DAMPAK PEMANFAATAN BANTARAN SUNGAITERHADAP KUALITAS LINGKUNGAN DI KELURAHAN PASAR KRUI (JURNAL)

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Pola pemukiman penduduk di suatu daerah sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Manusia membutuhkan tempat bermukim untuk memudahkan aktivtias seharihari.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral

TINJAUAN GEOGRAFIS KEBERADAAN INDUSTRI AIR MINUM PT. VODA TIRTA NIRWANA DI DESA BATU KERAMAT

PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENGGUNAAN DAN PELESTARIAN AIR DI LINGKUNGANNYA (Studi kasus di Daerah Aliran Sungai Garang, Semarang) Purwadi Suhandini

ANALISIS PERKEMBANGAN DAERAH PEMUKIMAN DI KECAMATAN BALIK BUKIT TAHUN (JURNAL) Oleh: INDARYONO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sumadi Suryabrata (2009:76), metode penelitian deskriptif adalah metode yang

Oleh: Mayang Sari 1, Sidharta Adyatma 2, Ellyn Normelani 2

PENGARUH PENURUNAN KAPASITAS ALUR SUNGAI PEKALONGAN TERHADAP AREAL HUNIAN DI TEPI SUNGAI TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN SAWAH MENJADI PERMUKIMAN DI KECAMATAN PRINGSEWU TAHUN (Jurnal) Oleh YUYUT ARIYANTO

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif,

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung yang berada dibagian selatan Pulau Sumatera mempunyai alam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MITIGASI BENCANA ALAM II. Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. sebagai akibat akumulasi beberapa faktor yaitu: hujan, kondisi sungai, kondisi

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari pulau-pulau besar dan

III METODOLOGI PENELITIAN

FAKTOR PENDUKUNG KERAJINAN BATU BATA DI KELURAHAN RAJABASA JAYA BANDAR LAMPUNG 2012 (JURNAL) Oleh: PERISTIANIKA

DESKRIPSI TENAGA KERJA INDUSTRI KERUPUK RAFIKA DI KELURAHAN TANJUNG HARAPAN KECAMATAN KOTABUMI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2012

Karakteristik Sosial Ekonomi Kepala Rumah Tangga Di Perumahan Permata Biru Kelurahan Sukarame Tahun 2015

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang lebih mengarah pada pengungkapan suatu

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Deskripsi Pengelolaan Situ Rawa Badung. akibat pembangunan jalan dan pemukiman (lihat Gambar 3).

ANALISIS DAERAH RAWAN LONGSOR DI KECAMATAN WAY KRUI TAHUN 2015 (JURNAL) Oleh. Catur Pangestu W

ADITYA PERDANA Tugas Akhir Fakultas Teknik Perencanaan Wilayah Dan Kota Universitas Esa Unggul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Banjir adalah peristiwa meluapnya air hingga ke daratan. Banjir juga

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Tulabolo adalah bagian dari wilayah Kecamatan Suwawa Timur,

PEMANFAATAN SUNGAI CI KARO UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN DOMESTIK MASYARAKAT DI DESA KAWUNGSARI KECAMATAN CIBEUREUM KABUPATEN KUNINGAN

BAB I PENDAHULUAN. Kota Palembang adalah 102,47 Km² dengan ketinggian rata-rata 8 meter dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. lukisan atau tulisan (Nursid Sumaatmadja:30). Dikemukakan juga oleh Sumadi (2003:1) dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Darda (2009) dijelaskan secara rinci bahwa, Indonesia merupakan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif yang dilengkapi dengan

LAMPIRAN 1 Kuisioner Tahap I (Mencari Peristiwa Risiko Tinggi)

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG INFRASTRUKTUR DI KELURAHAN ANDURING KOTA PADANG JURNAL

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. bawah tanah atau disebut sebagai underground river, misalnya sungai bawah tanah di

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peningkatan kebutuhan penduduk terhadap lahan baik itu untuk

BAB II KONDISI UMUM LOKASI

penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan sampah (pasal 6 huruf d).

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN

METODE PENELITIAN. penelitian deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang

BAB I. PENDAHULUAN. masyarakat yang bermukim di pedesaan, sehingga mereka termotivasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan pemukiman. Sebagaimana kota menurut pengertian Bintarto (1977:9)

Disajikan oleh: 1.Michael Ario, S.H. 2.Rizka Adellina, S.H. (Staf Bagian PUU II Subbagian Penataan Ruang, Biro Hukum, KemenPU)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan satu kesatuan ekosistem yang unsur-unsur

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN PEMUKIMAN DI KECAMATAN SEBERANG ULU I KOTA PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. terpadu dengan lingkungannya dan diantaranya terjalin suatu hubungan fungsional

BAB I PENDAHULUAN. terus-menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara). Sungai merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dialami masyarakat yang terkena banjir namun juga dialami oleh. pemerintah. Mengatasi serta mengurangi kerugian-kerugian banjir

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Umum

BAB I PENDAHULUAN. digaris khatulistiwa pada posisi silang antara dua benua dan dua samudra dengan

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

BAB IV ANALISIS. 4.1 ANALISIS FUNGSIONAL a) Organisasi Ruang

Analisis Konsentrasi dan Laju Angkutan Sedimen Melayang pada Sungai Sebalo di Kecamatan Bengkayang Yenni Pratiwi a, Muliadi a*, Muh.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Hampir semua sektor pembangunan fisik memerlukan lahan,

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG BERDIRINYA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI DESA CANDIMAS KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2013.

I. PENDAHULUAN. kebutuhan pokok manusia, seperti kebutuhan makan, pakaian, dan tempat tinggal

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM 1.2 LATAR BELAKANG

BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO 2016

I. PENDAHULUAN. dan moril. Salah satu fungsi pemerintah dalam hal ini adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Partisipasi Masyarakat Dalam..., Faizal Utomo, FKIP, UMP, 2016

BANJIR (PENGERTIAN PENYEBAB, DAMPAK DAN USAHA PENANGGULANGANNYA)

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Deskripsi Lingkungan Permukiman Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah Galuga Berdasarkan Penilaian Responden

BAB I PENDAHULUAN. Semua makhluk hidup memerlukan air. Manusia sebagian tubuhnya terdiri

KONDISI SANITASI LINGKUNGAN DI KENAGARIAN BIDAR ALAM KECAMATAN SANGIR JUJUAN KABUPATEN SOLOK SELATAN JURNAL

PEMANFAATAN AIR PDAM OLEH PENDUDUK DESA PURAJAYA DAN PURAWIWITAN KABUPATEN LAMPUNG BARAT (JURNAL) Oleh : ALVITRIANI

Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung

Geo Image 1 (1) (2012) Geo Image.

JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN III (TIGA) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN

BAB I PENDAHULUAN. ini. Terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard Km 3 air dengan persentase 97,5%

BAB I PENDAHULUAN - 1 -

BAB I PENDAHULUAN. pertemuan 3 (tiga) lempeng tektonik dunia, yaitu lempeng Euro-Asia di. tsunami, banjir, tanah longsor, dan lain sebagainya.

IDENTIFIKASI PEMANFAATAN DAERAH SEMPADAN SUNGAI TUKAD PETANU

BAB III METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi merupakan cabang ilmu yang dulunya disebut sebagai ilmu bumi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak sungai,

1. PENDAHULUAN. masih merupakan tulang pungung pembangunan nasional. Salah satu fungsi lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Peningkatan pendapatan di negara ini ditunjukkan dengan

PENDAHULUAN. waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran

BAB I PENDAHULUAN. musim hujan, mengingat hampir semua kota di Indonesia mengalami banjir.

terbuka hijau yang telah diubah menjadi ruang-ruang terbangun, yang tujuannya juga untuk memenuhi kebutuhan sosial ekonomi penduduk kota itu sendiri.

III. METODOLOGI PENELITIAN. (Suharsimi Arikunto, 2006:219). Dalam melakukan penelitian, haruslah dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Oleh: ANA KUSUMAWATI

Transkripsi:

DAMPAK PEMANFAATAN BANTARAN SUNGAITERHADAP KUALITAS LINGKUNGAN DI KELURAHAN PASAR KRUI (JURNAL) Oleh : WAN HAKKI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2015

1 ABSTRAK DAMPAK PEMANFAATAN BANTARAN SUNGAI TERHADAP KUALITAS LINGKUNGAN DI KELURAHAN PASAR KRUI Wan Hakki 1, I Gede Sugiyanta 2, Edy Haryono 3 This research aimed to know the impact of the utilization of riverbanks for settlement against the enviromental quality in Kelurahan Pasar Krui Pesisir Tengah District of Pesisir Barat Regency. Respondents in this research were 30 families which in riverbanks area. Method in this research was descriptive method. Data collecting technique was using questionnaire, observation and documentations. Data analysis technique in this research was simple percentage distribution and map analysis. This research result indicated that : 1). The average of narrowing Tuwak riverbanks is 8 meters. 2). A total of 27 (90%) of respondents throw the garbages to the Tuwak riverbanks beacause it is nearer with the settlements in samours of landfills. 3). A total 30 (100%) of respondents said there is contamination is Tuwak river because water mixed with trash. Key words: Riverbank, settlement,environment. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak pemanfaatan bantaran sungai untuk permukiman terhadap kualitas lingkungan di Kelurahan Pasar Krui Kecamatan Barat. Responden dalam penelitian ini adalah 30 Kepala Keluarga (KK) yang bermukim di area bantaran sungai. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara kuesioner, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu teknik analisis distribusi persentase sederhana dan analisis peta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Rata-rata penyempitan bantaran Sungai Tuwak adalah 8 meter. 2) Sebanyak 27 (90%) responden membuang sampah di Sungai Tuwak karena lebih dekat dengan permukiman penduduk daripada tempat pembuangan sampah umum. 3) Sebanyak 30 (100%) responden menyatakan terjadi pencemaransungai Tuwak karenaterlihat air sungai bercampur dengan sampah. Kata kunci: bantaran sungai, permukiman, lingkungan. Keterangan : 1 Mahasiswa Pendidikan Geografi 2 Dosen Pembimbing 1 3 Dosen Pembimbing 2

2 PENDAHULUAN Pola pemukiman penduduk di suatu daerah sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik daerahnya, kondisi fisik yang dimaksud yaitu topografi wilayah. Pengaruh kondisi fisik ini sangat terlihat pada pola pemukiman di daerah pedesaan, contohnya pola permukiman penduduk yang memanjang mengikuti aliran sungai. Sebagaimana yang dikemukakan Sumadi (2003:45): Permukiman penduduk sangat tergantung dengan kondisi lingkungan, seperti memanjang aliran sungai, memanjang jalan, dan memanjang jalan kereta api. Hal ini sesuai konsep geografi yaitu konsep pola berkaitan erat dengan susunan bentuk atau persebaran fenomena dalam ruang di muka bumi, baik fenomena yang bersifat alami atau fisis. Seperti pola aliran sungai, pola persebaran vegetasi, jenis tanah dan pola curah hujan di daerah tertentu, ataupun fenomena sosial budaya seperti pola permukiman, pola persebaran penduduk, pola pendapatan, pola mata pencaharian, jenis rumah tempat tinggal dan sebagainya. Pembangunan permukiman yang mengikuti pola aliran sungai bisa disebabkan ketika lahan untuk pemukiman semakin sulit ditemukan hal ini dikarenakan kondisi fisik di daerah tersebut tidak layak untuk dijadikan tempat permukiman, contohnya kondisi fisik daerah pantai yang berbukit-bukit sehingga penduduk sekitar sulit untuk menemukan tempat untuk bermukim, sehingga sebagian penduduk lebih memilih untuk membangun permukiman di area bantaran sungai meskipun pada daerah tersebut tetap saja tidak layak untuk dijadikan tempat permukiman contohnya rawan bencana longsor yang diakibatkan banjir. Aktivitas aktivitas penduduk yang bermukim di area bantaran sungai akan berdampak pada kualitas lingkungan. Pada umumnya penduduk yang bermukim di area bantaran sungai membuang sampah rumah tangga mereka kesungai sehingga menimbulkan pencemaran air sungai, selain itu akibat sampah yang mengendap disungai akan berdampak pada pendangkalan air sungai akibat pengendapan sampah. Akibat aktivitas aktivitas penduduk tersebut akan menimbulkan lingkungan yang tidak sehat, sehingga akan berdampak buruk bagi kesehatan, contohnya penduduk yang bermukim di area bantaran sungai tersebut akan lebih mudah terserang penyakit. Bantaran sungai seharusnya berfungsi sebagai laha penyerap polusi, dan penghasil oksigen yang sangat membantu terciptanya lingkungan yang sehat dan baik tidak bisa bekerja secara baik akibat pembangunan permukiman di area bantaran sungai. Sebagaimana yang dikemukakan Tarsoen (2005:11-13) dalam Sjarifah Salmah (2010:32): Idealnya bantaran sungai sebagai lahan konservasi bertujuan mencegah, memelihara dan melindungi badan sungai dari longsoran dan/atau erosi akibat bencana alam atau usikan prilaku manusia, dan juga sebagai lahan resapan air saat debit air melebihi normal. Bantaran sungai yang terpelihara secara alamiah sebagai lahan konservasi akan memberikan manfaat sebagai penghasil oksigen (O 2 ) penyerap polusi udara (CO 2 ),

3 penyerap polutan (dari logam berat, debu dan belerang), peredam kebisingan, penahan angin dan matahari. Dengan demikian berarti, bantaran sungai yang terpelihara dan terlindungi dalam kondisi alamiah, akan memberi manfaat untuk proses kehidupan biota baik di darat maupun di air. Kelurahan Pasar Krui merupakan Kelurahan yang berada di Kecamatan Barat dengan luas wilayah 500 km 2 mempunyai Jumlah penduduk sebanyak 5.749 jiwa, dengan 1.585 kepala keluarga, dan 316 kepala keluarga yang bermukim di bantaran Sungai Tuwak. Akibat aktivitas penduduk yang bermukim di bantaran Sungai Tuwak, banyak penduduk yang membuang sampah tidak pada tempatnya, contohnya membuang sampah di Sungai Tuwak. Hal ini terjadi karena sungai dekat dari permukiman mereka sehingga mereka lebih leluasa untuk membuang sampah rumah tangga mereka di Sungai Tuwak, sehingga menimbulkan pencemaran pada air sungai. Dari hal-hal yang dikemukakan di latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai: Dampak Pemanfaatan Bantaran Sungai Untuk Permukiman Terhadap Kualitas Lingkungan di Kelurahan Pasar Krui Kecmatan Pesisir Tengan Kabupaten Pesisir Barat. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Menurut Sumadi Suryabrata (2012:76): Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat pencandraan (deskripsi) mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian. Dalam arti penelitian deskriptif itu adalah akumulasi data dasar dalam cara deskriptif semata-mata tidak perlu mencari atau menerangkan saling berhubungan, mentest hipotesis, membuat ramalan, atau mendapatkan makna dan implikasi walaupun penelitian yang bertujuan untuk menemukan hal-hal tersebut dapat mencakup juga metode-metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh areal bantaran Sungai Tuwak yang terdapat permukiman penduduk di Kelurahan Pasar Krui Kecamatan Barat. Agar dapat mengetahui dampak pemanfaatan bantaran sungai untuk permukiman maka responden dalam penelitian ini yaitu 30 kepala keluarga yang bermukim di bantaran Sungai Tuwak. Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan purposive sample. Menurut Suharsimi Arikunto, (2010:183) purposive sample adalah sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Adapun purposive sample yang dimaksud adalah area bantaran Sungai Tuwak di Kelurahan Pasar

4 Krui Kecamatan Pesisir Tengah Kabupaten Pesisir Barat. Berdasarkan jumlah penduduk yang paling banyak maka sampel dalam penelitian ini yaitu Lingkungan I (624 jiwa) dan Lingkungan II (793 jiwa), sedangkan Lingkungan III (479 jiwa) tidak digunakan karena jumlah penduduknya paling sedikit Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: Distribusi persentase sederhana. Menurut Arief SukadiSadiman(1993:96), mengemukakan bahwa: Distribusi persentase sederhana adalah distribusi yang frekuensinya telah diubah ke dalam persentase. Langkah pertama dalam menyusun suatu distribusi persentase adalah membagi jumlah observasi dalam masing-masing variabel (f) dengan jumlah frekuensi (n). Setelah pembagian dilakukan hasilnya dikalikan dengan 100 untuk menghasilkan persentase. Analisis data menggunakan distribusi persentase sederhana untuk mengetahui tentang alasan membuang sampah di sungai dan pencemaran air sungai. Berdasarkan data yang telah diolah atau dianalisa tersebut, sebagai dasar untuk membuat deskripsi secara sistematis sebagai laporan hasil penelitian dan membuat kesimpulan akhir dari laporan penelitian. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut: f 0 / 0 = x 100 0 / 0 N (Arief Sukadi Sadiman, 1993:96) Keterangan: 0 / 0 = Persentase N =Jumlah frekuensi f =Kategori variabel 100 =Konstanta. Indikator dalam penelitian ini yaitu: a. Bantaran sungai Indikator bantaran sungai dalam penelitian ini adalah jalur tanah yang berada di kiri-kanan sungai. b. Pemanfaatan bantaran sungai untuk permukiman Indikator pemanfaatan bantaran sungai untuk permukiman dalam penelitian ini adalah dapat dilihat dengan adanya bangunan rumahrumah penduduk yang didirikan di bantaran sungai. c. Penyempitan bantaran sungai Indikator penyempitan bantaran sungai dalam penelitian ini adalah berkurangnya lebar alami bantaran sungai awal yang ditetapkan pada daerah permukiman yaitu 10-15 meter. d. Membuang sampah di sungai Indikator membuang sampah di sungai dalam penelitian ini adalah dapat dilihat dengan adanya tumpukan sampah di sungai. e. Pencemaran Air Sungai Indikator Pencemaran air sungai dalam penelitian ini adalah bisa dilihat dengan adanya perubahan warna air sungai dan bau busuk pada air sungai. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dari penelitian ini yaitu dampak pemanfaatan bantaran sungai untuk permukiman terhadap

5 kualitasl lingkungan, antara penyempitan bantaran sungai, alasan penduduk membuang sampah disungai, dan pencemaran airsungai. Secara astronomis Kelurahan Pasar Krui Kecamatan Pesisir Tengah Kabupaten Pesisir Barat terletak antara 05 0 11 14 LS - 05 0 11 18 LS dan 103 0 56 03 BT - 103 0 56 05 BT sehingga Kelurahan Pasar Krui merupakan daerah yang ideal untuk dijadikan Ibu Kota Kabupaten Pesisir Barat karena Kelurahan Pasar Krui berada di tengah-tengah wilayah Kabupaten Pesisir Barat. Secara administratif Kelurahan Pasar Krui terletak di wilayah Kecamatan Barat. Adapun batas-batas wilayahnya adalah: (1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Kota Krui (2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kampung Jawa (3) Sebelah Barat berbatasan dengan Samudra Hindia (4) Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Pahmungan Kelurahan Pasar Krui merupakan daerah yang strategis karena dihubungkan langsung oleh jalan Nasional, yang terhubung ke Kabupaten Tanggamus dan Kabupaten Lampung Barat. Merupakan jalur jalan yang dipakai oleh semua trayek mobil bus, mikrolet, dan ojek sepeda motor. Selain itu juga hanya berjarak 1km dari Bandara Penerbangan Perintis di Desa Serai. Air permukaan tanah di Kelurahan Pasar Krui Kecamatan Pesisir Tengah Kabupaten Pesisir Barat adalah Way Tuwak, dengan panjang sungai 3,5 km dan lebar sungai 15 meter. Aliran Sungai Tuwak dahulu digunakan oleh pemerintah Lampung Barat sebagai liran air penanggulangan bencana kebakaran, pengaliran air ke sawah-sawah masyarakat setempat, serta untuk keperluan sehari-hari. Akan tetapi pada saat ini tidak lagi berfungsi karena kondisi air yang sudah sangat tercemar akibah limbah rumah tangga yang dibuang penduduk ke Sungai Tuwak. Penduduk di Kelurahan Pasar Krui Kecamatan Pesisir Tengah Kabupaten Pesisir mempunyai sumur bor dan sumur gali yang airnya bersumber dari air tanah di daerah tersebut. Kedalaman Sumur gali penduduk mempunyai rata-rata 8-10 Meter, sedangkan kedalaman sumur bor mempunyai rata-rata 15-20 Meter. Masyarakat Kelurahan Pasar Krui menggunakan air sumur untuk keperluan sehari-hari, seperti digunakan untuk mandi, mencuci, dan untuk air minum. 1. Penyempitan bantaran sungai Penyempitan bantaran Sungai Tuwak di Kelurahan Pasar Krui Kabupaten Pesisir Barat dapat dilihat dengan adanya bangunan-bangunan penduduk yang didirikan pada area bantaran Sungai Tuwak sehingga menimbulkan penyempitan pada lebar alami bantaran Sungai Tuwak. Untuk lebih melihat tentang penyempitan bantaran Sungai Tuwak di Kelurahan Pasar Krui Kecamatan Barat yang disebabkan oleh pembangunan permukiman di area bantaran sungai dapat dilihat pada Gambar 1 berikut.

6 Gambar 1.Penyempitan bantaran Sungai Tuwak bantaran Sungai Tuwak diakibatkan oleh pembangunan permukiman di area bantaran sungai yang dilakukan oleh penduduk. Dari 8 titik yang dilakukan pengukuran di area bantaran Sungai Tuwak dapat diketahui bahwa ratarata peyempitan bantaran Sungai Tuwak adalah 8 meter. Untuk lebih jelasnya mengenai dapat dilihat pada Tabel 1berikutt penyempitan bantaran Sungai Tuwak. Berdasarkan Gambar 1 di atas, bisa dijelaskan bahwa penyempitan lebar Tabel 1. 8 Titik Penyempitan pada Bantaran Sungai Tuwak di Kelurahan Pasar Krui Kabupaten Pesisir Barat. Titik penyempitan Lebar awal (Teori) (m) Lebar sekarang (m) Lebar penyempitan (m) I 10 0 10 II 10 2 8 III 10 0 10 IV 10 2 8 V 10 2 8 VI 10 3 7 VII 10 4 6 VIII 10 3 7 Jumlah 80 16 64 Rata-rata penyempitan 8 Sumber: Data Hasil Penelitian Tahun 2015 Berdasarkan Tabel 1di atas, dapat dijelaskan bahwa rata-rata penyempitan pada bantaran Sungai Tuwak adalah 8 meter. Pada titik I terjadi penyempitan yang paling banyak yaitu10 meter, karna pada titik I daerah bantaran sungainya landai sehingga banyak penduduk yang membangun permukiman pada daerah tersebut. Paling sedikit penyempitan bantaran sungai terletak pada titik VII yaitu 6 meter, hal ini disebabkan karena daerah bantaran sungainya curam sehingga hanya sedikit penduduk yang membangun permukiman pada daerah tersebut. 2. Alasan penduduk membuang sampah di sungai Sungai merupakan sesuatu yang sangat berguna demi kelangsungan setiap makhluk hidup yang ada di dunia ini. Bagi manusia air sungai sangat bermanfaat untuk menunjang kebutuhan hidupnya sehari-hari, sungai bisa dimanfaatkan sebagai air minum, mencuci, dan ada juga

7 sebagian orang yang memanfaatkannya sebagai sumber pembangkit tenaga listrik. Akan tetapi berbeda dengan yang terjadi pada Sungai Tuwak Kelurahan Pasar Krui Kabupaten Pesisir Barat, penduduk yang bermukim di area bantaran sungai tersebut kebanyakan memanfaatkannya sebagai tempat pembuangan sampah rumah tangga mereka, yang tentu saja akan merusak kelestarian dan sungai tersebut. Untuk lebih jelasnya mengenai alasan penduduk membuang sampah ke Sungai Tuwak, dapat dilihat pada Tabel 2 berikut. Tabel 2. Alasan Penduduk membuang sampah di Sungai Tuwak Kelurahan Pasar Krui Kecamatan Barat No Alasan membuang sampah di sungai Jumlah responden (Orang) Persentase ( o / o ) 1 mudah 28 90 2 Tidak dipungut biaya 2 6,6 Jumlah 30 100 Sumber: Data Hasil Penelitian Tahun 2015 Berdasarkan Tabel 2 di atas,dapat dijelaskan bahwa sebanyak 28 responden membuang sampah di Sungai Tuwak beralasan mudah dilakukan karena penduduk yang bermukim di area bantaran Sungai Tuwak rata-rata mepunyai jendela yang menghadap ke sungai di setiap rumah mereka masing-masing, sehingga mereka dapat langsung membuang sampah di sungai tanpa perlu untuk membuang sampah ke tempat pembuangan umum yang jauh dari permukiman mereka. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Gambar 2 berikut. Gambar 2: Jendela rumah penduduk yangmemudahkan mereka untuk membuang sampah di sungai. Berdasarkan Gambar 2, dapat dijelaskan bahwa permukiman penduduk yang berada di area bantaran sungai, yang memiliki jendela di belakang rumah mereka masing-masing sebagai sarana untuk membuang sampah rumah tangga mereka ke Sungai Tuwak. Jarak pembuangan sampah umum dari permukiman penduduk yang berada di Lingkungan I yaitu 2 Km, letak pembuangan sampah umum yang jauh membuat penduduk membuang sampah tidak pada tempatnya, sehingga sungai menjadi alternatif tempat pembuangan sampah rumah tangga mereka. Permukiman penduduk yang terdekat dengan tempat pembuangan sampah umum yaitu berjarak 400 M, meski

8 tempat pembuangan sampah umum hanya berjarak 400 M penduduk lebih memilih membuang sampah di Sungai Tuwak dengan alasan membuang sampah di tempat umum dipungut biaya. Rendahnya kesadaran penduduk yang bermukim di area bantaran Sungai Tuwak dalam menjaga kebersihan dan kelestarian sungai, tentu akan merusak lingkungan pada daerah tersebut.sungai akan mengalami pendangkalan akibat penyumbatan sampah yang dibuang oleh penduduk dan air sungai tidak bisa dimanfaatkan lagi karena air sungai telah tercemar oleh kotoran. Selain merusak lingkungan membuang sampah tidak pada tempatnya juga akan membawa ancaman penyakit bagi penduduk yang bermukim di area tersebut, terutama bagi anak-anak yang daya tubuhnya relatif rendah. Tabel 3. Tengah Kabupaten Pesisir Barat. No Kondisi Air Sungai Jumlah Responden (Orang) 3. Pencemaran fisik air sungai Pada saat ini penduduk yang bermukim di area bantaran Sungai Tuwak Kelurahan Pasar Krui Kecamatan Pesisir Tengah Kabupaten Pesisir Barat tidak bisa memanfaatkan aliran Sungai Tuwak untuk kebutuhan sehari-hari karena airnya sudah tercemar. Padahal pada kenyataannya pencemaran air Sungai Tuwak disebabkan oleh penduduk yang bermukim pada bantaran Sungai Tuwak itu sendiri. Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi air Sungai Tuwak Kelurahan Pasar Krui Kecamatan Pesisir Tengah Kabupaten Pesisir Barat dapat dilihat pada Tabel 3 berikut. Kondisi air Sungai Tuwak Kelurahan Pasar Krui Kecamatan Pesisir Persentase ( o / o ) 2 Tercemar 30 100 2 Tidak Tercemar 0 0 Jumlah 30 100 Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015 Berdasarkan Tabel 3 di atas, dapat dijelaskan bahwa kondisi air sungai Tuwak Kelurahan Pasar Krui Kecamatan Pesisir Tengah Kabupaten Pesisir Barat sudah tercemar, hal ini diketahui dari hasil wawancara dengan 30 responden menyatakan air Sungai Tuwak tercemar akibat sampah rumah tanggaa. Dengan demikian jelas bahwa kebiasaan penduduk yang bermukim di area bantaran Sungai Tuwak membuang sampah rumah tangga mereka ke sungai yang telah menyebabkan pencemaran fisik air sungai. Untuk lebih jelasnya mengenai pencemaran fisik air Sungai Tuwak Kelurahan Pasar Krui Kecamatan Barat bagian tengah dapat dilihat pada Gambar 3 berikut.

9 Gambar 3. Pencemaran fisik air Sungai Tuwak bagian tengah Berdasarkan Gambar 3 di atas, dapat dijelaskan bahwa terjadi pencemaran fisik air sungai, yang bisa dilihat dari perubahan warna air sungai yang pada awalnya jernih menjadi bewarna kecoklatan dan juga bisa dilihat dengan bercampurnya air sungai dengan kotoran rumah tangga yang dibuang oleh penduduk sekitar. Kemudian mengenai pencemaran fisik air Sungai Tuwak Kelurahan Pasar Krui Kecamatan Pesisir Tengah Kabupaten Pesisir Barat bagian hilir dapat dilihat pada Gambar 4 berikut. Gambar 4. Pencemaran fisik air SungaiTuwak bagian hilir Dengan demikian jelas bahwa kebiasaan penduduk yang bermukim di area bantaran Sungai Tuwak membuang sampah rumah tangga mereka ke sungai yang telah menyebabkan pencemaran fisik air sungai. Berdasarkan uraian di atas maka dapat diketahui secara keseluruhan mengenai pemanfaatan bantaran Sungai Tuwak untuk permukiman berdampak negatif terhadap kualitas lingkungan. Selain itu dapat mengancam kesehatan penduduk yang bermukim di area bantaran Sungai Tuwak Kelurahan Pasar Krui Kecamatan Pesisir Tengah Kabupaten Pesisir Barat.

10 SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penelitian mengenai Dampak Pemanfaatan Bantaran Sungai Untuk Permukiman Terhadap Kualitas Lingkungan di Kelurahan Pasar Krui Kecamatan Barat, dapat disimpulkan bahwa: a. Terdapat penyempitan pada bantaran Sungai Tuwak, ini dapat dibuktikan dengan pernyataan responden sebanyak 30 (100%) menyatakan terdapat penyempitan pada bantaran Sungai Tuwak dan dapat dibuktikan dengan hasil pengukuran dilapangan menunjukan 8 titik yaitu di Lingkungan I dan Lingkungan II, lebar bantaran sungai telah mengalami penyempitan rata-rata 8 meter. b. Penduduk membuang sampah di Sungai Tuwak Kelurahan Pasar Krui Kecamatan Pesisir Tengah Kabupaten Pesisir Barat dengan alasan mudah dilakukan, hal ini dapat dibuktikan dengan pernyataan responden sebanyak 27 (90%) membuang sampah di Sungai Tuwak karena mudah dilakukan. Untuk mengurangi dampak akibat pemanfaatan bantaran sungai permukiman di Tuwak Kelurahan Pasar Krui Kecamatan Pesisir Tengah Kabupaten Pesisir Barat disarankan bahwa: 1. Penduduk yang bermukim di area Bantaran Sungai Tuwak Kelurahan Pasar Krui Kecamatan Barat tidak membuang sampah di sungai. 2. Penduduk yang bermukim di area Bantaran Sungai Tuwak Kelurahan Pasar Krui Kecamatan Barat mempunyai tempat pembuangan sampah masingmasing. 3. Penduduk yang bermukim di area Bantaran Sungai Tuwak Kelurahan Pasar Krui Kecamatan Barat harus rajin bergotong royong membersihkan aliran sungai. 4. Untuk perangkat Kelurahan Pasar Krui Kecamatan Pesisir Tengah Kabupaten Pesisir Barat bersama instansi setempat hendaknya semakin intensif dalam memberikan penyuluhan bagi masyarak tentang betapa pentingnya kelestarian air sungai. c. Terjadi pencemaran fisik air Sungai Tuwak, hal ini dapat dibuktikan dengan pernyataan responden sebanyak 30 (100%) menyatakan terjadi pencemaran air sungai yang dapat dilihat dengan bercampurnya sampah kedalam air sungai.

11 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. Rineka Cipta. Sadiman, A. S. 1993. Metode dan Analisis Penelitian Mencari Hubungan Jilid 1. Jakarta. Erlangga. Salmah, S. 2010. PenataaBantaran Sungai Ditinjau dari Aspek Lingkungan. Jakarta. Trans Info Media. Sumadi. 2010. Perkembangan Pemikiran dan Kajian Geografi. Bandar Lampung. FKIP Universitas Lampung. Suryabrata, S. 2012. Metodologi Penelitian. Jakarta. Raja Grafindo Persada.