MENGEMBANGKAN DEMOKRATISASI DESA Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia
Potret Desa URBANISASI 14.107 Desa Sangat Tertinggal (18.87%) 33.948 Desa Tertinggal (45.41%) Pada 2010, presentase penduduk di daerah perdesaan masih 50,2% dari total penduduk di Indonesia. Pada 2035 diproyeksikan turun menjadi 33,4% KONDISI DESA BERDASARKAN INDEKS DESA MEMBANGUN (IDM) Desa di Indonesia saat ini berjumlah 74.754. Hampir 46% (33.948 Desa) diantaranya memiliki status Desa Tertinggal. 173 Desa Mandiri (0.23%) 3.610 Desa Maju (4.83%) 22.916 Desa Berkembang (30.66%) KEMISKINAN Pada Maret 2016, jumlah penduduk miskin di perdesaan mencapai 17,67 juta orang (14,11%), lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin perkotaan yang berjumlah 10,34 juta orang (7,79%). Jumlah Desa 40,000 35,000 30,000 25,000 20,000 15,000 10,000 5,000 0 Kulit Juml;ah Desa 80,000 60,000 40,000 20,000 0 Kayu UMKM DI DESA Logam Tanah Kas Desa/ Ulayat Anyama n Banguna n Kerami k KEPEMILIKAN ASET DESA Pasar Kain/ Tenun Makana n & Minuma n Lainnya Series1 49,313 63,039 10,488 30,944 KETIMPANGAN Lainnya Series1 2,519 34,895 6,464 18,937 15,067 13,247 36,679 10,923 Pada 2005 hingga 2015, rasio gini desa rata-rata mengalami kenaikan. Pada 2005, rasio gini desa awalnya masih sebesar 0.26, namun pada 2015 telah mencapai 0,32 Ø Desa berpotensi mendorong perkembangan UMKM. Saat ini sudah terdapat sekitar 1.868.266 unit industri kecil dan mikro yang beroperasi di desa. INFRASTRUKTUR DESA (Podes, 2014) 1.33,42% desa ( 2.547.671 KK)membutuhkan akses listrik; 2. 24,12% Desa di Indonesia dengan akses jalan yang buruk; 3. 21,58% Desa jauh dari fasilitas pendidikan tingkat dasar; 4. 58,11% Desa jauh dari fasilitas pendidikan tingkat menengah. %
KERANGKA PEMBANGUNAN DESA Matra Pembangunan Desa 1. JARING KOMUNITAS WIRADESA (JAMU DESA) Penguatan daya dan ekspansi kapabilitas masyarakat desa 2. LUMBUNG EKONOMI DESA (BUMI DESA) Optimalisasi sumber daya Desa untuk mewujudkan kemandirian ekonomi, kedaulatan pangan & ketahanan energi 3. LINGKAR BUDAYA DESA (KARYA DESA) Partisipasi masyarakat dalam pembangunan Desa Inovasi Menuju Kemandirian Desa
Implementasi prinsip Tri Matra diturunkan dalam bentuk: Regulasi Kebijakan Program Implementasi Tri Matra membutuhkan keterlibatan banyak pihak dalam hal: Formulasi Kebijakan Koordinasi & Negosiasi Kesepakatan Kelembagaan Birokrasi Partisipasi TATA KELOLA Sektorisasi Rentang Kendali Matriks Tata Kelola Guna mensinergikan implementasi Tri Matra, perlu koordinasi antar sektor yang meliputi: Integrasi Kebijakan Komite Antarlembaga Pembagian Tanggungjawab Lingkup kewenangan pemerintah sangat terbatas. Oleh karena itu, pelaksanaan Tri Matra juga membutuhkan peran Pemda, NGO, perguruan tinggi, dll. Transfer ke Regional Kolaborasi NGO s/pt Pengelolaan Jaringan
DESA LAMA Payung Hukum UU No. 32/2004 dan PP No. 72/2005 UU No. 6/2014 Asas utama Desentralisasi-residualitas Rekognisi-subsidiaritas Kedudukan Posisi dan peran kabupaten/kota Delivery kewenangan dan program Politik tempat Posisi dalam pembangunan Model pembangunan Pendekatan dan tindakan Sebagai organisasi pemerintahan yang berada dalam sistem pemerintahan kabupaten/kota (local state government) Kabupaten/kota mempunyai kewenangan yang besar dan luas dalam mengatur dan mengurus Desa. Target Lokasi: Desa sebagai lokasi proyek dari atas Objek Government driven development atau community driven development Imposisi dan mutilasi sektoral DESA BARU Sebagai pemerintahan masyarakat, hybrid antara self governing community dan local self government. Kabupaten/kota mempunyai kewenangan yang terbatas dan strategis dalam mengatur dan mengurus Desa; termasuk mengatur dan mengurus bidang urusan Desa yang tidak perlu ditangani langsung oleh Pusat. Mandat Arena: Desa sebagai arena bagi orang Desa untuk menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan, pemberdayaan dan kemasyarakatan Subjek Rezim Pengaturan Desa Village driven development Fasilitasi, emansipasi, dan konsolidasi
Demokratisasi Desa DEMOKRASI REPRESENTATIF VS DEMOKRASI PARTISIPATIF Menekankan aspek prosedural Tidak ada keputusan atau fungsi yang muncul secara terpusat melebihi daripada yang diperlukan Transfer kekuasaan kepada sekelompok elit Menekankan akuntabilitas, pendidikan, dan kewajiban Sumber: Ife dan Tesoriero (2008)
Demokratisasi dan Pembangunan Desa Demokratisasi Desa masih menghadapi kendala praktek serba administratif. PENGADUAN KETIDAKPUASAN MASYARAKAT 2001 2012 Aparatus Pemerintah Daerah cenderung melakukan tindakan kepatuhan dari Pusat untuk mengendalikan Pemerintah Desa. 32% 26% Di sisi lain, demokratisasi Desa juga masih terkendala oleh lemahnya tingkat partisipasi yang substantif dan konstruksif dari masyarakat Desa. 2001 2012 CARA MASYARAKAT DESA MENGEKSPESIKAN KETIDAKPUASAN ALASAN KETIDAKPUASAN MASYARAKAT (%) Persen 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Diskusi dgn Teman Demonstrasi/ Protes Terbuka Menghubungi Pimpinan Komunitas Menghubungi Pejabat Lain Lain-Lain 2001 49% 20% 7% 4% 19% 2012 67% 8% 5% 14% 6% Sumber Data: Antlov et al (2016) Persen 40% 35% 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% Korupsi Dana Pembangun an Kinerja Pemdes Keputusan Pemdes Pelayanan Pemdes yg Buruk Nepotisme 2001 39% 16% 10% 7% 5% 2012 15% 38% 24% 13% 1%
Hambatan Demokratisasi Desa HAMBATAN Hambatan Intrinsik Hambatan Ekstrinsik Faktor-faktor yang terletak di dalam batas-batas organisasi komunitas Faktor-faktor yang terletak di luar batasbatas organisasi komunitas Sumber: Ife dan Tesoriero (2008)
Hambatan Intrinsik Berkaitan dengan ciri-ciri birokrasi dan profesionalisme Mencakup beberapa aturan dan peraturan organisasi yang membatasi akses masyarakat Desa Bahasa yang digunakan oleh staf mungkin bersifat mengintimidasi dan mengasingkan masyarakat setempat Masyarakat mungkin melihat suatu perbedaan besar antara diri mereka sendiri dan anggota masyarakat yang lain Ada gap yang besar antara apa yang dianggap organisasi sebagai pengetahuan rasional dan jeritan yang bersifat emosional dari masyarakat desa setempat
Hambatan Ekstrinsik Berkaitan dengan konteks sosial, ekonomi, politik dan kebudayaan Posisi struktural orang-orang dalam masyarakat dapat mempengaruhi siapa yang berpartisipasi dan siapa yang tidak Kalangan dengan status sosial ekonomi lebih tinggi lebih berpartisipasi dibandingkan kalangan dengan status sosial lebih rendah Kalangan orang muda umumnya kurang berpartisipasi dibandingkan kalangan orang tua Kekuatan masyarakat dan modal sosial juga sangat mempengaruhi dalam tingkat (kadar) dan efektivitas partisipasi
Pendalaman Demokratisasi Desa POKOK-POKOK PIKIRAN Pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa merupakan agregasi aspirasi seluruh elemen yang ada di desa yang diwadahi melalui Musyawarah Desa; Asas rekognisi dan subsidiaritas dapat dipandang sebagai sebuah teladan dari negara kepada desa, di mana desa juga harus menerapkan rekognisi dan subsidiaritas dalam tata kelola desa. Implementasi UU Desa tidak hanya berkutat pada hubungan pemerintah dan Desa, tetapi diharapkan dapat memperkuat pemenuhan hak warga negara, perlindungan HAM, pendidikan, kesehatan, dan ekonomi; Membaharukan desa berarti memperkuat institusi (formal dan informal) di desa untuk mencapai apa yang disebut sebagai Desa Inklusif;
Demokratisasi dan Kesejahteraan Sosial Komitmen kesejahteraan harus dimiliki Desa sebagai pengemban amanat konstitusi. Tingginya komitmen kesejahteraan menjadi salah satu indikasi dari kualitas demokrasi dan inklusivitas dalam proses deliberasi kebijakan di Desa. Strategi pembangunan desa mesti dirancang untuk mengatasi problem kemiskinan dan ketimpangan yang semakin pelik. Mewujudkan Desa Inklusif adalah kewajiban konstitusional Desa sebagai bagian dari NKRI. Sebab konstitusi secara tegas melarang tindakan diskriminasi terhadap siapapun. Isu lingkungan dan pemberdayaan kelompok marjinal merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari agenda pembangunan inklusif. Transparansi, partisipasi, dan akuntabilitas merupakan prasyarat utama yang wajib dipenuhi.
Fungsi Pemberdayaan Masyarakat DUKUNGAN DANA DESA Meningkatnya kapasitas masyarakat; CAPAIAN YANG DIHARAPKAN Meningkatnya prakarsa, kesadaran, dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan lokal; Teroptimalisasinya aset desa secara partisipatoris; PENDAMPINGAN DESA
TERIMA KASIH DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA