IMPLIKASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 DALAM KERANGKA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG PENATAAN RUANG

dokumen-dokumen yang mirip
KOORDINASI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DALAM PELAKSANAAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENATAAN RUANG

KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN

Ir. DIAH INDRAJATI, M.Sc

SINKRONISASI DAN HARMONISASI PEMBANGUNAN NASIONAL DAN DAERAH

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri

Mekanisme Pelaksanaan Musrenbangnas 2017

PROSES REGULASI PERATURAN DAERAH RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN/KOTA (PERDA RTRWK)

PAPARAN PADA ACARA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN INOVASI DAN DAYA SAING DAERAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH

MEWUJUDKAN PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN YANG SINERGIS ANTARA PUSAT DAN DAERAH MELALUI NSPK PENYELENGGARAAN URUSAN

PELAKSANAAN UU. NO. 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

SOSIALISASI FORUM PRA MUSRENBANGNAS TAHUN 2015

HUBUNGAN PEMERINTAH DAERAH, KECAMATAN DAN DESA. Bagian Pemerintahan Setda Kab. Lamongan

ANATOMI URUSAN PEMERINTAHAN

SELAYANG PANDANG SIMLUH KP

kelautan dan perikanan pariwisata pertanian kehutanan; energi dan sumber daya mineral; perdagangan; perindustrian; dan transmigrasi.

PEMBINAAN KELEMBAGAAN KOPERASI

PANDUAN PENGGUNAAN Aplikasi SIM Persampahan

PADA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN TJAHJO KUMOLO

PERAN GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH PUSAT (BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH)

SINERGI PUSAT DAERAH DALAM UU 23/2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

Ir. ISMINTARTI, M.Si. Kepala Bidang Program dan Materi, Pusat Pelatihaan Masyarakat Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigraasi

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

SUMATERA KALIMANTAN IRIAN JAYA JAVA DISAMPAIKAN OLEH:

WORKSHOP (MOBILITAS PESERTA DIDIK)

EVALUASI PROGRAM KEWASPADAAN NASIONAL PADA DITJEN KESBANGPOL KEMENDAGRI GRAND SAHID JAYA, 6 DESEMBER 2013 DIREKTUR KEWASPADAAN NASIONAL

PENATAAN KELEMBAGAAN URUSAN PANGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN RPJMD PROVINSI DKI JAKARTA PERIODE TAHUN

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH (Indikator Makro)

PERAN GWPP DAN ISU- ISU AKTUAL RPP TENTANG PELAKSANAAN TUGAS DAN WEWENANG GWPP

Perkembangan Penelitian Terpadu Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan dalam Revisi RTRWP

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PENGANTAR WORKSHOP PEMUTAKHIRAN, VALIDASI DAN EVALUASI DATA SIMLUHKP TAHAP I TAHUN BPPP Banyuwangi, 4 Februari 2015

LAPORAN MINGGUAN DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN PERIODE 18 MEI 2018

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI PERDESAAN MELALUI PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (PTSP)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INDONESIA Percentage below / above median

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA TA 2017

PEMETAAN DAN KAJIAN CEPAT

PAPARAN MENTERI DALAM NEGERI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN DAERAH

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2011 DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

NOTA DINAS Nomor : ND 6/D4/1/2017 Tanggal : 16 Januari 2017

Propinsi Kelas 1 Kelas 2 Jumlah Sumut Sumbar Jambi Bengkulu Lampung

KOTA TANGERANG SELATAN

4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/18/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Organisasi Unit Pelaksana Teknis Kementerian dan

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU (Indikator Makro)

Direktur Perencanaan, Evaluasi Dan Informasi Pembangunan Daerah KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016

GUBERNUR BANTEN PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI BANTEN

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG

NAMA, LOKASI, ESELONISASI, KEDUDUKAN, DAN WILAYAH KERJA

I. PETA PERMASALAHAN PERATURAN DAERAH

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI BARAT (Indikator Makro)

PARADIGMA BARU PEMBANGUNAN DAERAH 1

GUBERNUR SUMATERA BARAT,

Yang Terhormat: 1. Menteri Kelautan RI / Eselon 1 di KKP. 2. Kepala Staf Kantor Kepresidenan. 3. Ketua Satgas IUU Fishing

oleh : Dra. Rahajeng Purwianti, M.Si Direktorat Fasilitasi kelembagaan dan Kepegawaian Perangkat Daerah

Direktur Perencanaan, Evaluasi Dan Informasi Pembangunan Daerah KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016

ASOSIASI PEMERINTAH DAERAH

PELAKSANAAN PROGRAM PAMSIMAS 2015 DAN PERSIAPAN PROGRAM PAMSIMAS 2016

KEBIJAKAN STRATEGIS PNPM MANDIRI KE DEPAN

PENGELOLAAN PERBENDAHARAAN NEGARA DAN KESIAPAN PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA MELALUI KPPN

Evaluasi Kegiatan TA 2016 dan Rancangan Kegiatan TA 2017 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian *)

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BADAN RISET DAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN RI 2017

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

NAMA, LOKASI, ESELONISASI, KEDUDUKAN, DAN WILAYAH KERJA. No Nama UPT Lokasi Eselon Kedudukan Wilayah Kerja. Bandung II.b DITJEN BINA LATTAS

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA BENGKULU TENTANG URAIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA STAF AHLI WALIKOTA. BAB I KETENTUAN UMUM.

Oleh: Drs. Hamdani, MM, M.Si, Ak, CA,CIPSAS Staf Ahli Mendagri Bidang Ekonomi dan Pembangunan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

SE Mendagri /7746/SJ Penyusunan Program Bidang Kesbangpol dalam Dokrenda

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah KabupatenTasikmalaya.

DESKRIPTIF STATISTIK PONDOK PESANTREN DAN MADRASAH DINIYAH

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

AKSES PELAYANAN KESEHATAN. Website:

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1970-an telah terjadi perubahan menuju desentralisasi di antara negaranegara,

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

PAGU SATUAN KERJA DITJEN BINA MARGA 2012

Forum Perangkat Daerah dan Rakortek Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2017 Palangkaraya, 20 Maret Pada Acara S U M A T E R A K A L I M A N T A N

DATA INSPEKTORAT JENDERAL

KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Disampaikan oleh: TJAHJO KUMOLO

ARAH KEBIJAKAN DAN PENGATURAN KELEMBAGAAN DAERAH BERDASARKAN UU NO 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN IV-2016

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN I-2017

Profil Keaksaraan: Hasil Sensus Penduduk 2010

ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DPRD KABUPATEN BLORA TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 5 TAHUN 2008

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERKEBUNAN No.60/Kpts/RC.110/4/08 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2016

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEBUDAYAAN MENURUT UNDANG- PEMERINTAHAN DAERAH

Transkripsi:

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA IMPLIKASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 DALAM KERANGKA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG PENATAAN RUANG Oleh : Ir. DIAH INDRAJATI, M.Sc Plt. Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri Pada Acara: Rapat Kerja Regional Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional Tahun 2016 Hotel Plaza Ambarukmo, Yogyakarta 7 September 2016

1. 2. Arah Kebijakan dan Strategi Kemendagri Implementasi Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 - Kebijakan Kelembagaan Organisasi Perangkat Daerah - Evaluasi Raperda tentang RTR Daerah sesuai Permendagri Nomor 13 Tahun 2016 3. Koordinasi Penataan Ruang Daerah 4. Upaya-upaya yang dilakukan Kemendagri

I ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEMENDAGRI 1 Menjaga persatuan dan kesatuan, serta melanjutkan pengembangan sistem politik yang demokratis dan berkedaulatan rakyat berdasarkan Pancasila 8 Meningkatkan kualitas penyelenggaraan Pemerintahan Desa dalam memberikan pelayanan dan menciptakan kesejahteraan masyarakat 2 3 4 5 6 Memperkuat koordinasi dan penataan administrasi kewilayahan Meningkatkan kualitas pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah Meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan daerah yang partisipatif, transparan, efektif, efisien, akuntabel dan kompetitif Meningkatkan kualitas pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional Mempercepat penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di Daerah 10 9 Meningkatkan kualitas dan kemanfaatan database kependudukan nasional Meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan yang baik dan melanjutkan reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Dalam Negeri Peningkatan kualitas perencanaan pembangunan daerah Peningkatan partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan daerah Mendorong harmonisasi, keselarasan, dan sinergitas pembangunan antar Daerah serta antara Pusat dan Daerah Percepatan penyelesaian dan fasilitasi penyusunan regulasi terkait SPM 7 Mendorong terwujudnya pelayanan publik yang baik di daerah Itergrasi SPM ke dalam Dok Perencanaan Daerah dan Penerapan indikator utama SPM di daerah Peningkatan kualitas penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, mencakup 6 urusan wajib dasar, 18 urusan wajib non dasar, dan 8 urusan pilihan Penyelesaian perselisihan antar daerah terkait dengan urusan pemerintahan

URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN YANG DISELENGGARAKAN DAERAH Urusan Pemerintahan Wajib Pelayanan Dasar 6 URUSAN: pendidikan kesehatan pekerjaan umum dan Penataan Ruang perumahan rakyat dan kawasan permukiman ketenteraman, ketertiban umum, dan pelindungan Masyarakat sosial. Urusan Pemerintahan Wajib Non Pelayanan Dasar 18 URUSAN tenaga kerja pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak pangan pertanahan lingkungan hidup administrasi dukcapil pemberdayaan masy dan Desa pengendalian penduduk dan KB perhubungan; komunikasi & informatika koperasi, usaha kecil, dan menengah penanaman modal kepemudaan dan olah raga statistik persandian kebudayaan; perpustakaan; kearsipan. Urusan Pemerintahan Pilihan 8 URUSAN: kelautan dan perikanan pariwisata pertanian kehutanan; energi dan sumber daya mineral; perdagangan; perindustrian; dan transmigrasi.

Pasal 18 Perpres 11/2015 1 2 PERAN DITJEN BINA BANGDA DALAM UU 23/2014 Pembinaan penyelenggaraan urusan pemerintahan a b c Pembinaan SPM dan NSPK Pemetaan Urusan Pemerintahan Penyelesaian perselisihan penyelenggaraan urusan pemerintahan Pembinaan pembangunan daerah Pasal 19 Perpres 11/2015 Pasal 24 Pasal 370 Pasal 258 (1) Pembangunan daerah bertujuan untuk peningkatan dan pemerataan pendapatan masyarakat, kesempatan kerja, lapangan berusaha, meningkatkan akses dan kualitas pelayanan publik dan daya saing Daerah Pembangunan merupakan perwujudan dari pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang telah diserahkan ke Daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional Pasal 258 (2) a Pembinaan percepatan pembangunan provinsi berciri kepulauan Pasal 29 e Evaluasi perda tata ruang daerah Pasal 400 b c d Sinkronisasi dan harmonisasi pembangunan pusat dan daerah, antar wilayah dan antar daerah Perencanaan pembangunan daerah Pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah Pasal 258 dan 259 Pasal 260-274 Pasal 275-277 f g h Pembinaan Pemda dalam mendorong partisipasi masyarakat Binwas umum pembangunan daerah Pembinaan pemda dalam penguatan informasi daerah Pasal 354 Pasal 374 Pasal 391-394

Urusan Pemerintahan Wajib yang terkait dengan Pelayanan Dasar Disusun Standar Pelayanan Minimal Ketentuan mengenai jenis dan mutu Pelayanan Dasar yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal Saat ini Kementerian Dalam Negeri sedang disusun RPP tentang Standar Pelayanan Minimal Penetapan SPM berdasarkan enam prinsip yaitu: 1) merupakan kebutuhan dasar bagi setiap individu secara universal; 2) pemenuhan kebutuhan dasar dapat dipenuhi sendiri oleh warga negara atau oleh pemerintah daerah; 3) merupakan pelayanan dasar yang menjadi kewenangan daerah provinsi maupun kabupatan/kota; 4) merupakan kewajiban bagi pemerintah daerah provinsi maupun kabutapan/kota untuk menjamin setiap warga negara memeroleh kebutuhan dasarnya; 5) jumlah pemenuhan kebutuhan dasar bagi setiap individu dapat distandarkan; dan 6) berlaku secara nasional. Konsep SPM pada UU 32 Tahun 2004 terdiri atas 15 urusan wajib berkaitan dengan pelayanan dasar, maka pada UU 23 Tahun 2014 urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar hanya terdiri atas enam bidang yaitu pendidikan; kesehatan; pekerjaan umum; perumahan rakyat dan kawasan permukiman; ketentraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat; serta sosial

II IMPLEMENTASI UU NOMOR 23 TAHUN 2014 A. SINKRONISASI DAN HARMONISASI PEMBANGUNAN DAERAH Dikoordinasikan oleh Kemendagri c.q Ditjen Bina Bangda Kementerian / Lembaga Sinkronisasi harmonisasi Daerah ketentuan Didasarkan pada hasil pemetaan urusan Ditujukan untuk pencapaian target pembangunan nasional Dilakukan dalam bentuk koordinasi teknis pembangunan Dikoordinasikan oleh Mendagri dan MenPPN Pasal 258 dan 259

B. PEMETAAN URUSAN PEMERINTAHAN Kebijakan Kelembagaan Organisasi Perangkat Daerah PP Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah telah diundangkan pada tanggal 19 Juni 2016 dan berlaku sejak tanggal di tetapkan. Organisasi perangkat daerah ditetapkan dengan Perda paling lambat 6 bulan setelah PP diundangkan (19 Desember 2016). Dalam penetapan OPD harus mendasarkan pada hasil pemetaan intensitas dan beban kerja yang telah dilaksanakan oleh Daerah dan Kementerian serta difasilitasi oleh Kementerian Dalam Negeri, yang hasil kesepakatannya diwujudkan dalam bentuk Berita Acara Hasil Validasi pemetaan urusan pemerintahan daerah. Hasil pemetaan tersebut dijadikan pertimbangan dalam penentuan Tipologi Perangkat Daerah. Kementerian/Lembaga atas dasar rekomendasi Mendagri, menetapkan hasil pemetaan intesitas dan beban kerja untuk kepentingan pembinaan perencanaan, penganggaran, dan kelembagaan.

Lanjutan K/L + PEMDA Dilakukan untuk Urusan Wajib Non Dasar dan Urusan Pilihan HASIL PEMETAAN WAJIB NON DASAR PILIHAN INTENSITAS URUSAN PENYELENGGARAAN URUSAN PILIHAN Didasarkan Pada Data Umum Data Urusan PEMETAAN URUSAN DIKOORDINASIKAN OLEH DITJEN BINA BANGDA Digunakan oleh K/L sebagai dasar untuk pembinaan kepada daerah Ditetapkan dengan Peraturan menteri terkait setelah mendapat rekomendasi MDN Digunakan sebagai acuan dalam : Perencanaan Kelembagaan,dan Penganggaran Pasal 24

KELEMBAGAAN PENATAAN RUANG DAERAH Pasal 18 ayat (1) Penyelenggara Pemerintahan Daerah memprioritaskan pelaksanaan Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar Urusan Pemerintahan Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang! Pasal 217 Dinas dibentuk untuk melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang? Disesuaikan dengan beban kerja yg penentuannya didasarkan pada jumlah penduduk, luas wilayah, besaran masing-masing Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah, dan kemampuan keuangan Daerah Dinas tipe A? Dinas tipe B? Dinas tipe C?

Hasil Validasi Data Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang No INTENSITAS URUSAN HASIL VALIDASI URUSAN PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG PER PROVINSI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 1 BESAR (SKOR > 800) 2 SEDANG (SKOR 600 800) 3 KECIL (400 600) 4 TIDAK TERPETAKAN Aceh (810) Kep. Riau (790) Gorontalo (568) DI. Yogyakarta Sumut (1065) Jambi (620) Maluku Utara Sumbar (975) Bengkulu (766) Papua Riau (900) Banten (755) Sumsel (1065) Kalteng (664) Kep Babel (997) Sulbar (636) Lampung (900) Sultra (770) DKI Jakarta (896) Bali (742) Jabar (982) Jateng (968) Jatim (988) Kalbar (902) Kalsel (957) Kaltim (946) Lanjutan No INTENSITAS URUSAN HASIL VALIDASI URUSAN PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG PER PROVINSI 15 16 17 18 19 20 21 22 TOTAL 1 BESAR (SKOR > 800) 2 SEDANG (SKOR 600 800) Kaltara (829) Sulut (1142) Sulteng (827) Sulsel (1012) NTB (1019) NTT (1070) Maluku (918) Papua Barat (1095) 22 8 3 KECIL (400 600) 4 TIDAK TERPETAKAN 1 3

SEBARAN LOKASI HASIL VALIDASI DATA PEMETAAN URUSAN PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG LEGENDA PETA URUSAN PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG

TINDAK LANJUT Sebagai Rekomendasi MENDAGRI Bagi K/L dalam menetapkan peraturan tentang hasil pemetaan Hasil Validasi Data Pemetaan Rekomendasi Mendagri Peraturan K/L Hasil Pemetaan Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar dan urusan Pemerintahan Pilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan peraturan menteri setelah mendapatkan rekomendasi dari menteri Persetujuan Menteri atau gubernur sebagaui wakil Pemerintah Pusat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan berdasarkan pemetaan Urusan Pemerintahan Wajib dan Urusan Pemerintahan Pilihan PERDA SOTK Daerah

TINDAK LANJUT UU 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DALAM PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM AMANAT UU NO. 23 TAHUN 2014 DALAM PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM JENIS DAN JUMLAH PRODUK HUKUM YANG DIAMANATKAN 28 PP LINGKUP KEMENDAGRI 3 PERPRES 10 PERMENDAGRI Permendagri No. 13 Tahun 2016 tentang Evaluasi Raperda Tentang RTR Daerah sebagai pengganti Permendagri No. 28 Tahun 2008 EVALUASI RAPERDA TENTANG RTR DAERAH Pasal 400 ayat (2) Perlu disusun

PENGATURAN SUBSTANSI BARU DALAM PERMENDAGRI NO. 13/2016 PENGGANTI PERMENDAGRI NO. 28/2008 Pengaturan mengenai mekanisme evaluasi Raperda tentang RZWP3K Pengaturan mengenai Konsultasi Provinsi pada saat pelaksanaan evaluasi Raperda RTR Kabupaten/Kota perubahan terminologi/definisi konsultasi Pengaturan Pemberian Nomor Register Pengaturan mengenai mekanisme peninjauan kembali

M e k a n i s m e E v a l u a s i R a p e r d a t e n t a n g R T R D a e r a h Rancangan Perda Provinsi yang mengatur tentang rencana tata ruang harus mendapat evaluasi Menteri sebelum ditetapkan oleh gubernur Rancangan Perda kab/kota yg mengatur tentang rencana tata ruang harus mendapat evaluasi Gubernur sbg wkl pemerintah pusat sebelum ditetapkan oleh bupati/walikota Evaluasi terhadap rancangan Perda Provinsi /kab/kota tentang rencana tata ruang dilaksanakan untuk menguji kesesuaian dengan kepentingan umum dan/atau ketentutan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.

C. Evaluasi Raperda tentang RTR Daerah 8 18 bulan Penyusunan Perdoman Permendagri; Permen ATR/BPN, Permen LHK; Permen Kelautan dan Perikanan; dll. Bertujuan untuk penentuan arah pengembangan, identifikasi potensi dan masalah, perumusan konsepsi rencana (struktur dan pola ruang). Persetujuan Substansi Dilaksanakan oleh Kemen ATR/BPN dengan melibatkan BKPRN dengan output Surat Persetujuan Substansi. Untuk Kab/Kota dilakukan setelah mendapatkan rekomendasi dari GUBERNUR. Persetujuan Bersama DPRD Dilakukan setelah memperbaiki hasil Persub. Paripurna dengan DPRD dengan output Surat Persetujan Bersama 6 bulan 15 hari Evaluasi Dilakukan oleh Mendagri, dalam rangka pengkajian dan penilaian terhadap rancangan Perda agar tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, kepentingan umum, kepentingan umum, dan Perda lainnya. Dilaksanakan dengan melibatkan Kemenko Perekonomian, Kemen ATR/BPN, Kemen PPN/Bappenas, Kemen LHK, dan BIG. Dilakukan oleh Gubernur dengan berkonsultasi kepada Mendagri Klarifikasi kebijakan-kebijakan baru setelah dikeluarkannya Persub. Finding/Temuan hasil pengkajian dan penelitian oleh Pemerintah Provinsi pengambilan keputusan yang belum clear. Penetapan Perda

III KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH Dalam rangka meningkatkan koordinasi dan kualitas keorganisasian BKPRD sebagai lembaga ad hoc di bidang penataan ruang diperlukan SOP untuk memperbaiki ketatalaksanaan BKPRD Permendagri Nomor 50 Tahun 2009 Pedoman Koordinasi Penataan Ruang Daerah Adanya Peran strategis BKRD BKPRD Rakornas BKPRD 2013 dan 2015 Masing-masing daerah perlu segera menyusun mekanisme dan tata kerja BKPRD sebagai panduan pelaksanaan tugas-tugas BKPRD. Rakernas BKPRN 2013 Penyusunan petunjuk teknis tentang Mekanisme dan Tata Kerja BKPRD dengan berpedoman pada Pedoman Tata Kerja Sekretariat BKPRN Telah disusun pedoman penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Kesekretariatan BKPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota No. 061/7083/SJ tgl 30 Desember 2015 sebagai acuan bagi daerah dalam pengaturan tata kerja BKPRD, khususnya terkait dengan fungsi administrasi dan pelaksanaan tugastugas kesekretariatan BKPRD.

SOP Kesekretariatan BKPRD ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah

PERAN BKPRD PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA BKPRD REKOMENDASI KEPUTUSAN EKSEKUSI PERANGKAT Koordinatif Atas Permasalahan Penataan Ruang DAERAH TUGAS Sumber: Permendagri 50/2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan Ruang Daerah Dalam BAB III Pasal 4

IV. UPAYA UPAYA YANG DILAKUKAN OLEH KEMENDAGRI C.Q. DITJEN BINA BANGDA DALAM MEWUJUDKAN PELAKSANAAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENATAAN RUANG Telah disusun hasil validasi data urusan pemerintahan yang telah dituangka dalam surat Menteri Dalam Negeri yang ditujukan kepada Menteri dan Kepala Lembaga Non Kementerian Nomor 100/2948/SJ tanggal 8 Agustus 2016 tentang Rekomendasi Hasil Pemetaan Urusan Pemerintahan Konkuren di Daerah. Telah dilakukan evaluasi terhadap Raperda tentang RTRW Provinsi sebanyak 30 Provinsi dan evaluasi terhadap rencana rinci tata ruang provinsi yaitu RTR KSP Bergasmalang Provinsi Jawa Tengah serta RDTR dan PZ Provinsi DKI Jakarta serta. Telah dilakukan fasilitasi konsultasi provinsi dalam rangka evaluasi terhadap 14 (empat belas) RTRW Kabupaten/Kota dan 2 (dua) RDTR Kabupaten.