PERINGATAN!!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Pedoman Surveilans dan Respon Kesiapsiagaan Menghadapi Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS-COV) untuk Puskesmas di Kabupaten Bogor

KESIAPSIAGAAN MENGAHADAPI MERS-CoV

RAPAT DENGAR PENDAPAT KEMENKES DENGAN PANJA KESEHATAN HAJI KOMISI IX DPR - RI

Jika tidak terjadi komplikasi, penyembuhan memakan waktu 2 5 hari dimana pasien sembuh dalam 1 minggu.

KESIAPSIAGAAN KANTOR KESEHATAN PELABUHAN DALAM CEGAH TANGKAL MERS-COV DI PINTU MASUK NEGARA

PEDOMAN UMUM KESIAPSIAGAAN MENGHADAPI

Frequent Ask & Questions (FAQ) MERS CoV untuk Masyarakat Umum

PEDOMAN TATALAKSANA KLINIS INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT BERAT SUSPEK MIDDLE EAST RESPIRATORY SYNDROME-CORONA VIRUS (MERS-CoV)

PEDOMAN TATALAKSANA KLINIS INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT BERAT SUSPEK MIDDLE EAST RESPIRATORY SYNDROME-CORONA VIRUS (MERS-CoV)

BAB I PENDAHULUAN. Middle East Respiratory Syndrome-Corona Virus atau biasa disingkat MERS-

PEDOMAN KEWASPADAAN UNIVERSAL BAGI PETUGAS KESEHATAN

FLU BURUNG AVIAN FLU BIRD FLU. RUSDIDJAS, RAFITA RAMAYATI dan OKE RINA RAMAYANI

Buletin ini dapat memantau tujuan khusus SIBI antara lain :

BULETIN SURVEILANS ISPA BERAT DI INDONESIA (SIBI) : Januari 2014 Data masih bersifat sementara dan dapat berubah seiring dengan penerimaan laporan

BULETIN SURVEILANS ISPA BERAT DI INDONESIA (SIBI) : Maret 2014 Data masih bersifat sementara dan dapat berubah seiring dengan penerimaan laporan

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai spektrum penyakit dari tanpa gejala atau infeksi ringan

BAB 1 PENDAHULUAN. kepercayaan, kita dihadapkan lagi dengan sebuah ancaman penyakit dan kesehatan,

AVIAN INFLUENZA. Dr. RINALDI P.SpAn Bagian Anestesi/ICU Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof.DR.Sulianti Saroso

PENANGANAN INFLUENZA DI MASYARAKAT (SARS, H5N1, H1N1, H7N9)

Swine influenza (flu babi / A H1N1) adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus Orthomyxoviridae.

BAB III KEMUNCULAN DAN PENYEBARAN VIRUS MERS. Middle Eastern Respiratory Syndrome yang disingkat dengan sebutan MERS

Demam sekitar 39?C. Batuk. Lemas. Sakit tenggorokan. Sakit kepala. Tidak nafsu makan. Muntah. Nyeri perut. Nyeri sendi

INFO TENTANG H7N9 1. Apa virus influenza A (H7N9)?

PENGAMBILAN, PENGEMASAN DAN PENGIRIMAN SPESIMEN MERS-CoV dan EBOLA

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

BAB IV ANCAMAN VIRUS MERS BAGI WARGA NEGARA INDONESIA DI ARAB SAUDI DAN UPAYA PEMERINTAH INDONESIA

Upaya Indonesia dalam Perlindungan Warga Negara Indonesia dari. Penyebaran Virus Mers di Arab Saudi ( )

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG PEMBEBASAN BIAYA PASIEN PENYAKIT INFEKSI EMERGING TERTENTU

Middle East Respiratory Syndrome-CoV

PEDOMAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI KASUS KONFIRMASI ATAU PROBABEL INFEKSI VIRUS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

DEFINISI BRONKITIS. suatu proses inflamasi pada pipa. bronkus

BAB 1 PENDAHULUAN. Influenza adalah suatu penyakit infeksi saluran pernafasan. akut yang disebabkan oleh virus influenza. Penyakit ini dapat

Strategi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi untuk Prosedur Khusus di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Mengapa disebut sebagai flu babi?

MACAM-MACAM PENYAKIT. Nama : Ardian Nugraheni ( C) Nifariani ( C)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penyakit Virus Ebola

Pedoman Kesiapsiagaan Menghadapi Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS-COV) di Indonesia

Virus baru : Coronavirus dan Penyakit SARS

SEVERE ACUTE RESPIRATORY SYNDROME

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dini pada usia bayi, atau bahkan saat masa neonatus, sedangkan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. oleh virus dan bersifat zoonosis. Flu burung telah menjadi perhatian yang luas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batasan anak balita adalah setiap anak yang berada pada kisaran umur

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru

SAFII, 2015 GAMBARAN KEPATUHAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU TERHADAP REGIMEN TERAPEUTIK DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 4 Batuk dan Kesulitan Bernapas Kasus II. Catatan Fasilitator. Rangkuman Kasus:

2015 PERKEMBANGAN PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR TENTANG MIKROORGANISME

A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian diatas, dapat disimpulkan beberapa hal antaralain lain:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Infeksi virus dengue maupun demam berdarah dengue (DBD) merupakan

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENYAKIT AVIAN

BAB I PENDAHULUAN. maka masa balita disebut juga sebagai "masa keemasan" (golden period),

BAB 1 : PENDAHULUAN. ke manusia. Timbulnya gejala biasanya cepat, yaitu dalam waktu beberapa jam

Disampaikan pada Pertemuan Ilmiah Tahunan Nasional Ikatan Perawat Dialisis Indonesia (IPDI) Palembang, 17 Oktober 2014

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi telah menimbulkan dampak yang sangat besar bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TAKLIMAT MERS-CoV UNTUK AGENSI / PENGENDALI JEMAAH UMRAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 8 Anak menderita HIV/Aids. Catatan untuk fasilitator. Ringkasan Kasus:

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, masalah

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG FLU BABI DENGAN SIKAP PETERNAK BABI DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT FLU BABI DI DESA BRONTOWIRYAN NGABEYAN KARTASURA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Klebsiella pneumoniae. Gamma Proteobacteria Enterobacteriaceae. Klebsiella K. pneumoniae. Binomial name Klebsiella pneumoniae

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

MODUL 2 DASAR DASAR FLU BURUNG, PANDEMI INFLUENZA DAN FASE FASE PANDEMI INFLUENZA MENURUT WHO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Penyakit demam berdarah adalah penyakit menular yang di

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan epidemiologi Avian Influenza

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akhir tahun 2011 sebanyak lima kasus diantara balita. 1

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan

RSCM KEWASPADAAN. Oleh : KOMITE PPIRS RSCM

BUKU SAKU FLU BURUNG. Posko KLB Ditjen PP dan PL : SMS GATE WAY :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Analisis Kestabilan Model Matematika Penyebaran Infeksi Penyakit SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) dengan Faktor Host dan Vaksinasi

KERANGKA ACUAN KUNJUNGAN RUMAH ISPA PUSKESMAS DTP CIGASONG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Etiology dan Faktor Resiko

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya komplikasi yang lebih berbahaya. diakibatkan oleh sepsis > jiwa pertahun. Hal ini tentu menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan batuk baik kering ataupun berdahak. 2 Infeksi saluran pernapasan akut

Maria Ulfa Pjt Maria Lalo Reina Fahwid S Riza Kurnia Sari Sri Reny Hartati Yetti Vinolia R

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mycobacterium tuberculosis dan menular secara langsung. Mycobacterium

BAB I PENDAHULUAN. satu penyebab kematian utama di dunia. Berdasarkan. kematian tertinggi di dunia. Menurut WHO 2002,

PANDUAN PENGGUNAAN APD DI RS AT TUROTS AL ISLAMY YOGYAKARTA

13 CAKUPAN PENEMUAN DAN PENANGANAN PENDERITA PENYAKIT. a. Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per penduduk < 15 tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. kehilangan cairan tubuh sehingga menyebabkan dehidrasi tubuh, hal ini

PEDOMAN PENGAMBILAN SPESIMEN DAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM (MERS-COV) MIDDLE EAST RESPIRATORY SYNDROME CORONA VIRUS

Hasil. Kesimpulan. Kata kunci : Obat-obatan kausatif, kortikosteroid, India, SCORTEN Skor, Stevens - Johnson sindrom, Nekrolisis epidermal

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh Salmonella typhi (S.typhi), bersifat endemis, dan masih

II. TINJAUAN PUSTAKA. penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Berdasarkan penelitian

BAB III PEMBAHASAN. Ebola. Setelah model terbentuk, akan dilanjutkan dengan analisa bifurkasi pada

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batuk pilek merupakan gangguan saluran pernafasan atas yang paling

Virus herpes merupakan virus ADN dengan rantai ganda yang kemudian disalin menjadi marn.

Ventilator Associated Pneumonia

LAMPIRAN KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENCEGAHAN PENYAKIT AVIAN INFLUENZA

Pendahuluan. Epidemiologi

Transkripsi:

PERINGATAN!!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi 2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila Anda mengutip dari Dokumen ini 3. Plagiarisme dalam bentuk apapun merupakan pelanggaran keras terhadap etika moral penyusunan karya ilmiah 4. Patuhilah etika penulisan karya ilmiah Selamat membaca!!! Wassalamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh UPT PERPUSTAKAAN UNISBA

MAKALAH MIDDLE EAST RESPIRATORY SYNDROME (MERS) Oleh: SRI PENI FITRIANINGSIH NIP. 198008142005012005 UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG 2015

MIDDLE EAST RESPIRATORY SYNDROME (MERS) Sri Peni Fitrianingsih, M.Si., Apt. Program Studi Farmasi FMIPA UNISBA Jl. Taman Sari No. 1 Bandung 40116 E-mail: sri_peni@yahoo.com ABSTRAK Middle Eastern Respiratory Syndrome disingkat Mers merupakan penyakit yang disebabkan oleh suatu virus CoV singkatan dari Corona Virus. Virus ini dapat menular antar manusia secara terbatas, dan tidak terdapat transmisi penularan antar manusia yang berkelanjutan. Tidak diketahui secara pasti mekanisme penularan. Gambaran klinis untuk sebagian besar yang terinfeksi Mers CoV diantaranya adalah ISPA, seperti infeksi pernapasan akut berat (severe acute respiratory infection/sari, pneumonia, Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS), disertai gagal ginjal, perikarditis dan Disseminated Intravascular Coagulation (DIC), pada pasien immunocompromise ditemukan gejala awal demam dan diare. Terapi yang dilakukan diantaranya yaitu terapi oksigen pada pasien ISPA berat, memberikan antibiotik empirik untuk mengobati Pneumonia. Kata Kunci : MERS CoV, Corona virus, ISPA I. PENDAHULUAN Penyakit Mers adalah penyakit akibat virus yang di tahun 2014 ini sangat marak sekali terutama karena ada beberapa kasus akibat penyakit tersebut yang mengakibatkan kematian pada penderitanya. Middle Eastern Respiratory Syndrome disingkat Mers merupakan penyakit yang disebabkan oleh suatu virus CoV singkatan dari Corona Virus. Sehingga penyakit Mers CoV dijabarkan Middle Eastern Respiratory Syndrome Corona Virus yang

penyebab utamanya adalah virus Mers yaitu virus dalam kelompok coronavirus dengan ciri virus permuka tubuhnya diselimuti struktur mirip dengan mahkota. Virus Mers CoV merupakan beta coronavirus yang baru dikenali untuk pertama kali pada tahun 2012 di Arab Saudi. Nama Mers CoV juga disebut dengan nama novelcoronavirus atau disingkat ncov. Virus Mers berbeda dengan coronavirus yang telah ditemukan sebelumnya yang menyebabkan SARS pada tahun 2002 2003, dimana saat itu penyakit akibat kelompok virus coronavirus tersebut sangat berbahaya sekali, dimana tercatat pada tahun 2002 2003 yang sempat mewabah dari 8273 kasus ternyata 775 meninggal dunia. Karena penyakit Mers CoV akibatnya yang sangat berbahaya sekali maka kita harus mengenal lebih dalam penyakit ini dan penyebabnya. Virus Mers saat ini tela menjadi berita yang menggemparkan karena banyak orang yang telah tertular dan menderita penyakit mematikan ini. II. PEMBAHASAN UMUM A. PENYEBAB MERS CoV merupakan penyakit sindrom pernapasan yang disebabkan oleh virus Corona yang menyerang saluran pernapasan mulai dari ringan sampai berat.virus Mers berasal dari family yang sama dengan virus yang menyebabkan flu biasa (common cold), tetapi virus Mers dapat memicu kerusakan ginjal dan pneumonia. Gambar MERS Coronavirus dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Middle East respiratory syndrome 3-D image

Virus classification Group : Group IV ((+)s srna) Order : Nidovirales Family : Coronaviridae Subfamily : Coronavirinae Genus : Betacoronavirus Species : MERS-CoV B. CARA PENULARAN MERS-CoV Virus ini dapat menular antar manusia secara terbatas, dan tidak terdapat transmisi penularan antar manusia yang berkelanjutan. Tidak diketahui secara pasti mekanisme penularan. Kemungkinan penularannya dapat melalui : - Langsung : melalui percikan dahak (droplet) pada saat pasien batuk atau bersin. - Tidak Langsung : melalui kontak dengan benda yang terkontaminasi virus. C. GAMBARAN KLINIS Gambaran klinis untuk sebagian besar yang terinfeksi Mers CoV diantaranya adalah : - ISPA - Seperti infeksi pernapasan akut berat (severe acute respiratory infection/sari - Pneumonia - Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS), disertai gagal ginjal, perikarditis dan Disseminated Intravascular Coagulation (DIC). - Pada pasien immunocompromise ditemukan gejala awal demam dan diare.

D. DETEKSI DAN TATA LAKSANA DINI Sebelum menentukan pasien suspek MERS CoV dilakukan : - Anamnesis: demam suhu > 38 C, batuk dan sesak, ditanyakan pula riwayat bepergian dari negara timur tengah 14 hari sebelum onset - Pemeriksaan fisis: sesuai dengan gambaran pneumonia - Radiologi: Foto toraks dapat ditemukan infiltrat, konsolidasi sampai gambaran ARDS - Laboratorium: ditentukan dari pemeriksaan PCR dari swab tenggorok dan sputum Klasifikasi : 1. Kasus dalam penyelidikan/suspek a. Seseorang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dengan tiga gejala di bawah ini: - Demam ( 38 C) atau ada riwayat demam, - Batuk, - Pneumonia, ARDS berdasarkan gejala klinis atau gambaran radiologis yang membutuhkan perawatan di rumah sakit. Perlu waspada pada pasien dengan gangguan sistem kekebalan tubuh (immunocompromised) karena gejala dan tanda tidak jelas. DAN salah satu dari kriteria berikut : - Adanya klaster penyakit yang sama dalam periode 14 hari, tanpa memperhatikan tempat tinggal atau riwayat bepergian, kecuali ditemukan etiologi/penyebab penyakit lain. - Adanya petugas kesehatan yang sakit dengan gejala sama setelah merawat pasien ISPA berat (SARI / Severe Acute Respiratory Infection), terutama pasien yang memerlukan perawatan intensif, tanpa memperhatikan tempat tinggal atau riwayat bepergian, kecuali ditemukan etiologi/penyebab penyakit lain. - Seseorang yang memiliki riwayat perjalanan ke Timur Tengah (negara terjangkit) dalam waktu 14 hari sebelum sakit kecuali ditemukan

etiologi/penyebab penyakit lain. Adanya perburukan perjalanan klinis yang mendadak meskipun dengan pengobatan yang tepat, tanpa memperhatikan tempat tinggal atau riwayat bepergian, kecuali ditemukan etiologi/penyebab penyakit lain. b. Seseorang yang memiliki riwayat perjalanan ke Timur Tengah atau negara terjangkit dalam waktu 14 hari sebelum mulai sakit selain ISPA (Pada pasien dengan gangguan kekebalan tubuh kemungkinan tanda dan gejala tidak jelas) c. Seseorang dengan penyakit pernapasan akut dengan berbagai tingkat keparahan (ringan berat) yang dalam waktu 14 hari sebelum mulai sakit, memiliki riwayat kontak erat dengan kasus konfirmasi atau kasus probable infeksi MERS-CoV yang sedang sakit Tidak perlu menunggu hasil tes untuk patogen lain sebelum pengujian untuk MERS CoV. 2. Kasus Probable Definisi dengan menggunakan kriteria klinis, epidemiologis, dan laboratoris: - Seseorang dengan pneumonia atau ARDS dengan bukti klinis, radiologis atau histopatologis DAN Tidak tersedia pemeriksaan untuk MERS-CoV atau hasil laboratoriumnya negative pada satu kali pemeriksaan spesimen yang tidak adekuat. DAN Adanya hubungan epidemiologis langsung dengan kasus konfirmasi MERS Co-V. - Seseorang dengan pneumonia atau ARDS dengan bukti klinis, radiologis atau histopatologis DAN Hasil pemeriksaan laboratorium inkonklusif (pemeriksaan skrining hasilnya positif tanpa konfirmasi biomolekular). DAN

Adanya hubungan epidemiologis langsung dengan kasus konfirmasi MERS Co-V. 3. Kasus Konfirmasi Seseorang menderita infeksi MERS-CoV dengan konfirmasi laboratorium ( PCR) E. PEMERIKSAAN LABORATORIUM Bahan pemeriksaan : - Spesimen dari saluran napas atas (hidung, nasofaring dan/atau swab tenggorokan) - Spesimen saluran napas bagian bawah (sputum, aspirat endotracheal, kurasan bronkoalveolar) Tempat pemeriksaan : Laboratorium Badan Litbangkes RI Jakarta Ambil spesimen serial dari beberapa tempat dalam waktu beberapa hari (setiap 2-3 hari) untuk melihat Viral shedding Jenis pemeriksaan: 1. Kultur mikroorganisme sputum dan darah 2. Pemeriksaan virus influenza A dan B, virus influenza A subtipe H1, H3, dan H5 (di negara-negara dengan virus H5N1 ditemukan pada unggas), RSV, virus parainfluenza, rhinoviruses, adenoviruses, metapneumoviruses manusia, dan corona virus baru Pemeriksaan spesimen coronavirus baru dilakukan dengan menggunakan reverse transcriptase polymerase chain reaction (RT-PCR). Dilakukan juga: - pemeriksaan darah untuk menilai viremia, - swab konjungtiva jika terdapat konjungtivitis, - urin - tinja - cairan serebrospinal jika dapat dikerjakan Data selama ini menunjukkan bahwa spesimen saluran napas bawah cenderung lebih positif daripada spesimen saluran napas atas.

F. TERAPI a. Terapi oksigen pada pasien ISPA berat /SARI - Berikan terapi oksigen pada pasien dengan tanda depresi napas berat, hipoksemia ( SpO2 <90%) atau syok. - Mulai terapi oksigen dengan 5 L / menit lalu titrasi sampai SpO2 90% pada orang dewasa yang tidak hamil dan SpO2 92-95% pada pasien hamil. - Pulse oximetri, oksigen, selang oksigen dan masker harus tersedia di semua tempat yang merawat pasien ISPA berat/sari. JANGAN membatasi oksigen dengan alasan ventilatory drive terganggu. b. Berikan antibiotik empirik untuk mengobati Pneumonia Pada pasien pneumonia komuniti (CAP) dan diduga terinfeksi MERS CoV, dapat diberikan antibiotik secara empirik secepat mungkin sampai tegak diagnosis, kemudian disesuaikan berdasarkan hasil uji kepekaan. c. Gunakan manajemen cairan konservatif pada pasien ISPA berat/sari tanpa syok Pada pasien ISPA berat/sari harus hati-hati dalam pemberian cairan intravena, karena resusitasi cairan secara agresif dapat memperburuk oksigenasi, terutama dalam situasi terdapat keterbatasan ventilasi mekanis. Terapi : - Jangan memberikan kortikosteroid sistemik dosis tinggi atau terapi tambahan lainnya untuk pneumonitis virus diluar konteks uji klinis - Pemantauan secara ketat pasien dengan ISPA berat/sari bila terdapat tanda-tanda perburukan klinis, seperti gagal nafas, hipoperfusi jaringan, syok dan memerlukan perawatan intensif (ICU) G. PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN - Belum ada vaksin yang tersedia. - Pengobatan yang bersifat spesifik belum ada, dan pengobatan yang dilakukan tergantung dari kondisi pasien.

- Pencegahan dengan PHBS, menghindari kontak erat dengan penderita, menggunakan masker, menjaga kebersihan tangan dengan sering mencuci tangan dengan sabun dan menerapkan etika batuk ketika sakit. III. SARAN 1. Meskipun Badan Kesehatan Dunia (WHO) belum menyatakan penyakit Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS-CoV) sebagai kondisi Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (PHEIC), Emergency Committee WHO meminta antisipasi ketat penyebaran MERS-CoV. 2. MERS-CoV sudah semestinya menjadi perhatian dunia, sebagai bagian pencegahan penyakit infeksi virus di komuniti/masyarakat. 3. Negara-negara di dunia harus memperkuat pengendalian infeksi di RS karena cukup banyak kasus MERS-CoV terjadi karena penularan di RS. 4. Pemerintah Indonesia juga diharapkan untuk dapat melakukan penyuluhan kesehatan pada jamaah umroh dan haji serta petugas kesehatan yang menyertainya yang topiknya meliputi gejala, kebersihan lingkungan dan kebersihan diri, resiko bagi yang berpenyakit kronik, dan topik lain yang terkait. 5. Pemerintah juga diharapkan untuk terus melakukan penyuluhan pada masyarakat luas dan penentu kebijakan publik, termasuk kerjasama erat antara pihak kesehatan dan kesehatan hewan. IV. DAFTAR PUSTAKA [1]. WHO: Coronavirus Infections MERS-CoV_summary_update_20140611 [2]. Buku pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya : Kementerian kesehatan RI [3]. Buku tatalaksana Flu Burung di rumah sakit [4]. http://www.antaranews.com/berita/442147/who-belum-nyatakan-mers-covsebagai-darurat-kesehatan diunduh tanggal 08/07/2014 [5]. http://en.wikipedia.org/wiki/middle_east_respiratory_syndrome_coronavirus diunduh tanggal 07/08/2014 [6]. http://www.hidupsehat.web.id/2014/05/penyakit-mers-cov-penyebab-tandagejala.html