PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
Efektivitas Penyebaran Informasi di Bidang Pertanian melalui Perpustakaan Digital (Kasus Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian)

EFEKTIVITAS PENYEBARAN INFORMASI DI BIDANG PERTANIAN MELALUI PERPUSTAKAAN DIGITAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andi Wijaya, 2014 Pemanfaatan Internet Pada Perpustakaan Daerah Kabupaten Karawang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dila Farida Nurfajriah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan suatu kebutuhan primer yang harus di penuhi dalam dunia

PERAN PUSTAKAWAN DI ERA INFORMASI

EFEKTIVITAS PENYEBARAN INFORMASI DI BIDANG PERTANIAN MELALUI PERPUSTAKAAN DIGITAL

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini semakin meningkat.hal ini dapat dilihat dengan adanya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Strategi Pengembangan Perpustakaan Instansi

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN

TEKNOLGI INFORMASI BAGIAN DARI PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN. Oleh: Drs. Habib, M.M. 2015

LAPORAN TAHUNAN SUB SEKSI JARINGAN DAN INFORMASI TEKNOLOGI PERPUSTAKAAN

PERAN PERPUSTAKAAN DIGITAL DAN TEKNOLOGI INFORMASI DI ERA GLOBALISASI

PROGRAM OTOMASI PERPUSTAKAAN: PENGALAMAN UPT PERPUSTAKAAN IPB 1

PENGGUNAAN INTERNET SEBAGAI TEKNOLOGI INFORMASI DI KALANGAN MAHASISWA EKONOMI AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

TUGAS. Oleh : MEI ZAQI HILDAYANA

BAB I PENDAHULUAN. Revolusi informasi dewasa ini dipacu oleh teknologi informasi,

BAB I PENDAHULUAN. informasi, dan rekreasi para pemustaka. Perpustakaan dijadikan salah satu pusat

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. perpustakaan menjadi sarana untuk mencari, mengolah, mengumpulkan, mengembangkan dan merawat informasi. Menurut The International

BAB I PENDAHULUAN. sebagai peluang untuk berkomunikasi dengan pelanggannya. pemasaran yang mempunyai peranan sangat besar dalam memfasilitasi proses

PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DI PERPUSTAKAAN SEKOLAH MELALUI E-LIBRARY. Dr. Rusman, M.Pd

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat setelah kebutuhan primer. Salah satu perkembangan teknologi

PEMBINAAN PERPUSTAKAAN KHUSUS INSTITUSI PERTANIAN: Observasi terhadap Perpustakaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (Information and

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas. Untuk mencapai keberhasilan di Perguruan Tinggi, perlu didukung

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan, baik metode pembelajaran secara personal, media pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk pembelajar yang dinamis, karena pada hakekatnya belajar

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teknologi komputer membawa pengaruh yang cukup besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. khalayak ramai sesuai dengan kebutuhannya. Koneksi internet inilah yang. masyarakat baik secara pribadi maupun instansi.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dengan semakin berkembangnya teknologi komputer dan semakin memasyarakatnya

Digital Marcomm. Karakteristik Media & Pemasaran Digital. Yani Pratomo, S.S, M.Si. Advertising & Marketing Communication.

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendekatan pengajaran, yang semula lebih banyak bersifat tekstual berubah

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

OPTIMALISASI PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN BUDAYA BACA DAN MENULIS YANG UNGGUL DAN KREATIF

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi

Nadia Amelia Qurrota A yunin Pustakawan Pertama Badan PPSDM Kesehatan Kemenkes RI

Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta I merupakan salah satu unit pelaksana teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan yang menyelengarakan

BAB I PENDAHULUAN Profil Perpustakaan Institut Manajemen Telkom

BIMBINGAN PEMUSTAKA UNTUK MAHASISWA BARU STMIK SURABAYA DI ERA DIGITAL. Deasy Kumalawati Perpustakaan STMIK Surabaya

KERJASAMA ANTAR PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN IPB 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. jika tidak ada layanan. Layanan perpustakaan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. skills termasuk komunikasi dan kemampuan berinkteraksi, kemampuan

DRAFT RUMUSAN SEMENTARA WORKSHOP PENYUSUNAN PROGRAM PENGEMBANGAN PERTANIAN LAHAN MARJINAL P4MI Denpasar, 8-10 APRIL 2007

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

Pemanfaatan Google Drive Dalam Pengembangan Electronic Document Delivery : Pendekatan Aplikatif Untuk Peningkatan Kinerja Pustakawan

BAB I PENDAHULUAN. peralatan praktik, penyempurnaan kurikulum maupun peningkatan. profesionalisme guru yang dilakukan secara nasional.

Perlu menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan berkembangnya potensi atau daya yang dimiliki masyarakat dalam hal membaca.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi membawa konsekuensi dilakukakannya proses pengolahan data

Penggunaan Teknologi Informasi dalam Pelayanan Sumber Informasi di Perpustakaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Menuju era industrialisasi, bangsa Indonesia membulatkan tekadnya. yang menjadi prasyarat berkembangnya budaya ilmu pengetahuan dan

MAKALAH PENGGUNAAN PERPUSTAKAAN DIGITAL SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR

VISI & MISI. Visi Menjadi acuan pertama dan utama untuk akses informasi ilmiah demi pengembangan ilmu dan kemajuan peradaban bangsa

PERPUSTAKAAN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UGM : INOVASI KEGIATAN DAN IMPAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. berupa Tugas Akhir, Laporan Penelitian, jurnal maupun artikel. Karya tulis ini mengenai

BAB I PENDAHULUAN. membuat isu-isu semacam demokratisasi, transparansi, civil society, good

BAB I PENDAHULUAN. juga dapat diperoleh melalui jalur non-formal salah satunya melalui perpustakaan.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana. diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, teknologi informasi dan komunikasi atau

CONTOH ANALISIS SWOT DI PERPUSTAKAAN

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Arikunto (2009, 234) Penelitian deskriptif adalah penelitian yang tidak

2012, No BAB I PENDAHULUAN

Pustakawan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara menyongsong world class library. Habiba Nur Maulida

STUDI DAN EVALUASI TERHADAP KUNJUNGAN WEB BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN NUSA TENGGARA BARAT PENDAHULUAN

KEAKTIFAN PUSTAKAWAN DALAM PEMASYARAKATAN PERPUSDOKINFO GUNA MENINGKATKAN PERKEMBANGAN DAN CITRA POSITIF PERPUSTAKAAN

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) berkembang dengan pesatnya. Untuk itu manusia dituntut cepat pula

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi agar membawa dampak optimal untuk organisasi, publik, maupun kepentingan bisnis menuju ke arah yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kementerian Perdagangan Republik Indonesia merupakan ujung tombak

BAB I PENDAHULUAN. telah ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 43 tahun 2007, peran penting

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti sekolah, perkantoran, perbankan, penyedia jasa, dan lain sebagainya.

Wawasan Teknologi Informasi dan Komunikasi (ITC)

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI

Perpustakaan khusus instansi pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

MEMBANGUN KONSORSIUM E-RESOURCES DI PERGURUAN TINGGI. Fppt Wilayah Jawa barat

Infotek Digital Journal Al-Manär Edisi I/2004 Copyleft 2004 Digital Journal Al-Manär. Alif Muttaqin

UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN GURU SEKOLAH MENENGAH DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DALAM PEMBUATAN SUMBER BELAJAR MATEMATIKA BERBASIS WEB

BAB I PENDAHULUAN. ruangan kelas, dengan kondisi dimana guru atau pengajar mengajar di depan

Perpustakaan khusus instansi pemerintah

MEWUJUDKAN PERPUSTAKAAN IDEAL BERORIENTASI PENGGUNA

BAB I PENDAHULUAN. yang memungkinkan pengguna (user) dapat berinteraksi dan berbagi data

BAB I PENDAHULUAN. hampir di semua bidang termasuk salah satunya perpustakaan. Perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN. dan dihasilkan melalui pendidikan.dalam proses pendidikan pula, manusia. belajar dari, tentang, dan dengan tehnologi itu sendiri.

1. Pendahuluan PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA KEGIATAN PEMBELAJARAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Objek Studi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS KEPUASAN PEMUSTAKA PERPUSTAKAN KEBUN RAYA BOGOR

Transkripsi:

1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi secara intensif untuk pembangunan pertanian hanya dapat dilakukan apabila ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di bidang tersebut dan bidang terkait lainnya dapat dihimpun dan dikelola dengan baik, sehingga mudah ditemukan kembali melalui sistem penelusuran (retrieval) yang tepat. Dewasa ini sistem temu kembali informasi sangat mudah dilakukan, terutama dengan berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Kemajuan TIK telah mampu menjawab permasalahan komunikasi yang diakibatkan oleh faktor jarak dan waktu. Terciptanya suatu sistem jaringan informasi global yang dikenal dengan internet, juga mampu mewujudkan sistem komunikasi data secara cepat, tepat dan akurat. Dalam kurun 10 tahun terakhir, kemajuan TIK telah dimanfaatkan dengan baik dalam bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi oleh berbagai institusi pemerintah, swasta, perguruan tinggi, sekolah, maupun perorangan. Dalam perkembangannya, teknologi informasi sudah dan akan mengarah pada teknologi dengan ciri-ciri konvergensi, miniaturisasi, embedded, on demand, grid, intellegent, wireless inter networking, open source, seamles integration dan umbiquitous (Kementrian Negara Ristek, 2006). Perkembangan masyarakat dan kemajuan teknologi informasi dari tahun ke tahun menyebabkan perpustakaan tidak lagi hanya menghimpun dan meminjamkan buku, melainkan juga bahan-bahan telaah lainnya, baik dalam bentuk database elektronik, CD-ROM, media visual maupun media audio visual. Menurut Effendy (2000), hal tersebut menunjukkan bahwa fungsi perpustakaan tidak lagi sematamata sebagai sarana edukatif dan rekreatif, tetapi juga sebagai sarana informatif, kreatif dan inovatif. Perpustakaan tidak hanya berkorelasi dengan penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi tetapi juga berkorelasi dengan jumlah penduduk, tingkat literasi dan kebiasaan membaca. Konsekuensinya, jika

2 jumlah penduduk meningkat, tingkat literasi harus meningkat, taraf kebiasaan membaca mesti meningkat dan pada gilirannya wajar pula jika perpustakaan berkembang, baik dalam jumlahnya maupun dalam kelengkapannya (Effendy, 2000). Perkembangan teknologi informasi, juga telah menimbulkan perubahan besar pada cara seseorang dalam memanfaatkan data, informasi dan pengetahuan. Perpustakaan adalah tempat dimana masyarakat dapat melakukan hal tersebut, karena kompetensi utama perpustakaan adalah penyediaan dan penyebaran informasi iptek. Sebagaimana dikemukakan oleh Ratnaningsih (1998) bahwa perpustakaan merupakan sarana penyediaan informasi dan pelestarian kebudayaan yang penting untuk keperluan pendidikan, penelitian dan pengembangan ilmu pada pembangunan nasional. Selanjutnya Ratnaningsih (1998) menyatakan bahwa perpustakaan adalah suatu lembaga pendidikan non formal yang menyediakan koleksi dan informasi yang beraneka ragam dan berguna untuk mengubah cara berpikir, bertingkah laku dan berperasaan dalam menghadapi proses kehidupan yang selalu berubah. Perubahan tersebut harus senantiasa dihadapi dan diikuti perkembangannya baik oleh lembaga perpustakaannya maupun pustakawannya. Di era globalisasi ini, informasi memainkan peranan yang sangat menentukan. Berbagai informasi baik isi maupun jenisnya sangat mudah didapat. Informasi yang banyak dicari publik di era ini yang pada mulanya berkisar pada informasi yang bersifat ringan, bergeser pada hal-hal yang lebih serius dan berat, seperti, temuantemuan baru (inovasi) atau hasil rekayasa di bidang teknologi terapan (industri, pertanian, makanan, peternakan, wisata, bisnis, informasi, pusat dokumentasi dan sebagainya) (Suryana dalam Koswara, 1998) Informasi yang berisi berbagai hasil temuan baru seperti teknologi di bidang pertanian sangat banyak dibutuhkan oleh pengguna yang berkecimpung di dalamnya, hal ini menjadikan informasi tersebut banyak diburu dan dimanfaatkan oleh masyarakat pertanian. Dengan demikian diseminasi informasi teknologi pertanian ini sangat perlu dioptimalkan agar tepat guna dan tepat sasaran.

3 Terbukanya pasar global dan peningkatan selera konsumen ke arah mutu produk pertanian yang lebih tinggi merupakan tantangan yang harus ditanggapi secara sistematis, antara lain dengan mengoptimalkan kegiatan diseminasi (penyebarluasan informasi) hasil penelitian dan teknologi pertanian melalui berbagai media, baik media cetak (buku, prosiding, jurnal,brosur, leaflet atau folder dan poster), media elektronik (televisi, radio, CD, surat elektronik, dan internet) maupun melalui tatap muka (seminar, lokakarya, workshop atau apresiasi dan advokasi) ( Setiabudi dalam PUSTAKA, 2007). Perpustakaan merupakan suatu lembaga yang mengurusi hal-hal yang berkaitan dengan informasi dari sejak menghimpun, mengolah sampai mendesiminasikan informasi kepada para penggunanya. Perkembangan yang sangat pesat di dunia ilmu pengetahuan dan teknologi juga membawa pengaruh pada layanan perpustakaan, sehingga kemajuan teknologi, terutama teknologi informasi harus bisa di adaptasi oleh perpustakaan. Namun demikian, kondisi perpustakaan di Indonesia secara umum masih memprihatinkan, 90% diantaranya belum memiliki infrastruktur lengkap termasuk sumber daya manusia (Hartanto dalam Perpustakaan Nasional R.I. 2005). Mentalitas dan wawasan keilmuan sumber daya manusia perpustakaan (pustakawan) juga menjadi salah satu kendala bagi terwujudnya layanan prima perpustakaan. Kondisi di atas mempengaruhi mutu pelayanan kepada pengguna (pemustaka), sehingga pelayanan pada sebagian perpustakaan di Indonesia masih ada yang kurang sesuai dengan harapan pemustakanya. Rendahnya tingkat koordinasi dan komunikasi antar perpustakaan dalam pemanfaatan bersama sumber daya informasi, menyebabkan sistem layanan informasi menjadi tidak optimal, kurang efektif dan kurang efisien (Maksum, 2007). Selanjutnya dikemukakan bahwa hal tersebut disebabkan oleh rendahnya tingkat kompetensi para pengelola perpustakaan (pustakawan dan petugas perpustakaan) dalam hal pendidikan, keahlian dan keterampilan dalam pengelolaan sistem informasi (management information system) dan aplikasi teknologi informasi (management information technology).

4 Peran perpustakaan dalam proses belajar, diseminasi informasi dan iptek di dalam masyarakat perlu dioptimalkan. Optimalisasi tersebut dilakukan dengan cara memenuhi keinginan dan kebutuhan dari para pemustakanya melalui penyediaan pelayanan yang memuaskan. Pelayanan perpustakaan merupakan salah satu pintu masuk bagi terjadinya proses belajar, transfer informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut. Hal ini memungkinkan apa yang dimiliki seseorang melalui perpustakaan dapat dimanfaatkan oleh orang lain. Dengan pelayanan bermutu akan tercipta suasana menyenangkan, sehingga interaksi pengguna dengan perpustakaan dapat terjadi berulang-ulang. Seperti halnya, para peneliti dan penyuluh pertanian yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, selain menghasilkan informasi juga memerlukan informasi. Melalui sistem layanan digital yang dikembangkan perpustakaan dimana para peneliti dan penyuluh berada, dapat dilakukan komunikasi data/informasi melalui jaringan internet dengan cara pemanfaatan e-mail, SMS Center, upload maupun download. Untuk mewujudkan hal tersebut, berbagai kegiatan dan usaha harus dilakukan. Mulai dari pengumpulan beragam sumber-sumber informasi yang sesuai dengan kompetensi utama perpustakaan, baik yang terekam, tercetak maupun dalam format digital dan multimedia. Beragam format informasi tersebut kemudian dikelola dengan sistem modern agar dapat dimanfaatkan dengan mudah dan cepat oleh pemustaka. Memasuki era digital, demi memenuhi tuntutan kebutuhan pemustaka, perpustakaan mulai mengembangkan sistem layanan digital, atau dikenal dengan perpustakaan digital (digital library). Menurut Deegan (2002) perpustakaan digital adalah From a research perspective, digital libraries are content collected and organized on behalf of user communities. From a library perspective, digital librarie are institutions that provide information services in digital formats. Sedangkan menurut Asms dalam Deegan, (2002), perpustakaan digital adalah: A managed collection of information, with associated sources where the information

5 is stored in digital formats and accessible over a network. A crucial part of this definition is that the information is managed. Dari dua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan digital memiliki ciri-ciri : (1) memakai teknologi yang memiliki kemampuan mengintegrasikan dan menyebarkan informasi dalam format digital; (2) memiliki koleksi digital yang mencakup data dan informasi di lingkungan internal maupun eksternal perpustakaan; (3) merupakan kegiatan mengkoleksi dan mengatur sumber daya digital yang dikembangkan bersama-sama untuk memenuhi kebutuhan pemustaka. Dengan demikian, untuk membangun sebuah perpustakaan digital diperlukan tiga faktor utama, yaitu ketersediaan informasi dalam format digital yang memadai, ketersediaan SDM yang memiliki keahlian dalam mengelola informasi dan TIK, serta tersedianya infrastruktur TIK yang memadai. Betapapun moderennya teknologi informasi, hanyalah setumpukan mesin yang hanya berfungsi sebagai alat komunikasi maupun penyebaran informasi yang tidak bisa bergerak, ia hanya berfungsi apabila digerakkan oleh manusia. Oleh karena itu, dikatakan oleh Prijosaksono dan Sembel dalam Maksum (2007), betapapun unggulnya sebuah produk, atau seberapa kuatnya sebuah kasus hukum, kesuksesan tidak akan pernah diperoleh tanpa penguasaan ketrampilan komunikasi yang efektif. Disinilah letak pentingnya kemampuan mengembangkan komunikasi yang efektif sebagai salah satu keterampilan yang amat diperlukan dalam rangka pengembangan diri, baik secara personal maupun profesional. Paling tidak seorang petugas perpustakaan atau pustakawan harus menguasai empat jenis ketrampilan dasar dalam berkomunikasi, yaitu menulis membaca (bahasa tulisan) dan mendengar berbicara (bahasa lisan). Empati adalah cara komunikasi tertinggi yang perlu dikuasai oleh seorang pustakawan atau petugas perpustakaan, karena harus melakukan komunikasi dengan telebih dahulu mengerti, memahami karakter dan maksud tujuan pemustakanya, kebaikan dan sopan santun dalam suatu hubungan interaksi. Demikian dengan janji seorang pustakawan untuk memenuhi kebutuhan pemustakanya adalah deposito besar; melanggar janji adalah menanam keburukan atau ketidakpercayaan.

6 Integritas harus dijunjung tinggi oleh petugas pelayanan perpustakaan, karena integritas merupakan fondasi utama dalam membangun komunikasi yang efektif. Tidak ada persahabatan atau teamwork tanpa ada kepercayaan (trust), dan tidak akan ada kepercayaan tanpa ada integritas. Integritas mencakup hal-hal yang lebih dari sekadar kejujuran (honesty). Kejujuran mengatakan kebenaran atau menyesuaikan kata-kata dengan realitas. Integritas adalah menyesuaikan realitas dengan kata-kata dan bersifat aktif, sedangkan kejujuran bersifat pasif. Identifikasi masalah Dewasa ini, kemajuan TIK sudah menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat. Oleh karena itu, perpustakaan yang tidak mau mengubah identitasnya dari sistem konvensional ke sistem digital akan ditinggalkan oleh masyarakat pemustaka. Sehubungan dengan hal tersebut, Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian selanjutnya disebut PUSTAKA adalah salah satu institusi yang berada di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Pertanian, Departemen Pertanian yang berdasarkan SK Menteri Pertanian No 299, 2005 salah satu tugasnya adalah melaksanakan pembinaan perpustakaan di seluruh unit kerja Departemen Pertanian. Pengembangan perpustakaan digital di PUSTAKA telah dimulai sejak tahun 1980-an, dimulai dengan membangun infrastruktur jaringan internet dan pangkalan data hasil penelitian pertanian (PUSTAKA, 2006). Disamping pembangunan pangkalan data, PUSTAKA memiliki sejumlah koleksi elektronik dalam bentuk on-line dan off-line seperti CD-ROM, CD- Interaktif, VCD dan audio visual lainnya yang berisi informasi bibliografis, abstrak dan fulltext tentang hasil penelitian pertanian dan biologi, baik yang dihasilkan di dalam negeri maupun di luar negeri, sedangkan dalam bentuk on-line berupa langganan majalah elektronik (e-journal) yang berisi jurnal bidang pertanian dan bidang terkait lainnya. Seluruh informasi elektronik ada di PUSTAKA dan jurnal ilmiah yang telah diregistrasi telah dimuat dalam website (www.pustakadeptan.go.id) yang dapat diakses oleh para peneliti Badan Litbang Pertanian di masing-masing unit kerjanya. Sedangkan untuk pemustaka lainnya, jurnal-jurnal tersebut dapat diakses melalui on-line atau media cetak apabila pemustaka datang

7 ke perpustakaan unit kerja Badan Litbang Pertanian yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia (PUSTAKA, 2006). Layanan informasi yang dikembangkan PUSTAKA tidak hanya dalam bentuk jaringan internet, intranet, dan local area network (LAN), juga dikembangkan dalam bentuk pembinaan SDM agar memiliki keahlian dan keterampilan komunikasi. Pada dasarnya pelayanan perpustakaan adalah pelayanan publik, dimana keterampilan komunikasi, kemampuan empati, keramahan, sopan santun, kemampuan membaca pikiran dan keinginan pemustaka, menjadi pegangan utama petugas perpustakaan, disamping kemampuan menganalisis dan mensintesis pokok permasalahan atau subyek informasi yang dicari pemustaka. Pada umumnya, pengunjung PUSTAKA berasal dari lembaga-lembaga yang berada di wilayah Jakarta dan Bogor. Jumlah pengunjung perpustakaan sampai dengan akhir Desember 2006 mencapai 4.292 orang, sedangkan jumlah permintaan penelusuran mencapai 567 orang. Pemustaka lebih didominasi oleh pengguna yang datang langsung (87,96 %) yang terdiri atas pelajar, mahasiswa, peneliti, petugas dari instansi pemerintah, ilmuwan, pustakawan dan pengguna lain (swasta atau petani). Mahasiswa merupakan pengguna terbanyak yang mengunjungi PUSTAKA dalam 3 tahun terakhir yaitu 53 % di tahun 2005, 29% tahun 2006 dan 27% tahun 2007 (PUSTAKA, 2007). Walaupun secara statistik pengguna mahasiswa ini cenderung menurun karena berbagai media khususnya internet kini banyak diakses, PUSTAKA tetap merupakan salah satu perpustakaan khusus yang menjadi tujuan dalam pencarian informasi berkaitan dengan bidang pertanian yang merupakan salah satu kebutuhan mereka dalam menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan maupun dalam pembuatan karya ilmiah. Berdasarkan fokus dan lokus latar belakang di atas, maka untuk mengetahui sejauhmana hubungan antara karakteristik personal pemustaka, aksesibilitas terhadap informasi dan intensitas komunikasi dengan efektivitas penyebaran informasi di bidang pertanian melalui perpustakaan digital di PUSTAKA perlu dilakukan penelitian.

8 Penelitian ini penting mengingat di era globalisasi kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah berdampak nyata terhadap perkembangan informasi, perubahan sikap dan perilaku masyarakat yakni timbulnya perubahan besar-besaran pada cara manusia dalam memanfaatkan data dan informasi. Hal ini mengakibatkan kecepatan, ketepatan dan akurasi menjadi peubah penting dalam sistem pencarian informasi. Keadaan tersebut menjadi tantangan dan peluang bagi lembaga pelayanan publik, diantaranya PERPUSTAKAAN. Salah satu perpustakaan yang tergolong maju dalam penyediaan informasi yang berbasis TIK adalah PUSTAKA, hal ini didasarkan pada hasil pengamatan dan studi literatur pada berbagai situs perpustakaan khusus dan perpustakaan lembaga pemerintah, PUSTAKA merupakan salah satu institusi pemerintah yang paling memenuhi syarat untuk dijadikan obyek dan lokasi penelitian. Hal tersebut dilihat dari kemampuan sumber daya perpustakaan (SDM, Informasi, Infra struktur dan sistem layanan) dalam menyebarkan informasi di bidang pertanian sudah berbasis digital. Dengan demikian penelitian ini sangat erat keterkaitan dengan bidang studi komunikasi pembangunan pertanian dan pedesaan yang ditekuni peneliti. Sehingga dapat memberi kontribusi dalam pengembangan ilmu komunikasi, khususnya bidang informasi dan perpustakaan. Perumusan Masalah Untuk mengetahui apakah proses penyebaran informasi di bidang pertanian melalui perpustakaan digital di PUSTAKA Bogor ini efektif atau telah memenuhi kebutuhan dan harapan pemustaka, maka perlu dilakukan penelitian. Dalam penelitian ini istilah penguna perpustakaan disebut Pemustaka. Pemustaka adalah istilah baru yang telah ditetapkan dalam UU Perpustakaan No 143 tahun 2007, dimana Pemustaka adalah istilah pengganti bagi pengguna perpustakaan. Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti, yaitu : 1. Bagaimanakah karakteristik, aksesibilitas informasi dan intensitas komunikasi pemustaka, serta efektivitas penyebaran informasi di bidang pertanian melalui perpustakaan digital di PUSTAKA Bogor?

9 2. Seberapa besar hubungan antara karakteristik pemustaka dengan efektivitas penyebaran informasi di bidang pertanian melalui perpustakaan digital di PUSTAKA Bogor? 3. Seberapa besar hubungan antara aksesibilitas terhadap informasi dengan efektivitas penyebaran informasi di bidang pertanian melalui perpustakaan digital di PUSTAKA Bogor? 4. Seberapa besar hubungan antara intensitas komunikasi dengan efektivitas penyebaran informasi di bidang pertanian melalui perpustakaan digital di PUSTAKA Bogor? 5. Seberapa besar hubungan antara karakteristik pemustaka, aksesibilitas informasi dan intensitas komunikasi secara bersama-sama dengan efektivitas penyebaran informasi di bidang pertanian melalui perpustakaan digital di PUSTAKA Bogor? 6. Seberapa besar hubungan antara ketiga peubah bebas : karakteristik, aksesibilitas informasi, dan intensitas komunikasi pemustaka di PUSTAKA Bogor? Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebaran informasi di bidang pertanian melalui perpustakaan digital di PUSTAKA Bogor. Secara spesifik bertujuan : 1. Mengetahui dan menganalisis karakteristik, aksesibilitas informasi, dan intensitas komunikasi pemustaka serta efektivitas penyebaran informasi di bidang pertanian melalui perpustakaan digital di PUSTAKA Bogor. 2. Mengetahui dan menganalisis hubungan antara karakteristik pemustaka dengan efektivitas penyebaran informasi di bidang pertanian melalui perpustakaan digital di PUSTAKA Bogor 3. Mengetahui dan menganalisis hubungan antara aksesibilitas terhadap informasi dengan efektivitas penyebaran informasi di bidang pertanian melalui perpustakaan digital di PUSTAKA Bogor

10 4. Mengetahui dan menganalisis hubungan antara intensitas komunikasi dengan efektivitas penyebaran informasi di bidang pertanian melalui perpustakaan digital di PUSTAKA Bogor. 5. Mengetahui dan menganalisis hubungan antara karakteristik pemustaka, aksesibilitas informasi dan intensitas komunikasi secara bersama-sama dengan efektivitas penyebaran informasi di bidang pertanian melalui perpustakaan digital di PUSTAKA Bogor. 6. Mengetahui dan menganalisis hubungan antara peubah bebas : karakteristik pemustaka dan aksesibilitas informasi dengan intensitas komunikasi di PUSTAKA Bogor. Manfaat Penelitian Secara akademik, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam penelitian dan pengembangan keilmuan di bidang komunikasi, khususnya bidang informasi dan perpustakaan. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberi masukan bagi PUSTAKA Bogor serta perpustakaan unit kerja lingkup Departemen Pertanian dalam mengembangkan perpustakaan digital. Manfaat ini secara umum merupakan referensi bagi perpustakaan sejenis di seluruh Indonesia dalam upaya mengembangkan perpustakaan digital. Ruang Lingkup Penelitian Penyebaran informasi di bidang pertanian melalui perpustakaan digital merupakan suatu proses komunikasi yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Informasi di bidang pertanian memegang peranan penting dalam proses pembangunan pertanian. Tersedianya berbagai sumber informasi yang akan mendesiminasikan (menyebarkan) atau menyampaikan informasi di bidang pertanian dapat mempercepat kemajuan usaha pertanian di pedesaan. Perpustakaan adalah salah satu sumber informasi yang dimaksud dan PUSTAKA sebagai perpustakaan khusus di bidang pertanian telah memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam menyebarkan berbagai informasi di bidang pertanian. Untuk itu ruang lingkup penelitian ini adalah komunikasi, informasi dan perpustakaan digital.

11 Ruang lingkup penelitian ini difokuskan pada bagaimana karakteristik personal, aksesibilitas informasi dan intensitas komunikasi pemustaka serta efektivitas penyebaran informasi pertanian melalui perpustakaan digital PUSTAKA Bogor. Selain itu penelitian juga diarahkan untuk melihat keeratan hubungan antara keempat peubah tersebut. TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi Manusia telah berkomunikasi selama puluhan ribu tahun. Sebagian besar waktu jaga manusia digunakan untuk berkomunikasi, hal ini diperkuat oleh Tubbs and Moss (1994), bahwa 83,5% manusia menggunakan waktunya untuk berkomunikasi. Dengan demikian manusia akan selalu terlibat dalam tindakan komunikasi. Tindakan komunikasi dapat terjadi dalam beberapa konteks kehidupan manusia, mulai dari kegiatan yang bersifat individual, diantara dua orang atau lebih, kelompok, keluarga, organisasi dalam konteks publik secara lokal, regional dan global atau melalui media massa (Effendy, 2003). Oleh karena itu, Devito (1997) menyatakan bahwa dalam kontek komunikasi setidaknya ada tiga dimensi, yaitu dimensi fisik, dimensi sosial-psikologis dan dimensi temporal. Tempat dimana komunikasi berlangsung disebut dimensi fisik, tata hubungan status dimana komunikasi berlangsung dan aturan budaya berlaku disebut dimensi sosialpsikologis. Sedangkan waktu hitungan tertentu (kurun waktu) dimana komunikasi berlangsung disebut temporal. Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih melakukan pertukaran informasi antara satu dengan lainnya, yang pada gilirannya akan tiba saling pengertian yang mendalam (Prodjosaputro, 1978). Definisi ini menjelaskan hakekat suatu hubungan dengan adanya suatu pertukaran informasi (pesan), diharapkan akan terjadi perubahan sikap, tingkah laku dan kebersamaan dalam menciptakan saling pengertian di antara orang-orang yang ikut serta dalam suatu proses komunikasi (Wursanto, 1987). Komunikasi juga merupakan suatu tingkah laku, perbuatan atau kegiatan penyampaian yang mengandung arti atau makna. Suatu bagian sentral dari segala sesuatu yang dilakukan. Komunikasi akan menjadi