Jurnal JARTEL (ISSN (print): ISSN (online): ) Vol: 3, Nomor: 2, November 2016

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS UNJUK KERJA TEKNIK MIMO STBC PADA SISTEM ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Tujuan

Analisa Kinerja Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) Berbasis Perangkat Lunak

SIMULASI ESTIMASI FREKUENSI UNTUK QUADRATURE AMPLITUDE MODULATION MENGGUNAKAN DUA SAMPEL TERDEKAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bab II Landasan teori

PERHITUNGAN BIT ERROR RATE PADA SISTEM MC-CDMA MENGGUNAKAN GABUNGAN METODE MONTE CARLO DAN MOMENT GENERATING FUNCTION.

BAB IV PEMODELAN SIMULASI

BAB III PEMODELAN MIMO OFDM DENGAN AMC

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan kebutuhan manusia untuk dapat berkomunikasi di segala tempat,

ANALISIS PENERAPAN MODEL PROPAGASI ECC 33 PADA JARINGAN MOBILE WORLDWIDE INTEROPERABILITY FOR MICROWAVE ACCESS (WIMAX)

KINERJA SISTEM MULTIUSER DETECTION SUCCESSIVE INTERFERENCE CANCELLATION MULTICARRIER CDMA DENGAN MODULASI M-QAM

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Gambar 1.1 Pertumbuhan global pelanggan mobile dan wireline [1].

Analisa Kinerja Alamouti-STBC pada MC CDMA dengan Modulasi QPSK Berbasis Perangkat Lunak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. 2. PERENCANAAN SISTEM DAN TEORI PENUNJANG Perencanaan sistem secara sederhana dalam tugas akhir ini dibuat berdasarkan blok diagram berikut:

BAB IV SIMULASI DAN UNJUK KERJA MODULASI WIMAX

BAB I PENDAHULUAN. 500 KHz. Dalam realisasi modulator BPSK digunakan sinyal data voice dengan

ANALISIS UNJUK KERJA CODED OFDM MENGGUNAKAN KODE CONVOLUTIONAL PADA KANAL AWGN DAN RAYLEIGH FADING

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISIS

Perancangan dan Pengujian Desain Sinkronisasi Waktu dan Frekuensi

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

OFDM : Orthogonal Frequency Division Multiplexing

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

SIMULASI TEKNIK MODULASI OFDM QPSK DENGAN MENGGUNAKAN MATLAB

ANALISIS KINERJA SISTEM KOOPERATIF BERBASIS MC-CDMA PADA KANAL RAYLEIGH MOBILE DENGAN DELAY DAN DOPPLER SPREAD

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KINERJA MODULASI ASK PADA KANAL ADDITIVE WHITE GAUSSIAN NOISE (AWGN)

I. PENDAHULUAN. kebutuhan informasi suara, data (multimedia), dan video. Pada layanan

Simulasi Dan Analisa Efek Doppler Terhadap OFDM Dan MC-CDMA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TTG3B3 - Sistem Komunikasi 2 Modulasi Digital: PSK dan ASK

Sistem Telekomunikasi

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING (OFDM) DENGAN MENGGUNAKAN DSK-TMS320C6713

SIMULASI PERBANDINGAN KINERJA MODULASI M-PSK DAN M-QAM TERHADAP LAJU KESALAHAN DATA PADA SISTEM ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING (OFDM)

Simulasi MIMO-OFDM Pada Sistem Wireless LAN. Warta Qudri /

BAB II DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori Teknologi Radio Over Fiber

Presentasi Tugas Akhir

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN PEDOMAN PENGGUNAAN ALAT

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISIS

BAB I 1.1 Latar Belakang

BAB III PERANCANGAN SISTEM DAN SIMULASI

SIMULASI PENGARUH HAMMING CODE PADA SISTEM OFDM (ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING) MENGGUNAKAN MODULASI QPSK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KINERJA TEKNIK SINKRONISASI FREKUENSI PADA SISTEM ALAMOUTI-OFDM

KINERJA MODULASI DIGITAL DENGAN METODE PSK (PHASE SHIFT KEYING)

STUDI PERANCANGAN SISTEM RoF-OFDM POLARISASI TIDAK SEIMBANG MENGGUNAKAN MODULASI QPSK DAN QAM

BAB IV ANALISA HASIL SIMULASI

PENGUJIAN TEKNIK FAST CHANNEL SHORTENING PADA MULTICARRIER MODULATION DENGAN METODA POLYNOMIAL WEIGHTING FUNCTIONS ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Seluruh mata rantai broadcasting saat ini mulai dari proses produksi

LOGO IMPLEMENTASI MODULASI DAN DEMODULASI M-ARY QAM PADA DSK TMS320C6416T

Analisis Penerapan Teknik AMC dan AMS untuk Peningkatan Kapasitas Kanal Sistem MIMO-SOFDMA

ANALISIS KINERJA SISTEM AKSES JAMAK PADA ORTHOGONAL FREKUENSI DIVISION MULTIPLEXING (OFDM) MENGGUNAKAN TEKNIK CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (CDMA)

KINERJA AKSES JAMAK OFDM-CDMA

ANALISIS UNJUK KERJA EKUALIZER KANAL ADAPTIF DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA SATO

Analisa Sistem DVB-T2 di Lingkungan Hujan Tropis

IMPLEMENTASI MODULASI DAN DEMODULASI GMSK PADA DSK TMS320C6416T

Simulasi Channel Coding Pada Sistem DVB-C (Digital Video Broadcasting-Cable) dengan Kode Reed Solomon

Pembuatan Modul Praktikum Teknik Modulasi Digital FSK, BPSK Dan QPSK Dengan Menggunakan Software

Analisa Power Spectral Density pada Sistem Orthogonal Wavelet Division Multiplexing Berbasis Wavelet Packet

TUGAS AKHIR PEMODELAN DAN SIMULASI ORTHOGONAL FREQUENCY AND CODE DIVISION MULTIPLEXING (OFCDM) PADA SISTEM KOMUNIKASI WIRELESS OLEH

Analisis Kinerja Jenis Modulasi pada Sistem SC-FDMA

Pengaruh Modulasi M-Psk Pada Unjuk Kerja Sistem Orthogonal Frequency Division Multiplexing (Ofdm)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERSYARATAN TEKNIS ALAT DAN PERANGKAT TELEKOMUNIKASI WIRELESS LOCAL AREA NETWORK

PERBANDINGAN KINERJA ANTARA OFDM DAN OFCDM PADA TEKNOLOGI WiMAX

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG

EVALUASI KINERJA OFDMA DENGAN MODULASI ADAPTIF PADA KANAL DOWNLINK

Analisis Estimasi Kanal Dengan Menggunakan Metode Invers Matrik Pada Sistem MIMO-OFDM

PENGARUH FREQUENCY SELECTIVITY PADA SINGLE CARRIER FREQUENCY DIVISION MULTIPLE ACCESS (SC-FDMA) Endah Budi Purnomowati, Rudy Yuwono, Muthia Rahma 1

MODULASI. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung

TEKNIK MODULASI DIGITAL LINEAR

DATA ANALOG KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T. Transmisi Analog (Analog Transmission) Data Analog Sinyal Analog DATA ANALOG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH MODULASI M-PSK PADA UNJUK KERJA SISTEM ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING (OFDM)

Modulasi. S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto

ANALISIS KINERJA SISTEM MIMO-OFDM PADA KANAL RAYLEIGH DAN AWGN DENGAN MODULASI QPSK

Analisis Throughput Pada Sistem MIMO dan SISO ABSTRAK

EVALUASI KINERJA TEKNIK ADAPTIVE MODULATION AND CODING (AMC) PADA MOBILE WiMAX MIMO-OFDM

BAB IV SINYAL DAN MODULASI

BAB II DASAR TEORI. Dasar teori yang mendukung untuk tugas akhir ini adalah teori tentang device atau

ANALISIS UNJUK KERJA EKUALIZER PADA SISTEM KOMUNIKASI DENGAN ALGORITMA GODARD

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan kebutuhan manusia untuk dapat berkomunikasi di segala tempat,

Unjuk kerja Trellis Code Orthogonal Frequency Division Multiplexing (TCOFDM) pada kanal Multipath Fading (Andreas Ardian Febrianto)

IMPLEMENTASI MULTIPATH FADING RAYLEIGH MENGGUNAKAN TMS320C6713

BAB II LANDASAN TEORI

1.2 Tujuan Penelitian 1. Penelitian ini bertujuan untuk merancang bangun sirkit sebagai pembangkit gelombang sinus synthesizer berbasis mikrokontroler

PERANCANGAN SIMULATOR MODULASI DAN DEMODULASI ASK DAN FSK MENGGUNAKAN LABVIEW

Visualisasi dan Analisa Kinerja Kode Konvolusi Pada Sistem MC-CDMA Dengan Modulasi QAM Berbasis Perangkat Lunak

KINERJA SISTEM OFDM MELALUI KANAL HIGH ALTITUDE PLATFORM STATION (HAPS) LAPORAN TUGAS AKHIR. Oleh: YUDY PUTRA AGUNG NIM :

PERENCANAAN AWAL JARINGAN MULTI PEMANCAR TV DIGITAL BERBASIS PENGUKURAN PROPAGASI RADIO DARI PEMANCAR TUNGGAL

Faculty of Electrical Engineering BANDUNG, 2015

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA

Analisis Kinerja Modulasi M-PSK Menggunakan Least Means Square (LMS) Adaptive Equalizer pada Kanal Flat Fading

TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING PADA SISTEM DVB-T (DIGITAL VIDEO BROADCASTING TERRESTRIAL)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Balakang 1.2. Perumusan Masalah

Transkripsi:

ANALISIS MULTIUSERORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING (OFDM) BASIS PERANGKAT LUNAK Widya Catur Kristanti Putri 1, Rachmad Saptono 2, Aad Hariyadi 3 123 Program Studi Jaringan Telekomunikasi Digital, Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Malang Abstrak Penerapan teknologi OFDM masih belum diberikan sepenuhnya dalam Program Studi Telekomunikasi di Politeknik Negeri Malang. Hal itu disebabkan karena penerapan teknologi tersebut diterapkan pada perangkat keras. Namun hal tersebut dapat diatasi dengan mensimulasikan teknologi OFDM tersebut melalui perangkat lunak. Untuk penelitian teknologi OFDM telah dilakukan namun pada skripsi ini dilakukan penerapan dan pengembangan sistem tersebut dengan menggunakan variabel varian user dan penerapan sistem tersebut pada teknologi 4G selular. Penerapan sistem tersebut dilakukan dengan membuat simulasi menggunakan perangkat lunak MATLAB dengan membuat program yang sesuai dengan parameter-paremeter yang telah ditentukan. Parameter-parameter yang ditentukan antara lain varian user terdiri dari 1 user, 2 user, dan 3 user. Untuk modulasi digunakan modulasi BPSK dan QPSK. Kanal yang digunakan dalam simulasi yaitu kanal AWGN dan Rayleigh Fading. Parameter tersebut akan dijadikan sebagai pembanding. Dari penerapan tersebut menghasilkan nilai sehingga didapatkan bit error yang muncul pada simulasi program sistem Multiuser OFDM. Untuk menentukan efisiensi bandwidth dalam sistem Multiuser OFDM digunakan persamaan matematis dengan cara melakukan perhitungan tanpa bantuan perangkat lunak. Dari penerapan sistem tersebut ke dalam program dengan memasukkan parameter-parameter yang telah ditentukan, menghasilkan nilai yang dapat menjadi pembanding untuk parameter-parameter yang telah ditentukan. Bit error yang muncul pada penerapan sistem Mulituser OFDM untuk bit error pada Modulasi BPSK dengan kanal AWGN dan Rayleigh Fading muncul bit error masing-masing dengan rata-rata 9 bit dan 14 bit pada SNR 11 db. Sedangkan pada modulasi QPSK dengan kanal AWGN dan Rayleigh Fading muncul bit error masing-masing dengan rata-rata 13 bit dan 18 bit pada SNR 14 db. Selanjutnya pada perhitungan efisiensi bandwidth pada alokasi frekuensi 20 MHz untuk modulasi BPSK didapatkan tiga nilai efisiensi bandwidth antara lain, 1 bps/hz secara teori untuk pratikal yaitu code rate ½ adalah 0.3 bps/hz dan code rate ¾ adalah 0.45 bps/hz. Sedangkan modulasi QPSK juga didapatkan tiga nilai efisiensi bandwidth antara lain, 2 bps/hz secara teori untuk pratikal yaitu code rate ½ adalah 0.6 bps/hz dan code rate ¾ adalah 0.9 bps/hz.. Dalam penelitian ini dihasilkan kesimpulan bahwa pada kategori nilai bit error yang muncul modulasi BPSK lebih baik dalam penerapan dibandingkan modulasi QPSK. Namun untuk efisiensi bandwidth, modulasi QPSK lebih baik penerapannya dibandingkan dengan modulasi BPSK. Kata Kunci: Multiuser, OFDM, BPSK, QPSK,, Efisiensi Bandwidth I. Pendahuluan OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing disebut dengan teknik multicarier maupun teknik multiplexing[1].teknologi OFDM merupakan teknologi multiplexing yang merupakan teknologi komunikasi yang berkembang dengan pesat di era sekarang yang dapat menghemat bandwidth. Penerapan sistem Multiuser OFDM masih belum terdapat pengembangan oleh sebab itu dilakukan perkembangan dengan menggunakan variabel varian user. Penerapam sistem Multiuserdibantu oleh perangkat lunak dikarenakan dalam penggunaan perangkat keras memiliki harga yang tidak murah. Sehingga dilakukan penerapan Multiuser OFDM dalam pembuatan dan penggambaran dengan menggunakan perangkat lunak yaitu MATLAB.Penerapan tersebut dapat menghasilkan grafik dan grafik yang dihasilkan dapat dianalisis sesuai teori. Kemudian utnuk desain Multiuser OFDM memiliki parameter antara lain varian user, jenis modulasi dan jenis kanal. Hasil output yaitu nilai dari terhadap SNR. Hasil dari penerapan dan pengujian disajikan menggunakan fitur pada Matlab yaitu GUI Matlab agar lebih mudah dalam penyampaian. Efisien bandwidth sendiri dihitung menggunakan persamaan matematis. Berdasarkan hal tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh jumlah pengguna pada sistem MultiuserOFDM? 2. Bagaimana pengaruh jenis modulasi sistem MultiuserOFDM? 3. Bagaimana pengaruh nilai terhadap nilai SNR? 4. Bagaimana perhitungan efisiensi bandwidth? II. Kajian Pustaka 2.1. OFDM OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing) merupakan teknik transmisi data yang memilki kecepatan tinggi dan menggunakan sinyal carrier. Sinyal carrier tersebut disusun saling overlapping. Sifat dari subcarrier mempunyai sifat yang orthogonal[1]. Program Studi Jaringan Telekomunikasi Digital~Politeknik Negeri Malang 1

Gambar 1. Konsep Sinyal OFDM Penggunaan OFDM memungkinkan penghematan bandwidth hinggai 50%. Dalam menentukan efisiensi bandwidth dapat dirumuskan sebagai berikut: ηeff[bps/hz] =. () (2.1) () Dengan keterangan: ηeff = Efisiensi Bandwidth (bps/hz) max. data rate= maksimal nilai data yang dikirim (bps) allocated bandwidth= alokasi bandwidth penerapan OFDM menurutieee 802.11 Perumusan 2.1 didapatkan dari jurnal 11 th International Confrence on Development and Application Systems[2]. Untuk menentukan efisensi bandwidth terlebih dahulu menghitung nilai max. data rate: max. data rate = = Mbps(2.2) Untuk mengitung nilai OFDM Simbol: OFDM Simbol = no ofbit /modulation symbol X no of subcarrier(2.3) Untuk nilai tetapan subcarrier pada penerapan sistem OFDM dengan standar IEEE 802.11a maka nilai nilai subcarrier yaitu 64. Serta untuk nilai alokasi frekuensi yaitu 20 MHz. Hal tersebut juga berlaku untuk menghitungan nilai dari simbol durasi OFDM untuk rumusan f (Subcarrier frequency spacing). Untuk menghitung nilai simbol durasi terlebih dahulu menghitung nilai f: f = = 312.5 khz (2.4) Sehingga nilai simbol durasi T didapatkan: T = = = 3.2 μs (2.5). Perumusan f atau subcarrier frequency spacing merupakan parameter dalam penerapan OFDM sesuai standar IEEE 802.11a [3]. Serta untuk code rate modulasi mengacu juga pada standar IEEE 802.11a [3]. Standar tersebut juga berlaku dalam penggunaan nilai dan alokasi frekuensi yaitu masing-masing 64 dan 20 MHz. Untuk itu dalam perhitungan efisiensi bandwidth pada skripsi ini mengacu operator yang menggunakan alokasi frekuensi 20 MHz. 2.2. Modulasi M-PSK Modulasi PSK sendiri merupakan modulasi digital yang merubah sinyal dengan menggeser fasa hingga 180 namun nilai amplitude tetap atau konstan[4]. Gambar 2. Konstelasi BPSK dan QPSK Menurut gambar 2 dapat disimpulkan konstelasi untuk setiap masing-masing modulasi. Nilai derajat untuk setiap modulasi dapat dilihat pada tabel 1 dan 2. Tabel 1. Tabel Konstelasi BPSK Input Degree 1 0 0 180 Tabel 2. Tabel Konstelasi QPSK Input 1 Input 2 Degree 0 0 0 0 1 90 1 0 180 1 1 270 2.3. Fast Fourier Transform () dan Inverse Fast Fourier Transform () Pembentukan sinyal orthogonal menggunakan persamaan matematis antara lain: : x(k) = x(n) sin + j x(n) cos (2.6) : x(n) = x(k) sin j x(k) cos (2.7) Keterangan: N = point (subcarrier total). x(k)= nilai dari spectrum ke k (domain frekuensi). x(n) = nilai sinyal domain waktu. 2.4. atau kependekan dari Bit Error Rate adalah kondisi yang menunjukan presentasi kesalahan bit yang diperbolehkan dalam pengiriman atau pentransmisian data. Dalam standar ITU (International Telecommunication Union) bahwa nilai untuk komunikasi microwave yaitu 10-6. juga dapat dijadikan sebagai parameter atau indikator sebuah kesuksesan suatu sistem transmisi data atau komunikasi data. Program Studi Jaringan Telekomunikasi Digital~Politeknik Negeri Malang 2

Berikut persamaan matematis untuk menghitung nilai [5]: = N N Keterangan: = Nilai N Err = bit error = bit yang dikirimkan N bits m1 m2 m3 m1 MODULASI 1 c1 MODULASI 2 c2 MODULASI 3 c3 MODULASI 1 HAPUS Σ NOISE +FADING 2.5. SNR Penambahan noise dalam pengiriman data pasti meliputi sinyal yang membawanyadikatakan bahwa daya pada sinyal input, dan keluaran dari penguat meliputi sinyal dengan daya dan noise dengan daya. Sehingga SNR dapat dikatakan sebagai daya yang dikeluarkan saat pengiriman data. Satuan untuk SNR yaitu decibel (db). III. Metodologi Penelitian Tahapan penelitian disusun dengan maksud agar penelitian dilakukan secara terperinci. Tahapan penelitian dalam penyusunan skripsi ini ditampilkan pada Gambar 3. Mulai m2 m3 c1 MODULASI 2 c2 MODULASI 3 c3 HAPUS HAPUS Gambar 4. Blok Diagram Sistem Setelah dibuat sistem seperti pada gambar 4 maka sistem akan dimasukkan parameter-parameter yang diuraikan seperti pada gambar 5. Input Binary 1.843.200 Pembagian Modulasi M-PSK Σ Studi Literatur OFDM, Modulasi, Fourier Transform Perencanaan Sistem Kerja Pengiriman Data Perancangan Sistem Pembuatan Program Demodulasi M-PSK Pengujian Sistem Penyajian Nilai HASIL YA Analisis Hasil TIDAK Penyajian pada GUI Gambar 5. Bagan Rancang Sistem Kesimpulan Selesai Gambar 3. Tahapan Penelitian Dalam pembuatan sistem maka mengacu pada perancangan yang telah dibuat seperti pada gambar 4. Untuk Gambar 5 merupakan proses dalam pemograman sistem sesuai dengan jumlah user yaitu 1, 2, dan 3. Jenis modulasi dan demodulasi yang digunakan yaitu BPSK dan QPSK, serta kanal menggunakan kanal AWGN dan Rayleigh. Perancangan sistem diterapkan pada simulasi dengan pembuatan program pada MATLAB. Penerapan untuk 4 kategori sebagai pembanding. Keempat kategori antara lain Modulasi BPSK pada kanal AWGN, Modulasi BPSK pada kanal Rayleigh Fading, Modulasi QPSK pada kanal AWGN, dan Modulasi BPSK pada kanal Rayleigh Fading. IV. Hasil Pengujian dan Pembahasan 4.1. Analisis Sistem MultiuserOFDM Untuk Modulasi BPSK Program Studi Jaringan Telekomunikasi Digital~Politeknik Negeri Malang 3

4.1.1. Kanal AWGN Gambar 7. Performansi Multiuser OFDM pada Kanal Rayleigh Fading dengan Modulasi BPSK Berdasarkan Gambar 7. bahwa nilai untuk ketiga varian untuk nilai mendekati nilai standart ITU didapatkan pada SNR 11 db dan 12 db. Untuk melihat nilai pada SNR 11 db terdapat pada tabel 2. Gambar 6. Performansi MultiuserOFDM pada Kanal AWGN dengan Modulasi BPSK Berdasarkan Gambar 6 bahwa nilai untuk ketiga varian untuk nilai mendekati nilai standaritu didapatkan pada SNR 11 db Untuk melihat nilai pada SNR 11 db terdapat pada tabel 1. Tabel 3. Data Bit Error Setiap dengan Nilai SNR 11 db pada Kanal AWGN dengan Modulasi BPSK untuk Data 1.843.200 bit. SNR = 11 db 1 0.000002 2 0.000004 3 0.000008 Nilai tersebut menunjukan bahwa semakin bertambahnya user maka bit error yang didapatkan semakin besar jumlahnya. Nilai bit error yang muncul untuk masing-masing varian user dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Bit Error Setiap dengan Nilai SNR 11 db pada Kanal AWGN dengan Modulasi BPSK SNR = 11 db 1 4 bit 2 7 bit 3 15 bit Tabel 5. Data Bit Error Setiap dengan Nilai SNR 11 db dan 12 db pada Kanal Rayleigh Fading dengan Modulasi BPSK untuk Data 1.843.200 bit. SNR = 11 db SNR = 12 db 1 0.000003 0.0000001 2 0.000009 0.0000002 3 0.000012 0.0000003 Perhitungan tersebut menunjukan bahwa semakin bertambahnya user maka bit error yang didapatkan semakin besar jumlahnya. Nilai muncul pada SNR 11 db namun untuk SNR 12 db juga muncul Nilai namun nilai tersebut bilang dihitung tetap tidak memunculkan bit error karena ketiga varian user memiliki nilai bit error 0 pada SNR 12 db. bit error yang muncul dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6. Bit Error Setiap dengan Nilai SNR 11 db dan 12 db pada Kanal Rayleigh Fading dengan Modulasi BPSK SNR = 11 db 1 5 bit 0 bit 2 16 bit 0 bit 3 22 bit 0 bit SNR = 12 db 4.2. Analisis Sistem MultiuserOFDM Untuk Modulasi QPSK 4.2.1. Kanal AWGN 4.1.2. Kanal Rayleigh Fading Gambar 8. Performansi Multiuser OFDM pada Kanal AWGN dengan Modulasi QPSK Program Studi Jaringan Telekomunikasi Digital~Politeknik Negeri Malang 4

Berdasarkan Gambar 8 bahwa nilai untuk ketiga varian usernilai yang mendekati standar ITU yaitu pada SNR 14 db. Untuk melihat nilai pada SNR 14 db terdapat pada tabel 7. Tabel 7. Data Bit Error Setiap dengan Nilai SNR 14 db pada Kanal AWGN dengan Modulasi QPSK untuk Data 1.843.200 bit. 1 0.000004 2 0.000007 3 0.000010 Nilai tersebut menunjukan bahwa semakin bertambahnya user maka bit error yang didapatkan semakin besar jumlahnya. Nilai bit error yang muncul untuk masing-masing varian user dapat dilihat pada tabel 8. Tabel 8. Bit Error Setiap dengan Nilai SNR 14 db pada Kanal AWGN dengan Modulasi QPSK 1 7 bit 2 13 bit 3 18 bit 4.2.2. Kanal Rayleigh Fading Nilai tersebut menunjukan bahwa semakin bertambahnya user maka bit error yang didapatkan semakin besar jumlahnya. Nilai bit error yang muncul untuk masing-masing varian user dapat dilihat pada tabel 10. Tabel 10. Bit Error Setiap dengan Nilai SNR 14 db pada Kanal Rayleigh Fading dengan Modulasi QPSK 1 9 bit 2 18 bit 3 27 bit 4.3. Perhitungan Efisiensi Bandwidth Perhitungan efisiensi bandwidth dilakukan secara manual dengan menggunakan rumusan yang terdapat pada bab 2 dalam sub bab OFDM. Rumusan yang dipakai yaitu rumusan 2.1, 2.2, 2.3, 2.4, dan 2.5. data bit yang dikirimkan yaitu 1843200 bit serta frekuensi yang digunakan yaitu satu dari alokasi frekuensi operator GSM di Indonesia. Perhitungan efisiensi bandwidth pada sub bab ini menggunakan alokasi frekuensi 20 MHz. Frekuensi tersebut sesuai standar penerapan konsep OFDM. Untuk nilai kedua modulasi dapat dilihat pada tabel 11. Tabel 11.Nilai Efisiensi Bandwidth untuk Modulasi BPSK dan QPSK KETERANGAN BPSK QPSK Teori 1 bps / Hz Teori 2 bps / Hz EFISIENSI BANDWIDTH Praktik 0.3 bps / Hz (code rate ½) 0.45 bps / Hz (code rate ¾) Praktik 0.6 bps / Hz (code rate ½) 0.9 bps / Hz (code rate ¾) Gambar 9. Performansi MultiuserOFDM pada Kanal Rayleigh Fading dengan Modulasi QPSK Berdasarkan Gambar 9 bahwa nilai untuk ketiga varian user nilai yang mendekati standar ITU yaitu pada SNR 14 db. Untuk melihat nilai pada SNR 14 db terdapat pada tabel 9. Tabel 9. Data Bit Error Setiap dengan Nilai SNR 14 db pada Kanal Rayleigh Fading dengan Modulasi QPSK untuk Data 1.843.200 bit. 1 0.000005 2 0.000010 3 0.000015 4.4. Tampilan Interface (Penyajian Simulasi) Tampilan perancangan dengan GUI berisi hasil dari pengujia sistem untuk setiap 4 kategori. Berikut tampilan GUI yang telah dibuat: Gambar 10. Interface Menu Beranda Program Studi Jaringan Telekomunikasi Digital~Politeknik Negeri Malang 5

Gambar 11. Interface Menu Teori Gambar 12. Interface Menu Blok Diagram yang lebih kecil untuk mendekati nilai yang sesuai standar ITU yaitu pada 11 db. Sedangkan penggunaan modulasi QPSK untuk mendapatkan nilai yang mendekati standar ITU membutuhkan daya yang lebih besar yaitu 14 db. Namun rata-rata bit erroryang didapatkan pada modulasi BPSK untuk kanal AWGN dan Fading jauh lebih baik yaitu 9 bit dan 14 bit dibandingkan dengan modulai QPSK yaitu 13 bit dan 18 bit di masing-masing kanal. Pengaruh nilai terhadap SNR yaitu menunjukan berapa daya yang dibutuhkan untuk mendapatkan nilai yang mendekati standar ITU. Penghematan daya untuk mendapatkan nilai maka untuk modulasi BPSK membutuhkan daya 12 db dalam mendapatkan nilai minimal. Sedangkan untuk modulasi QPSK membutuhkan daya 14 db dalam mendapatkan nilai minimal. Nilai efisiensi bandwidth untuk kedua modulasi berdasarkan code rate antara lain untuk modulasi BPSK code rate ½ adalah 0.3 bps/hz sedangkan untuk code rate ¾ adalah 0.45 bps/hz. Pada modulasi QPSK code rate ½ didapatkan nilai 0.6 bps/hz dan sedangkan code rate ¾ adalah 0.9 bps/hz. Saran Pada skripsi ini masih ada yang perlu dikembangkan yaitu untuk perhitungan efisiensi bandwidth dapat digabungkan dalam sistem sehingga tidak hanya nilai yang didapat namun nilai efisiensi bandwidth. Pengembangan pada sisi jenis modulasi dapat ditambahkan jenis modulasi m-psk yang lain atau modulasi QAM. Daftar Pustaka Gambar 13. Interface Menu Penyajian Simulasi V. Penutup Kesimpulan user memengaruhi sistem Multiuser OFDM yaitu semakin bertambahnya jumlah user maka kinerja dari sistem Multiuser OFDM semakin buruk. Hal itu ditandai dengan munculnya bit error yang ditransmisikan oleh transmitter menuju receiver, yaitu semakin banyak jumlah user maka semakain banyak pula bit error yang didapatkan pada proses pengiriman data. Data bit errortersebut dapat dilihat pada tabel xxx. Penggunaan jenis modulasi BPSK dan QPSK pada sistem Multiuser OFDM menunjukan bahwa penggunaan modulasi BPSK membutuhkan daya [1] P. Ramjee, OFDM for Wireless Communications Systems, Artec House, Inc., London, 2004. [2] Stanciu A. E., Nemtoi L.M., dan Moise I.M. 2012. Considerations Regarding The Spectral Efficiency of Orthogonal Frequency Division Multiplexing. Jurnal 11 th International Confrence on Development and Application Systems: 133-134. [3] IEEE Std 802.11a 1999. Hal: 9. [4] Analog Transmission of Digital Data: ASK, FSK, PSK, QAM. CSE 3212, Fall 2010. Instructor: N. Vlajic. [5] http://www.keysight.com/main/editorial.jspx?ckey =1481106&id=1481106&nid=- 11143.0.00&lc=eng&cc=ID, diakses tanggal 1 Juni 2016 Program Studi Jaringan Telekomunikasi Digital~Politeknik Negeri Malang 6