ANALISIS POLA PITA-C KROMOSOM TANAMAN SALAK JANTAN DAN BETINA (Salacca zalacca var. zalacca)

dokumen-dokumen yang mirip
UNIVERSITAS GADJAH MADA LABORATORIUM GENETIKA DAN PEMULIAAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA LABORATORIUM GENETIKA DAN PEMULIAAN

ANALISIS KROMOSOM JAHE (Zingiber officinale var. officinale) Chromosomes Analysis Of Ginger (Zingiber Officinale Var. Officinale)

LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN PREPARAT SQUASH AKAR BAWANG

PETUNJUK PRAKTIKUM GENETIKA DASAR. Disusun oleh : Dr. Henny Saraswati, M.Biomed PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

ANALISIS MEIOSIS PENDAHULUAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-April Penelitian ini

SKRIPSI. ANALISIS KROMOSOM PADA ANGGREK ALAM JAWA TIMUR (Paphiopedilum glaucophyllum, Coelogyne speciosa dan Dendrobium crumenatum)

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEL DAN MOLEKULER MITOSIS AKAR BAWANG

STUDI KARAKTERISASI ANGGREK SECARA SITOLOGI DALAM RANGKA PELESTARIAN PLASMA NUTFAH

PEMBELAHAN MITOSIS PADA TUDUNG AKAR BAWANG MERAH (Allium Cepa)

PETUNJUK PRAKTIKUM BIOLOGI MODUL 3 BIOPSIKOSOSIOKULTURAL FAKULTAS KEDOKTERAN

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROTEKNIK

Tabel 5. Distribusi jumlah kromosom ikan manvis golden marble

MODUL IV REPRODUKSI SEL

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Anggrek

ABSTRACT. IDENTIFICA'I'ION OF PERIOD NEEDED EACH PHASE IN Pyrrosia lanceolata (L.) Farwell FERN ROOT CELLS DURING MITOSIS

JUMLAH DAN PANJANG ABSOLUT KROMOSOM BAWANG MERAH KULTIVAR SAMAS (ALLIUM ASCALONICUM L. CV. SAMAS) ABSTRAK

bio.unsoed.ac.id MATERI DAN METODE PENELITIAN

STUDI KROMOSOM TANAMAN MATA KUCING (Dimocarpus malesianus Leenh.) DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS BUAH

HUBUNGAN ANTARA LAMA SIMPAN SERBUK SARI DENGAN PRODUKSI BUAH DAN VIABlLlTAS BENlH. SALAK PONDOH (Salacca zalacca (Gaertner) Voss var.

HUBUNGAN ANTARA LAMA SIMPAN SERBUK SARI DENGAN PRODUKSI BUAH DAN VIABlLlTAS BENlH. SALAK PONDOH (Salacca zalacca (Gaertner) Voss var.

SKRIPSI KAJIAN KARIOTIPE TANAMAN SAWO (ACHRAS ZAPOTA) Oleh Erni Yulianingsih H

Kultur Invitro untuk Tanaman Haploid Androgenik. Yushi Mardiana, SP, Msi Retno Dwi Andayani, SP, MP

ANALISIS SITOGENETIKA TANAMAN MANGGIS (Garcinia mangostana L.) JOGOROGO SKRIPSI. Oleh Arini Sarasmiyarti H

UNIVERSITAS GADJAH MADA LABORATORIUM GENETIKA DAN PEMULIAAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH KONSENTRASI KOLKHISIN PADA BEBERAPA ANGGREK ALAM Phalaenopsis spp. SKRIPSI. Program Studi Agronomi

UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI MALANG 2012

BAB I PENDAHULUAN. ada didalam sel, pembelahan dan penduplikasian merupakan konsep terpenting

III. METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN

Mitosis pada Akar Bawang Merah (Allium cepa)

SIKLUS & PEMBELAHAN SEL. Suhardi S.Pt.,MP

BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Jenis Data Data Primer

Pembelahan Sel Muhammad Ridha Alfarabi Istiqlal, SP MSi

BAB 4 MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

V. IDENTIFIKASI KROMOSOM PADA ANYELIR (Dianthus caryophyllus Linn.) MUTAN

PENGARUH KOLKISIN TERHADAP KERAGAMAN MORFOLOGI DAN JUMLAH KROMOSOM TANAMAN SRI REJEKI (Aglaonema sp.) VARIETAS DUD UNJAMANEE SKRIPSI OLEH:

Kariotipe Rana chalconota Kompleks yang Terdapat di Sumatera Barat. Karyotype of Rana chalconota Complex in West Sumatera.

STUDI IDENTIFIKASI MITOSIS AKAR BAWANG MERAH MEDIA PEMBELAJARAN

ANALISIS METODE PEWARNAAN KROMOSOM TANAMAN JATI (Tectona grandis L.f.) TOFAN RANDY WIJAYA

LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

PEMBUATAN PREPARAT STOMATA METODE LEAF CLEARING DAN PREPAPAT STOMATA SEGAR. Laporan Praktikum Mikroteknik. OLEH : : M. Rizqun akbar : J1C112031

BAHAN AJAR DASAR-DASAR GENETIKA

Pada keadaan demikian, kromosom lebih mudah menyerap zat warna, misalnya sudan III, hematoksilin, methylen blue, dan kalium iodida.

Kromosom, DNA, Gen, Non Gen, Basa Nitrogen

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


LABORATORIUM GENETIKA DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA 2010

Preparasi Kromosom Fase Mitosis Markisa Ungu (Passiflora edulis) Varietas Edulis Sulawesi Selatan

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEL DAN MOLEKULER KROMOSOM KELENJAR LUDAH Chironomus

MAKALAH BIOLOGI KROMOSOM

PERAKITAN VARIETAS SALAK :

A. JUDUL Pengamatan Kromosom Raksasa Pada Drosophila melanogaster B. TUJUAN Pada praktikum ini, ada beberapa tujuan antara lain: 1.

MATERI GENETIK. Oleh : TITTA NOVIANTI, S.Si., M. Biomed.

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Pengoleksian Kutu Tanaman

II. METODE PENELITIAN

KARAKTER KROMOSOM EKALIPTUS (Eucalyptus pellita F. Muell.) HASIL INDUKSI EKSTRAK ETANOLIK DAUN TAPAK DARA (Catharanthus roseus (L.) G. Don.

TINJAUAN PUSTAKA Botani Nilam

PETUNJUK PRAKTIKUM BIOLOGI SEL

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. melakukan uji morfologi, Laboratorium Teknik Kimia Ubaya Surabaya. mulai dari bulan Februari 2011 sampai Juli 2011.

PETUNJUK PRAKTIKUM. Biologi umum (kimia) Oleh : Dr. Tyas Pramesti G Ria Ramadhani, S.Kep Asmuni Hasyim, M.Si

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.3, Juli 2017 (79):

IDENTIFIKASI KARYOTIPE TERUNG BELANDA (Solanum betaceum Cav.) KULTIVAR BERASTAGI SUMATERA UTARA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen karena pada penelitian

Lampiran 1 Prosedur Pembuatan Preparat Histologi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap

III. METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK

ANALISIS STOMATA DAN KROMOSOM PADA TIGA SPESIES TANAMAN KANTONG SEMAR (Nepenthes spp.)

Paramita Cahyaningrum Kuswandi ( FMIPA UNY 2012

3 METODE PENELITIAN. Gambar 3 Garis besar jalannya penelitian

Perbandingan Kariotipe Huia sumatrana (Anura: Raniadae) Dari Padang Dan Pasaman

Pengamatan Pembelahan Mitosis pada Sel Ujung Akar Bawang Merah (Allium cepa L.)dengan Mikroskop Binokuler. Oleh Marthen Kause NIM ABSTRAK

BAB III METODOLOGI. untuk Microsoft Windows.

Identifikasi Gen Abnormal Oleh : Nella ( )

ABSTRAK. Kata kunci : Prevalensi, Intensitas, Leucocytozoon sp., Ayam buras, Bukit Jimbaran.

2 sampai homogen dan diinkubasi 37o C dalam waterbath selama 1530 menit. Berikutnya tabungtabung dipusingkan 1000 RPM selama 10 menit, supernatan dibu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan Rancangan

I. PENDAHULUAN. Jenis kelamin menjadi salah satu studi genetik yang menarik pada tanaman

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA

LAPORAN PRAKTIKUM PENGANTAR BAKTERIOLOGI TUMBUHAN Pewarnaan Gram, Uji KOH dan Pewarnaan Spora OLEH: FITRAH AULIA NIM: D1 B

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Fakultas Matematika dan

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA

TEKNIK PEMBUATAN PREPARAT SMEAR SEL SPERMA

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Dasar Teori 1. Salak Tanaman salak dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae

III. METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. : Nilai pengamatan perlakuan ke-i, ulangan ke-j : Rata-rata umum : Pengaruh perlakuan ke-i. τ i

JURUSAN/ PROGRAM AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

SKRIPSI. PENGARUH KOLKISIN TERHADAP FENOTIPE PERTUMBUHAN AWAL DAN JUMLAH KROMOSOM TANAMAN SIRSAK (Annona muricata L.) Oleh MARYATI H

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PEWARNAAN SEDERHANA,NEGATIF DAN PERGERAKAN BAKTERI. Oleh :

PERUBAHAN MORFOLOGI DAN SITOLOGI LIMA VARIETAS KEDELAI (GLYCINE MAX (L.) MERRILL) DENGAN PERLAKUAN PEMBERIAN PUPUK POSPHAT

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan.hewan

Lampiran 1 Proses Dehidrasi Jaringan

Transkripsi:

ANALISIS POLA PITA-C KROMOSOM TANAMAN SALAK JANTAN DAN BETINA (Salacca zalacca var. zalacca) ANALYSIS OF C-BANDING CHROMOSOMES OF MALE AND FEMALE SALAK (Salacca zalacca var. zalacca) Parjanto Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta email: parjanto_uns@yahoo.co.id ABSTRACT The objectives of this research were to study the C-banding pattern of male and female salak chromosome and to obtain the sex marker of salak based on C- banding pattern variation. C-banding pattern of male and female of salak were observed using geimsa C-banding technique. Variation of chromosomes C- banding pattern were analyzed according to number and position of C-band of chromosomes. The results of the research showed that C-band of salak chromosom can be revealed using geimsa C-banding technique. The C-band revealed on the telomer and the centromer region. Pro-metaphase and metaphase chromosomes could be used to observe the C-band. There were no differences in C-band pattern of chromosome of male and female salak, so the sex of salak can not be identified based on the observation of C-band of chromosome. Key words: chromosome, C-banding, sex marker, salak ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah mempelajari pola pita-c kromosom salak jantan dan betina, selanjutnya mengidentifikasi penanda kelamin tanaman salak berdasar perbedaan pola pita-c kromosom.tanaman salak jantan dan betina varietas pondoh asal cangkok anakan digunakan untuk mempelajari perbedaan pola pita-c. Pengamatan pita-c kromosom dilakukan dengan teknik pemitaan geimsa (geimsa C-banding technique). Analisis perbedaan pola pita-c kromosom salak jantan dan betina dilakukan berdasar jumlah dan posisi pita-c dengan membandingkan karyogram dan idiogram pita-c. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pita-c kromosom salak dapat dihasilkan menggunakan metode pemitaan- C geimsa (Geimsa C-banding technique), sebagian pita-c berada pada ujung kromosom atau terletak pada daerah telomer dan sebagian yang lain terletak di daerah sentromer. Pita-C dapat dihasilkan pada kromosom metafase awal (pro metaphase) maupun kromosom metafase (late metaphase). Tidak terdapat perbedaan pola pita-c antara kromosom tanaman salak jantan dan betina, sehingga jenis kelamin tanaman salak tidak didapatkan ditentukan berdasar pola pita-c kromosom. Kata kunci: kromosom, pita-c, penanda kelamin, salak. Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010 19

PENDAHULUAN Penanda kelamin (sex marker) untuk membedakan tanaman salak (Salacca zalacca var. zalacca Gart. Voss) jantan dan betina pada stadia bibit (vegetatif) sangat diperlukan untuk mendukung studi genetika dan program pemuliaan tanaman tersebut. Tanaman salak pada umumnya bersifat berumah dua dan jenis kelamin tanaman salak hasil perbanyakan seksual baru dapat diketahui setelah tanaman berbunga pada umur 3-4 tahun (Mogea, 1974; Tri Harsono, 1994). Salah satu pendekatan untuk mengatasi masalah penentuan kelamin tanaman salak fase bibit, terutama tanaman salak hasil perkembangbiakan secara seksual, adalah pengamatan secara sitogenetik melalui analisis variasi kromosom. Dikemukakan oleh Dellaporte dan Calderon-Urrea (1993) bahwa jenis kelamin pada beberapa jenis tanaman terkait dengan kromosom seperti halnya pada hewan. Analisis perbedaan kromosom tanaman salak jantan dan betina berpotensi untuk menghasilkan penanda kelamin secara sitologis. Analisis variasi kromosom salak jantan dan betina berdasar pengamatan jumlah, ukuran, dan bentuk kromosom, menunjukan tidak teridentifikasi perbedaan sifat-sifat kromosom yang dapat digunakan sebagai penanda kelamin (Parjanto dkk., 2006). Selain berdasarkan pengamatan sifat morfologi kromosom (jumlah, ukuran, dan bentuk), analisis variasi kromosom juga dapat dilakukan berdasarkan pengamatan pola pita kromosom, salah satunya dengan teknik pemitaan-c (Cbanding technique). Teknik ini dapat mengidentifikasi variasi pola sebaran daerah heterokromatin kromosom. Daerah heterokromatin konstitutif dapat ditentukan dengan teknik pemitaan-c, yakni tampak sebagai bahan (pita) berwarna gelap. Sebaran pita-c ini dapat bersifat spesifik antar spesies bahkan antar individu (Clark and Wall, 1996). Variasi pita-c dapat digunakan sebagai penanda genetik dalam bidang sitogenetika (Linde-Laursen, 1978). Penelitian ini bertujuan mempelajari pola pita-c kromosom tanaman salak dan mendapatkan penanda kelamin untuk membedakan tanaman salak jantan dan betina berdasar perbedaan pola pita-c kromosom. BAHAN DAN METODE PENELITIAN Bahan tanaman Tanaman salak jantan dan tanaman salak betina (masing-masing merupakan hasil cangkok-anakan) digunakan untuk pengamatan pola pita-c kromosom. Ujung akar yang aktif tumbuh (meristimatis) digunakan sebagai bahan pembuatan preparat untuk pengamatan pita-c kromosom. Pembuatan preparat pita-c Pemitaan-C dilakukan dengan Geimsa C-banding Technique mengikuti Robin dan Yakovlev dalam Jahier et. al. (1996) dengan dimodifikasi seperlunya. Prosedur pembuatan preparat pita-c sebagai berikut: (1) Pengambilan cuplikan ujung akar dilakukan pada pukul 08.00-10.00; (2) Pra-perlakuan dilakukan dengan merendam potongan ujung akar dalam air suling pada suhu 5-8o C selama 24 jam; (3) Fiksasi dilakukan dengan larutan Carnoy (6 etanol + 3 kloroform +1 asam asetat glasial, v/v) selama 24 jam pada suhu kamar; (4) Pemencetan (squashing) 20 Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

dilakukan dengan terlebih dahulu mengilangkan tudung, kemudian bagian meristematis diletakan pada gelas preparat, ditetesi asam asetat 45%, ditutup dengan gelas penutup, kemudian dipencet (squash); (5) Pembukaan gelas penutup preparat dengan cara direndam alkohol 95% selama 24 jam, kemudian gelas penutup dibuka dengan pinset.. Gelas preparat tempat kromosom menempel (selanjutnya disebut preparat) dikering-anginkan selama 24 jam; (6) Denaturasi dilakukan dengan larutan Ba(OH) 2 4% selama 5 menit pada suhu 55 o C; (7) Renaturasi dengan larutan 2XSSC selama 10 menit pada suhu 55 o C; (8) Pewarnaan dengan larutan Geimsa 2% (ph 6,8) selama 10 menit pada suhu kamar, selanjutnya dicuci dengan aquades dan dikering-anginkan. Pengamatan pita-c Pengamatan pita-c dilakukan dengan mikroskop cahaya. Sel-sel yang mengandung kromosom dengan pita-c dan menunjukkan penyebaran kromosom dengan baik dipotret dengan mikroskop-foto. Gambar kromosom hasil pemotretan diperbesar dan diperjelas dengan program komputer Adobe photo. Selanjutnya, gambar kromosom tersebut digunakan untuk pengamatan jumlah dan lokasi pita- C masing-masing kromosom. Pengamatan pita-c kromosom pada masing-masing jenis kelamin (jantan dan betina) dilakukan terhadap 10 sel somatik. Analisis variasi pola pita-c Analisis variasi pola pita-c tanaman salak jantan dan betina dilakukan berdasarkan jumlah dan lokasi pta-c dengan membandingkan karyogram dan idiogram pita-c kedua jenis kelamin tanaman salak. Karyogram disusun dengan cara menyusun kromosom secara berurutan berdasar ukuran panjang dan pola pita kromosom. Kromosom dipasang-pasangkan dengan kromosom homolognya. Pasangan kromosom homolog ditentukan berdasarkan kemiripan ukuran panjang kromosom, dan kemiripan pola pita-c. Idiogram disusun berdasar karyogram pola pita-c dan idiogram kromosom salak berdasar pengecatan aceto-orcein hasil penelitian Pajanto dkk. (2006). HASIL DAN PEMBAHASAN Pita-C salak betina Hasil pemitaan-c kromosom salak betina dipaparkan pada Gambar 1. Terlihat pada Gambar 1 bahwa sebagian besar kromosom mempunyai pita-c dan hanya beberapa kromosom tidak mempunyai pita-c. Berdasar posisi pita-c pada kromosom, terlihat sebagian pita-c berada pada ujung kromosom atau terletak pada daerah telomer (terminal bands) dan sebagian yang terletak di daerah sentromer. Pita-C dapat dihasilkan pada kromosom metafase awal (pro metaphase) maupun kromosom metafase (late metaphase). Berdasar hasil pemitaan pada Gambar 1, pengamatan pita-c pada kromosom metafase awal (pro metaphase) lebih menguntungkan dibanding kromosom metafase (late metaphase) karena ukuran kromosom metafase awal lebih panjang dibanding kromosom metafase. Dikemukakan oleh Parjanto dkk. (2006), kromosom salak mempunyai ukuran relatif pendek sehingga pengamatan kromosom salak akan lebih mudah dilakukan pada kromosom profase. Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010 21

Pola pita-c masing-masing kromosom dapat didentifikasi melalui karyogram dan idiogram pita-c. Berdasar hasil pengamatan pita-c pada penelitian ini dan hasil penelitian-penelitian sebelumnya mengenai kariotipe salak (Parjanto dkk., 2006), dapat disusun karyogram dan idiogram pita-c kromosom salak sebagaimana dipaparkan pada Gambar 2 dan 3. Berdasar karyogram dan idiogram tersebut dapat diidentifikasi karakterisitik pola pita-c pada 14 pasang kromosom salak betina sebagai berikut. 1. Pasangan kromosom nomor 1 mempunyai dua pita tipis atau lemah (weak bands), satu pita terletak pada ujung kromosom dan satu pita terletak pada daerah sentromer. 2. Pasangan kromosom nomor 2 mempunyai dua pita tebal (kuat), satu pita terletak pada ujung kromosom dan satu pita terletak pada daerah sentromer. 3. Pasangan kromosom nomor 3 mempunyai dua pita tipis, keduanya terletak pada ujung- 4. Pasangan kromosom nomor 4 mempunyai satu pita tebal (kuat) terletak pada 5. Pasangan kromosom nomor 5 mempunyai satu pita tipis (lemah) terletak pada daerah sentromer. 6. Pasangan kromosom nomor 6 mempunyai satu pita tebal (kuat) terletak pada 7. Pasangan kromosom nomor 7 mempunyai dua pita tebal (kuat), satu pita terletak pada ujung kromosom dan satu pita terletak pada daerah sentromer. Gambar 1. A Pita-C kromosom prometafase (A) dan metafase (B) sel somatik salak betina (2n = 28). B 22 Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

Gambar 2. Karyogram pita-c kromosom prometafase sel somatik salak betina (2n = 28). Gambar 3. Idiogram pola pita-c kromosom sel somatis salak betina (2n=28). Bagian yang diarsir hitam gelap menunjukkan pita-c kuat. Bagian yang diarsir tipis menunjukkan lokasi pita-c lemah (tipis). 1). Pasangan kromosom nomor 8 mempunyai satu pita tebal (kuat) terletak pada 2). Pasangan kromosom nomor 9 mempunyai satu pita tipis (lemah) terletak pada 3). Pasangan kromosom nomor 10 mempunyai satu pita tipis (lemah) terletak pada daerah sentromer. 4). Pasangan kromosom nomor 11 tidak mempunyai pita. 5). Pasangan kromosom nomor 12 mempunyai dua pita, satu pita tebal (kuat) terletak pada satu ujung kromosom dan satu pita tipis (lemah) terletak pada pada ujung yang lain. 6). Pasangan kromosom nomor 13 tidak mempunyai pita. 7). Pasangan kromosom nomor 14 mempunyai dua pita tebal (kuat), satu pita terletak pada satu ujung kromosom dan satu pita terletak pada pada ujung yang lain. Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010 23

Pita-C kromosom salak jantan Hasil pemitaan-c kromosom salak jantan dipaparkan pada Gambar 4. Terlihat pada Gambar 4 bahwa sebagian besar kromosom mempunyai pita-c dan hanya beberapa kromosom tidak mempunyai pita-c. Berdasar posisi pita-c pada kromosom, terlihat sebagian pita-c berada pada ujung kromosom atau terletak pada daerah telomer (terminal bands) dan sebagian yang terletak di daerah sentromer. Sama halnya dengan pada kromosom salak betina, pita-c kromosom salak jantan juga dapat dihasilkan pada kromosom metafase awal (pro metaphase) maupun kromosom metafase (late metaphase). Hasil pemitaan-c pada kromosom salak jantan (Gambar 4) juga menunjukkan bahwa pengamatan (identifikasi) pita-c pada kromosom metafase awal (pro metaphase) lebih menguntungkan dibanding kromosom metafase (late metaphase). Pola pita-c masing-masing kromosom dapat diidentifikasi melalui karyogram dan idiogram pita-c. Karyogram dan idiogram pita-c kromosom salak jantan dipaparkan pada Gambar 5 dan 6. Idiogram pita-c tersebut disusun berdasar hasil pengamatan pita-c pada penelitian ini dan hasil penelitianpenelitian sebelum mengenai kariotipe salak (Parjanto dkk., 2006). A Gambar 4. B Kromosom pro-metafase (A) dan metafase (B) sel somatik tanaman salak (Salacca zalacca, 2n = 28) JANTAN dengan pengecatan pemitaan-c (geimsa C-banding). Gambar 5. Karyogram berdasar pita-c (geimsa C-banding). Karyogram disusun berdasarkan foto kromosom pada Gambar 4A. 24 Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

Gambar 6. Idiogram pola pita-c salak betian disusun berdasarkan karyogram pita-c (Gambar 5). Berdasar karyogram dan idiogram tersebut dapat diidentifikasi karakterisitik pola pita-c pada 14 pasang kromosom salak jantan sebagai berikut. (1) Pasangan kromosom nomor 1 mempunyai dua pita tipis atau lemah (weak bands), satu pita terletak pada ujung kromosom dan satu pita terletak pada daerah sentromer. (2) Pasangan kromosom nomor 2 mempunyai dua pita tebal (kuat), satu pita terletak pada ujung kromosom dan satu pita terletak pada daerah sentromer. (3) Pasangan kromosom nomor 3 mempunyai dua pita tipis, keduanya terletak pada ujung- (4) Pasangan kromosom nomor 4 mempunyai satu pita tebal (kuat) terletak pada (5) Pasangan kromosom nomor 5 mempunyai satu pita tipis (lemah) terletak pada daerah sentromer. (6) Pasangan kromosom nomor 6 mempunyai satu pita tebal (kuat) terletak pada (7) Pasangan kromosom nomor 7 mempunyai dua pita tebal (kuat), satu pita terletak pada ujung kromosom dan satu pita terletak pada daerah sentromer. (8) Pasangan kromosom nomor 8 mempunyai satu pita tebal (kuat) terletak pada (9) Pasangan kromosom nomor 9 mempunyai satu pita tipis (lemah) terletak pada (10) Pasangan kromosom nomor 10 mempunyai satu pita tipis (lemah) terletak pada daerah sentromer. (11) Pasangan kromosom nomor 11 tidak mempunyai pita. Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010 25

(12) Pasangan kromosom nomor 12 mempunyai dua pita, satu pita tebal (kuat) terletak pada satu ujung kromosom dan satu pita tipis (lemah) terletak pada pada ujung yang lain. (13) Pasangan kromosom nomor 13 tidak mempunyai pita. (14) Pasangan kromosom nomor 14 mempunyai dua pita tebal (kuat), satu pita terletak pada satu ujung kromosom dan satu pita terletak pada pada ujung yang lain. Perbandingan pola pita-c salak betina dan jantan Hasil analisis secara deskriptif dengan membandingkan karyogram/idiogram pita-c kromosom salak betina dan jantan menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan pola pita-c kromosom salak jantan dan betina. Terlihat pada idogram pita-c kromosom salak jantan (Gambar 3) dan idogram pita-c kromosom salak betina (Gambar 6) bahwa pola pita-c pada kedua jenis kelamin sama, baik jumlah pita maupun lokasi pita. Berdasar hasil analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa tidak diperoleh penanda kelamin tanaman salak yang berupa pola pita-c spesifik terkait dengan jenis kelamin. Dengan demikian jenis kelamin tanaman salak tidak dapat ditentukan berdasar pengamatan pita-c kromosom. KESIMPULAN Berdasar hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Pita-C kromosom salak dapat dihasilkan menggunakan metode pemitaan-c geimsa (Geimsa C-banding technique), sebagian pita-c berada pada ujung kromosom atau terletak pada daerah telomer (terminal bands) dan sebagian terletak di daerah sentromer. Pita-C dapat dihasilkan pada kromosom metafase awal (pro metaphase) maupun kromosom metafase (late metaphase). 2. Tidak terdapat perbedaan pola pita-c antara kromosom tanaman salak jantan dan betina, sehingga jenis kelamin tanaman salak tidak dapat ditentukan berdasar pola pita-c kromosom. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis menyampaikan terima kasih kapada Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional yang telah berkenan membiayai penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Clark, M.S. dan W.J. Wall. 1996. Chromosomes The Complex Code. Chapman & Hall, London. 345 h. Dellaporta, S.L. and A. Calderon-Urrea. 1993. Sex Ditermination in Flowering Plant. The Plant Cell 5: 1241-1251. 26 Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

Jahier, J., A.M. Chevre, F. Eber, R. Delourme, dan A.M. Tanguy. 1996. Technques of Plant Cytogenetics. Science Publishers, USA. 179 p. Linde-Laursen, IB. 1978. Giemsa C-banding of barley chromosomes, Banding pattern polymorphism. Hereditas 88:55-64. Mogea, J. P. 1973. Beberapa Aspek Fenologi Salacca Edulis Reinwardt. Tesis Sarjana. Departemen Biologi ITB, Bandung. 67 h. Parjanto, Aziz-Purwantoro, W.T. Artama, dan Sukarti-Moeljopawiro. 2006. Analisis Kromosom untuk Penentuan Kelamin Tanaman Salak (Salacca zalacca Gart. Voss). Agrivita Vol. 28 (1): 35-44. Tri Harsono. 1994. Studi Taksonomi kultivar salak (Salacca zalacca Var. zalacca). Tesis S2. Program Pasca Sarjana IPB, Bogor. 56 h. Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010 27