Agustiningsih. Achmad Wildan Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang. Mindaningsih Sekolah Menengah Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk.

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

AKTIVITAS ANTIBAKTERI SENYAWA AKTIF DAUN SENGGANI (Melastoma candidum D.Don) TERHADAP Bacillus Licheniformis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kandungan fenolik total, kandungan flavonoid total, nilai IC 50 serta nilai SPF

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemeriksaan ciri makroskopik rambut jagung adalah seperti yang terdapat pada Gambar 4.1.

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kering, dengan hasil sebagai berikut: Table 2. Hasil Uji Pendahuluan

Anang Budi Utomo, Agus Suprijono, Ardan Risdianto. Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kandungan rhodamin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Determinasi Tanaman. acuan Flora of Java: Spermatophytes only Volume 2 karangan Backer dan Van

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daun pohon suren (Toona sinensis

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID DARI FASE n-butanol DAUN JERUK PURUT (Citrus hystrix.dc)

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

PHARMACY, Vol.06 No. 02 Agustus 2009 ISSN ANALISIS KUALITATIF PARASETAMOL PADA SEDIAAN JAMU SERBUK PEGAL LINU YANG BEREDAR DI PURWOKERTO

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji aktivitas antioksidan pada

Lampiran 1. Gambar tumbuhan gambas (Luffa cutangula L. Roxb.)

BAB III METODOLOGI. Metodologi penelitian ini meliputi penyiapan dan pengolahan sampel, uji

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Muhammadiyah Semarang di Jalan Wonodri Sendang Raya 2A Semarang.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Ekstraksi Zat Warna Rhodamin B dalam Sampel

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah ekstrak etanol daun pandan wangi.

: Jamu Flu Tulang. Jamu. Jamu Metampiron. Metampiron ekstraksi. 1-bubuk. Jamu. 2-bubuk. Tabel 1 Hasil Reaksi Warna Dengan pereaksi FeCl3

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan.

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan Juni 2010 di

ANALISIS PEWARNA RHODAMIN B DALAM ARUM MANIS SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis DI DAERAH SUKOHARJO DAN SURAKARTA

BAB II METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Hasil identifikasi sponge

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Uji Aktivitas dan Pemilihan Ekstrak Terbaik Buah Andaliman

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. - Beaker glass 1000 ml Pyrex. - Erlenmeyer 1000 ml Pyrex. - Labu didih 1000 ml Buchi. - Labu rotap 1000 ml Buchi

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Dari 100 kg sampel kulit kacang tanah yang dimaserasi dengan 420 L

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di

BAB V HASIL PENELITIAN. 5.1 Penyiapan Bahan Hasil determinasi tumbuhan yang telah dilakukan di UPT Balai

PERBANDINGAN KADAR FENOLIK TOTAL EKSTRAK METANOL KELOPAK MERAH DAN UNGU BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa, Linn) SECARA SPEKTROFOTOMETRI

IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA DAN UJI DAYA ANTIOKSIDAN EKSTRAK BUAH DENGEN (DilleniaserrataThunbr.)

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Serbuk Simplisia Pengumpulan Bahan Determinasi Tanaman

BAB III MATERI DAN METODE. Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian,

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia)

Lampiran 1. Surat Identifikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi-Bogor.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tempat penelitian sebagai berikut :

HASIL DA PEMBAHASA. Kadar Air

BAB IV METODE PENELITIAN. glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan dengan metode uji toleransi glukosa.

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III. Metode Penelitian. kandungan fenolik total, kandungan flavonoid total, nilai IC50 serta nilai SPF

IDENTIFIKASI SENYAWA ANTIOKSIDAN DALAM SELADA AIR (Nasturtium officinale R.Br)

KARAKTERISASI SIMPLISIA DAN EKSTRAK ETANOL DAUN BERTONI (Stevia rebaudiana) DARI TIGA TEMPAT TUMBUH

Lampiran 1. Surat identifikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi-Bogor.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. identitas tanaman tersebut, apakah tanaman tersebut benar-benar tanaman yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA KIMIA DALAM FRAKSI NON-POLAR DARI TANAMAN PURWOCENG (Pimpinella pruatjan Molk)

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental, karena

BAB III METODE PENELITIAN. Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3 Percobaan dan Hasil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September 2015 di

Lampiran 1. Lampiran Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN. Persentase inhibisi = K ( S1 K

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Simplisia 3.4 Karakterisasi Simplisia

Transkripsi:

Momentum, Vol. 6, No. 2, Oktober 2010 : 36-41 Agustiningsih Achmad Wildan Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang Mindaningsih Sekolah Menengah Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang OPTIMASI CAIRAN PENYARI PADA PEMBUATAN EKSTRAK DAUN PANDAN WANGI (Pandanus amaryllifous Roxb) SECARA MASERASI TERHADAP KADAR FENOLIK DAN FLAVONOID TOTAL. Pandan wangi (Pandanus amaryllifous Roxb) merupakan salah satu tanaman yang digunakan sebagai tonikum, penambah nafsu makan, penenang, penyedap, pewangi dan pemberi warna hijau pada masakan. Mengandung alkaloida, saponin, flavonoida, tanin, polifenol, fenil propanoid, dan zat warna (Dalimartha, 2000:103). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar fenolik dan flavonoid total dari hasil ekstraksi cairan penyari yang berbeda serta mengetahui cairan penyari yang paling optimal menarik senyawa fenolik dan flavonoid. Penyarian dilakukan dengan cara maserasi air; etanol ; dan air : etanol (0,5 : 0,5). Uji pendahuluan kandungan kimianya menggunakan reaksi warna dan KLT. Hasil KLT senyawa flavonoid dari ketiga penyari adalah sama yaitu Rf = 0,60. Optimasi cairan penyari menggunakan metode simplex lattice design diperoleh dengan uji t. Hasil kadar fenolik total ekstrak daun pandan wangi penyari air = 24,0004 mg/g ekstrak; etanol = 478,7629 mg/g ekstrak; air : etanol (0,5 : 0,5) = 308,9702 mg/g ekstrak. Kadar flavonoid total ekstrak daun pandan wangi penyari air = 4,6102 mg/g ekstrak; etanol = 99,4086 mg/g ekstrak; air : etanol (0,5 : 0,5) = 33,6216 mg/g ekstrak. Hasil optimasi menunjukkan cairan penyari yang paling maksimal menarik senyawa fenolik dan flavonoid adalah etanol dengan kadar fenolik total 478,7629 mg/g dan kadar flavonoid total 99,4086 mg/g. Uji t menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan kadar fenolik dan flavonoid total antara teori dengan percobaan. Kata kunci : Daun pandan wangi, cairan penyari, kadar fenolik total, kadar flavonoid total, optimasi. Pendahuluan Pengobatan tradisional sudah dikenal di Indonesia sejak ribuan tahun yang lalu, sebelum pelayanan kesehatan dengan obat-obatan modern dikenal masyarakat, pengobatan tradisional tersebut menggunakan tanaman berkhasiat obat. Pengobatan ini mulai diakui oleh masyarakat dunia, dan menandai kesadaran untuk kembali ke alam. Pandan wangi (Pandanus amaryllifous Roxb) mengandung alkaloida, saponin, flavonoida, tanin, polifenol, fenil propanoid, dan zat warna (Dalimartha, 2000:103). Daun pandan wangi merupakan salah satu tanaman digunakan sebagai tonikum, penambah nafsu makan, penenang, penyedap, pewangi dan pemberi warna hijau pada masakan (Dalimartha, 2000 : 104). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cairan penyari yang paling optimal dalam menarik senyawa fenolik dan flavonoid total. Berdasarkan sifat kelarutan kedua senyawa tersebut maka perlu dilakukan penelitian tentang perbedaan kadar dari senyawa fenolik dan flavonoid total yang terkandung dalam daun pandan wangi dengan menggunakan penyari air; etanol ; dan air : etanol (0,5 : 0,5). Flavonoid merupakan senyawa polar, maka umumnya flavonoid larut dalam pelarut polar seperti metanol, etanol, butanol, air, dan lain-lain. Adanya gula yang terikat pada flavonoid cenderung menyebabkan flavonoid lebih mudah larut dalam air dan merupakan pelarut yang lebih baik untuk glikosida (Markham, 1988:15). Senyawa fenol cenderung mudah larut dalam air karena pada umumnya sering kali berikatan dengan gula sebagai glikosida dan biasanya terdapat pada vakuola sel (Harbone, 1987:47). Penetapan kadar fenolik dilakukan dengan penambahan pereaksi Folin-Chiocalteu diukur absorbansinya pada panjang gelombang 745 nm, sedangkan kadar flavonoid total dilakukan dengan penambahan aluminium klorida, diukur absorbansinya pada panjang gelombang 514 nm. Metode simpplex lattice design, digunakan 36

Optimasi Cairan Penyari Pada Pembuatan Ekstrak Daun Pandan Wangi... (Agustiningsih) untuk mengetahui cairan penyari yang paling optimal dalam menyari daun pandan wangi. Uji t digunakan untuk validasi persamaan simplex lattice design. Metode Penelitian Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah simplisia daun pandan wangi, etanol, aquadest, FeCl 3, K 4 Fe(CN) 6, serbuk Zn, HCl, gelatin, lempeng silika gel GF 254, n-butanol p.a, asam asetat glasial, ammonia pekat, resorsinol p.a, reagen Folin Ciocalteu, Na 2 CO 3 p.a, rutin p.a, NaNO 2 p.a, AlCl 3 p.a, dan NaOH p.a. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah vacum rotary evaporator, neraca analitik, waterbath, lempeng silika gel GF 254, chamber, pipa kapiler, lampu UV 254 nm, Spektrofotometer Shimadzu UV Vis mini 1240, vortex mixer, dan mikropipet. Cara Kerja Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Pandan Wangi Ditimbang 50 gram serbuk kering daun pandan wangi dan dimasukkan kedalam 3 bejana yang berbeda. Bejana I ditambah 375 ml air; bejana II ditambah etanol 375 ml; dan bejana III ditambah air:etanol (0,5:0,5) 375 ml. Simplisia direndam dalam cairan penyari selama 5 hari, sambil diaduk 3 4 jam perhari dengan shaker. Tiap 24 jam filtrat disaring, filtrat yang diperoleh dikumpulkan dan cairan penyari diganti dengan yang baru dengan jumlah yang sama dengan yang pertama. Filtrat yang dihasilkan dijadikan satu dan dienapkan selama 1 hari. Selanjutnya filtrat diuapkan hingga diperoleh larutan yang lebih kental. Ekstrak daun pandan wangi kemudian ditimbang dan ditambah pelarut etanol p.a hingga diperoleh ekstrak 2% untuk penentuan kadar fenolik dan flavonoid total. Penentuan Kadar Fenolik Total 2% ekstrak daun pandan wangi (200 l ekstrak air; 5 l ekstrak etanol ; 100 l ekstrak air : etanol (0,5:0,5)) + 0,4 ml reagen Folin-Chiocalteu didiamkan 8 menit + 4,0 ml Na 2 CO 3 7% + aquabidest sampai 10,0 ml, didiamkan 70 menit lalu diukur absorbansinya λ 745nm. Kadar fenolik total dihitung berdasarkan persamaan regresi linier kurva baku resorsinol (Sandrarini, 2009). Penentuan Kadar Flavonoid Total 2% ekstrak daun pandan wangi (3,0ml ekstrak air; 0,080ml ekstrak etanol ; 1,0ml ekstrak air : etanol (0,5:0,5)) + 4,0 ml aquabidest + 0,3 ml NaNO 2 10%, didiamkan 6 menit + 0,3 ml AlCl 3 10%, didiamkan 5 menit + 4,0 ml NaOH 10% + aquabidest sampai 10,0 ml, diukur absorbansinya λ 514 nm. Kadar flavonoid total dihitung berdasarkan persamaan regresi linier kurva baku rutin (Sandrarini, 2009). Penentuan Cairan Penyari Optimal Kadar fenolik dan flavonoid ekstrak daun pandan wangi dihitung pada tiap jenis cairan penyari. Simplex lattice design digunakan untuk mengetahui respon tiap kombinasi cairan penyari pada setiap parameter. Respon total ditentukan pada tiap kombinasi cairan penyari. Validasi terhadap persamaan Simplex lattice design dilakukan dengan melakukan uji t. Hasil Penelitian Dan Pembahasan Penyari yang digunakan dalam proses penyarian ada tiga jenis yaitu air, etanol, dan air : etanol (0,5:0,5). Senyawa fenolik dapat larut dalam air maupun pelarut organik yang polar (Robinson, 1995 : 57) dan flavonoid dalam tumbuhan dapat diekstraksi dengan air maupun etanol (Robinson, 1995 : 208). Senyawa fenolik yang ada dalam daun pandan wangi antara lain flavonoid, polifenol dan tanin. Ekstrak daun pandan wangi diuji secara kualitatif yaitu dengan mereaksikan ekstrak daun pandan wangi dengan reagen (FeCl 3, K 4 Fe(CN) 6, serbuk Zn HCl, larutan gelatin) menggunakan metode kromatografi lapis tipis. Ekstrak daun pandan wangi bereaksi positif membentuk larutan berwarna dengan pereaksi tersebut dan warna noda pada lempeng KLT menunjukkan positif mengandung senyawa flavonoid jika bercak noda bewarna ungu setelah diamati lampu UV 254 nm dan berwarna kuning kecoklatan setelah diuapi ammonia. Hasil uji kualitatif bisa diamati pada tabel 1. Uji kualitatif kromatografi lapis tipis, sebagai fase diam digunakan silika gel GF 254 dan menggunakan fase gerak n - butanol : asam asetat glasial : air ( 4 : 1 : 5 ) dengan jarak pengembangan 8 cm. Fase gerak dicampur, didiamkan 24 jam, dan diambil fase butanol. Sebagai pembanding digunakan rutin, karena rutin merupakan jenis flavonoid yang umumnya terdapat dalam tanaman dengan harga Rf yang 37

Momentum, Vol. 6, No. 2, Oktober 2010 : 36-41 letaknya kira kira berada di tengah kromatogram (Harbone, 1987:74). Uji Kualitatif Pereaksi Tabel 1. Uji Kualitatif Ekstrak Daun Pandan Wangi Hasil Identifikasi Penyari air : etanol Penyari etanol Ket Penyari air (0,5 : 0,5) Hitam Cokelat kehitaman Positif Fenolik FeCl 3 Cokelat kehitaman Polifenol Biru kehitaman Biru Biru kehitaman Positif FeCl 3 +K 4 Fe(C kehitaman N) 6 Serbuk Merah muda Merah muda Merah muda Positif Flavonoid Zn+HCl Tanin Larutan Endapan Endapan Endapan Positif gelatin Keterangan : 1 = Penampak noda : UV 254nm 2 = Penampak noda : uap ammonia A = Baku Rutin B = Sampel Ekstrak Air C = Sampel Ekstrak Etanol : Air (0,5 : 0,5) D = Sampel Ekstrak Etanol A B C D A B C D 1 2 Gambar 1. Kromatogram KLT Flavonoid Ektrak Daun Panadan Wangi Senyawa fenolik dan flavonoid terbukti secara kualitatif terdapat dalam ekstrak daun Pandan Wangi. Senyawa fenolik merupakan senyawa dalam tumbuhan dengan ciri memiliki cincin aromatik mengandung satu gugus hidroksil. Senyawa fenolik total dapat ditetapkan dengan metode Folin-Ciocalteu (Prior, et al, 2005 : 4297). Prinsip dari metode ini adalah reaksi reduksi oksidasi. Reagen Folin Ciocalteu merupakan reagen pengoksidasi berupa larutan berwarna kuning. Senyawa fenolik dalam sampel akan dioksidasi oleh molybdotungstate yang merupakan komponen dari Folin Ciocalteu membentuk senyawa berwarna biru. Reaksi antara senyawa fenolik dengan Folin Ciocalteu berjalan lambat pada suasana asam, sehingga perlu penambahan natrium bikarbonat agar terbentuk suasana basa dan reaksi dapat berjalan lebih cepat. Penetapan kadar fenolik total digunakan baku resorsinol, karena merupakan senyawa fenolik dengan gugus OH posisi meta yang tersedia dalam bentuk murni. Waktu operasi yang dilakukan pada baku resorsinol konsentrasi 1018 g/ml menunjukkan intensitas warna stabil terjadi setelah menit ke 70 pada panjang gelombang 745 nm. Kadar Fenolik Total EkstrakDaun Pandan Wangi Jenis Cairan Kadar Fenolik X ± SD Penyari Total 18,9494 24,0004 ± Air 25,7736 27,2782 4,4385 436,5618 478,7629 Etanol 482,4869 517,2401 ± 40,4679 152,3051 174,1391 Air : Etanol (0,5 : 0,5) 174,2910 195,8211 ± 21,7584 38

Kadar Fenolik Total (mg/g) Optimasi Cairan Penyari Pada Pembuatan Ekstrak Daun Pandan Wangi... (Agustiningsih) Pada penelitian ini mengaplikasikan metode simplex lattice design, yaitu cara optimasi dengan megkombinasikan dua komponen yang dapat campur secara fisik dan tiap kombinasi selalu berjumlah satu. Komponen yang dikombinasikan adalah cairan penyari, yaitu air dan etanol. Persamaan untuk dua komponen adalah Y = a [A] + b [B] + ab [A][B]. Dimana Y merupakan respon yang didapat dari kombinasi dua bahan penyari yaitu kadar fenolik total (mg/gram ekstrak), A dan B adalah bagian komponen yang dicampurkan, sedangkan a dan b adalah koefisien yang diperoleh dari percobaan. Y sebagai kadar rata-rata fenolik total atau respon dalam menentukan persamaan dalam penentuan cairan penyari paling optimal, A komposisi air dan B komposisi etanol. Dengan metode substitusi diperoleh persamaan simplex lattice design Y = 24,0004 [A] + 478,7629 [B] 308,9702 [A] [B] Kadar Fenolik Total Berdasarkan Persamaan Simplex lattice Design. [A] 24,0004 +[B] 478,7629 -[A][B] 308,9702 Kadar fenolik total (mg/g ekstrak) 1 24,0004 0 478,7629 0 308,9702 24,0004 0,9 24,0004 0,1 478,7629 0,09 308,9702 41,6693 0,8 24,0004 0,2 478,7629 0,16 308,9702 65,5177 0,7 24,0004 0,3 478,7629 0,21 308,9702 95,5454 0,6 24,0004 0,4 478,7629 0,24 308,9702 131,7525 0,5 24,0004 0,5 478,7629 0,25 308,9702 174,1391 0,4 24,0004 0,6 478,7629 0,24 308,9702 222,7050 0,3 24,0004 0,7 478,7629 0,21 308,9702 277,4504 0,2 24,0004 0,8 478,7629 0,16 308.9702 338,3752 0,1 24,0004 0,9 478,7629 0,09 308,9702 405,4793 0 24,0004 1 478,7629 0 308,9702 478,7629 Profil kadar fenolik total yang diperoleh dari persamaan Simplex lattice design menunjukkan bahwa ekstrak cairan penyari etanol 100 bagian memiliki kadar senyawa fenolik yang paling tinggi dan ekstrak dengan cairan penyari air 100 bagian memiliki kadar senyawa fenolik yang paling rendah (Gambar 2). 600 500 400 300 200 100 0 A B 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 Etanol 0,7 0,8 100 0,9 Air 100 bagian bagian Gambar2. Kurva Kadar Fenolik Total Ekstrak Daun Pandan Wangi Berdasarkan persamaan simplex lattice design disimpulkan bahwa faktor air memberikan nilai respon kadar fenolik total sebesar 24,0004. Jumlah air yang menurun akan meningkatkan respon kadar fenolik total. Hal ini dapat dilihat dari nilai respon kadar fenolik total pada etanol sebanyak 100% adalah 478,7629. Semakin besar komposisi etanol maka kadar fenolik total juga akan meningkat. Selain fenolik total, flavonoid total juga digunakan sebagai parameter dalam optimasi cairan penyari. Prinsip penetapan kadar flavonoid adalah adanya reaksi antara flavonoid dengan AlCl 3 komplek berwarna kuning dan dengan penambahan NaOH akan membentuk senyawa kompleks berwarna merah muda yang diukur absorbansinya pada panjang gelombang maksimal. Pengukuran flavonoid total diperoleh panjang gelombang maksimal 514 nm dan operating time pada menit 65. Operating time dilakukan dengan baku rutin konsentrasi 2028 µg/ml. Kadar flavonoid total dihitung dari persamaan regresi linier kurva baku rutin dan kadarnya dihitung sebagai mg/gram ekstrak. Kadar Flavonoid Total Ekstrak Daun Pandan Wangi Kadar Flavonoid Jenis Cairan Total (mg/g Penyari ekstrak) X ± SD 4,6782 4,6102 ± Air 4,4114 0,1750 39

Kadar Flavonoid Total (mg/g) Momentum, Vol. 6, No. 2, Oktober 2010 : 36-41 Jenis Cairan Penyari Etanol Air : Etanol (0,5 : 0,5) Kadar Flavonoid Total (mg/g ekstrak) 4,7411 95,4964 98,7094 104,0201 32,7794 32,7794 35,9349 X ± SD 99,4086 ± 4,3047 33,6216 ± 2,0279 Optimasi dengan parameter kadar flavonoid total komponen yang dikombinasikan adalah air dan etanol. Respon yang diukur adalah kadar flavonoid total. Persamaan simplex lattice design yang diperoleh pada perhitungan adalah Y=4,6102 [A] + 99,4086 [B] 33,6216 [A] [B]. Kadar Flavonoid Total Berdasarkan Persamaaan Simplex Lattice Design [A] 4,6102 +[B] 99,4086 -[A][B] 33,6216 Kadar flavonoid total (mg/g ekstrak) 1 4,6102 0 99,4086 0 33,6216 4,6102 0,9 4,6102 0,1 99,4086 0,09 33,6216 11,0641 0,8 4,6102 0,2 99,4086 0,16 33,6216 18,1904 0,7 4,6102 0,3 99,4086 0,21 33,6216 25,9892 0,6 4,6102 0,4 99,4086 0,24 33,6216 34,4604 0,5 4,6102 0,5 99,4086 0,25 33,6216 43,6040 0,4 4, 6102 0,6 99,4086 0,24 33,6216 53,4200 0,3 4, 6102 0,7 99,4086 0,21 33,6216 63,9085 0,2 4, 6102 0,8 99,4086 0,16 33,6216 75,0695 0,1 4, 6102 0,9 99,4086 0,09 33,6216 86,9028 0 4, 6102 1 99,4086 0 33,6216 99,4086 Profil kadar flavonoid total yang diperoleh dari penelitian dengan menggunakan persamaan simplex lattice design menunjukkan kadar flavonoid total ekstrak cairan penyari air sebanyak 100 bagian memiliki kadar paling rendah. Ekstrak cairan penyari etanol sebanyak 100 bagian memiliki kadar yang paling tinggi (Gambar 3). 120 100 80 60 40 20 0 0A 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 B Air 100 bagian Etanol 100 bagian Gambar 3. Kurva Kadar Flavonoid Total Ekstrak Daun Pandan Wangi Cairan penyari optimal ditentukan melalui nilai respon total yang paling besar. Respon pada masing-masing parameter dihitung dari kadar fenolik atau flavonoid dikali bobot. Kadar fenolik total diberi bobot 0,7 sebab senyawa fenolik merupakan golongan besar senyawa dalam daun pandan wangi, sehingga jumlah senyawa fenolik yang tinggi dalam ekstrak daun pandan wangi akan meningkatkan aktivitas farmakologinya. Kadar flavonoid total diberi bobot 0,3 sebab flavonoid hanya salah satu senyawa yang dikandung daun pandan wangi. Respon total pada Tiap Kombinasi Cairan Penyari A B R 1 Respon R 2 Respon Total 1 0 16,80 1,38 18,18 0,9 0,1 29,17 2,24 31,41 40

Optimasi Cairan Penyari Pada Pembuatan Ekstrak Daun Pandan Wangi... (Agustiningsih) A B R 1 Respon R 2 Respon Total 0,8 0,2 45,86 3,54 49,40 0,7 0,3 66,88 5,28 72,16 0,6 0,4 92,23 7,46 99,69 0,5 0,5 121,89 10,09 131,98 0,4 0,6 155,89 13,15 169,04 0,3 0,7 194,22 16,66 210,88 0,2 0,8 236,86 20,60 257,46 0,1 0,9 281,74 24,99 306,73 0 1 335,13 29,82 364,95 Keterangan : R 1 = respon pada parameter kadar fenolik total R 2 = respon pada parameter kadar flavonoid total pandan wangi dengan cairan penyari etanol kemudian dihitung kadar fenolik dan flavonoid total. Nilai percobaan yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan perhitungan teoritis dari persamaan Simplex lattice design dengan uji t. Persamaan berdasarkan Simplex lattice design dikatakan valid bila didapat kesimpulan tidak berbeda signifikan. Hasil Uji t Pada Parameter Kadar Fenolik dan Flavonoid Total. Parameter Signifikasi Teori Penelitian Kesimpulan Kadar fenolik total 478,7629 475,4249 Tidak berbeda signifikan Kadar flavonoid total 99,4086 97,5904 Tidak berbeda signifikan Berdasarkan tabel diketahui bahwa antara teori dan percobaan kadar fenolik dan flavonoid total tidak berbeda signifikan. Harga signifikasi untuk parameter kadar fenolik dan flavonoid lebih besar dari 0,05, dimana nilai signifikasi untuk parameter kadar fenolik total 0,889 dan parameter kadar flavonoid total 0,772. Hasil tersebut menunjukkan bahwa persamaan Simplex lattice design dari tiap parameter adalah valid. Kesimpulan Simpulan dari penelitian ini adalah kadar fenolik total ekstrak daun pandan wangi penyari air 24,0004 mg/g ekstrak; etanol 478,7629 mg/g ekstrak; air:etanol (0,5:0,5) 308,9702 mg/g ekstrak. Kadar flavonoid total ekstrak daun pandan wangi penyari air = 4,6102 mg/g ekstrak; ekstrak penyari etanol 99,4086 mg/g ekstrak; ekstrak penyari air:etanol (0,5:0,5) 33,6216 mg/g ekstrak. Cairan penyari yang paling optimal dengan parameter kadar fenolik dan flavonoid adalah etanol. Daftar Pustaka Armstrong, N.A., and James, K. C. 1996. Pharmaceutical Experimental Design and Interpretation. USA : Taylor and Francis. Dalimartha, S. 1999. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid I. Ungaran : Trubus Agriwidya. Departemen Kesehatan RI. 1986. Sediaan Galenik. Jakarta : Depkes RI. Harbone, J. B. 1987. Metode Fitokimia Cara Menganalisa Tumbuhan. Diterjemahkan oleh Kosasih. Bandung : ITB Press. Markham, K. R. 1988. Cara Mengidentifikasi Flavonoid. Diterjemahkan oleh Padmawinata, K. Bandung : ITB. Padda, S. M. 2006. Phenolic Composition and Antioxidant Activity of Sweetpotatoes (Ipomoea batatas (L.) Lam). Disertasi. Punjab :Punjab Agrycultural University. Robinson, T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Diterjemahkan oleh Kosasih. Bandung : ITB. 41