Pedoman Pelayanan Peringatan Dini Tsunami InaTEWS Versi Ringkasan Juni 2013

dokumen-dokumen yang mirip
Layanan Peringatan dari BMKG

Layanan Peringatan Daerah

Menjelaskan Informasi Layanan Peringatan Tsunami Kepada Publik 3 Langkah Tanggap Tsunami

PEDOMAN PELAYANAN PERINGATAN DINI TSUNAMI. na TEWS BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI & GEOFISIKA 2012

Perencanaan Evakuasi

SISTEM DISEMINASI INFORMASI WRS CLIENT DVB DI SUMATERA BARAT DALAM PERINGATAN DINI BENCANA ALAM

Penulisan dan penerbitan buku ini didukung oleh GIZ-IS PROTECTS (Project for Training, Education and Consulting for Tsunami Early Warning System)

PERKUAT MITIGASI, SADAR EVAKUASI MANDIRI DALAM MENGHADAPI BENCANA TSUNAMI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sarat akan potensi bencana gempa bumi

Kemitraan Pembangunan Bersama Sektor Swasta

Membangun Rantai Peringatan di Daerah

REKOMENDASI PENGEMBANGAN SISTEM PERINGATAN DINI TSUNAMI DI LOMBOK NUSA TENGGGARA BARAT

Peningkatan Kesiap siagaan Bencana Tsunami berbasis Budaya IPTEK

BAB I PENDAHULUAN. Sabuk Gempa Pasifik, atau dikenal juga dengan Cincin Api (Ring

Workshop Media Dalam Mata Rantai Sistem Peringatan Dini Hotel Le Meridien, Jakarta, Agustus 2009

BIIIKG. 1. Nama : Drs. H. lno Sutisna Rawita, M.Pd. 2. Nama : Drs. Suharjono, Dipl. Seis

MEMAHAMI PERINGATAN DINI TSUNAMI

Warning Service by BMKG

SISTEM PERINGATAN DINI TSUNAMI BPBD KABUPATEN TASIKMALAYA

PANDUAN INFORMASI PERINGATAN DINI TSUNAMI BAGI LEMBAGA PENYIARAN DI INDONESIA BMKG ... Dukungan Pendanaan dari: Revisi dan Penerjemahan oleh:

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 34 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM PERINGATAN DINI TSUNAMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. lempeng raksasa, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Seminar Nasional Gempabumi dan Tsunami Rangkaian Acara Bulan Kemerdekaan RI ke 72

Pelayanan Peringatan Dini Tsunami pada Pusat Pengendalian Operasi di Daerah. Panduan Pelatihan April 2013

BUPATI BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG

Peringatan Tsunami 11 Januari 2012 Reaksi PUSDALOPS terhadap Peringatan Tsunami di Selatan Aceh, Sumatera Barat dan Kota Padang

PENINGKATAN KAPASITAS MASYARAKAT SISTEM PERINGATAN DINI TSUNAMI WILAYAH PERCONTOHAN JAWA

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 43 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PERINGATAN DINI DAN PENANGANAN DARURAT BENCANA TSUNAMI ACEH

13 Tahun Tsunami Aceh Untuk Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan Masyarakat Sumatera Barat akan Ancaman Bencana Gempabumi dan Tsunami

Pengalaman Peringatan Dini di Padang Setelah gempa bumi pertama di Bengkulu pada 12 September 2007

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN STATUS POTENSI BENCANA

LAMPIRAN. Kuesioner Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Becana Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Desa/Kelurahan Tangguh Bencana

Apa itu Tsunami? Tsu = pelabuhan Nami = gelombang (bahasa Jepang)

Peningkatan Kapasitas Masyarakat Lokal Kerjasama Indonesia-Jerman untuk Sistem Peringatan Dini Tsunami

MITIGASI BENCANA ALAM TSUNAMI BAGI KOMUNITAS SDN 1 LENDAH KULON PROGO. Oleh: Yusman Wiyatmo ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 113 Tahun 2010 memuat aturan

BIfrKG - l. Dr. SYAMSUL MAARIF, M.Si : Selaku Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Republik lndonesia (BNPB) berkedudukan di. ll.

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 61 TAHUN 2012 TENTANG PROSEDUR TETAP SIAGA DARURAT BENCANA

DEPUTI BIDANG GEOFISIKA

KESIAPSIAGAAN dan MITIGASI BENCANA dalam UU No. 24 Tahun 2007

INSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH

PELAKSANAAN PROGRAM Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan

Gladi Tsunami Kabupaten Cilacap

BAB I PENDAHULUAN. strategis secara geografis dimana letaknya berada diantara Australia dan benua Asia

DESAIN SISTEM PENYEBARAN LUASAN INFORMASI BENCANA ALAM DENGAN TELEPON SELULER

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Bantuan logistik. Pedoman. Perubahan.

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA JL.

Komunitas Relawan Se-Kabupaten Sleman, Instansi terkait dalam Kesiapsiagaan menghadapi Cuaca Ekstrim ini dalam keadaan sehat wal afiat.

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS RADIO INTERNET

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bencana. Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan

KODE UNIT : O JUDUL UNIT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KONTINJENSI BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pelaksanaan Peringatan Dini Tsunami di Komunitas Daerah Indonesia

PRESENTASI HASIL PENGAMATAN di Propinsi Aceh, Banda Aceh, Aceh Besar dan Sabang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2014 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

Peringatan Tsunami 4 April 2011 Reaksi Lembaga dan Masyarakat terhadap Peringatan Gempa Bumi dan Tsunami di Selatan Jawa

Pembelajaran dari Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami 11 April 2012

BAB 1 : PENDAHULUAN Latar Belakang

PERAN LSM DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA TOMMY SUSANTO, ST

Panduan Persiapan Pertemuan Sosialisasi Tanggap Tsunami

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 6 Tahun : 2013

Masterplan Pengurangan Risiko Bencana Tsunami

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Peringatan Dini Tsunami di Sumatra Barat setelah 11 April 2012

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Integrasi Jaringan InaTEWS Dengan Jaringan Miniregional Untuk Meningkatan Kualitas Hasil Analisa Parameter Gempabumi Wilayah Sumatera Barat

Mengoptimalkan Fungsi SMS Gateway di Warning Receiver System (WRS) Digital Video Broadcast (DVB) Se-Sumatera Barat untuk Diseminasi Informasi MKKuG

Oleh : Yunes Aplia Mustika Pembimbing : Irwan Iskandar, S.IP, MA

by : Muhammad Alfi* Helfia Edial** Afrital Rezki**

Pe n i n g k a t a n K a p a s i t a s M a s y a r a k a t

PROSEDUR OPERASI STANDAR

SISTEM KONTROL KONDISI PERALATAN SEISMOGRAPH JARINGAN INATEWS. Oleh : Bidang Instrumentasi Rekayasa dan Kalibrasi Peralatan Geofisika

PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP. 017 TAHUN 2009 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KONTIJENSI TSUNAMI PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 tentang Tata Cara Tetap Pelaksana Harian Jabatan Struktural di Lingkungan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika dengan Peraturan Kepala Bada

No.1087, 2014 BNPB. Badan Penanggulangan Bencana. Daerah. Pembentukan. Pedoman KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA,

Prosiding Seminar ACE 22-23

BAB VI PENUTUP. terlambat dan terkesan terlalu lama dalam proses pengaktivasiannya. Sehingga

BUKU PANDUAN HARI KESIAPSIAGAAN BENCANA 26 APRIL

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJARBARU

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VI PENUTUP. dilakukan dalam proses pengurangan Risiko bencana di wilayah rawan bencana. Kabuaten Sinjai, dapat disimpulkan temuan sebagai berikut;

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL BAB 7

KODE UNIT : O JUDUL UNIT

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DI KABUPATEN KENDAL

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia akhir-akhir ini. Berdasarkan data Wahana Lingkungan Hidup (WALHI)

No. 10 April-Juni 09. Peningkatan Kapasitas Masyarakat Lokal. Editorial

LAPORAN PELATIHAN PENGUATAN KAPASITAS DAERAH DAN SINERGI PEMANFAATAN INFORMASI KEBAKARAN HUTAN/LAHAN PERKEBUNAN DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Rencana Strategis BMKG Tahun

Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan

Miko Kamal, PhD Miko Kamal & Associates Ins?tut untuk Reformasi Badan Usaha Milik Negara (ireformbumn) 20/12/13 Miko Kamal 1

PROVINSI PAPUA BUPATI JAYAPURA

Risiko Bencana Diperhitungkan Dalam Perencanaan Pembangunan Infrastruktur PUPR

Peta-Peta Bahaya Tsunami untuk Lombok. Dokumentasi Teknis

Transkripsi:

Pedoman Pelayanan Peringatan Dini Tsunami InaTEWS Versi Ringkasan Juni 2013 Versi Ringkasan ini diadaptasi dari Pedoman Pelayanan Peringatan Dini Tsunami InaTEWS yang diiterbitkan oleh BMKG pada Agustus 2012. Layout: Gambar: Erma Maghfiroh, Harald Spahn BMKG, GIZ-IS dan Ursula Meissner Informasi lebih lanjut, silakan menghubungi: Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Kedeputian Bidang Geofisika Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Jl. Angkasa 1 No. 2, Kemayoran, Jakarta Pusat 10720 Telepon: 021-424 6321, 021-654 6316, 021-654 2983 Fax: 021-654 2983 Website: www.bmkg.go.id E-mail: info_inatews@bmkg.go.id Jejaring Sosial: www.facebook.com/infobmkg http://twitter.com/infobmkg Pengembangan dan penerbitan brosur ini didukung oleh GIZ-IS dalam rangka Kerjasama Indonesia-Jerman untuk Project for Training, Education and Consulting for Tsunami Early Warning Systems (PROTECTS). Informasi lebih jauh dapat diakses melalui: www.gitews.org/tsunami-kit Didukung oleh:

Prakata Brosur ini merupakan ringkasan dari buku Pedoman Pelayanan Peringatan Dini Tsunami InaTEWS yang diterbitkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebagai penyedia peringatan dini dalam Sistem Peringatan Dini Tsunami di Indoenesia (InaTEWS) pada tahun 2012. Buku pedoman tersebut terdiri dari 12 pedoman yang menjelaskan peran dan tanggung jawab para lembaga-lembaga dan pelaku-pelaku kunci di dalam menerima, memahami, dan bereaksi terhadap peringatan dini tsunami dari BMKG. Pedoman ini ditujukan bagi segenap jajaran di lingkungan Pemerintahan Daerah terutama badan-badan yang secara langsung bertanggung jawab terhadap penanggulangan bencana terutama di bidang kesiapsiagaan dan penanganan situasi darurat di daerah. Diantara badan-badan tersebut adalah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan terutama para pejabat yang berwenang mengambil keputusan dalam situasi darurat. Buku pedoman ini penting karena semua pemangku kepentingan harus memiliki visi yang sama terhadap bencana, InaTEWS dan kesiapsiagaan tsunami sehingga diharapkan akan tercipta sinergi yang baik diantara mereka. BMKG, Jakarta, Juni 2013

Pedoman 1: Pedoman 2: Pedoman 3: Pedoman 4: Pedoman 5: Pedoman 6: Pedoman 7: Pedoman 8: Pedoman 9: Pedoman 10: Pedoman 11: Pedoman 12: Indonesia Rawan terhadap Bencana Tsunami Lokal InaTEWS Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia dan Pemberdayaan Masyarakat Peran dan Tanggung Jawab Lembaga dan Masyarakat di dalam Rantai Komunikasi Peringatan Dini Tsunami Perangkat Observasi Gempabumi dan Tsunami Urutan dan Isi Berita Peringatan Dini Tsunami InaTEWS Penyebaran Berita Gempabumi dan Berita Peringatan Dini Tsunami oleh BMKG Pemerintah Daerah Pelaku Utama dalam Pelayanan Peringatan Dini Tsunami kepada Masyarakat Penerimaan Peringatan Dini Tsunami oleh Pemerintah Daerah Pengambilan Keputusan oleh Pemerintah Daerah Penyebaran Berita Peringatan Dini Tsunami dan Arahan oleh Pemerintah Daerah Strategi Bertindak Masyarakat terhadap Tanda Peringatan Alam untuk tsunami, Berita Peringatan Dini Tsunami dari BMKG, serta Arahan dari Pemerintah Daerah Saran Kesadaran dan Kesiapsiagaan Tsunami di Daerah

Pedoman 1: Indonesia Rawan terhadap Bencana Tsunami Lokal Indonesia rawan terhadap bencana tsunami lokal karena sebagian daerah pantainya dekat dengan sumber tsunami. Bencana tsunami dapat terjadi kurang lebih 30 menit setelah gempabumi terjadi.

Pedoman 2: InaTEWS Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia dan Pemberdayaan Masyarakat Peringatan dini adalah kombinasi kemampuan teknologi dan kemampuan masyarakat untuk menindaklanjuti hasil dari peringatan dini tersebut. Peringatan dini sebagai bagian dari pengurangan resiko bencana tidak hanya mengenai peringatan yang akurat secara teknis, tetapi juga harus membangun pemahaman risiko yang baik dari suatu peringatan, menjalin hubungan antara penyedia dengan pengguna peringatan, dan juga meningkatkan kemampuan otoritas dan masyarakat untuk bereaksi secara benar terhadap peringatan dini. Jika salah satu komponen tersebut tidak terpenuhi, maka sistem peringatan dini tidak akan berhasil secara keseluruhan.

Pedoman 3: Peran dan Tanggung Jawab Lembaga dan Masyarakat di dalam Rantai Komunikasi Peringatan Dini Tsunami BMKG menyediakan berita gempabumi dan berita peringatan dini tsunami serta menyampaikannya kepada institusi terkait, di antaranya BNPB, pemerintah daerah dan media yang kemudian menyampaikan dan ditindaklanjuti oleh masyarakat. Pemerintah Daerah diharapkan dapat membuat keputusan evakuasi jika diperlukan.

Pedoman 4: Perangkat Observasi Gempabumi dan Tsunami Perangkat observasi dibedakan menjadi tiga, yaitu observasi gempabumi dengan seismograf, observasi deformasi kerak bumi dengan GPS, serta observasi tsunami dengan tide gauge, buoy, CCTV, dan radar tsunami. Data dikirim ke pusat peringatan dini tsunami di BMKG melalui jaringan komunikasi dan diproses untuk mendapatkan skenario ancaman tsunami.

Seismograf Buoy Penerima satelit di BMKG Tide gauge Stasiun GPS Pemrosesan data di BMKG

Pedoman 5: Urutan dan Isi Berita Peringatan Dini Tsunami InaTEWS BMKG menerbitkan berita gempabumi atau berita peringatan dini tsunami dalam kurun waktu 5 menit setelah gempabumi terjadi yang kemudian diikuti oleh beberapa kali berita pemutakhiran dan diakhiri berita ancaman tsunami telah berakhir. Berita peringatan dini berisi tingkat ancaman tsunami untuk wilayah kabupaten dengan status Awas, Siaga dan Waspada.

Pedoman 6: Penyebaran Berita Gempabumi dan Berita Peringatan Dini Tsunami oleh BMKG BMKG mengirimkan berita gempabumi dan berita peringatan dini tsunami kepada masyarakat melalui pemerintah daerah, institusi perantara, dan media dengan menggunakan berbagai moda komunikasi.

Pedoman 7: Pemerintah Daerah Pelaku Utama dalam Pelayanan Peringatan Dini Tsunami kepada Masyarakat Pemerintah daerah yang sudah menerima berita dari BMKG wajib mengarahkan masyarakat di daerah yang mengalami gempabumi/ancaman tsunami untuk tindakan penyelamatan diri.

Pedoman 8: Penerimaan Peringatan Dini Tsunami oleh Pemerintah Daerah Pemerintah daerah perlu memastikan bahwa mampu menerima berita gempabumi atau berita peringatan dini tsunami serta saran dari BMKG secara tepat dan sepanjang waktu (24/7) melalui berbagai alat komunikasi.

Website BMKG Komputer dengan software Warning Receiver System Fax SMS Email

Pedoman 9: Pengambilan Keputusan oleh Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah diharapkan mampu mengambil keputusan tentang tindakan di daerah mereka (yaitu atau tidaknya melakukan evakuasi) secara cepat dan tepat waktu berdasarkan peringatan dini tsunami dan saran dari BMKG, serta Prosedur Standar Operasi (SOP).

Pedoman 10: Penyebaran Berita Peringatan Dini Tsunami dan Arahan oleh Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah diharapkan mempunyai perangkat komunikasi untuk menyebarluaskanberita peringatan dini tsunami secara luas dan memberikan arahan evakuasi. Salah satu sarana yang digunakan sebagai tanda untuk evakuasi adalah dibunyikannya sirene. Sirene akan dibunyikan selama 3 menit dan berulangulang.

Pengeras suara di masjid (Padang) Radio komunikasi Kul-kul (Bali) Sirene tsunami (Bali) Stasiun radio daerah SAR (Jawa)

Pedoman 11: Strategi Bertindak Masyarakat terhadap Tanda Peringatan Alam untuk Tsunami, Berita Peringatan Dini Tsunami dari BMKG serta arahan dari Pemerintah Dareah Apabila masyarakat bertempat tinggal di wilayah pantai merasakan gempabumi kuat, segera lakukan evakuasi ke tempat yang aman dan cari arahan dari pemerintah daerah. Berita peringatan dini tsunami dari BMKG berisi tingkat ancaman dan saran yang kemudian diterjemahkan menjadi arahan resmi dari pemerintah daerah untuk melanjutkan evakuasi atau membatalkan evakuasi jika tidak ada ancaman tsunami.

Pedoman 12: Saran Kesadaran dan Kesiapsiagaan Tsunami di Daerah Kesiapsiagaan tsunami di daerah tergantung pada kesiapsiagaan SKPD (Satuan Kerja Pemerintah Daerah) dan masyarakat. Demi terlaksananya kesiapsiaagan tsunami di daerah, pemerintah daerah bersama pemangku kepentingan lainnya berkewajiban mengkaji risiko tsunami, mempersiapkan perencanaan kontinjensi bencana dan evakuasi tsunami, mengembangkan kelembagaan dan infrastruktur untuk pelayanan peringatan dini, membuat peraturan daerah tentang penanggulangan bencana serta meningkatkan kesadaran dan respons terhadap risiko tsunami.