan usahatani jagung yang menghasilan 4.090 kg/ha biji pipilan kering panen sebesar Rp 8.793.500 lebih kecil dari total biaya variabel yang dikeluarkan Rp 26.664.500. Hal ini berdampak pada nilai pendapatan kotor (gross margin) mengalami defisit sebesar Rp 17.871.000. Biaya variabel penggunaan pupuk organik kascing sebesar Rp 22.500.000 dan biourin sebesar Rp 2.000.000 menjadi nol (tidak ada), sehingga dapat

78 memberikan pendapatan yang positif sebesar Rp 6.629.000 dengan asumsi harga jagung biji pipilan kering panen sebesar Rp 2.150/kg dan hasil panen yang sama sebesar 4.090 kg/ha. Hasil tersebut menunjukkan bahwa dari penelitian ini menyatakan penggunaan pupuk kascing 15 ton/ha dan dosis biourin sapi 2.000 liter/ha memberikan gross margin tertinggi. Analisis untuk perlakuan pupuk organik kascing 15 ton/ha dan biourin sapi 2.000 liter/ha (hasil 4.090 kg/ha biji pipilan kering panen) memberikan hasil produksi yang paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan pupuk organik 0 ton/ha dan biourin sapi 0 liter/ha (hasil 2.410 kg/ha biji pipilan kering panen) memberikan hasil produksi yang paling rendah. Menunjukkan bahwa biaya variabel pada perlakuan pupuk organik 15 ton/ha dan biourin sapi 2.000 liter/ha lebih besar dari pendapatan kotor bila dibandingkan dengan perlakuan pupuk organik 0 ton/ha dan biourin sapi 0 liter/ha. Penggunaan perlakuan pupuk organik kascing 15 ton/ha dan biourin sapi 2.000 liter/ha sebesar Rp 8.793.500 mengakibatkan kerugian sebesar Rp 17.871.000. Hal ini disebabkan oleh biaya variabel terlalu tinggi pada penggunaan pupuk organik kascing yang mencapai 15 ton/ha atau sebesar Rp 22.500.000 dan penggunaan biourin sapi yang mencapai 2.000 liter/ha atau sebesar Rp 2.000.000 bila dibandingkan perlakuan yang terrendah yaitu pupuk organik 0 ton/ha dan biourin sapi 0 liter/ha dengan penerimaan sebesar Rp 5.181.500 sehingga pendapatan kotor sebesar Rp 3.658.000. Hal ini disebabkan karena pada perlakukan tersebut tidak menggunakan biaya variabel terutama pada penggunaan pupuk organik dan biourin sapi.

79 Menanam jagung dengan menggunakan pupuk organik kascing 15 ton/ha dan biourin sapi 2.000 liter/ha belum mengguntungkan tetapi secara teknis dalam pemanfaatan teknologi dapat diterima oleh petani. Dari segi analisis pendapatan kotor (gross margin) belum dapat diterima karena mengalami kerugian (defisit). Namun bila dilihat dari peranan penggunaan pupuk, dosis kascing 15 ton/ha dapat memberikan nilai tambah dalam memenuhi kebutuhan unsur hara bagi tanah yang kekurangan unsur hara dalam mendukung pertumbuhan dan produksi jagung di lahan kering. Jagung lokal Seraya di lahan kering mempunyai potensi yang cukup tinggi. Usahatani di lahan kering akan lebih menguntungkan apabila pupuk organik tersebut dihasilkan langsung oleh petani. Pengelolaan sumberdaya lokal melalui penelitian pengaruh jenis pupuk organik dan dosis biourin sapi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung di lahan kering merupakan upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, nilai tambah dan peningkatan pendapatan petani. Pada Tabel 6.1, terlihat bahwa penggunaan biaya variabel untuk menanam jagung varietas lokal Seraya dengan penggunaan pupuk organik dan biourin sapi tidak sama. Perbedaan ini akan terlihat pada penggunaan pupuk organik sapi dan pupuk organik kascing dengan pemakaian yang sama masing-masing 15 ton/ha tetapi mempunyai nilai harga yang berbeda. Pemakian pupuk organik sapi 15 ton/ha dengan total harga Rp 15.000.000 sedangkan pada penggunaan kascing 15 ton/ha dengan total harga Rp 22.500.000. Sehingga sangat berpengaruh terhadap penggunaan biaya variabel, penerimaan dan pendapatan kotor (gross margin).

Tabel 6.1. Pendapatan Kotor (Gross Margin) Usahatani Jagung Varietas Lokal Seraya terhadap Berbagai Perlakuan Perlakuan Produksi (kg/ha) Biaya Variabel (Rp) Penerimaan (Rp) Pendapatan Kotor (Gross Margin) (Rp) K0U0 2.410 1.523.500 5.181.500 3.658.000 K0U1 2.790 2.540.500 5.998.500 3.458.000 K0U2 3.000 3.551.000 6.450.000 2.899.000 K0U3 3.320 4.567.000 7.138.000 2.571.000 K1U0 2.720 13.503.500 5.848.000 (7.655.500) K1U1 3.080 13.614.000 6.789.700 (6.824.300) K1U2 3.690 14.644.500 7.933.500 (6.711.000) K1U3 3.880 15.095.000 8.342.000 (6.753.000) K2U0 3.210 24.620.500 6.901.500 (17.719.000) K2U1 3.780 25.652.500 8.277.500 (17.375.000) K2U2 4.090 26.664.500 8.793.500 (17.871.000) K2U3 3.850 27.652.500 8.277.500 (19.375.000) Keterangan : K0U0 = Pupuk organik 0 ton/ha dan biourin sapi 0 liter/ha K0U1 = Pupuk organik 0 ton/ha dan biourin sapi 1.000 liter/ha K0U2 = Pupuk organik 0 ton/ha dan biourin sapi 2.000 liter/ha K0U3 = Pupuk organik 0 ton/ha dan biourin sapi 3.000 liter/ha K1U0 = Pupuk organik sapi 15 ton/ha dan biourin sapi 0 liter/ha K1U1 = Pupuk organik sapi 15 ton/ha dan biourin sapi 1.000 liter/ha K1U2 = Pupuk organik sapi 15 ton/ha dan biourin sapi 2.000 liter/ha K1U3 = Pupuk organik sapi 15 ton/ha dan biourin sapi 3.000 liter/ha K2U0 = Pupuk organik kascing 15 ton/ha dan biourin sapi 0 liter/ha K2U1 = Pupuk organik kascing 15 ton/ha dan biourin sapi 1.000 liter/ha K2U2 = Pupuk organik kascing 15 ton/ha dan biourin sapi 2.000 liter/ha K2U3 = Pupuk organik kascing 15 ton/ha dan biourin sapi 3.000 liter/ha 80 Berbagai macam teknologi usahatani terus dikembangkan, seperti penggunaan bibit unggul dan penerapan paket tekonologi modern tetapi tetap tidak memberikan kenaikan hasil yang berarti. Di sisi lain ketergantungan petani terhadap sarana produksi yang bersifat kimia semakin tinggi, sehingga akan menjadi permasalahan pada penyediaan sarana produksi seperti pupuk, pestisida dan terjadinya pencermarn lingkungan.

81 Pertanian organik merupakan suatu sistem pertanian yang mempertimbangkan agar semua faktor yang digunakan dalam kegiatan usahatani mampu bertahan secara berkesinambungan dan dapat dimanfaatkan secara terus menerus untuk masa yang akan datang (Elliot et al., 1984). Untuk menunjang sistem tersebut perlu dilakukan penelitian dengan pemanfaatan potensi dan kondisi lingkungan yang ada. Penelitian Adijaya (2010) menggunakan jagung varietas lokal Seraya yang terdiri dari dua faktor yaitu dosis pupuk organik yang diuji yaitu: pupuk organik sapi 0 ton/ha, 5 ton/ha, 10 ton/ha dan 15 ton/ha dikombinasikan dengan dosis biourin yaitu: biourin sapi 0 liter/ha, 25.000 liter/ha, 50.000 liter/ha dan 75.000 liter/ha. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dosis optimum pupuk organik sapi pada dosis biourin sapi terhadap hasil jagung lokal Seraya belum diketemukan. Disarankan bahwa untuk mendapatkan hasil maksimum dengan menggunakan dosis pupuk organik sapi pada dosis biourin sapi perlu diuji lagi. Berdasarkan hasil dan saran tersebut dilakukan penelitian lanjutan yang dilaksanakan di lahan kering Dusun Yeh Mampeh, Desa Batur Selatan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Propinsi Bali dengan curah hujan 1.227 mm - 2.896 mm/tahun dan ketinggian ± 1020 m dpl. Penelitian ini menggunakan jagung varietas lokal Seraya yang terdiri dari dua faktor yaitu dosis pupuk organik yang diuji yaitu: pupuk organik 0 ton/ha, pupuk organik sapi 15 ton/ha dan pupuk organik kascing 15 ton/ha dikombinasikan dengan dosis biourin yaitu: biourin sapi 0 liter/ha, biourin sapi 1.000 liter/ha, 2.000 liter/ha dan 3.000 liter/ha. Penelitian ini dilaksanakan untuk melanjutkan dari kesimpulan dan saran yang diberikan pada penelitian Adijaya (2010), sehingga penelitian ini

banyak mengalami perbedaan dan dapat memberikan manfaat yang efisien baik dari segi penggunaan variabel dan analisis usahatani jagung. Disamping itu untuk mengevaluasi perubahan komponen biaya variabel pada penerapan sistem pertanian organik di lahan kering dataran rendah dan dataran tinggi. Serta untuk mengevaluasi perubahan hasil tanaman jagung pada penerapan sistem pertanian organik pada lahan kering di dataran rendah dan dataran tinggi. Adapun perbedaan penelitian Adijaya (2010) dengan penlitian ini dapat disajikan pada Tabel 6.2. Tabel 6.2 Perbedaan penelitian Adijaya (2010) dengan penelitian saat ini No. Komponen Penelitian Adijaya (2010) Penelitian Saat Ini (2012) 1 Lokasi penelitian Lahan kering dataran rendah Lahan kering dataran tinggi 2 Ketinggian tempat ± 50 m dpl ± 1.020 m dpl 3 Curah hujan 1.200 mm 1.400 mm/tahun 1.227 mm - 2.896 mm/tahun 4 Komponen teknologi - Pupuk organik sapi 5 ton 15 ton/ha 15 ton/ha - Pupuk organik Tidak ada 15 ton/ha kascing - Biourin sapi 25.000 liter 75.000 liter/ha 1.000 liter/ha 3.000 liter/ha 5 Jarak tanam 60 cm x 40 cm 60 cm x 40 cm 6 Hasil 1,64 ton 4,23 ton/ha 2,41 ton 4,09 ton/ha 7 Analisis produksi dengan pendekatan gross margin Tidak ada Ada 82