Effect of Mung Bean Sprout (Vigna radiata (L)) Extract on Physical Stress-Induced Atherosclerosis of Male Wistar Rat

dokumen-dokumen yang mirip
Manohara,et al, Pengaruh Pemberian Ekstrak Tauge Kacang Hijau terhadap Ketebalan

EFEK NEFROPROTEKTIF EKSTRAK TAUGE (Vigna radiata (L.)) TERHADAP PENINGKATAN KADAR UREA SERUM TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI PARASETAMOL DOSIS TOKSIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK. EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA TIKUS WISTAR JANTAN

ABSTRAK. Yuvina Ria Octriane, 2014, Pembimbing I : Dr. Meilinah Hidayat, dr., M.Kes. Pembimbing II : Sylvia Soeng, dr., M.Kes.,PA(K).

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari pengolahan makanan dengan

ABSTRAK. Maria Vita Widiyaningsih (2017): Pembimbing I : Lisawati Sadeli,dr.,M.Kes. Pembimbing II : Sijani Prahastuti,dr. M.Kes

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL LDL PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR

ABSTRAK. Ronauly V. N, 2011, Pembimbing 1: dr. Sijani Prahastuti, M.Kes Pembimbing 2 : Prof. DR. Susy Tjahjani, dr., M.Kes

ABSTRAK. EFEK PROPOLIS TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA TIKUS (Rattus norvegicus) GALUR WISTAR JANTAN

PENGARUH PEMBERIAN ASAM LEMAK TRANS TERHADAP PROFIL LIPID DARAH DAN KETEBALAN TUNIKA INTIMA AORTA PADA TIKUS JANTAN STRAIN WISTAR TESIS OLEH :

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat kadar kolesterol darah sangat sulit dikendalikan dan dapat menimbulkan

EFEK PEMBERIAN EKSTRAK BUAH PARE

Kata kunci: Kolesterol LDL, kolesterol HDL, daun jambu biji (Psidium guajava Linn.), tikus wistar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

ABSTRAK. F. Inez Felia Yusuf, Pembimbing I : Dra. Rosnaeni, Apt. Pembimbing II: Penny Setyawati M., dr., Sp.PK.,M.Kes.

BAB I PENDAHULUAN. hidup secara tidak langsung menyebabkan manusia terus-menerus dihadapkan

ABSTRAK. PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS Wistar JANTAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Data WHO (1995) mencatat bahwa di seluruh dunia terdapat 50 juta kematian tiap

ABSTRAK PENGARUH KALSIUM TERHADAP KADAR KOLESTEROL DARAH TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit dengan angka kematian terbesar

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat zaman sekarang terpapar oleh banyaknya makanan tinggi

Aktifitas Anti Oksidan Ekstrak Metanol 70% Daun Krokot (Portulaca oleracea L.)

ABSTRAK. PERBANDINGAN ANTARA PENGARUH OMEGA-3 DENGAN AEROBIC EXERCISE TERHADAP KADAR KOLESTEROL-LDL TIKUS JANTAN GALUR Wistar MODEL DISLIPIDEMIA

PENGARUH EKSTRAK BUAH MERAH

BAB I PENDAHULUAN kematian akibat hipertensi di Indonesia. Hipertensi disebut sebagai. (menimbulkan stroke) (Harmilah dkk., 2014).

BAB IV METODE PENELITIAN

PEMBAHASAN. 6.1 Efek Pelatihan Fisik Berlebih Terhadap Spermatogenesis Mencit. Pada penelitian ini, data menunjukkan bahwa kelompok yang diberi

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. Senyawa 2-Methoxyethanol (2-ME) tergolong senyawa ptalate ester (ester

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan di hati dan ginjal, sedangkan di otak aktivitasnya rendah. 2 Enzim

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK. PENGARUH LENDIR Abelmoschus esculentus (OKRA) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS WISTAR JANTAN MODEL TINGGI LEMAK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Gizi dan Biokimia.

ABSTRAK. EFEK INFUSA DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL DARAH TIKUS JANTAN GALUR WISTAR MODEL DISLIPIDEMIA

PENGARUH EKSTRAK BUAH MERAH

PENGARUH INJEKSI LEPTIN JANGKA PENDEK TERHADAP KADAR ADIPONEKTIN DALAM SERUM Rattus norvegicus STRAIN WISTAR YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah

EFEK PEMBERIAN REBUSAN DAUN AFRIKA(

PENGARUH EKSTRAK BUAH MERAH

Kata kunci: perlemakan hati, rosela, bengkak keruh, steatosis, inflamasi lobular, degenerasi balon, fibrosis

BAB I PENDAHULUAN. utama lipoprotein plasma adalah low density lipoprotein (LDL). 1 LDL berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara penggorengan.kebutuhan akan konsumsi minyak goreng meningkat

EFEK NEFROPROTEKTIF EKSTRAK TAUGE (Vigna radiata (L.)) TERHADAP PENINGKATAN KADAR KREATININ SERUM TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI PARASETAMOL DOSIS TOKSIK

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan nyamuk. Dampak dari kondisi tersebut adalah tingginya prevalensi

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN KEMUNING (Murraya paniculata (L.) Jack) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA TIKUS WISTAR JANTAN

ABSTRAK. EFEK JUS BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA TIKUS JANTAN WISTAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan salah satu penyebab timbulnya berbagai penyakit

ABSTRAK PENGARUH AIR SEDUHAN BEKATUL TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA SERUM TIKUS WISTAR YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga sepatu roda (inline skating) merupakan olahraga yang. membutuhkan keseimbangan antara kelincahan, kekuatan, kecepatan,

BAB I PENDAHULUAN. pilihan bagi masyarakat moderen karena lebih praktis dan bergengsi.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Perbedaan Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus) Pre

ABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL KELOPAK BUNGA ROSELA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang diakibatkan oleh radikal bebas. Namun tanpa disadari radikal

BAB I PENDAHULUAN. tubuh. Radikal bebas merupakan molekul yang terbentuk akibat kerusakan

ABSTRAK. Meigi Suwarto, 2013 : dr. Kartika Dewi, M.Kes. Sp.Ak.PA (K) : dr. Jeanny Ervie Ladi, M.Kes., PA

ABSTRAK. EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN TIKUS WISTAR JANTAN

BAB 6 PEMBAHASAN. darah, mereduksi kadar kolesterol, trigliserida, gula darah, menyeimbangkan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ABSTRAK EFEK PEMBERIAN KALSIUM DAN VITAMIN D3 TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIINDUKSI PAKAN TINGGI LEMAK

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia. pembuatan pakan. Analisis kadar malondialdehida serum dilakukan di

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas fisik adalah setiap pergerakan tubuh akibat otot-otot skelet yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan Neuron Pyramidal CA1 Hippocampus

PENGARUH EKSTRAK DAUN Apium graviolens TERHADAP PERUBAHAN SGOT/SGPT TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIPAPAR KARBON TETRAKLORIDA

BAB I PENDAHULUAN. mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit metabolik. Dengan meningkatnya

ABSTRAK PERBANDINGAN EFEK SEDUHAN TEH HITAM, TEH HIJAU DAN TEH PUTIH TERHADAP KADAR LOW DENSITY LIPOPROTEIN

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK APEL (Malus sylvestris Mill) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA MENCIT (Mus musculus) MODEL HIPERLIPIDEMIA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL KULIT MANGGIS

I. PENDAHULUAN. Parasetamol merupakan obat antipiretik dan analgetik yang telah lama

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 100 penderita stroke iskemik fase akut,

BAB I PENDAHULUAN. serat. Kurangnya aktivitas fisik dan mengkonsumsi makanan tinggi lemak termasuk

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Biokimia.

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian laporan hasil

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga RINGKASAN. Dwi Aprilia Anggraini. Gambaran Mikroskopis Sel Astrosit dan Sel

EFEK CENDAWAN ULAT CINA

ABSTRAK PENGARUH KALSIUM TERHADAP PENGHAMBATAN KENAIKAN BERAT BADAN TIKUS GALUR WISTAR JANTAN YANG DIBERI PAKAN TINGGI LEMAK

EFEK EKSTRAK ETANOL BIJI KEDELAI

DIAMETER TUBULUS SEMINIFERUS DAN KETEBALAN LAPISAN EPITEL GERMINAL MENCIT JANTAN GALUR

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti seminar hasil Karya Tulis Ilmiah mahasiswa program strata-1 kedokteran umum

BAB I PENDAHULUAN. proses penuaan dan meningkatkan kualitas hidup. Proses menjadi tua memang

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pemberian sediaan poliherbal menurunkan tekanan darah tikus model

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum) sebagai

PENGARUH EKSTRAK ETANOL KELOPAK BUNGA ROSELLA

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menyebabkan stres oksidatif. Kebutuhan untuk terlihat

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan oksidatif dan injuri otot (Evans, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmampuan sel tubuh yang memiliki reseptor insulin untuk mengoksidasi

BAB I PENDAHULUAN. darah, efek terhadap paru, kekebalan tubuh hingga sistem reproduksi. 1 Meski

Kata kunci : Plumbum, malondyaldehide, Integritas membran spermatozoa, Myrmecodia pendans

BAB I PENDAHULUAN. seperti informasi dan teknologi, namun juga berpengaruh pada pola hidup

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok dapat menyebabkan timbulnya berbagai macam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak ditemukan di lingkungan (WHO, 2010). Logam plumbum disebut non

ABSTRAK. Miracle, 2012, Pembimbing I : Hj. Sri Utami S, Dra., M.kes Pembimbing II : Adrian Suhendra, dr., Sp.PK, M.Kes

ABSTRAK. PENGARUH EKSTRAK ETANOL BIJI PEPAYA (Carica papaya Linn) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIINDUKSI PAKAN TINGGI LEMAK

Transkripsi:

Pengaruh Pemberian Ekstrak Tauge (Vigna radiata (L)) terhadap Terjadinya Stress Oksidatif Pemicu Aterosklerosis pada Tikus Wistar Jantan yang Diberi Stres Fisik Effect of Mung Bean Sprout (Vigna radiata (L)) Extract on Physical Stress-Induced Atherosclerosis of Male Wistar Rat Azham Purwandhono, Rena Normasari Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Jember Jl Kalimantan 37 Jember 68121, Indonesia, Tlp/Fax +62 331 337877 e-mail korespondensi: azham.p@gmail.com Abstrak Penyakit jantung koroner merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting. Diperkirakan angka kematian akibat jantung koroner sebesar 23,4 juta jiwa pada tahun 2030 (WHO, 2009). Aktivitas fisik berlebih menyebabkan terjadinya stres oksidatif yang mempengaruhi perkembangan aterosklerosis. Tauge (Vigna radiata (L)) memiliki kandungan Vitamin E (α Tokoferol), vitamin C, fenol, flavonoid, fitosterol dan beberapa mineral. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak tauge (Vigna radiata (L)) terhadap ketebalan tunika intima-media aorta tikus wistar jantan yang diberi stress fisik. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan menggunakan dua puluh lima ekor tikus wistar jantan yang terbagi dalam lima kelompok yaitu kelompok kontrol negatif, kontrol positif (stress fisik), kelompok perlakuan P1, P2, P3 (stress fisik + ekstrak tauge 50 mg/hari, 100 mg/hari, 200 mg/hari). Lama penelitian adalah 10 hari. Analisis statistik Anova satu arah didapatkan penurunan bermakna MDA serum pada pemberian ekstrak tauge berbagai dosis (p<0,05). Penurunan terbesar ditemukan pada pemberian ekstrak tauge dosis besar, yaitu 100 mg/ 200 g BB tikus/hari. Kata kunci : Vigna radiata, stress fisik, ketebalan tunika intima-media Abstract Coronary heart disease is an important health problem. It is estimated that the death rate from coronary heart disease by 23,4 millions in 20130 (WHO, 2009). Excessive physical activity can cause oxidative stress which lead to atherosclerosis. Mung bean sprouts (Vigna radiata (L)) contain vitamin E, vitamin C, fenol, flavonoid, fitosterol, and other minerals. The aim of this study is to determine the effect of mung beans sprout extract on on the thicknes of the tunica intima-media on physical stress-induced atherosclerosis of male wistar rat. This research is true experimental study using 20 male wistar rat were divided into five groups: negative control, positive control and treatment groups P1, P2, P3 (physical stress + bean sprout extract 50 mg/day, 100 mg/day, 200 mg/day for 10 days). There is significant decrease of MDA serum level in the treatment groups. Keywords : Vigna radiata, physical stress, thicknes of tunica intima-media Vol. 1 No. 2 (2015) Journal of Agromedicine and Medical Sciences 26

Pendahuluan Penyakit kardiovaskuler merupakan masalah kesehatan utama di negara maju ataupun negara berkembang. Pada tahun 2004 terdapat 7,2 juta kematian akibat penyakit jantung koroner di seluruh dunia. Diperkirakan angka ini akan terus meningkat menjadi 23,4 juta kematian atau meningkat 37 persen pada tahun 2030 (WHO, 2009). Aterosklerosis merupakan proses yang mendasari terjadinya penyakit jantung koroner. Stres merupakan salah satu faktor risiko penyakit tersebut. Stres akibat ketidakmampuan mengatasi beban fisik ataupun psikologik banyak terjadi pada negara berkembang, termasuk Indonesia. Hal ini dikarenakan oleh beban ekonomi yang dipenuhi oleh tiap individu. Mereka dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga yang mengakibatkan peningkatan beban aktivitas fisik, mental serta istirahat yang kurang. Aktvitas fisik berlebihan dapat menimbulkan stres oksidatif melalui peningkatan produksi ROS yang berasal dari metabolisme aerobik sel-sel otot selama aktivitas fisik tersebut (Peake et al, 2007). Akibatnya terjadi ketidakseimbangan antara jumlah radikal bebas dan antioksidan tubuh. Radikal bebas yang terbentuk dapat menimbulkan cedera endotel. Adanya disfungsi endotel memicu terbentuknya sitokin proinflamasi dan faktor pertumbuhan sehingga terjadi proliferasi sel otot polos dan sintesis matriks ekstraseluler dan tampak adanya penebalan pada tunika intimamedia pada dinding arteri (Constantinides, 1998). Ketebalan tunika intima-media merupakan parameter dari kondisi suatu pembuluh darah (Mumpuni et al, 2012). Terdapat berbagai macam farmakoterapi dalam penatalaksanaan aterosklerosis dengan tujuan untuk menekan morbiditas dan mortalitas. Akan tetapi tetap terjadi kecenderungan peningkatan kasus dari tahun ke tahun. Hal inilah yang mendasari dilakukannya berbagai penelitian untuk mendapatkan alternatif farmakoterapi dalam menangani aterosklerosis. Perkembangan terkini di bidang farmasi adalah penggunaan obat-obat herbal. Hal ini sejalan dengan keinginan masyarakat yang ingin menggunakan bahan-bahan dari alam. Kacang hijau merupakan hasil pertanian yang umum dijumpai di Indonesia. Tauge (Vigna radiata (L)) merupakan bentuk kecambah dari tanaman ini. Tauge memiliki kandungan antioksidan yang cukup tinggi diantaranya Vitamin E (α Tokoferol), vitamin C, fenol, flavonoid, fitosterol dan beberapa mineral (selenium, mangan, tembaga, zinc dan besi) (Astawan, 2005). Antioksidan berperan melindungi tubuh terhadap radikal bebas dan inflamasi yang terjadi (Rohmatussolihat, 2009). Adanya kandungan antioksidan pada tauge dapat digunakan sebagai alternatif tatalakasana terhadap penyakit kardiovaskular dalam hal ini aterosklerosis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak tauge terhadap ketebalan tunika intima-media aorta abdominalis. Subyek dan Metode Subyek penelitian adalah tikus wistar jantan umur 2-3 bulan dengan berat 200 gram. Besar sampel adalah 25 ekor. Penelitian ini menggunakan rancangan percobaan Post Test Only Control Group Design. Tikus yang memenuhi syarat dibagi dalam 5 kelompok. Kelima kelompok tersebut adalah kelompok diet normal/kontrol negatif (K-), kelompok stress fisik/kontrol positif (K+), kelompok stres fisik + ekstrak tauge 50 mg/kgbb/hari (P1), kelompok stres fisik + ekstrak tauge 100 mg/kgbb/hari (P2), kelompok stres fisik + ekstrak tauge 200 mg/kgbb/hari (P3). Lama penelitian adalah 10 hari. Variabel penelitian adalah ketebalan tunika intima-media aorta. Aorta yang sudah diisolasi difiksasi dengan formalin 10% kemudian dibuat sediaan histologis dan diwarnai dengan Hematoxyllin Eosin (HE). Pengamatan dilakukan menggunakan mikroskop cahaya dengan pembesaran 400x. Ketebalan tunika intima-media adalah ketebalan dinding arteri pada potongan melintang yang diukur mulai dari tunika intima hingga batas antara tunika media dan adventisia dengan menggunakan mikrometer yang telah dikalibrasi terlebih dahulu. Analisis Data Data yang didapat dimasukkan dalam tabel dan disajikan dalam bentuk grafik. Berdasarkan skala data, jumlah variabel, distribusi data, homogenitas variansi dan rancangan percobaan yang digunakan, maka data yang didapatkan selanjutnya dianalisis dengan uji One Way ANOVA dengan tingkat kepercayaan 95% (α=0,05) kemudian bila didapatkan signifikansi dilanjutkan dengan uji beda. Analisis dilakukan dengan menggunakan program komputer. Vol. 1 No. 2 (2015) Journal of Agromedicine and Medical Sciences 27

Hasil Setiap tikus pada seluruh kelompok dilakukan pemberian stres fisik berupa renang yang dipaksakan dengan pemberian beban timbale sebesar 6 % dari BB tikus selama 10 hari. Stres fisik dilakukan selama 30 menit. Pada kelompok perlakuan ditambahkan pemberian ekstrak tauge berbagai pada 1 jam sebelum pemberian stres fisik. Pada hari ke-11 dilakukan pengambilan darah sebanyak 3 ml melalui jantung. Kadar MDA serum dihitung dengan menggunakan MDA kit assay metode ELISA (Enzyme Linked Immunosorbent Assay). Pembacaan hasil menggunakan ELISA reader dengan panjang gelombang 450 nm, hasil dinyatakan dalam nmol/ml Tabel 1 Rata-rata Kadar Malondialdehid (MDA) Serum (nmol/ml) Kelompok Mean + SD K 55,09 ± 9,49 ac K+ 69,71 ± 16,38 a P1 P2 P3 Ket: p<0,05 57,44 ± 16,86 ac 47,75 ± 21,87 bc 29,15 ± 11,18 b Kadar malondialdehid (MDA) serum ditunjukkan pada tabel 4.1. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa data pada kelima kelompok berdistribusi normal (p>0.05). Sedangkan uji homogenitas Levene untuk mengevaluasi variance sampel didapatkan bahwa variansi data antar kelompok homogen. Data kemudian diolah dengan menggunakan uji statistik ANOVA satu arah dan didapatkan hasil p=0,012 (p<0,05), sehingga hipotesis nol (H 0 ) ditolak. Terdapat perbedaan yang signifikan kadar MDA serum antar kelompok. Selanjutnya untuk mengetahui kelompok mana saja yang berbeda dilakukan uji LSD. Hasil pengukuran ketebalan tunika intima-media aorta dengan menggunakan mikrometer dapat dilihat pada tabel 2. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa data pada kelima kelompok berdistribusi normal (p>0.05). Sedangkan uji homogenitas Levene untuk mengevaluasi variance sampel didapatkan bahwa variansi data antar kelompok homogen. Tabel 2 Rata-rata ketebalan tunika intima-media aorta (µm) Kelompok Mean + SD K 75,63 + 4,12 K+ 81,13 + 12,56 P1 79,13 + 6,56 P2 75,88 + 11,83 P3 75,50 + 7,66 Data kemudian diolah dengan menggunakan uji statistik ANOVA satu arah dan didapatkan hasil p=0,814 (p>0,05), sehingga hipotesis nol (H 0 ) diterima. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan ketebalan tunika intima-media aorta antar kelompok. Diskusi Berenang merupakan salah satu aktivitas yang paling sering digunakan dalam penelitian laboratorium menggunakan hewan coba untuk mempelajari perubahan fisiologis dan kapasitas organisme dalam menghadapi stres (Greenen et al., 1998; Tan et al., 1992). Situasi stres menyebabkan perubahan fisiologis, neurokimia, perubahan imunologi dan perilaku pada organisme untuk mempertahankan keadaan homeostasis. Namun apabila paparan terhadap stressor tersebut melebihi kapasitas organisme tersebut maka dapat terjadi kondisi patologis (Nayanatara, 2005). Pada aktivitas fisik berat terjadi peningkatan metabolisme dan konsumsi oksigen. Kebutuhan oksigen yang tinggi pada aktivitas fisik berat menyebabkan terjadinya hipoksemia pada tubuh dan terjadi pembentukan ROS ( O2-) (Suryohudoyo, 2005). Semakin tinggi produksi ROS, semakin banyak pula yang gagal dinetralisir oleh sistem antioksidan dalam tubuh, akibatnya kadar MDA serum akan meningkat. Kondisi seperti ini disebut stres oksidatif (Suryohudoyo, 2005). Pada penelitian ini didapatkan peningkatan kadar MDA serum pada kelompok yang mendapatkan stres fisik (swimming stress) yaitu sebesar 69,71 ± 16,38 nmol/ml dibandingkan pada kelompok yang tidak mendapatkan perlakuan stres fisik, yaitu sebesar 55,09 ± 9,49 nmol/ml. Hal ini menunjukkan bahwa swimming stress menyebabkan stres fisik yang ditandai dengan peningkatan kadar MDA serum. Vol. 1 No. 2 (2015) Journal of Agromedicine and Medical Sciences 28

Pemberian ekstrak tauge berbagai dosis menyebabkan penurunan kadar MDA serum. Pada dosis besar 100 mg/200 g BB tikus/hari menyebabkan penurunan kadar MDA terbesar, yaitu sebesar 29,15 ± 11,18 nmol/ml dibandingkan dengan pemberian dosis kecil 25 mg/200 g BB tikus/hari, yaitu sebesar 57,44 ± 16,86 nmol/ml Tauge (Vigna radiata (L)) mengandung fitosterol dan komponennya (β-sitosterol, stigmasterol, dan campesterol) yang bersifat sebagai antioksidan. Adanya komponen tersebut berperan dalam melawan peroksidasi lipid (Yoshida dan Niki, 2003). Kandungan lain pada tauge yaitu vitamin E berfungsi dalam mengendalikan peroksidasi lemak melalui pelepasan ion hidrogen (radikal peroksil) menjadi radikal tocopheroxyl, serta menyekat aktivitas tambahan yang dilakukan oleh peroksida sehingga menghambat reaksi berantai (peroksidasi lipid) dan bersifat membatasi kerusakan (Haryatmi, 2004). Vitamin E dapat mempertahankan integritas membran sel dengan menghambat aktivitas NO (nitrit oxide) endotel dan menghambat adhesi leukosit pada sel yang mengalami kerusakan. Inhibisi aktivitas NO juga diperankan vitamin C. Vitamin C dapat menangkal radikal hidroksil (OH) dan sebagai donor hidrogen untuk perubahan radikal tocopheroxyl menjadi α-tokoferol. Vitamin C juga merupakan penyetabil keberadaan vitamin E (Sukandar, 2006). Bentuk vitamin E yang paling aktif dan paling penting untuk aktivitas biologi tubuh adalah α-tokoferol (Sareharto, 2010). Fitosterol dan vitamin E memiliki kerja yang sama yaitu dengan memutus rantai peroksida lipid pada membran sel (Hariyatmi, 2004). Hal ini menyebabkan ekstrak tauge dapat menurunkan kadar MDA serum dengan memutus rantai peroksidasi lipid. Seperti yang disebutkan diatas bahwa pemberian stres fisik dapat menyebabkan terbentuknya ROS dan terjadi kerusakan jaringan yang ditandai dengan peningkatan kadar MDA. Tingginya kadar ROS dalam peredaran darah dapat menyebabkan terjadinya cedera endotel pembuluh darah yang merupakan lesi awal dalam proses perkembangan aterosklerosis (Raitakari et al, 1998; Sperelakis, 1998). Pada aterosklerosis terjadi penebalan tunika intima-media yang memiliki asosiasi dengan peningkatan penyakit jantung koroner, infark miokardium, dan stroke (Mumpuni et al, 2012). Pembuluh darah besar seperti aorta merupakan lokasi yang sering terjadi penebalan tunika intimamedia (Kumar et al, 2010). Aterosklerosis adalah proses yang kronik, terjadi perlahan-lahan, memakan waktu sampai puluhan tahun (Kumar et al, 2010). Penelitian pada binatang coba menyebutkan dibutuhkan waktu 6 minggu untuk terjadinya penebalan tunika intima-media pada tikus yang mendapat diet hiperkolesterolemia (Mulyohadi et al, 2006). Berdasarkan penelusuran literatur masih belum diketahu. waktu yang dibutuhkan untuk terjadinya penebalan tunika intima-media pada binatang coba yang mendapat stres fisik (swimming stress). Data menunjukkan bahwa pada hari ke-7 perlakuan stres fisik terjadi kerusakan pada organ hepar, ginjal dan beberapa regio di otak (Nayanatara et al, 2005). Pada penelitian ini meskipun terjadi peningkatan ketebalan tunika intima-media aorta pada kelompok yang mendapat stres fisik (81,13 + 12,56 µm) dibandingkan kelompok yang tidak mendapat stres fisik (75,63 + 4,12 µm) namun peningkatan tersebut tidak bermakna secara statistik. Begitu pula dengan pemberian ekstrak tauge pada kelompok perlakuan didapatkan penurunan ketebalan tunika intima-media berturut-turut sebesar 79,13 + 6,56 µm; 75,88 + 11,83 µm; 75,50 + 7,66 µm pada pemberian ekstrak tauge 25, 50 dan 100 mg/200 g BB tikus/hari tidak didapatkan perbedaan yang signifikan. Perubahan morfologi jaringan seperti pada lapisan tunika intima-media aorta memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan perubahan biokimia/perubahan fungsional. Hal ini dibuktikan dari data penelitin ini dimana sudah terjadi perubahan pada kadar MDA namun perubahan morfologi melalui pengamatan mikroskopis masih belum tampak adanya perubahan. Oleh karena itu diperlukan pemeriksaan/metode khusus untuk mengetahui adanya perubahan morfologi tersebut misalnya dengan menggunakan pewarnaan imunohistokimia ataupun pemeriksaan menggunakan mikroskop elektron. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak tauge (Vigna radiata (L)) dapat menurunkan kadar MDA pada tikus yang mendapat stres fisik. Penurunan kadar MDA terbanyak didapatkan pada pemberian ekstrak tauge sebesar 100 mg/200 g BB tikus/hari. Sedangkan pemberian ekstrak tauge tidak dapat menghambat ketebalan tunika intima-media aorta. Vol. 1 No. 2 (2015) Journal of Agromedicine and Medical Sciences 29

Ucapan Terima Kasih Penelitian ini didanai oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui program BOPTN/ Penelitian Dosen Pemula berdasarkan SPK no. 809/ UN25.3.1/ LT.6/ 2014. Daftar Pustaka Astawan, M. 2005. Kacang Hijau, Antioksidan yang Membantu Kesuburan Pria. http://web.ipb.ac.id/~tpg/de/pubde_ntrtn hlth_kacanghijau.php [10 Juli 2013] Constantinides P, 1994. General Pathobiology. USA : Appelton & Lange, pp. 59-105. Hariyatmi. 2004. Kemampuan Vitamin E sebagai Antioksidan Terhadap Radikal Bebas Pada Lanjut Usia. MIPA. Vol. 14 (1): 52-60. Kumar V, Abbas AK, Fausto N, Aster JC, 2010. Robbins and Cotran: Pathologic Basis of Disease 8th edition. Philadelphia: Saunders, pp. 496-506.Lilly LS, 2011. Pathophysiology of Heart Disease Fifth Edition. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins, a Wolters Kluwer, pp 114, 119. Mulyohadi A, Murwani S, Ketut M. Diet aterogenik pada tikus putih (Rattus novergicus strain Wistar) sebagai model hewan aterosklerosis. Malang: Jurnal kedokteran Brawijaya 2006; vol. 22: 6-9. Mumpuni ASS, Lukito AA, Mayza A, 2012. Ringkasan Eksekutif Risiko Total Kardiovaskular pada Hipertensi. Jakarta: InaSH. Hal 13-14. Nayanatara, A. K., Nagaraja, H. S., dan Anupama, B. K. 2005. The Effect of Repeated Swimming Stress on Organ Weights and Lipid Peroxidation in Rats. The Journal of Physiological Sciences: ISSN 0857 5754 Volume 18. Page 3 9 Peake JM, Suzuki K, Coombes JS, 2007. The influence of antioxidant supplementation on markers of inflammation and the relationship to oxidative stress after exercise. J Nutr Biochem. Jun; 18(6):357-71. Rohmatussolihat. 2009. Antioksidan, Penyelamat Sel-Sel Tubuh Manusia. BioTrends, Vol 4, No.1. Sareharto, T.P. 2010. Kadar Vitamin E Rendah Sebagai Faktor Risiko Peningkatan Bilirubin Serum Pada Neonatus. Semarang: Ilmu Kesehatan Anak Universitas Diponegoro. Sukandar, E. 2006. Stres Oksidatif sebagai Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskular. Farmacia. Vol. 6:1 Suryohudoyo, P. 2005. Oxidant and Antioxidant Defense in Health and Disease. Post Graduate Program Airlangga University in Collaboration with Institute of Biochemistry. Berlin: Hombolt University. World Health Organization, 2009. Cardiovascular Diseases. http://who.int/medicacentre/factsheets/fs 317/en/index.html, [6 Maret 2013]. Yoshida Y., dan Niki E., 2003, Antioxidant Effects of Phytosterol and Its Components. J. Nutr. Sci. Vitaminol. Vol. 49 : 277-80. Vol. 1 No. 2 (2015) Journal of Agromedicine and Medical Sciences 30