6 ESTIMASI SUPPLY DAN DEMAND IKAN DI KOTA AMBON

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. oleh kelompok menengah yang mulai tumbuh, daya beli masyarakat yang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BERAS DI KABUPATEN KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING AYAM BROILER PADA RUMAH TANGGA DI KECAMATAN IDI RAYEUK KABUPATEN ACEH TIMUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Daging Sapi

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran rakyat dilakukan secara terencana, rasional, optimal, bertanggung jawab dan sesuai kemampuan daya dukungnya dengan

Penelitian ini dilakukan di Kota Bogor,karena untuk memudahkan penulis. melakukan penelitian. Lokasi penelitian dilakukan dengan sengaja (purposive),

BAB III METODE PENELITIAN. Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kabupaten Kota Medan. Lokasi

BAB I PENDAHULUAN. panjang yang disertai oleh perbaikann sistem kelembagaan (Arsyad, 2010:11)

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING AYAM BROILER DI KOTA MEDAN Helmi Mawaddah *), Satia Negara Lubis **) dan Emalisa ***) *)

BAB III METODE PENELITIAN. wisata, jumlah wisatawan dan Produk Domestik Regional Bruto terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Bangsa dan Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan rumah tangga. Semakin tinggi pendapatan rumah tangga atau

III METODE PENELITIAN. dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan wilayah

BAB III METODE PENELITIAN. Permintaan Beras di Kabupaten Kudus. Faktor-Faktor Permintaan Beras. Analisis Permintaan Beras

BAB I PENDAHULUAN. pasar lokal dari yang terpengaruh oleh volatilitas harga di pasar dunia, dan

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di Pulau Untung Jawa Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendukung pembangunan ekonomi nasional. Namun potensi tersebut. dengan pasokan produk kelautan dan perikanan.

BAB III METODE PENELITIAN. Brondong dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Brondong di Jalan Raya Brondong

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING SAPI DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibandingkan dengan produksi sub-sektor perikanan tangkap.

DETERMINAN PERMINTAAN EKSPOR UDANG BEKU JAWA TIMUR KE AMERIKA SERIKAT PENDAHULUAN

Dari waktu ke waktu jumlah penduduk Indonesia yang tinggal di daerah perkotaan senantiasa bertambah seiring dengan pertumbuhan penduduk dan

DAMPAK PROGRAM KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) TERHADAP PENGELUARAN KONSUMSI RUMAH TANGGA

3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Sampel 3.5 Jenis Data yang Dikumpulkan

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN

ANALISA PERMINTAAN. P(x) Individu 1 P(x) Individu 2 P(x) Individu Dx = d1 + d

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Boks.1 PENGARUH PERUBAHAN HARGA TERHADAP JUMLAH PERMINTAAN KOMODITI BAHAN MAKANAN DI KOTA JAMBI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DAGING SAPI DI SUMATERA UTARA

ANALISIS PERMINTAAN DAGING SAPI DI KOTA MEDAN. Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ABSTRAK

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN CABAI MERAH DI PROVINSI SUMATERA UTARA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS INDONESIA TAHUN JURNAL PUBLIKASI

PERBANDINGAN METODE AUTOREGRESI DAN AUTOKORELASI SERTA SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING

BAB III METODE PENELITIAN. Bangli, Kabupaten Karangasem, dan Kabupaten Buleleng.

PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SAMARINDA

BAB III METODE PENELITIAN. periode amatan antara tahun Alasan pemilihan pemilihan tahun yang

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan data di lapangan dilakukan pada bulan April Mei 2011.

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

BAB III METODE PENELITIAN. data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur.

3 METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN. kriteria tertentu. Alasan dalam pemilihan lokasi penelitian adalah TPI Wonokerto

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PERMINTAAN DAGING SAPI DI KOTA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, jenis disain penelitian yang adalah kausalitas. Kausalitas

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara adalah perdagangan internasional. Perdagangan internasional

METODE PENELITIAN. disusun, ditabulasi, dianalisis, kemudian diterangkan hubungan dan dilakukan uji

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi dibutuhkan peran pemerintah, tingkat

BAB I. PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

III. METODOLOGI PENELITIAN. berhubungan dengan penelitian. Dalam penelitian ini terdapat enam variabel

BAB III METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

VI. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB DEINDUSTRIALISASI

III. METODE PENELITIAN. probiotik maupun non probiotik oleh peternak, dimulai dari pembesaran bibit

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Provinsi Lampung yang terdiri dari 14 kabupaten/kota

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Pengumpulan Data Penelitian. 100 orang responden konsumen batik Kampung Batik Kauman Kota

VIII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBELIAN DAGING SAPI

BAB III METODE PENELITIAN. belum mampu memenuhi kebutuhan hidup sebagian besar petani di Indonesia. Hal

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita diharapkan masalah-masalah seperti pengangguran, kemiskinan, dan

ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN TELUR AYAM RAS DI SUMATERA UTARA

A N A L I S I S D A N F A K T O R - F A K T O R Y A N G RUMAH TANGGA MASYARAKAT NELAYAN

BAB III METODE PENELITIAN

Regresi Linier Berganda

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN. analisis tersebut untuk memperoleh kesimpulan. 68 Jenis penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan

PROYEKSI PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SURAKARTA

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.

BAB I PENDAHULUAN. laut Indonesia diperkirakan sebesar 5.8 juta km 2 dengan garis pantai terpanjang

III. METODE PENELITIAN. dan batasan operasional. Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup

BAB III METODE PENELITIAN. dengan kurun waktu , mengenai Jumlah Wisatawan, Tingkat Hunian

ANALISIS INDEKS HARGA KONSUMEN TERHADAP INDEKS HARGA SANDANG DAN PANGAN DI KOTA AMBON

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di

BAB III METODE PENELITIAN. pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas. Berdasarkan tujuan penelitian maka

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1.Objek Penelitian Dalam penelitian ini terdiri dari varabel terikat dan variabel bebas. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan, berdasarkan

Pengaruh pendidikan, upah dan kesempatan kerja terhadap pengangguran terdidik di Provinsi Jambi

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah, Jawa Barat, DI.Yogyakarta, Banten dan DKI Jakarta).

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian dari sektor

BAB III METODE PENELITIAN. dan pertumbuhan ekonomi adalah laporan keuangan pemerintah daerah

BAB I PENDAHULUAN. fakta bahwa pertanian padi merupakan penghidupan bagi sebagian besar

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai bobot badan antara 1,5-2.8 kg/ekor dan bisa segera

III. METODE PENELITIAN. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Daerah

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan sektor properti dan real estate yang terdaftar pada Bursa Efek

4 METODE. Desain, Tempat dan Waktu. Teknik Penarikan Contoh

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis Korelasi adalah metode statstika yang digunakan untuk menentukan

E. Prasetyo, Mukson, T. Ekowati dan A. Setiadi Laboratorium Sosial Ekonomi Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro ABSTRAK

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... ABSTRACT... DAFTAR TABEL... DAFTAR ILUSTRASI... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. alasan bahwa Kabupaten Sumenep mempunyai penduduk yang cukup besar

Transkripsi:

103 6 ESTIMASI SUPPLY DAN DEMAND IKAN DI KOTA AMBON 6.1 Pendahuluan Penyediaan pangan masih merupakan masalah penting di Indonesia. Sumber daya manusia Indonesia perlu dibangun agar tangguh dan kuat, dari segi fisik hal tersebut dapat diupayakan dengan mengonsumsi makanan yang bergizi misalnya protein hewani. Pangan dan gizi merupakan unsur yang penting dalam membentuk SDM yang berkualitas, karena itu pemerintah berupaya mewujudkan ketahanan pangan dan perbaikan gizi sampai pada tingkat rumah tangga. Ikan merupakan salah satu sumber protein hewani menjadi alternatif untuk penyediaan makanan bergizi. Pengembangan subsektor perikanan di wilayah Provinsi Maluku khususnya kota Ambon telah menghasilkan berbagai kemajuan. Indikator tersebut dapat dilihat pada produksi perikanan laut. Hal tersebut dapat dilihat dari dari data statistik perikanan PPN Ambon sebagai pemasok terbesar kebutuhan ikan di kota Ambon. Sebagaimana yang ditunjukkan dengan telah meningkat dari sekitar 716 ton pada tahun 2005 menjadi 62,689 ton pada tahun 2010. Dengan nilai produksi Rp. 2,718,949,353,- / thn menjadi Rp. 602,982,785,509,- / thn. Peningkatan produksi perikanan telah memungkinkan peningkatan konsumsi hasil perikanan dari sekitar Rp. 6,675,907,- perkapita pertahun (2005) menjadi sekitar Rp. 10,983,514,- perkapita pertahun di akhir Desember 2010. 6.1.1 Rumusan masalah Pemecahan masalah keputusan dalam suatu bidang bisnis, salah satu data yang diperlukan adalah data permintaan. Permintaan konsumen terhadap suatu produk/barang dapat dinyatakan dengan suatu fungsi yang merupakan hubungan antara variabel dependen dengan variable independen. Variabel-variabel inilah yang nantinya akan dicari nilai koefisiennya dan akhirnya dengan suatu teknik tertentu dapat diketahui hubungan antara kedua variabel tersebut. Beranjak dari apa yang telah diuraikan diatas, maka yang menjadi pertanyaan penelitian dalam layanan pemintaan dan suplai kebutuhan ikan di kota Ambon ini adalah sebagai berikut :

104 1) Bagaimana menentukan nilai koefisien dari fungsi permintaan. 2) Upaya (teknik) apa yang digunakan untuk menentukan hubungan statistik antara permintaan konsumen (variabel dependen) dengan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan tersebut (variabel independen)` 6.1.2 Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi permintaan dan suplai ikan di PPN Ambon. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi PPN Ambon sebagai pemasok ikan terbesar di Kota Ambon sebagai bagian wilayah pelayanannya, sehingga dapat meningkatkan kinerjanya dan pengembangan layanannya. 6.2 Metodologi Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik yaitu metode yang memusatkan pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang, pada masa yang aktual (Nazir 1995). 6.2.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Ambon. Kegiatan penelitian dimulai dengan survei awal pada bulan Februari- Juni 2011 dan dilanjutkan pada bulan Agustus-Desember 2011. 6.2.2 Pengumpulan data Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dalam 2 cara yaitu menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer yaitu wawancara langsung responden. Sementara Data sekunder time series yang diambil dari statistik perikanan dikumpulkan dari Badan Pusat Statistik Kota Ambon, Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku, Dinas Perikanan Kota Ambon, Dinas Perikanan Provinsi Maluku, dan PPN Ambon. 6.2.3 Metode analisis Metode analisis yang digunakan dalam survei penelitian ini adalah analisis fungsi permintaan. Sebagaimana diketahui bahwa fungsi permintaan dinyatakan

105 sebagai fungsi dari variabel harga atas produk itu sendiri, harga yang berhubungan dengan barang lain, advertensi produk itu sendiri, advertensi barang lain, pendapatan konsumen, rasa, dan harapan, serta variabel-variabel lain yang dianggap penting dalam penetapan estimasi permintaan. Fungsi tersebut diformulasikan sebagai berikut : Q x = α + β1 Px + β2 Py + β 3 Ax + β4 Ay + β5 Ic + β6 Tc + β7 Ec + β8 N Alfa α intercept atau konstanta, sedangkan beta (β) adalah ukuran nilai atau koefisien penentu terhadap naik/turunnya permintaan sebagai variable tergantung, sehingga nilai perubahannya adalah sangat tergantung pada nilai yang ditentukan atas variabel explanatif. Besarnya nilai setiap variabel pada saat ini dapat diketahui atau ditemukan melalui suatu penelitian. Koefisien dari variabelvariabel inilah yang menjadi "rahasia" dan penting bagi kita dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu, makalah ini ingin membahas penentuan koefisien itu dan hubungan antara variabel dependen variabel independen. Teknik statistik yang digunakan untuk menemukan ketergantungan dari suatu variabel terhadap satu atau lebih variabel lain. Jadi teknik ini dapat terapkan untuk mencari nilai dari koefisien-koefisien tersebut menunjukkan pengaruh dari variabel yang menentukan permintaan sebuah produk. Untuk analisis regresi, kita membutuhkan sejumlah observasi, masing-masing terdiri dari variabel dependen Y dan nilai variabel independen X yang berhubungan. Analisa regresi ini memungkinkan kita untuk menarik kesimpulan dari pola hubungan yang ditunjukan oleh hasil observasi. Dalam analisis ini digunakan data runtut waktu (time series) maupun data seksi-silang (cross-section). Mengacu pada tujuan pengoptimuman layanan PPN Ambon berdasarkan supply dan demand, maka dapat dirumuskan sasaran-sasaran yang akan dicapai, yang lebih jauh lagi dapat dijabarkan ke dalam suatu fungsi, dalam hal ini fungsi supply dan fungsi demand. 6.3 Hasil dan Pembahasan Dari hasil penelitian, data yang dianalisis adalah time series selama 60 bulan yaitu dari tahun 2006 2010.

106 Tabel 22 Series tahunan demand dan supply ikan tahun 2006-2010 No. Tahun Supply (ton)*) Demand (ton) 1 2005 716 160 2 2006 71.945 165 3 2007 46.492 172 4 2008 8.215 178 5 2009 23.826 201 6 2010 62.689 214**) Sumber: Dinas Perikanan Provinsi Maluku (2005-2009) Laporan Tahunan PPN Ambon (2005-2010) Susenas (BPS, 2005-2009); *) total pendaratan ikan **) estimasi Gambar 47 Fluktuasi pendaratan series bulanan ikan selama 2006-2010 Gambar 48 Fluktuasi time series tahunan pendaratan ikan tahun (2006-2010) Dengan menggunakan analisis regresi berganda. Hasil analisis regresi fungsi permintaan dapat dilihat pada Tabel 23. Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa secara simultan variabel independen permintaan dan suplai ikan adalah sebagai berikut:

107 Tabel 23 Hasil estimasi suplai ikan di Ambon menggunakan Fungsi Suplai Linier No. Variabel Koefisien a Nilai-t Tingkat Nyata 1. Frekuensi kapal 0,170 1,964 0,10*** 2. Harga jual ikan 0,111 1,565 Tidak nyata 3. Harga air -3,464-1,137 Tidak nyata 4. Harga BBM -0,123-2,154 0,05*** 5. Harga es 4,208 1,606 Tidak nyata 6. Konstanta (α) 38.072,084 1,653 Tidak nyata R 2 86,1% *** = Signifikansi α = 1% ** = Signifikansi α = 5% * = Signifikansi α = 10% Hasil estimasi fungsi supply ikan di Ambon menunjukkan bahwa hanya ada dua variable yang signifikan, yaitu frekuenasi kapal dan harga bahan bakar minyak (BBM). Frekuensi kapal memiliki koefisien positif (0,170) yang menunjukkan bahwa semakin banyak frekuensi kapal penangkap ikan yang mendarat di PPN Ambon maka akan semakin banyak supply ikan yang dihasilkan. Hal ini wajar karena semua kapal penangkap ikan yang mendarat di PPN Ambon selalu mebawa ikan hasil tangkapan. Koefisien harga BBM signifikan negatif (- 0,123) yang mengindikasikan bahwa semakin tinggi harga BBM maka akan semakin sedikit supply ikan. Pembelian BBM merupakan biaya yang sangat penting dalam operasi penangkapan ikan. Jika harga ikan tidak berubah dan modal operasi kapal juga relatif tetap maka kapal-kapal penangkap ikan akan terbatas jangkauan operasinya karena jumlah bahan bakar yang bisa dibeli semakin sedikit. Dengan demikian jumlah ikan yang ditangkap akan semakin sedikit. Tabel 24 Hasil estimasi demand ikan di Ambon menggunakan Fungsi Linier No. Variabel Koefisien Nilai-t Tingkat Nyata 1. Jumlah penduduk 0,774 31,272 0,01*** 2. Pendapatan per kapita 0,260 5,530 0,01*** 3. Harga beli ikan -0,150-5,145 0,01*** 4. Harga beli daging 0,114 4,126 0,01*** 5. Konstanta (α) 107,290-0,140 Tidak nyata R 2 99,7% *** = Signifikansi α = 1% ** = Signifikansi α = 5% * = Signifikansi α = 10%

108 Hasil estimasi fungsi demand menunjukkan bahwa semua variabel memiliki koefisien yang signifikan, kecuali konstanta. Variabel penduduk memiliki koefisien positif (0,774) artinya pertumbuhan penduduk akan meningkatkan permintaan ikan dengan asumsi faktor lain tetap. Demikian pula pendapatan per kapita juga memiliki koefisien positif (0,260) yang mempunyai implikasi konsumsi ikan per kapita semakin tinggi seiring peningkatan pendapatan penduduk. Harga beli ikan memiliki koefisien negatif (-0,150) menunjukkan bahwa peningkatan harga ikan akan menurunkan komoditas tersebut. Sebaliknya harga daging memiliki koefisien positif (0,114) yang menunjukkan bahwa semakin mahal harga daging maka akan semakin tinggi permintaan ikan karena penduduk setempat akan lebih memilih konsumsi ikan jika harga ikan tetap. Hal ini juga menunjukkan bahwa daging merupakan substitusi ikan bagi penduduk Ambon. Tabel 25 Prediksi suplai dan permintaan ikan di Ambon, 2011-2015 (ton/tahun) Tahun Suplai Permintaan 2011 245.589 204.777 2012 259.008 205.159 2013 277.003 205.916 2014 300.632 205.925 2015 331.568 206.307 Sumber: PPN Ambon (2006-2010) Menurut hasil estimasi supply dan demand maka dihasilkan prediksi volume demand dan supply ikan dari tahun 2011 hingga tahun 2015. Dalam Tabel 25 ditunjukkan bahwa supply ikan meningkat dari 246 ton pada tahun 2011 menjadi 332 ton. Sedangkan demand ikan naik dari 205 ton pada tahun 2011 menjadi 206 ton pada tahun 2015. Supply ikan yang lebih besar dari demand ikan akan didistribusikan untuk perdagangan antar pulau maupun ekspor.

109 Gambar 49 Prediksi supply dan demand ikan di PPN Ambon tahun 2011 2015 sumber: Tabel 25 6.4 KESIMPULAN 1) Kebutuhan konsumsi ikan di kota Ambon tiap tahun mengalami peningkatan dari tahun 2006 sampai 2010, namun tahun 2008 terjadi penurunan, namun adanya kesadaran masyarakat akan pentingnya konsumsi protein hewani asal ikan sehingga permintaan ikan di tahun berikutnya meningkat. 2) Melihat data konsumsi yang diperoleh di BPS Ambon ternyata penduduk Ambon lebih menyukai ikan sebagai lauk pauk dibandingkan daging karena harga ikan yang relatip lebih murah. 3) Variabel daging mempunyai pengaruh yang nyata terhadap permintaan ikan di Ambon. 4) Pendapatan perkapita mempengaruhi permintaan ikan sehingga dapat disimpulkan masyarakat kota Ambon lebih menyukai ikan di bandingkan lauk lain. Implikasi Oleh karena konsumsi ikan di kota Ambon tergolong tinggi seyogianya pihak PPN Ambon berusaha untuk meningkatkan performansinya dalam memenuhi permintaan ikan di wilayah pelayanannya.