Draft Laporan Akhir. Rencana Penataan Lingkungan Permukiman Desa Paningkiran GAMBARAN UMUM WILAYAH 2-0

dokumen-dokumen yang mirip
PENDUDUK, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

JUMLAH PERUSAHAAN INDUSTRI BESAR DAN SEDANG DENGAN JUMLAH TENAGA KERJA DI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN MAJALENGKA

Jumlah Sekolah, Guru dan Murid di Kabupaten Majalengka

Berdasarkan Tingkat Pendidikan

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

JADWAL PENGAMBILAN FOTO DAN SIDIK JARI PNS TAHAP II DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MAJALENGKA

BAB III PROFIL UMUR DAN JENIS KELAMIN PENDUDUK KABUPATEN MAJALENGKA

Sebelah Selatan, berbatasan dengan Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Tasikmalaya. Sebelah Barat, berbatasan dengan Kabupaten Sumedang.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia belum memiliki ketahanan pangan yang cukup. Barat unggul di tanaman pangan yang tersebar merata pada seluruh Kabupaten

ANGGARAN DAN REALISASI PENDAPATAN DAERAH MENURUT JENISNYA TAHUN ANGGARAN PENDAPATAN DAERAH Anggaran. Realisasi JENIS PENDAPATAN ( Rp.

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi dunia cenderung bergerak lambat, sedangkan

GAMBARAN UMUM KABUPATEN MAJALENGKA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

RELIGIUS, MAJU, SEJAHTERA TERWUJUDNYA KABUPATEN (REMAJA) VISI KABUPATEN MAJALENGKA MAJALENGKA YANG. Analisis Indikator Makro Kabupaten Majalengka 1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 11 TAHUN 2011

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Kandungan Zat Gizi Komoditas Kedelai. Serat (g) Kedelai Protein (g) Sumber: Prosea 1996 ( Purwono: 2009)

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan alam Indonesia yang beriklim tropis mempunyai banyak habitat

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Majalengka Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

BAB IV PETA SOSIAL DESA CIBAREGBEG KECAMATAN CIBEBER

BAB II RANCANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN PLPBK

Kajian. Hasil Inventarisasi LP2B. Kab. Majalengka, Purbalingga, Gunung Kidul, Madiun, Gowa, Aceh Tamiang, Ngawi dan Donggala

DAFTAR ISI. BAB I Pendahuluan Latar Belakang Tujuan Sasaran Metodologi Ruang Lingkup Wilayah 2

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 10 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. karantina, para penderita penyakit tersebut berangsur angsur sembuh. Mengingat banyaknya

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kampung Totokaton merupakan salah satu kampung (dari sembilan kampung)

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

BAB I PENDAHULUAN. lapangan untuk mengetahui lokasi dari Dusun Klegung, Desa Ngoro-oro, baik

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. Kecamatan Bantul berada di Ibukota Kabupaten Bantul. Kecamatan Bantul

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-1 Fakultas Geografi

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. perekonomian di Desa Gandrungmanis adalah sebagai berikut :

BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

GAMBARAN UMUM WILAYAH. berada di Kabupaten Bogor. Kecamatan Cibinong adalah salah satu perangkat

KABUPATEN MA'ALENGKA. APBD Provinsi. APBD Provinsi. APBD Provinsi. APBD Provinsi. APBD Provinsi. APBD Provinsi. APBD Provinsi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA POLOBOGO

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Desa Wayang yaitu 271,673 Ha yang terdiri dari:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Kebonagung merupakan salah satu dari 8 (delapan) desa yang

BAB I PENDAHULUAN. Kota merupakan kawasan yang mempunyai kenampakan dan masalah. yang komplek. Kota tidak hanya berfungsi sebagai wadah dimana tempat

BAB III METODE PERENCANAAN

BAB III GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

Pemahaman atas pentingnya Manual Penyusunan RP4D Kabupaten menjadi pengantar dari Buku II - Manual Penyusunan RP4D, untuk memberikan pemahaman awal

BAB IV GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

BAB III ANALISISI PERENCANAAN KAWASAN PRIORITAS

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR

KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kondisi Geofisik. aksesibilitas baik, mudah dijangkau dan terhubung dengan daerah-daerah lain

BAB IV KONDISI KEMISKINAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT SERTA PROFIL KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT RUBAH

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IDENTIFIKASI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MASYARAKAT BERMUKIM DI SEKITAR TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH (TPA) RAWA KUCING

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai pendahuluan yang merupakan bagian

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Tanjungpinang merupakan Ibukota Provinsi Kepulauan Riau. Sesuai

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA Keadaan Geografis dan Kependudukan

IV. KEADAAN UMUM KECAMATAN BANJAR. berdiri bersamaan dengan dibentuknya Kota Banjar yang terpisah dari kabupaten

ANALISIS DEVELOPMENT DIAMOND DAN POTENSI WILAYAH PENGEMBANGAN PETERNAKAN YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN DI KABUPATEN MAJALENGKA

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR KECAMATAN CIAWI KANTOR KEPALA DESA CILEUNGSI Alamat : Jalan Raya Veteran III No. 27 Tapos Kec. Ciawi Kab.

PROFIL DESA CIHIDEUNG ILIR. Kondisi Geografis. Struktur Kependudukan. ]. k

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. 1 Kelompok Industri Pangan Kabupaten Majalengka. No Jenis Industri/ Produksi Sentra Produksi.

BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. semarang utara yang memiliki luas Ha. Kecamatan ini

Transkripsi:

GAMBARAN UMUM WILAYAH 2-0

2.1 KEBIJAKAN PERENCANAAN Keberadaan suatu wilayah tidak terlepas dari perkembangan wilayah lainnya yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Kebijakan nasional akan menjadi tinjauan eksternal bagi kebijakan propinsi selanjutnya kebijakan propinsi akan menjadi tinjauan eksternal bagi kebijakan kabupaten demikian seterusnya. Tinjauan eksternal adalah suatu tinjauan terhadap faktor-faktor dari luar kawasan kajian yang mempengaruhi pembangunan di kawasan kajian. Faktor-faktor yang akan dikaji adalah faktor-faktor yang berasal dari dan dari wilayah yang berbatasan langsung dengan kawasan kajian yaitu daerah-daerah yang berbatasan langsung dengan Desa yang mengililingi. Analisis eksternal bertujuan agar perencanaan yang dibuat sejalan dengan kebijakan yang telah ditetapkan kawasan agar dapat saling menunjang sehingga tujuannya dapat tercapai. 2.1.1 Struktur Ruang Wilayah Sistem perkotaan pada struktur ruang dalam Kabupaten Majalengka Tahun 2011-2031 terdiri dari atas pusat kegiatan perkotaan dan fungsi pelayanan, yaitu : 1. Pusat kegiatan perkotaan, meliputi: a. PKW berupa Perkotaan Kadipaten; b. PKL meliputi: Perkotaan Majalengka; Perkotaan Kertajati; Perkotaan Jatiwangi; Perkotaan Rajagaluh; Perkotaan Cikijing; dan Perkotaan Talaga. c. PPK meliputi: Perkotaan Kasokandel; Perkotaan Leuwimunding; Perkotaan Palasah; Perkotaan Jatitujuh; Perkotaan Ligung; Perkotaan Sumberjaya;Perkotaan Sindangwangi; Perkotaan Sukahaji; Perkotaan Leumahsugih; Perkotaan Bantarujeg; Perkotaan Maja;Perkotaan Argapura; dan Perkotaan Banjaran. 2. Fungsi pelayanan, meliputi: a. PKW Kadipaten dengan fungsi pelayanan sebagai simpul transportasi regional, pusat komersial, pusat pelayanan sosial, serta pendukung kegiatan industri meliputi: Kecamatan Kadipaten dan Kecamatan Dawuan. b. PKL Majalengka dengan fungsi pelayanan sebagai pusat pemerintahan, pusat pendidikan, pelayanan sosial, komersial serta pengembangan perumahan, pariwisata, pertanian, perikanan dan peternakan meliputi: Kecamatan Majalengka;Kecamatan Cigasong; dan Kecamatan Panyingkiran. c. PKL Kertajati dengan fungsi pelayanan sebagai kawasan komersial dan jasa, kawasan industri terpadu, kawasan BIJB serta pengembangan kawasan perkotaan aerocity, dan pertanian meliputi: Kecamatan Kertajati; Kecamatan Jatitujuh; dan Kecamatan Ligung. d. PKL Jatiwangi dengan fungsi pelayanan sebagai kawasan pengembangan industri, kawasan komersial, pelayanan sosial termasuk pengembangan perumahan, dan pertanian meliputi:kecamatan Jatiwangi; Kecamatan Kasokandel; Kecamatan Sumberjaya; Kecamatan Palasah; dan Kecamatan Leuwimunding. e. PKL Rajagaluh dengan fungsi pelayanan sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, pengembangan kawasan perkotaan, komersial, pengembangan pariwisata dan terminal regional, serta pertanian, perikanan dan peternakan meliputi: Kecamatan Rajagaluh; Kecamatan Sukahaji; Kecamatan Sindang; dan Kecamatan Sindangwangi. f. PKL Cikijing dengan fungsi pelayanan sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, pengembangan pertanian dan peternakan, komersial, pengembangan pariwisata, pengembangan kawasan perkotaan, terminal regional, perikanan, dan industri kecil meliputi: Kecamatan Cikijing; Kecamatan Cingambul; Kecamatan Banjaran; dan Kecamatan Argapura. g. PKL Talaga dengan fungsi pelayanan sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, pengembangan pertanian, pengembangan kawasan perkotaan, komersial, pengembangan pariwisata dan terminal regional meliputi: Kecamatan Talaga; Kecamatan Maja;Kecamatan Bantarujeg; Kecamatan Lemahsugih; dan Kecamatan Malausma. 2.1.2 Rencana Pola Ruang Mengacu pada klasifikasi pola ruang wilayah kabupaten yang terdiri atas kawasan lindung dan kawasan budi daya Kawasan Lindung Berdasarkan Provinsi Jawa Barat, luas kawasan lindung di Provinsi Jawa Barat adalah 1.669.288 Ha (45%). Dalam rangka memenuhi kebijakan Provinsi Jawa Barat tersebut, maka proporsi kawasan lindung di Kabupaten Majalengka 39,19% dari total Kabupaten Majalengka yaitu 47.194 Ha, diupayakan dapat tercapai sesuai kebijakan tersebut dan juga dengan memperhatikan kondisi eksistingnya. Kawasan Budidaya Pengembangan pemanfaatan ruang di kawasan budidaya bertujuan untuk menjaga kualitas daya dukung lingkungan Kabupaten Majalengka, menciptakan penyerapan lapangan pekerjaan, terciptanya keserasian dengan rencana struktur tata ruang serta konsep pengembangan wilayah yang dikembangkan dan telah disepakati melalui dialog-dialog stakehokders dan seminar. Sebagaimana terkait dengan tujuan pengembangan di atas, maka kriteria dan pertimbangan pemanfaatan ruang di kawasan budidaya adalah sebagai berikut : 1. Pengembangan kawasan budidaya memperhatikan tingkat perkembangan (percepatan/perlambatan) setiap fungsi pemanfaatan ruang dengan prioritas (proporsi terbesar) pemanfaatan ruang pada kawasan budidaya dengan perkembangan tinggi. 2. Pengembangan kawasan budidaya memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan, yaitu kawasan budidaya dikembangkan pada kawasan dengan skor fungsi kawasan < 125 3. Pengembangan kawasan budidaya memperhatikan dominasi kegiatan setiap kecamatan dengan prioritas (proporsi terbesar) pemanfaatan ruang pada kawasan budidaya dengan dominasi tinggi. GAMBARAN UMUM WILAYAH 2-1

4. Pengembangan kawasan budidaya didasarkan pada kajian optimasi pemanfaatan lahan, untuk tercapainya laju pertumbuhan ekonomi dan target pendapatan per kapita, serta penyerapan tenaga kerja yang seimbang hingga tahun 2031. merupakan wilayah dataran rendah dengan ketinggian 30 m diatas permukaan laut dengan rata-rata bermatapencaharian buruh, wiraswasta dan dagang. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka merupakan wilayah dengan penggunaan tanah sebagai berikut : 2.2 KARAKTERISIK KAWASAN PERENCANAAN Secara geografis letak Kecamatan Sumberjaya dengan luas wilayah 56 Ha yang meliputi 5 dan 15 dan 5 Blok memiliki batas wilayah sebagai berikut : - Di sebelah Barat berbatasan dengan Desa Panjalin Kidul. - Di sebelah Timur berbatasan dengan Desa Walahar Kecamatan Gempol Kab. Cirebon. - Di sebelah Utara berbatasan dengan Desa Parapatan. - Di sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Sepat Tabel 2.1. Penggunaan Lahan 2010 / 2011 NO LOKASI LUAS (Ha) KETERANGAN 1 Pertanian 23-2 Pemukiman 34,396-3 Tanah Kuburan - - 4 Pekarangan - - 5 Lapangan - - 6 Perkantoran Pemerintah 0,5-7 Kas Desa 7,7-8 Lainnya 2,1-2.2.1 Karakteristik Kependudukan Kondi penduduk yang terdapat di sebagian besar berjenis kelamin laki-laki. Jumlah penduduk di di klasifikasikan berdasarkan beberapa kelompok yaitu jumlah penduduk berdasarkan jenis kelami, lapangan usaha, dan pendidikan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 2.2. Jumlah Penduduk Tahun Terakhir NO PENDUDUK JUMLAH 1 Penduduk Laki-laki 2078 Jiwa 2 Penduduk Perempuan 1968 Jiwa Gambar 2.1 Peta Adiminstrasi JUMLAH 4046 Jiwa 3 Jumlah Penduduk Dewasa 3010 Jiwa GAMBARAN UMUM WILAYAH 2-2

Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Menurut Lapangan Usaha NO LAPANGAN USAHA JUMLAH LAPANGAN USAHA 1 Pertanian 15 2 Pertambangan & Penggalian - 3 Industri Pengolahan 12 4 Listrik Gas & Air Minum 1 5 Kontuksi 2 6 Perdagangan 147 7 Angkutan & Komunikasi 14 8 PNS 30 9 TNI 1 10 POLRI 2 Tabel 2.4 Jumlah Penduduk Menurut Partisifasi Sekolah NO PENDIDIKAN JUMLAH PENDUDUK 1 Belum Sekolah 10 2 Tidak sekolah 15 3 Tidak Tamat SD 180 4 Tamat SD 561 5 Tamat SMP 138 6 Tamat SMA 243 7 Diploma 26 8 Sarjana 24 Selain kriteria penduduk diatas, dii terdapat penduduk miskin. Kondisi kemiskinan masyarakat Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka dapat dilihat berdasarkan kriteria berikut ini: a. Pendapatan: Masih ada warga miskin yang mempunyai pendapatan di bawah Rp.500.000,- perbulan b. Pendidikan: Warga miskin ada yang masih buta huruf dan tidak lulus SD atau ada juga yang hanya lulus SD. c. Kesehatan: Karena keterbatasan biaya warga miskin ada yang berobat ke dukun/membeli obat warung. Disampin itu, masih terdapat warga tidak mampu terutama jompo, balita dan ibu hamil yang kurang asupan gizi. Dari segi lingkungan masih kurangnya kesadaran warga tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). d. Kepemilikan rumah: Masih menumpang atau ada yang menempati tanah pemerintah. e. Tanggungan: Jumlah tanggungan warga miskin ada yang mencapai 5-8 orang. f. Listrik: masih ada warga miskin yang belum memiliki penerangan (listrik) atau numpang/nyalur ke tetangga. g. Air Minum: Untuk memenuhi kebutuhan air warga miskin menggunakan sumur gali dan sumur pompa. h. Rumah tidak layak huni: Atas bambu/asbes/genteng bekas, Dinding terbuat dari kayu/bambu/bilik/dinding Bata Tidak Memadai, Lantai tanah, Tidak ada MCK, Tidak ada listrik/numpang. Jumlah Warga Miskin Hasil Pemetaan Swadaya L JENIS KELAMIN Jumlah KK 01 01 47 43 25 02 01 58 50 29 03 01 39 33 20 JML 144 126 74 01 02 50 59 25 02 02 33 18 10 03 02 69 72 34 JML 152 149 69 01 03 37 30 16 02 03 25 20 11 03 03 52 47 22 JML 114 97 49 L JENIS KELAMIN P P Jumlah KK GAMBARAN UMUM WILAYAH 2-3

JENIS KELAMIN Jumlah KK L P 01 04 51 45 27 02 04 70 63 42 03 04 70 81 55 JML 191 189 124 01 05 32 41 25 02 05 47 39 21 03 05 19 14 8 JML 98 94 54 699 655 370 JML TOTAL 1354 370 Sumber : Data Profil Keluarga Miskin Paningkiran Hasil PS2 2012 Jumlah Warga Miskin Berdasarkan Pendidikan No Tingkat Pendidikan Jumlah 1 Belum Sekolah 109 2 Usia 7 s/d 45 tidak sekolah 99 3 Pernah sekolah 262 4 Tamat SD / Sederajat 529 5 Tamat SLTP / Sederajat 227 6 Tamat SMA / Sederajat 130 Sumber : Data Profil Keluarga Miskin Paningkiran Hasil PS2 2012 Jumlah Warga Miskin Berdasarkan Pekerjaan 2.2.2 Kondisi Perekonomian Kegiatan perekonomian di dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu kegiatan perekonomian formal dan informal. Kegiatan perekonomian formal terdiri dari beberapa sektor lapangan usaha sesuai dengan pembagian sektor usaha. adalah wilayah yang memiliki kegiatan usaha produktif dengan skala home industry, permukiman padat penduduk merupakan pasar yang potensial bagi usaha-usaha kecil tersebut. Kegiatan Ekonomi Di terdapat menjadi beberapa golongan kegiatan yaitu perdagangan dan jasa. Kegiatan Perdagangan Di pada umunya ada rumah toko yang dimiliki perorangan, dan home industri yang berupa home industri mabel, home industri pakaian, home industri tahu, usaha bengkel dan home industri bahan bangunan. Untuk lebih jelas mengenai kegiatan perekonomian pada desa Paningkiran dapat dilihat sebaran perekonomian dan jenis-jenisnya, seperti pada Tabel 2.6 dan Gambar 2.3 persebaran dan jenis kegiatan perekonomian pada desa Paningkiran. Tabel 2.6 Kegiatan Perekonomian di Pasar Modern/ Swalayan/ Supermarket (Indomart, Alfamart, dsb) Ruko Toko (Toko Listrik, Besi) Warung/ Kios Warung PKL (Angkringan, Penyet, Nasgor, 1 0 1 7 13 2 2 0 0 4 13 0 3 0 3 7 14 2 4 0 0 11 1 2 5 1 1 8 6 0 TOTAL 1 5 37 47 6 dsb) No Mata Pencaharian Jumlah 1 Pekaerjaan Tetap 42 2 Pekerjaan Serabutan 325 3 Nganggur 297 Sumber : Data Profil Keluarga Miskin Paningkiran Hasil PS2 2012 GAMBARAN UMUM WILAYAH 2-4

Panjang Lebar Status Jalan Type Kondisi m Desa Lingkungan Aspal Rabat Beton 369 1,8 v v v Tanah baik sedang Rusak 2 474 1,2 v v v 140 1,8 v v v 60 1,2 v v v 3 507 1,2 v v v 30 1,2 v v v 180 1,8 v v v 100 1,2 v v v 2 1 421 1,2 v v 150 1,8 v v v 2 248 1,2 v v v 87 1,8 v v v 50 1,2 v v v 3 202 1,2 v v v 40 1,2 v v v 149 1,8 v v v Gambar 2.3 Persebaran dan Jenis Kegiatan Perekonomian 2.2.3 Karakteristik Sarana dan Prasarana Tabel Kondisi Jalan 300 1,8 v v v 3 1 520 1,2 v v v 35 1,2 v v v 250 1,8 v v v 2 259,6 1,2 v v v 150 1,8 v v v Panjang Lebar Status Jalan Type Kondisi 55 1,2 v v v m Desa Lingkungan Aspal Rabat Beton Tanah baik sedang Rusak 3 3 493,8 1,2 v v v 1 1 354 1,2 v v v 80 1,2 v v v 100 1,8 v v v 120 1,2 v v v 21 1,2 v v GAMBARAN UMUM WILAYAH 2-5

Panjang Lebar Status Jalan Type Kondisi m Desa Lingkungan Aspal Rabat Beton Tanah baik sedang Rusak Dimensi Kondisi Panjang Lebar/Diameter Baik Sedang Rusak 4 1 206 1,2 v v v 50 1,2 v v 3 300 0,6 v 100 1,8 v v v 2 413 1,2 v v v 234 1,8 v v v 4 100 0,6 v 178,5 0,45 v 3 582,5 1,2 v v v 35 1,2 v v v 387,5 1,8 v v v 5 1 542 1,2 v v v 74,5 0,6 v 2 2 240 0,6 v 2 165,5 0,6 v 85 1,2 v v v 22 1,2 v v v 2 306 1,2 v v v 70 1,2 v v v 160 1,2 v v v 3 432 1,2 v v v 40 1,2 v v v 4 5 3 490,8 0,6 v 4 240 0,6 v 2 626 0,6 v 3 164,8 0,6 v Tabel Kondisi Drainase Dimensi Kondisi Panjang Lebar/Diameter Baik Sedang Rusak 1 1 104 0,7 v 2 120 0,6 v GAMBARAN UMUM WILAYAH 2-6