MENENTUKAN KONDISI LINGKUNGAN BERDASARKAN PENGUKURAN KECEPATAN ANGIN DENGAN ANEMOMETER SEDERHANA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Angin merupakan salah satu potensi sumber daya alam. Sumber daya ini

Rancang Bangun Alat Pengukur Kecepatan Angin Berbasis Mikrokontroler ATMega 328P

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM

RANCANG BANGUN DETEKTOR KECEPATAN DAN ARAH ANGIN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S52

BAB III METODE PENELITIAN. persiapan dan pembuatan kincir Savonius tipe U dengan variasi sudut

PENGARUH ANGIN PADA BANGUNAN. 1. Perbedaan suhu yang horisontal akan menimbulkan tekanan.

KONSEP PENGANGKATAN AIR MENGGUNAKAN POMPA HIDRAM

BAB I PENDAHULUAN. Alat ukur adalah suatu alat yang dapat digunakan oleh manusia untuk

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... x

STUDI TINGKAT KENYAMANAN TERMAL RUANG TAMU KOMPLEK PERUMAHAN SERDANG RESIDENCE MEDAN SKRIPSI OLEH HENDRA

Kampus Bina Widya Jl. HR. Soebrantas Km 12,5 Pekanbaru, Kode Pos Abstract

BAB III METODE PENELITIAN

Indonesian Journal of History Education

KAJIAN POTENSI ENERGI ANGIN DI DAERAH KAWASAN PESISIR PANTAI SERDANG BEDAGAI UNTUK MENGHASILKAN ENERGI LISTRIK

RANCANG BANGUN ALAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN SUMBU VERTIKAL DI DESA KLIRONG KLATEN Oleh Bayu Amudra NIM:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I LANDASAN TEORI. 1.1 Fenomena angin

PENGARUH VARIASI SUDUT BLADE AIRFOIL CLARK-Y FLAT BOTTOM PADA UNJUK KERJA KINCIR ANGIN Horizontal Axis Wind Turbine (HAWT) DENGAN KAPASITAS 500 WATT

PERANCANGAN DAN KARAKTERISASI PROTOTIPE ANEMOMETER JENIS CUP

RANCANG BANGUN ALAT PENGUKUR ARAH DAN KECEPATAN ANGIN TUGAS AKHIR

MENENTUKAN PERCEPATAN BENDA PADA SUDUT YANG BERBEDA

BAB III METODE PENGUJIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN

KINCIR AIR PEMBANGKIT LISTRIK (PLTA SEDERHANA)

KAJI EKSPERIMENTAL TURBIN ANGIN PEMBANGKIT LISTRIK TIPE SAVONIUS JENIS SPLIT S DENGAN SISTEM MAGNETIC LEVITATION SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF

BAB III METODE PENELITIAN

KONVERSI ENERGI ANGIN MENJADI ENERGI LISTRIK DALAM SKALA LABORATORIUM

BAB 4 PENGUJIAN, DATA DAN ANALISIS

RANCANG BANGUN MOBIL ROBOT PENCARI CAHAYA BERBASIS MIKROKONTROLER PIC16F84

PENGUKURAN KECEPATAN UDARA DI DALAM TEROWONGAN

RANCANG BANGUN SISTEM SIMULASI PENDINGIN MESIN SECARA OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATmega128L TUGAS AKHIR

UNIVERSITAS DIPONEGORO RANCANG BANGUN ANEMOMETER MANGKOK DENGAN UJI LABORATORIUM DAN LAPANGAN TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN MOBIL ROBOT DETEKSI API DAN LINE FOLLOWER BERBASIS MIKROKONTROLER PIC16F84

RANCANG BANGUN ALAT UKUR KELAJUAN DAN ARAH ANGIN BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535 MENGGUNAKAN SISTEM SENSOR CAHAYA

Disusun Oleh : Oka Dwi Nugroho ( ) Modul Siswa

LAPORAN AKHIR ALAT UKUR KECEPATAN ANGIN DAN PENGIRIMAN DATANYA DENGAN SMS GATEWAY BERBASIS MIKROKONTROLER

PENGATURAN KECEPATAN KIPAS ANGIN DENGAN TEKNOLOGI INVERTER FAN CONTROLLING BASED ON INVERTER TECHNOLOGY

I. PENDAHULUAN. Pelaksanaan proses pembelajaran tentu diperlukan media sebagai alat untuk

Pembangkit listrik tenaga angin adalah suatu pembangkit listrik yang menggunakan angin sebagai sumber energi untuk menghasilkan energi listrik.

PRINSIP KERJA TENAGA ANGIN TURBIN SAVOUNIUS DI DEKAT PANTAI KOTA TEGAL

Edu Geography 3 (4) (2015) Edu Geography.

PEMBUATAN KOLEKTOR PELAT DATAR SEBAGAI PEMANAS AIR ENERGI SURYA DENGAN JUMLAH PENUTUP SATU LAPIS DAN DUA LAPIS

III. METODOLOGI PENELITIAN

Journal of Mechanical Engineering Learning

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROGRAM STUDI DIPLOMA III INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA MATA PELAJARAN FISIKA

Pembangkit Listrik Tenaga Angin dengan Memanfaatkan Kecepatan Angin Rendah

SISTEM MONITORING AIR DAN MINYAK DALAM TANGKI MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER ATMEGA8535

MONITORING DATA KECEPATAN DAN ARAH ANGIN SECARA REAL TIME MELALUI WEB

Lecture #3. Charging / Discharging of Capacitor and Wave Converter. Rangkaian Pengisian dan Pengosongan Kapasitor dan Pengubah Gelombang

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN AERATOR KINCIR ANGIN SAVONIUS DARRIEUS SEBAGAI PENGGERAK POMPA UNTUK AERASI TAMBAK

Laju Penempelan Teritip pada Media dan Habitat yang Berbeda di Perairan Kalianda Lampung Selatan

Pengaruh Variasi Tebal Sudu Terhadap Kinerja Kincir Air Tipe Sudu Datar

PERTUMBUHAN STUMP KARET PADA BERBAGAI KEDALAMAN DAN KOMPOSISI MEDIA TANAM SKRIPSI OLEH : JENNI SAGITA SINAGA/ AGROEKOTEKNOLOGI-BPP

Heat Energy Harvesting untuk Sumber Listrik DC Skala Kecil

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. : Airfoil Clark Y Flat Bottom. : Bolam lampu 360 Watt

BAB III PERANCANGAN ALAT

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian

Cerah Berawan. Senin... Selasa... Rabu... Kamis... Jumat... Sabtu...

BAB IV ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR 1 Sensor Cahaya dan Transistor NPN Serta Aplikasinya dalam Teknologi Otomatisasi

Analisa Kecepatan Angin Menggunakan Distribusi Weibull di Kawasan Blang Bintang Aceh Besar

OTOMATISASI TITRASI ASAM BASA BERBASIS MIKROKONTROLER ABSTRACT

ANALISIS PERFORMANSI MODEL PENGERING GABAH POMPA KALOR

DAILY MAPPING AIRCRAFT NOISE LEVEL IN UNIT APRON AHMAD YANI AIRPORT, SEMARANG, CENTRAL JAVA, USING CONTOUR NOISE METHOD

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUESTION STUDENTS HAVE DILENGKAPI DENGAN CHART TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VIII SMPN 17 PADANG

Fashion and Fashion Education Journal

SISTEM METERAN AIR DIGITAL DENGAN KOMUNIKASI DATA WIRELESS

Tugas Akhir SUBMERSIBLE PUMP TEKNOLOGI TEPAT GUNA DENGAN MENGGUNAKAN KINCIR ANGIN

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING PENGENDALIAN TEMPERATUR DAN PENGUKURAN KELEMBABAN PADA INKUBATOR BAYI BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 TUGAS AKHIR

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Kerja Siswa (LKS) sangat diperlukan untuk mengefektifkan kegiatan. pembelajaran. Media yang efektif hendaknya mampu meningkatkan

TUGAS BROWSING. Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Eksperimen Fisika Dasar 1. Di susun oleh : INDRI SARI UTAMI PEND. FISIKA / B EFD-1 / C

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN PENDETEKSI WAJAH DENGAN ALGORITMA LBP (LOCAL BINARY PATTERN) BERBASIS RASPBERRY PI

ANALISIS TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL DENGAN 4, 6 DAN 8 SUDU. Muhammad Suprapto

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBUATAN SOFTWARE MONITORING JUMLAH PRODUKSI KERUPUK MENGGUNAKAN BORLAND DELPHI 7.0 TUGAS AKHIR

KONDISI CUACA KAWASAN NUKLIR SERPONG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

OTOMATISASI SISTEM PENANGGULANGA KEBAKARAN MENGGUNAKAN SENSOR TEMPERATUR DAN PENDETEKSI ASAP BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Identifikasi Jenis Kayu Menggunakan Support Vector Machine Berbasis Data Citra

UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH SUDU PENGARAH ALIRAN (GUIDE VANE) TERHADAP DAYA PADA TURBIN SAVONIUS SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISA TAHANAN KAPAL PATROLI X MENGGUNAKAN METODE KOMPUTERISASI

Identifikasi Pengaruh Material Bangunan Terhadap Kenyamanan Termal (Studi kasus bangunan dengan material bambu dan bata merah di Mojokerto)

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH KELENGKUNGAN SUDU TERHADAP KECEPATAN PUTARAN DAN DAYA LISTRIK PADA KINERJA KINCIR ANGIN SAVONIUS TIPE U SKRIPSI

DATA METEOROLOGI. 1. Umum 2. Temperatur 3. Kelembaban 4. Angin 5. Tekanan Udara 6. Penyinaran matahari 7. Radiasi Matahari

REALISASI ALAT PERAGA UNTUK MEMANTAU CUACA. Ananta Leska Saputra /

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING KECEPATAN DAN ARAH ANGIN BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 MELALUI LAYANAN SMS

SIMULASI DISPENSER HOT AND COOL UNIT

DEVELOPMENT OF PHYSICS-ORIENTED LEARNING DEVICE INQUIRY APPROACH ON THERMODYNAMIC MATERIALS OF CLASS XI SMA BASED ON CURRICULUM 2013

PENGARUH KECEPATAN DAN LAMA SENTRIFUGASI TERHADAP HASIL PEMISAHAN SABUN PADA PROSES SAPONIFIKASI

BAB 2 DATA METEOROLOGI

Unnes Physics Education Journal

Transkripsi:

MENENTUKAN KONDISI LINGKUNGAN BERDASARKAN PENGUKURAN KECEPATAN ANGIN DENGAN ANEMOMETER SEDERHANA Sri Jumini a, Lufti Holifah b a,b) Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sains Al-Quran (UNSIQ) Wonosobo a E-mail: umyfadhil@yahoo.com INFO ARTIKEL Riwayat Artikel: Diterima : 20 Maret 2014 Disetujui : 5 April 2014 Kata Kunci: kecepatan angin, anemometer, skala beaufort ABSTRAK Kondisi lingkungan yang ada disekitar kita dipengaruhi oleh angin. Angin bergerak dengan kecepatan tertentu yang dapat diukur dengan Anemometer. Karena mahalnya peralatan yang biasa digunakan, masyarakat tidak dapat memiliki alat tersebut. Padahal, pengetahuan tentang kondisi lingkungan sekitar sangatlah penting. Sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kondisi lingkungan berdasarkan pengukuran kecepatan angin dengan Anemometer sederhana. Anemometer dalam percobaan ini terdiri dari beberapa bagian yaitu daun kincir terbuat dari belahan bola pingpong, penyangga daun kincir terbuat dari pipa PVC berisi karet, poros kincir terbuat dari besi, penyangga poros kincir terbuat dari kayu, piring bercelah terbuat dari kertas karton, pemantau cahaya terbuat dari sakelar cahaya, papan landasan terbuat dari kayu, dan kotak meter analog memiliki sejumlah komponen elektronika. Pada saat tertiup angin, baling-baling Anemometer akan berputar yang menyebabkan putaran pada piring bercelah. Putaran piring bercelah dideteksi oleh pemantau cahaya sehingga menghasilkan besar kecepatan angin pada analogmeter. Hasil yang diperoleh analogmeter dicatat, selanjutnya dicocokkan dengan skala Beaufort. Dari hasil pengukuran kecepatan angin tersebut dapat diketahui kondisi lingkungan. Dari data percobaan dapat disimpulkan bahwa semakin dekat Anemometer dengan sumber angin dan semakin tidak beraturan baling-baling maka semakin besar kecepatannya, semakin banyak jumlah baling-baling Anemometer menghasilkan kecepatan yang sama pada jarak yang sama. ARTICLE INFO Article History Received : March 20, 2014 Accepted : April 5, 2014 Key Words : wind speed, anemometer, beaufort scale ABSTRACT Environmental conditions that exist around us is affected by wind. Wind moving at a certain speed that can be measured with the anemometer. Due to the high cost of the equipment used, the public can not have such a device. In fact, knowledge of environmental conditions is essential. So the purpose of this study was to determine the environmental conditions based on wind speed measurements with simple Anemometer. Anemometer in this experiment consists of several parts made of leaves windmill parts ping-pong ball, leaves the buffer wheel made of PVC pipe containing rubber, iron wheel shaft, prop shaft windmill made of wood, porous plate made of cardboard, light monitors are made of the light switch, the foundation board is made of wood, and the analog meter box has a number of electronic components. At the time of the wind, the propeller anemometer will spin the lead lap at the porous plate. Round slotted plate light is detected by monitoring the wind speed resulting in analogmeter. The results obtained analogmeter recorded, then matched with the Beaufort scale. From the results of measurements of the wind speed can be determined environmental conditions. From the experimental data it can be concluded that the closer to the source anemometer and the wind vane irregular, the greater the speed, the greater number of the propeller anemometer produces the same speed at the same distance. 144

Jurnal PPKM II (2014) 144-143 ISSN: 2354-869X PENDAHULUAN Ilmu pengetahuan sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia. Tanpa adanya ilmu, hidup seseorang tidak akan terarah dengan baik. Begitu juga dengan alam ini, tanpa adanya ilmu yang mempelajari tentang alam maka manusia tidak akan bisa menjaga alam dengan benar, mengelola alam dengan tanpa merusaknya, serta menyelaraskan alam dengan manusia itu sendiri. Sains fisika merupakan ilmu pengetahuan yang langsung berkaitan dengan fenomena alam sehingga mudah untuk dipahami dalam pembelajaran. Tetapi, kebanyakan peserta didik masih menganggap fisika itu pelajaran yang sulit dan kurang menarik. Kesan sulit tersebut dikarenakan fisika identik dengan adanya rumus-rumus yang rumit, sedangkan kesan kurang menariknya karena sering dikaitkan dengan masalah metode dan media pembelajarannya yang cenderung monoton dan kurang bervariasi. Persoalan tersebut bisa berimplikasi pada kurangnya semangat peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran fisika sehingga peserta didik cenderung pasif dan kurang kreatif bahkan akan berpengaruh pada prestasi belajar mereka sendiri. Pada dasarnya peserta didik bisa memahami lebih dalam tentang materi fisika dari lingkungan sekitar. Banyak peralatan yang ada di lingkungan sekitar yang sebenarnya menggunakan konsep fisika dan dapat digunakan sebagai sumber belajar. Contohnya pada saat kita merasa kepanasan kita menggunakan kipas angin yang bisa diatur kecapatannya, sehingga putaran-putaran bilah kipas dapat menyejukkan tubuh kita. Tanpa peserta didik ketahui bahwa alat tersebut (kipas angin) menggunakan konsep fisika. Namun, untuk memahami sendiri di rumah, peserta didik akan menghadapi kendala. Kendala tersebut adalah kurangnya pengetahuan peserta didik terhadap peralatan yang ada di rumah yang sebenarnya menggunakan konsepkonsep fisika yang dapat digunakan sebagai sumber belajar. Selain itu, kurangnya pemahaman peserta didik terhadap hal-hal penting yang berhubungan dengan materi yang disampaikan juga sangat berpengaruh. Pemahaman tersebut dapat berupa pemahaman materi itu sendiri ataupun pemahaman konsep fisika. Padahal, banyak konsep fisika yang 145 berupa konsep abstrak, dimana untuk memahami konsep tersebut masih merasa kesulitan. Sehingga menyebabkan peserta didik kurang berminat dan kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran fisika. Mengetahui kondisi lingkungan sekitar kita sangatlah penting. Kondisi lingkungan yang ada disekitar kita dipengaruhi oleh pergerakan udara. Udara yang bergerak (angin) dengan kecepatan tertentu dapat diketahui besarnya dengan alat pengukur kecepatan angin yaitu Anemometer. Anemometer yang digunakan pada stasiun pengamatan cuaca adalah Anemometer jenis cup counter yang menerapkan metode mekanik dalam pengukurannya. Karena mahalnya peralatan yang biasa digunakan, sehingga membuat masyarakat kebanyakan tidak dapat memiliki alat tersebut. Sebagaimana kita ketahui bahwa prinsip kerja dari alat pengukur kecepatan angin yang biasa digunakan, cukup sederhana yaitu cup yang berjumlah tiga buah berputar pada suatu tiang yang dihubungkan dengan counter. Dengan mengetahui prinsip yang sederhana tersebut kita dapat mengembangkan alat ini, yaitu dengan merancang alat pengukur kecepatan angin dari bahan-bahan yang mudah didapat. Pembuatan alat anemometer sederhana ini, diharapkan mampu menghubungkan konsep fisika dengan aplikasinya dalam penngembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di masyarakat. Anemometer dalam percobaan ini menghubungkan konsep kecepatan gerak angin dengan kondisi cuaca. Berdasarkan anemometer sederhana yang dibuat dalam penelitian ini, maka akan diuji beberapa hal sebagai tujuan dalam penelitian ini yaitu:(1) untuk mengetahui besar kecepatan angin yang dihasilkan oleh masing-masing jarak Anemometer dengan kipas angin, jumlah baling-baling Anemometer dan bentuk balingbaling Anemometer. (2) untuk mengetahui kondisi lingkungan berdasarkan pengukuran kecepatan angin. 2. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fisika Pendidikan lantai 2 Gedung Al-Muna Universitas Sains Al-Qur an. Jalan Raya Kalibeber Km. 03 Wonosobo. Penelitian ini dilakukan dari 25 Nopember 2013 s/d 17

Desember 2013.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metodeeksperimen.pada saat tertiup angin, baling-baling Anemometer akan berputar. Putaran baling-baling Anemometer akan menyebabkan putaran pada piring bercelah. Putaran piring bercelah yang dideteksi oleh pemantau cahaya akan menghasilkan besar kecepatan angin pada analogmeter. Hasil yang diperoleh oleh analogmeter akan dicatat, selanjutnya akan dicocokkan dengan skala Beaufort. Dari hasil pengukuran kecepatan angin tersebut dapat diketahui kondisi lingkungan. Percobaan dilakukan sebanyak tiga kali setiap satu variasi, sehingga terdapat sembilan kali percobaan. 3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3. Deskripsi Data Percobaan I Variasi Jarak Anemometer dari Kipas Angin (Kecepatan sumber sedang) Tabel Data Pengamatan Kecepatan Angin dengan Aplikasi Zephyrus Wind Meter HP Android No V kipas angin t (s) Jarak Anemometer dari Kipas Angin (m) V (m/s) V 0,50 16 57,60 0,75 16 57,60 3. 1,00 14 50,40 Berdasarkan deskripsi data pada tabel 1, semakin jauh jarak Anemometer terhadap sumber angin maka kecepatan angin yang terbaca pada aplikasi zephyrus wind meter hp androidsemakin kecil. 3.2. Deskripsi Data Percobaan II Variasi Jarak Anemometer dari Kipas Angin (Kecepatan sumber sedang) Tabel 2 Data Pengamatan Kecepatan Angin dengan Variasi Jarak Anemometer dari Kipas Angin No V kipas angin t (s) Jarak Anemometer dari Kipas V Angin (m) analog meter 0,50 85 90 90 88,33 0,75 65 60 70 65,00 3. 1,00 45 50 50 48,33 Berdasarkan deskripsi data pada tabel 2, semakin jauh jarak Anemometer terhadap sumber angin maka kecepatan angin yang terbaca pada analogmeter semakin kecil. 2. Variasi jumlah Baling-baling (Kecepatan sumber sedang dan jarak Anemometer dari Kipas Angin 1 m) Tabel 3 Data Pengamatan Kecepatan Angin dengan Variasi Jumlah Baling-baling No V kipas angin t (s) Jumlah Baling-Baling V analog meter 3 50 50 50 50,00 5 50 50 50 50,00 3. 7 50 50 50 50,00 Berdasarkan deskripsi data pada tabel 3, semakin banyak jumlah baling-baling Anemometer akan menghasilkan kecepatan angin sama pada jarak yang sama. 3. Variasi bentuk Baling-baling (Kecepatan sumber sedang dan jarak Anemometer dari Kipas Angin 1 m) Tabel 4 Data Pengamatan Kecepatan Angin dengan Variasi Bentuk Baling-baling No V kipas angin t (s) Bentuk Baling-Baling V analog meter Tabung 45 50 45 46,67 Kerucut 50 50 50 50,00 3. Tidak Beraturan 50 50 70 56,67 146

Jurnal PPKM II (2014) 144-143 ISSN: 2354-869X Berdasarkan deskripsi data pada tabel 4, semakin tidak beraturan bentuk baling-baling Anemometer semakin besar kecepatan anginnya. Berdasarkan data kecepatan angin tersebut dapat diketahui bahwa Jika kipas angin dihidupkan dengan kecepatan sedang selama 1 menit maka : pada saat jarak Anemometer dari kipas angin 0,50 m besar kecepatan angin yang terbaca pada Aplikasi Zephyrus Wind Meter HP Android adalah 16 m/s. Kecepatan angin sebesar 16 m/s menunjukkan kondisi lingkungan pohon-pohon bergerak.pada saat jarak Anemometer dari kipas angin 0,75 mbesar kecepatan angin yang terbaca pada Aplikasi Zephyrus Wind Meter HP Android adalah 16 m/s. Kecepatan angin sebesar 16 m/s menunjukkan kondisi lingkungan pohon-pohon bergerak.pada saat jarak Anemometer dari kipas angin 1,00 m besar kecepatan angin yang terbaca pada Aplikasi Zephyrus Wind Meter HP Android adalah 14 m/s. Kecepatan angin sebesar 14 m/s menunjukkan kondisi lingkungan ranting besar bergerak. Padasaat jarak Anemometer dari kipas angin 0,50 mbesar kecepatan angin yang terbaca pada analog meter adalah 88,33 km/j. Kecepatan angin sebesar 88,33 km/j menunjukkan kondisi lingkungan pohon-pohon tumbang dan bangunan roboh.pada saat jarak Anemometer dari kipas angin 0,75 mbesar kecepatan angin yang terbaca pada analog meter adalah 65,00 km/j. Kecepatan angin sebesar 65,00 km/j menunjukkan kondisi lingkungan rantingranting patah.pada saat jarak Anemometer dari kipas angin 1,00 m besar kecepatan angin yang terbaca pada analog meter adalah 48,33 km/j. Kecepatan angin sebesar 48,33 km/j bergerak. Jika kipas angin dihidupkan dengan kecepatan sedang selama 1 menit dan pada jarak 1 m daari Anemometer maka : pada saat jumlah baling-baling Anemometer 3, besar kecepatan angin yang terbaca pada analog meter adalah 50,00 km/j. Kecepatan angin sebesar 50,00 km/j menunjukkan kondisi lingkungan ranting besar bergerak.pada saat jumlah balingbaling Anemometer 5, besar kecepatan angin yang terbaca pada analog meter adalah 50,00 km/j. Kecepatan angin sebesar 50,00 km/j 147 bergerak.pada saat jumlah baling-baling Anemometer 7, besar kecepatan angin yang terbaca pada analog meter adalah 50,00 km/j. Kecepatan angin sebesar 50,00 km/j Anemometer tabung, besar kecepatan angin yang terbaca pada analog meter adalah 46,67 km/j. Kecepatan angin sebesar 46,67 km/j Anemometer kerucut, besar kecepatan angin yang terbaca pada analog meter adalah 50,00 km/j. Kecepatan angin sebesar 50,00 km/j Anemometer tidak beraturan, besar kecepatan angin yang terbaca pada analog meter adalah 56,67 km/j. Kecepatan angin sebesar 56,67 km/j menunjukkan kondisi lingkungan pohon-pohon bergerak. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ketika jarak Anemometer dari kipas angin semakin jauh maka kecepatan anginnya semakin kecil, semakin banyak baling-baling Anemometer tetap menghasilkan kecepatan angin yang sama pada titik tinjauan yang sama, semakin tidak beraturan baling-baling Anemometer maka semakin besar kecepatan anginnya. Hal ini membuktikan bahwa jarak dan bentuk baling-baling Anemometer mempangaruhi penentuan cuaca berdasarkan kecepatan angin, sedangkan jumlah balingbaling tidak mempengaruhi. dengan variasi jarak Anemometer dari kipas angin diperoleh kesalahan mutlak (ΔV) 1,667 Km/j dan kesalahan relatif (KR) 3,50 % pada jarak 0,50 m, kesalahan mutlak (ΔV) 2,887 Km/j dan kesalahan relatif (KR) 4,44 % pada jarak 0,75 m, kesalahan mutlak (ΔV) 1,667 Km/j dan kesalahan relatif (KR) 1,89 % pada jarak 1,00 m. dengan variasi jumlah baling-baling Anemometer diperoleh kesalahan mutlak (ΔV) jumlah baling-baling 3, kesalahan mutlak (ΔV) jumlah baling-baling 5, kesalahan mutlak (ΔV) jumlah baling-baling 7.

dengan variasi bentuk baling-baling Anemometer diperoleh kesalahan mutlak (ΔV) 1,667 Km/j dan kesalahan relatif (KR) 3,57 % pada bentuk baling-baling tabung, kesalahan mutlak (ΔV) 0 Km/j dan kesalahan relatif (KR) 0 % pada bentuk baling-baling kerucut, kesalahan mutlak (ΔV) 2,108 Km/j dan kesalahan relatif (KR) 3,72 % pada bentuk baling-baling tidak beraturan. Dari data diatas, dapat diketahui bahwa data hasil percobaan valid karena kesalahan relatifnya (KR) kurang dari 10%. Kevalidan data dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kurangnya ketelitian dalam membaca alat ukur, alat yang kurang akurat, dan lain sebagainya. 4. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 4. Kesimpulan Dari percobaan yang telah kami lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa : Kecepatan angin yang dihasilkan semakin kecil ketika jarak Anemometer semakin jauh dari kipas angin. 2. Kecepatan angin yang dihasilkan sama besar ketika jumlah baling-baling Anemometer divariasikan. 3. Kecepatan angin yang dihasilkan semakin besar ketika bentuk baling-baling Anemometer semakin tidak beraturan. 4. Penentuan kondisi lingkungan dipengaruhi oleh jarak Anemometer dari kipas angin dan bentuk baling-baling Anemometer. Tetapi tidak dipengaruhi oleh jumlah baling-baling Anemometer. 5. Berdasarkan hasil pengukuran kecepatan angin yang dikonversikan kedalam skala Beaufort maka dapat diketahui kondisi lingkungannya. 4.2. Rekomendasi Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan, maka kami memberikan saran sebagai berikut: Sebaiknya dalam setiap pelaksanaan pembelajaran fisika yang berhubungan dengan konsep dasar fisika, dijelaskan dengan menggunakan alat peraga agar siswa lebih cepat memahami konsep dasar yang ingin disampaikan. 2. Sebelum melaksanakan percobaan dengan menggunakan alat peraga maka perlu dipahami terlebih dahulu cara kerja dan kevalidan dari alat yang digunakan. 3. Pada eksperimen yang telah dilakukan hanya meninjau kecepatan angin sebagai penentu kondisi lingkungan. Akan lebih baik lagi jika dapat menentuan cuaca. Namun dalam penentuan cuaca tidak hanya didasarkan pada pengukuran kecepatan angin, melainkan ada faktor lain, seperti suhu, kelembaban udara, kecepatan angin dan tekanan udara. 5. DAFTAR PUSTAKA Iswanto. 2007. Mengenal Cuaca dan Iklim di Indonesia. Bandung: PT Intan Sejati Mintarjo, Sri. 2007. Angin Pembawa Bencana. Bandung:PT Intan Sejati Wardiyatmoko.K. 2006. Geografi Untuk SMA Kelas X. Jakarta:Erlangga http://atmosfer.belajargeodenganhendri.html. Kamis 14 Nopember 2013. 10:20 WIB http://fisika79.wordpress.com/tag/kecepatanangin/. Rabu 20 Nopember 2013. 14:44 WIB http://ilmuinstrumentasi.blogspot.com/2013/03/ ldr-light-dependent-resistor.html. Minggu 1 Desember 2013. 13:22 WIB http://indonesian.szmjd.com/chinalight_emitting_diodes_leds_5050_three_war m_white-1558783.html. Minggu 1 Desember 2013. 13:29 WIB http://modulonline.geografi.rumahbelajar/.html. Kamis 14 Nopember 2013. 14:34 WIB http://salekhah/alat-alat.klimatologi/165/html. Rabu 20 Nopember 2013. 10:47 WIB 148