Pengaruh Variasi Tegangan pada Pengolahan Limbah Cair Laundry Menggunakan Proses Elektrolisis

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.

SUNARDI. Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 YKBB Yogyakarta Telp. (0274) Abstrak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini

PENGOLAHAN LIMBAH RUMAH TANGGA DENGAN PROSES ELEKTROLFOKULATOR SECARA BATCH

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode

PROTOTIPE UNIT PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN REAKTOR ELEKTROKIMIA (UPAL-RE) UNTUK MELAYANI HOME INDUSTRY BATIK (259L) ABSTRAK

KAJIAN PENGGUNAAN METODE ELEKTROKOAGULASI UNTUK PENYISIHAN COD DAN TURBIDITI DALAM LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT. Ratni Dewi *) ABSTRAK

L A M P I R A N DAFTAR BAKU MUTU AIR LIMBAH

APLIKASI METODE ELEKTROKOAGULASI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH COOLANT. Arie Anggraeny, Sutanto, Husain Nashrianto

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan salah satu pusat industri batik yang dikenal sejak

BAB III METODE PENELITIAN. elektrokoagulasi sistem batch dan sistem flow (alir) dengan aluminium sebagai

Studi Efektifitas pada Penurunan Kadmium (Cd) terhadap Seng (Zn) dan Tembaga (Cu) dengan Metode Elektrolisis

PENYISIHAN COD LIMBAH CAIR PKS DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ratna Agustiningsih, 2014

Produksi Gas Oksigen Melalui Proses Elektrolisis Air Laut Sebagai Sumber Energi Ramah Lingkungan

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI BATIK PADA SKALA LABORATORIUM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEKTROKOAGULASI

POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH LAUNDRY RUMAH TANGGA DALAM MEMPRODUKSI GAS HIDROGEN HIDROGEN OKSIDA (HHO) SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

I. PENDAHULUAN. 2006), menjadi peluang besar bagi industri ini dalam pemanfaatan limbah untuk

STUDI PENURUNAN KONSENTRASI NIKEL DAN TEMBAGA PADA LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI

KAJIAN PROSES ELEKTROKOAGULASI UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

PENURUNAN INTENSITAS WARNA REMAZOL RED RB 133 DALAM LIMBAH BATIK DENGAN ELEKTROKOAGULASI MENGGUNAKAN NaCl

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Juni 2013 dan berakhir pada bulan Desember 2013.

SEMINAR TUGAS AKHIR APLIKASI ELEKTROKOAGULASI PASANGAN ELEKTRODA BESI UNTUK PENGOLAHAN AIR DENGAN SISTEM KONTINYU. Surabaya, 12 Juli 2010

EFEKTIFITAS ELEKTROFLOKULATOR DALAM MENURUNKAN TSS DAN BOD PADA LIMBAH CAIR TAPIOKA

PENURUNAN BOD dan TSS PADA LIMBAH INDUSTRI SAUS SECARA ELEKTROKOAGULASI MENGGUNAKAN ELEKTRODA Fe, Cu dan STAINLESS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber

PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI SUMBER ENERGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

Pengaturan Debit Seragam terhadap Kualitas Effluent pada Pengolahan Limbah Cair di PT. XYZ

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air

PENGARUH WAKTU TINGGAL CAIRAN TERHADAP PENURUNAN KEKERUHAN DALAM AIR PADA REAKTOR ELEKTROKOAGULASI. Satriananda 1 ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. 3.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan februari 2015 dan berakhir pada bulan agustus 2015.

BAB I PENDAHULUAN. biasanya disertai dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat.

RACE-Vol.4, No.1, Maret 2010 ISSN PENGARUH PASANGAN ELEKTRODA TERHADAP PROSES ELEKTROKOAGULASI PADA PENGOLAHAN AIR BUANGAN INDUSTRI TEKSTIL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menipis. Konsumsi energi di Indonesia sangat banyak yang membutuhkan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Rumah Makan Sederhana Natar-Lampung Selatan.

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq)

PENGARUH KUAT ARUS PADA ANALISIS LIMBAH CAIR URANIUM MENGGUNAKAN METODA ELEKTRODEPOSISI

Pembuatan Larutan CuSO 4. Widya Kusumaningrum ( ), Ipa Ida Rosita, Nurul Mu nisah Awaliyah, Ummu Kalsum A.L, Amelia Rachmawati.

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PELAPISAN LOGAM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

VOLUME 5 NO. 1, JUNI 2009

PENGOLAHAN AIR LIMBAH COLD STORAGE MENGGUNAKAN PROSES ELEKTROKOAGULASI

SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN

TINJAUAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI DENGAN PROSES ELEKTROKOAGULASI

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup

BAB VI PEMBAHASAN. 6.1 Ketaatan Terhadap Kewajiban Mengolahan Limbah Cair Rumah Sakit dengan IPAL

PROSES ELEKTROKOAGULASI PENGOLAHAN LIMBAH LAUNDRY

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana tingkat industrialisasi telah dicapai oleh satu negara. Bagi

PENURUNAN MINYAK DAN TSS PADA AIR LIMBAH BALAI YASA DENGAN MENGGUNAKAN ELEKTROKOAGULASI

KIMIA ELEKTROLISIS

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencuci pakaian, untuk tempat pembuangan kotoran (tinja), sehingga badan air

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

FILTER AIR DENGAN METODE ELEKTROLISA

BAB IV METODE PENELITIAN. sampel. Penentuan kadar optimal disinfektan. Penentuan efektivitas disinfektan. data. Skema 4.1 Rancangan Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo dan pengambilan sampel air limbah dilakukan pada industri tahu.

PERSYARATAN PENGAMBILAN. Kuliah Teknologi Pengelolaan Limbah Suhartini Jurdik Biologi FMIPA UNY

BAB I PENDAHULUAN. Kimia: Meliputi Kimia Organik, Seperti : Minyak, lemak, protein. Besaran yang biasa di

BAB V PEMBAHASAN. Pada penelitian ini dilakukan pengolahan limbah laboratorium dengan

BAB I PENDAHULUAN. tempe gembus, kerupuk ampas tahu, pakan ternak, dan diolah menjadi tepung

Bab V Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini yaitu di industri tahu yang ada di Kecamatan Kota

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR ABSTRACT INTISARI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

BAB V ANALISA AIR LIMBAH

Air menjadi kebutuhan utama bagi makhluk hidup, tak terkecuali bagi manusia. Setiap hari kita mengkonsumsi dan memerlukan air

MODUL SEL ELEKTROLISIS

Prestasi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2011 ISSN

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 04 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN INDUSTRI MINYAK GORENG

BAB 4 HASL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi

Bab IV Hasil dan Pembahasan

SOAL PENCEMARAN AIR. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat. Dengan memberi tanda silang (x) pada alternetif jawaban yang tersedia.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB II LANDASAN TEORI. Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Masalah Air Limbah Rumah Sakit

SOAL PENCEMARAN AIR. PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT. DENGAN MEMBERI TANDA SILANG (X) PADA ALTERNETIF JAWABAN YANG TERSEDIA

BAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan

Analisis Zat Padat (TDS,TSS,FDS,VDS,VSS,FSS)

OPTIMASI KONDISI ELEKTROKOAGULASI ION LOGAM TIMBAL (II) DALAM LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING

Transkripsi:

Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF) 31 Pengaruh Variasi Tegangan pada Pengolahan Limbah Cair Laundry Menggunakan Proses Elektrolisis Laeli Nurajijah 1, Dewanto Harjunowibowo 2, Y. Radiyono 3 1,2,3 Pendidikan Fisika, Universitas Sebelas Maret Surakarta Jl. Ir. Sutami No 36-A Kentingan Surakarta 57126 1 E-mail : mojankjava@gmail.com Abstrak Telah dilakukan pengolahan limbah cair laundry dengan proses elektrolisis menggunakan variasi tegangan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh variasi tegangan terhadap beberapa parameter, yaitu kejernihan, massa endapan yang dihasilkan, tingkat keasaman (ph), TDS (Total Dissolved Solvent), dan kelangsungan hidup seekor ikan dalam air limbah laundry yang sudah diolah. Proses elektrolisis dilakukan menggunakan variasi tegangan 1 10 V selama 30 menit dengan elektroda stainless steel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknologi pengolahan limbah cair laundry menggunakan proses elektrolisis dengan variasi tegangan dapat meningkatkan kualitas air hasil pengolahan. Pada penelitian ini sampel yang menggunakan tegangan 10V memiliki tingkat kejernihan paling tinggi, dengan massa endapan yang dihasilkan paling banyak yaitu 0,7046 gram/300 ml, ph 9, nilai TDS 2000 ppm, dan waktu hidup ikan yang paling lama mencapai lebih dari tiga hari. Semakin tinggi tegangan yang digunakan maka kondisi akhir air limbah laundry semakin baik karena kadar parameter pencemar yang ada turun secara signifikan. Kata kunci : variasi tegangan, elektrolisis, limbah cair, laundry. I. Pendahuluan II. Hasil dan Pembahasan Perkembangan home industry laundry yang semakin meningkat mengakibatkan air limbah yang dihasilkan semakin banyak. Sebagian besar limbah cair tersebut dibuang ke sungai, danau, dan laut tanpa pengolahan terlebih dahulu (Braga, 2014). Cara pembuangan air limbah laundry yang dilakukan secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu ke saluran air dapat menurunkan kualitas air dan mempengaruhi ekosistem perairan serta kesehatan manusia (Yudisthira dalam Veini & Damayanti, 2012). Oleh karena itu perlu dilakukan pengolahan air limbah laundry sebelum dibuang ke saluran air. Teknologi pengolahan limbah cair yang sudah berkembang saat ini adalah elektrolisis. Menurut Ridaningtyas (2013), proses elektrolisis telah digunakan untuk mengolah limbah sejak tahun 1950. Matis dalam Riyanto (2013) mengungkapkan bahwa metode elektrokimia merupakan metode yang berhasil mengolah beberapa limbah cair industry, termasuk limbah zat warna pada industri tekstil. Berdasarkan hal tersebut, maka akan dilakukan penelitian teknologi pengolaan limbah cair laundry menggunakan proses elektrolisis terhadap beberapa parameter yang meliputi parameter fisika, kimia, dan biologi. 2.1 Limbah Cair Laundry Lin dalam Prabowo (2012) menuturkan bahwa air limbah pada dasarnya 99,94 % berasal dari sisa kegiatan dan 0,06 % berasal dari material terlarut oleh proses alam. Limbah pada konsentrasi tertentu yang melewati batas yang ditetapkan akan menimbulkan pencemaran dan dapat mempengaruhi kondisi lingkungan. Tabel 1. Baku Mutu Air Limbah Industri Sabun dan Detergen Parameter Kadar Maksimum (mg/l) Beban Pencemaran Maksimum (Kg/ton Produk) Sabun Detergen BOD S 75 0,60 0,075 COD 180 1,44 0,180 TSS 60 0,48 0,060 Minyak dan 15 0,12 0,015 lemak Phosphat, 2 0,016 0,002 PO 4 MBAS 3 0,024 0,003 Ph 6,0-9,0 Debit maksimum 8m 3 /ton produk 1m 3 /ton produk Sumber: Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 tahun 2012

Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF) 32 Baku mutu air limbah berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 tahun 2012 ditunjukkan pada Tabel 1. Limbah cair laundry pada dasarnya tersusun oleh zat-zat yang berasal dari tiga sumbar yaitu (1) garam dari air sumur, (2) unsureunsur, lemak, minyak, pewarna dari pakaian kotor yang dicuci, (3) fosfat, silikat, dan lainnya dari detergent. 2.2 Elektrolisis Elektrolisis merupakan proses reaksi kimia dengan perantara elektroda yang tercelup dalam larutan elektrolit saat tegangan diterapkan pada elektroda tersebut (Vogel & Dogra dalam Soemargono, 2013). Hal ini sesuai dengan pendapat Skoog & Holler (1993) mengungkapkan elektrolisis adalah peristiwa ketika suatu larutan diuraikan menjadi ion ionnya, yaitu ion positif (kation) dan ion negatif (anion) pada saat arus searah dialirkan ke dalam larutan elektrolit melalui elektroda. 2.4 Metodologi Penelitian Pada penelitian ini dilakukan proses elektrolisis untuk mengolah limbah cair laundry dengan variasi tegangan untuk mengukur beberapa parameter yang dijadikan sebagai indikator, yaitu parameter fisika yang mencakup kejernihan dan massa endapan air, parameter kimia yang mencakup tingkat keasaman dan TDS (Total Dissolved Solvent), dan parameter biologi pada kelangsungan hidup seekor ikan. Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 2 dan Tabel 3. Tabel 2. Alat yang Digunakan Nama alat Jumlah Power regulator DC 12V 1 buah Gelas kimia 500 ml 11 buah Elektroda stainless steel 2 buah Timer 1 buah Timbangan digital 1 buah Alat pengukur TDS 1 buah Voltmeter (Sanwa) 1 buah Tabel 3. Bahan yang Digunakan Nama bahan Jumlah Air limbah laundry 3000 ml @300 ml Kertas saring 10 lembar Kertas ph secukupnya Ikan 20 ekor Gambar 1. Proses Elektrolisis 2.3 Regulator Tegangan Dalam pengolahan air limbah cair laundry menggunakan proses elektrolisis diperlukan alat untuk mengatur tegangan yang disebut voltage regulator (pengatur tegangan). Pengatur tegangan adalah sebuah perangkat yang dipasang pada generator untuk mengatur tegangan atau amplitude gelombang agar generator tetap stabil (Gunadin, 2008). Pengatur tegangan berfungsi menyediakan suatu tegangan keluaran DC tetap yang tidak dipengaruhi tegangan masukan, arus beban keluaran, dan suhu. Rangkaian dasar pengatur tegangan ditunjukkan pada Gambar 2. Gambar 2. Rangkaian Dasar Pengatur Tegangan 2.4 Cara Kerja Pengolahan air limbah laundry dilakukan dengan cara mengisi air limbah sebagai larutan elektrolit ke dalam 10 gelas kimia masing-masing 300 ml kemudian memberi nomor 1 sampai 10 pada masing-masing gelas. Tingkat keasaman air (ph), TDS, kelangsungan hidup seekor ikan diukur, dan kejernihan air limbah sebelum dielektrolisis diamati. Elektroda positif (anoda) dan elektroda negatif (katoda) dihubungkan pada sumber listrik. Kemudian proses elektrolisis dilakukan selama 30 menit, dan diulangi pada semua sampel. Selanjutnya kejernihan air limbah laundry setelah proses elektrolisis diamati. Langkah berikutnya massa endapan yang telah dikeringkan ditimbang menggunakan kertas saring dan timbangan digital. Kemudian ph diukur menggunakan kertas ph dan TDS menggunakan alat pengukur TDS, serta waktu hidup seekor ikan pada air limbah laundry yang telah dielektrolisis dihitung menggunakan timer. 2.5 Pembahasan Hasil pengaruh variasi tegangan terhadap kejernihan air limbah laundry setelah proses elektrolisis menunjukkan bahwa semakin tinggi

tegangan yang digunakan maka air limbah semakin jernih atau tingkat kekeruhannya semakin menurun. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Soemargono (2006). Air limbah yang paling jernih dijumpai pada sampel 10 yang menggunakan tegangan 10V (Gambar 3). Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF) 33 Gambar 5. Pengaruh Variasi Tegangan terhadap Tingkat Keasaman Air Limbah Laundry Gambar 3. Pengaruh Variasi Tegangan terhadap Kejernihan Air Limbah Laundry Hasil pengaruh variasi tegangan terhadap massa endapan air limbah laundry setelah proses elektrolisis secara keseluruhan terlihan pada Gambar 4 semakin tinggi tegangan yang digunakan maka massa endapan semakin besar. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Sunardi (2007). Massa endapan paling besar pada sampel 10 dengan tegangan 10V yaitu 0,7046 gram. Pada sampel 7 dan 8 terjadi penurunan massa endapan. Hal ini diakibatkan adanya kemungkinan tegangan yang digunakan selama proses elektrolisis kurang stabil dan endapan yang tidak tersaring dengan sempurna. Hasil pengaruh variasi tegangan terhadap TDS air limbah laundry setelah proses elektrolisis ditunjukkan pada Gambar 6. Secara keseluruhan semakin tinggi tegangan yang digunakan maka nilai TDS semakin kecil. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Putero (2008). Nilai TDS paling rendah pada sampel 9 yaitu 1930 ppm. Gambar 6. Pengaruh Variasi Tegangan terhadap TDS Air Limbah Laundry Gambar 4. Pengaruh Variasi Tegangan terhadap Massa Endapan Air Limbah Laundry Hasil pengaruh variasi tegangan terhadap tingkat keasaman air limbah laundry setelah proses elektrolisis ditunjukkan pada Gambar 5. Gambar 5 menunjukkan bahwa adanya penurunan tingkat keasaman air limbah laundry pada semua sampel dari ph awal 10 menjadi 8 dan 9. Hal tersebut terjadi karena pada proses elektrolisis, semakin banyak ion OH - yang dihasilkan melalui reaksi reduksi air pada katoda maka tingkat keasaman menjadi turun. Meskipun penurunan konsentrasi air limbah laundry tidak teratur, namun penggunaan variasi tegangan tetap berpengaruh. Hal ini disebabkan karena tegangan berbanding lurus dengan arus. Jika tegangan diperbesar maka arus yang mengalir ke elektroda semakin besar yang mengakibatkan endapan semakin besar juga. Semakin besar massa endapan yang dihasilkan elektroda maka penurunan nilai TDS yang menjadi semakin besar. Untuk menguji kelangsungan hidup seekor ikan, setiap sampel dibagi menjadi dua, yang pertama dikocok dengan tujuan menambah oksigen sehingga ikan dapat bertahan hidup lebih lama, yang kedua tidak dikocok. Hasil pengaruh variasi tegangan terhadap kelangsungan hidup seekor ikan dalam air limbah laundry setelah proses elektrolisis ditunjukkan pada Gambar 7.

Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF) 34 Saran Proses elektrolisis dengan variasi tegangan dapat memperbaiki kualitas limbah cair yang diolah, namun pada penerapannya sebaiknya diperhatikan penggunaan tegangan listrik dan arusnya. IV. DAFTAR PUSTAKA Gambar 7. Pengaruh Variasi Tegangan terhadap Kelangsungan Hidup Seekor Ikan pada Air Limbah Laundry Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tegangan maka nilai COD (Chemical Oxygen Demand) semakin turun. Hal ini ditunjukkan oleh ikan yang dapat bertahan hidup lebih lama yaitu pada sampel 9 dan 10 yang dapat hidup lebih dari 3 hari. Secara keseluruhan waktu hidup ikan pada sampel 1-8 memiliki waktu yang relatif sama. Namun waktu hidup ikan pada sampel 9 dan 10 yang tidak dikocok memiliki waktu yang lebih lama daripada sampel yang dikocok. Hal tersebut terjadi karena pada sampel yang dikocok dengan tujuan menambah oksigen, kandungan senyawa yang telah mengendap bercampur kembali dan sisa-sisa detergen menimbulkan gelembung-gelembung dipermukaan air yang menghalangi masuknya oksigen. III. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Teknologi pengolahan limbah cair laundry menggunakan proses elektrolisis dengan variasi tegangan 1-10 V dapat meningkatkan kualitas olahan air limbah laundry. Pengaruh variasi tegangan terhadap beberapa parameter meliputi kejernihan air, massa endapan, tingkat keasaman, TDS, dan kelangsungan hidup seekor ikan, semakin tinggi tegangan yang digunakan pada proses elektrolisis maka kondisi akhir air limbah laundry semakin baik atau mendekati syarat baku mutu air limbah. Sampel yang menggunakan tegangan 10V memiliki tingkat kejernihan paling tinggi, dengan massa endapan yang dihasilkan paling banyak yaitu 0,7046 gram/300 ml, ph 9, nilai TDS 2000 ppm, dan waktu hidup ikan yang paling lama mencapai lebih dari tiga hari. Braga. J. K. & Varesche, M. B. A. (2014). Commercial Laundry Water Characterisation. American Journal of Aanalytical Chemistry. 8-16. Gunadin, I. C. (2008). Analisis Penerapan PID Controller pada AVR (Automatic Voltage Regulator). Media Elektrik, 3 (2), 156-161. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 tahun 2012 Tentang Baku Mutu Air Limbah Laundry. Prabowo, A., Basrori, G.H., & Purwanto. (2012). Pengolahan Limbah Cair yang Mengandung Minyak dengan Proses Elektrokoagulasi dengan Elektroda Besi. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, 1 (1), 352-355. Putero, S.H., Kusnanto, & Yusriani. (2008). Pengaruh Tegangan dan Waktu pada Pengolahan Limbah Radioaktif yang Mengandung Sr-90 Menggunakan Metode Elektrokoagulasi. Makalah disajikan pada Prosiding Seminar Nasional ke-14 Teknologi dan Keselamatan PLTN Serta Fasilitas Nuklir, Bandung, 5 November. Ridaningtyas, Y. W., Widodo, D. S., & Hastuti. (2013). Pengolahan Limbah Cair Industri Percetakan secara Elektrolisis dengan Elektroda Karbon/Karbon. 1 (1), 51-58. Riyanto. (2013). Penemuan Teknik Baru untuk Pengolahan Limbah Batik. Hlm. 9. Universitas Islam Indonesia. Skoog, D., A West, D., M and Holler, F., J, 1993, Principle of Instrumental Analysis, 6th ed, Saunders Collage Pub: Philadelpia. Soemargono, Ismiati, E., & Lazuardi. (2006). Pengolahan Limbah Rumah Tangga dengan Proses Elektrolfakulator secara BATCH. Jurnal Rekayasa Perencanaan, 3 (1). Sunardi. (2007). Pengaruh Tegangan Listrik dan Kecepatan Alir terhadap Hasil Pengolahan Limbah Cair yang Mengandung Logam Pb, Cd dan TSS Menggunakan Alat Elektrokoagulasi. Makalah disajikan pada Seminar Nasional III SDM Teknologi Nuklir, Yogyakarta, 23-24 November. Veiny, A.N. & Damayanti, A. (2012). Potensi Pemanfaatan Limbah Laundry Rumah Tangga dalam Memproduksi Gas Hidrogen Hidrogen Oksigen (HHO) sebagai Bahan Bakar

Alternatif. Makalah disajikan pada Scientific Conference of Environmental Technology IX- 2012, Surabaya, 10 Juli. Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF) 35