Profil Program P2 Kusta Dinkes Kayong Utara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kusta merupakan salah satu jenis penyakit menular yang masih

BAB I PENDAHULUAN. kusta (Mycobacterium leprae) yang awalnya menyerang saraf tepi, dan selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Sebenarnya kusta bila ditemukan dalam stadium dini

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA PENCEGAHAN KECACATAN PENDERITA KUSTA DI KABUPATEN NGAWI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium leprae (M.leprae) yang pertama kali menyerang susunan saraf

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR RISIKO TINGKAT KECACATAN PADA PENDERITA KUSTA DI PUSKESMAS PADAS KABUPATEN NGAWI

Jumlah Penderita Baru Di Asean Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. oleh kuman kusta Mycobacterium leprae (M. leprae) yang dapat menyerang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium leprae, ditemukan pertama kali oleh sarjana dari Norwegia GH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kusta maupun cacat yang ditimbulkannya. kusta disebabkan oleh Mycobacterium

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sementara penyakit menular lain belum dapat dikendalikan. Salah satu

KERANGKA ACUAN KERJA PEMERIKSAAN KONTAK SERUMAH PASIEN KUSTA KABUPATEN CIAMIS. Penyakit Kusta di Kabupaten Ciamis termasuk dalam High

CIRI TANDA KUSTA TERHADAP BTA SWAB HIDUNG SISWA SD DI DAERAH ENDEMIS KUSTA KABUPATEN KAYONG UTARA

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial ekonomi pada masyarakat (Kemenkes, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

-Faktor penyebab penyakit kusta. -Tanda dan gejala penyakit kusta. -Cara penularan penyakit kusta. -Cara mengobati penyakit kusta

BAB 1 PENDAHULUAN. pada kulit yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae. Predileksi awal penyakit

BAB I PENDAHULUAN. di kenal oleh masyarakat. Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium

PENYAKIT KUSTA DAN MASALAH YANG DITIMBULKANNYA. dr. ZULKIFLI, M.Si. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. kemudian dapat ke organ lain kecuali susunan saraf pusat. Masa tunas dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. Penyakit kusta (morbus Hansen) merupakan penyakit infeksi kronis menahun

dan menjadi dasar demi terwujudnya masyarakat yang sehat jasmani dan rohani.


BAB I PENDAHULUAN. infeksi bakteri Mycobacterium leprae (M.leprae). Penatalaksanaan kasus

BAB 1 : PENDAHULUAN. fenomena penyakit yang terjadi pada sebuah kelompok masyarakat, yang berhubungan,

BAB 1 PENDAHULUAN. karena penularannya mudah dan cepat, juga membutuhkan waktu yang lama

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi bidang promotif, pencegahan, dan pengobatan seharusnya

KUSTA SALAH SATU PENYAKIT MENULAR YANG MASIH DI JUMPAI DI INDONESIA. Drh. Hiswani Mkes Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis. Penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit kusta adalah penyakit infeksi kronis menular dan menahun yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC)

BAB I PENDAHULUAN. penyakit di seluruh dunia, setelah Human Immunodeficiency Virus (HIV). negatif dan 0,3 juta TB-HIV Positif) (WHO, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di dunia walaupun upaya pengendalian dengan strategi Directly

Indikator monitoring dan evaluasi program pengendalian kusta :

BAB 1 PENDAHULUAN. infeksi di seluruh dunia setelah HIV. Pada tahun 2014, WHO melaporkan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. telah berjangkit dalam periode waktu lama di tengah-tengah masyarakat Indonesia,

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi

BAB I PENDAHULUAN. miliar atau 42% penduduk bumi memiliki risiko terkena malaria. WHO mencatat setiap tahunnya

PERINGATAN HARI MALARIA SEDUNIA

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang kesehatan, pendidikan, kesejahteraan sosial ekonomi pada masyarakat. 2

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Tingginya prevalensi kusta di Kabupaten Blora juga didukung oleh angka penemuan kasus baru yang cenderung meningkat dari tahun 2007 sampai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya angka kejadian Rabies di Indonesia yang berstatus endemis

BAB 1 PENDAHULUAN. TB.Paru merupakan penyakit yang mudah menular dan bersifat menahun, disebabkan

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PADA ANAK DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis. Penyakit ini tergolong

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Departemen Kesehatan RI (2008) tuberkulosis merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menyerang paru dan dapat juga menyerang organ tubuh lain (Laban, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit ini menular dan menyebar melalui udara, apabila tidak diobati

Volume VI Nomor 3, Agustus 2016 ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB

PENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :

SKRIPSI. Penelitian Keperawatan Komunitas

BAB I PENDAHULUAN. menular (emerging infection diseases) dengan munculnya kembali penyakit menular

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara manusia dengan lingkungan. Terutama

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan penyumbang kusta nomor 4 terbesar di dunia setelah

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap ketahanan nasional, resiko Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) pada ibu

BAB I PENDAHULUAN. sosial dan ekonomi (Depkes, 2007). Para penderita kusta akan cenderung

BAB I PENDAHULUAN. masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. perifer sebagai aktivitas pertama, lalu kulit dan mukosa traktus respiratorius

BAB I PENDAHULUAN. TB (Mycobacterium Tuberculosis) (Depkes RI, 2011). Mycobacrterium tuberculosis

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh dunia. Jumlah kasus TB pada tahun 2014 sebagian besar terjadi di Asia

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) Tahun 2011, kesehatan adalah suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. melalui pemberian kekebalan tubuh yang harus dilaksanakan secara terus-menerus

BAB I PENDAHULUAN. dari golongan penyakit infeksi. Pemutusan rantai penularan dilakukan. masa pengobatan dalam rangka mengurangi bahkan kalau dapat

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DI WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN BOJONEGORO SKRIPSI

TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK KECAMATAN

I. PENDAHULUAN. Angka kematian dan kesakitan akibat kuman Mycobacterium tuberculosis masih

BAB I PENDAHULUAN. dan mereka yang telah sembuh dari kusta adalah kurang adanya rasa empati

2015 GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Asam) positif yang sangat berpotensi menularkan penyakit ini (Depkes RI, Laporan tahunan WHO (World Health Organitation) tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sinar matahari, tetapi dapat hidup beberapa jam di tempat yang gelap dan

PRATIWI ARI HENDRAWATI J

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kusta merupakan penyakit yang menjadi problema di masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau sering disebut dengan istilah TBC merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh. Pemberantasan penyakit. berperanan penting dalam menurunkan angka kesakitan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan terutama di Negara berkembang seperti di Indonesia. Penyebaran

HUBUNGAN FAKTOR KEPADATAN HUNIAN, SOSIAL EKONOMI, DAN PERILAKU KESEHATAN DENGAN PENDERITA PENYAKIT KUSTA DI KECAMATAN TIRTO, KABUPATEN PEKALONGAN

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. mencanangkan TB sebagai kegawatan dunia (Global Emergency), terutama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

ANALISIS SPASIAL PERSEBARAN PREVALENSI PENYAKIT KUSTA DI KECAMATAN BANGSRI JEPARA TAHUN 2011

PENGADAAN OBAT KUSTA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Amiruddin dalam Harahap (2002) menjelaskan penyakit kusta adalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan angka kejadiannya yang masih tinggi (World Health Organization

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

Transkripsi:

Profil Program P2 Kusta Dinkes Kayong Utara 2009-2011 1

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, pada akhirnya buku Profil Program Pemberantasan Penyakit Kusta Kabupaten Kayong Utara 2009 2011 dapat diterbitkan setelah beberapa lama berproses dalam penyusunannya. Buku Profil ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai masukan untuk proses pengambilan keputusan dan sebagai bahan monitoring dan evaluasi kegiatan program P2 Kusta dalam rangka peningkatan kinerja sehingga berdampak pada peningkatan status kesehatan masyarakat di Kabupaten Kayong Utara. Demikianlah semoga buku Profil P2 Kusta Kabupaten Kayong Utara Tahun 2009 2011 ini bermanfaat bagi yang membutuhkannya. Kritik dan saran dari para pembaca guna penyempurnaan Profil P2 Kusta dimasa datang tetap kami harapkan. Sukadana, 2 Januari 2012 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KAYONG UTARA RAMA SEBAYANG, SKM, MPPM NIP. 19551008 197810 1 001 Profil Program P2 Kusta Dinkes Kayong Utara 2009-2011 2

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... 1 KATA PENGANTAR... 2 DAFTAR ISI... 3 DAFTAR GRAFIK... 4 I. LATAR BELAKANG... 5 II. TUJUAN... 9 1. Umum... 9 2. Khusus... 9 III. PENYAKIT KUSTA... 10 1. Difinisi... 10 2. Penyebab... 10 3. MasaTunas Penyakit Kusta... 11 4. Cara Penularan... 11 5. Diagnosa... 13 6. Klasifikasi... 14 IV. PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT KUSTA... 15 V. MASALAH MASALAH YANG DITIMBULKAN AKIBAT PENYAKIT KUSTA... 17 VI. PENANGGULANGAN PENYAKIT KUSTA... 20 VII. KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN... 21 VIII. HASIL KEGIATAN TAHUN 2009 2011... 23 IX. PENUTUP... 48 Profil Program P2 Kusta Dinkes Kayong Utara 2009-2011 3

DAFTAR GRAFIK 1. Peta Prevalensi Rate (PR) Penyakit Kusta Kabupaten Kayong Utara Tahun 2009-2011... 24 2. Grafik Case Detection Rate ( CDR ) Penyakit Kusta Kabupaten Kayong Utara Tahun 2009-2011... 27 3. Grafik Prevalensi Rate (PR) Penyakit Kusta Kab. Kayong Utara 2009-2011... 31 4. Grafik Kasus Kusta Menurut Puskesmas Kabupaten Kayong Utara Tahun 2009-2011... 33 5. Grafik Kasus Kusta Menurut Tipe Kusta Kabupaten Kayong Utara Tahun 2009-2011... 35 6. Grafik Proporsi Cacat Tingkat II Penderita Kusta Kabupaten Kayong Utara Tahun 2009-2011... 37 7. Grafik Kasus Kusta Anak Kabupaten Kayong Utara Tahun 2009-2011... 40 8. Grafik Jumlah Kasus Kusta Menurut Jenis Kelamin Kabupaten Kayong Utara Tahun 2009-2011... 42 9. Grafik Jumlah Kasus Kusta Menurut Umur Kabupaten Kayong Utara Tahun 2009 2011... 44 10. Grafik Angka Kesembuhan ( RFT ) Kusta menurut Umur Kabupaten Kayong Utara Tahun 2009-2010... 46 Profil Program P2 Kusta Dinkes Kayong Utara 2009-2011 4

I. LATAR BELAKANG Penyakit kusta merupakan salah satu diantara penyakit menular yang masih menimbulkan masalah cukup komplek baik dari segi medis, sosial maupun ekonomi. Penyakit kusta menyebabkan cacat fisik yang memberi kontribusi yang besar terhadap timbulnya stigma sosial di masyarakat maupun pada para petugas kesehatan sendiri. Penyakit kusta pada umumnya terdapat di negara - negara yang sedang berkembang sebagai akibat keterbatasan kemampuan negara itu dalam memberikan pelayanan yang memadai dalam bidang kesehatan, pendidikan, kesejahteraan sosial ekonomi pada masyarakat. Penyakit kusta sampai saat ini masih ditakuti masyarakat, keluarga termasuk sebagian petugas kesehatan. Hal ini disebabkan masih kurangnya pengetahuan / pengertian, kepercayaan yang keliru terhadap kusta dan cacat yang ditimbulkannya. Dengan kemajuan teknologi dibidang promotif, pencegahan, Profil Program P2 Kusta Dinkes Kayong Utara 2009-2011 5

pengobatan serta pemulihan kesehatan dibidang penyakit kusta, maka penyakit kusta sudah dapat diatasi dan seharusnya tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat. Akan tetapi mengingat kompleksnya masalah penyakit kusta, maka diperlukan program penanggulangan secara terpadu dan menyeluruh dalam hal pemberantasan, rehabilitasi medis, rehabilitasi sosial ekonomi Hal ini menyebabkan terlambatnya penemuan penderita oleh karena penderita malu memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan. Banyak diantara mereka berobat ke dukun dan akhirnya timbul cacat karena keterlambatan pengobatan. Guna mencegah dan mengatasi hal ini maka diperlukan adanya penanganan / penatalaksanaan yang terpadu dalam hal pemberantasan, rehablitasi medis, rehablitasi sosial dan permasyarakatan eks penderita kusta. Profil Program P2 Kusta Dinkes Kayong Utara 2009-2011 6

Data Kementerian Kesehatan menyebutkan pada 2009 tercatat 17.260 kasus baru kusta di Indonesia. Jumlah kasus terdaftar sebanyak 21.026 orang dengan angka prevalensi: 0,91 per 10.000 penduduk. Sedangkan tahun 2010, jumlah kasus baru tercatat 10.706 dan jumlah kasus terdaftar sebanyak 20.329 orang dengan prevalensi 0.86 per 10.000 penduduk. Di Kalimantan Barat penderita kusta masih menyebar dan tidak merata di beberapa kabupaten maupun kecamatan, namun enam diantara 14 Kabupaten / Kota yang ada masih merupakan kantong - kantong kusta yaitu Kota Pontianak, Kota singkawang, Kabupaten Kayong Utara, Kabupaten Sambas, Kabupaten Bengkayang dan Kabupaten Ketapang, keenam Kabupaten / Kota tersebut terletak di daerah pantai. Profil Program P2 Kusta Dinkes Kayong Utara 2009-2011 7

Kabupaten Kayong Utara terdiri dari 5 Kecamatan, 43 desa, 6 Puskesmas dengan jumlah penduduk berdasarkan hasil data sensus BPS tahun 2010 sebanyak 95.605 Jiwa dengan kepadatan penduduk rata rata 23 jiwa per km2, berdasarkan data P2 Kusta Seksi Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Kayong Utara tahun 2011, penderita kusta yang teregistrasi dari tahun 2009 sampai dengan 2011 sebanyak 32 penderita, dimana pada tahun 2009 ditemukan penderita baru sebanyak 6 penderita kusta (3 tipe MB dan 3 tipe PB), tahun 2010 sebanyak 14 penderita kusta baru (10 tipe MB dan 4 tipe PB) dan pada tahun 2011 ditemukan 12 penderita kusta baru (2 tipe PB dan 10 tipe MB) dengan Angka Prevalensi tahun 2009 sebesar 0,61 per 10.000 penduduk, tahun 2010 sebesar 1,41 per 10.000 penduduk dan tahun 2011 sebesar 1,26 per 10.000 penduduk Profil Program P2 Kusta Dinkes Kayong Utara 2009-2011 8

II. TUJUAN 1. Umum : Menurunkan penularan penyakit kusta sampai pada level tertentu (eliminasi ; < 1 per 10.000 penduduk) disetiap Kecamatan sehingga tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat 2. Khusus : a. Menemukan penderita sedini mungkin dan memberikan pengobatan yang tepat b. Mencegah kecacatan pada semua penderita kusta baru yang ditemukan melalui penemuan dini & dan pengobatan yang tepat c. Memberikan perawatan yang benar dan pelayanan rehablitasi yang tepat kepada penderita kusta d. Menghilangkan stigma kusta dan diskriminasi di masyarakat Profil Program P2 Kusta Dinkes Kayong Utara 2009-2011 9

III. PENYAKIT KUSTA 1. Definisi Penyakit kusta adalah penyakit menular yang menahun dan disebabkan oleh kuman kusta (Mycobacterium leprae) yang menyerang syaraf tepi, kulit dan jaringan tubuh lainnya. 2. Penyebab Penyebab penyakit kusta adalah kuman kusta, yang berbentuk batang dengan ukuran panjang 1 8 mic, lebar 0,2 0,5 mic biasanya berkelompok dan ada yang tersebar satu - satu, hidup dalam sel dan bersifat tahan asam (BTA). Profil Program P2 Kusta Dinkes Kayong Utara 2009-2011 10

3. Masa Tunas Penyakit Kusta Masa belah diri kuman kusta adalah memerlukan waktu yang sangat lama dibandingkan dengan kuman lain, yaitu 12-21 hari. Hal ini merupakan salah satu penyebab masa tunas lama yaitu rata-rata 2 5 tahun. 4. Cara Penularan Penyakit kusta dapat ditularkan dari penderita kusta tipe Multi basiler (MB) kepada orang lain dengan cara penularan langsung. Cara penularan yang pasti belum diketahui, tetapi sebagian besar para ahli berpandapat bahwa penyakit kusta dapat ditularkan melalui saluran pernafasan dan kulit. Timbulnya penyakit kusta bagi seseorang tidak mudah, dan tidak perlu ditakuti tergantung dari beberapa faktor antara lain : Profil Program P2 Kusta Dinkes Kayong Utara 2009-2011 11

a. Faktor Sumber Penularan : Sumber penularan adalah penderita kusta tipe MB. Penderita MB inipun tidak akan menularkan kusta, apabila berobat teratur. b. Faktor Kuman Kusta : Kuman kusta dapat hidup diluar tubuh manusia antara 1-9 hari tergantung pada suhu atau cuaca, dan diketahui hanya kuman kusta yang utuh (solid) saja yang dapat menimbulkan penularan. c. Faktor Daya Tahan Tubuh : Sebagian besar manusia kebal terhadap penyakit kusta (95 %), dari hasil penelitian menunjukkan gambaran sebagai berikut : dari 100 orang yang terpapar : 95 orang tidak menjadi sakit, 3 orang sembuh sendiri tanpa obat dan 2 orang menjadi sakit, hal ini belum lagi memperhitungkan pengaruh pengobatan. Profil Program P2 Kusta Dinkes Kayong Utara 2009-2011 12

5. Diagnosa Untuk menetapkan diagnosa penyakit kusta perlu dicari tanda - tanda pokok atau cardinal signs pada badan yaitu : a. Kelainan kulit / lesi yang hypopigmentasi atau kemerahan dengan hilang / mati rasa yang jelas. b. Kerusakan dari syaraf tepi, yang berupa hilang / mati rasa dan kelemahan otot tangan, kaki atau muka. c. Adanya kuman tahan asam di dalam kerokan jaringan kulit (BTA positif). Seseorang dinyatakan sebagai penderita kusta bilamana terdapat satu dari tanda - tanda pokok diatas. Bila ragu - ragu orang tersebut dianggap sebagai kasus dicurigai (suspek) dan diperiksa ulang setiap 3 bulan sampai diagnose dapat ditegakkan kusta atau penyakit lain. Untuk melakukan diagnose secara lengkap dilaksanakan hal-hal sbb : Profil Program P2 Kusta Dinkes Kayong Utara 2009-2011 13

a. Anamnese. b. Pemeriksaan klinis yaitu : 1) Pemeriksaan kulit. 2) Pemeriksaan syaraf tepi dan fungsinya. c. Pemeriksaan bakteriologis. d. Pemeriksaan hispatologis. e. Immunologis. Namun untuk diagnose kusta di lapangan cukup dengan anamnese dan pemeriksaan klinis. 6. Klasifikasi Gunanya untuk menentukan regimen pengobatan dan untuk perencanaan opersional sedangkan untuk Klasifikasi pengobatan MDT untuk keperluan pengobatan kombinasi atau Multi Drug Therapy (MDT) yaitu Profil Program P2 Kusta Dinkes Kayong Utara 2009-2011 14

menggunakan gabungan Rifampicin, Lamprene dan DDS, maka penyakit kusta di Indonesia diklasifikasikan menjadi 2 tipe yaitu : a. Tipe PB (Pausi basiler). b. Tipe MB (Multi basiler). IV. PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT KUSTA Hingga saat ini tidak ada vaksinasi untuk penyakit kusta, dari hasil penelitian dibuktikan bahwa kuman kusta yang masih utuh bentuknya lebih besar kemungkinan menimbulkan penularan dibandingkan dengan yang tidak utuh. Jadi faktor pengobatan adalah amat penting dimana kusta dapat dihancurkan, sehingga penularan dapat dicegah, disini letak salah satu peranan penyuluhan kesehatan kepada penderita untuk menganjurkan kepada penderita untuk berobat secara teratur. Profil Program P2 Kusta Dinkes Kayong Utara 2009-2011 15

Pengobatan kepada penderita kusta adalah merupakan salah satu cara pemutusan mata rantai penularan, kuman kusta diluar tubuh manusia dapat hidup 24-48 jam sampai 7 hari, ini tergantung dari suhu dan cuaca diluar tubuh manusia tersebut, makin panas cuaca makin cepatlah kuman kusta mati. Jadi dalam hal ini pentingnya sinar matahari masuk ke dalam rumah dan hindarkan terjadinya tempat - tempat yang lembab. Ada beberapa obat yang dapat menyembuhkan penyakit kusta. Tetapi kita tidak dapat menyembuhkan kasus - kasus kusta kecuali masyarakat mengetahui ada obat penyembuh kusta dan mereka datang ke Puskesmas untuk diobati. Dengan demikian penting sekali agar petugas kusta memberikan penyuluhan kusta kepada setiap orang, materi penyuluhan kusta kepada setiap orang, materi penyuluhan berisikan pengajaran bahwa : Profil Program P2 Kusta Dinkes Kayong Utara 2009-2011 16

1. Ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit kusta 2. Sekurang - kurangnya 80 % dari semua orang tidak mungkin terkena kusta 3. Enam dari tujuh kasus kusta tidaklah menular pada orang lain 4. Kasus-kasus menular tidak akan menular setelah diobati kira-kira 6 bulan secara teratur 5. Diagnosa dan pengobatan dini dapat mencegah sebagian besar cacat fisik V. MASALAH-MASALAH YANG DITIMBULKAN AKIBAT PENYAKIT KUSTA Seseorang yang merasakan dirinya menderita penyakit kusta akan mengalami trauma psikis. Sebagai akibat dari trauma psikis ini, si penderita antara lain sebagai berikut : Profil Program P2 Kusta Dinkes Kayong Utara 2009-2011 17

1. Dengan segera mencari pertolongan pengobatan. 2. Mengulur - ulur waktu karena ketidaktahuan atau malu bahwa ia atau keluarganya menderita penyakit kusta 3. Menyembunyikan (mengasingkan) diri dari masyarakat sekelilingnya, termasuk keluarganya. 4. Oleh karena berbagai masalah, pada akhirnya si penderita bersifat masa bodoh terhadap penyakitnya. Sebagai akibat dari hal - hal tersebut diatas timbulah berbagai masalah antara lain: 1. Masalah terhadap diri penderita kusta Pada umumnya penderita kusta merasa rendah diri, merasa tekan batin, takut terhadap penyakitnya dan terjadinya kecacatan, takut mengahadapi keluarga dan masyarakat karena sikap penerimaan mereka yang kurang wajar. Profil Program P2 Kusta Dinkes Kayong Utara 2009-2011 18

Segan berobat karena malu, apatis, karena kecacatan tidak dapat mandiri sehingga beban bagi orang lain (jadi pengemis, gelandangan dsb). 2. Masalah Terhadap Keluarga. Keluarga menjadi panik, berubah mencari pertolongan termasuk dukun dan pengobatan tradisional, keluarga merasa takut diasingkan oleh masyarakat disekitarnya, berusaha menyembunyikan penderita agar tidak diketahui masyarakat disekitarnya, dan mengasingkan penderita dari keluarga karena takut ketularan. 3. Masalah Terhadap Masyarakat. Pada umumnya masyarakat mengenal penyakit kusta dari tradisi kebudayaan dan agama, sehingga pendapat tentang kusta merupakan penyakit yang sangat menular, tidak dapat diobati, penyakit keturunan, kutukan Tuhan, najis dan menyebabkan kecacatan. Sebagai akibat kurangnya pengetahuan / Profil Program P2 Kusta Dinkes Kayong Utara 2009-2011 19

informasi tentang penyakit kusta, maka penderita sulit untuk diterima di tengah - tengah masyarakat, masyarakat menjauhi keluarga dari penderita, merasa takut dan menyingkirkannya. Masyarakat mendorong agar penderita dan keluarganya diasingkan. VI. PENANGGULANGAN PENYAKIT KUSTA Penanggulangan penyakit kusta telah banyak didengar dimana - mana dengan maksud mengembalikan penderita kusta menjadi manusia yang berguna, mandiri, produktif dan percaya diri. Metode penanggulangan ini terdiri dari : metode pemberantasan dan pengobatan, metode rehabilitasi yang terdiri dari rehabilitasi medis, rehabilitasi sosial, rehabilitasi karya dan metode pemasyarakatan yang merupakan tujuan akhir dari rehabilitasi, dimana penderita dan masyarakat membaur sehingga tidak ada Profil Program P2 Kusta Dinkes Kayong Utara 2009-2011 20

kelompok tersendiri. Ketiga metode tersebut merupakan suatu sistem yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. VII. KEGIATAN YANG DI LAKSANAKAN Program P2 Kusta Dinas Kesehatan Kabupaten Kayong Utara dari tahun 2009 2011 telah melakukan kegiatan kegiatan dalam rangka penanggulangan dan pemberantasan penyakit kusta antara lain : 1. Penemuan penderita kusta secara aktif maupun pasif 2. Pembinaan dan pengobatan penderita kusta selama 6 12 bulan 3. Pemeriksaan Laboratorium ( Skinsmer ) 4. Pemeriksaan rutin dalam pencegahan reaksi kusta dan reaksi obat kusta 5. Konfirmasi diagnosis kusta oleh Wasor Kusta Kabupaten Kayong Utara. Profil Program P2 Kusta Dinkes Kayong Utara 2009-2011 21

6. Survei kontak kusta pada keluarga dan tetangga penderita kusta yang sudah teregistrasi 7. Monitoring POD pencegahan cacat dan pemeriksaan fisik secara rutin 8. Survei kontak anak sekolah 9. Penyuluhan terhadap masyarakat dan peran serta masyarakat tentang penyakit kusta ( Mini LEC ) 10. Pemeriksaan rutin secara pasif kepada penderita kusta yang telah menyelesaikan pengobatan selama 2 5 tahun 11. Pelatihan Dokter dan Pengelola kusta Puskesmas 12. Pelatihan Wasor kusta Kabupaten 13. Pencatatan, pelaporan dan managemen logistik Profil Program P2 Kusta Dinkes Kayong Utara 2009-2011 22

VIII. HASIL KEGIATAN TAHUN 2009-2011 Kegiatan kegiatan yang telah dilakukan sejak tahun 2009 2011 yakni dengan penemuan penderita kusta sedini mungkin dan pengobatan penderita yang adekuat serta pemeriksaan rutin apabila terjadi reaksi terhadap penderita kusta selama dalam masa pengobatan serta pengamatan atau observasi pada penderita yang telah menyelesaikan pengobatan ( RFT ) selama 2 5 tahun, di Kabupaten Kayong Utara telah ditemukan sebanyak 32 penderita kusta yang sedang dan sudah di obati dengan MDT di unit unit pelayanan kesehatan yang ada. Adapun hasil kegiatan dapat dilihat pada grafik berikut : Profil Program P2 Kusta Dinkes Kayong Utara 2009-2011 23

PETA PREVALENSI RATE ( PR ) PENYAKIT KUSTA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2009-2011 Profil Program P2 Kusta Dinkes Kayong Utara 2009-2011 24

Profil Program P2 Kusta Dinkes Kayong Utara 2009-2011 25

Peta Prevalensi Rate ( PR ) kasus kusta di kab. Kayong Utara ini menunjukan bahwa terdapat 4 Kecamatan yang telah di temukan adanya penderita kusta pada tahun 2009 2011 yakni Kecamatan Sukadana, Kecamatan Teluk Batang, Kecamatan Seponti Jaya dan Kecamatan Pulau Maya Karimata sedangkan Kecamatan Simpang Hilir belum di temukan penderita kusta baru, hal ini bukan berarti tidak adanya penderita kusta di wilayah Kecamatan Simpang Hilir akan tetapi ada di temukan penderita RFT yang telah selesai pengobatan pada waktu masih bergabung dengan Kabupaten induk ( Kab. Ketapang ) jadi di Kecamatan Simpang Hilir rutin dilakukan kegiatan survei kontak serumah pada penderita yang sudah menyelesaikan pengobatan (RFT) untuk menemukan penderita baru. Profil Program P2 Kusta Dinkes Kayong Utara 2009-2011 26

GRAFIK CASE DETECTION RATE ( CDR ) PENYAKIT KUSTA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2009 2011 60 50 40 30 20 10 0 12,3 12,3 18,2 0 0 0 0 0 0 30 57,4 30 15 9,6 0 0 25,1 14,2 6,1 0 12,6 2009 2010 2011 Profil Program P2 Kusta Dinkes Kayong Utara 2009-2011 27

Grafik diatas menunjukan angka penemuan baru kasus kusta (CDR) berdasarkan wilayah kerja puskesmas, pada tahun 2009 CDR tertinggi terjadi di wilayah kerja puskesmas Teluk Batang sebesar 30 per 100.000 penduduk sedangkan diwilayah puskesmas lainya tidak ada penemuan baru kasus kusta, pada tahun 2010 angka penemuan baru kasus kusta tertinggi terdapat di wilayah kerja puskesmas Telaga Arum dengan CDR sebesar 57,4 per 100.000 penduduk, wilayah kerja puskesmas Teluk Batang dengan CDR sebesar 30 per 100.000 penduduk dan wilayah kerja puskesmas Sukadana dengan CDR sebesar 12,3 per 100.000 penduduk Tahun 2011 angka penemuan baru kasus kusta tertinggi terjadi di wilayah kerja puskesmas Tanjung Satai dengan CDR sebesar 25,1 per 100.000 penduduk, wilayah kerja puskesmas Siduk dengan CDR sebesar 18,2 per 100.000 penduduk Profil Program P2 Kusta Dinkes Kayong Utara 2009-2011 28

dan wilayah kerja puskesmas Teluk Batang dengan CDR sebesar 15 per 100.000 penduduk. Penemuan baru kasus kusta atau Case Detection Rate (CDR) Kabupaten Kayong Utara pada tahun 2009 sebesar 6,1 per 100.000 penduduk, tahun 2010 sebesar 14,2 per 100.000 penduduk dan tahun 2011 sebesar 12,6 per 100.000 penduduk, dari data tersebut diatas menggambarkan tingkat endemisitas penyakit kusta di suatu daerah dan tingkat keaktifan petugas dalam penemuan penderita kusta di wilayah kerjanya, sedangkan pada wilayah kerja puskesmas Teluk Melano dari tahun 2009 2011 belum di temukan kasus baru kusta akan tetapi ada di temukan penderita yang telah menyelesaikan pengobatan ( RFT ). Berdasarkan jumlah puskesmas yang menemukan kasus baru penyakit kusta terjadi peningkatan dari tahun 2009 hanya 1 puskesmas, tahun 2010 sebanyak 3 puskesmas dan pada tahun 2011 sebanyak 5 puskesmas yang telah menemukan Profil Program P2 Kusta Dinkes Kayong Utara 2009-2011 29

kasus baru hal ini disebabkan karena pada tahun 2010 semua pengelola kusta dan dokter puskesmas sudah di latih bagaimana cara menemukan, mendiagnosa dan penanganan penderita kusta dengan menggunakan angaran APBD Kabupaten Kayong Utara dan pada tahun 2011 di lakukan pelatihan Wasor kusta Kabupaten Kayong Utara di Makassar yang di laksanakan oleh Kementrian Kesehatan RI dengan bantuan biaya NLR Kerajaan Belanda. Profil Program P2 Kusta Dinkes Kayong Utara 2009-2011 30

GRAFIK PREVALENSI RATE ( PR ) PENYAKIT KUSTA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2009-2011 2 1,41 1,26 1 0,61 0 2009 2010 2011 Profil Program P2 Kusta Dinkes Kayong Utara 2009-2011 31

Tingkat endemisitas penyakit kusta di Kabupaten Kayong Utara terjadi peningkatan dari tahun ke tahun, dimana Prevalensi Rate pada tahun 2009 sebesar 0,61 per 10.000 penduduk, 2010 Prevalensi Rate sebesar 1,41 per 10.000 penduduk dan pada tahun 2011 Prevanlensi Rate sebesar 1,26 per 10.000 penduduk sedangkan untuk target Nasional Program pemberantasan penyakit kusta Prevalensi Rate harus di bawah dari 1 per 10.000 penduduk, dari data tersebut Kabupaten Kayong Utara di atas 1 per 10.000 penduduk maka Kabupaten Kayong Utara masih termasuk daerah yang tingkat endemisitasnya tinggi / penularan penyakit kusta yang masih tinggi. Profil Program P2 Kusta Dinkes Kayong Utara 2009-2011 32

GRAFIK KASUS KUSTA MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2009 2011 15 14 12 10 5 0 2 2 0 0 0 1 0 0 0 6 6 6 3 1 0 0 0 5 6 2009 2010 2011 Profil Program P2 Kusta Dinkes Kayong Utara 2009-2011 33

Grafik di atas menunjukan bahwa jumlah kasus tahun 2009 2011 sebanyak 32 kasus, yang tertinggi terjadi di wilayah Puskesmas Teluk Batang sebanyak 15 kasus, wilayah Puskesmas Telaga Arum sebanyak 7 kasus, wilayah Puskesmas Sukadana sebanyak 4 kasus sedangkan wilayah Puskesmas siduk sebanyak 1 kasus, Puskesmas Tanjung Satai sebanyak 5 kasus sedangkan Puskesmas Teluk Melano belum di temukan penderita kusta. Data tersebut diatas menunjukan bahwa di Kabupaten Kayong Utara kasus penyakit kusta hampir merata tersebar di semua wilayah Kecamatan dimana hanya 1 Kecamatan saja yang belum ditemukan kasus baru kusta sedangkan 4 Kecamatan lainnya telah di temukan kasus kusta, belum di temukannya kasus baru penyakit kusta di wilayah kerja Puskesmas Teluk Melano di sebabkan karena penemuan penderita kusta yang ada di wilayah kerja puskesmas Teluk Melano telah Profil Program P2 Kusta Dinkes Kayong Utara 2009-2011 34

RFT atau telah menyelesaikan pengobatan waktu masih bergabung dengan Kabupaten induk (Kab.Ketapang). GRAFIK KASUS KUSTA MENURUT JENIS TIPE KUSTA KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2009 2011 10 8 6 4 2 0 10 10 4 3 3 2 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 PB MB Profil Program P2 Kusta Dinkes Kayong Utara 2009-2011 35

Grafik diatas menerangkan bahwa kasus kusta yang ditemukan pada tahun 2009 sebanyak 6 kasus kusta dengan 3 penderita dengan PB dan 3 penderita dengan tipe MB, tahun 2010 penemuan kasus kusta sebanyak 14 kasus kusta dengan 4 kasus dengan tipe PB dan 10 kasus tipe MB dan pada tahun 2011 ditemukan kasus kusta sebanyak 12 kasus kusta dengan 2 penderita dengan tipe PB dan 10 penderita dengan tipe MB. Dari data tersebut dari tahun 2009 2011 penemuan kasus kusta yang ada di Kabupaten Kayong Utara di dominasi oleh kasus dengan tipe MB sebanyak 23 kasus kusta dan tipe PB sebanyak 9 kasus kusta, dengan tingginya penemuan kasus kusta tipe MB menunjukan bahwa di Kabupaten Kayong Utara masih terjadi penularan yang tinggi, jadi dengan banyak di temukan kasus dengan tipe MB memberikan gambaran di Kabupaten Kayong Utara masih banyak kasus kusta tetapi belum di temukan di setiap Kecamatan. Profil Program P2 Kusta Dinkes Kayong Utara 2009-2011 36

GRAFIK PROPORSI CACAT TINGKAT II PENDERITA KUSTA DI KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2009-2011 25 20 15 10 5 0 25 7,1 0 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Profil Program P2 Kusta Dinkes Kayong Utara 2009-2011 37

Grafik di atas menunjukan proporsi cacat tingkat II penderita kusta di Kabupaten Kayong Utara, pada tahun 2009 tidak ada di temukan penderita kusta dengan cacat tingkat II (0%), penemuan kasus cacat tingkat II pada tahun 2010 sebanyak 1 kasus atau sebesar 7,1 % dan pada tahun 2011 kasus kusta dengan kecacatan tingkat II sebanyak 3 kasus atau sebesar 25 % sedangkan target Nasional Program Pemberantasan Penyakit kusta sebesar < 5 %. Masih adanya kasus kusta dengan cacat tingkat II di Kabupaten Kayong Utara pada tahun 2010 dan tahun 2011 diatas target nasional menunjukan keterlambatan dalam penemuan penderita kusta oleh petugas dan tingkat pengetahuan masyarakat tentang penyakit kusta yang masih rendah serta adanya faktor malu untuk memeriksakan penyakitnya ke pelayanan kesehatan terdekat. Profil Program P2 Kusta Dinkes Kayong Utara 2009-2011 38

Meningkatnya penemuan penderita baru penyakit kusta dengan kecacatan tingkat II juga di sebabkan karena pengetahuan petugas pengelola kusta dan dokter puskesmas semakin meningkat dalam menentukan diagnosa penyakit kusta, hal ini disebabkan karena pada akhir tahun 2010 Dinas Kesehatan Kabupaten Kayong Utara telah melakukan pelatihan bagi pengelola kusta dan dokter puskesmas untuk meningkatkan pengetahuan petugas kesehatan dalam mendiagnosa, mengklasifikasi, penanganan reaksi dan perawatan kecacatan akibat penyakit kusta dengan narasumber / fasilitator dari subdit kusta Kemenkes RI. Profil Program P2 Kusta Dinkes Kayong Utara 2009-2011 39

GRAFIK PROPORSI KASUS KUSTA ANAK DI KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2009-2011 15 10 5 0 14,3 8,3 0 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Profil Program P2 Kusta Dinkes Kayong Utara 2009-2011 40

Kasus penyakit kusta pada anak di Kabupaten Kayong Utara tahun 2009 tidak ada ditemukan penderita anak < 15 tahun, tahun 2010 ditemukan kasus anak sebanyak 2 orang atau sebesar 14,3 % yang di temukan di desa Sei Sepeti Kecamatan Seponti Jaya dan tahun 2011 di temukan 1 orang anak penderita kusta atau sebesar 8,3 % di desa Durian Sebatang Kecamatan Seponti Jaya, sedangkan target nasional untuk kasus kusta anak sebesar < 5 %. Masih adanya kasus kusta pada anak di Kabupaten Kayong Utara diatas dari target nasional yang < 5 %, menggambarkan tingginya penularan penyakit kusta di Kayong Utara mengingat masa inkubasi kusta yang lama ( 2 5 tahun ). Profil Program P2 Kusta Dinkes Kayong Utara 2009-2011 41

GRAFIK JUMLAH KASUS KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN DI KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2009-2011 10 8 6 4 2 0 9 7 6 5 5 0 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Laki -Laki Perempuan Profil Program P2 Kusta Dinkes Kayong Utara 2009-2011 42

Grafik diatas menunjukan bahwa kasus kusta tahun 2009-2011 semuanya di dominasi yang menderita kusta adalah berjenis kelamin laki laki di banding jenis kelamin perempuan, tahun 2009 sebanyak 6 kasus dengan jenis kelamin laki laki, tahun 2010 sebanyak 14 kasus, 9 orang diantaranya laki laki dan 5 orang penderita perempuan sedangkan pada tahun 2011 ditemukan sebanyak 12 kasus, 7 orang laki laki dan 5 orang perempuan. Data tersebut menggambarkan bahwa di Kabupaten Kayong Utara dengan banyaknya penderita kusta dari jenis kelamin laki laki di banding perempuan menunjukan bahwa perlunya adanya peningkatan pelayanan kesehatan yang mudah di jangkau oleh masyarakat terutama di daerah yang jauh dari sarana pelayanan kesehatan serta peningkatan promosi kesehatan kepada masyarakat tentang pelayanan kesehatan terutama pelayanan dan pengobatan penyakit kusta. Profil Program P2 Kusta Dinkes Kayong Utara 2009-2011 43

7 6 5 4 3 2 1 0 0 GRAFIK JUMLAH KASUS KUSTA MENURUT UMUR KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2009 2011 2 1 3 3 2 2 2 2 0 0 0 < 15 Th 16-25 Th 26-35 Th 36-45 Th 46-55 Th > 56 1 2 1 0 7 4 2009 2010 2011 Profil Program P2 Kusta Dinkes Kayong Utara 2009-2011 44

Grafik diatas menunjukan bahwa kasus kusta di Kabupaten Kayong Utara tahun 2009 dari 6 kasus yang ditemukan lebih banyak di temukan pada usia 16 25 tahun sebanyak 3 kasus, umur 26 35 tahun sebanyak 2 kasus dan 1 kasus pada usia 46 55 tahun, tahun 2010 dari 14 kasus yang ditemukan lebih banyak pada usia > 56 tahun sebanyak 7 kasus, umur 16 25 tahun sebanyak 3 kasus, <15 dan umur 46 55 tahun masing masing 2 kasus sedangkan pada tahun 2011 dari 12 kasus yang di temukan banyak diderita pada usia > 56 tahun sebanyak 4 kasus dan pada usia yang lain hampir rata penemuaan kasus kusta. Dari data tersebut diatas pada tahun 2009 2011 dengan kasus kusta sebanyak 32 kasus kusta lebih banyak di ditemukan pada umur > 56 tahun sebanyak 12 kasus, hal ini menunjukan penularan yang berlangsung terjadinya sudah sangat lama dan terlambatnya penemuan penderita serta kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit kusta. Profil Program P2 Kusta Dinkes Kayong Utara 2009-2011 45

GRAFIK ANGKA KESEMBUHAN ( RFT RATE ) KUSTA MENURUT UMUR KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2009 2010 100% 95% 90% 85% 100% 93% Thn 2009 Thn 2010 Profil Program P2 Kusta Dinkes Kayong Utara 2009-2011 46

Grafik diatas menunjukan angka kesembuhan ( RFT Rate ) tahun 2009 sebesar 100 % dimana dari 6 kasus yang ada, 5 penderita menyelesaikan pengobatan dan 1 penderita meninggal sebelum selesai pengobatannya yang disebabkan bukan karena penyakit kusta sedangkan pada tahun 2010 dari 14 penderita yang di obati 13 diantaranya menyelesaikan pengobatan sedangkan 1 penderita dinyatakan default atau tidak menyelesaikan pengobatan hal ini disebabkan karena penderita tersebut tidak mengkonsumsi obat selama 3 bulan berturut turut dengan alasan sudah tidak mampu meminum obat lagi sedangkan data RFT rate pada tahun 2011 baru dapat di ketahui pada akhir tahun 2012. Profil Program P2 Kusta Dinkes Kayong Utara 2009-2011 47

IX. PENUTUP Kabupaten Kayong Utara merupakan salah satu kabupaten yang masih mempunyai kasus kusta cukup tinggi, meskipun trend kasus kusta di Kayong Utara dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 terlihat sedikit menurun namun prevalensi di tiap tahunnya masih cukup tinggi. Hal ini dapat terlihat dalam laporan penemuan penderita kusta terdaftar dari tahun 2009 2011 dimana Prevalensi Rate (per 10.000 penduduk) penderita kusta di Kabupaten Kayong Utara belum mencapai target yang ditetapkan oleh Kementrian Kesehatan dengan target Prevalensi Rate kusta < 1 per 10.000 penduduk. Menurut Dirjen PPM dan PL, penyebaran penyakit kusta tidak merata dan angka penderita terdaftar ( PR = Prevalensi Rate )-nya sangat bervariasi menurut provinsi dan kabupaten. Secara Nasional, Indonesia telah mencapai Eliminasi Kusta Profil Program P2 Kusta Dinkes Kayong Utara 2009-2011 48

sejak Juni 2000. Artinya secara Nasional, angka prevalensi kusta di Indonesia lebih kecil dari 1 per 10.000 penduduk. Namun untuk tingkat provinsi dan kabupaten sampai akhir tahun 2002 masih ada 13 provinsi dan 111 kabupaten yang angka prevalensinya diatas 1 per 10.000 penduduk. Berdasarkan data program P2 Kusta Dinas Kesehatan prevalensi rate penyakit kusta di Kabupaten Kayong Utara tahun 2011 mencapai 1,26 per 10.000 penduduk. Dalam laporan tersebut terlihat bahwa prevalensi paling tinggi terdapat di Kecamatan Pulau Maya Karimata ( 2,5 per 10.000 ), di Kecamatan Teluk Batang (1,5 per 10.000), di Kecamatan Sukadana ( 1,2 per 10.000 ) dan di Kecamatan Seponti Jaya (0,96 per 10.000 ) Sedangkan di Kecamatan Simpang Hilir tidak ada penderita ( 0 per 10.000 ). Profil Program P2 Kusta Dinkes Kayong Utara 2009-2011 49

Dari data tersebut perlu adanya tindakan nyata dan dukungan dari semua pihak di Kabupaten Kayong Utara sehingga penyakit kusta tidak menjadi masalah kesehatan di Kabupaten Kayong Utara. Profil Program P2 Kusta Dinkes Kayong Utara 2009-2011 50