ANALISIS KUALITAS AIR TANAH BEBAS DI SEKITAR TPA BANYUROTO DESA BANYUROTO KECAMATAN NANGGULAN KABUPATEN KULON PROGO YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KUALITAS AIR TANAH BEBAS DI SEKITAR TPA BANYUROTO DESA BANYUROTO KECAMATAN NANGGULAN KABUPATEN KULON PROGO YOGYAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. gas/uap. Maka dari itu, bumi merupaka satu-satunya planet dalam Tata Surya. yang memiliki kehidupan (Kodoatie, 2012).

BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM

Kualitas Kimia Air Sumur di Perum Pondok Baru Permai Desa Bulak Rejo Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo, Tahun 2015

POTENSI AIR TANAH DANGKAL DAERAH KECAMATAN NGEMPLAK DAN SEKITARNYA, KABUPATEN SLEMAN, D.I. YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Desa pesisir, air bersih, kekeruhan, total dissolved solid, ph

Repository.Unimus.ac.id

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KUALITAS AIRTANAH DI SEKITAR TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH BANJARAN DESA BANJARAN KECAMATAN BOJONGSARI KABUPATEN PURBALINGGA

STUDI KUALITAS AIR DI SUNGAI DONAN SEKITAR AREA PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI PERTAMINA RU IV CILACAP

BAB IV TINJAUAN AIR BAKU

KUALITAS AIRTANAH UNTUK AIR MINUM DI SEKITAR PETERNAKAN AYAM DESA PAKUJATI KECAMATAN PAGUYANGAN KABUPATEN BREBES

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia

Penentuan status mutu air dengan sistem STORET di Kecamatan Bantar Gebang

KAJIAN PENGARUH LIMBAH DOMESTIK TERHADAP KUALITAS AIRTANAH BEBAS DI SEBAGIAN KECAMATAN KLATEN TENGAH, KABUPATEN KLATEN

Buletin Geologi Tata Lingkungan (Bulletin of Environmental Geology) Vol. 22 No. 1 April 2012 : 1-8

BAB 1 PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan sangat vital bagi mahkluk hidup. Air yang

PEMETAAN KUALITAS AIR SUMUR DI SEKITAR TPA PIYUNGAN BANTUL YOGYAKARATA CLEAN WATER MAPPING AROUND PIYUNGAN LANDFILL BANTUL YOGYAKARTA

PELAKSANAAN KEGIATAN BIDANG PENGENDALIAN KERUSAKAN PERAIRAN DARAT TAHUN 2015

BAB V HASIL PENELITIAN. berturut turut disajikan pada Tabel 5.1.

ANALISIS KUALITAS AIR MINUM SAPI PERAH RAKYAT DI KABUPATEN BANYUMAS JAWA TENGAH

Dimas Aditia Tjahyo Nugroho Adji Keywords: spatial analysis, water quality, nitrate, nitrite, ammonia

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.

Grand Water Quality Dose To Sand Mining In Timbulun River, Kenagarian Aur Duri Surantih Pesisir Selatan Regency

KAJIAN KUALITAS AIR SUNGAI KONTENG SEBAGAI SUMBER AIR BAKU PDAM TIRTA DARMA UNIT GAMPING, KABUPATEN SLEMAN. Yuyun Hanifah

METODELOGI PENELITIAN. penduduk yang dilalui saluran lindi bermuara ke laut dengan jarak drainase 2,5

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 01 (2016), Hal ISSN :

Rahmat Puji Ermawan¹, Tri Budi Prayogo², Evi Nur Cahya²

PENENTUAN KUALITAS AIR

Tugas Akhir Pemodelan Dan Analisis Kimia Airtanah Dengan Menggunakan Software Modflow Di Daerah Bekas TPA Pasir Impun Bandung, Jawa Barat

Hasil uji laboratorium: Pencemaran Limbah di Karangjompo, Tirto, Kabupaten Pekalongan Oleh: Amat Zuhri

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan kita sebagai manusia yang berbudaya. Air juga diperlukan untuk mengatur suhu tubuh.

ANALISA KEBERADAAN BAKTERI ESCHERICHIA COLI DALAM PRODUK AIR MINUM DARI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air. Conference on Water and the Environment)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bohulo. Desa Talumopatu memiliki batas-batas wilayah sebelah Utara berbatasan

Pengaruh Sistem Open Dumping terhadap Karakteristik Lindi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Air Dingin Padang

ANALISIS KUALITAS AIR PROGRAM PAMSIMAS DI DESA LOMULI KECAMATAN LEMITO KABUPATEN POHUWATO. Meiske M. Bulongkot, Lintje Boekoesoe, Lia Amalia 1)

Nama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M.

BAB I PENDAHULUAN. tambah kecuali sekedar mempermudah sistem pembuangan. adalah mengolah masukan (input) menjadi keluaran (ouput).

ANALISIS TEMBAGA, KROM, SIANIDA DAN KESADAHAN AIR LINDI TPA MUARA FAJAR PEKANBARU

BAB IV GEOKIMIA AIR PANAS


BAB I PENDAHULUAN. manusia berkisar antara % dengan rincian 55 % - 60% berat badan orang

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

1. PENDAHULUAN. masih merupakan tulang pungung pembangunan nasional. Salah satu fungsi lingkungan

BAB V PEMBAHASAN. mana tinggi rendahnya konsentrasi TDS dalam air akan mempengaruhi besar

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia (Sunu, 2001). seperti Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat,

Lampiran 1. Diagram alir instalasi pengolahan air Dekeng

PENGARUH KEPADATAN PENDUDUK TERHADAP KONDISI KUALITAS AIR TANAH UNTUK KEPERLUAN AIR MINUM DI KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO

PEMETAAN KOSENTRASI LIMBAH MINYAK PADA AIR TANAH DI DAERAH KELURAHAN TALANG MANDI KECAMATAN MANDAU KABUPATEN BENGKALIS PROVINSI RIAU

BAB II TINJAUAN PUSATAKA. Prinsipnya jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti sebuah alur yang

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mil laut dengan negara tetangga Singapura. Posisi yang strategis ini menempatkan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. maupun dari kegiatan industri. Volume sampah yang dihasilkan berbanding lurus

KUALITAS AIR SUMUR BOR DI PERUMAHAN BEKAS PERSAWAHAN GUNUNG PUTRI JAWA BARAT

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM. - Mg/l Skala NTU - - Skala TCU

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air

Uji Model Fisik Water Treatment Bentuk Pipa dengan Media Aerasi Baling-Baling

LAMPIRAN A : Bagan Uji Pendugaan, Penegasan dan Sempurna. Di Pipet

Oleh/By. KHAIRUN NISA Jurusan Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat Jl.A. Yani KM 36 Banjarbaru Kalimantan Selatan

KAJIAN PENGARUH LIMBAH INDUSTRI SOUN TERHADAP KUALITAS AIRTANAH DI DESA MANJUNG KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN. Setyawan Purnama

KARAKTERISTIK LIMBAH TERNAK

TPA. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah merupakan tempat dimana sampah mencapai tahap terakhir dalam pengelolaannya sejak mulai timbul di

KARAKTERISTIK LIMBAH TERNAK

LAMPIARAN : LAMPIRAN 1 ANALISA AIR DRAIN BIOFILTER

PENELITIAN PENDAHULUAN KUALITAS AIR TANAH DI BANJAR SUWUNG BATAN KENDAL, KELURAHAN SESETAN, KOTA DENPASAR

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

KUALITAS AIR TANAH DI SEKITAR LOKASI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH (STUDI KASUS: TPA BANYUROTO DAN TPA PIYUNGAN)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

BAB III METODE PENELITIAN

GAMBARAN KADAR Fe (BESI) PADA AIR TANAH DANGKAL (SUMUR) DI KECAMATAN SUKARAME PALEMBANG TAHUN 2012 ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR

Yuniati et al. / Jurnal Riset Geologi dan Pertambangan Jilid 17 No.2 ( 2007)

12/3/2015 PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR 2.1 PENDAHULUAN

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi. Daftar Tabel. Daftar Gambar

SEMINAR NASIONAL ke-8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya

KUALITAS KIMIA AIR TANAH DI DUSUN TOISAPU

Kombinasi pengolahan fisika, kimia dan biologi

BAB 4 Analisa dan Bahasan

KAJIAN KUALITAS AIR TANAH DANGKAL AKIBAT KEBERADAAN PERMUKIMAN DAN PERTANIAN DI DAERAH GUMUK PASIR

LIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IDENTIFIKASI KUALITAS PERAIRAN DI SUNGAI KAHAYAN DARI KEBERADAAN SISTEM KERAMBA STUDI KASUS SUNGAI KAHAYAN KECAMATAN PAHANDUT KALIMANTAN TENGAH

PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR: 429/ MENKES/ PER/ IV/ 2010 TANGGAL: 19 APRIL 2010 PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan

PENGARUH LIMBAH CAIR INDUSTRI PELAPISAN LOGAM TERHADAP KAN- DUNGAN CU. ZN, CN, NI, AG DAN SO4 DALAM AIR TANAH BEBAS DI DESA BANGUNTAPAN, BANTUL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Usulan Penelitian Untuk Skripsi S-I. Program Studi Geografi. Diajukan Oleh : Alfiv Laivy E

BAB I PENDAHULUAN. yang mau tidak mau menambah pengotoran atau pencemaran air (Sutrisno dan

PERBEDAAN KUALITAS AIR SUNGAI SERANG SEBELUM DAN SESUDAH MELEWATI KAWASAN PADAT PENDUDUK KECAMATAN WATES KABUPATEN KULONPROGO TAHUN 2015

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

ANALISIS KUALITAS AIR TANAH BEBAS DI SEKITAR TPA BANYUROTO DESA BANYUROTO KECAMATAN NANGGULAN KABUPATEN KULON PROGO YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Disusun Oleh : Lufti Gita Iriani NIRM : E 100130077 FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014 1

2

ANALISIS KUALITAS AIR TANAH BEBAS DI SEKITAR TPA BANYUROTO DESA BANYUROTO KECAMATAN NANGGULAN KABUPATEN KULON PROGO YOGYAKARTA Lufti Gita Iriani 1, Alif Noor Anna 2, Yuli Priyana 3 1 Mahasiswa Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta 2, 3 Dosen Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta luftigita@gmail.com E 100130077 ABSTRAK Kualitas air tanah adalah suatu sifat air yang ditentukan oleh sifat fisik, sifat kimia dan sifat biologi. Sifat fisik meliputi warna, bau, rasa, suhu, kekeruhan serta total zat padat terlarut (TDS). Sifat kimia meliputi ph, Sulfat (SO 4-2 ), Besi Total (Fe), Nitrat (NO 3 - ), Nitrit (NO 2 ), Amoniak (NH 3 -N), serta Chlorida (Cl). Sifat biologi meliputi kandungan bakteri coliform total. Penelitian ini bertujuan untuk : 1) menganalisis kualitas air tanah bebas di sekitar TPA Banyuroto berdasarkan No. 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, dan 2) menganalisis sebaran kualitas air tanah bebas di sekitar lokasi TPA Banyuroto. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey meliputi pengukuran tinggi muka air tanah dan pengambilan sampel air tanah dengan teknik purposive sampling berdasarkan pertimbangan kemiringan lereng dan penggunaan lahan permukiman. Analisis data hasil uji laboratorium sampel air tanah dilakukan secara deskriptif, grafik maupun spasial. Kualitas air tanah di sekitar TPA Banyuroto sampai radius 644 m pada elevasi yang lebih rendah dari lokasi TPA di musim kemarau masih memenuhi persyaratan baku mutu air minum, kecuali unsur TDS pada sampel nomor 5, 3, dan 6 dan unsur bakteri coliform total pada sampel nomor 3. Tingginya TDS disebabkan oleh perbedaan kadar bahan organik di tiap sampel air. Tingginya bakteri coliform pada sampel nomor 3 dikarenakan lokasinya yang berdekatan dengan sumber pencemar peternakan ayam. Kata kunci : Kualitas Air Tanah, Air Tanah 4

FREE GROUNDWATER QUALITY ANALYSIS AROUND TPA BANYUROTO BANYUROTO VILLAGE NANGGULAN DISTRICT KULON PROGO REGENCY YOGYAKARTA Lufti Gita Iriani 1, Alif Noor Anna 2, Yuli Priyana 3 1 Student Faculty of Geography Muhammadiyah Surakarta University 2, 3 Lecturer Faculty of Geography Muhammadiyah Surakarta University luftigita@gmail.com E 100130077 ABSTRACT Ground water quality is a water which is determined by the nature of the physical properties, chemical properties and biological properties. Physical properties include color, odor, taste, temperature, turbidity and total dissolved solids (TDS). Chemical properties include ph, sulfate (SO 4-2 ), total iron (Fe), nitrate (NO 3 ), nitrite (NO 2 ), ammonia (NH 3 -N), and chloride (Cl). Biological properties include the content of total coliform bacteria. This research aims to: 1) analyze the quality of the free groundwater around the TPA Banyuroto under the Minister of Health No. 492 of 2010 on Water Quality Requirements, and 2) to analyze the distribution of free ground water quality around the TPA Banyuroto. The research method used in this study is survey method, covers the measurement of ground water level and groundwater sampling with purposive sampling technique based on the consideration of slope and land use settlements. Data analysis of laboratory test results of ground water samples were analyzed descriptively, graphical and spatial. The quality of groundwater around the TPA Banyuroto to a radius of 644 m in the lower elevation of the location of the landfill in the dry season still meet the requirements of drinking water quality standard, except for the element of TDS on sample numbers 5, 3, and 6 and the element of total coliform bacteria in a sample number 3 The high TDS are caused by differences in organic matter content in each water sample. The high coliform bacteria in the sample number 3 due to its proximity to the sources of pollution chicken farm. Keyword : Groundwater Quality, Groundwater 5

1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Sampah secara umum berpengaruh terhadap kualitas air tanah, karena sampah akan menghasilkan air lindi yang dapat meresap ke dalam tanah dan bercampur dengan air tanah yang ada. Kabupaten Kulon Progo merupakan pilot project pengelolaan sampah di lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah, menyusul banyaknya masalah sampah yang terjadi di Kota Yogyakarta, Sleman, dan Bantul (Kulon Progo News, 2010). TPA milik Kabupaten Kulon Progo yaitu TPA Banyuroto, terletak di Dusun Tawang Desa Banyuroto Kecamatan Nanggulan dengan luas ± 1,08 Ha, pada ketinggian 100-120 mdpal, dan kemiringan lereng 15-25%. Kabupaten Kulon Progo menghasilkan sampah sebanyak 70-80 m 3 /hari atau sekitar 40 ton/hari. Kondisi sampah di Kabupaten Kulon Progo saat ini masih bercampur menjadi satu. 55% sampah Kabupaten Kulon Progo adalah sampah organik, disajikan pada Tabel 1.1. Dari hasil observasi/wawancara, TPA Banyuroto mulai memberikan dampak negatif pada lingkungan sekitarnya. Sejumlah sumur milik warga Dusun Tawang, Desa Banyuroto, Kecamatan Nanggulan mengalami perubahan warna dan bau tidak sedap setiap kali turun hujan yang diduga akibat limbah yang berasal dari sampah TPA Banyuroto. Tabel 1.1. Persentase Karakteristik Sampah di Kabupaten Kulon Progo Karakteristik Persentase Sampah Organik 55 % Plastik 15 % Kertas 10 % Metals 0 % Kayu 1 % Kaca 1 % Karet/Kulit 2 % Kain 1 % Lain-Lain 5 % Sumber : Kulon Progo, 2012 Pencemaran air tanah di sekitar lokasi TPA Banyuroto ini tentu perlu menjadi perhatian khusus, mengingat sangat berartinya peran air tanah dalam kehidupan masyarakat sekitar TPA Banyuroto yang sebagian besar memanfaatkan air tanah dari sumur gali. 1.2. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk : (1) menganalisis kualitas air tanah bebas di sekitar TPA Banyuroto berdasarkan No. 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, dan (2) menganalisis sebaran kualitas air tanah bebas di sekitar lokasi TPA Banyuroto. 6

2. Dasar Teori Air tanah merupakan bagian dari siklus hidrologi dan umumnya difahami sebagai air yang menempati semua rongga dalam strata geologi. Karakteristik kualitas air tanah ditentukan oleh analisis dari karakteritik kimia, fisik dan biologi (Todd, 2005). 1. Karakteristik Kimia Kandungan kimia utama dalam air tanah menurut C.N Durfer and E.Baker (USGS Water-Supply Paper 1812, 1964) meliputi: Silika (SiO 2 ), Besi (Fe), Mangan (Mn), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Sodium (Na), Potassium (K), Karbonat (CO 3 ), Bikarbonat (HCO 3 ), Sulfat (SO 4 ), Chlorida (Cl), Florida (F), Nitrat (NO 3 ) dan padatan terlarut. 2. Karakteristik Fisik Karakteristik fisik meliputi temperatur, kekeruhan, warna, bau dan rasa. (Todd, 2005). 3. Parameter Biologi Karakteristik biologi meliputi uji deteksi kandungan bakteri coliform (Todd, 2005). Sampah merupakan suatu bahan yang terbuang atau di buang dari suatu sumber hasil aktivitas manusia maupun prosesproses alam yang tidak mempunyai nilai ekonomi, bahkan dapat mempunyai nilai ekonomi yang negatif karena dalam penanganannya baik untuk membuang atau membersihkannya memerlukan biaya yang cukup besar (Pakpahan, 2010). Air lindi atau air sampah didefinisikan sebagai cairan yang meresap ke dalam limbah padat dan mengandung bahanbahan terlarut dan tersuspensi (Tchobanoglous, et al., 1993 dalam Kristiadi, 2008). Air lindi dapat bergerak ke bawah dari landfill masuk ke muka air tanah dan menyebabkan air tanah tercemar (Fetter, 1988 dalam Kristadi, 2008). 3. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey untuk mengukur tinggi muka air tanah. Tinggi muka air tanah digunakan untuk mengetahui arah aliran air tanah dan survey pengambilan sampel air tanah. Pengukuran tinggi muka air tanah dilakukan secara sampling dengan metode purposive sampling untuk menentukan sampel sumur berdasarkan kemiringan lereng dan penggunaan lahan permukiman. Pengambilan sampel air tanah dilakukan pada 4 kriteria sampel yaitu sampel pada sumur air tanah warga, sampel air lindi TPA, sampel air tanah kontrol dan sampel air embung di sekitar TPA. Sumur air tanah warga yang digunakan adalah sumur yang lokasinya searah dengan arah aliran air tanah yang berasal dari air lindi. Sampel air lindi adalah sampel air lindi pada lokasi TPA. 7

Sampel air tanah kontrol yaitu sampel air tanah yang lokasinya tidak searah dengan arah aliran air tanah yang berasal dari air lindi. Data sampel air tanah ini di uji laboratorium untuk kemudian dianalisis secara deskriptif, grafis maupun spasial. Analisis deskriptif menjelaskan kondisi kualitas air tanah dikaitkan dengan unsur lingkungan yang mempengaruhinya. Baik buruknya kualitas air tanah bisa dilihat dari perbandingan data konsentrasi tiap unsur hasil uji laboratorium dengan standar baku mutu air minum Peraturan Menteri Kesehatan No. 492 Tahun 2010. Analisis grafis menyajikan data hasil uji laboratorium dalam bentuk tabel maupun diagram batang. Analisis spasial menyajikan data hasil uji laboratorium dalam bentuk peta untuk kemudahan mengetahui distribusi kualitas air tanah. Pada analisis ini disajikan diagram lingkaran untuk mengetahui kualitas air tanah di setiap titik lokasi pengambilan sampel air tanah. 4. Hasil dan Pembahasan 4.1. Kondisi Permukiman Data areal permukiman pada penelitian ini didapatkan melalui hasil digitasi citra satelit Quickbird liputan Kecamatan Nanggulan tahun 2011. Areal permukiman di Desa Banyuroto terletak menyebar di seluruh wilayah dan berasosiasi dengan jalan raya. 4.2. Kondisi Air Tanah Desa Banyuroto memiliki kedalaman muka air tanah sumur cukup bervariasi, antara 0,31 m-19,21 m. Tinggi muka air tanah dihasilkan dari selisih ketinggian tempat terhadap kedalaman muka air tanah yaitu antara 25 m-140,27 m. Variasi tinggi muka air tanah ini disebabkan oleh perbedaan topografi berupa kemiringan lereng dan ketinggian Desa Banyuroto. 4.3. Kualitas Fisik Air Tanah a. Warna Nilai warna pada sampel air tanah kontrol nomor 1 adalah 0,8118 Pt-Co, sedangkan sampel air lindi TPA nomor 8 bernilai 1487,6 Pt-Co. Sampel air tanah yang diduga tercemar memiliki nilai warna antara 0,01 Pt-Co hingga 3,3714 Pt-Co dan sampel air embung memiliki nilai warna 2,6052 Pt-Co. Semakin tinggi nilai warna semakin pekat warna airnya, begitu juga sebaliknya. Tingginya nilai warna sampel air lindi disebabkan tingginya kandungan bahan organik air lindi. Perbandingan nilai warna air lindi, air tanah kontrol, air tanah yang diduga tercemar dan air embung disajikan pada Gambar 4.1. Gambar 4.1. Grafik Nilai Warna 8

batas maksimum untuk parameter warna adalah 15 TCU atau setara dengan 15 Pt- Co. Berdasarkan keterangan tersebut, sampel air tanah kontrol, sampel air tanah yang diduga tercemar dan sampel air embung masih berada dalam ambang batas yang diperbolehkan. b. Bau Tabel 4.1. Hasil Uji Laboratorium Parameter Bau Berdasarkan Tabel 4.1., semua sampel air tanah yang ada tidak berbau, hanya sampel air lindi yang bau. Air lindi yang bau karena adanya dekomposisi sampah organik secara anaerobik, menghasilkan senyawa yang berbau anyir dan busuk berupa senyawa amonia, H 2 S dan methan. pertimbangan tidak berbau. Berdasarkan aspek bau, air tanah sampai radius 644 m dari lokasi TPA sampah ke arah selatan memenuhi persyaratan untuk air minum. c. Rasa Tabel 4.2. Hasil Uji Laboratorium Parameter Rasa Berdasarkan Tabel 4.2., semua sampel air tanah yang ada tidak berasa, dan hanya sampel air lindi yang berasa. Rasa disebabkan oleh adanya garam-garam dan unsur kimia dalam air yang terdapat secara berlebihan seperti Na, Cl dan Mg. Air lindi yang berasa dimungkinkan karena ada kontaminasi oleh berbagai zat yang dapat membahayakan kesehatan (Sudibyo, 1999 dalam Budiarti, 2013). pertimbangan tidak berasa. Berdasarkan aspek rasa, air tanah sampai radius 644 m dari lokasi TPA sampah ke arah selatan memenuhi persyaratan untuk air minum. d. Suhu Suhu sampel air tanah di daerah penelitian berkisar antara 27,6 o C-28 o C. Air embung memiliki suhu sedikit melebihi suhu air tanah kontrol yaitu 27,7 o C. Gambar 4.2. menunjukkan bahwa air lindi TPA memiliki suhu tertinggi yaitu 28,9 o C. Tingginya suhu air lindi disebabkan oleh semakin meningkatnya proses biokimia 9

yang terjadi di dalam air lindi, sehingga mengeluarkan energi panas yang akan mengakibatkan menurunnya jumlah oksigen terlarut dalam air dan meningkatkan kecepatan reaksi kimia. Secara umum temperatur di daerah penelitian masih berada dalam keadaan normal dan sesuai untuk air minum. terlarut dalam air lindi, baik itu zat kimia maupun yang lainnya. batas maksimum untuk kekeruhan adalah 5 NTU. Berdasarkan keterangan tersebut, sampel air tanah dan sampel air embung berada dalam batas yang diperbolehkan. f. Total Zat Padat Terlarut Gambar 4.2. Grafik Nilai Temperatur e. Kekeruhan Gambar 4.3. Grafik Nilai Kekeruhan Gambar 4.3. menunjukkan nilai kekeruhan berkisar antara 0,44 NTU hingga 1,16 NTU untuk air tanah, 3,01 NTU untuk air embung dan 80 NTU untuk air lindi TPA. Kekeruhan menunjukkan adanya partikel-partikel dari tanah dan kemungkinan adanya kontaminasi logamlogam seperti besi, mangan, dan sebagainya (Fardiaz, 1992 dalam Budiarti, 2013). Tingginya nilai kekeruhan air lindi disebabkan oleh banyaknya zat-zat yang Gambar 4.4. Grafik Nilai Total Zat Padat Terlarut (TDS) Gambar 4.4. menunjukkan bahwa sampel air lindi memiliki nilai TDS tertinggi, yaitu 6600 mg/l. Sampel air embung memiliki nilai TDS 384 mg/l sedangkan sampel air tanah bernilai antara 356-656 mg/l. Tingginya kadar TDS pada air lindi sampah disebabkan oleh tingginya akumulasi hasil dekomposisi sampah organik dan anorganik yang ditimbun di TPA sampah Banyuroto. batas maksimum untuk TDS adalah 500 mg/l. Berdasarkan keterangan tersebut, sampel sumur air tanah yang berada dalam 10

batas yang diperbolehkan untuk air minum adalah sampel nomor 2 dan 4. Sampel nomor 5, 3, dan 6 tidak diperbolehkan dimanfaatkan sebagai air minum karena memiliki nilai TDS lebih dari 500 mg/l. Jarak lokasi sampel terhadap lokasi air lindi tidak berkaitan terhadap penyebaran kadar zat padat terlarut. Tinggi rendahnya nilai TDS tiap sampel air tanah disebabkan oleh perbedaan kadar bahan organik. 4.4. Kualitas Kimia Air Tanah a. ph Gambar 4.5. Grafik Nilai ph Nilai derajat keasaman (ph) daerah penelitian berdasarkan Gambar 4.5. berkisar antara 7 hingga 7,47 untuk sampel air tanah, 7,28 untuk sampel air embung dan 7,49 untuk sampel air lindi TPA. Secara keseluruhan, nilai ph air tanah, air lindi dan air embung masih berada dalam batas yang diijinkan oleh menteri kesehatan untuk air minum. Tingginya nilai ph air lindi disebabkan tingginya aktivitas fotosintesis, respirasi organisme akuatik, suhu dan keberadaan ion-ion. Nilai ph sampel air tanah terdekat dengan lokasi TPA yaitu nomor 2 memiliki nilai ph tertinggi kedua setelah nilai ph air lindi, diduga terjadi karena adanya pencemaran air lindi ke dalam air tanah tersebut. Nilai ph air embung memiliki nilai lebih tinggi dibanding nilai ph 4 sampel air tanah yang disebutkan sebelumnya, yaitu 7,28. Hal ini diduga terjadi karena adanya pencemaran air lindi melalui aliran permukaan. batas maksimum untuk parameter ph adalah 6,5-8,5. Berdasarkan keterangan tersebut, sampel sumur air tanah, air lindi dan air embung berada dalam batas yang diperbolehkan untuk air minum. b. Sulfat (SO 2-4 ) Gambar 4.6. Grafik Kadar Sulfat Kadar sulfat daerah penelitian berdasarkan Gambar 4.6. berkisar antara 0,3 mg/l hingga 5,2 mg/l untuk sampel air tanah, 8,7 mg/l untuk sampel air embung dan 12,7 mg/l untuk sampel air lindi TPA. Tingginya kadar sulfat pada air lindi disebabkan oleh tingginya hasil dekomposisi senyawa-senyawa organik pada sampah. Tingginya kadar sulfat air 11

embung yang melebihi kadar sulfat air tanah diduga karena adanya pencemaran air lindi melalui aliran permukaan. batas maksimum untuk sulfat 250 mg/l. Berdasarkan keterangan tersebut, sampel sumur air tanah, air lindi dan air embung berada dalam batas yang diperbolehkan. c. Besi Total (Fe) Kadar besi daerah penelitian berdasarkan Gambar 4.7. berkisar antara 0,0049 mg/l hingga 0,0246 mg/l untuk sampel air tanah, 0,014 mg/l untuk sampel air embung dan 0,0201 mg/l untuk sampel air lindi TPA. Tingginya kadar besi total untuk sampel air tanah nomor 5 dan 3 dibanding kadar besi total sampel air lindi disebabkan proses dekomposisi bahan organik pada sampel air tanah melebihi pada sampel air lindi. keterangan tersebut, sampel sumur air tanah, air lindi dan air embung berada dalam ambang batas yang diperbolehkan. d. Nitrat (NO - 3 ) Kadar nitrat daerah penelitian berdasarkan Gambar 4.8. berkisar antara 0,0066 mg/l hingga 21,832 mg/l untuk sampel air tanah, 0,0066 mg/l untuk sampel air embung dan 690,028 mg/l untuk sampel air lindi Tingginya kadar nitrat pada air lindi disebabkan oleh proses oksidasi secara sempurna pada senyawa nitrogen dari dalam sampah yang banyak mengandung bahan organik. Sedangkan tingginya kadar nitrat pada sampel air tanah nomor 3 disebabkan karena adanya pencemaran antropogenik dari kotoran hewan, yaitu dari peternakan ayam. Gambar 4.7. Grafik Kadar Besi Total 492/Menkes/Per/IV/2010 batas maksimum untuk besi total 0,3 mg/l. Berdasarkan Gambar 4.8. Grafik Kadar Nitrat batas maksimum yang diperbolehkan untuk nitrat adalah 50 mg/l. Berdasarkan keterangan tersebut, sampel sumur air tanah dan air embung berada dalam ambang batas yang diperbolehkan. 12

e. Nitrit (NO 2 ) Kadar nitrit daerah penelitian berdasarkan Gambar 4.9. berkisar antara 0,0009 mg/l hingga 0,014 mg/l untuk sampel air tanah, 0,0109 mg/l untuk sampel air embung dan 1,0947 mg/l untuk sampel air lindi TPA. Tingginya kadar nitrit pada air lindi terjadi karena proses oksidasi secara sempurna pada senyawa nitrogen dari dalam sampah yang banyak mengandung bahan organik. Gambar 4.9. Grafik Kadar Nitrit 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air memberikan batas maksimum untuk nitrit 3 mg/l. Berdasarkan keterangan tersebut, sampel sumur air tanah, air lindi dan air embung berada dalam batas yang diperbolehkan. f. Amoniak (NH 3 -N) Kadar amoniak daerah penelitian berkisar berdasarkan Gambar 4.10. berkisar antara 0,0229 mg/l hingga 0,0554 mg/l untuk sampel air tanah, 0,0864 mg/l untuk sampel air embung dan 107,145 mg/l untuk sampel air lindi. Tingginya kadar amoniak pada air lindi disebabkan proses oksidasi secara sempurna pada senyawa nitrogen dari dalam sampah yang banyak mengandung bahan organik. Gambar 4.10. Grafik Kadar Amoniak batas maksimum untuk amoniak 1,5 mg/l. Berdasarkan keterangan tersebut, sampel sumur air tanah dan air embung berada dalam batas yang diperbolehkan. g. Klorida (Cl) Gambar 4.11. Grafik Kadar Klorida Kadar klorida daerah penelitian berdasarkan Gambar 4.11. berkisar antara 28 mg/l hingga 56 mg/l untuk sampel air tanah, 44 mg/l untuk sampel air embung dan 5000 mg/l untuk sampel air lindi. Tingginya kadar klorida air lindi 13

disebabkan hasil dekomposisi sampah dari TPA yang merembes masuk ke air tanah. batas maksimum untuk klorida 250 mg/l. Berdasarkan keterangan tersebut, sampel sumur air tanah dan air embung berada dalam batas yang diperbolehkan. 4.5. Kualitas Biologi Air Tanah Bakteri golongan coliform merupakan parameter mikrobiologi terpenting bagi kualitas air bersih. Keberadaan bakteri ini menunjukkan tingkat hygiene yang rendah yang membahayakan kesehatan (Depkes RI, 1991 dalam Budiarti, 2013). Gambar 4.12. Grafik Jumlah Coliform Total Jumlah coliform total daerah penelitian berdasarkan Gambar 4.12. berkisar antara 6 hingga 920 untuk sampel air tanah, 14 untuk sampel air embung dan 22 untuk sampel air lindi TPA. Tingginya coliform total pada sampel air tanah nomor 3 disebabkan pada lokasi tersebut sumur air tanah berdampingan dengan sumber pencemar dari peternakan ayam. Sedangkan air embung dengan coliform total 14 diduga merupakan hasil akumulasi dari air lindi melalui aliran permukaan. batas maksimum untuk coliform total adalah 0. Berdasarkan keterangan tersebut, sampel sumur air tanah, air lindi dan air embung berada dalam batas yang tidak diperbolehkan. Air tanah disekitar TPA sampah berdasarkan coliform nya tidak memenuhi persyaratan untuk air minum. 4.6. Evaluasi Kualitas Air Tanah untuk Air Minum Air tanah disekitar lokasi TPA sampah sampai dengan radius 644 pada musim kemarau masih layak dimanfaatkan sebagai air minum kecuali untuk unsur TDS pada sampel nomor 5, 3, dan 6 dan unsur bakteri coliform total pada sampel nomor 3. Air tanah di sekitar TPA layak untuk dijadikan air minum, kecuali sampel air tanah nomor 5, 3 dan 6 dengan pemanasan yang tinggi sampai air benarbenar mendidih untuk menghilangkan kadar coli dan padatan-padatan terlarut yang ada. Untuk lebih jelasnya, hasil kualitas air tanah dan air lindi di daerah penelitian disajikan dalam diagaram lingkaran pada Gambar 4.13. 14

5. Kesimpulan dan Saran 5.1. Kesimpulan 1. Kualitas air tanah bebas di sekitar lokasi TPA Banyuroto pada musim kemarau secara umum memenuhi persyaratan baku mutu air minum, kecuali unsur TDS pada sampel air tanah nomor 5, 3, 6 dan unsur bakteri coliform total pada sampel air tanah nomor 3. Tingginya TDS disebabkan oleh perbedaan kadar bahan organik di tiap sampel air. Adapun tingginya bakteri coliform pada sampel nomor 3 dikarenakan lokasinya yang berdekatan dengan sumber pencemar peternakan ayam. 2. Air tanah bebas di sekitar lokasi TPA sampah sampai dengan radius 644 m pada elevasi yang lebih rendah dari lokasi TPA di musim kemarau masih layak dimanfaatkan sebagai air minum, kecuali unsur TDS pada sampel air tanah nomor 5, 3, 6 dan unsur bakteri coliform total pada sampel air tanah nomor 3. 5.2. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diajukan saran untuk perlu diadakannya penelitian lanjutan di sekitar lokasi TPA pada musim penghujan sebagai perbandingan dan analisis lebih lanjut. 6. DAFTAR PUSTAKA Budiarti, dkk. 2013. Kajian Kualitas Air Sumur Sebagai Sumber Air Minum Di Kelurahan Gubug Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan. Jurnal Ilmu Farmasi dan Farmasi Klinik Volume 10 No 1 Juni 2013. Semarang: Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim. Kulon Progo News. 2010. Kulon Progo Pilot Project Pengolahan Sampah DIY, 9 November. http://kulonprogonews.wordpress.com/ 2010/11/09/kulonprogo-pilot-projectpengolahan-sampah-diy/ diakses 11 Maret 2014. Kulon Progo. 2012. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012. Yogyakarta. Pokja Sanitasi Kabupaten Kulon Progo. Kristiadi, H. 2008. Analisis Ditribusi Airtanah Bebas Tercemar Air Lindi Pada Musim Hujan Di Daerah Sekitar TPA Bantar ebang Kecamatan Bantar Gebang Kotamadya Bekasi Jawa Barat. Skripsi S1. Yogyakarta: Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada. Pakpahan, H.L. 2010. Manajemen Pengelolaan Sampah Dalam Rangka Pengembangan Kota Medan Berwawasan Lingkungan. Tesis S2. Medan: Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan. Republik Indonesia. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Jakarta. Pemerintah Republik Indonesia. Todd, D.K., et al.2005. Groundwater Hydrology, Third Edition. NewYork: John Wiley & Sons. 15

LAMPIRAN Gambar 4.13. Peta Kualitas Air Tanah dan Air Lindi Sebagian Desa Banyuroto Kecamatan Nanggulan Kabupaten Kulon Progo 16