MENGEMBANGKAN DEMOKRATISASI DESA. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sejak tahun 2015 menurut Undang-undang No.6 Tahun menteri Desa No.21 tahun 2015 tentang prioritas penggunaan

MEMBANGUN DAN MEMBERDAYAKAN DESA MELALUI UNDANG-UNDANG DESA Oleh : Mardisontori, LLM *

Prioritas Penggunaan Dana Desa

MATRIK KURIKULUM PELATIHAN TENAGA AHLI DAN PENDAMPING PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA

Pengelolaan. Pembangunan Desa Edisi Desember Buku Bantu PENGANGGARAN PELAKSANAAN PERENCANAAN PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Dr. Ir. Suprayoga Hadi, MSP dan Kementerian PPN/BAPPENAS

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

POKOK-POKOK KEBIJAKAN PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN 2016 DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA

Lex Et Societatis Vol. V/No. 9/Nov/2017

Pengelolaan. Pembangunan Desa. Buku Bantu PENGANGGARAN PELAKSANAAN PERENCANAAN PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PELAPORAN

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA

TRANSFORMASI DESA PENGUATAN PARTISIPASI WARGA DALAM PEMBANGUNAN, PEMERINTAHAN DAN KELOLA DANA DESA. Arie Sujito

REVOLUSI MENTAL DALAM TATA KELOLA PEMERINTAHAN DESA OLEH : I GEDE KANEKA SETIAWAN, SSTP, MPA

Membangun Generasi Sehat dan Cerdas

Oleh: Bito Wikantosa Kasubdit Perencanaan dan Pembangunan Partisipatif

DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMERINTAHAN DESA KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Hari Prasetyo Controll and Analysis Program Implementation Specialist Tim Advisory PNPM Mandiri Perkotaan.

Taufik Madjid, S.Sos, MSi. Direktur Pemberdayaan Masyarkat Desa

UU No. 6 Tahun 2014 kesatuan masyarakat hukum berwenang untuk mengatur dan mengurus

MATRIK SYLABUS PELATIHAN SETRAWAN

TINJAUAN HUKUM ATAS MEKANISME PENYALURAN, PENGGUNAAN, DAN PELAPORAN SERTA PERTANGGUNGJAWABAN DANA DESA. Sumber : id.wordpress.com

PENGAKUAN DAN PENGUATAN PERAN PEREMPUAN DALAM IMPLEMENTASI UU DESA NO 6 TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. pengesahan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa oleh mantan

PENJELASAN ATAS PERATURAN MENTERI DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI NOMOR 1,2,3,4 dan 5 TAHUN 2015 DALAM RANGKA IMPLEMENTASI UU DESA

BAB I PENDHULUAN. memegang teguh adat-istiadat setempat, sifat sosialnya masih tinggi dan

BAB I PENDAHULUAN. langsung dalam pemelihan presiden dan kepala daerah, partisipasi. regulasi dalam menjamin terselenggaranya pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. Sumarto, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2009, hal. 1-2

LANGKAH KEBIJAKAN PETA JALAN PNPM MANDIRI 2012

Good Governance. Etika Bisnis

RANGKUMAN HASIL KONFERENSI

TERWUJUDNYAMASYARAKAT KABUPATEN PASAMAN YANGMAJU DAN BERKEADILAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PENGENTASAN KEMISKINAN MELALUI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

penduduknya bekerja sebagai petani dan tingkat pendidikan relatif rendah, dengan

Peran TKPK Kabupaten/Kota dalam Penggulangan Kemiskinan pasca UU 6 Tahun 2014 tentang Desa. Ir. TARMIZI A. KARIM, M.Sc

Penguatan Kelembagaan BUM Desa

PELAYANAN INFORMASI PUBLIK

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

GERAKAN PEMBANGUNAN DESA SEMESTA (GERAKAN DESA) BERBASIS KAWASAN UNTUK PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

BAB III PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK

Perspektif Kemendes No. 3 Tahun 2015

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan ata

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 06 Tahun 2014 Tentang Desa

BAB I PENDAHULUAN. transaksi-transaksi, dan pelaporan kinerja pemerintahan oleh pihak-pihak yang

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

LAPORAN EKSEKUTIF. Kolaborasi Pemangku Kepentingan Desa Menuju Gerakan Nasional Desa Membangun Indonesia

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN INOVASI DAN DAYA SAING DAERAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH

PERMUKIMAN UNTUK PENGEMBANGAN KUALITAS HIDUP SECARA BERKELANJUTAN. BAHAN SIDANG KABINET 13 Desember 2001

-2- No.1934, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2014 tenta

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN DESA TAHUN ANGGARAN 2012

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA. P a r a d i g m a K e m i s k i n a n

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahannya. Hal ini dapat dilihat pada

BAB I PENDAHULUAN. paket kebijakan otonomi daerah berdasarkan UU No. 22 tahun 1999 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia telah mencanangkan reformasi birokrasi

MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Demokratisasi Desa merupakan fase tersendiri yang sengaja dibedakan

GUBERNUR JAWA TENGAH

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup

BAGAIMANA MENAKAR PEMBANGUNAN EKONOMI LOKAL DI ERA OTONOMI DAERAH*)

5 KEWAJIBAN PEMERINTAH DESA PASCA IMPLEMENTASI UU NO.6 TAHUN Suswanta

BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

Memperkuat Kerangka Regulasi RB Dalam Rangka Peningkatan Kualitas Pelayanan

SEJARAH PERTUMBUHAN KONSEP DAN PRAKTEK GOVERNANCE

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara yang wilayahnya terbagi atas daerah-daerah

SAMBUTAN KEPALA BAPPENAS Dr. Djunaedi Hadisumarto

Visi Misi Gubernur DIY: Rancangan Cascade RPJMD DIY

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PEMERINTAH DESA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 51 TAHUN 2010 TENTANG

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Oleh Ir. Timbul Pudjianto, MPM Direktur Jenderal Bina Administrasi Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri

KOTA SURAKARTA PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (PPAS) TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN

WALIKOTA BANJAR. PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 2.a TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN DESA TAHUN ANGGARAN 2013

IRE YOGYAKARTA. Membangun Asa Demokrasi Alternatif di Desa

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan partisipasi masyarakat sebagai elemen penting dalam proses. penyusunan rencana kerja pembangunan daerah.

GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21

IMPLEMENTASI UU NO. 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

DESA: Gender Sensitive Citizen Budget Planning in Villages

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTANTAN SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN

SALINAN WALIKOTA BATU

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

Kabupaten Tasikmalaya 10 Mei 2011

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Dalam menyusun RPJMD Kabupaten Karawang tahun ,

Bab8 Pembinaan dan Pengawasan

BAB I PENDAHULUAN. daerah diharapkan mampu menciptakan kemandirian daerah dalam mengatur dan

LD NO.14 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL I. UMUM

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala daerah dan

BAB I PENDAHULUAN. pembahasan, akhirnya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II PENGATURAN PEMERINTAH DESA DALAM MENDIRIKAN BADAN USAHAMILIK DESA. A. Pengertian, Tujuan dan Fungsi Badan Usaha Milik Desa

Kebijakan Manajemen Risiko

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat aktor (node) dan hubungan (ties) di antara aktor. Aktor (node) dapat

Transkripsi:

MENGEMBANGKAN DEMOKRATISASI DESA Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia

Potret Desa URBANISASI 14.107 Desa Sangat Tertinggal (18.87%) 33.948 Desa Tertinggal (45.41%) Pada 2010, presentase penduduk di daerah perdesaan masih 50,2% dari total penduduk di Indonesia. Pada 2035 diproyeksikan turun menjadi 33,4% KONDISI DESA BERDASARKAN INDEKS DESA MEMBANGUN (IDM) Desa di Indonesia saat ini berjumlah 74.754. Hampir 46% (33.948 Desa) diantaranya memiliki status Desa Tertinggal. 173 Desa Mandiri (0.23%) 3.610 Desa Maju (4.83%) 22.916 Desa Berkembang (30.66%) KEMISKINAN Pada Maret 2016, jumlah penduduk miskin di perdesaan mencapai 17,67 juta orang (14,11%), lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin perkotaan yang berjumlah 10,34 juta orang (7,79%). Jumlah Desa 40,000 35,000 30,000 25,000 20,000 15,000 10,000 5,000 0 Kulit Juml;ah Desa 80,000 60,000 40,000 20,000 0 Kayu UMKM DI DESA Logam Tanah Kas Desa/ Ulayat Anyama n Banguna n Kerami k KEPEMILIKAN ASET DESA Pasar Kain/ Tenun Makana n & Minuma n Lainnya Series1 49,313 63,039 10,488 30,944 KETIMPANGAN Lainnya Series1 2,519 34,895 6,464 18,937 15,067 13,247 36,679 10,923 Pada 2005 hingga 2015, rasio gini desa rata-rata mengalami kenaikan. Pada 2005, rasio gini desa awalnya masih sebesar 0.26, namun pada 2015 telah mencapai 0,32 Ø Desa berpotensi mendorong perkembangan UMKM. Saat ini sudah terdapat sekitar 1.868.266 unit industri kecil dan mikro yang beroperasi di desa. INFRASTRUKTUR DESA (Podes, 2014) 1.33,42% desa ( 2.547.671 KK)membutuhkan akses listrik; 2. 24,12% Desa di Indonesia dengan akses jalan yang buruk; 3. 21,58% Desa jauh dari fasilitas pendidikan tingkat dasar; 4. 58,11% Desa jauh dari fasilitas pendidikan tingkat menengah. %

KERANGKA PEMBANGUNAN DESA Matra Pembangunan Desa 1. JARING KOMUNITAS WIRADESA (JAMU DESA) Penguatan daya dan ekspansi kapabilitas masyarakat desa 2. LUMBUNG EKONOMI DESA (BUMI DESA) Optimalisasi sumber daya Desa untuk mewujudkan kemandirian ekonomi, kedaulatan pangan & ketahanan energi 3. LINGKAR BUDAYA DESA (KARYA DESA) Partisipasi masyarakat dalam pembangunan Desa Inovasi Menuju Kemandirian Desa

Implementasi prinsip Tri Matra diturunkan dalam bentuk: Regulasi Kebijakan Program Implementasi Tri Matra membutuhkan keterlibatan banyak pihak dalam hal: Formulasi Kebijakan Koordinasi & Negosiasi Kesepakatan Kelembagaan Birokrasi Partisipasi TATA KELOLA Sektorisasi Rentang Kendali Matriks Tata Kelola Guna mensinergikan implementasi Tri Matra, perlu koordinasi antar sektor yang meliputi: Integrasi Kebijakan Komite Antarlembaga Pembagian Tanggungjawab Lingkup kewenangan pemerintah sangat terbatas. Oleh karena itu, pelaksanaan Tri Matra juga membutuhkan peran Pemda, NGO, perguruan tinggi, dll. Transfer ke Regional Kolaborasi NGO s/pt Pengelolaan Jaringan

DESA LAMA Payung Hukum UU No. 32/2004 dan PP No. 72/2005 UU No. 6/2014 Asas utama Desentralisasi-residualitas Rekognisi-subsidiaritas Kedudukan Posisi dan peran kabupaten/kota Delivery kewenangan dan program Politik tempat Posisi dalam pembangunan Model pembangunan Pendekatan dan tindakan Sebagai organisasi pemerintahan yang berada dalam sistem pemerintahan kabupaten/kota (local state government) Kabupaten/kota mempunyai kewenangan yang besar dan luas dalam mengatur dan mengurus Desa. Target Lokasi: Desa sebagai lokasi proyek dari atas Objek Government driven development atau community driven development Imposisi dan mutilasi sektoral DESA BARU Sebagai pemerintahan masyarakat, hybrid antara self governing community dan local self government. Kabupaten/kota mempunyai kewenangan yang terbatas dan strategis dalam mengatur dan mengurus Desa; termasuk mengatur dan mengurus bidang urusan Desa yang tidak perlu ditangani langsung oleh Pusat. Mandat Arena: Desa sebagai arena bagi orang Desa untuk menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan, pemberdayaan dan kemasyarakatan Subjek Rezim Pengaturan Desa Village driven development Fasilitasi, emansipasi, dan konsolidasi

Demokratisasi Desa DEMOKRASI REPRESENTATIF VS DEMOKRASI PARTISIPATIF Menekankan aspek prosedural Tidak ada keputusan atau fungsi yang muncul secara terpusat melebihi daripada yang diperlukan Transfer kekuasaan kepada sekelompok elit Menekankan akuntabilitas, pendidikan, dan kewajiban Sumber: Ife dan Tesoriero (2008)

Demokratisasi dan Pembangunan Desa Demokratisasi Desa masih menghadapi kendala praktek serba administratif. PENGADUAN KETIDAKPUASAN MASYARAKAT 2001 2012 Aparatus Pemerintah Daerah cenderung melakukan tindakan kepatuhan dari Pusat untuk mengendalikan Pemerintah Desa. 32% 26% Di sisi lain, demokratisasi Desa juga masih terkendala oleh lemahnya tingkat partisipasi yang substantif dan konstruksif dari masyarakat Desa. 2001 2012 CARA MASYARAKAT DESA MENGEKSPESIKAN KETIDAKPUASAN ALASAN KETIDAKPUASAN MASYARAKAT (%) Persen 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Diskusi dgn Teman Demonstrasi/ Protes Terbuka Menghubungi Pimpinan Komunitas Menghubungi Pejabat Lain Lain-Lain 2001 49% 20% 7% 4% 19% 2012 67% 8% 5% 14% 6% Sumber Data: Antlov et al (2016) Persen 40% 35% 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% Korupsi Dana Pembangun an Kinerja Pemdes Keputusan Pemdes Pelayanan Pemdes yg Buruk Nepotisme 2001 39% 16% 10% 7% 5% 2012 15% 38% 24% 13% 1%

Hambatan Demokratisasi Desa HAMBATAN Hambatan Intrinsik Hambatan Ekstrinsik Faktor-faktor yang terletak di dalam batas-batas organisasi komunitas Faktor-faktor yang terletak di luar batasbatas organisasi komunitas Sumber: Ife dan Tesoriero (2008)

Hambatan Intrinsik Berkaitan dengan ciri-ciri birokrasi dan profesionalisme Mencakup beberapa aturan dan peraturan organisasi yang membatasi akses masyarakat Desa Bahasa yang digunakan oleh staf mungkin bersifat mengintimidasi dan mengasingkan masyarakat setempat Masyarakat mungkin melihat suatu perbedaan besar antara diri mereka sendiri dan anggota masyarakat yang lain Ada gap yang besar antara apa yang dianggap organisasi sebagai pengetahuan rasional dan jeritan yang bersifat emosional dari masyarakat desa setempat

Hambatan Ekstrinsik Berkaitan dengan konteks sosial, ekonomi, politik dan kebudayaan Posisi struktural orang-orang dalam masyarakat dapat mempengaruhi siapa yang berpartisipasi dan siapa yang tidak Kalangan dengan status sosial ekonomi lebih tinggi lebih berpartisipasi dibandingkan kalangan dengan status sosial lebih rendah Kalangan orang muda umumnya kurang berpartisipasi dibandingkan kalangan orang tua Kekuatan masyarakat dan modal sosial juga sangat mempengaruhi dalam tingkat (kadar) dan efektivitas partisipasi

Pendalaman Demokratisasi Desa POKOK-POKOK PIKIRAN Pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa merupakan agregasi aspirasi seluruh elemen yang ada di desa yang diwadahi melalui Musyawarah Desa; Asas rekognisi dan subsidiaritas dapat dipandang sebagai sebuah teladan dari negara kepada desa, di mana desa juga harus menerapkan rekognisi dan subsidiaritas dalam tata kelola desa. Implementasi UU Desa tidak hanya berkutat pada hubungan pemerintah dan Desa, tetapi diharapkan dapat memperkuat pemenuhan hak warga negara, perlindungan HAM, pendidikan, kesehatan, dan ekonomi; Membaharukan desa berarti memperkuat institusi (formal dan informal) di desa untuk mencapai apa yang disebut sebagai Desa Inklusif;

Demokratisasi dan Kesejahteraan Sosial Komitmen kesejahteraan harus dimiliki Desa sebagai pengemban amanat konstitusi. Tingginya komitmen kesejahteraan menjadi salah satu indikasi dari kualitas demokrasi dan inklusivitas dalam proses deliberasi kebijakan di Desa. Strategi pembangunan desa mesti dirancang untuk mengatasi problem kemiskinan dan ketimpangan yang semakin pelik. Mewujudkan Desa Inklusif adalah kewajiban konstitusional Desa sebagai bagian dari NKRI. Sebab konstitusi secara tegas melarang tindakan diskriminasi terhadap siapapun. Isu lingkungan dan pemberdayaan kelompok marjinal merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari agenda pembangunan inklusif. Transparansi, partisipasi, dan akuntabilitas merupakan prasyarat utama yang wajib dipenuhi.

Fungsi Pemberdayaan Masyarakat DUKUNGAN DANA DESA Meningkatnya kapasitas masyarakat; CAPAIAN YANG DIHARAPKAN Meningkatnya prakarsa, kesadaran, dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan lokal; Teroptimalisasinya aset desa secara partisipatoris; PENDAMPINGAN DESA

TERIMA KASIH DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA