BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an adalah kitab suci terakhir yang diturunkan oleh Allah. kepada manusia melalui Nabi Muhammad saw untuk dijadikan sebagai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau. keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Alquran yang secara harfiah berarti bacaan sempurna merupakan suatu

BAB I LATAR BELAKANG PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Atau lebih dari seperdua itu. dan bacalah Al Quran itu dengan perlahanlahan.

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi

KALAM INSYA THALABI DALAM AL-QUR AN SURAT YUNUS (STUDI ANALISIS BALAGHAH) ARTIKEL. Oleh: DAHLIANI RETNO INDAH PURWANTI NIM: I1A213002

BAB I PENDAHULUAN. Al-Quran adalah kalam atau firman Allah SWT, yang di turunkan kepada. Nabi Muhammad SAW dan membacanya merupakan suatu ibadah.

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari, memahami dan mengamalkan isi kandungan Al-Qur an adalah. merupakan kewajiban bagi setiap umat muslim.

PENGGUNAAN KATA TANYA/ ISTIFHANIAH DALAM ALQUR AN (SUATU KAJIAN TAFSIR TEMATIK DALAM TAFSIR AL MISHBAH PADA SURAT AL BAQARAH, ALI IMRAN, AN NISA )

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat dirasakan rahmat dan berkah dari kehadiran al-qur an itu. 1

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2

BAB II GAMBARAN UMUM KISAH-KISAH DALAM AL-QUR AN. Quraish Shihab berpendapat bahwa al-qur an secara harfiyah berarti bacaan

BAB I PENDAHULUAN. sulit diterima bahkan mustahil diamalkan (resistensi) 4. Dan yang lebih parah,

Bab 3 Peran Sentral Guru PAI Dalam Memberdayakan Sekolah Sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. merasakannya. Begitu pula bisa membaca Al-Qur an dengan fasih dan benar

Menguak Kemu jizatan Al Qur an, Kadar dan Aspeknya. Jamaluddin *

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt. telah berfirman dalam al-quran surat al-baqarah ayat177:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan surat al-fatihah dan di akhiri dengan surat al-anas. 1

BAB I PENDAHULUAN. merupakan negara berkembang, dimana saat ini Indonesia mengerahkan segala

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB IV ANALISIS. Muqsam bih pada huruf wawu yang pertama pada surah al-ti>n ayat 1-3:

TUGAS MATA KULIAH AL QUR AN AL-QURAN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP. Dosen pengampu : Masyhudi Riaman, S.Pd. Disusun Oleh : Sahri Ramadani

BAB II PENGERTIAN ALQURAN

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan manusia. Adanya komunikasi mengisyaratkan

BAB I PENDAHULUAN. Grafindo Persada, 2006), hlm Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Raja

BAB I PENDAHULUAN. tidak akan dapat beragama Islam dengan mudah tanpa melalui pendidikan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. bahkan kata hikmah ini menjadi sebuah judul salah satu tabloid terbitan ibukota

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus Rasul terakhir yaitu Muhammad Saw. dengan perantaraan malaikat Jibril,

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGGUNAAN AL-RA Y OLEH

BAB I PENDAHULUAN. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kata Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anwar Hafid Dkk, Konsep Dasar Ilmu Pendidikan, Alfabeta, Bandung, 2013, hlm

Membahas Kitab Tafsir

BAB I PENDAHULUAN. diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf

BAB I PENDAHULUAN. (bacalah) yang tertera dalam surat al- Alaq ayat 1-5. manusia dari segumpal darah melalui proses yang telah ditetapkan oleh Allah

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembelajaran. Secara tidak langsung, kualitas instrument. penilaian juga menentukan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai manusia pertama, sebagaimana al-qur an menyatakan. berkembang sesuai dengan kondisi dan konteks lingkungannya.

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an diturunkan untuk memberi petunjuk kepada manusia ke arah

BAB V PENUTUP. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Ayat-ayat kawniyyah dalam pandangan al-ra>zi> adalah ayat-ayat yang

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas belajar sangat terkait dengan proses pencarian ilmu. Belajar

TERMINOLOGIS KONSEP AGAMA SECARA ETIMOLOGIS DAN

Minggu 1 DPQS TAFSIR AL-QURAN 1

BAB I PENDAHULUAN. Alquran merupakan kitab suci bagi umat Islam. Secara definitif, Alquran

BAB I PENDAHULUAN. Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan Al-Qur'an Al-Azhim sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu al-qur an juga merupakan kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk umat Islam dalam

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN. melalui metode pengajaran dalam pendidikan islam di dalamnya memuat

BAB I PENDAHULUAN. ibadah yang setiap gerakannya mengandung do a.1 Shalat adalah kewajiban

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

STRUKTUR FUNGSIONAL DAN RAGAM KALIMAT PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AL QALAM

keterpeliharaannya Al-Qur an. Allah berfirman:

Sumber Ajaran Islam. Informatika. DR. Rais Hidayat.

Kisah Dr. Gary Miller (Misionaris Kristen), Sang Penantang Al Quran : Melakukan Riset Panjang Untuk Mencari Kesalahan Al Qur an!

Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad sebagai pedoman hidup bagi kaum muslimin. Al-Qur an sendiri

BAB I PENDAHULUAN. terkutuk tidak sedikit pun jumlahnya. Tetapi diantara semua itu ada yang

BAB I PENDAHULUAN. orang yang tidak hadir dalam tempat terjadinya pembicaraan. Dalam hal kegiatan

UMMI> DALAM AL-QUR AN

BAB 1 PENDAHULUAN. disisi Tuhan-Nya, dan untuk berpacu menjadi hamba-nya yang menang di

Keutamaan Kalimat Tauhid dan Syarat-Syaratnya

BAB I PENDAHULUAN. ghoirumahdloh (horizontal). Sebagaimana firman Allah swt berikut:

Tantangan Alquran. Khutbah Pertama:

Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah

BAB I PENDAHULUAN. Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya (Q.S. al-hijr/15: 9).

BAB I PENDAHULUAN. Tidak diragukan lagi bahwa al-qur`an merupakan kitab suci dan. pedoman bagi manusia dan orang-orang yang bertaqwa kapanpun dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB VI PENUTUP. Allah dalam juz amma dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Menurut pemikiran Hamka dan M. Quraish Shihab dalam kitabnya

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an merupakan pedoman dan petunjuk dalam kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. samawi lain yang datang sebelumnya. Allah Swt. mewahyukan al-quran kepada

BAB III METODE PENELITIAN

Bab 4 Belajar Mendirikan Shalat Berlatih Akhlak Mulia Membangun Kesejahteraan Umat

Pengantar Ulumul Quran. (Realitas Al-Quran)

BAB I PENDAHULUAN. Kementrian Agama RI, Modul Bahan Ajar Pendidikan Dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) Guru Kelas RA, Jakarta, 2014, hlm. 112.


BAB I PENDAHULUAN. informasi seperti sekarang ini. Perkembangan teknologi dan informasi ini telah

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu-ilmu al-quran Melalui Pendekatan Historis-Metodologis, (Semarang: Rasail, 2005), hlm. 37.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak mengenal ruang dan waktu, ia tidak dibatasi tebalnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya. Manusia membutuhkan rambu-rambu lalu lintas yang memberinya

BAB I PENDAHULUAN. SWT kepada nabi Muhammad SAW. Fungsi dari Al-Qur an ialah sebagai

TAFSIR AL-QUR AN INKLUSIF

BAB I PENDAHULUAN. Islam tersebut dinamakan orang mu min. Orang mu min adalah seseorang yang

BAB V PEMBAHASAN. bahasan ekosistem. Penelitian dilaksanakan pada kelas VII-A MTs Darul Ulum

BAB I PENDAHULUAN. Al-Quran adalah kitab suci yang merupakan sumber utama dan utama

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STUDI KOMPARASI KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN SISWA KELAS VIII ANTARA YANG BERASAL DARI MI DAN YANG BERASAL DARI SD DI MTs YAKTI TEGALREJO MAGELANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Al-Qur an adalah kitab suci terakhir yang diturunkan oleh Allah kepada manusia melalui Nabi Muhammad saw untuk dijadikan sebagai pedoman hidup. Al-Qur'an dipandang sebagai sesuatu yang mutlak kebenarannya, baik oleh kaum muslim konservatif maupun oleh kaum moderat. Petunjuk-petunjuk yang terkandung didalamnya dapat menyinari seluruh alam ini, baik bagi manusia, hewan dan makhluk hidup lainnya. Al-Qur an memiliki karakteristik yang sangat unik yaitu universal, komprehensif dan integral. Sehingga pantas saja kalau kesempurnaan al- Qur an ini dapat menjadi petunjuk bagi seluruh manusia yang hidup semenjak kelahirannya hingga hari akhir kelak. Disamping itu, al-qur an hanyalah satusatunya kitab suci yang terjaga otentisitasnya, serta terbebas dari campur tangan manusia yang tidak bertanggung jawab sebagaimana yang telah terjadi pada kitab-kitab yang lain. Orisinalitas dan otentisitas al-qur an tidak dapat diragukan lagi, karena Allah yang menurunkan dan sekaligus sebagai pemeliharanya. Prinsip-prinsip universal yang terkandung dalam al-qur'an meliputi tema-tema persoalan yang bersifat fisikal dari konsepsi-konsepsi sederhana dan rasional hingga konsepsi-konsepsi irrasional dan transcendental, dari eksistensi alam hingga eksistensi rabb al-'alamiin; dari awal mula keberadaan manusia dengan seperangkat kesejarahannya hingga scenario kehidupan yang

2 bakal dilaluinya pada pasca kehidupan dunia nanti; dari prinsip-prinsip hidup yang bersifat individual hingga prinsip-prinsip aturan yang bersifat komunal, regional bahkan internasional. Selain itu, al-qur an mengandung isyaarat-isyarat ilmiah sebagai bahan kajian bagi umat manusia untuk dibuktikan kebenarannya. Sehingga dengan kesempurnaan yang dimilikinya, al-qur an dapat menjadi petunjuk bagi manusia, penjelas serta pembeda antara yang dan yang batil.( QS. al- Baqarah : 185) Dengan demikian sangat wajar jika dikatakan al-qur'an memuat berbagai pokok kehidupan, keyakinan dan konsepsi-konsepsi ilmu pengetahuan yang tidak dapat disangkal lagi kebenarannya Disamping itu, al-qur an sebagai kitab suci terakhir mengandung berbagai mukjizat; yakni suatu hal atau peristiwa yang terjadi melalui seorang yang mengaku nabi, sebagai bukti kenabiannya yang ditantangkan kepada yang ragu, untuk mendatangkan hal serupa, namun mereka tidak mampu melayani tantangan itu. 1 Adapun beberapa aspek kemukjizatan tersebut diantaranya; dari aspek gaya bahasa, ketelitian redaksional kalimat, pemberitaan tentang hal-hal gaib, serta isyarat-isyarat ilmiah. Dari sekian banyak mukjizat yang dikandungnya, al-qur an membuktikan sebagai kalam Ilahi yang tidak akan ada seorang pun yang dapat menandinginya. Al-Qur an mendialogkan dirinya melalui bahasa Arab, Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa al-qur an dengan berbahasa 1 Quraish Shihab, Mukjizat Al-Qur an, Mizan, Bandung 1997. hlm. 23.

3 Arab, agar kamu memahaminya. 2 Bahasa komunikasi al-qur an dengan bahasa Arab merupakan konsekuensi logis dari penurunannya melalui seorang Nabi yang berbangsa dan berbahasa Arab serta masyarakat Arab sebagai bangsa pertama yang berinteraksi secara langsung dengan Nabi dan Wahyu Ilahi. Ijutsu berpendapat; Jika Tuhan memberikan wahyu-nya dalam bahasa yang bukan bahasa Arab, maka orangnya tidak akan mempercayainya karena mereka tidak memahaminya. 3 Tetapi meskipun al-qur an menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa komunikasinya, al-qur an tetap berlaku bagi seluruh manusia bukan hanya bagi orang Arab saja. Karena al- Qur an disampaikan melalui Rasulullah sebagai rahmatan lil alamiin. Bahasa merupakan produk budaya manusia yang secara alamiah Allah ilhamkan kepada manusia, sebagai media komunikasi antar manusia agar dapat difahami sehingga memiliki aturan-aturan tertentu yang disepakati bersama. Demikian pula al-qur an dengan segala kesempurnaanya, memiliki aturan-aturan tertentu dan tidak keluar dari keumuman bahasa Arab. Bahkan tiada bacaan seperti al-qur an yang diatur tatacara membacanya, mana yang dipendekkan, mana yang dipanjangkan, dipertebal, atau diperhalus ucapannya dimana tempat yang terlarang, atau boleh, atau harus memulai dan berhenti bahkan diatur lagu dan iramanya, sampai kepada etika membacanya. 4 2 QS. Yusuf : 2. 3 Toshihiko Ijutsu, Relasi Tuhan dan Manusia: Pendekatan Semantik terhadap Al-Qur an. (Terjemah oleh Agus Fahri Husein, Sufriyanto Abdullah, dan Aminuddin), Tiara Wacana Yogya, Yogyakarta. 1997. hlm. 205. 4 Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur an, Mizan, Bandung 1997 hal 3.

4 Mengutip pendapat Mahmud Ayoub, bahwa basis keunikan al- Qur an yang paling luas diterima ialah karakter liguistik dan estetikanya; kefasihan dan keindahan retorisnya, ketepatan, kehematan dan kehalusan stilistikya. 5 Susunan literer, kekuatan makna, dan kefasihan kata-kata al- Qur an dijadikan sebagai komponen keunikan al-qur an yang dapat menarik pengikut dari berbagai budaya lain. 6 Salah satu hal yang menarik untuk dikaji dalam al-qur an ialah dari redaksional kalimatnya. Apabila ditelaah lebih mendalam, beberapa ayat al- Qur an yang berhubungan dengan af al Allah ternyata terdapat perbedaan dalam hal penggunaan kata ganti subyeknya (dhamir mutakallim). Adakalanya kalimat fi il tersebut dihubungkan dengan dhamir mutakallim wahdah ( ) seperti ayat:.( ) Artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia mel;ainkan supaya mereka menyembahku (QS. Adz-Dzariyat : 56) 7. Adakalanya juga fi il tersebut dihubungkan dengan dhamir mutakallim.ن ا ma al ghair bila fi ilnya berhubungan dengan af al makhluk yaitu dhamir Seperti yang terdapat dalam ayat: 5 Farid Esack. Samudera al-qur an, terjemah oleh Nuril Hidayah, DIVA Press. Jogjakarta, 2007 hlm. 191 6 Ibid. 7 Depag RI, Al-Qur an dan Terjemahnya, hlm. 862

5 ( ) Artinya: Dan diantara mereka ada orang yang berdo a: Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan diakhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka (QS.Al-Baqarah : 201) 8 Tetapi apabila fi ilnya berkaitan dengan af al Allah maka dhamir tersebut dinamakan dhamir mu adzam nafsuh, seperti yang terdapat dalam ayat: ( ) Artinya: Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya (QS.At-Tiin : 4) 9 Perbedaan penggunaan kata ganti (dhamir) tersebut tentu saja bukan hal sembarangan yang sepi dari makna, karena satu hal yang pasti bahwa setiap kata ataupun dhamir yang berbeda memiliki makna yang berbeda pula atau mengandung maksud tertentu. Para ulama telah banyak yang mencoba menginterpretasikan tentang penggunaan dhamir tersebut. Apabila fi il madhy (kata kerja lampau) disambungkan dengan dhamir mutakallim wahdah (ت ) maka secara otomatis pelaku dari perbuatan itu ialah Allah sendiri. Seperti yang terdapat pada surat adz-dzariyat diatas, yakni Allah sendirilah sebagai AL-Khaliq yang telah menciptakan jenis jin dan jenis 8 Depag RI, hlm 24. 9 Depag RI, hlm 478.

6 manusia, dengan tujuan agar menyembah-nya. Dengan demikian tidak ada keterlibatan siapapun dalam penciptaan dua jenis makhluk ini. Sedangkan yang terdapat dalam surat At-Tiin ayat empat, Allah menggunakan dhamir ن ا, perbedaan ini menjadi salah satu kajian bagi ulama yang konsern terhadap al-qur an dari aspek kebahasaan. Quraish Shihab misalnya berpendapat : bahwa penggunaan dhamir ن ا (kata ganti bentuk jamak) mengisyaratkan adanya keterlibatan selain-nya dalam perbuatan yang ditunjuk oleh kata yang dirangkaikan dengan kata ganti tersebut. 10 Pendapat tersebut dapat memberikan pencerahan atau dapat mengungkap rahasia penggunaan dhamir yang berbeda bagi kita. Ternyata ada pihak lain yang terlibat dalam penciptaan manusia secara fisik atau psikis yakni orang tua, demikian pendapat Quraish Shihab. Tentu saja keterlibatan tersebut tidak mempengaruhi keagungan Allah sebagai Al-Khaliq, karena Allah memiliki sifat Qiyamuhu Bi Nafsihi (berdiri sendiri), karena setiap perbuatan Allah terbit dari ilmu dan iradat-nya. 11 Alasan yang diungkap diatas ialah karena dalam hal penciptaan manusia ada keterlibatan orang tua sehingga dhamir yang digunakan dalam surat At-Tiin ayat empat menggunakan na. Tetapi yang menjadi permasalahan apakah setiap fi il yang dirangkaikan dengan dhamir mutakallim jamak na mengisyaratkan adanya keterlibatan pihak lain selain Allah? 10 Quraish Shihab, Tafsir Al-Qur an Al-Karim Tafsir atas Surat-Surat Pendek berdasarkan Urutan Tutunnya Wahyu. Pustaka Hidayah, Bandung 1997. hlm.l 740. 11 Muhammad Abduh, Risalatut Tauhid.Terjemah oleh Firdaus A.N, Bulan Bintang, Jakarta, 1989 hlm. 41.

7 Sebagai perbandingan dengan ayat diatas, dalam penciptaan langit juga ternyata Allah menggunakan dhamir na, seperti ayat berikut ini: ( ) Artinya: Dan sesungguhnya Kmi telah menciptakan diatas kamu tujuh buah njalan(tujuh buah langit). Dan Kami tidaklah lengah terhadap ciptaan (Kami)(QS. Al-Mu min: 17). 12 Apabila setiap dhamir na diasumsikan adanya keterlibatan pihak lain selain Allah, maka siapakah yang terlibat dengan penciptaan langit ini?. Tetapi jika tidak setiap fi il yang ada kaitannya dengan perbuatan Allah dan dirangkaikan dengan dhamir na menunjukkan adanya keterlibatan pihak lain, maka penulis tertarik untuk mengkaji makna dhamir tersebut serta dalam hal apa saja ada keterlibatan pihak lain terhadap af al Allah. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk menelitinya lebih mendalam tentang permasalahan ini. Dan penelitian ini akan penulis tuangkan dalam skripsi dengan judul: "Makna Penggunaan Dhamir Mutakallim dihubungkan dengan Af al Allah dalam Al-Qur an Menurut Quraish Shihab" 12 Depag RI, hlm 273.

8 B. PERUMUSAN MASALAH Berangkat dari latar belakang masalah diatas, sesuai dengan judul penelitian ini, masalah pokok yang akan diangkat sebagai kajian utama penelitian ini adalah bagaimanakah makna dhamir mutakallim dihubungkan dengan af al Allah dalam al-qur an menurut Quraish Shihab. C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini, secara fungsional berkaitan erat dengan rumusan masalah penelitian yang dibuat secara spesifik, terbatas dan dapat diperiksa dengan penelitian. Jadi berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penafsiran Quraish Shihab tentang makna dhamir mutakallim yang terdapat dalam ayatayat al-qur an yang berkaitan dengan af al Allah. D. KERANGKA PEMIKIRAN Al-Qur'an merupakan kitab suci umat islam yang pesan ethis dan spiritualnya selalu relevan sepanjang zaman. Relevansi kitab suci ini terlihat pada petunjuk-petunjuk yang diberikan kepada manusia dalam seluruh aspek kehidupannya. Inilah sebabnya usaha-usaha untuk memahami al-qur'an dikalangan umat islam selalu muncul dipermukaan, selaras dengan kebutuhan dan tantangan yang mereka hadapi. Al-Qur an sebagai petunjuk jalan yang lurus tentu saja tidak dapat difahami dan diketahui pesan yang terkandung didalamnya, oleh karena itu

9 Al-Qur an secara teks tidak berubah, tetapi penafsiran atas teks selalu berubah sesuai dengan konteks ruang dan waktu manusia. Sehingga al-qur an selalu membuka diri untuk dianalisis, dipersepsi, dan diinterpretasikan dengan berbagai alat, metode dan pendekatan untuk menguak isi sejatinya. 13 Menurut Ali al-shabuni dalam karyanya Al-Tibyan Fii Ulum Al- Qur an, tafsir merupakan kunci untuk membuka gudang simpanan yang tertimbun dalam al-qur an. Dengan demikian upaya menafsirkan al-qur an sangat dibutuhkan agar manusia dapat memahami Kalam Allah yang mulia tersebut. Sepanjang sejarahnya, Al-Qur'an telah ditafsirkan sejak Rasulullah saw masih ada, terlebih lagi pada generasi berikutnya yang merasakan betapa pentingnya upaya penjelasan terhadap ayat-ayat al-qur an pasca wafatnya sang mubayyin yakni Rasulullah saw. Lahirlah kemudian berbagai macam perspektif dalam metode dan pendekatan penafsiran dari mulai metode riwayah dan dirayah, seperti yang berlangsung pada tradisi awal, hingga muncul kemudian pendekatan-pendekatan tertentu seperti pendekatan fiqh, sufy, falsafy dan lain-lain. Aliran-aliran tafsir yang tumbuh demikian banyak dan variatif itu merupakan konsekuensi logis dari tesis pemikiran tentang sahnya menafsirkan, memahami dan menyelami isyarat-isyarat kandungan makna al-qur'an untuk diaktualisasikan sepanjang sejarah kehidupan. Penafsiran al-qur an dengan menggunakan pendekata kebahasaan merupakan akar dari seluruh metode penafsiran karena al-qur an dengan 13 Umar Shihab, Kontekstualitas Al-Qur an: Kajian Tematik Atas Ayat-Ayat Hukum dalam Al- Qur an Penamadani, Jakarta. 2003. hlm. 3.

10 bahasa khasnya tidak dapat dipisahkan. Dalam pembahasannya ada ulama yang membahas struktur gramatikalnya hanya sepintas saja, tetapi ada juga yang membahasnya secara mendalam. Baik yang berkaitan dengan struktur kata, I rab maupun dari sisi keindahan gaya bahasanya. Bahkan pembahasan tentang penggunaan dhamir merupakan pokok bahasan tersendiri dalam menguak makna yang terkandung dalam suatu ayat. Tidak heran kalau seorang ulama yang bernama Ibn Al-Anbari (w. 328 H) telah menyusun sebuah kitab terdiri dari 12 jilid yang khusus membahas dhamir-dhamir yang terdapat dalam al-qur an. 14 Pembahasan mengenai penggunaan dhamir dalam al-qur an merupakan salah satu pokok bahasan yang menarik untuk dikaji, terlebih lagi jika memperhatikan fi il-fi il yang maknanya berkaitan dengan perbuatanperbuatan Allah (Allah sebagai subyek) tetapi dirangkaiakan dengan dhamir mutakallim yang berbeda. Apabila fi il tersebut dirangkan dengan dhamir mutakallim wahdah (tu) dipastikan bahwa Allah sendirilah sebagai peran utama. Tetapi ketika dirangkaiakan dengan dhamir na, bisa sebagai kata ganti bentuk jamak, tetapi bisa pula dipakai untuk menunjuk satu pelaku saja dengan maksud mengagungkan pelaku tersebut.seperti para raja biasa menunjuk dirinya dengan menggunakan kata kami. Allah juga seringkali menggunakan kata tersebut untuk menunjuk Diri-Nya. 15 14 Manna Khalil al-qattan, Mabahits Fii Ulum Al-Qur an. Terjemah oleh Mudzakkir A.S. Litera Antar Nusa, Jakarta, 2001. hlm. 279. 15 Quraish Shihab op.cit, 1997 hlm. 740

11 Pendapat Quraish Shihab tentang penggunaan dhamir na yang mengisyaratkan adanya keterlibatan pihak lain, berangkat dari pemahamannya terhadap ayat: ( ) Artinya: Maka, Maha Suci Allah, sebaik-baik pencipta. (QS. 23:14) 16 Dari ayat tersebut dapat difahami apabila Allah sebagai sebaik-baik pencipta berarti ada pencipta lain, namun tidak sebaik Allah. Oleh karena itu berangkat dari pemahaman ayat tersebut menjadi dasar atas pendapatnya tentang adanya keterlibatan pihak lain selain Allah bila suatu fi il dirangkaikan dengan dhamir na. Karena dhamir na terkadang memiliki makna jamak dan terkadang juga bermakna tunggal dengan maksud pengagungan, maka untuk mengetahuinya Quraish Shihab menggunakan metode munasabah yaitu dengan cara mencari munasabah ayat tersebut dengan ayat lain atau dengan hadits nabi serta argumen yang bersifat rasional yang ada kaitannya dengan ayat tersebut. Dhamir mutkallim na dapat dimaknai adanya keterlibatan pihak lain bila ternyata ada ayat atau dalil lain yang sesuai atau mengindikasikan keberadaannya, tetapi bila ternyata tidak ada ayat atau dalil pendukung, berarti itu semata-mata Allah mengagungkan Diri-Nya. 16 Depag RI, hlm 273.

12 E. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN Mengacu pada permasalahan dan tujuan penelitian yang telah ditentukan, maka langkah-langkah yang akan ditempuh dalam penelitian ini adalah : penentuan metode penelitian yang akan digunakan, penentuan sumber data, penentuan jenis data yang dikumpulkan serta analisis data. Adapun langkah-langkah penelitian yang dimaksud adalah: 1. Metode Penelitian Metode penilitian yang digunakan adalah metode content analysis (analisis isi) metode ini biasanya digunakan dalam penelitian komunikasi, akan tetapi bisa juga digunakan untuk penelitian pemikiran yang bersifat normative. 17. Metode ini dilakukan dengan cara menganalisis sumber-sumber data yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti. Pemilihan metode ini didasarkan pada kemungkinan mendapatkan informasi tentang permasalahan yang penulis teliti, karena obyek penelitian ini adalah Tafsir Al-Mishbah karya M. Quraish Shihab. Sehingga metode content analysis adalah metode yang paling tepat dalam penelitian ini. 2. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua sumber,yaitu: pertama, Sumber data primer, yaitu sumber pokok. Dalam hal ini sumber data primer adalah Tafsir Al-Mishbah karya M. Quraish Shihab. 17 Cik Hasan Bisri, Penuntun Penyusunan Rencana Penelitian dan Penulisan Skripsi Bidang Ilmu Agama Islam, Logos Jakarta, 1998 hlm. 56.

13 kedua, sumber data skunder, yaitu sumber tambahan. Dalam hal ini adalah semua referensi yang ada kaitan dengan permasalahan yang sedang diteliti 3. Jenis Data Adapun jenis data yang akan diteliti adalah penafsiran Quraish Shihab mengenai dhamir mutakallim yang terdapat dalam ayat-ayat al-qur an yang berkenaan dengan af al Allah. 4. Pengumpulan Data Setelah menentukan sumber dan jenis data, data-data tersbut akan dihimpun dengan menggunakan tehnik book survey atau study literature. Studi kepustakaan yang dimaksud disini adalah mengumpulkan penafsiran Quraish Shihab yang terkait pada tema yang sedang penulis teliti serta mengumpulkan penafsiran-penafsiran lainnya. 5. Analisis Data Data-data yang telah terkumpul, kemudian dianilisis secara kualitatif yaitu melalui penalaran yang logis. Adapun aplikasinya dengan menelaah semua data yang terkumpul dari berbagai sumber, kemudian diklasifikasikan menurut kategori tertentu. Setelah itu menghubungkan data-data dengan teori-teori yang telah dikemukakan dalam kerangka pemikiran.