PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE Abdul Gafar, Hendri Budi (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang) ABSTRACT In Indonesia, stroke is one cause of dissability for adult. Stroke patient needs ROM because of dissability. The goal of this research is to know the infuence of health education about ROM to family skill in training stokr patient This research used design of experimental quation with one group pre-post test approach of health education intervention. The population is all family of stroke patient at Neorological ward RSUP Dr. M.Djamil. Data was analyzed in univariate and bivariate way. Bivariate analysis used wilcoxon test. The result showed as following: infulence to family skill in training ROM with p value 0.001. It is suggested to head nurse ward to make a health education as one of nursing intervention. And it is suggested to patient family to involve in health education held by nurse. Key words: ROM, stroke, health education ABSTRAK Stroke di Indonesia merupakan penyebab utama kecacatan pada kelompok usia dewasa. Pasien stroke membutuhan latihan ROM akibat kelemahan atau kelumpuhan yang dialami. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang latihan ROM terhadap ketrampilan keluarga dalam melakukan latihan ROM. Desain penelitian quasi-eksperimen Populasi penelitian ini seluruh keluarga pasien stroke yang dirawat di Ruang Rawat Inap Saraf RSUP Dr. M. Djamil Padang. Analisis data secara univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh terhadap ketrampilan keluarga dalam melakukan latihan ROM di bangsal saraf RSUP Dr. M. Djamil Padang dengan nilai p=0,001. Direkomendasikan agar dapat menjadikan pendidikan kesehatan tentang latihan ROM sebagai salah satu intervensi didalam pemberian pelayanan asuhan keperawatan kepada pasien stroke dan keluarganya dan keluarga diharapkan dapat mengikuti pendidikan kesehatan tentang latihan ROM yang dilaksanakan oleh perawat. Kata Kunci : ROM, stroke, pendidikan kesehatan 147
Abdul; Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang,,,,,,,, hal 147-154 PENDAHULUAN Stroke merupakan penyakit yang serius karena memiliki angka kematian cukup tinggi yaitu lebih dari 200.000 jiwa/tahun diseluruh dunia dan insiden stroke diperkirakan lebih dari 750.000 per tahunnya dengan 200.000 jiwa/tahun serangan stroke berulang, sebagian atau lebih klien stroke akan mengalami ketergantungan secara fisik bahkan kematian (Price & Wilson, 2006). Data WHO tahun 2007, menunjukkan 15 juta orang menderita stroke di seluruh dunia setiap tahun. Sebanyak 5 juta orang mengalami kematian dan 5 juta mengalami kecacatan yang menetap (Stroke center, 2007). Stroke merupakan penyakit yang serius karena memiliki angka kematian cukup tinggi yaitu lebih dari 200.000 jiwa/tahun diseluruh dunia dan insiden stroke diperkirakan lebih dari 750.000 per tahunnya dengan 200.000 jiwa/tahun serangan stroke berulang, sebagian atau lebih klien stroke akan mengalami ketergantungan secara fisik bahkan kematian (Price & Wilson, 2006). Indonesia saat ini merupakan negara dengan jumlah penderita stroke terbesar di Asia, karena berbagai sebab selain penyakit degeneratif. Diperkirakan setiap tahun terjadi 500.000 orang penduduk Indonesia terkena serangan stroke, dan sekitar 25% atau 125.000 orang meninggal dan sisanya mengalami cacat ringan atau berat. (Yastroki, 2007). Di Indonesia stroke merupakan penyebab kematian terbesar di rumah sakit dan penyebab utama kecacatan pada kelompok usia dewasa. Serangan stroke lebih banyak pada laki-laki yang terjadi pada usia dibawah 45 tahun sebanyak 11,8%, 54,2% pada usia 45 64 tahun serta diatas usia 65 tahun sebanyak 33,5% (Rasyid, et al, 2007). Keluarga sangat berperan penting dalam proses pemulihan dan pengoptimalan kemampuan motorik pasien pasca stroke. Keluarga merupakan sistem pendukung utama memberi pelayanan langsung pada setiap keadaan (sehat-sakit) anggota keluarga. Oleh karena itu, pelayanan perawatan yang berfokus pada keluarga bukan hanya memulihkan keadaan pasien, tetapi juga bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan dalam keluarga tersebut (Effendy, 1998). Latihan Range of Motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan 148
Jurnal Sehat Mandiri Volume 10 Nomor 1 Tahun 2015 menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2005). latihan ROM pasif adalah latihan ROM yang di lakukan pasien pasca stroke dan keluarga. Oleh karena itu, sebagai pendidik, perawat perlu membantu kemandirian keluarga dalam melakukan rehabilitasi awal pasien stroke berupa latihan ROM pasif sebagai upaya keluarga untuk meningkatkan kemampuan mengatasi masalah kesehatan keluarga dan berperan dalam meningkatkan kesehatan keluarga yang nantinya dapat digunakan oleh keluarga di rumah setelah pasien pulang dari rumah sakit. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Latihan Range Of Motion (Rom) Terhadap Keterampilan Keluarga Dalam Melakukan Rom Pada Pasien Stroke METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan desain quasi-eksperimen dengan rancangan one group pre-post test. Penelitian ini dilaksanakan di Bangsal Saraf RSUP Dr. M. Djamil Padang dan waktu penelitian di mulai pada bulan Mei sampai dengan November 2013. Populasi penelitian ini adalah seluruh keluarga pasien stroke yang dirawat di Ruang Rawat Inap Saraf RSUP Dr. M. Djamil Padang. Sampel yang diambil pada penelitian ini berjumlah 15 orang yang memenuhi kriteria sampel. Pengumpulan data dilakukan secara angket dan observasi dengan menggunakan kuesioner pedoman observasi yang peneliti kembangkan sendiri. Informasi yang dikumpulkan yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan keluarga tentang Latihan Range Of Motion (ROM) pada pasien stroke. Analisa data dilakukan secara univariat yaitu dengan statistik deskriptif data numerik yang dihitung yaitu mean, median modus, stándar deviasi, nilai minimal dan nilai maksimal. Analisa bivariat dilakukan untuk melihat pengaruh antara dua variabel dengan uji uji Wilcoxon. 149
Abdul; Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang,,,,,,,, hal 147-154 HASIL PENELITIAN 1. Jenis Kelamin Tabel.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Di RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2013 Jenis Kelamin Frekuensi (f) Persentase (%) Laki-laki Perempuan 6 9 40,0 60,0 J u m l a h 15 100 Berdasarkan tabel 1 diatas didapatkan bahwa lebih dari separoh (60%) responden berjenis kelamin perempuan. 2. Umur Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Di RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2013 Umur Frekuensi (f) Persentase (%) Dewasa Muda Dewasa Tua 6 9 40,0 60,0 J u m l a h 15 100 Berdasarkan tabel 2 diatas didapatkan bahwa lebih dari separoh (60%) responden berumur dewasa tua (36-59 3. Pendidikan tahun) yaitu 9 orang (60,0%). Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Di RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2013 Pendidikan Frekuensi (f) Persentase (%) SLTP SLTA Sarjana Berdasarkan tabel 3 diatas 5 4 6 33,3 26,7 40,0 J u m l a h 15 100 didapatkan bahwa responden lebih banyak yang berpendidikan sarjana yaitu 6 orang (40%). 4. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Latihan ROM Terhadap Ketrampilan Responden Dalam Melakukan Latihan ROM pada Keluarga 150
Jurnal Sehat Mandiri Volume 10 Nomor 1 Tahun 2015 Tabel 4. Distribusi Ketrampilan Melakukan Latihan ROM Responden Berdasarkan Rata-rata Pre Test dan Post Test Di RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2013 Ketrampilan Melakukan Latihan ROM Pre Test 16,27 Post Test 77,67 Berdasarkan tabel 4 diatas terdapat perbedaan rata-rata Ketrampilan Melakukan Latihan ROM. Responden pada saat pre test (16,27) dan post test (77,67). Hasil Mean p value N 0,001 15 uji statistic terdapat pengaruh pendidikan kesehatan tentang latihan ROM terhadap Ketrampilan keluarga Melakukan Latihan ROM pada pasien stroke. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian terdapat perubahan skor rata-rata keterampilan keluarga dalam melakukan latihan ROM pada pasien stroke pada saat pre test dan post test yaitu pada saat pre test (16,27) dan post test (77,67). Hasil uji statistic dengan menggunakan uji Wilcoxon matched pairs didapatkan nilai p=0,001 (p<0,005), maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh pendidikan kesehatan tentang latihan ROM terhadap ketrampilan keluarga melakukan latihan ROM pada pasien stroke di RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2013. Hasil penelitian ini membuktikan hipotesa penelitian bahwa terdapat pengaruh pendidikan kesehatan tentang latihan ROM terhadap ketrampilan keluarga dalam melakukan latihan ROM pada pasien stroke di RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2013. Terjadinya perubahan ketrampilan keluarga dalam melakukan latihan ROM pada pasien stroke di RSUP Dr. M. Djamil Padang disebabkan oleh pendidikan kesehatan yang diberikan kepada keluarga tersebut. Pendidikan kesehatan tersebut telah diberikan menyebabkan perubahan pada diri keluarga sebagai responden, dalam hal ini responden telah menerima informasi baru tentang laihan ROM. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2007) yang mengatakan bahwa pendidikan kesehatan adalah suatu proses perubahan pada diri seseorang yang dihubungkan dengan pencapaian tujuan kesehatan individu dan masyarakat. Pendidikan kesehatan tidak dapat diberikan kepada seseorang oleh orang lain, bukan 151
Abdul; Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang,,,,,,,, hal 147-154 seperangkat prosedur yang harus dilaksanakan atau suatu produk yang harus dicapai, tetapi sesungguhnya merupakan suatu proses perkembangan yang berubah secara dinamis, yang didalamnya seseorang menerima atau menolak informasi, sikap maupun praktek baru yang berhubungan dengan tujuan hidup sehat (Notoatmodjo, 2007). Pendidikan kesehatan yang diberikan oleh peneliti menyebabkan terjadinya perubahan tingkat pengetahuan, sikap dan ketrampilan keluarga dalam melakukan latihan ROM. Hal ini sesuai dengan teori yang disampaikan oleh (Walgito, 2003) bahwa perilaku atau aktifitas yang ada pada individu atau orgasme itu tidak timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari stimulus yang diterima oleh organisme yang bersangkutan baik stimulus eksternal maupun stimulus internal. Terjadinya perubahan skor ratarata kemampuan keluarga dalam melakukan latihan ROM tersebut menunjukkan bahwa keluarga telah mampu menerima informasi yang diberikan oleh peneliti. Hal ini dapat disebabkan oleh tingkat pendidikan responden dimana pada penelitian ini lebih banyak (40%) responden berpendidikan sarjana, sehingga mampu dengan mudah menyerap informasi yang diberikan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yunita (2008) tentang pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap perubahan tindakan pencegahan filariasis oleh ibu ibu di Jorong Koto Bakuruang Nagari Mungo Kecamatan Luak 50 Kota Tahun 2008, didapatkan hasil bahwa adanya perbedaan tindakan sebelum dengan sesudah dilakukan penyuluhan kesehatan yaitu dari 46,67% menjadi 60% tindakan pencegahan filariasis yang tinggi. Menurut peneliti dengan diberikannya pendidikan kesehatan kepada keluarga, maka keluarga menjadi tahu dan mampu untuk melakukan latihan ROM pada pasien stroke, dimana pada pendidikan kesehatan yang dilaksanakan, keluarga mendapatkan pengetahuan baru dan mendapatkan pengalaman belajar dalam bentul melakukan latihan ROM pada pasien stroke. Dengan demikian terbentuklah ketrampilan keluarga dalam melakukan latihan ROM tersebut. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan Notoatmodjo (2007) bahwa ketrampilan melakukan salah satu aspek dari psikomotor domain yang merupakan bagian dari perilaku, disamping domain kognitif dan afektif. 152
Jurnal Sehat Mandiri Volume 10 Nomor 1 Tahun 2015 Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti. Oleh karena itu kegiatan pemberian pendidikan kesehatan tentang latihan ROM perlu dilaksanakan dan dijadikan suatu protap dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien stroke dan keluarganya di RSUP Dr. M. Djamil Padang KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan terdapat rata-rata skor ketrampilan keluarga dalam melakukan latihan ROM sebelum dilakukan pendidikan kesehatan tentang ROM di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Terdapat pengaruh terhadap ketrampilan keluarga dalam melakukan latihan ROM di bangsal saraf RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2013 (nilai p=0,001). Diharapkan melalui kepala ruang Rawat Inap RSUP Dr. M. Djamil Padang dapat menjadikan pendidikan kesehatan tentang latihan ROM sebagai salah satu intervensi didalam pemberian pelayanan asuhan keperawatan kepada pasien stroke dan keluarganya dan keluarga diharapkan dapat mengikuti pendidikan kesehatan tentang latihan ROM yang dilaksanakan oleh perawat. DAFTAR PUSTAKA. Effendi, Nasrul. 1998. Dasar Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC Notoatmodjo, S. (2007). 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta : PT Rineka Cipta Potter, Patricia A. & Perry, Anne Griffin (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Edisi 4. Jakarta: EGC Price, S., & Wilson, L., (2006). Patofisiologis. Konsep klinis proses-proses penyakit. Edisi ke 6. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Rasyid, et al., (2007). Unit Stroke. Manajemen Stroke Secara Komprehensif. Jakarta :Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Smeltzer, C.S., et al. (2008). Brunner & suddarth s texbook of medicalsurgical nursing. (11 th ed). Philadelphia: Lippincott and Wilkins. Stroke center, (2007). Population stoke in the world, http://www.strokecenter.org/pati ents/stats.htm, diperoleh tanggal 2 Maret 2013. 153
Abdul; Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang,,,,,,,, hal 147-154 Vitahealth. 2005. Hipertensi. Jakarta: PT Media Pustaka Utama Walgito Bimo, (2003), Psikologi Sosial (suatu Pengantar). Andi ofset Yogyakarta. 154