PENILAIAN PORTOFOLIO. Nuryani Y. Rustaman *FPMlPA & PPS Universitas Pendidikan Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
Asesmen Portofolio dalam Pembelajaran (IPA) Di Sekolah Dasar. *Nuryani Y. Rustaman & **Andrian Rustaman

Oleh : Ana Ratna Wulan (FPMIPA UPI)

PENILAIAN HASIL BELAJAR IPA

Ana Ratna Wulan STRATEGI ASESMEN PORTOFOLIO PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA (FPMIPA, UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA)

PENILAIAN KINERJA DAN PORTOFOLIO PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI. Ana Ratna Wulan FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia

PENYUSUNAN ALAT PENILAIAN HASIL BELAJAR *) Oleh: Ali Muhson, M.Pd. **)

P MB M ELAJARAN N FIS I I S K I A

Untuk Guru-guru MTs-DEPAG

SILABUS. : Penilaian &Evaluasi Pembelajaran Sains/

MODEL PERKULIAHAN INDUKTIF PADA MATAKULIAH EVALUASI PEMBELAJARAN UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN CALON GURU DALAM MEMAHAMI KONSEP-KONSEP PENILAIAN

RENCANA PERKULIAHAN SEMESTER (RPS) JURUSAN BIOLOGI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

PENGEMBANGAN DAN PENGGUNAAN ASESMEN PORTOFOLIO PADA KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI UNTUK PEMBELAJARAN TEKNOLOGI

Penilaian Portofolio Sebagai Bentuk Penghargaan Guru Terhadap Hasil Belajar Dan Karya Siswa. Oleh Wahyudi

Silabus Evaluasi Pembelajaran Fisika FI 462

Evaluasi Pembelajaran Fisika

II. TINJAUAN PUSTAKA

Mengacu pada seluruh Ranah Sikap Capaian Pembelajaran Lulusan

Semester : 6 Kelompok mata kuliah : MKKP Program studi/program : Pendidikan Fisika/S-1

Alternative Assessment its Benefits on Botanic Phanerogamae Lecture Departement of Biology Education FPMIPA UPI

1. PERSOALAN PENILAIAN BELAJAR

Assesmen Portofolio dalam Pembelajaran Matematika

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

PENGEMBANGAN ASESMEN PEMBELAJARAN SESUAI TUNTUTAN KURIKULUM 2013 PADA MATERI FOTOSINTESIS DI SMP

praktikum sebagai sarana mempelajari konsep biologi (Kertodirekso et al., 1986).

PENILAIAN PORTOFOLIO DALAM MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. curriculum) ke kurikulum berbasis kompetensi (competency based. menuntut siswa untuk menerapkan langsung konsep yang di dapat dalam

TAHAP DEFINE DAN DESIGN PENGEMBANGAN ASESSMENT MATEMATIKA BERBASIS WEBSITE DI PERGURUAN TIGGI

PENTINGNYA ASESMEN AUTENTIK DAN ALTERNATIF DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI. I Wayan Karmana Dosen Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP Mataram -

PENGGUNAAN PETA KONSEP UNTUK ASESMEN DALAM PEMBELAJARAN SAINS. Rini Solihat Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat belajar IPA adalah sebagai produk dan sebagai proses, maka

PENGEMBANGAN RUBRIK ASESMEN UNTUK MENGUKUR KOMPETENSI MAHASISWA MERENCANAKAN PRAKTIKUM

KEMAMPUAN ASSESSMENT PEMBELAJARAN KIMIA MAHASISWA CALON GURU. Abstrak

ANALISIS BUTIR ULANGAN HARIAN BIOLOGI KELAS XI IPA 3 SMA KARTIKA III-1 BANYUBIRU MENGGUNAKAN KORELASI POINT BISERIAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PROGRAM PASCASARJANA

EVALUASI PEMBELAJARAN KIMIA. Dosen : Nahadi,SPd.MSi. MPd.

PENERAPAN LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KEMAMPUAN MENGELOLA ASESMEN PEMBELAJARAN BAGI MAHASISWA CALON GURU KIMIA

SILABUS. Pertemuan ke-2 Pertemuan ini membahas dan mendiskusikan tentang peranan formatif asesmen dan sumatif asesmen pada proses pembelajaran sejarah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STANDAR PROSES PEMBELAJARAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

MENYUSUN INSTRUMEN YANG VALID Dalam menyusun dan menganalisis instrument non tes pada makalah ini, kami menggunakan Skala Likert supaya dalam

PENILAIAN BERBASIS KELAS Nuryani Y.Rustaman*

DESKRIPSI MATA KULIAH

BBM IX. ASESMEN KINERJA DAN PORTOFOLIO DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SD

Pemahaman Konsep Siswa pada Materi Plantae Di Kelas X SMAN Aceh Besar

BAB VII TEKNIK PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN

JURNAL RISET FISIKA EDUKASI DAN SAINS

KODE MK POR 587 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA FPOK UPI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eka Kartikawati,2013

SILABUS EVALUASI PEMBELAJARAN SD (GD 519 / 2 SKS) SEMESTER GANJIL (7)

PENILAIAN BERBASIS KELAS

PROGRAM PEMBEKALAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN GURU DALAM ASSESSMENT PEMBELAJARAN KIMIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I bm GURU MAHIR MENDESAIN PENILAIAN AUTENTIK Sukmawarti, Rahmat Kartolo, Surtiani Ibtisam

KODE MK POR 587 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA FPOK UPI

Kebijakan Assessment dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Riskan Qadar, 2015

BAB I PENDAHULUAN. pola pikir siswa adalah pembelajaran matematika. Hal ini sesuai dengan yang

SILABUS MATAKULIAH EVALUASI OLAHRAGA

2015 PENERAPAN LEARNING LOG UNTUK MENDIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR SISWA SMA PADA MATERI ECHINODERMATA

BAB VI PENILAIAN DAN PENDEKATAN PENILAIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aa Juhanda, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ismi Rakhmawati, 2013

PELATIHANAN PENYUSUNAN ASESMEN OTENTIK KURIKULUM 2013 PADA GURU-GURU PENGAMPU MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI SMK NEGERI KABUPATEN BULELENG

ASESMEN PORTOFOLIO DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PENGARUH STRATEGI ASESMEN PORTOFOLIO TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SUNGGUMINASA KABUPATEN GOWA. Oleh: Muh.

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA : METODOLOGI PEMBELAJARAN

Peta Kompetensi Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran Biologi

KETERAMPILAN-KETERAMPILAN MENGAJAR

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada semua

AUTHENTIC ASSESSMENT DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH SD. Oleh Taufina Universitas Negeri Padang. Abstract

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENTAS TERBUKA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR FISIKA KOMPETENSI DASAR ALAT OPTIK KELAS X-4 SMAN 1 KEBOMAS-GRESIK

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PEMANFAATAN PORTOFOLIO SISWA KELAS V SDN KARUMBU KABUPATEN BIMA

Joyful Learning Journal

KOMPETENSI PENDIDIK DALAM BIDANG PENILAIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, mulai dari (kurikulum tahun 1994) yang menggunakan cara belajar

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, karena pendidikan

Pengembangan Rubrik Asesmen Kinerja untuk Mengukur Kompetensi Mahasiswa Melakukan Praktikum Kimia Analisis Volumetri

Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Kontekstual Tatag Y. E. Siswono FMIPA UNESA Surabaya

Prosiding Seminar Nasional Prodi Teknik Busana PTBB FT UNY Tahun 2005 PENERAPAN PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME DALAM MATA KULIAH PENGETAHUAN TEKSTIL

I. PENDAHULUAN. kegunaan penelitian. Pembahasan secara rinci masing-masing kajian tersebut

(Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta) Kata kunci: pembelajaran ekonomi, penilaian berbasis kompetensi.

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. (KPS) (Ramli, 2011). Selain itu, menurut Rustaman (2003) KPS. proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

Respon Mahasiswa terhadap Desain Perkuliahan Geometri yang Mengembangkan Kemampuan Komunikasi Matematika

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Rencana Pelaksanaan Perkuliahan

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN KOMPETENSI GURU MATEMATIKA DALAM MENGINTEGRASIKAN PEMBELAJARAN MATHEMATICAL LITERACY

Efektivitas Program Pembekalan Kemampuan Calon Guru Kimia dalam Bidang Penilaian Pembelajaran

Parsaoran Siahaan Fisika FPMIPA UPI-Bandung ASESMEN OTENTIK

PDF created with pdffactory Pro trial version MENJADI GURU KREATIF DAN INOVATIF

ISSN: Nurcholif Diah Sri Lestari Pendidikan Matematika, Universitas Jember

PENILAIAN AUTENTIK DI SEKOLAH DASAR Oleh: Wuri Wuryandani Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata asesmen berasal dari serapan bahasa Inggris yaitu assessment. Asesmen atau

Transkripsi:

PENILAIAN PORTOFOLIO Nuryani Y. Rustaman *FPMlPA & PPS Universitas Pendidikan Indonesia Penggunaan portofolio dalam penilaian hasil belajar sudah banyak digunakan di negara-negara lain dalam berbagai mata pelajaran atau mata kuliah. Penggunaan portofolio dalam penilaian program sudah sering diberlakukan di perguruan tinggi di Indonesia bersamaan dengan evaluasi diri oleh Badan Akreditasi Nasional. Dalam tulisan ini penilaian portofolio ditawarkan untuk menjaring proses dan perolehan hasil belajar. Asesmen dan Evaluasi Asesmen dan evaluasi memiliki cara pandang yang berbeda, walaupun sering dipersamakan dalam penggunaannya. Asesmen berada pada pihak yang diases dan digunakan untuk mengungkap kemajuan perorangan, sedangkan evaluasi berada pada posisi di pihak yang berbeda dari yang dievaluasi. Dalam bidang pendidikan asesmen sering dikaitkan dengan pencapaian kurikulum, dan digunakan untuk mengumpulkan informasi berkenaan dengan proses pembelajaran dan hasilnya. Sebaliknya evaluasi menilai hasil belajar yang sudah terjadi. Asesmen lebih luas dari pengukuran maupun "testing". Dikenal ada asesmen tes dan asesmen nontes atau asesmen alternatif. Asesmen alternatif sering disebut sebagai asesmen performan atau asesmen kinerja. Selain asesmen kinerja kita juga mengenal tes kinerja. ket: Gambar 1. Tes 2. Pengukuran 3. Asesmen 4. Evaluasi 4 1 2 3 Gb. 1 Keterkaitan Antara Evaluasi-Asesmen-Pengukuran-Tes 1

Prinsip-prinsip Penilaian dalam Asesmen Prinsip-prinsip penilaian dalam evaluasi berlaku juga dalam asesmen, seperti menyeluruh, berkesinambungan, berorientasi pada tujuan, bersifat obyektif dan terbuka, mempunyai kebermaknaan dan kesesuaian serta berfungsi mendidik. Selain itu sebagaimana juga dalam evaluasi yang dinilai bukanlah orang atau subyeknya, melainkan karakteristik dari subyek tersebut seperti kemampuan, kecakapan, sikap, penampilan. Asesmen bukanlah akhir atau tujuan itu sendiri. Asesmen merupakan proses yang memungkinkan pengambilan keputusan instruksional yang tepat dengan memberikan informasi pada dua pertanyaan mendasar, yaitu: bagaimana kita melaksanakannya, dan bagaimana kita dapat melakukannya dengan lebih baik. Hal itu dapat kita lakukan dengan bekerjasama dengan peserta didik dalam merencanakan, mengembangkan dan menemukannya bersama-sama. Target dan Teknik Asesmen Berkenaan dengan target atau sasaran asesmen, Stiggins (1994) membedakannya menjadi lima (5) target, yaitu pengetahuan (knowledge), penalaran (reasoning), keterampilan (skills), produk (product), dan afektif (affect). Adapun teknik asesmen dapat dibedakan menjadi respons terbatas (selected response), uraian (essay), kinerja (performance), dan komunikasi pribadi (personal communication). Teknik Target Pengetahuan Penalaran Keterampilan Produk Afektif Respons terbatas/pilihan Uraian Kinerja Komunikasi Pribadi Target dan teknik ini perlu diperhatikan sejak rancangannya, tetapi pada kenyataannya sering diabaikan. Berdasarkan target dan teknik sebagaimana digambarkan di atas, jelaslah bahwa kita perlu mempertimbangkan keterkaitan antara target dan teknik dengan cara menempatkannya pada kolom pertemuan 2

antara keduanya. Umpamanya pengetahuan dengan respons terbatas, atau penalaran dengan komunikasi pribadi. Apabila kita perhatikan tampaknya selama ini baru satu atau dua kolom saja yang terisi, yaitu antara pengetahuan dengan respons terbatas dan uraian. Sementara itu bentuk penilaian yang sering digunakan melibatkan aspek kognitif yang diperkenalkan oleh Bloom yaitu Cl (ingatan), C2 (pemahaman), dan C3 (aplikasi) dari Cl hingga C6 (evaluasi). Taksonomi Kognitif Bloom (Bloom Taxonomy) ini merupakan salah satu kerangka yang termasuk ke dalam target penalaran, selain kerangka menurut Norris & Ennis, Marzano, dan Quellmalz. Asesmen Portofolio Portofolio yang berasal dari kata portfolio sering disebut juga dengan istilah rubrics. Dalam asesmen, portofolio termasuk asesmen alternatif yang bahannya dapat bervariasi bergantung dari fungsi dan konteks asesmen. Pada umumnya portofolio berbentuk produk dokumen (tulisan, gambar, karangan, dll) dan melibatkan komunikasi yang inovatif. Hasil portofolio perorangan (ataupun kelompok) seringkali didiskusikan, diseminarkan, dan/atau dipamerkan. Portofolio diartikan sebagai sekumpulan upaya, kemajuan atau prestasi peserta didik yang terencana (bertujuan) pada area tertentu. Sementara itu portofolio juga diartikan sebagai suatu koleksi yang dikhususkan dari pekerjaan peserta didik yang mengalami perkembangan yang memungkinkan peserta didik dan pendidik menentukan kemajuan yang sudah dicapai oleh peserta didik. Dikatakan pekerjaan peserta didik mengalami perkembangan, karena mereka dapat merevisi pekerjaannya berdasarkan hasil "self assessment"nya. Self assessment ini penting dikembangkan pada diri orang yang belajar, khususnya pada orang (dewasa) yang belajar sendiri dan belajar untuk mengembangkan kemampuan sendiri. Mereka perlu menilai kemampuan dan kemajuan mereka sendiri. Konteks asesmen berkenaan dengan portofolio (Stiggins, 1994: 422):! Tujuan: dokumen peningkatan/kemajuan peserta didik selama satu satuan waktu. 3

! Hakekat hasil belajar: pengetahuan, penalaran, keterampilan, produk, dan/atau afektif perlu dinyatakan dalam portofolio yang mengarahkan peserta didik untuk mengumpulkan sampel pekerjaannya.! Fokus bukti: menunjukkan perubahan performan/kinerja peserta didik dari waktu ke waktu atau status dalam satu aspek tertentu pada waktunya.! Rentang waktu: Apabila kemajuan peserta didik menjadi fokus, perlu ada pembatasan waktu (satu bulan, satu semester).! Hakekat bukti: Jenis bukti apa yang akan digunakan untuk menunjukkan kemampuan peserta didik (tes, sampel pekerjaan, hasil observasi). Kelebihan/Keterbatasan Asesmen Portofolio dan Implikasinya Sebagai salah satu bentuk dari asesmen alternatif, asesmen portofolio mempunyai kekuatan atau keunggulan dan kekurangan atau keterbatasan. Kekuatan asesmen portofolio antara lain adalah: (a) memungkinkan pendidik mengases kemampuan peserta didik untuk membuat, menulis, menghasilkan berbagai tipe tugas akademik; (b) memungkinkan pendidik menilai keterampilan/kecakapan peserta didik; (c) mendorong kolaborasi (komunikasi dan hubungan) antara peserta didik dan pendidik; (d) memungkinkan pendidik mengintervensi proses dan menentukan di mana/bilamana pendidik perlu membantu. Kelemahan asesmen portofolio di antaranya adalah: memerlukan waktu yang relatif panjang dan segera (1); pendidik harus tekun, sabar, dan terampil (ii); tidak ada kriteria yang standar (iii). Walaupun tidak adanya kriteria yang standar dalam asesmen portofolio, tetapi ada komposisi tertentu yang menjadi kuncinya, terutama untuk asesmen portofolio di dalam kelas (Popham, 1995). Kita perlu meyakinkan diri kita bahwa peserta didik memiliki portofolionya sendiri. Kita juga perlu menentukan jenis sampel karya yang akan dikumpulkan. Setelah terkumpul sampel karya peserta didik perlu disimpan di tempat yang khusus. Selanjutnya bersama peserta didik memilih kriteria untuk menilai sampel karya portofolio. Dalam penilaian hendaknya diutamakan peserta didik yang menilai karya mereka sendiri secara kontinyu. Yang tidak kalah pentingnya adalah menjadwal dan melaksanakan 4

kegiatan seminar. Terakhir, sebaiknya orangtua peserta didik dilibatkan dalam proses asesmen portofolio. Dalam penggunaan portofolio hendaknya dipertimbangkan beberapa hal (Tierney et al., 1991). Pertama, hargai kepemilikan siswa terhadap hasil karyanya. Kedua, peserta didik dan pendidik bersama-sama memilih sampel karya siswa dalam konteks kelas yang mendukung minat peserta didik, pengambilan keputusan dan kolaborasi. Ketiga, undanglah orangtua untuk terlibat dalam proses portofolio, atau tetap adakan kontak dengan mereka tentang kegiatan-kegiatan yang sedang dan telah berlangsung dalam proses portofolio melalui buletin atau berita sekolah. Keempat, upayakan ada kegiatan diskusi untuk memantapkan tampilan portofolio, dengan cara memberikan masukan yang sifatnya memberi saran, bukan menilai, dalam hal menemukan atau memunculkan keunikan atau keunggulan karya mereka. Kelima, diskusikan unsur-unsur lain yang mungkin ditampilkan dari karya mereka agar mereka yakin bahwa karya mereka layak untuk ditampilkan secara bertanggungjawab dan membanggakan. Keenam, hendaknya peserta didik dibantu dalam memilih karya mereka untuk dipamerkan. Ketujuh, mintalah peserta didik untuk memberikan alasan mengapa mereka memilih karya tertentu mereka untuk dipamerkan atau ditayangkan dengan cara menuliskannya dalam kartu-kartu laporan secara teratur (periodik) untuk dapat dirujuk apabila akan diperbaharui atau direvisi. Kedelapan, adakan waktu untuk mereviu portofolio oleh pendidik sendiri, catat kekuatan dari masing-masing portofolio. Kesembilan, perbaharui portofolio yang ada secara berkala, peserta didik dilibatkan untuk membandingkan, menganalisis, dan memilih dengan berhati-hati dan berdasarkan pertimbangan yang dapat dipertanggungjawabkan. Kesepuluh, peserta didik mendapat kesempatan untuk mendiskusikan dan berbagi dengan peserta didik lainnya dalam pertemuan yang dijadwal, atau bahkan digelar dalam forum yang lebih luas (pameran). Terakhir, gunakan portofolio dalam diskusi bersama orangtua, dan pihak pengambil keputusan tentang kemajuan dan perkembangan potensi peserta didik. 5

Koleksi Data pada Penilaian Portofolio Terdapat beberapa cara mengumpulkan data yang diperlukan dalam penilaian portofolio. Cara-cara itu ada yang dilakukan oleh pendidik atau penilai (asesor), maupun oleh peserta didik atau pihak yang dinilai (diases). Cara-cara yang dilakukan oleh siswa antara lain adalah learning log, pemetaan konsep, bermain peran, jurnal, self-assessment. Cara-cara yang dilakukan oleh orang yang menilainya antara lain adalah annecdotal notes, pemberian skor peta konsep, feedback atau umpan balik. Learning log merupakan jurnal atau catatan pribadi buatan peserta didik mengungkap reaksi, respons belajar, perasaan dan pendapatnya tentang hal yang sedang dipelajari. Pemetaan konsep adalah membuat peta konsep berdasarkan acuan tertentu misalnya menurut Novak (1985). Peta konsep dapat memperlihatkan susunan berikir peserta didik. Bermain peran merupakan penampilan seseorang (peserta didik) mempelajari dengan seksama peran tokoh masyarakat atau ilmuwan dalam bidangnya. Jurnal merupakan catatan hasil pengamatan atau hasil kegiatan pengamat yang disusun secara sistematis sehingga memudahkan pembacaan dan penafsirannya. Self assesment dimaksudkan sebagai partisipasi peserta didik dalam menilai pekerjaan, hasil belajar dan kemajuan belajar mereka sendiri, baik yang positif maupun yang kurang positif agar dia mengetahui cara untuk memperbaikinya. Annecdotal notes adalah catatan kejadian spontan yang faktual dan objektif tentang kegiatan belajar peserta didik oleh pendidik atau penilai berkenaan dengan hasil kerja atau hasil asesmen terhadap dirinya. Penyekoran peta konsep dimaksudkan penggunaan peta konsep sebagai sarana untuk menilai kemajuan dan perkembangan pembuat peta konsep. Pemetaan konsep menurut Novak memiliki aturan pemberian tersendiri yang berlaku internasional dengan beberapa penyesuaian untuk skor ikatan silang. Fedback atau umpan balik berupa komentar atau catatan terhadap hasil kerja tertulis peserta didik sebagai masukan untuk bahan perbaikan. 6

Penutup Dengan segala keunggulan dan keterbatasannya asesmen portofolio dapat diberdayakan sebagai alternatif untuk mengases kemajuan peserta diklat dalam beberapa aspek, bukan hanya aspek pengetahuan atau penguasaan materi perkuliahan. Selain asesmen portofolio merupakan bagian yang terpadu dari pembelajaran, tidak terpisah. Salah satu keunggulan asesmen portofolio yang sangat potensial untuk diterapkan dalam pendidikan orang dewasa adalah "self assessment". Melalui program yang direncana dengan baik peserta didik dibimbing untuk mengembangkan kemampuan mereka untuk mengases kemajuan mereka sendiri. Dengan demikian mereka dapat menggunakan kemampuan mereka untuk memperbaharui penguasaan materi dan kemampuan mereka dengan cara mereka sendiri aktif mencari dari berbagai sumber. Kemampuan ini sangat penting untuk dikembangkan baik bagi mereka sendiri maupun bagi kepentingan peserta didik yang menjadi tanggung jawab mereka kelak. Dengan menggunakan asesmen portofolio, pendidik juga akan termotivasi untuk terus secara aktif meng"update" dan meng"upgrade" kemampuannya, karena asesmen portofolio memang sudah sejak beberapa tahun terakhir ini sangat dianjurkan untuk diterapkan di pendidikan dasar dan menengah. Apabi1a peserta didik dituntut untuk dapat menerapkan pembelajaran portofolio dan asesmen portofolio, maka sudah sepatutnya pendidiknya juga memberdayakan diri untuk memberi contoh pada bidang-bidang yang menjadi tanggungjawab mereka. 7

Daftar Pustaka Center for Indonesian Civic Education (1998). Kami bangsa Indonesia... Proyek Kewarganegaraan. Buku Guru dan Buku Siswa. Bandung: CICED bekerja sama dengan Center for Civic Education (Calabahas, USA) dan Kanwi1 Depdiknas Jawa Barat. Faichney, B. (1996). Assessment and Evaluation. Makalah Seminar di PPS IKIP Bandung. Grace & Cathy. (1992). Portofolio and Its Use: A evelopmentally Appreciate Assessment. Washington D.C.: Office of Educationa1 Research and Improvement. Moss, P.A. et al. (1992). Portofolios, Accountability, and an interpretive Approach to Validity. Fall. Mills, R.P. (1989). "Portofolios Capture Rich Array of Student Performance". The School Administrator. 6: 8-11. Novak, J. D., & Gowin, D.B. (1985). Learning How to Learn. Cambridge: Cambridge University Press. Popham, W.J. (1995). Classroom Assessment: What Teachers Need to Know. Boston: Allyn and Bacon. Stiggins, RJ. (1994). Students-Centered Classroom Assessment. New York: Merrill Macmillan College Publishing Company. Tierney, RJ., Carter, M.A., & Desai, L.E. (1991). Portofolio Assessment in the Reading Writing Classroom. Norwood: Christopher-Gordon Publishers, Inc. 8