HARAPAN PELAKU USAHA KEPADA PEMERINTAH BARU

dokumen-dokumen yang mirip
2015 LAPORAN INDUSTRI PELUANG & TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA

2015 LAPORAN INDUSTRI PELUANG & TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA

KEBIJAKAN MINERAL DAN BATUBARA

TINJAUAN KRITIS TERHADAP KEBIJAKAN BATUBARA NASIONAL (KBN) Oleh: Jeffrey Mulyono Ketua Umum APBI-ICMA

2 Dalam rangka pembangunan nasional khususnya pembangunan industri pengolahan dan pemurnian dalam negeri yang memerlukan investasi besar, perlu diberi

Prospek dan Tantangan Batubara Indonesia

KEBIJAKAN UMUM SEKTOR PERTAMBANGAN

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang terkandung dalam wilayah hukum. pertambangan Indonesia merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang

NERACA BAHAN BAKAR BATUBARA SAMPAI DENGAN TAHUN 2040

SOSIALISASI DAN SEMINAR EITI PERBAIKAN TATA KELOLA KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERBA

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

Sosialisasi: Peraturan Menteri ESDM No. 48/2017 tentang Pengawasan Pengusahaan di Sektor ESDM (Revisi atas Permen ESDM No.

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA

KEBIJAKAN PENGELOLAAN BATUBARA

Oleh Rangga Prakoso dan Iwan Subarkah

2017, No Daya Mineral Nomor 05 Tahun 2017 tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral di Dalam N

Cara Pemesanan: Customer Support: Spesifikasi: Harga : Rp

CAPAIAN SUB SEKTOR MINERAL DAN BATUBARA SEMESTER I/2017

REPUBLIK INDONESIA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN HILIRISASI INDUSTRI DALAM RANGKA MENCAPAI TARGET PERTUMBUHAN INDUSTRI NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang penting terhadap tercapainya target APBN yang

PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK SUMBER DAYA ALAM PERTAMBANGAN UMUM

- 4 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL TENTANG PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA.

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan yang dilaksanakan dalam rangka mewujudkan tujuan negara

KEBIJAKAN DAN PROSPEK PENGELOLAAN BATU BARA DI INDONESIA

POKOK-POKOK PERMENDAG NO. 04/M-DAG/PER/1/2014 tentang Ketentuan Ekspor Produk Pertambangan Hasil Pengolahan dan Pemurnian

PENGESAHAN RENCANA USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK (RUPTL) PT PLN (PERSERO)

BAB I PENDAHULUAN Kondisi umum Tujuan dan Sasaran Strategi 1 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara

KEYNOTE SPEECH BIMBINGAN TEKNIS REKLAMASI DAN PASCATAMBANG

PAPARAN PUBLIK. PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk. Balai Kartini, Jakarta Rabu 25 April 2018

A. RENEGOSIASI KONTRAK KARYA (KK) / PERJANJIAN KARYA PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN BATUBARA (PKP2B)

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

KEBIJAKAN EKSPOR PRODUK PERTAMBANGAN HASIL PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN

Total produksi batubara Indonesia saat ini adalah juta ton/

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG

2015, No Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG PENYEDIAAN DAN PEMANFAATAN BATUBARA YANG DICAIRKAN SEBAGAI BAHAN BAKAR LAIN

BAB V PENUTUP. Berdasarkan seluruh uraian pada bab-bab terdahulu, kiranya dapat. disimpulkan dalam beberapa poin sebagai berikut:

2016, No Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nom

Inception Report. Pelaporan EITI Indonesia KAP Heliantono & Rekan

- 3 - Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara

Pemerintah Memastikan Larangan Ekspor Mineral Mentah

Paparan Publik PT ABM Investama Tbk

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : TENTANG PENINGKATAN NILAI TAMBAH BATUBARA MELALUI KEGIATAN PENGOLAHAN BATUBARA

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

KERANGKA ACUAN KERJA GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM (SDA) INDONESIA SEKTOR PERTAMBANGAN MINERBA

BENCANA LINGKUNGAN PASCA TAMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tim Batubara Nasional

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENERBITAN IZIN USAHA NIAGA BAHAN BAKAR NABATI (BIOFUEL) SEBAGAI BAHAN BAKAR LAIN

2015, No Sumber Daya Mineral tentang Ketentuan dan Tata Cara Penetapan Alokasi dan Pemanfaatan Serta Harga Gas Bumi; Mengingat : 1. Undang-Und

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Mekanisme Investasi Modal Asing Dalam Pertambangan Nasional

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Mineral. Batubara. Kebutuhan. Berjualan. Harga. Patokan. Pemasokan.

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Analisis laporan keuangan perusahaan pada dasarnya. merupakan penghitungan rasio-rasio untuk menilai keadaan

Cakupan Paparan : Outlook industri pulp dan kertas (IPK) Gambaran luasan hutan di indonesia. menurunkan bahan baku IPK

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Iuran Produksi mineral dan batubara memberikan kontribusi 62% dari

2015, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lemba

Pembangunan Pertambangan Nasional. Apakah Divestasi Sebagai Salah satu Jawaban?

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No ) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Pe

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2015, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Energi

2 Distribusi Gas Bumi Untuk Rumah Tangga Yang Dibangun Oleh Pemerintah; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (

CONTOH SURAT SURAT PERMOHONAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN (IUP) OP KHUSUS PENGANGKUTAN DAN PENJUALAN BATUBARA KOP SURAT PERUSAHAAN. Mineral dan Batubara

Dini Hariyanti.

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

KEBIJAKAN SUB SEKTOR MINERBA DI KALIMANTAN TENGAH

PERBAIKAN IKLIM INVESTASI

2015, No Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor

- 5 - LAMPIRAN I KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1823 K/30/MEM/ K TANGGAL : 7 Mei Maret 2018

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERUBAHAN ATAS PP NO. 23 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Laporan Perkembangan Deregulasi 2015

KEMAKMURAN, PENYELAMATAN SDA UNTUK KESEJAHTERAAN BERSAMA: PRAKTIK BAIK DAN AKSI KOLEKTIF

LAMPIRAN II: MATRIKS PROGRAM 100 HARI, 1 TAHUN DAN 5 TAHUN. Isu Pokok Output yang Diharapkan Program Aksi Kerangka waktu. Jaminan pasokan energi

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang ada untuk menghasilkan laba maksimal, sementara tujuan

BAB I PENDAHULUAN. batubara menjadi semakin meningkat. Hal ini terjadi karena batubara merupakan

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DALAM KONSTELASI KESELAMATAN MIGAS LINGKUP PENANGANAN KESELAMATAN PADA KEGIATAN USAHA MIGAS

SURAT PERMOHONAN IZIN PRINSIP PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN MINERAL <<KOP SURAT PERUSAHAAN>> Jendera Mineral dan Batubara

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern saat ini. Pada tahun 2014, Indonesia, menurut Survei

MATRIKS PROGRAM 100 HARI, 1 TAHUN DAN 5 TAHUN (Di Sempurnakan Sesuai dengan Usulan Kadin)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA,

Jakarta, 15 Desember 2015 YANG SAYA HORMATI ;

INDONESIAN 2050 PATHWAYS CALCULATOR SEKTOR PASOKAN ENERGI: PRODUKSI BATUBARA, MINYAK DAN GAS BUMI. Sekretariat Badan Litbang ESDM 2

Tentang Pemurnian dan Pengolahan Mineral di Dalam Negeri

REKOMENDASI LAPORAN EITI INDONESIA DAN TINDAKLANJUTNYA SEKTOR MIGAS

MONITORING DAN EVALUASI ATAS HASIL KOORDINASI DAN SUPERVISI PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA PROVINSI SULAWESI UTARA, GORONTALO, DAN SULAWESI BARAT

Kekayaan Energi Indonesia dan Pengembangannya Rabu, 28 November 2012

Hilirisasi Pembangunan Industri Berbasis Migas dan Batubara. Direktorat Industri Kimia Hulu Ditjen Industri Kimia, Tekstil dan Aneka 17 Februari 2016

Pelaksanaan EITI (Extractive Industries Transparency Initiative) di Indonesia. Sekretariat EITI Indonesia 8 Oktober 2015

POLICY BRIEF ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM DALAM RANGKA KEDAULATAN ENERGI

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan Pe

Transkripsi:

HARAPAN PELAKU USAHA KEPADA PEMERINTAH BARU Disampaikan pada : INDONESIA MINING OUTLOOK 2015 The Ritz Carlton - Jakarta, 28 Januari 2015 Supriatna Suhala Direktur Eksekutif APBI-ICMA

PENDAHULUAN 2

PENDAHULUAN Sejak awal tahun 2012 sampai saat ini harga batubara mengalami trend menurun yang belum ada tanda-tanda untuk recovery ; Penurunan harga batubara yang berkepanjangan ini pada dasarnya disebabkan oleh over supply di pasar dunia ; Pasar batubara di Asia dibanjiri oleh batubara dari Benua Amerika. Di Amerika saat ini shale gas mulai menggeser batubara sebagai sumber primer sebagai akibat adanya kebijakan Pemerintahan Presiden Obama yang lebih Pro Lingkungan dan sejalan dengan Kyoto Protocol ; Kebijakan Pemerintah PR China untuk mengurangi emisi CO 2 mengakibatkan PR China akan lebih banyak menggunakan gas alam dari Rusia, pembangunan PLTU Nuklir didalam negeri serta membangun lebih banyak PLTA ; 3

PENDAHULUAN Harga batubara yang rendah berkepanjangan telah memukul banyak perusahaan tambang batubara Indonesia khususnya yang mempunyai stripping ratio besar dan berkalori rendah ; Situasi sulit yang dihadapi oleh perusahaan tambang batubara Indonesia saat ini diperparah oleh kebijakan pemerintah untuk menaikan tarif-tarif PNBP dan Pajak Daerah yang memberatkan. 4

TANTANGAN UTAMA INDUSTRI TAMBANG BATUBARA SAAT INI 5

TANTANGAN UTAMA INDUSTRI TAMBANG BATUBARA SAAT INI 1. KEPASTIAN HUKUM; 2. PENGAWASAN DAN PENEGAKAN HUKUM YANG LEMAH; 3. HARGA BATUBARA YANG RENDAH DAN BERKEPANJANGAN; 4. BIAYA OPERASI YANG TINGGI; 5. PERKEMBANGAN KONSUMSI BATUBARA DI DALAM NEGERI YANG LAMBAT ; 6. PENINGKATAN NILAI TAMBAH. 6

1. KEPASTIAN HUKUM Masalah Renegosiasi Kontrak (PKP2B) ; Koordinasi kewenangan antara instansi pemerintah (contoh untuk peningkatan nilai tambah batubara terdapat potensi tumpang tindih kewenangan dari ESDM dan Kemenperin) ; Optimalisasi penerimaan negara yang dilakukan tanpa memperhatikan kepastian hukum khususnya bagi pemegang PKP2B ; Ketidakpastian hukum sebagai implikasi dari UU Pemerintah Daerah yang baru (UU No. 23 Tahun 2014). 7

2. PENGAWASAN DAN PENEGAKAN HUKUM YANG LEMAH Terbatasnya jumlah dan kemampuan pelaksana Inspektur tambang; Kualitas dan kemampuan aparatur Dinas Pertambangan yang masih perlu ditingkatkan; Penerapan IT dalam sistem pengawasan masih sangat kurang. 8

Lanjutan 2. PENGAWASAN DAN PENEGAKAN HUKUM YANG LEMAH Juta Ton 500 400 300 200 100 0 299 EKSPOR BATUBARA INDONESIA YANG TIDAK TERVERIFIKASI ( Versi Kementerian ESDM VERSUS Versi Badan Pusat Statistik ) 210 89 353 287 384 424 340 349 66 44 75 2010 2011 2012 2013 Sumber : KESDM dan Statistical Yearbook of Indonesia 2014, Badan Pusat Statistik Indonesia Badan Pusat Statistik (BPS) KESDM Selisih 9

3. HARGA BATUBARA YANG RENDAH DAN BERKEPANJANGAN Oversupply yang disebabkan peningkatan produksi batubara di negaranegara produsen batubara sebagai dampak tingginya harga batubara pada periode 2007 2011; Menurun pertumbuhan ekonomi di PRC yang mendorong rendahnya permintaan batubara dari Tiongkok; Penemuan shale gas di Amerika Serikat. 10

Jan-11 Apr-11 Jul-11 Oct-11 Jan-12 Apr-12 Jul-12 Oct-12 Jan-13 Apr-13 Jul-13 Oct-13 Jan-14 Apr-14 Jul-14 Oct-14 Jan-15 3. HARGA BATUBARA YANG RENDAH DAN BERKEPANJANGAN Lanjutan USD/MT 140 Grafik HBA & HPB (Januari 2011- Januari 2015) 120 100 80 60 40 20 0 63.84 6322 Kcal/kg GAR 5700 Kcal/kg GAR 5000 Kcal/kg GAR 4200 Kcal/kg GAR Sumber : Kementerian ESDM 11

4. BIAYA OPERASI PRODUKSI YANG TINGGI Pemilihan teknologi dalam operasi penambangan perlu di review kembali; Masih banyak ekonomi biaya tinggi yang disebabkan prinsip No Service But Must Pay ; Biaya perizinan sangat boros uang dan waktu. 12

5. PERKEMBANGAN KONSUMSI BATUBARA DI DALAM NEGERI YANG LAMBAT 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Produksi (Juta Ton) 254 275 353 412 474 458 Ekspor (Juta Ton) 198 210 287 345 402 382 Penjualan Domestik (Juta Ton) 56 65 66 67 72 76 Harga Rata-Rata Batubara Menurut HBA ( USD/MT) 70.70 91.74 118.4 95.48 82.92 73.35 Sumber : Direktorat Mineral dan Batubara, Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral RI 13

Lanjutan 5. PERKEMBANGAN KONSUMSI BATUBARA DI DALAM NEGERI YANG LAMBAT JUTA TON 500 450 400 350 300 254 250 198 200 275 210 353 287 412 345 474 402 USD/Mt 140.00 458 120.00 382 100.00 80.00 60.00 Produksi (Juta Ton) Ekspor (Juta Ton) 150 100 50 0 76 65 66 67 72 56 2009 2010 2011 2012 2013 2014 40.00 20.00 0.00 Penjualan Domestik (Juta Ton) Harga Rata-Rata Batubara Menurut HBA Sumber : Direktorat Mineral dan Batubara, Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral RI 14

6. PENINGKATAN NILAI TAMBAH HILIRISASI BATUBARA DALAM UU No. 4 Tahun 2009 Pasal 95 Butir C : Pemegang IUP dan IUPK wajib meningkatkan nilai tambah sumberdaya mineral dan /atau batubara Pasal 102 : Pemegang IUP dan IUPK wajib meningkatkan nilai tambah sumberdaya mineral dan/atau batubara dalam pelaksanaan penambangan, pengolahan dan pemurnian serta pemanfaatan mineral dan batubara Pasal 103 : Pemegang IUP dan IUPK OP wajib melakukan pengolahan dan pemurnian hasil penambangan didalam negeri Pasal 170 : Pemegang Kontrak Karya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 169 yang sudah berproduksi wajib melakukan pemurnian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 103 ayat (1) selambat-lambatnya 5 (lima) tahun sejak UU ini di undangkan TIDAK ADA BATAS WAKTU UNTUK KEWAJIBAN HILIRISASI BATUBARA, YANG ADA HANYA UNTUK MINERAL 15

Lanjutan 6. PENINGKATAN NILAI TAMBAH BERBAGAI BENTUK PENINGKATAN NILAI TAMBAH BATUBARA Crushing, Screening, Washing Coal Blending Coal Upgrading Mine Mouth Power Plant Coal Briqueting Coal Conversion : - Gasification ( CTG ) - Liquifaction ( CTL ) - Chemicals ( CTC ) Coal Water Mixtures ( CWM ) 16

Lanjutan 6. PENINGKATAN NILAI TAMBAH BERBAGAI ISSUE PENINGKATAN NILAI TAMBAH BATUBARA Pembayaran Royalti ( di Hulu Versus di Hilir ) ; Rezim perizinan ( Kementerian ESDM vs Kementerian Perindustrian ); Masalah Kepemilikan ( Divestasi ); Masalah incentives Fiscal ( Industry Dasar - Frontier ); Alokasi Batubara ( Single Source vs Multi Source ); Tata Niaga/ Tata Kelola Produk ( Liberalisasi Produk vs Regulated Product ); Perpanjangan IUP / IUPK dengan syarat; Saat ini sektor pertambangan menjadi kurang menarik lagi bagi institusi keuangan ( akibatnya perusahaan tambang sulit mendapatkan pinjaman ). 17

HARAPAN PELAKU PERTAMBANGAN BATUBARA KEPADA PEMERINTAH BARU 18

1. MEMBERIKAN KEPASTIAN HUKUM Menghormati kontrak kontrak yang ada; Renegosiasi dilakukan dengan prinsip Take and Give ; Optimalisasi penerimaan negara sepanjang yang menyangkut tarif diperlukan duduk bersama. Kenaikan tarif diminta yang wajar; Pembagian kewenangan diantara instansi pemerintah harus diperjelas; Revisi UU No. 4/2009 dan seluruh Peraturan Pemerintah (PP) dibawahnya (terkait terbitnya UU No. 23/2014 ) perlu memperhatikan kepastian hukum dan kelangsungan bisnis pertambangan. 19

2. MENINGKATKAN SISTEM PENGAWASAN DAN PENEGAKAN HUKUM Menambah jumlah dan meningkatkan kemampuan pelaksana inspeksi ( Inspektur ) tambang melalui pelatihan dan sertifikasi; Menerapkan sistem pengawasan elektronik ( IT ) dan sistem penginderaan jauh ( remote sensing satelite ); Menutup tambang tambang illegal yang tidak comply dengan Undang - Undang dan regulasi. 20

3. MEMANFAATKAN MOMENTUM HARGA BATUBARA YANG SEDANG RENDAH Meningkatkan pemanfaatan batubara di berbagai sektor industri di dalam negeri; Mendorong pembangunan PLTU mulut tambang dengan memberikan insentif ; Mendorong tambang tambang batubara untuk menggunakan sumber energi sendiri dalam operasinya. 21

4. PENGURANGAN BIAYA OPERASI TINGGI YANG DISEBABKAN OLEH BIROKRASI DI PEMERINTAHAN Menghilangkan praktek praktek pungli / No Service But Must Pay ; Pelayanan pemerintah yang lebih cepat dan murah. 22

5. MENYEDIAKAN BERBAGAI INSENTIF BAGI USAHA INDUSTRI PENINGKATAN NILAI TAMBAH BATUBARA Keharusan melakukan divestasi diberikan lebih panjang; Disediakan fiscal insentives untuk industri yang bersifat frontier ( Pertama di Indonesia ) ; Industri hilir diperbolehkan mendapat multi source untuk bahan baku ; Produk hilir diberikan kebebasan untuk dipasarkan ; Perpanjangan IUP/ IUPK dengan syarat. 23

Terima Kasih Supriatna Suhala Direktur Eksekutif APBI-ICMA Sekretariat APBI-ICMA : Menara Kuningan Building, 1 st Floor - Suite A,M & N Jl. HR Rasuna Said Block X-7, Kav. 5 Jakarta 12940 INDONESIA T : +62 21 3001 5935, 3001 2477 F : +62 21 3001 5936, 3001 2477 Email : secretariat@apbi-icma.org Website : www.apbi-icma.org 24