HUBUNGAN PENINGKATAN BERAT BADAN IBU HAMIL DENGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DI BPS BEKTI SAYEKTI S.SiT TARUBASAN KARANGANOM KLATEN

dokumen-dokumen yang mirip
PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN Sri Handayani, Umi Rozigoh

HUBUNGAN KEJADIAN PRE EKLAMSIA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN BAYI LAHIR. Nofi Yuliyati & Novita Nurhidayati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG TANDA BAHAYA PADA KEHAMILAN DI PUSKESMAS SIDOHARJO KABUPATEN SRAGEN

HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN BERAT BAYI LAHIR

ABSTRAK. Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester I di RSIA Pertiwi Makassar

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Aribul Maftuhah

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS KEDUNG MUNDU KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

HUBUNGAN UKURAN LINGKAR LENGAN ATAS (LLA) IBU DAN PENINGKATAN BERAT BADAN SELAMA KEHAMILAN DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI DI KABUPATEN KARANGANYAR

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN STANDART PELAYANAN KEHAMILAN TERHADAP KUNJUNGAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS GEMOLONG SRAGEN TAHUN 2011

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

Sri Wahyuni, Endang Wahyuningsih ABSTRAK

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAHARIFIN ACHMAD PEKANBARU TAHUN 2012

Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan (Journal of Midwifery Science and Health)

Siti Rohma Perbasya 1 dan Fitri Ekasari 2 ABSTRAK

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN LAMANYA PELEPASAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH BERSALIN AL-AMIN DONOYUDAN KALIJAMBE SRAGEN

KONSELING GIZI IBU HAMIL OLEH TENAGA KESEHATAN (BIDAN, PETUGAS GIZI) TERHADAP KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS JOGONALAN I

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN DENGAN JUMLAH PERSALINAN DI WILAYAH PUSKESMAS MAMBURUNGAN KOTA TARAKAN

HUBUNGAN ANTARA ANEMIA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DAN PERDARAHAN POSTPARTUM

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN INVOLUSIO UTERUS PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Buku Kesesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas Rancamanyar Baleendah Kabupaten Bandung

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RSUD ROKAN HULU TAHUN 2010

HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI LAHIR DENGAN DERAJAT LASERASI JALAN LAHIR PADA IBU PRIMIPARA DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA PERIODE Lestrina *, Eny **

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGANSIKAP REMAJA PUTRI TENTANG KEHAMILAN USIA DINI DI DESA CIWARENG KECAMATAN BABAKAN CIKAO KABUPATEN PURWAKARTA TAHUN 2011

30 Media Bina Ilmiah ISSN No

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

HUBUNGAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR DI RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU TAHUN 2010

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANEMIA DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL DI PUSKESMAS NGAMPILAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN POSISI MENERAN DENGAN RUPTUR PERINEUM DI RB KARTINI PUTRA MEDIKA KLATEN

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE (ANC) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AMPEL I BOYOLALI

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI RSIA KUMALA SIWI PECANGAAN JEPARA. Oleh :

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BBLR DI RSUD. PROF. DR. HI. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO TAHUN Tri Rahyani Turede NIM

HUBUNGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DENGAN KEMATIAN NEONATAL DI RSUD. DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013 ABSTRAK

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

Laila Rahmi Stikes Syedza Saintika Padang ABSTRAK

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD)

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG GIZI DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL DI KECAMATAN JEBRES SURAKARTA ABSTRAK. Satiti Setiyo Siwi, S.S.T.

IMPLEMENTASI PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI DENGAN DETEKSI DINI IBU HAMIL RESIKO TINGGI

HUBUNGAN KEHAMILAN POSTTERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ABDUL MOELOEK

Woro Rahmanishati* STIKES Kota Sukabumi ABSTRAK

USIA DENGAN KEJADIAN ABORTUS PADA IBU HAMIL

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MENDERITA KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) DI KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN DEMAK

Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Dengan Frekuensi Kunjungan Antenatal Care

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR (STUDI DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEYER DAN PUSKESMAS TOROH TAHUN 2011)

UPAYA PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEHAMILAN DAN PERSALINAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DI KABUPATEN KUDUS Nasriyah 1, Ika Tristanti 2

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.2. Agustus 2012

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH PADA AWAL KEHAMILAN DENGAN BERAT BADAN LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI JINGAH ABSTRAK

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

HUBUNGAN PARITAS IBU BERSALIN DENGAN BERAT BAYI LAHIR DI RSUD PARE KABUPATEN KEDIRI TAHUN 2015

GAMBARAN UMUR DAN PARITAS IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT MUHAMADIYAH PALEMBANGTAHUN 2014

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan dan persalinan merupakan proses normal, alamiah dan. sehat. Namun bila tidak dipantau secara intensif dapat terjadi

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD DR WAHIDIN SUDIROHUSODO KOTA MOJOKERTO

Lies Indarwati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK

PENILAIAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN PENGUKURAN LILA DI PUSKESMAS KALAMPANGAN, KOTA PALANGKA RAYA

BAB I PENDAHULUAN. tahun diperkirakan wanita di dunia meninggal sebagai akibat. per kelahiran hidup (Wiknjosastro, 2006).

HUBUNGAN PERSALINAN LAMA DENGAN KEJADIAN ATONIA UTERI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. terdapat kemungkinan suatu keadaan yang dapat mengancam jiwa ibu dan

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN

HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DENGAN PROSES PERSALINAN DI RUANG BERSALIN BLUD RUMAH SAKIT KABUPATEN KONAWE

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA NIFAS BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU DI BPM HJ. MAHMUDAH, S.S.T KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016

Oleh : Desi Evitasari, S.ST ABSTRAK

PENINGKATAN PERAWATAN KEHAMILAN MELALUI KELAS IBU HAMIL DI PUSKESMAS LAMONGAN

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSHARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2014

Endang Wahyuningsih, Sri Wahyuni ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pemeriksaan kehamilan setiap 4 minggu sekali dari saat pemeriksaan

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN LAHIR DENGAN LAMA WAKTU INVOLUSI UTERUS DI BPS SUHARTINI KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN KEBUMEN INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kematian ibu dan bayi di Indonesia yang masih tinggi

Faktor Terjadinya Ketuban Pecah Dini pada Ibu Bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah Rokan Hulu 2011

STUDI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET BESI DI POLINDES BENDUNG JETIS MOJOKERTO.

HUBUNGAN PREMATURITAS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD JEND. AHMAD YANI KOTA METRO TAHUN 2016

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL DENGAN KESEHATAN JANIN TRIMESTER II DI RSIA KUMALA SIWI JEPARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai tolak ukur keberhasilan kesehatan ibu maka salah satu indikator

Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume IV No.1 Edisi Juni 2011, ISSN: X

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah

HUBUNGAN PELAKSANAAN SENAM HAMIL DENGAN KETIDAKNYAMANAN IBU HAMIL TRIMESTER III DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI SUPADMI, KUNDEN BULU, SUKOHARJO ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) ini adalah mengacu pada deklarasi Millenium

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN KUNJUNGAN K1 AKSES (KUNJUNGAN AWAL) DI PUSKESMAS PELAMBUAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

Jurnal Harapan Bangsa Vol.1 No.2 Desember 2013

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan jumlah kematian perinatal sebesar orang. Dari jumlah

Transkripsi:

HUBUNGAN PENINGKATAN BERAT BADAN IBU HAMIL DENGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DI BPS BEKTI SAYEKTI S.SiT TARUBASAN KARANGANOM KLATEN Sri Wahyuni 1, Yeti Kadariyah 2 Abstrak : Kesehatan dan pertumbuhan janin sangat dipengaruhi oleh kesehatan ibunya. Salah satu faktor kesehatan ibu adalah pengaturan berat badan yang sebaiknya dilakukan ibu pada saat ibu merencanakan kehamilannya. AKB berdasarkan perhitungan dari BPS, pada tahun 2007 sebesar 26,9/1000 kelahiran hidup. Menurut Depkes RI (2000) ibu hamil harus mengalami kenaikan berat badan sebesar 7-12 kg, jadi di harapkan pada saat memasuki usia kehamilan trimester III sudah mencapai 7 kg. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan peningkatan berat badan ibu dengan berat badan bayi baru lahir di BPS Bekti Sayekti, S.SiT Tarubasan Karanganom Klaten. Metode penelitian adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah ibu yang melahirkan di BPS Bekti Sayekti, S.SiT Tarubasan Karanganom Klaten pada bulan Maret- Mei 2010. Pengambilan sampel dengan teknik quota sampling. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi, data rekam medik dan KMS ibu hamil. Data dianalisa dengan Kendal tau dengan taraf signifikan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang memiliki peningkatan berat badan resiko sebesar 63,3% dan normal sebesar 36,7%. Terdapat BBLR sebesar 0%, BBLN sebesar 96,7% dan Bayi Besar sebesar 3,3%. Kesimpulan penelitian ini adalah tidak ada hubungan antara peningkatan berat badan ibu hamil dengan berat badan bayi baru lahir dengan nilai p= 0,157 (p>0,05) dan tau (-0,263). Kata kunci : Peningkatan Berat Badan Ibu Hamil, Berat Badan Bayi Baru Lahir

Sri Wahyuni, Yeti Kadariyah, Hubungan Peningkatan Berat 21 A. PENDAHULUAN Salah satu indikator terpenting untuk menilai kualitas pelayanan obstetri dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di suatu wilayah. Berdasarkan perhitungan oleh BPS (Badan Pusat Statistik) di Indonesia diperoleh AKI tahun 2007 sebesar 248/100.000 kelahiran hidup, dan sudah jauh menurun jika dibandingkan dengan AKI tahun 2002 sebesar 307/100.000 kelahiran hidup, namun masih jauh dari target MDG s (Millenium Development Goals) 2015 (102/100.000 kelahiran hidup) sehingga masih memerlukan kerja keras dari semua komponen untuk mencapai target tersebut (Supari, 2008). AKB berdasarkan perhitungan dari BPS, pada tahun 2007 sebesar 26,9/1000 kelahiran hidup, dan sudah jauh menurun dibandingkan tahun 2002-3 sebesar 35/1000 kelahiran hidup sehingga upayanya akan lebih ringan bila dibandingkan dengan upaya pencapaian target MDG s untuk penurunan AKI. Target AKB pada MDG s 2015 sebesar 17/1000 Kelahiran Hidup. Trend penurunan AKI dan AKB tersebut menunjukkan keberhasilan dari jerih payah Indonesia dalam mencapai target MDG s. AKI di Indonesia masih tinggi di antara negara ASEAN di luar Laos dan Kamboja (Supari, 2008). AKI di Jawa Tengah berdasarkan perhitungan dari BPS pada tahun 2007 mencapai 252 per 100.000 jiwa dan AKB tercatat 23, 14 per 1.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian bayi sekitar 2-27% karena kelahiran bayi berat badan rendah (BBLR). Prevalensi BBLR pada saat ini diperkirakan 7-14% yaitu sekitar 495.200-900.000 (Depkes RI, 2005). Sejak tahun 2000 Departemen Kesehatan telah menerapkan MPS (Making Pregnancy Safer) untuk percepatan penurunan AKI dengan tiga pesan kuncinya yaitu : setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terampil, setiap komplikasi kehamilan dan persalinan mendapat penanganan yang adekuat dan setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi yang adekuat. Pesan kunci tersebut dilaksanakan melalui 4 strategi dan sudah sejalan dengan Visi

22 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 1, No. 1, Januari 2011, 20-31 Departemen Kesehatan yaitu Masyarakat Yang Mandiri Untuk Hidup Sehat dan misinya yaitu Membuat Rakyat Sehat. Implementasi dari strategi tersebut kebijakan pelaksanaan program penurunan AKI AKB 2008 difokuskan pada Pelaksanaan : Program Perencanaan Persalinan dan Persiapan Komplikasi (P4K) dengan Stiker di seluruh wilayah Puskesmas, Kemitraan Bidan dan Dukun, PONED/PONEK, UTD di daerah, Pelayanan KB berkualitas dan Pemenuhan SDM kesehatan (Supari, 2008). Seorang ibu hamil yang berat badannya kurang dari normal dan selama hamil berat badannya tidak bertambah/ kurang dari seharusnya menyebabkan berat badan bayi yang dilahirkan akan kurang. Peningkatan berat badan ibu hamil yang kurang dari 3,5 kg pada usia kehamilan 29 minggu perlu mendapatkan perhatian. Berat badan ibu hamil diharapkan bertambah 0,45 kg setiap minggu (Sayogo, 2007). Berat badan ibu sebelum hamil dan peningkatan berat badan selama hamil mempengaruhi pertumbuhan janin. Ibu dengan berat badan kurang 10-12,5 kg selama hamil dan LILA kurang dari 23 cm, seringkali melahirkan bayi lebih kecil dari pada bayi yang dilahirkan ibu dengan berat badan selama hamil pada wanita yang tidak menderita obesitas secara bermakna berhubungan dengan berat badan bayi baru lahir (Klausa dan Famaroff, dalam suroso, 2004). Ibu penderita malnutrisi sepanjang minggu terakhir kehamilan akan melahirkan bayi dengan berat badan rendah (<2500 gram) karena jaringan lemak banyak ditimbun di trimester III (Arisman, 2002). Studi pendahuluan yang telah dilakukan pada tanggal 20 Januari 2010 di BPS Bekti Sayekti, S.SiT Tarubasan Karanganom Klaten, dalam data rekam medik periode 1 Januari - 31 Desember 2009 tercatat sejumlah 120 persalinan, 12 diantaranya adalah kelahiran dengan berat badan rendah dan 88 kelahiran dengan berat badan lahir normal. B. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian analitik (survei analitik) yaitu penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena

Sri Wahyuni, Yeti Kadariyah, Hubungan Peningkatan Berat 23 kesehatan itu terjadi, kemudian melakukan analisis dinamika korelasi antara fenomena, baik antara faktor resiko dengan faktor efek, antar faktor resiko, maupun antar faktor efek. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach) (Notoatmodjo, 2005). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi, data rekam medik dan KMS/ buku KIA ibu yang melahirkan di BPS Bekti Sayekti, S.SiT Tarubasan Karanganom Klaten selama penelitian ini dilakukan. Pengumpulan Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan metode observasi menggunakan lembar observasi dan melihat KMS/ buku KIA ibu serta catatan rekam BPS Bekti Sayekti, S.SiT Tarubasan Karanganom Klaten. Analisis data hanya akan dilakukan pada variabel penelitian yaitu peningkatan berat badan ibu hamil dan berat badan bayi baru lahir. Metode analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah 1. Analisis univariat Analisis univariat dilakukan tiap variabel dari hasil penelitian, menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap variabel. (Notoatmodjo, 2002). Analisa univariat untuk mengetahui distribusi responden, dengan menggunakan rumus: F N 100% Keterangan : P: Presentase responden 2. Analisis bivariat F: Frekuensi N: Jumlah (Arikunto, 2002) Analisis bivariat dilakukan untuk menganalisa hubungan terhadap dua variabel yaitu peningkatan berat badan ibu hamil dengan berat badan bayi baru lahir. Analisa yang digunakan adalah korelasi Kendal Tau, yaitu untuk mencari hubungan dan menguji hipotesis antara dua variabel atau lebih, bila datanya berbentuk ordinal atau rangking (Sugiyono, 2007).

24 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 1, No. 1, Januari 2011, 20-31 Rumus yang digunakan : Keterangan : τ = ( ) τ = koefisien korelasi Kendal Tau yang besarnya (-1< τ<1) A = jumlah ranking atas B = jumlah rangking bawah N = jumlah sampel pada program SPSS 16.0 Analisa Data Statististika dan Penelitian (Hartono, 2008). Untuk melihat perbedaan antara kelompok ibu bersalin dengan peningkatan berat badan yang normal dan resiko terhadap berat badan bayi baru lahir. C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian a. Karakteristik Responden Analias univariat dilakukan untuk menganalisa karakteristik responden, dalam penelitian ini adalah usia responden, paritas, peningkatan berat badan ibu hamil dan berat badan bayi baru lahir. Distribusi karakteristik responden sebanyak 30 responden dapat dilihat pada beberapa tabel di bawah ini: 1) Usia Responden Tabel 4.1 Distribusi frekuensi usia responden No Usia Frekuensi 3 >35 th 3 10 % Jumlah 30 100 % Sumber : Data Sekunder Bulan April 2010 Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berada dalam kelompok usia 20-35 tahun yaitu sebanyak 26 responden (86,7%). 2) Paritas responden Tabel 4.2 Distribusi frekuensi paritas responden No. Paritas Fre- Prosenkuensi tase 1 Primipara 18 60 % 2 Multipara 12 40 % Jumlah 30 100 % Sumber : Data Sekunder Bulan April 2010 Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu sebanyak 18 (60%) merupakan primipara yaitu baru melahirkan anak pertama, sedangkan sebanyak 12 (40%) responden merupakan multipara. Prosentase 1 < 20 th 1 3,3 % 2 20-35 th 26 86,7 %

Sri Wahyuni, Yeti Kadariyah, Hubungan Peningkatan Berat 25 3) Peningkatan berat badan ibu hamil Tabel 4.3 Distribusi frekuensi peningkatan berat badan ibu hamil No. Peningkatan BB hamil ibu (kg) Frekuensi Prosentase 1 < 7 dan > 12 (resiko) 19 63,3 % 2 7-12 (normal) 11 36,7 % Jumlah 30 100 % Sumber : Data Primer Bulan April 2010 Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami peningkatan berat badan resiko yaitu sebanyak 19 responden (63%). 4) Berat badan bayi baru lahir Tabel 4.4 Distribusi frekuensi berat badan bayi baru lahir No. BB BBL (gram) Frekuensi Prosentase 1 < 2500 (BBLR) 0 0 2 2500-4000 (BBLN) 29 96,7 % 3 > 4000 (Bayi Besar) 1 3,3 % Jumlah 30 100 % Sumber : Data Primer Bulan April 2010 Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu sebanyak 29 (97%) melahirkan bayi dengan berat badan lahir normal (BBLN). b. Hubungan Peningkatan Berat Badan Ibu Hamil Dengan Berat Badan Bayi Baru Lahir Analisis bivariat dilakukan untuk menganalisa hubungan terhadap dua variabel yaitu peningkatan berat badan ibu hamil dengan berat badan bayi baru lahir. Analisa yang digunakan adalah korelasi Kendal Tau. Berikut hasil perhitungannya

26 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 1, No. 1, Januari 2011, 20-31 Tabel 4.5 Hubungan peningkatan berat badan ibu hamil dengan berat badan bayi baru lahir Peningkatan BB ibu Berat Badan Bayi Baru Lahir hamil (kg) BBLR BBLN Bayi Besar Total P tau n % n % n % n % < 7 dan > 12 (resiko) 0 0 19 63,3 0 0 19 63,3 0,157-0,263 7-12 (normal) 0 0 10 33,4 1 3,3 11 36,7 Jumlah 0 0 29 96.7 1 3,3 30 100 Sumber: Data Primer diolah Bulan April 2010 Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa sebanyak 19 responden dengan peningkatan berat badan resiko (63,3%) melahirkan bayi dengan berat badan normal (BBLN). Sebanyak 10 responden dengan peningkatan berat badan normal (33,4%) melahirkan bayi dengan berat badan normal (BBLN). Sebanyak 1 responden dengan peningkatan berat badan normal (3,3%) melahirkan bayi besar. Berdasarkan hasil analisa bivariat menggunakan kendal tau didapat p = 0,157 (p>0,05) tau (-0,263), sehingga Ho diterima dan Ha ditolak. 2. Pembahasan Berdasarkan tabel 4.1 sebagian besar responden berada dalam kelompok usia 20-35 tahun yaitu sebanyak 86,7%. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurul Nugrohemi (2007), yaitu sebagian besar responden yaitu sebanyak 80,5% berada pada kategori usia reproduksi yang aman (20-35 tahun). Penelitian yang dilakukan oleh Endang Setyowati (2009), juga menunjukkan sebagian besar responden yaitu sebesar 65,8% berusia antara 20-35 tahun. Usia ibu kurang dari 20 tahun menyebabkan alat reproduksi belum siap menerima kehamilan, sehingga mudah terjadi resiko pada kehamilannya (premature), sedangkan usia lebih dari 35 tahun alat reproduksi mengalami regenerasi sehingga mudah terjadi BBLR (Prawirohardjo, 2002). Makin muda usia ibu hamil resiko untuk melahirkan BBLR 2 kali lipat dari umur dewasa, karena akan terjadi kompetesi makanan antara janin

Sri Wahyuni, Yeti Kadariyah, Hubungan Peningkatan Berat 27 dengan ibunya yang masih pertumbuhan (Soetjiningsih, 2002). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden merupakan primipara yaitu sebanyak 60%. Penelitian yang dilakukan oleh Nurul Nugrohemi (2007), memberikan hasil yang serupa yaitu sebagian besar responden yaitu sebanyak 68,3% responden merupakan primipara. Paritas adalah status seorang wanita sehubungan dengan jumlah anak yang pernah dilahirkan (Hinchliff, 2007). Paritas dengan interval kurang 2 tahun pada kehamilan diatas 4 kali merupakan masalah yang mempengaruhi reproduksi (Manuaba, 2002). Paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal. Paritas 1 dan paritas tinggi (lebih dari 3) mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi (Wikjosastro, 2006). Berdasarkan tabel 4.3 hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami peningkatan berat badan resiko yaitu sebesar 63,3%. Hasil ini hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Siti Aminah (2009), yaitu sebagian besar responden mengalami peningkatan berat badan yang kurang dan berlebih (resiko) yaitu sebesar 56,7%. Berat badan ibu sebelum hamil dan peningkatan berat badan selama hamil mempengaruhi pertumbuhan janin. Ibu dengan berat badan kurang 10-12,5 kg selama hamil dan LILA kurang dari 23 cm, seringkali melahirkan bayi lebih kecil dari pada bayi yang dilahirkan ibu dengan berat badan selama hamil pada wanita yang tidak menderita obesitas secara bermakna berhubungan dengan berat badan bayi baru lahir (Klausa dan Famaroff, dalam suroso, 2004). Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu sebanyak 96,7% melahirkan bayi dengan berat badan lahir normal (BBLN). Beberapa penelitian menunjukkan hasil yang hampir sama yaitu penelitian Muwakhidah dan Siti Zulaekah (2010), menunjukkan hasil sebesar 86,8%, dan penelitian oleh Yuli Kusmiyati (2004), dengan hasil sebesar 86,6% responden melahirkan bayi dengan berat badan normal. Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering digunakan pada bayi baru

28 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 1, No. 1, Januari 2011, 20-31 lahir (neonatus). Berat badan digunakan untuk diagnosa bayi normal atau BBLR. Dikatakan BBLR apabila berat bayi lahir dibawah 2500 gr atau dibawah 2,5 kg (Supariasa, 2001). Bayi besar (makrosomia) adalah bila berat badan bayi baru lahir > 4000 gram (Wiknjosastro, 2006). Pada masa bayi sampai balita, berat badan dapat dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis seperti dehidrasi, asites, odema dan adanya tumor (Supariasa, 2001). Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan kendal tau didapatkan nilai p = 0,157 (p>0,05) dan tau = -0,263 yang berati Ho diterima dan Ha ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara peningkatan berat badan ibu hamil dengan berat badan bayi baru lahir. Hasil tersebut diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Muwakhidah dan Siti Zulaekah (2010), dengan judul hubungan kenaikan berat badan ibu hamil dengan berat bayi lahir di RSUD dr. Moewardi, memberikan hasil bahwa tidak terdapat hubungan antara kenaikan berat badan ibu hamil dengan berat bayi lahir. Penelitian dengan desain potong lintang (cross sectional) tersebut menggunakan uji korelasi Product Moment (Pearson) dengan hasil p value sebesar 0,094 (>0,05) maka Ho diterima sehingga tidak ada hubungan antara kenaikan berat badan ibu hamil dengan berat bayi baru lahir. Tidak adanya hubungan ini disebabkan banyak faktor yang mempengaruhi berat badan bayi baru lahir yaitu status gizi, pendidikan, geografi, jumlah kelahiran, jarak kelahiran, usia. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Aminah (2009), menunjukkan hasil yang berbeda yaitu terdapat hubungan yang bermakna antara kenaikan berat badan ibu hamil dengan berat badan bayi baru lahir. Perbedaan hasil penelitian yang dilakukan oleh Siti Aminah dengan penelitian ini kemungkinan dikarenakan perbedaan analisa data dan sumber data yang digunakan. Penelitian ini menggunakan uji analisa kendal tau, sedangkan penelitian Siti Aminah menggunakan uji analisa product moment. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dengan lembar observasi dan data sekunder

Sri Wahyuni, Yeti Kadariyah, Hubungan Peningkatan Berat 29 berdasarkan KMS/ buku KIA dan rekam medik, sedangkan penelitian Siti Aminah hanya menggunakan data sekunder. Status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi pertumbuhan janin dalam kandungan. Apabila status gizi ibu buruk, baik sebelum kehamilan dan selama kehamilan akan menyebabkan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) (Supariasa, 2002). Menurut Depkes RI (2000), ibu hamil harus mengalami kenaikan berat badan sebesar 7-12 kg, jadi di harapkan pada saat memasuki usia kehamilan trimester III sudah mencapai 7 kg. Kemungkinan penyimpangan dari berat yang direkomendasikan diantaranya adalah kesalahan pengukuran, kesalahan pencatatan, pengaruh berat pakaian, dan terjadinya akumulasi cairan. Status gizi ibu hamil dapat diukur dari peningkatan berat badan ibu selama hamil berdasarkan BMI dan dari pengukuran LILA. Penelitian ini mencoba menilai status gizi ibu hamil berdasarkan peningkatan berat badan selama hamil. Trimester pertama dan kedua peningkatan berat badan banyak disebabkan oleh kenaikan organ pendukung kehamilan, sedangkan pada trimester ketiga yang mempengaruhi peningkatan berat badan adalah pertumbuhan janin. Status gizi ibu hamil lebih tepatnya dinilai berdasarkan LILA yang normalnya pada wanita hamil > 23,5 cm. D. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai hubungan peningkatan berat badan ibu hamil dengan berat badan bayi baru lahir dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Responden yang mengalami peningkatan berat badan resiko yaitu sebanyak 19 responden (63,3%) dan normal sebanyak 11 (36,7%). Jumlah BBLN selama penelitian sebanyak 29 (96,7%), BBLR tidak ada (0%), dan bayi besar sebanyak 1 (3,3%). b. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 19 responden dengan peningkatan berat badan resiko (63,3%) melahirkan bayi dengan berat badan normal (BBLN). Sebanyak 10 responden dengan peningkatan berat badan normal (33,4%) melahirkan bayi dengan berat badan normal (BBLN). Sebanyak 1 responden dengan peningkatan berat

30 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 1, No. 1, Januari 2011, 20-31 badan normal (3,3%) melahirkan bayi besar. c. Berdasarkan hasil analisa data dengan kendal tau menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara peningkatan berat badan ibu hamil dengan berat badan bayi baru lahir dengan p value 0,157 (>0,05) maka Ho diterima dan Ha ditolak. 2. Saran Berdasarkan simpulan diatas dapat diberikan saran sebagai berikut: 1. Bagi Bidan Diharapkan mampu meningkatkan pelayanan asuhan kebidanan bagi ibu hamil terutama yang berhubungan dengan gizi ibu hamil seperti memberikan penyuluhan tentang gizi ibu hamil, pemberian suplemen yang aman bagi ibu hamil. 2. Bagi ibu hamil Untuk mencegah terjadinya BBLR, ibu hamil diharapkan mengkonsumsi makan makanan yang bergizi, melakukan ANC secara teratur, mengkonsumsi zat penambah darah sesuai aturan dan menjalankan anjuran yang diberikan oleh tenaga kesehatan terutama bidan. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Banyaknya keterbatasan dalam penelitian ini diharapkan tidak terulang bagi peneliti selanjutnya. Bagi penelitian selanjutnya yang sejenis dengan penelitian ini diharapkan lebih mengkaji terlebih dahulu variabel yang akan diteliti. Penelitian ini juga perlu untuk dilanjutkan dengan penelitian lain yang menggunakan variabel penelitian dari faktor-faktor yang kemungkinan berhubungan dengan berat badan bayi baru lahir, menggunakan desain yang berbeda, serta menggunakan instrumen penelitian yang lebih tepat sehingga dapat memperoleh data yang lebih akurat. DAFTAR PUSTAKA Aminah, Siti. 2009. Hubungan Antara Status Gizi Ibu Selama Kehamilan dengan Berat Badan Bayi Baru Lahir di BPS Sumini Manjung Sawit Boyolali. KTI. Yogyakarta Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta Arisman. 2002. Gizi dalam Daur Kehidupan. EGC. Palembang Aziz, Aimul. 2007. Metodelogi Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Salemba Medika. Jakarta

Sri Wahyuni, Yeti Kadariyah, Hubungan Peningkatan Berat 31 Depkes. RI. 2000. Rencanan Pembangunan Kesehatan Menuju Kesehatan Indonesia Sehat 2010. Depkes RI. Jakarta 2005. Profil Kesehatan Indonesia.http://www.depkes-riorg/profil2005/bab1.html. 25 Maret 2010 jam 10.00 wib Didi Kusman. 2008. Bayi Besar- Makrosomia. http://www.drdidispog.com/makros omia-bayi-besar.html. 8 Februari 2010 jam 06.25 wib Elmy. 2005. Hubungan Pertambahan Berat Badan Selama Kehamilan dengan Berat Badan Bayi Baru Lahir Di Kabupaten Bogor Tahun 2005. http://www.fkm.ui.ac.id. Januari 2010 jam 10.00 wib Hartono. 2008. SPSS 16.0 Analisa Data Statististika dan Penelitian. Pustaka Pelajar. Yogyakarta Hinchliff, Sue. 2002. Kamus Keperawatan. Edisi 17. Jakarta Istiyarsi. 2002. Menanti Buah Hati. Media Pressindo. Jakarta I Dewa Nyoman Supariasa, dkk. 2002. Penilaian Status Gizi. Buku Kedokteran EGC. Jakarta Kusmiyati, dkk. 2008. Perawatan Ibu Hamil (Asuhan Ibu Hamil). Fitramaya. Yogyakarta Manuaba. 2002. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana I. EGC. Jakarta Muwakhidah, dkk. 2010. Hubungan Kenaikan Berat Badan Ibu Hamil dengan Berat Bayi Lahir di RSUD dr. Moewardi Surakarta. KTI. Surakarta Notoatmodjo. 2002. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. 2005. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta Prawirohardjo, Wikjosastro. 2002. Ilmu Kebidanan. YBPSP. Jakarta Roziqoh, Umi. 2009. Hubungan Paritas dengan Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. KTI. Klaten Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. YBP-SP. Jakarta Sayogo. 2007. Ilmu Gizi. Rineka Cipta. Jakarta Sugiyono. 2007. Statistika untuk penelitian. Alfabeta. Jakarta Sukman. 2002. Berat Badan Ibu Hamil. Raja Grafindo. Bandung Supariasa. 2001. Penilaian Status Gizi. EGC. Jakarta Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. YBP-SP. Jakarta