MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI AJAR LISTRIK STATIS DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING

dokumen-dokumen yang mirip
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI AJAR LISTRIK STATIS DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING

KEMAMPUAN BELAJAR KONSEP DAUR BIOGEOKIMIA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PROBLEM POSING PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 BANJARBARU

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMK PGRI 2 SIDOARJO MELALUI PENDEKATAN OPEN ENDED

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, pendidikan matematika, teori Bruner dalam metode diskusi kelompok.

Rahmawati et al., Metode Problem Solving...

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES PADA PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS VI SDN PURO PAKUALAMAN ARTIKEL SKRIPSI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER (AO) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS X IPA 1 SMA NEGERI 1 MARABAHAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSSING BERBANTUAN SMARTPHONE

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SINTESIS SISWA DENGAN METODE PROBLEM SOLVING MELALUI PENGAJARAN LANGSUNG

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SINTESIS SISWA MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN LANGSUNG DENGAN METODE PROBLEM SOLVING

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

LINDA ROSETA RISTIYANI K

BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN GUIDED DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS XE SMA NEGERI1 TANJUNGSARI, GUNUNG KIDUL TAHUN AJARAN 2012/2013

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MATA PELAJARAN PKN SD KOTA TEBING TINGGI

Mukarromah et al., Penerapan Model Pembelajaran...

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER (AO) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PARTISIPASI SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING DI KELAS X

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SINTESIS SISWA MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN LANGSUNG DENGAN METODE PROBLEM SOLVING

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SINTESIS SISWA DENGAN METODE PROBLEM SOLVING MELALUI PENGAJARAN LANGSUNG

PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL WORD SQUARE DI SDN 26 PELANGAI KECIL KABUPATEN PESISIR SELATAN

APLICATION CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TO IMPROVE THE RESULT OF SCIENCE STUDY OF STUDENTS OF SD NEGERI 001 SEIKIJANG BANDAR SEIKIJANG DISTRICT

Peningkatan Aktifitas Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Jigsaw

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V.E DENGAN MENGGUNAKAN MODEL WORD SQUARE DI SD KARTIKA I-10 PADANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI STRATEGI PAILKEM METODE GALLERY WALK

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PLC MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING PADA SISWA SMKN2 WONOSARI

PENERAPAN TIPE LEARNING CYCLE MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY) Imam Rosyidi SDN Paciran I, Kecamatan Paciran, Kab.

Ermei Hijjah Handayani*, Elva Yasmi Amran**, Rini***

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR MERAKIT PERSONAL KOMPUTER MENGGUNAKAN STRUCTURED DYADIC METHODS (SDM)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA KELAS XII IPS 4 DI SMA NEGERI 1 BARABAI

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Shinta Agustina Siregar & Sukanti 1-13

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI

Kata Kunci: metode inkuiri, kemampuan berpikir kritis, hasil belajar, kegiatan ekonomi

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IIC SDN 91 PEKANBARU

UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN IPA TERPADU DENGAN METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI

Penerapan Model Pembelajaran Guided Note Taking

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION

Desi Suryaningsih et al., Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan...

Anggun Triana *), Ahmad Hamid, Tarmizi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Unsyiah

PENERAPAN TIPE LEARNING CYCLE MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Idawati Mahanurani 1, Toto Bara Setiawan 2, Ervin Oktavianingtyas 3

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI QUANTUM TEACHING DI SDSN 06 KAMPUNG LAPAI PADANG

Penggunaan Modul Pembelajaran

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI KELAS IV SD

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA BIOLOGI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI METODE DEMONSTRASI

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA TENTANG DAUR AIR PADA SISWA KELAS V SDN 1 PEJAGOAN TAHUN AJARAN

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V-A DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 09 KAYU ARO KOTA PADANG

ARTIKEL SKRIPSI OLEH NAHWAN SHOLIHAN ZIKKRI E1R PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PROBLEM POSING

PEDADIDAKTIKA: JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PESAWAT SEDERHANA DI SMP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS I SDN 77 PEKANBARU

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.2, Tahun 2015 Chellyana Kusuma Wardani & Siswanto 89-96

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FAKTOR DAN KELIPATAN BILANGAN MELALUI METODE CTL

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HOREY PADA SISWA KELAS IV DI SDN 17 SUNGAI GERINGGING PARIAMAN

Akbar et al., Peningkatan Minat dan Hasil Belajar...

Lisda Karmila, Zainuddin, dan Syubhan An nur Pendidikan Fisika FKIP Universitas Lambung Mangkurat

ilmiah serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan yang Maha Esa perlu ditanamkan kepada siswa. Hal tersebut dapat tercapai salah

PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING PADA HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA KELAS VII A SMPN 3 TANJUNG DALAM KONSEP EKOSISTEM

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN MODEL EXPLICIT INSTRUCTION DI KELAS V SDN 22 LUBUK ALUNG KAB PADANG PARIAMAN

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL TALKING STICK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV DI SDN 10 SUNGAI SAPIH PADANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES SISWA KELAS II B

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X MA ADDINUL QAYYIM KAPEK GUNUNGSARI TAHUN PELAJARAN 2010/2011

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.

Rosyidatul Nur Laily Universitas Muhammadiyah Jember, Jl. Karimata No

Oleh : RISKA DWI JAYANTI Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Padang

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V DENGAN MODEL GUIDED TEACHING DI SD NEGERI 23 TAMPUNIK PESISIR SELATAN

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DRILL

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO PADA PEMBELAJARAN PKn DI SD NEGERI 22 LUBUK MINTURUN

PENERAPAN MODEL THINK PAIR SHARE

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VB MELALUI PENDEKATAN PAILKEM DI SDN 29 GANTING UTARA KOTA PADANG

PENINGKATAN PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN MODEL BAMBOO DANCING DI SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PUBLIKASI ILMIAH AFRINA NUR BAITI A

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING

KEEFEKTIFAN MODEL CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL SISWA

HURIYAH Program Studi Magister Pendidikan IPS Program Pascasarjana Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI AJAR LISTRIK STATIS DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING Helda Yulianti, Syubhan An nur, Mustika Wati Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Unlam Banjarmasin ABSTRACT: Based on interviews with a teacher of science at Junior High School 17 Banjarmasin are obtained that the result of student learning are still low. It is caused the pattern learning that takes place often using lecture method so that need to doing the research. The general objective of the research is to know the use of problem posing approach on static electricity subject to improving the result of student learning at IX grade in Junior High School 17 Banjarmasin. The specific objectives of the research are to describe (1) lesson plan adherence; (2) result of student learning; and (3) response of student towards learning. This research is a classroom action research of Kemmis and Mc Taggart model which consisting of two cycles in four times of meeting consisting from planning, action, observation, and reflection. Devices and instruments are used are lesson plan, handout, student worksheet, result of learning test, lesson plan sheet, and respon questionnaire. Analysis of data are used are quantitative and qualitative. The results of the research are (1) lesson plan adherence increased from the first cycle of 80,42%, and the second cycle of 87,11%; (2) the result of student learning classically completed from the first cycle of 85,71% and the second cycle of 90,47%; (3) respon questionnaire of student got well response. Be obtained the conclusion that the problem posing approach can improve the result of student learning at IX grade in Junior High School 17 Banjarmasin on static electricity subject. Key words: Result of learning, static electricity, problem posing PENDAHULUAN Pendidikan adalah suatu kegiatan yang secara sadar dan disengaja, serta penuh tanggung jawab yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak sehingga timbul interaksi dari keduanya agar anak tersebut mencapai kedewasaan yang dicita-citakan dan berlangsung terus menerus. Pendidikan juga dapat diartikan pengaruh, bantuan atau 340

tuntutan yang diberikan oleh orang yang bertanggung jawab kepada anak didik (Ahmadi, 2001). Pendidikan yang dilaksanakan di sekolah merupakan suatu tahapan panjang yang dilakukan melalui suatu proses yang disebut dengan proses belajar mengajar. Masukan dalam proses ini yaitu berupa siswa yang keluarannya siswa yang berhasil. Proses belajar mengajar tersebut sangat dipengaruhi oleh komponen-komponen yang menunjang yaitu guru, metode, kurikulum, dan sarana serta didukung oleh lingkungan alam, sosial dan budaya. Keberhasilan belajar siswa merupakan tujuan utama dari proses belajar mengajar. Belajar mengajar adalah suatu proses yang rumit karena tidak sekedar meyerap informasi dari guru, tetapi melibatkan berbagai kegiatan maupun tindakan yang harus dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar yang lebih baik. Belajar mengajar yang menekankan berbagai kegiatan dan tindakan, salah satu caranya adalah dengan menggunakan pendekatan tertentu dalam belajar mengajar karena pendekatan dalam belajar mengajar pada hakikatnya merupakan suatu upaya dalam mengembangkan keaktifan belajar yang dilakukan oleh peserta didik dan guru (Rusyan, 1994). Berdasarkan wawancara dengan salah seorang guru IPA SMP Negeri 17 Banjarmasin mengatakan bahwa pola pembelajaran yang berlangsung di SMP Negeri 17 Banjarmasin ini lebih berpusat kepada guru sebagai sumber utama ilmu pengetahun. Proses pembelajaran guru sering menggunakan metode ceramah sehingga kurang melibatkan siswa dan hal tersebut mengakibatkan hasil belajar siswa rendah. Ketuntasan pembelajaran di SMP Negeri 17 Banjarmasin ini dilihat dari hasil belajar siswa pada ujian tengah semester. Apabila siswa tidak mencapai nilai ketuntasan ini maka siswa akan diadakan 341

remedial atau pengulangan untuk waktu pengulangan bisa dilakukan diakhir semester. Nilai inilah yang nantinya akan dijadikan sebagai salah satu indikator keberhasilan siswa karena indikator keberhasilan dilihat dari nilai akhir atau hasil belajar siswa. Usaha yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar guru mata dengan mengikuti MGMP sekota Banjarmasin. Pertemuan ini guru-guru IPA di SMP Negeri 17 Banjarmasin dan guru-guru dari sekolah lain untuk mendiskusikan silabus dan tukar pendapat berkaitan dengan apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dari usaha yang dilakukan setidaknya sedikit memperlihatkan adanya peningkatan hasil belajar siswa di SMP Negeri 17 Banjarmasin, meskipun belum sepenuhnya mengalami peningkatan. SMP Negeri 17 Banjarmasin terletak di Kecamatan Banjarmasin Utara sehingga sekolah ini menjadi pilihan utama bagi siswa yang berasal dari kecamatan Banjarmasin Utara dan sekitarnya untuk melanjutkan sekolah. Pendekatan problem posing belum pernah digunakan untuk mengajar mata pelajaran IPA. Penyusun tertarik untuk meneliti penggunaan pendekatan problem posing di SMP Negeri 17 Banjarmasin karena di sekolah ini belum pernah menggunakan pendekatan problem posing. Rumusan Kompetensi Dasar materi ajar listrik statis adalah mendeskripsikan muatan listrik untuk memahami gejala-gejala listrik statis serta kaitannya dalam kehidupan sehari-hari. Penyajian materi ajar mengenai listrik statis dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan. Pendekatan adalah titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran yang sifatnya masih sangat umum sebagai kerangka skenario yang digunakan guru dalam membelajarkan siswa untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran (Sanjaya, 2008). Salah satu 342

pendekatan yang mungkin dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang listrik statis adalah pendekatan problem posing. Pendekatan problem posing merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang diadaptasikan dengan kemampuan siswa dan dalam proses pembelajarannya membangun struktur kognitif siswa. Problem posing merupakan pendekatan dalam pengajaran yang menempatkan guru sebagai fasilitator dalam kegiatan siswa, dimana siswa diberi kesempatan untuk mengalami membuat soal sendiri dan memecahkannya. Salah satu langkah pendekatan problem posing adalah memformulasikan masalah, ini terjadi pada proses pemecahan masalah yang kompleks ketika ingin menyatakan kembali atau pemecahan masalah baru yang diberikan dalam beberapa cara untuk menyelesaikannya (Silver, dkk, 1996). Menurut Silver (Elwan, 2000) problem posing meliputi beberapa pengertian, yaitu (1) perumusan soal atau perumusan ulang soal yang telah diberikan dengan beberapa perubahan agar lebih mudah dipahami siswa; (2) perumusan soal yang berkaitan dengan syaratsyarat pada soal yang telah diselesaikan dalam rangka penemuan alternatif penyelesaian; dan (3) pembuatan soal dari suatu situasi yang diberikan. Elwan (2000) mengklasifikasikan problem posing menjadi 3 tipe, yaitu free Problem Posing (Problem Posing bebas), semistructured Problem Posing (Problem Posing semi-terstruktur), dan structured Problem Posing (Problem Posing terstruktur). Pemilihan tipe-tipe itu dapat didasarkan pada materi, kemampuan siswa, hasil belajar siswa, atau tingkat berpikir siswa. Berikut diuraikan masingmasing tipe-tipe Problem Posing. (1) free Problem Posing (Problem Posing bebas), menurut tipe ini siswa diminta untuk membuat soal 343

secara bebas berdasarkan situasi kehidupan sehari-hari. Tugas yang diberikan kepada siswa dapat berbentuk: buatlah soal yang sederhana atau kompleks, buatlah soal yang kamu sukai, buatlah soal untuk kompetisi tes, buatlah soal untuk temanmu, atau buatlah soal sebagai hiburan (for fun) ; (2) semi-structured Problem Posing (Problem Posing semi-terstruktur), dalam hal ini siswa diberikan suatu situasi bebas atau terbuka dan diminta untuk mengeksplorasinya dengan menggunakan pengetahuan, keterampilan, atau konsep yang telah mereka miliki. Bentuk soal yang dapat diberikan adalah soal terbuka (open-ended problem) yang melibatkan aktivitas investigasi, membuat soal berdasarkan soal yang diberikan, membuat soal dengan konteks yang sama dengan soal yang diberikan atau membuat soal berdasarkan gambar yang diberikan; dan (3) structured Problem Posing (Problem Posing terstruktur), dalam hal ini siswa diminta untuk membuat soal berdasarkan situasi yang diketahui dengan mengubah data atau informasi yang diketahui. Silver, dkk (1996) mengklasifikasikan tiga aktivitas kognitif dalam pembuatan soal sebagai berikut. (1) pre-solution posing yaitu pembuatan soal berdasarkan situasi atau informasi yang diberikan; (2) within-solution posing yaitu pembuatan atau formulasi soal yang sedang diselesaikan. Pembuatan soal demikian dimaksudkan sebagai penyederhanaan dari soal yang sedang diselesaikan. Dengan demikian, pembuatan soal demikian akan mendukung penyelesaian soal semula; dan (3) post-solution Posing. Strategi ini juga disebut sebagai strategi find a more challenging problem, siswa memodifikasi atau merevisi tujuan atau kondisi soal yang telah diselesaikan untuk menghasilkan soal-soal baru yang lebih menantang. 344

Langkah-langkah pembelajaran problem posing menurut Silver, dkk (1996) adalah sebagai berikut, (1) guru menuliskan topik pembelajaran; (2) guru menuliskan tujuan pembelajaran; (3) guru membagi peserta didik dalam kelompok yang berisi 4-5 orang; (4) guru menugaskan peserta didik membuat rangkuman; (5) guru menugaskan peserta didik membuat pertanyaan dari hasil rangkuman; (6) pertanyaan yang telah dibuat diserahkan ke kelompok lain untuk dicarikan jawabannya; (7) diskusi kelas; (8) guru memberikan penguatan pada diskusi kelas; dan (9) guru membimbing peserta didik menyusun kesimpulan. Pendekatan problem posing ini pernah dilakukan sebelumnya oleh Herlina (2012) yaitu meningkatkan kemampuan belajar konsep daur biokimia dengan menggunakan pendekatan Problem Posing pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Banjarbaru menunjukkan aktivitas selama proses pembelajaran telah menunjukkan peningkatan dengan kategori baik. Tujuan penelitian secara umum yang ingin dicapai adalah mengetahui penggunaan pendekatan problem posing dalam materi ajar listrik statis dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IXA SMP Negeri 17 Banjarmasin. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) karena dalam penelitian ini untuk mengatasi adanya masalah yang terdapat di kelas IXA SMP Negeri 17 Banjarmasin berkaitan dengan rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Penelitian ini direncanakan menjadi dua siklus dengan empat kali pertemuan. Siklus pertama dilaksanakan dua kali pertemuan, sedangkan 345

siklus kedua dilaksanakan dua kali pertemuan. Model penelitian tindakan kelas secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) plan (perencanaan), (2) act (tindakan), (3) observe (pengamatan), serta (4) reflect (refleksi). Subjek dan Waktu Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IXA SMP Negeri 17 Banjarmasin tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 21 orang dengan siswa laki-laki 4 orang dan perempuan 17 orang. Penelitian ini dimulai dari awal semester ganjil 2013/2014 dan pengambilan data dilaksanakan dari bulan Oktober 2013 sampai dengan Januari 2014. Tempat penelitian di kelas IXA SMP Negeri 17 Banjarmasin yang beralamat di Jalan Sungai Jingah Rt. 6 No. 311 Kec. Banjarmasin Utara, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, kode Pos 70121. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah observasi, soal tes hasil belajar (THB) yang diperoleh dari hasil pre test dan post test, angket dan dokumentasi. Perangkat dan instrumen yang digunakan dalam penelitan ini adalah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), handout, lembar kerja siswa (LKS), Lembar THB yang diperoleh dari hasil pre test dan post test, lembar observasi, dan lembar angket. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Keterlaksanaan RPP Hasil keterlaksanaan RPP pembelajaran dengan menggunakan pendekatan problem posing dalam tiap siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Gambar 1 berikut. 346

Gambar 1 Grafik keterlaksanaan RPP siklus I dan II Sesuai dengan perolehan data dan analisis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa keterlaksanaan RPP dengan pendekatan problem posing yang berlangsung pada siklus I dan siklus II sudah terlaksana dengan baik yang disertai dengan peningkatan persentase rata-rata yang diperoleh dari tiap siklusnya, yaitu pada siklus I sebesar 80,42% dan meningkat pada siklus II sebesar 87,11%. Hal itu berarti keterlaksanaan RPP dengan penerapan pendekatan problem posing sudah berhasil diterapkan. Hasil Belajar Siswa Tes hasil belajar (THB) yang diperoleh dari hasil pre test dan post test siswa dilaksanakan pada setiap awal dan akhir siklus, pada ketuntasan individual dan klasikal hasil belajar siswa dengan pendekatan problem posing. Pada siklus I ketuntasan hasil belajar yang diperoleh dari hasil pre test secara individual sebesar 52,33% dan klasikal sebesar 9,5%. Ini disebabkan karena 19 orang siswa yang tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Siswa yang tidak mencapai KKM tersebut karena semua siswa belum pernah menerima materi. Sedangkan ketuntasan hasil belajar yang diperoleh dari hasil post test secara individual sebesar 82,61% dan klasikal sebesar 85,71%. Ini disebabkan 3 orang siswa yang tidak mencapai Kriteria Ketuntasan 347

Minimal (KKM). Siswa yang tidak mencapai KKM karena masih ada yang tertinggal dalam menyelesaikan pertanyaan. Sesuai dengan taksonomi Bloom klasifikasi soal yang belum tuntas pada hasil belajar post test siswa secara klasikal siklus I adalah C1 pengetahuan gaya coulomb dan C2 yaitu memahami soal perhitungan dengan rumus gaya coulomb. Hal ini dikarenakan masih lemahnya pemahaman dan pengetahuan siswa terhadap soal-soal yang diberikan. Hasil perhitungan THB pada siklus II yang diperoleh dari hasil belajar pre test dan post test. Pada siklus II hasil belajar pre test secara individual sebesar 43,9% dan secara klasikal sebesar 4,7%. Ini disebabkan karena 20 orang siswa yang tidak mencapai KKM. Siswa yang tidak mencapai KKM tersebut belum pernah menerima materi. Sedangkan ketuntasan hasil belajar yang diperoleh dari hasil post test secara individual sebesar 84% dan klasikal sebesar 90,47%. Ini disebabkan 2 orang siswa yang tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Siswa yang tidak tuntas tersebut dalam menjawab pertanyaan kurang sempurna. Sesuai dengan taksonomi Bloom klasifikasi soal yang belum tuntas pada hasil belajar post test siswa secara klasikal siklus II adalah C3 penerapan elektroskop jika diberi muatan. Hal ini dikarenakan masih lemahnya mengaplikasikan siswa terhadap soal-soal yang diberikan. Peningkatan hasil belajar siswa yang diperoleh dari hasil pre test dan post test pada siklus I yakni pada siswa nomor 6, siswa tersebut peningkatan hasil belajarnya hanya sedikit karena siswa kurang serius saat mengikuti pembelajaran. Dibawah ini grafik hasil ketuntasan belajar pre test dan post test siswa secara klasikal dapat dilihat pada Gambar 2. 348

Persentase Klasikal 100.00% 80.00% 60.00% 40.00% 20.00% 0.00% Siklus I Siklus II Pre Test Post Test Gambar 2 Grafik ketuntasan hasil belajar pre test dan post test secara klasikal siklus I dan II Belajar merupakan suatu proses mental yang tejadi dalam benak seseorang yang melibatkan kegiatan (proses) berpikir dan terjadi melalui pengalaman yang nyata terhadap lingkungan dimana seseorang berada pada suatu kegiatan, dan bukan suatu hasil atau tujuan. Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku seseorang untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya. Berdasarkan hasil belajar ini terlihat bahwa pendekatan problem posing dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi ajar listrik statis. Analisis respon siswa Analisis respon siswa terhadap proses pembelajaran dengan pendekatan problem posing, sesuai sengan tabel 4.9 bahwa terdapat 21 siswa dengan jumlah persentase sebesar 100% siswa menyatakan senang tentang LKS, cara guru mengajar, cara siswa belajar dan proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan LKS yang digunakan siswa ketika pembelajaran dengan menggunakan pendekatan problem posing berbeda dengan LKS siswa yang biasanya sering digunakan dikelas karena LKS ini siswa diberikan kesempatan untuk merangkum dan 349

membuat pertanyaan sendiri secara berkelompok berdasarkan situasi yang diberikan. Kemudian saat mengajar dengan menggunakan pendekatan problem posing guru membagi siswa menjadi berkelompok untuk berdiskusi sehingga mampu mendorong siswa berpartisipasi dalam bertanya jawab dan membuat siswa merasa senang karena tidak hanya mendengarkan penjelasan yang disampaikan guru saja. Terdapat 21 siswa dengan jumlah persentase sebesar 100% siswa menyatakan hal baru dan sangat membantu dalam belajar mengenai LKS, cara guru mengajar, cara siswa belajar dan proses pembelajaran. Hai ini disebabkan oleh pembelajaran dengan menggunakan pendekatan problem posing merupakan suatu pendekatan yang baru pertama kali digunakan dikelas tersebut. LKS yang digunakan merupakan hal baru dan sangat membantu dalam belajar karena pada LKS siswa tidak menjawab pertanyaan tetapi siswa diperintahkan untuk membuat rangkuman dan pertanyaan sendiri sesuai dengan situasi yang diberikan. Cara guru mengajar merupakan hal yang baru dari biasanya karena guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok untuk proses diskusi yang mampu membuat siswa lebih aktif bertanya jawab dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan problem posing. Ketika kegiatan siswa selama berlangsungnya kegiatan belajar, 20 siswa memilih (ya) untuk menyatakan pendapat diperoleh persentase sebesar 95,23%. Ketika kegiatan belajar belangsung siswa lebih mudah untuk menyatakan pendapat sebab proses pembelajaran dengan pendekatan problem posing mendorong siswa lebih aktif untuk bertanya jawab tetapi terdapat 1 siswa memilih (tidak) untuk menyatakan pendapat diperoleh persentase sebesar 4,77%. Hal ini disebabkan karena siswa tersebut sedikit pemalu sehingga sulit untuk 350

menyatakan pendapat. Kemudian terdapat 21 siswa memilih (ya) dengan persentase 100% siswa dapat melakukan diskusi kelompok untuk menjawab pertanyaaan. Ini disebabkan siswa lebih mudah dan tidak mengalami kesulitan saat menjawab pertanyaan secara berkelompok sehingga minat siswa untuk mengikuti kegiatan belajar seperti ini diperoleh 21 siswa memilih (ya) dengan persentase sebesar 100%. Terdapat 21 siswa yang menyatakan dapat memahami tentang LKS atau buku-buku sumber yang digunakan. Hal ini dapat dilihat, siswa mampu membuat rangkuman dan pertanyaan sendiri berdasarkan situasi yang diberikan pada LKS dengan persentase 100%. Selanjutnya, terdapat 14 siswa menyatakan pendapat tentang susunan kalimat, gambar atau tabel dalam LKS atau buku-buku sumber yang digunakan sangat baik dengan persentase 66,7%. Hal ini disebabkan pada LKS terdapat gambar yang membuat siswa lebih mudah dalam belajar dan kata-kata yang jelas. Namun masih terdapat 7 siswa yang menyatakan baik dengan persentase 33,3%, ini terlihat dari LKS pada pertemuan keempat yakni materi elektroskop terdapat gambar yang kurang jelas. Sesuai dengan hasil perhitungan angket respon siswa secara keseluruhan, memperoleh hasil respon yang baik pada kelas IXA SMP Negeri 17 Banjarmasin terhadap pendekatan problem posing. KESIMPULAN Sesuai dengan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh simpulan bahwa penggunaan pendekatan problem posing dalam materi ajar listrik statis dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IXA SMP Negeri 17 Banjarmasin, dengan temuan sebagai berikut, (1) keterlaksanaan RPP dengan melalui pendekatan problem posing pada 351

siklus I sebesar 80,42% dan siklus II sebesar 87,11% sehingga dapat dikatakan meningkat; (2) ketuntasan hasil belajar siswa dengan melalui pendekatan problem posing pada siklus I sebesar 85,71% dan siklus II sebesar 90,47% sehingga dapat dikatakan tuntas; (3) respon siswa terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan problem posing mendapatkan respon yang baik dari siswa SMP Negeri 17 Banjarmasin. DAFTAR PUSTAKA Abu, E. R. 2000. Effectiveness of Problem Posing Strategies on Perspective Mathematics Teachers Problem Solving Performance. Journal of Science and Mathematics Education In S.E. Asia Vol. XXV, No. 1. Diakses 11 Februari 2013. Ahmadi, A. dan Nur Uhbiyati. 2001. Ilmu Pendidikan. Jakarta, Rineka Cipta. Arikunto, S. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta, Bumi Aksara. Ratumanan, T. W. dan Laurens, T. 2003. Evaluasi Hasil Belajar Yang Relevan dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Surabaya, Unesa University Press. Rusyan, A. T, Kusdinar, A. dan Arifin, Z. 1994. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung, PT. Remaja Rosdakarya. Sanjaya, W. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta, Prenada Media Group. Silver, E. A, Mamona-Downs, J., Leung, S. S, & Kenney P. A. 1996. Posing Mathematical Problems In A Complex Task Environment, An Exploratory Study. Journal for Research in Mathematics Education. 27(3) 293-309. Diakses 11 Februari 2013. Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta, Kencana Prenada Media Group. 352