PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

dokumen-dokumen yang mirip
KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 129a/U/2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN

/ KEPUTUSAN MENTER! PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 733 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN NON FORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

! "## Pelayanan Administrasi Perkantoran Dinas Pendidikan

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAERAH DAN KOMITE SEKOLAH/MADRASAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

1. SKPD : DINAS PENDIDIKAN

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013 DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR Manajemen Pendidikan TK / RA 915,000,000

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 58 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 28 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN BUPATI MADIUN,

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF

WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN BANDUNG BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM BANYUWANGI CERDAS

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

MATRIK RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2015

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 19

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

Dengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN CILACAP dan BUPATI CILACAP MEMUTUSKAN :

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWAS SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KOTA CIMAHI TAHUN ANGGARAN 2015

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN AGAM TAHUN ANGGARAN 2014

PERATURAN DAERAH KOTA TERNATE NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 68 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF KABUPATEN BANYUWANGI

PERATURAN BERSAMA ANTARA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN MENTERI AGAMA NOMOR 04/VI/PB/2011 NOMOR MA/111/2011 TENTANG

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

PENGUMUMAM RENCANA UMUM PENGADAAN DINAS PENDIDIKAN KOTA TEBING TINGGI JLN. KOM.YOS.SUDARSO TEBING TINGGI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANGGARAN 2015 URUT PROGRAM KEGIATAN

PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 34 TAHUN 2012 TENTANG PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

2011, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bersama antara Menteri Pend

BUPATI MADIUN BUPATI MADIUN,

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR : 10 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH

MATRIK RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 53 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MALINAU PROVINSI KALIMANTAN UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN KABUPATEN KARANGASEM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG BADAN AKREDITASI PROVINSI SEKOLAH/MADRASAH TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI DINAS PENDIDIKAN

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

-1- PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PENETAPAN KINERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

PERATURAN BUPATI KUNINGAN Nomor : 47 TAHUM 2014 TENTANG

-23- BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

WALI KOTA BANDUNG, DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 1 TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 1 TAHUN 2013

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 20 TAHUN 2012 TENTANG

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembara

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KOTA BATU

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 83 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA TASIKMALAYA

NOMOR : % TAHUN 2017

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG SEKOLAH GRATIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DI KABUPATEN GUNUNG MAS

- 1 - BUPATI BANYUWANGI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2005 TENTANG BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN UNTUK RAKYAT

Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2014 dan Prakiraan Maju Tahun 2015 Kabupaten Agam. Indikator Kinerja Program /Kegiatan.

TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN DI KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 32 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN KOLAKA RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH,ORGANISASI, PENDAPATAN,BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2014

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 33 PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 15-C TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KUNINGAN RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2014

Transkripsi:

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PERATURAN BUPATI SAMPANG NOMOR : 3 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG PENDIDIKAN KABUPATEN SAMPANG TAHUN 2008-2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAMPANG, Menimbang : a. bahwa dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 8 Tahun 2005 dan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Kabupaten/Kota, maka kewenangan penyelenggaraan pendidikan, pemuda, dan keolahragaan telah diserahkan kepada Pemerintah Daerah; b. bahwa untuk menjamin terwujudnya mutu pendidikan yang diselenggarakan Daerah, perlu ditetapkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Pendidikan Kabupaten Sampang Tahun 2008-2010 dengan Peraturan Bupati Sampang; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389); 2. Undang-Undang..

- 2-2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548); 3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438); 4. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301); 5. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4586); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4496); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737); 8. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun dan Percepatan Penuntasan Buta Aksara; 9. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 129a/U/2004 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan; 10. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 39 Tahun 2000 tentang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Timur; 11. Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor : 188/225/KPTS/013/2006 tentang Tim Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara Propinsi Jawa Timur; MEMUTUSKAN :...

- 3 - MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI SAMPANG TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG PENDIDIKAN KABUPATEN SAMPANG TAHUN 2008-2010. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Pemerintah adalah Pemerintah Pusat; 2. Bupati adalah Bupati Sampang; 3. Daerah adalah Daerah Otonom Kabupaten Sampang; 4. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Sampang; 5. Kewenangan Daerah adalah kewenangan yang diberikan Pemerintah kepada Daerah; 6. Jenis Pelayanan adalah kegiatan-kegiatan untuk melaksanakan kewenangan Daerah; 7. Indikator Kinerja adalah tolok ukur pelayanan yang diterima oleh masyarakat; 8. Standar Pelayanan Minimal adalah tolok ukur kinerja pelayanan yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah, yang selanjutnya disingkat dengan SPM; 9. Standar Teknis adalah pedoman kualitas dan prosedur pelayanan yang ditentukan oleh Pemerintah; 10. Target Tahunan adalah nilai capaian indikator kinerja setiap jenis pelayanan pada tahun yang bersangkutan; 11. Satuan Pendidikan adalah Sekolah Dasar yang selanjutnya disingkat dengan SD, Madrasah Ibtidaiyah disingkat dengan MI, Sekolah Menengah Pertama yang selanjutnya disingkat dengan SMP, Madrasah Tsanawiyah disingkat dengan MTs, Sekolah Menengah Atas yang selanjutnya disingkat dengan SMA, Sekolah Menengah Kejuruan disingkat dengan SMK, dan Madrasah Aliyah disingkat dengan MA; 12. Angka Putus Sekolah/Drop Out adalah anak yang keluar dari satuan pendidikan yang selanjutnya disingkat dengan DO; 13. Pendidikan...

- 4-13. Pendidikan Anak Usia Dini adalah Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak, Taman Kanak-Kanak yang selanjutnya disingkat dengan TK, Roudlotul Athfal disingkat dengan RA yang selanjutnya disingkat dengan PAUD; BAB II KEWENANGAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN Pasal 2 (1) Penyelenggaraan satuan pendidikan luar biasa (pendidikan berkebutuhan khusus) menjadi wewenang Daerah. (2) Penyelenggaraan satuan pendidikan dasar dan menengah termasuk PAUD menjadi wewenang Pemerintah Daerah. (3) Pemerintah Daerah menyelenggarakan pendidikan berdasarkan SPM Bidang Pendidikan. (4) SPM Bidang Pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) meliputi pelayanan pendidikan yang mencakup semua jenis pelayanan hingga mencapai indikator kinerja minimal. BAB III STANDAR PELAYANAN MINIMAL TAMAN KANAK-KANAK/ ROUDLATUL ATHFAL Pasal 3 SPM Bidang Pendidikan TK/RA terdiri dari : a. 80% jumlah penduduk usia 4-6 tahun mengikuti program TK/RA; b. 80% guru TK/RA dengan kualifikasi sesuai Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005; c. 95% TK/RA memiliki sarana dan prasarana belajar/bermain; d. 75% TK/RA menerapkan manajemen berbasis sekolah; e. 60% TK/RA telah terakreditasi Sekolah/Madrasah; BAB IV...

- 5 - BAB IV STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR Pasal 4 (1) SPM Bidang Pendidikan SD/MI terdiri dari : 1. 99% (sembilan puluh persen) anak dalam kelompok usia 7-12 tahun bersekolah di SD/MI dan sederajat; 2. 0,01 % DO dari jumlah siswa yang bersekolah; 3. 100% SD/MI telah terakreditasi; 4. 65% SD/MI memiliki perpustakaan; 5. 100% SD/MI melaksanakan MBS dengan baik; 6. 100% Gedung SD/MI/SDLB dalam kondisi baik; 7. 100% BOS SD/MI telah sesuai dengan ketentuan; 8. setiap Kabupaten memiliki minimal 1 SD/MI rintisan bertaraf internasional; 9. 80% sarana sekolah memenuhi Standar Nasional Pendidikan; 10. 80% kebutuhan guru SD/MI terpenuhi; 11. dimulainya pengembangan kemitraaan dengan LPTK dan instansi/organisasi dalam bidang/kegiatan inservice training bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan SD/MI; 12. terbangunnya sistem penjaminan mutu guru dan Kepala Sekolah SD/MI yang membina calon peserta Olimpiade Internasional; 13. dimulainya penerapan sistem kesejahteraan, penghargaan dan perlindungan bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan SD/MI; 14. 50% guru SD/MI berpendidikan minimal S-1/D4; 15. 40% guru dan Kepala Sekolah memiliki sertifikasi kompetensi; 16. 100% siswa SD/MI sudah memiliki buku teks semua mata pelajaran pokok yang layak; 17. 100% Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dilaksanakan oleh sekolah; 18. 100% Komite Sekolah berfungsi dengan baik; 19. terwujudnya transparansi & akuntabilitas publik dalam bentuk laporan capaian kinerja tahunan; 20. 100% SD/MI telah terakreditasi. (2) SPM Bidang Pendidikan SMP/MTs terdiri dari : 1. 95% penduduk usia 13-15 tahun bersekolah di SMP/MTs dan sederajat; 2. 0,25% DO dari jumlah siswa yang bersekolah; 3. 80% sekolah memiliki sarana dan prasarana minimal sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan;

- 6-4. 100% sekolah memiliki tenaga kependidikan non guru untuk melaksanakan tugas administrasi; 5. 90% kebutuhan guru SMP/MTs terpenuhi; 6. 100% guru SMP/MTs memiliki kualifikasi, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005; 7. 100% buku semua mata pelajaran tersedia; 8. 99% dari lulusan SD/MI melanjutkan ke SMP/MTs; 9. 100% SMP/MTs telah terakreditasi; 10. 100% Gedung SMP/ MTs dalam kondisi baik; 11. 100% BOS SMP/MTs telah digunakan sesuai dengan ketentuan; 12. dimulainya pengembangan kemitraaan dengan LPTK dan instansi/organisasi dan inservice training bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMP/MTs; 13. terbangunnya sistem penjaminan mutu guru dan Kepala Sekolah SMP/MTs yang membina calon pemenang Olimpiade Internasional; 14. dimulainya penerapan sistem kesejahteraan, penghargaan dan perlindungan Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMP/MTs; 15. 50% guru dan Kepala Sekolah SMP/MTs memiliki sertifikat kompetensi; 16. 100% Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dilaksanakan oleh sekolah; 17. 100% Komite Sekolah berfungsi dengan baik; 18. terwujudnya transparansi dan akuntabilitas publik dalam bentuk laporan capaian kinerja tahunan; 19. 85% SMP/MTs memiliki perpustakaan; 20. 100% SMP/MTs melaksanakan MBS dengan baik; 21. 100% SMP/MTs yang memiliki akses listrik menerapkan TV Based Learning; 22. 70% peserta UN mencapai nilai rata-rata 6.00; 23. On-line sistem administrasi pengawasan memanfaatkan ICT; 24. 100% SMP/MTs telah terakreditasi. BAB V STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN MENENGAH Pasal 5 (1) SPM Bidang Pendidikan SMA/MA terdiri dari : 1. 80% penduduk usia 16-18 tahun bersekolah di SMA/MA/SMK; 2. 0,3% DO dari jumlah siswa yang bersekolah;

- 7-3. 90% sekolah memiliki sarana dan prasarana sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan; 4. 100% sekolah memiliki tenaga kependidikan untuk melaksanakan tugas administrasi; 5. 100% kebutuhan guru SMA/MA terpenuhi; 6. 100% guru SMA/MA memiliki kualifikasi sesuai Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005; 7. 60% siswa memiliki buku semua mata pelajaran; 8. 80% lulusan SMP/MTs melanjutkan ke SMA/MA/SMK; 9. 100% SMA/MA telah terakreditasi; 10. dimulainya pengembangan kemitraaan dengan LPTK dan instansi/organisasi dan inservice training bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMA/MA; 11. terbangunnya sistem penjaminan mutu guru dan Kepsek yang membina calon pemenang Olimpiade Internasional; 12. dimulainya penerapan sistem kesejahteraan, penghargaan dan perlindungan Pendidik dan Tenaga Kependidikan; 13. 100% guru dan Kepala Sekolah memiliki sertifikasi kompetensi; 14. 100% kurikulum tingkat satuan pendidikan dilaksanakan oleh sekolah; 15. 100% Komite Sekolah berfungsi dengan baik; 16. terwujudnya transparansi dan akuntabilitas publik dalam bentuk laporan capaian kinerja tahunan; 17. 100% Gedung SMA/MA dalam kondisi baik; 18. BOS SMA/MA mulai diterapkan tanpa meninggalkan BKM; 19. Setiap Kabupaten memiliki minimal 1 SMA/MA rintisan bertaraf Internasional; 20. 55% SMA/MA yang memiliki akses listrik menerapkan ICT Based Learning; 21. 100% SMA/MA memiliki perpustakaan; 22. 80% SMA/MA memiliki laboratorium; 23. 50% SMA/MA memiliki sarana olahraga; 24. 100% SMA/ MA melaksanakan MBS dengan baik; 25. 70% peserta UN mencapai nilai rata-rata 6.00; 26. On-line sistem administrasi pengawasan memanfaatkan ICT; 27. 80% SMA/MA telah terakreditasi. (2) SPM Bidang Pendidikan SMK terdiri dari : 1. 0,82% DO dari jumlah siswa yang bersekolah; 2. 75% SMK memiliki sarana dan prasarana minimal sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan; 3. 100% SMK memiliki tenaga kependidikan untuk melaksanakan tugas administrasi;

- 8-4. 100% jumlah guru SMK yang diperlukan terpenuhi; 5. 100% guru SMK memiliki kualifikasi sesuai dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005; 6. 100% buku teks semua mata pelajaran yang layak tersedia; 7. 30% lulusan SMK diterima di dunia kerja sesuai dengan keahliannya; 8. 80% SMK telah terakreditasi; 9. dilaksanakannya pengembangan kemitraaan dengan LPTK dan instansi/organisasi dan inservice training bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMK secara periodik; 10. terbangunnya sistem penjaminan mutu guru dan Kepsek yang membina calon pemenang World Skill Contest dan Asean Skill Contest; 11. dilaksanakannya penerapan sistem kesejahteraan, penghargaan dan perlindungan Pendidik dan Tenaga Kependidikan; 12. 100% guru dan Kepala Sekolah memiliki sertifikasi kompetensi; 13. 10% SMK di setiap Kabupaten bersertifikat ISO; 14. 100% kurikulum tingkat satuan pendidikan telah terlaksana; 15. 100% Komite Sekolah berfungsi dengan baik; 16. terwujudnya transparansi dan akuntabilitas publik dalam bentuk laporan capaian kinerja tahunan; 17. 95% Gedung SMK dalam kondisi baik; 18. BOS SMK mulai diterapkan tanpa meninggalkan BKM; 19. setiap Kabupaten memiliki minimal 1 SMK bertaraf Internasional; 20. 55% SMK yang memiliki akses listrik menerapkan ICT Based Learning; 21. 100% SMK memiliki perpustakaan; 22. 100% SMK melaksanakan MBS dengan baik; 23. 70% peserta UN mencapai nilai rata-rata 6,00 dan untuk mata pelajaran kompetensi keahlian minimal 7,00; 24. On-line system administrasi pengawasan memanfaatkan ICT; 25. Rasio siswa SMA/MA : SMK = 40:60; 26. 100% SMK menyelenggarakan pembelajaran berorientasi pada pembentukan disiplin dan aspirasi kerja; 27. 100% SMK menyelenggarakan program kewirausahaan; 28. 100% SMK menyelenggarakan program bakat dan minat; 29. 100% SMK menyelenggarakan sertifikasi keahlian dan standar nasional sebagai bagian persyaratan penetapan kelulusan; 30. 10% SMK di Kabupaten/Kota menyelenggarakan sertifikasi keahlian standar Internasional sebagai bagian persyaratan kelulusan;

- 9-31. 100% SMK menyediakan bahan praktik siswa secara individual untuk melaksanakan praktik kerja industri. BAB VI STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN NON FORMAL Pasal 6 SPM Bidang Pendidikan non formal terdiri dari : 1. 60% anak dalam kelompok 2-4 tahun mengikuti kegiatan Taman Penitipan Anak, Kelompok Bermain atau satuan PAUD sejenis; 2. 62% guru PAUD jalur non formal telah mengikuti pelatihan di bidang PAUD; 3. 100% penduduk usia produktif (15-44 tahun) bisa membaca, menulis, dan berhitung; 4. 90% jumlah penduduk usia sekolah yang belum bersekolah di SD/MI menjadi peserta didik Program Paket A; 5. Peserta didik program paket A yang tidak aktif tidak melebihi 4%; 6. 60% peserta didik memiliki modul Program Paket A; 7. 100% peserta didik yang mengikuti ujian akhir Program Paket A lulus ujian kesetaraan; 8. 99% lulusan Program Paket A dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi (SMP, MTs, atau Program Paket B); 9. 75% dari tutor Program Paket A yang diperlukan terpenuhi; 10. 80% tutor Program Paket A memiliki kualifikasi sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan secara nasional; 11. 55% pusat kegiatan belajar masyarakat memiliki sarana dan prasarana minimal sesuai dengan standar teknis pembelajaran; 12. 25% DO SD/MI melalui Paket A terlayani; 13. 85% jumlah penduduk usia 13 15 tahun yang belum bersekolah di SMP/MTs menjadi peserta didik Program Paket B; 14. Peserta didik Program Paket B yang tidak aktif tidak melebihi 5%; 15. 100% modul Program Paket B tersedia; 16. 90% peserta didik yang mengikuti ujian akhir Program Paket B lulus ujian kesetaraan; 17. 70% lulusan Program Paket B bekerja; 18. 70% lulusan Program Paket B dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi (SMA, SMK, MA, atau Program Paket C); 19. 100% kebutuhan tutor Program Paket B terpenuhi; 20. 40% tutor...

- 10-20. 40% tutor Program Paket B memiliki kualifikasi sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan secara nasional; 21. 80% jumlah penduduk usia sekolah yang belum bersekolah di SMA/MA, SMK menjadi peserta didik Program Paket C; 22. Peserta didik Program Paket C yang tidak aktif tidak melebihi 3%; 23. 50% modul Program Paket C tersedia; 24. 90% peserta didik yang mengikuti ujian akhir Program Paket C lulus ujian kesetaraan; 25. 70% lulusan Program Paket C bekerja; 26. 10% lulusan Program Paket C dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi; 27. 50% kebutuhan tutor Program Paket C terpenuhi; 28. 60% tutor Program Paket C memiliki kualifikasi sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan secara nasional; 29. 15% warga masyarakat putus sekolah, pengangguran, dan dari keluarga pra sejahtera menjadi peserta didik dalam kursus-kursus/pelatihan/kelompok belajar usaha/magang; 30. 100% lembaga kursus memiliki ijin operasional dari pemerintah atau pemerintah daerah; 31. 30% lembaga kursus dan lembaga pelatihan terakreditasi; 32. 80% kursus/pelatihan/kelompok belajar usaha/magang dibina secara terus menerus; 33. 90% lulusan kursus, pelatihan, magang, kelompok belajar usaha dapat memasuki dunia kerja; 34. 100% kebutuhan tenaga pendidik, instruktur, atau penguji praktek kursus-kursus/pelatihan/ kelompok belajar usaha/magang terpenuhi; 35. 75% tenaga pendidik, instruktur, atau penguji praktek kursus-kursus/pelatihan/kelompok belajar usaha/magang memiliki kualifikasi sesuai dengan standar kompetensi yang dipersyaratkan; 36. 100% peserta ujian kursus-kursus memperoleh ijazah atau sertifikat; 37. 80% kursus-kursus/pelatihan/kelompok belajar usaha/magang memiliki sarana dan prasarana minimal sesuai dengan standar teknis yang ditetapkan. BAB VII STANDAR PELAYANAN MINIMAL KEBUDAYAAN Pasal 7 SPM Bidang Kebudayaan terdiri dari : 1. 90% museum Kabupaten dan museum peninggalan sejarah kepurbakalaan terpelihara dengan baik;

- 11-2. 90% museum daerah di Kabupaten Sampang dapat dimanfaatkan sebagai tempat studi dan rekreasi; 3. 80% terlaksananya penggalian sejarah, budaya dan kepurbakalaan; 4. 75% kawasan Kerajaan Majapahit menjadi museum terbuka sebagai pusat informasi sejarah, nilai seni budaya dan pariwisata Jawa Timur; 5. 80% inventarisasi/dokumentasi, publikasi dan eksibisi budaya lokal dan nilai tradisional terlaksana; 6. 80% terlaksananya pengkajian, pelestarian dan pengembangan nilai budaya; 7. 80% terlaksananya apresiasi sejarah, budaya, dan kepurbakalaan pada masyarakat; 8. 60% tersedianya bantuan sarana dan prasarana seni dan budaya di sekolah dan masyarakat; 9. 90% Kabupaten melaksanakan festival pekan seni budaya daerah; 10. 90 % guru pembina seni di sekolah kompetensinya meningkat; 11. 80% meningkatnya profesionalisme tenaga bidang seni budaya; 12. 100 % siswa berkesempatan untuk berpartisipasi dan berkreasi dalam lomba seni; 13. 75 % peralatan kesenian dapat difungsikan dengan baik; 14. 50% karya cipta seniman dapat dipatenkan; 15. 100% pemberian bantuan kepada organisasi seni budaya daerah yang mempunyai reputasi tingkat nasional/internasional terlaksana; 16. 80% pemahaman terhadap seni budaya mulai usia dini melalui paguyuban peminat seni tradisi (PPST) di sekolah meningkat. BAB VIII STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PEMUDA DAN OLAH RAGA Pasal 8 (1) SPM Bidang Program Peningkatan Wawasan dan Sikap Pemuda terdiri dari : 1. 80% Lembaga Pendidikan Formal membentuk Pasukan Pengibar Bendera (PASKIBRAKA) sekolah yang terorganisir; 2. 80% terlaksananya penyuluhan/sosialisasi di sekolah yang berhubungan dengan tumbuh kembang anak usia remaja; 3. 99% Sekolah melaksanakan Upacara Bendera secara rutin dan berkesinambungan; 4. 75% Sekolah terlaksana kegiatan latihan Baris Berbaris untuk peningkatan disiplin peserta didik; 5. 50% Sekolah melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah; 6. 60% terlaksananya sosialisasi Bahaya Narkoba di sekolah;

- 12-7. 30% Sekolah melaksanakan Kegiatan Patroli Keamanan Sekolah (PKS). (2) SPM Penyelenggaraan Program Peningkatan Keterampilan Pemuda terdiri dari : 1. 75% Sekolah melaksanakan Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK); 2. 50% terlaksananya Program pendamping bagi Kelompok Usaha Pemuda Produktif (KUPP) Kabupaten Sampang; 3. 30% Kelompok Pemuda potensi diberikan Pelatihan Kewirausahaan; 4. 30% terlaksananya pembinaan dan pengembangan organisasi kepemudaan. (3) SPM Program Pengembangan Kebijakan dan Manajemen Olahraga terdiri dari : 1. 50% peningkatan peran serta organisasi olahraga dalam pengembangan olahraga pendidikan; 2. 40% mengendalikan Kegiatan olahraga pendidikan; 3. 50% meningkatkan mutu tenaga Keolahragaan dalam bentuk Bimbingan Teknik Keolahragaan (Bintek) Tingkat Kabupaten; 4. 40% membentuk wadah keolahragaan yang disebut Kelompok Berlatih Olahraga (KBO) di sekolah atau Gugus; 5. 75% inventarisir Atlit Pelajar Potensial di Tingkat Sekolah. (4) SPM Program Pemassalan Olahraga terdiri dari : 1. 60% melaksanakan dan mengendalikan berbagai kegiatan olahraga yang bersifat massal; 2. 50% meningkatkan dan melestarikan olahraga tradisional; 3. 75% melaksanakan olahraga massal seperti senam, gerak jalan, jalan-jalan sehat bagi pelajar, mahasiswa dan masyarakat; 4. 75% terlaksananya sosialisasi senam di tingkat Kabupaten; 5. 75% terlaksananya Kegiatan Keolahragaan dalam rangka Hari Besar Keolahragaan (HAORNAS, Hari Jantung Sehat Nasional dan Hardiknas); 6. 60% terlaksananya Senam Bugar di tingkat Aparatur Pemerintah dan Masyarakat. (5) SPM Penyelenggaraan Kompetisi Olahraga terdiri dari : 1. 60% terlaksananya pembinaan dengan pemanduan bakat di tingkat Kecamatan; 2. 75% terlaksananya seleksi Atlit Pelajar (POR) tingkat Kabupaten; 3. 70% terlaksananya pembinaan Atlit Pelajar dalam peningkatan prestasi; 4. 75% terlaksananya pengiriman Atlit Pelajar potensi Kabupaten ke even Jawa Timur (PORDA dan POPDA); 5. 50% terlaksananya Kompetisi dalam rangka Hari Besar Keolahragaan tingkat Kabupaten (HAORNAS, Hari Jantung Sehat Nasional dan Hardiknas). BAB IX...

- 13 - BAB IX PENANGGUNGJAWAB PENYELENGGARAAN SPM Pasal 9 (1) Bupati bertanggungjawab dalam penyelenggaraan pendidikan dan kebudayaan yang menjadi wewenangnya sesuai SPM Bidang Pendidikan. (2) Penyelenggaraan SPM Bidang Pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara operasional dikoordinasikan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sampang sesuai dengan kewenangan masing-masing. (3) Penyelenggaraan SPM Bidang Pendidikan merupakan acuan dalam perencanaan program. BAB X PEMBIAYAAN Pasal 10 Sumber pembiayaan SPM dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Sampang. BAB XI PEMBINAAN Pasal 11 (1) Pemerintah Daerah memfasilitasi penyelenggaraan pendidikan dan kebudayaan sesuai SPM Bidang Pendidikan. (2) Fasilitasi sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) dalam bentuk penyusunan standar teknis, pedoman, pemberian bimbingan teknis dan pelatihan yang meliputi : a. perhitungan kebutuhan pelayanan pendidikan dan kebudayaan sesuai SPM Bidang Pendidikan; b. penyusunan rencana kerja dan standar kinerja pencapaian target SPM Bidang Pendidikan; c. penilaian pengukuran kinerja; d. penyusunan laporan kinerja dalam menyelenggarakan pemenuhan SPM Bidang Pendidikan.

- 14 - Pasal 12 Pelaksanaan supervisi dan pemberdayaan Pemerintah Daerah dalam penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan SPM Bidang Pendidikan. BAB XII PENGAWASAN Pasal 13 (1) Bupati melaksanakan pengawasan dalam penyelenggaraan pendidikan dan kebudayaan sesuai SPM Bidang Pendidikan. (2) Bupati menyampaikan laporan pencapaian kinerja penyelenggaraan pendidikan dan kebudayaan sesuai SPM Bidang Pendidikan, kepada Gubernur, Menteri Pendidikan Nasional dan Menteri Dalam Negeri. BAB XII KETENTUAN PENUTUP Pasal 14 Dengan berlakunya Peraturan ini, maka segala ketentuan yang bertentangan dengan Peraturan ini dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 15...

- 15 - Pasal 15 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Sampang. Ditetapkan di : Sampang pada tanggal : 1 Pebruari 2008 PJ. BUPATI SAMPANG, SALINAN Peraturan Bupati ini disampaikan Drs.CHUSNUL ARIFIEN DAMURI, MM. MSi kepada : Pembina Utama Madya Yth. 1. Gubernur Jawa Timur di Surabaya; NIP. 010 056 836 2. Kepala Badan Koordinasi Wilayah IV Pamekasan; 3. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sampang; 4. Kepala Badan Pengawasan Daerah Kabupaten Sampang; 5. Kepala Badan Perencanaan Pemba - ngunan Daerah Kabupaten Sampang; 6. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sampang; 7. Kepala Bagian Keuangan Sekretariat Daerah Kabupaten Sampang. ttd Diundangkan di : Sampang pada tanggal : 1 Pebruari 2008 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SAMPANG ttd Drs. H. ASYHAR, MM Pembina Utama Madya NIP. 510 090 098 Berita Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2008 Nomor : 2