Perbaikan Kualitas dan Hasil Produksi Batu Bata di UMKM Batu Bata Pakis Malang

dokumen-dokumen yang mirip
PERENCANAAN MESIN PENGADUK TANAH LIAT UNTUK PEMBUATAN BATU BATA DENGAN KAPASITAS 2M 3 /JAM SKRIPSI

Penerapan Mesin Pencetak Batako Untuk Meningkatkan Hasil Produksi Di Desa Jatiguwi Sumberpucung Malang

Perancangan Mesin Pengaduk (mixer) Bahan Batu Bata Merah

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PELEBUR LIMBAH KACA

PERENCANAAN MESIN PENCENTAK BATAKO DENGAN SISTEM HIDRAULIK

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini direncanakan dilakukan pada bulan Agustus 2012 sampai bulan

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK SERBUK KAYU DENGAN RESIN POLIMER MENGGUNAKAN PENGGERAK MOTOR LISTRIK

BAB VI PENGELOLAAN SAMPAH 3R BERBASIS MASYARAKAT DI PERUMAHAN CIPINANG ELOK. menjadi tiga macam. Pertama, menggunakan plastik kemudian

BAB I PENDAHULUAN. wilayah kelurahan Karanggeneng, Boyolali. Wilayah tersebut merupakan

ANALISA PERBANDINGAN KUAT DESAK BATU BATA DARI TANAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR DENGAN BATU BATA DARI TANAH LIAT YANG BERASAL DARI PROPINSI JAMBI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini direncanakan dilakukan pada bulan Agustus 2012 sampai bulan

Pembuatan Mesin Pencetak Dan Uji Penyerapan Air Pada Batako dengan Sistem Injak

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung/tanah liat dari YosoMulyo,

PEMBUATAN BATU BATA MERAH DESA PANORAMA DAN DESA DUSUN BESAR

JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT KREATIF, VOLUME 01, NOMOR 01

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batu bata adalah bahan bangunan yang telah lama dikenal dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. khususnya pembangunan infrastruktur dan properti yang membutuhkan material salah

I. PENDAHULUAN. Batu bata merupakan salah satu bahan yang sudah banyak dikenal oleh

Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non-Karbonisasi

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI KERUPUK IKAN GRESEA MELALUI PEMBUATAN MESIN PENGADUK ADONAN DAN TATAKELOLA MANAJEMEN

Penelitian tugas akhir ini mencakup hal-hal yang berkaitan dengan topik

1 Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung lunak (soft cly) 2 Abu sekam padi diperoleh dari pembakaran sekam padi.

STUDI PENYIMPANGAN UKURAN BATU BATA MERAH

Cara Membuat Alat Untuk Membakar Sekam Padi (Cerobong)

PERANCANGAN MEKANISME MESIN PENCETAK BATU BATA MERAH KAPASITAS 8 BUAH PER MENIT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Prosedur penelitian ini dibagi dalam beberapa tahapan sebagai berikut:

PELUANG BISNIS GENTENG ATAP PRESS BULAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT IPTEKS TEPAT GUNA BAGI MASYARAKAT (ITGbM)

BAB I PENDAHULUAN. Kunyit adalah salah satu tanaman rempah yang sering kita jumpai hampir

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah berbutir halus yang. diambil dari Desa Yoso Mulyo, Kecamatan Metro Timur, Metro.

Judul IbM A. Analisis Situasi

Bahan Baku Peralatan dan Proses Pembuatan Gerabah II Oleh: Drs. I Made Mertanadi, M.Si., Dosen PS Kriya Seni

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang. diambil dari Desa Yosomulyo, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro.

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai Februari

USAHA MIKRO GULA MERAH TEBU DI DESA MANGUNREJO KECAMATAN NGADILUWIH DAN DESA CENDONO KECAMATAN KANDAT KABUPATEN KEDIRI

III. TATA CARA PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memanfaatkan lahan untuk melakukan aktivitas mulai dari

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pengaturan tata letak (layout) pabrik yang baik agar proses

Atas perhatian dan kesediaannya saudara, saya mengucapkan terima kasih.

REKAYASA MESIN UNTUK INDUSTRI KECIL PAKAN TERNAK UNGGAS DI KLATEN

Deskripsi METODE PEMBUATAN BAHAN BAKAR PADAT BERBASIS ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes)

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MESIN ADUK BERBASIS MESIN BOR Jefri Adera Bukit. Fakultas Industri, jurusan Teknik Mesin.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2013 di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

Batu bata yang beredar dipasaran belum

I. PENDAHULUAN. atmosfer. Untuk memaksimalkan limbah sekam padi, sangat perlu untuk dicari

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

Setelah melakukan kegiatan/praktikum ini diharapkan :

PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI UNTUK PENINGKATAN KUALITAS DAN KAPASITAS PRODUKSI HOME INDUSTRI PAVING DAN BATAKO DI KABUPATEN MALANG

TEKNOLOGI TEPAT GUNA PENGOLAHAN SAMPAH ANORGANIK

PERANCANGAN ULANG DAN PEMBUATAN MESIN PENGHANCUR LIMBAH BATU MERAH DAN GENTENG (Studi kasus : Perusahaan Genteng ATIN Karanggeneng Boyolali)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Rancang Bangun Mesin Pengolahan Kopi Terpadu

ANALISA PENGARUH VARIASI TREATMENT PADA PROSES PENGELASAN SMAW TERHADAP PERBAIKAN KUALITAS BAJA

VARIASI PENGGUNAAN JENIS MATERIAL BEKISTING PADA PEKERJAAN STRUKTUR PILE CAP DAN PENGARUHNYA TERHADAP BIAYA DAN DURASI PELAKSANAAN PROYEK (194K)

LAMPIRAN GAMBARAN PERUSAHAAN

ALAT PENYIANG GULMA SISTEM LANDAK BERMOTOR

Pengelolaan Dan Pengolahan Limbah PENGELOLAAN DAN PENGOLAHAN LIMBAH SAMPAH ORGANIC KULIT KACANG DAN TONGKOL JAGUNG MENJADI BRIKET ARANG

OPTIMASI SISTEM STRUKTUR CABLE-STAYED AKIBAT BEBAN GEMPA

A. Lampiran 1 Hasil Output Matlab. No Output matlab. 2. Untuk = 0,5 >> f=-[ ]; 1. Untuk = 1 >> f=-[ ];

IbM Pengrajin Anyaman Rotan di Kabupaten Jember: Upaya Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Produksi

ANALISA PEMILIHAN GFN PASIR SILIKA SEBAGAI BAHAN CETAKAN PASIR TERHADAP JENIS BAHAN LOGAM YANG DICETAK. Abstrak

Ibm Kelompok Tani Kelapa Sawit dan Palawija

PENGARUH PERENDAMAN AIR PANTAI DAN LIMBAH DETERGEN TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR DINDING PASANGAN BATA MERAH.

Lingkungan, BKT Teknik Sipil FTSP UII dan laboratorium terpadu Universitas. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen yang dilaksanakan dalam

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar Lampung Selatan

PENGARUH BENTUK AGREGAT TERHADAP KUAT DESAK BETON NON PASIR. Oleh : Novi Andhi Setyo Purwono & F. Eddy Poerwodihardjo. Intisari

Perancangan dan Pembuatan Mesin Perontok Padi Untuk Peningkatan Produksi Kelompok Tani Desa Ngadirejo Kromengan Kabupaten Malang

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN TEKNOLOGI DALAM UPAYA MEMBANTU PROSES PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN PADI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. 1.2 Rumusan masalah. 1.3 Tujuan

BAB 3 METODOLOGI. berpori di Indonesia, maka referensi yang digunakan lebih banyak diperoleh dari hasil

STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBUATAN BATA MERAH BERBAHAN BAKU SEDIMEN BENDUNGAN SENGGURUH

Kata kunci: limbah batu tabas, nilai slump, berat volume, kuat tekan beton, kuat tarik belah beton

Pemanfaatan Limbah Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non Karbonisasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGEMBANGAN USAHA HOME INDUSTRY BATAKO KORBAN ERUPSI MERAPI DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perindustrian di era globalisasi dan Asean Free Trade

PROSES PEMBUATAN PAKAN

RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT ES PUTER DENGAN PENGADUK DAN PENGGERAK MOTOR LISTRIK

Mulai. Penentuan Stakeholder. Analisis Kebutuhan. Penyusunan Diagram. Lengkap. Evaluasi Aspek

Beton Ringan Berbahan Dasar Lumpur Bakar Sidoarjo dengan Campuran Fly Ash dan Foam

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISA PENGARUH TEBAL PELAT PADA PENGELASAN LISTRIK TERHADAP KEKERASAN DAERAH HAZ BAJA KARBON St-37. By Nurfa Anisa Universitas Soerjo

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Landasan teori merupakan suatu konsep mengenai cara yang akan digunakan

ANALISA TRANSMISI MESIN CETAK BATU BATA DENGAN KAPASITAS 900 BIJI/JAM SKRIPSI

METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif.

IbM PENGRAJIN KUE BAGIAK DI KABUPATEN BANYUWANGI. Herlina dan Triana Lindriati

CARA MEMBUAT KOMPOS OLEH: SUPRAYITNO THL-TBPP BP3K KECAMATAN WONOTIRTO

Perancangan Mesin Pengaduk Media Tumbuhnya Jamur Tiram Dengan Kapasitas 150 kg per Proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah liat dari Yosomulyo, Kecamatan

Transkripsi:

Perbaikan Kualitas dan Hasil Produksi Batu Bata di UMKM Batu Bata Pakis Malang Emmalia Adriantantri 1, *, Munasih 2, and Thomas Priyasmanu 1 1 Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, ITN Malang 2 Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, ITN Malang * E-mail : emmalia_adriantantri@yahoo.co.id Abstrak. Pada usaha pembuatan batu bata mitra, proses produksi yaitu pencetakan batu bata masih dilakukan secara manual. Adapun masalah yang dihadapi adalah kualitas batu bata kurang stabil, akibat proses tekan tergantung kekuatan dari pekerja dan jangka waktu produksi cukup panjang sehingga hasil produksi batu bata yang dihasilkan belum optimal. Sehubungan dengan hal tersebut, pada kegiatan pengabdian masyarakat ini, solusi yang ditawarkan adalah pembuatan alat cetak batu bata, sehingga hasil produksi meningkat dan proses penekanan lebih stabil sehingga kualitas batu bata dapat lebih baik. Dengan menggunakan alat cetak batu bata, terjadi peningkatan hasi produksi sebesar 40%. Kualitas batu bata yang dihasilkan pun mengalami peningkatan, batu bata tidak berongga/keropos karena tingkat kepadatan batu bata yang dihasilkan stabil, akibat proses penekanan oleh alat yang lebih stabil. Keuntungan yang diperoleh oleh mitra pun mengalami peningkatan sebesar 24,4 %. Oleh sebab itu, dengan penggunaan alat, kualitas dan hasil produksi lebih optimal dan keuntungan yang diperoleh mitra mengalami peningkatan. Kata Kunci: Batu Bata, Hasil Produksi, Kualitas 1. Pendahuluan Usaha pembuatan batu bata pada mitra, selama ini dilakukan secara tradisional dan hanya berdasarkan pengalaman Adapun masalah yang dihadapi adalah kualitas batu bata kurang stabil, jangka waktu produksi cukup panjang sehingga ada kekhawatiran pelanggan mencari batu bata yang lain. Proses produksi batu bata dimulai dari pengolahan tanah, kemudian pencetakan, dilanjutkan proses penjemuran, lalu penyusunan batu bata untuk pembakaran, dilanjutkan pembakaran batu bata. Setelah itu pembongkaran batu bata yang selesai dibakar dan dilakukanlah proses sortir untuk memisahkan batu bata yang baik dan tidak kualitasnya. Pada proses pencetakan yang dilakukan secara manual, seringkali terjadi perbedaan tekanan pada waktu pekerja melakukan pengepresan untuk memadatkan tanah pada cetakan. Sehingga batu bata mempunyai tingkat kepadatan yang tidak sama, sehingga mempunyai kualitas yang berbeda-beda. Selain itu, proses pencetakan secara manual ini juga memakan waktu yang lama, dengan hasil yang tidak optimal. Berkenaan dengan masalah-masalah tersebut, maka pada kegiatan IbM ini, dilakukan perbaikan pada proses produksi, yaitu merancang dan membuat alat cetak batu bata, agar proses pencetakan batu bata dapat lebih cepat, sehingga produksi batu bata lebih banyak. Selain itu, kualitas batu bata dapat lebih stabil. Sehingga kualitas dan kuantitas batu bata dapat mengalami peningkatan dan permintaan pelanggan yang terpenuhi dapat lebih banyak. 2. Metode Pengabdian Untuk mengatasi permasalahan tersebut, metode yang digunakan adalah pengembangan proses produksi yang dilakukan melalui metode desain dalam merancang dilanjutkan membuat alat cetak, agar proses pencetakan tidak secara manual, sehingga proses produksi dapat berjalan lebih cepat dengan hasil yang lebih banyak serta kualitas yang lebih stabil SENIATI 2016 Institut Teknologi Nasional Malang C. 29

Gambar 1. Posisi Pekerja Saat Mencetak Batu Bata Adapun prosedur kerja yang dilakukan adalah sebagai berikut : a) Identifikasi kapasitas, dan jumlah permintaan serta perhitungan produksi batu bata optimal yang seharusnya ada, sebagai dasar dalam pembuatan alat cetak. Pada tahap ini, diperlukan informasi yang cukup dari mitra, sehubungan pengumpulan informasi tentang kapasitas produksi dan permintaan batu bata; b) Identifikasi faktor yang membuat kualitas tidak stabil dan alternative perbaikannya, sebagai dasar dalam pembuatan alat cetak; c) Pengolahan data dari point a dan b, untuk selanjutnya digunakan dalam perancangan dan pembuatan alat untuk proses pencetakan; d) Perancangan dan pembuatan alat cetak; e) Uji coba penggunaan alat dalam proses pencetakan batu bata f) Analisis kualitas dan hasil produksi dengan menggunakan alat 3. Hasil Dan Pembahasan Pada tahap survey awal dipastikan kembali proses produksi pembuatan batu batu mitra kami, yaitu mulai dari penggalian tanah, penghancuran, pencampuran tanah dengan abu sekam dan air sekaligus pelumatan tanah. Pelumatan tanah ini sekaligus pembersihan tanah dari kotoran (batu dan sisa tanaman) kemudian didiamkan dengan kondisi ditutup terpal selama 24 jam sampai 2 x 24 jam supaya tanah cukup matang. Setelah cukup matang tanah baru dicetak secara manual. Kemudian dikeringkan dan terakhir proses pembakaran. Gambar 2. Tanah Liat yang Digunakan Gambar 3. Abu Sekam Gambar 4. Sekam C. 30 Institut Teknologi Nasional Malang SENIATI 2016

Gambar 5. Cangkul Gambar 6. Tempat Air Gambar 7. Alat Takaran Gambar 8. Cetakan Batu Bata Tahapan selanjutnya adalah, diperoleh data bahwa produksi batu bata mentah per hari per orang (pekerja) adalah 500 batu bata mentah, sedangkan permintaan pelanggan kurang lebih sebanyak 700 buah batu bata. Sehingga lebih baik jika perusahaan dapat menghasilkan batu batu minimum sebanyak 700 buah batu bata bahkan lebih. Kualitas batu bata yang dihasilkan juga kurang stabil. Batu bata kurang padat (keropos/berongga), hal ini disebabkan proses pencetakan secara manual sehingga sangat tergantung dari kekuatan tenaga pekerja. Selain itu proses pencampuran batu bata berdasarkan pada pengalaman, sehingga campuran kurang stabil. Gambar 9. Tanah yang Didiamkan Gambar 10. Posisi Pekerja Saat Mengambil Adonan Gambar 11. Pekerja Saat Mencetak Batu Bata Gambar 12. Proses dari Pencetakan ke Penjemuran Berdasarkan pada kondisi tersebut, maka dibuatlah alat yang membantu proses pembuatan batu bata. Sehingga tingkat kepadatan yang dihasilkan dapat baik, selain itu hasil produksi dapat lebih banyak. Alat, mengalami beberapa kali proses pengujian, agar dapat beroperasi dengan baik. Alat tersebut, menghasilkan batu bata mentah dalam keadaan sudah berupa potongan sesuai ukuran standar sehingga pekerja tinggal menempatkan pada tempat penjemuran. Tanah yang dimasukkan kedalam alat harus sudah dalam keadaan lumat dan bersih dari kotoran karena fungsi alat cetak hanya untuk mencetak batu bata mentah saja. SENIATI 2016 Institut Teknologi Nasional Malang C. 31

Gambar 13. Proses Setting Alat Gambar 14. Alat Cetak Batu Bata Gambar 15. Proses Pengujian Alat Selama proses pengujian alat berlangsung, maka kami menyiapkan lokasi mitra agar saat alat diangkut ke mitra, sudah tersedia tempat untuk meletakkan alat. Untuk itu, kami membuat landasan untuk tempat alat cetak batu bata ini di lokasi. Selanjutnya proses pembuatan dudukan alat di atas landasan yang sudah dibuat di lokasi. Agar alat cetak batu bata dapat diletakkan di tempat yang tidak goyang dan kuat. Setelah landasan dan dudukan sudah kering, maka lokasi sudah siap sebagai tempat untuk meletakkan alat cetak. Gambar 16. Pembuatan Landasan Alat Gambar 17. Pembuatan Dudukan Alat Gambar 18. Alat Cetak Batu Bata di Lokasi Tahap selanjutnya adalah dilakukan pengujian alat yang telah diletakkan di lokasi sekaligus pelatihan penggunaan alat. Dari hasil uji coba yang dilakukan maka, dapat diketahui bahwa kualitas batu bata yang dihasilkan lebih bagus, karena proses penekanan lebih stabil, sehingga batu bata yang dihasilkan lebih padat. Waktu proses produksi lebih cepat, dan tidak terlalu tergantung dari keahlian pekerja, sebab pekerja tinggal membuat adonan dan memasukkan ke dalam alat cetak. Dimana hal tersebut bisa dilakukan oleh pekerja yang baru. Sebab dari hasil pengamatan di lapangan, pengalaman yang dimiliki pekerja sangat berpengaruh terhadap batu bata yang dihasilkan. Sedangkan pekerja yang ada, tidak selamanya dapat bekerja dengan baik, sehingga adakalanya perlu melakukan penggantian pekerja. C. 32 Institut Teknologi Nasional Malang SENIATI 2016

Gambar 19. Proses Uji Coba Alat di Lokasi Gambar 20. Batu Bata yang dihasilkan Alat Kondisi sebelum menggunakan alat cetak batu bata, kualitas batu bata yang dihasilkan kurang stabil dalam kepadatannya. Hal tersebut dikarenakan, tergantung tekanan yang diberikan pada saat proses cetak. Setelah menggunakan alat cetak, kualitas batu bata yang dihasilkan kepadatannya stabil dan tidak ada batu bata yang keropos/berongga. Karena dengan menggunakan alat, tekanan pada batu bata cukup stabil. Mitra selama ini rata-rata menggunakan 3 pekerja dalam 1 tim, terdiri dari 1 pekerja yang mempunyai keahlian mencetak batu bata, 1 pekerja untuk mengeruk tanah, dan 1 pekerja untuk mengangkut dan pencampur adonan batu bata. Sebelum menggunakan alat, batu bata yang dihasilkan rata-rata 500 buah batu bata per hari. Setelah menggunakan alat cetak, batu bata yang dihasilkan ratarata sebanyak 700 buah per hari, dimana semua pekerja bisa belajar untuk mengoperasikan alat cetak. Oleh sebab itu, dengan adanya alat ini, maka kualitas dan kuantitas produksi batu bata dapat lebih baik dibandingkan sebelumnya. Dari sisi keuntungan, mengalami peningkatan 24,44 % untuk produksi 1000 batu bata. Dimana proses perhitungan sebelum dan sesudah menggunakan alat untuk produksi 1000 batu bata adalah sebagai berikut : Sebelum Menggunakan Alat : Biaya Bahan Baku : Rp. 266.000,- Bahan Baku, terdiri dari : Sekam Abu Sekam Tanah Liat Air Biaya Bakar : Rp. 27.500,- Total Biaya Produksi sebesar : Rp. 293.500,- Harga Jual per 1000 batu bata : Rp. 450.000,- Keuntungan = Rp. 156.500,- Setelah Menggunakan Alat : Biaya Bahan Baku : Rp. 318.250,- Bahan Baku, terdiri dari : Sekam Abu Sekam Tanah Liat Air Biaya Bakar : Rp. 37.000,- Total Biaya Produksi sebesar : Rp. 355.250,- Harga Jual per 1000 batu bata : Rp. 550.000,- Keuntungan = Rp. 194.750,- Selain itu, kegiatan IbM ini memberikan masukan pada mitra untuk proses penjemurannya, dari 4 langkah menjadi 3 langkah, sehingga dapat menghemat waktu dan tempat penjemuran serta jumlah batu bata yang dihasilkan dapat lebih banyak. Mitra diberi masukan pula agar proses pencampuran menggunakan perbandingan yang tetap untuk jenis tanah yang sama (dari lahan yang sama), dan pelumatan dilakukan dua kali dan didiamkan selama dua kali 24 jam. SENIATI 2016 Institut Teknologi Nasional Malang C. 33

Gambar 21. Batu Bata Posisi Jemur Tidur Gambar 22. Batu Bata di Tempat Penimbunan Gambar 23. Batu Bata di Tempat Pembakaran Gambar 24. Batu Bata indah Tempat Penimbunan dengan susun miring Adapun proses penjemuran adalah sebagai berikut : Langkah 1 : Batu Bata dijemur Posisi Tidur Atas (1 x 24 jam) Langkah 2 : Batu Bata dijemur Posisi Tidur Bawah (1 x 24 jam) Langkah 3 : Taruh Tempat Penimbunan Langkah 4 : Pindahkan Tempat Pembakaran dengan Susunan Sesuai Aturan Pembakaran Setelah perbaikan, langkah penjemuran adalah sebagai berikut : Langkah 1 : Jemur Tidur Atas = 1 x 24 jam Langkah 2 : Pindah Tempat Penimbunan dengan susun miring Langkah 3 : Penyusunan Untuk Pembakaran 4. Kesimpulan Dan Saran Kesimpulan Hasil kegiatan ini adalah dengan penggunaan alat pencetak batu bata, maka hasil peroduksi mengalami peningkatan sebesar 40%. Kepadatan batu bata menjadi lebih stabil sehingga tidak ada batu bata yang keropos/berongga. Karena dengan menggunakan alat, tekanan pada batu bata cukup stabil. Selain itu, dari keuntungan, mitra kami memperoleh peningkatan keuntungan sebesar 24,4 %. Pada metode penjemuran yang ditawarkan, proses langkah penjemuran dapat berkurang satu langkah, sehingga dapat lebih menghemat waktu dan tempat sehingga batu bata yang dihasilkan dapat lebih banyak. Saran Untuk hasil lebih baik, maka kegiatan ini dapat dikembangkan lebih lanjut, yaitu dengan pembuatan mesin pengaduk mekanik, sehingga campuran tanah yang dihasilkan dapat lebih stabil, lebih halus dan berkualitas. Selain itu, komposisi adonan dapat dibuat dengan takaran yang lebih pasti sehingga siapapun pekerjanya dapat menghasilkan batu bata yang baik. 5. Referensi [1] Heins Frick, Koesmardi,1999, Ilmu Bahan Bangunan, Kanesius. [2] Harsono Wiryosumarto, Toshie Okumura. 2004 :Teknologi Pengelasan Logam. Pradya Paramita. [3] Nigel Criss, 2000, Engineering Design Methods (Strategies For Product Design) Third Edition. [4] Sularso, Kiyokatsu Suga. 1997 :Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin. Pradya Paramita. Jakarta. C. 34 Institut Teknologi Nasional Malang SENIATI 2016