ANALISIS SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH CAIR DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) LUBUK BASUNG TAHUN Novia Wirna Putri*

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2009 menyatakan bahwa

BAB 1 : PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan

BAB VI PEMBAHASAN. 6.1 Ketaatan Terhadap Kewajiban Mengolahan Limbah Cair Rumah Sakit dengan IPAL

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELOLAAN LIMBAH CAIR RSUD WANGAYA DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. resiko toksikologi juga akan meningkat. terbentuk secara alami dilingkungan. Semua benda yang ada disekitar kita

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

kimia lain serta mikroorganisme patogen yang dapat

ANALISIS KUALITAS KIMIA AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DI RSUD DR. SAM RATULANGI TONDANO TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Medan diantaranya adalah pemotongan hewan, pengadaan, dan penyaluran daging

DESAIN ALTERNATIF INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN PROSES AEROBIK, ANAEROBIK DAN KOMBINASI ANAEROBIK DAN AEROBIK DI KOTA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. mil laut dengan negara tetangga Singapura. Posisi yang strategis ini menempatkan

ANALISIS KUALITAS LIMBAH CAIR PADA INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (IPLC) RUMAH SAKIT UMUM LIUN KENDAGE TAHUNA TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan rumah sakit mempunyai potensi menghasilkan limbah yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran tidak hanya berasal dari buangan industri tetapi dapat berasal

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian survei melalui kegiatan wawancara,

BAB I PENDAHULUAN. keadaan ke arah yang lebih baik. Kegiatan pembangunan biasanya selalu

GAMBARAN PENGELOLAAN LIMBAH PADAT MEDIS DI RUMAH SAKIT TK.II KARTIKA HUSADA KABUPATEN KUBU RAYA

ANALISIS SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS PADAT RUMAH SAKIT UMUM (DAERAH LUBUK SIKAPING KABUPATEN PASAMANTAHUN

CAIR DI RSUD RAA SOEWONDO PATI

PENGOLAHAN LIMBAH PABRIK MIE INSTAN

II. LINGKUP KEGIATAN PERUSAHAAN DAERAH PENELITIAN...22

SPO INSTALASI PENGELOLAAN LIMBAH CAIR DENGAN SISTEM TANGKI SEPTIK MODIFIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota

GAMBARAN PENGELOLAAN LIMBAH CAIR DI RUMAH SAKIT X JAKARTA FEBRUARI 2006

Efisiensi Instalasi Pengolahan Air Limbah Terhadap Kualitas Limbah Cair Rumah Sakit Haji Makassar Tahun 2014

EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN

BAB I PENDAHULUAN. air di kota besar di Indonesia, telah menunjukkan gejala yang cukup serius,

LEMBARAN DAERAH PROPINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2001 KEPUTUSAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR: 6 TAHUN 2001 TENTANG

PENGARUH LIMBAH INDUSTRI TAHU TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI DI KABUPATEN KLATEN. Darajatin Diwani Kesuma

KATA PENGANTAR. karunianya penulisan skripsi dengan judul Analisis Sistem Pengelolaan Limbah

INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) BOJONGSOANG

BAB V HASIL PENELITIAN. Kota Denpasar terletak diantara 08 35"31' "49' Lintang Selatan dan

IMLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN WAJIB DI PUSKESMAS RATAHAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Inka Ines Soputan*, Febi K. Kolibu*, Chreisye K.F.

Pengaturan Debit Seragam terhadap Kualitas Effluent pada Pengolahan Limbah Cair di PT. XYZ

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Masalah Air Limbah Rumah Sakit

TABEL 4-3. MATRIKS RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) OPERASIONAL GEDUNG KEMENKES RI

BAB I PENDAHULUAN. air limbah. Air limbah domestik ini mengandung kotoran manusia, bahan sisa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin meningkatnya perkembangan sektor industri dan

SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN

KOMITMEN PETUGAS PELAYANAN TERHADAP PENERAPAN MANAJEMEN KESEHATAN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT TK IV IM LHOKSEUMAWE PROVINSI ACEH

GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PDAM KOTA SINGKAWANG

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Potong Hewan yang telah dibangun merupakan satu-satunya RPH

UJIAN TENGAH SEMESTER MANAJEMEN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT PJMA: Prof. Drh. Wiku Adisasmito, M.Sc., Ph.D. Waktu Ujian:

PENGARUH SINAR ULTRA VIOLET (UV) UNTUK MENURUNKAN KADAR COD,TSS DAN TDS DARI AIR LIMBAH PABRIK KELAPA SAWIT T E S I S

PROFIL INSTALASI KESEHATAN LINGKUNGAN RSUD KOTA MATARAM OLEH : FIRA FRSIMAWATI, ST

BAB VI HASIL. Tabel 3 : Hasil Pre Eksperimen Dengan Parameter ph, NH 3, TSS

BAB I PENDAHULUAN. waktu. Kesibukan dan rutinitas membuat orang harus pergi ke suatu tempat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian integral dari

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP-58/MENLH/12/1995 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan di sektor industri akhir-akhir ini berkembang sangat pesat.

PELAKSANAAN PROGRAM PEMANTAUAN LINGKUNGAN H M M C J WIRTJES IV ( YANCE ) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

III. METODE PENELITIAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN PADA RSPI PROF.DR.SULIANTI SAROSO

1.1. Latar Belakang Sampah dan limbah rumah sakit adalah semua sampah dan limbah yang. atau limbah klinis dan non klinis baik padat maupun cair.

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN

AUDIT LINGKUNGAN RUMAH SAKIT (sesi 2)

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP- 58/MENLH/12/1995 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN RUMAH SAKIT LINGKUNGAN HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. kota besar di Indonesia, setelah menunjukkan gajala yang cukup serius,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GUNUNGTUA KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA TAHUN 2014 SKRIPSI. Oleh :

KAJIAN PENGARUH LIMBAH INDUSTRI SOUN TERHADAP KUALITAS AIRTANAH DI DESA MANJUNG KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN. Setyawan Purnama

PENENTUAN KADAR COD ( CHEMICAL OXYGEN DEMAND ) PADA LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT SULTAN SULAIMAN DENGAN MENGGUNAKAN SPECTROQUANT NOVA 60 TUGAS AKHIR

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

PERBEDAAN KUALITAS AIR LINDI SEBELUM DAN SESUDAH PENGOLAHAN DI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (Studi Kasus TPA Sampah Botubilotahu Kec. Marisa Kab.

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak dapat dipisahkan dari masyarakat karena mempunyai fungsi sebagai tempat

BAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan

Kata Kunci : Pengelolaan, Limbah Medis Padat

Kata Kunci : Waktu Aerasi, Limbah Cair, Industri Kecap dan Saos

BAB I PENDAHULUAN. baik di darat, laut maupun di udara. Dengan semakin meningkatnya

BAB IV ANALISA DAN HASIL 4.2 SPESIFIKASI SUBMERSIBLE VENTURI AERATOR. Gambar 4.1 Submersible Venturi Aerator. : 0.05 m 3 /s

BAB I PENDAHULUAN. manusia terhadap lingkungan adalah adanya sampah. yang dianggap sudah tidak berguna sehingga diperlakukan sebagai barang

MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS AIR LIMBAH INDUSTRI DI PT EAST JAKARTA INDUSTRIAL PARK

III. METODOLOGI PENELITIAN. awal sampai akhir penelitian. Pada tahapan penelitian ini diawali dengan

PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGGAJIAN DAN PENGUPAHAN DI PT.(PERSERO) ANGKASA PURA II BANDARA SOEKARNO-HATTA JAKARTA SKRIPSI

Cindy K Dastian 1, Idi Setyobroto 2, Tri Kusuma Agung 3 ABSTRACT

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 02 TAHUN 2006 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KEGIATAN RUMAH PEMOTONGAN HEWAN

METODE PENELITIAN. penelitian dapat dilihat pada Lampiran 6 Gambar 12. dengan bulan Juli 2016, dapat dilihat Lampiran 6 Tabel 5.

BAB I PENDAHULUAN. industri kelapa sawit. Pada saat ini perkembangan industri kelapa sawit tumbuh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NO. 58 TAHUN 1995 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN RUMAH SAKIT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

STUDI EVALUASI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH PADA RUMAH SAKIT UMUM JAYAPURA JURNAL TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI KONSERVASI SUMBER DAYA AIR

GAMBARAN SANITASI JAMBAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI DI WILAYAH KECAMATAN KIKIM TIMUR TAHUN 2016

Edu Geography 3 (6) (2015) Edu Geography.

BAB I PENDAHULUAN. dan/atau kegiatan wajib melakukan pengolahan limbah hasil usaha dan/atau

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 61 TAHUN 1999 TENTANG

ANALISIS KANDUNGAN AMONIAK DAN BAKTERI COLIFORM TOTAL PADA LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KOTA BITUNG PADA TAHUN

STUDI KUALITAS LIMBAH CAIR DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TULEHU PROVINSI MALUKU

ANALISIS FAKTOR VARIASI WAKTU DAN JARAK TEMPAT PENGAMBILAN LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT TERHADAP PENCEMARAN LINGKUNGAN. Mukhtar Ali *) ABSTRAK

KORELASI JUMLAH PASIEN DAN PRODUKSI LIMBAH MEDIS PADAT DI RUANG RAWAT INAP DAN UNIT GAWAT DARURAT RS SITI KHADIJAH, SEPANJANG SIDOARJO

Lampiran 3. Hasil Analisis Air Limbah Domestik PT Inalum. No. Parameter Satuan Konsentrasi Metoda Uji mg/l mg/l mg/l

ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 2015 TESIS.

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis sistem..., Dian Fitri Arestria, FKM UI, Universitas Indonesia

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JURNAL VISIKES - Vol. 10 / No. 1 / April 2011

EFEKTIFITAS SISTEM RBC PADA IPAL PEKAPURAN RAYA PD.PAL BANJARMASIN TERHADAP PENURUNAN KADAR BOD

Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT. ANALISIS PENGELOLAAN LIMBAH CAIR DI RSUP Dr. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG

BAB 5 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH FASILITAS LAYANAN KESEHATAN SKALA KECIL

Transkripsi:

ANALISIS SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH CAIR DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) LUBUK BASUNG TAHUN 2011 Novia Wirna Putri* ABSTRAK Limbah cair yang berasal dari rumah sakit mengandung senyawa organik dan anorganik yang cukup tinggi, senyawa kimia, mikroorganisme berbahaya yang dapat menyebabkan penyakit terhadap kesehatan masyarakat maupun lingkungan. Berdasarkan analisis visual di lapangan dan data hasil laboratorium bahwa limbah cair di RSUD Lubuk Basung belum terkelola secara optimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis sistem pengelolaan limbah cair di RSUD Lubuk Basung tahun 2011. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan cara pengumpulan data yaitu wawancara mendalam, telaah dokumen, dan observasi langsung ke lapangan untuk mendapatkan gambaran tentang sistem pengelolaan limbah cair. Hasil penelitian mengenai input pengelolaan limbah cair belum sepenuhnya memadai. Kebijakan telah ada, namun tenaga dan dana masih belum memadai, sarana dan prasarana belum berfungsi secara optimal. Aspek proses dalam pengelolaan limbah cair yaitu tidak adanya perencanaan khusus, pengorganisasian dengan adanya pembagian tugas dan tanggung jawab masing-masing pengelola, pelaksanaannya belum sepenuhnya sesuai persyaratan, dan pengawasan dalam bentuk pemeriksaan sampel. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa pengelolaan limbah cair di RSUD Lubuk Basung belum sepenuhnya memadai baik dari segi input, proses, maupun output. Disarankan untuk melakukan upaya perbaikan terhadap masing-masing komponen agar pengelolaan selanjutnya dapat lebih baik. Kata Kunci : limbah cair, pengelolaan ABSTRACT Molten waste from hospitals contains organic and inorganic compound one high enough, chemical compound, microorganism pathogen that can cause disease to society health and also environmentally. Base analysis visual at the site and that laboratory result data that molten waste at RSUD Lubuk Basung haven't most brings off optimal. To the effect this research is subject to be analyse molten waste management system at Lubuk Basung Hospital year 2011. Observational method used was qualitative by data collected which is indepth interview, study document, and direct observation until an overview about the application management system of molten waste. Observational result about input of molten waste management have been inadequate. Policy have there is, but human and fund was still inadequate, as well as the infrastructure was still inadequate. Aspect processes in molten waste management, there are not specifically planning, organizing by task and accountability division each organizer, implementation there are not in accordance with the regulation, and monitoring in shaped probing sample. Researcher can conclude that molten waste management at RSUD Lubuk Basung was utterly is equal to good of input, process, and also output. Suggested to do repair effort to each that component management here after gets better. Keywords : molten waste, management

Pendahuluan Undang-Undang Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2009 menyatakan bahwa upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Salah satu lingkungan yang memiliki potensi cukup besar untuk tercemar oleh unsur-unsur yang dapat menimbulkan dampak terhadap kesehatan masyarakat adalah lingkungan rumah sakit. Rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara langsung menghasilkan limbah. Salah satu limbah rumah sakit yang memiliki dampak potensial adalah limbah cair. Limbah cair yang berasal dari rumah sakit mengandung senyawa organik dan anorganik yang cukup tinggi, senyawa kimia, mikroorganisme pathogen yang dapat menyebabkan penyakit terhadap kesehatan masyarakat Hasil Rapid Assestment tahun 2002 yang dilakukan oleh Ditjen PPM dan PL (Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan) yang melibatkan Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kota terhadap keadaan sarana limbah yang dilengkapi mesin pengolah limbah padat Incinerator dan mesin Instalasi Pengolahan Air Limbah bahwa dari jumlah 1476 Rumah Sakit di Indonesia, terdapat 648 (sekitar 43,9%) yang telah mempunyai incinerator dan sebanyak 36 % yang telah mempunyai mesin Instalasi Pengolahan Air Limbah. Selain itu juga didapat hasil bahwa baru sekitar 52 % kualitas air limbah cair setelah melalui proses pengelolaan yang memenuhi syarat (memenuhi baku mutu limbah cair). Pengawasan dampak lingkungan yang dilakukan oleh Bapedalda Provinsi terhadap 17 rumah sakit dari 64 rumah sakit yang ada di Sumatera Barat dilihat dari kualitas limbah cairnya menunjukkan bahwa tidak ada satupun dari semua parameter yang diukur memenuhi baku mutu limbah cair. Pada hasil survei terhadap 17 rumah sakit tersebut ditemui 5 rumah sakit yang semua parameter kualitas limbah cairnya (BOD 5, COD, TSS, PO4, NH 3, E.Coli) melebihi baku mutu lingkungan, sedangkan 12 rumah sakit hanya sebahagian parameternya yang memenuhi baku mutu limbah cair. 8 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lubuk Basung merupakan rumah sakit yang menghasilkan limbah non medis dan limbah medis. Pengelolaan limbah cair yang dilakukan oleh RSUD Lubuk Basung mulai dari penyaluran limbah cair ke Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL), pengolahan limbah pada Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) serta pengaliran ke badan air atau drainase kota. Berdasarkan dokumen UKL/UPL RSUD Lubuk Basung tahun 2011 bahwa pengelolaan limbah cair yang terdapat di rumah sakit ini belum terkelola secara optimal. Hasil analisis data laboratorium pada tahun 2011 dan 2012 bahwa limbah cair yang telah diproses melalui IPAL terbukti masih melebihi baku mutu yang telah ditetapkan oleh Kepmen LH No. 58 Tahun 1995 yaitu; ph sebesar 3,85 (baku mutu 6-9), BOD 5 sebesar 198,7 mg/l (baku mutu <30 mg/l), Posfat sebesar 2,31 mg/l (baku mutu <2); ph sebesar 6,06 (baku mutu 6-9), COD sebesar 200,1 mg/l (baku mutu <80 mg/l), Posfat sebesar 0,138 mg/l (baku mutu <2), TSS sebesar 226 mg/l (baku mutu <30 mg/l) (lampiran 1). Hasil wawancara yang dilakukan dengan salah satu pengelola bagian IPSRS (Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit) bahwa pengelolaan limbah cair di rumah sakit ini masih bermasalah khususnya pada sarana dan prasarananya yaitu Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dimana limbah tidak mengalir dari bak penyaring menuju bak aerasi, sehingga menyebabkan limbah tersebut merembes ke tanah permukaan. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian tentang analisis sistem pengelolaan limbah cair di Rumah Sakit Umum Daerah Lubuk Basung Kabupaten Agam.

Metode Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, yang dilakukan pada bulan Februari-Juni 2012 di RSUD Lubuk Basung Kabupaten Agam. Informan pada penelitian ini adalah pihak yang terkait dengan pengelolaan limbah cair rumah sakit. Data primer didapatkan dari wawancara mendalam dengan informan serta observasi. Sedangkan data sekunder didapatkan dengan metode telaah dokumen mengenai pengelolaan limbah cair. Data diolah dan dianalisis dengan triangulasi data secara sumber dan metode. Hasil dan Pembahasan untuk pengadaaan sarana dan prasarana, Hasil penelitian tentang analisis biaya pemeliharaan, perawatan dan sistem pengelolaan limbah cair di RSUD Lubuk Basung tahun 2011 yaitu: perbaikan sarana dan prasarana limbah cair. Anggaran dana untuk pengelolaan 1. Komponen Input limbah ini masih tergabung dalam dana 1.1. Kebijakan pemeliharaan rumah sakit yang berasal Berdasarkan kutipan informasi dari dari APBD (Anggaran Pendapatan wawancara mendalam dan telaah Belanja Daerah). Dana untuk pengelolaan dokumen yang dilakukan peneliti bahwa kebijakan mengenai pengelolaan limbah cair rumah sakit berpedoman kepada Permenkes Nomor 1204 Tahun 2004 limbah cair belum mencukupi dan masih tergabung ke dalam dana pemeliharaan rumah sakit. 1.4. Sarana dan prasarana tentang Persyaratan Kesehatan Sarana dan prasarana yang dimiliki Lingkungan Rumah Sakit dan UKL/UPL rumah sakit serta adanya SK Direktur. Dalam menetapkan baku mutu limbah cair rumah sakit berpedoman kepada Kepmen LH Nomor 58 Tahun 1995. 1.2. Tenaga pengelola oleh RSUD Lubuk Basung berdasarkan hasil observasi dan telaah dokumen seperti saluran pembuangan air limbah (SPAL), instalasi pembuangan air limbah (IPAL) yaitu bak-bak penampung untuk limbah, serta alat-alat pendukung seperti Berdasarkan hasil wawancara pompa air untuk mengalirkan limbah mendalam bahwa ketenagaan dalam menuju bak penyaring, serta adanya alat pengelolaan limbah di RSUD Lubuk Basung dikelola oleh tenaga sanitasi yang pelindung diri (APD) untuk melakukan pengelolaan limbah. SPAL rumah sakit tergabung dalam ketenagaan bagian telah sesuai dengan persyaratan IPSRS (Instalasi Penunjang Sarana Permenkes. IPAL rumah sakit belum Rumah Sakit). Bidang IPSRS memiliki 8 memadai dalam hal kondisinya. Alat-alat orang tenaga pengelola dalam pendukung sebagian belum dimiliki oleh melaksanakan kegiatannya. Untuk rumah sakit. pembagian tugas dan tanggung jawab 2. Komponen Proses dalam pengelolaan limbah cair ditugaskan kepada satu orang tenaga sanitasi tetapi 2.1. Perencanaan Wawancara dan telaah dokumen dalam pelaksanaannya bekerja sama yang peneliti lakukan tentang perencanaan dengan tenaga IPSRS lainnya. Dalam pengelolaan limbah cair belum memadai pengelolaan lingkungan di RSUD Lubuk Basung bahwa rumah sakit telah memiliki baik dalam hal jumlah maupun perencanaan awal yang tergabung ke kualifikasinya, masih tergabung dalam bidang IPSRS secara umum, belum ada tenaga khusus yang bertanggungjawab penuh terhadap kegiatan pengelolaan limbah cair rumah sakit. 1.3. Dana Berdasarkan hasil penelitian bahwa dalam UKL/UPL rumah sakit dimana dalam UKL/UPL tersebut juga terdapat pengelolaan limbah cair rumah sakit. Rumah sakit tidak memiliki perencanaan khusus untuk pengelolaan limbah cair, tetapi tergabung ke dalam perencanaan tahunan bidang penunjang non medis. anggaran dana untuk pengelolaan limbah cair di RSUD Lubuk Basung digunakan

2.2. Pengorganisasian Pengorganisasian dalam pengelolaan limbah ini adalah pengaturan anggota atau tenaga pengelola limbah dari segi jumlah tenaga, pembagian tugas dan tanggung jawab pengelola, dan pembagian jam kerja tugas pengelola limbah. Tenaga pengelola yang terdapat di RSUD Lubuk Basung tergabung ke dalam tenaga IPSRS. Tenaga IPSRS yang bertanggung jawab dalam kegiatan pengelolaan limbah berjumlah satu orang namun dalam pelaksanaannya setiap tenaga IPSRS saling bekerja sama untuk mengelola setiap kegiatan termasuk pengelolaan limbah rumah sakit. Jam kerja yang dimiliki oleh petugas dalam mengontrol sarana dan prasarana dikontrol selama 24 jam dengan adanya 3 shift yang dilaksanakan bekerja sama dengan tenaga IPSRS. RSUD Lubuk Basung telah memiliki pembagian tugas dan tanggung jawab untuk pengelolaan lingkungan dan sarana prasarana yang tergabung ke dalam bidang penunjang non medis khususnya bagian IPSRS. 2.3. Pelaksanaan Berdasarkan hasil penelitian bahwa pelaksanaan kegiatan pengelolaan limbah cair di RSUD Lubuk Basung terdiri atas kegiatan pemantauan, pemeliharaan, perawatan serta perbaikan terhadap sarana dan prasarana limbah cair rumah sakit. Kegiatan pemantauan dilaksanakan secara rutin setiap hari untuk mengontrol limbah yang dialirkan ke sarana prasarana limbah cair. Kegiatan pemeliharaan dan perawatan dalam bentuk pembersihan saluran serta bak-bak yang ada pada IPAL agar tidak terjadi penyumbatan dalam pengalirannya. Kegiatan perbaikan seperti perbaikan terhadap SPAL dan IPAL yang ada di rumah sakit. Akan tetapi rumah sakit belum memiliki laporan atau berita acara dalam kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana limbah cair. Berdasarkan hasil wawancara mendalam pengelola telah menggunakan alat pelindung diri dalam melaksanakan pengelolaan limbah. Sejauh ini pengelola belum merasakan adanya keluhan ketika bekerja. Pelaksanaan kegiatan pengelolaan limbah cair di RSUD Lubuk Basung terdiri atas kegiatan pemantauan, pemeliharaan, perawatan serta perbaikan terhadap sarana dan prasarana limbah cair rumah sakit. Permasalahan dalam pengelolaan limbah cair ini adalah belum terlaksananya pengelolaan secara rutin dan belum ada pelaporan yang baik dari setiap hasil kegiatan. 2.4. Pengawasan Berdasarkan hasil penelitian bahwa pengawasan pengelolaan limbah cair yang dilakukan di RSUD Lubuk Basung dan BPLH adalah berupa kegiatan pemeriksaan sampel terhadap kualitas limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit. BPLH memberikan surat rekomendasi untuk melakukan tindak lanjut atau evaluasi kinerja IPAL. Rumah sakit harus segera melakukan tindak lanjut atas hasil uji kualitas limbahnya karena dari tiga kali pemeriksaan sampel tidak ada yang memenuhi baku mutu yang telah disyaratkan. 3. Komponen Output Penerapan dari kebijakan belum sepenuhnya terlaksana, begitu juga dengan tenaga pengelola yang belum mencukupi. Anggaran dana telah digunakan untuk biaya pembangunan serta pemeliharaan dan perbaikan sarana prasarana limbah namun anggaran dana yang ada belum mencukupi untuk pengelolaan limbah cair. Sarana dan prasarana limbah masih belum berfungsi dengan baik khususnya IPAL. Hal ini terlihat pada hasil olahan limbah setelah melalui IPAL yang masih di atas baku mutu limbah cair. Permasalahan tersebut menunjukkan bahwa belum adanya tindak lanjut yang dilakukan rumah sakit terhadap permasalahan pengelolaan limbah cair. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan tujuan dan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut kebijakan mengenai

pengelolaan limbah cair rumah sakit berpedoman kepada Permenkes Nomor 1204 Tahun 2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit dan UKL/UPL rumah sakit serta adanya SK Direktur. Dalam menetapkan baku mutu limbah cair rumah sakit berpedoman kepada Kepmen LH Nomor 58 Tahun 1995. Tenaga pengelola dalam pengelolaan limbah cair belum memadai baik dalam hal jumlah maupun kualifikasinya, masih tergabung dalam bidang IPSRS secara umum, belum ada tenaga khusus yang bertanggungjawab penuh terhadap kegiatan pengelolaan limbah cair rumah sakit. Dana untuk pengelolaan limbah cair belum mencukupi dan masih tergabung ke dalam dana pemeliharaan rumah sakit. Sarana dan prasarana yang ada adalah SPAL dan IPAL, dan alat-alat pendukung. SPAL rumah sakit telah sesuai dengan persyaratan Permenkes. IPAL rumah sakit belum memadai dalam hal kondisinya. Alat-alat pendukung sebagian belum dimiliki oleh rumah sakit. Perencanaan dalam pengelolaan limbah cair rumah sakit terdapat dalam UKL/UPL rumah sakit. Perencanaan tahunan termasuk ke dalam perencanaan tahunan bidang penunjang non medis. RSUD Lubuk Basung telah memiliki pembagian tugas dan tanggung jawab untuk pengelolaan lingkungan dan sarana prasarana yang tergabung ke dalam bidang penunjang non medis khususnya bagian IPSRS. Pelaksanaan kegiatan pengelolaan limbah cair di RSUD Lubuk Basung terdiri atas kegiatan pemantauan, pemeliharaan, perawatan serta perbaikan terhadap sarana dan prasarana limbah cair rumah sakit. Permasalahan dalam pengelolaan limbah cair ini adalah belum terlaksananya pengelolaan secara rutin dan belum ada pelaporan yang baik dari setiap hasil kegiatan. Kegiatan pengawasan pengelolaan limbah cair yang dilakukan di RSUD Lubuk Basung dan BPLH adalah berupa kegiatan pemeriksaan sampel terhadap kualitas limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit. Penerapan dari pengelolaan limbah cair pada aspek masukan dan proses di RSUD Lubuk Basung masih belum sepenuhnya sesuai dengan teori yang ada. Mengingat masih belum optimalnya pengelolaan limbah cair di RSUD Lubuk Basung maka disarankan kebijakan yang berkaitan dengan pengelolaan limbah perlu disosialisasikan melalui forumforum resmi serta pemasangan pamflet tentang pengelolaan limbah agar diketahui oleh seluruh pengelola khususnya tenaga pengelola limbah agar dalam pelaksanaan berpedoman terhadap peraturan yang telah ditetapkan. Jumlah tenaga pengelola khususnya untuk pengelola limbah sebaiknya perlu ditambah minimal tiga orang sesuai dengan yang ditetapkan oleh Dirjen PPM dan PL dan Environment Protection Agency (EPA) tentang tenaga sanitasi. Rumah sakit perlu mengadakan pelatihan-pelatihan tentang pengelolaan limbah untuk mendapatkan pengalaman dan keterampilan yang lebih baik bagi pengelola dalam melaksanakan kegiatannya. RSUD Lubuk Basung hendaknya menyusun anggaran dana yang terpisah untuk pengelolaan limbah cair setiap tahunnya agar semua kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan optimal termasuk melakukan perbaikan IPAL rumah sakit. IPAL seharusnya dilengkapi dengan alat pengukur debit limbah cair untuk mengetahui debit harian limbah yang dihasilkan, dan bar screen untuk menyaring limbah cair. Disarankan agar upaya perbaikan terhadap kinerja IPAL yang telah direncanakan rumah sakit segera dilaksanakan agar proses pengolahan air limbah dapat berjalan dengan baik sehingga tidak berdampak terhadap lingkungan di sekitarnya. Pelaksanaan pengelolaan limbah cair dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ada Seharusnya IPSRS membuat berita acara ataupun sistem pelaporan yang jelas mengenai kegiatan pengelolaan limbah cair di rumah sakit. Rumah sakit

harus segera melakukan tindak lanjut atas hasil uji kualitas limbahnya karena dari tiga kali pemeriksaan sampel tidak ada yang memenuhi baku mutu yang telah disyaratkan. 1. Departemen Kesehatan RI. Undang- Undang Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2009. 2. Lutfi, Achmad. Pencemaran Lingkungan [On Line]. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional; 2004. 3. Departemen Kesehatan RI. Permenkes Nomor 1204 Tahun 2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2004. 4. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Penatalaksanaan Pengelolaan Limbah Padat dan Limbah Cair di Rumah Sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2006. 5. Notoatmodjo, Soekidjo. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta; 2004. 6. Syamsius N, Hery. Gambaran Pelaksanaan Prosedur Tetap Pengelolaan Limbah Cair Di Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit Umum Tanggerang Tahun 2009 [Skripsi]. Jakarta: FKM UI; 2009. 7. Departemen Kesehatan RI. Menkes Membuka Lokakarya Penanganan Limbah Medis Tajam Pada Pelayanan Kesehatan [On Line].Jakarta: Departemen Kesehatan; 2003. 8. Bapedalda Provinsi Sumatera Barat. Gambaran Hasil Wasdal Pengelolaan Lingkungan Rumah Sakit di Provinsi Sumatera Barat [Makalah]. Padang: Bapedalda Provinsi Sumatera Barat; 2012. 9. Pencegahan, Penanganan, Pengolahan Limbah Rumah Sakit [On Line]. Dari http://www.klinikmedis.com [28 April 2012] DAFTAR PUSTAKA 10. RSUD Lubuk Basung. 2011. Dokumen UKL/UPL RSUD Lubuk Basung. Lubuk Basung; 2011. 11. Chandra, Budiman. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC; 2006. 12. Subirosa, Boy. Sanitasi Air dan Limbah Pendukung Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Jakarta: Salemba Medika; 2011 13. Irwanto, Pondang. Faktor-Faktor Pendukung Kepemilikan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) Pada Rumah Sakit Yang Ada Di Kota Pematang Siantar Tahun 2003 [Skripsi]. Medan: FKM USU; 2003. 14. Anita Rahmawati, Agnes dan R. Azizah. Perbedaan kadar BOD, COD, TSS, dan MPN Coliform Pada Air Limbah, Sebelum dan Sesudah Pengolahan di RSUD Nganjuk dalam Jurnal Kesling Volume 2 No.1 April 2007 hal.97-110. 15. Departemen Kesehatan RI. Kepmen Lingkungan RI No. 58 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 1995. 16. Adisasmito, Wiku. Sistem Manajemen Lingkungan Rumah Sakit. Jakarta : Grafindo Persada; 2007. 17. Departemen Kesehatan RI. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 983 Tahun 1992 tentang Pedoman Rumah Sakit Umum. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 1992. 18. Azwar, Azrul. Pengantar Administrasi Kesehatan Edisi Ketiga. Jakarta: Binarupa Aksara; 2010. 19. Muninjaya Gde. Manajemen Kesehatan. Jakarta: EGC; 2004. 20. Nespita, Willia. Pelaksanaan Pengelolaan Limbah Medis Cair di RSUD Adnaan WD Payakumbuh

Tahun 2009 [Skripsi]. Padang: PSIKM UNAND; 2010. 21. Notoatmodjo, Soekidjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2002. 22. Satori, Djama an dan Aan Komariah. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta; 2009.