PHARMACY, Vol.13 No. 01 Juli 2016 ISSN

dokumen-dokumen yang mirip
PHARMACY, Vol.06 No. 02 Agustus 2009 ISSN ANALISIS KUALITATIF PARASETAMOL PADA SEDIAAN JAMU SERBUK PEGAL LINU YANG BEREDAR DI PURWOKERTO

Aditya Maulana Perdana Putra. Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin, Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk.

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

ANALISIS PEWARNA RHODAMIN B DALAM ARUM MANIS SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis DI DAERAH SUKOHARJO DAN SURAKARTA

IDENTIFIKASI KANDUNGAN BAHAN KIMIA OBAT PARASETAMOL PADA JAMU ASAM URAT YANG BEREDAR DI KECAMATAN SUNGAI KUNJANG SAMARINDA

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI DARI SIMPLISIA BASAH DAN SIMPLISIA KERING DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum) Tiara Mega Kusuma, Nurul Uswatun

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

ANALISIS KUALITATIF PARASETAMOL DALAM JAMU PEGAL LINU YANG DIJUAL DI KECAMATAN SATUI SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

BAB III METODE PENELITIAN

IDENTIFIKASI RHODAMIN B PADA SAUS TOMAT YANG BEREDAR DI PASAR PAGI SAMARINDA. Eka Siswanto Syamsul, Reny Nur Mulyani, Siti Jubaidah

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September 2015 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014,

BAB III METODE PENELITIAN

IDENTIFIKASI ANTALGIN DALAMJAMU PEGAL LINU YANG BEREDAR DIPALEMBANG SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daun pohon suren (Toona sinensis

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

SKRIPSI ALIF WAHYU JATMIKO

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang diperoleh dari daerah Soreang dan Sumedang. Tempat penelitian menggunakan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

JoH Volume 4 Nomor 1 Januari 2017

Program Studi Farmasi, Institut Teknologi Sumatera 2. AKAFARMA, Universitas Malahayati

Ibeni Hawa 1, Aditya Maulana Perdana Putra 2, Siska Musiam 3

BAB III. eksperimental komputasi. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kandungan rhodamin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica charantia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Muhammadiyah Semarang di Jalan Wonodri Sendang Raya 2A Semarang.

OLIMPIADE SAINS NASIONAL Medan, 1-7 Agustus 2010 BIDANG KIMIA. Ujian Praktikum KIMIA ORGANIK. Waktu 150 menit. Kementerian Pendidikan Nasional

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI. Metodologi penelitian ini meliputi penyiapan dan pengolahan sampel, uji

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Uji antibakteri komponen bioaktif daun lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Escherichia coli dan profil kandungan kimianya

3 Percobaan. Garis Besar Pengerjaan

Penetapan Kadar Sari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

3 Metodologi Penelitian

IDENTIFIKASI FLAVONOID DAUN TEH HIJAU (Camelia sinensis L. Kuntze) SECARA REAKSI WARNA DAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS. Afriani Kusumawati

ANALISIS KANDUNGAN PARASETAMOL PADA JAMU PEGAL LINU DI PONTIANAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS (KLT) DAN SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

SNI Standar Nasional Indonesia. Kecap kedelai. Badan Standardisasi Nasional ICS

Metodologi Penelitian. III.1 Bahan dan Alat yang Digunakan dalam Penelitian

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB IV METODE PENELITIAN. glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan dengan metode uji toleransi glukosa.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kering, dengan hasil sebagai berikut: Table 2. Hasil Uji Pendahuluan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB II METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENETAPAN KADAR ASAM BENZOAT DALAM SEDIAAN TRADISIONAL BENTUK TABLET SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET TUGAS AKHIR

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Simplisia 3.4 Karakterisasi Simplisia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IDENTIFIKASI SILDENAFIL SITRAT DALAM KAPSUL JAMU KUAT SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET TUGAS AKHIR

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan Juni 2010 di

BAB 3 METODE PERCOBAAN. Yang dilakukan mulai 26 Januari sampai 26 Februari Pemanas listrik. 3. Chamber. 4. Kertas kromatografi No.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah bagian daun tumbuhan suren (Toona sinensis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IDENTIFIKASI SENYAWA ALKALOID DAGING BUAH MAJA (Aegle marmelos) ASAL BATU BESSI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN. H. Ismail Ibrahim *), Rusdiaman *)

Ekstraksi Minyak Buah Makasar (Brucea javanica (L.) Merr.) selama 1 menit dan didiamkan selama 30 menit. diuapkan dengan evaporator menjadi 1 L.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Latar Belakang. Teori Umum. Deinisi :

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Ekstraksi Zat Warna Rhodamin B dalam Sampel

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

FAKULTAS FARMASI UNIKA WIDYA MANDALA SURABAYA

III. BAHAN DAN METODA

REAKSI KURKUMIN DAN ETIL AMIN DENGAN ADANYA ASAM

APRIALIA RIESIANE HARIYANTO

ANALISIS FENILBUTAZON PADA JAMU PEGAL LINU YANG BEREDAR DI KOTA SURAKARTA DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS - DENSITOMETRI TUGAS AKHIR

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya: set alat destilasi,

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo yaitu SMPN 1 Gorontalo, SMPN 2 Gorontalo, SMPN 3 Gorontalo,

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui kinerja bentonit alami terhadap kualitas dan kuantitas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kandungan fenolik total, kandungan flavonoid total, nilai IC 50 serta nilai SPF

Agustiningsih. Achmad Wildan Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang. Mindaningsih Sekolah Menengah Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang

BAB III METODE PENELITIAN

3 Percobaan dan Hasil

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

ABSTRAK. Kata Kunci : Jamu rematik, Fenilbutazon, Kromatografi Lapis Tipis ABSTRACT

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

IDENTIFIKASI ASAM MEFENAMAT DALAM JAMU REMATIK YANG BEREDAR DI DISTRIK HERAM KOTA JAYAPURA, PAPUA IDENTIFICATION OF MEFENAMIC ACID IN RHEUMATIC JAMU PREPARATIONS SOLD IN HERAM DISTRICT, JAYAPURA, PAPUA Rusnaeni, Desy Ilmawati Sinaga, Fitria Lanuru, Imelda Meriyanti Payungallo, Is Ika Ulfiani Program Studi Farmasi Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Cenderawasih, Jayapura Email: enhyrusnaeni@yahoo.com (Rusnaeni) ABSTRAK Jamu merupakan sediaan tradisional yang berasal dari bahan tumbuhan, hewan, mineral, sediaan galenik, atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang telah digunakan secara turun-temurun untuk tujuan pengobatan. Asam mefenamat adalah obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) yang merupakan turunan antranilat. Rumus kimia asam mefenamat adalah C 15 H 15 NO 2 dan mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C 15 H 15 NO 2 dihitung berdasarkan bobot kering senyawanya. Asam mefenamat merupakan obat analgesik dan antiinflamasi. Analgesik merupakan obat yang digunakan untuk mengurangi rasa sakit dengan mekanisme meningkatkan ambang batas nyeri pada susunann syaraf pusat tanpa mempengaruhi keasadaran, sedangkan antiinflamasi adalah obat yang digunakan untuk mengobati inflamasi. Penelitian ini merupakan studi deskriptif. Obyek penelitian ini adalah jamu rematik yang beredar di Distrik Heram. Jamu rematik diperoleh dari toko-toko jamu yang berada di Distrik Heram. Metode yang digunakan untuk mengidentifikasi asam mefenamat dalam jamu rematik adalah Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Semua sampel jamu yang dianalisis negatif tidak mengandung asam mefenamat. Nilai R f diidentifikasi pada berbagai kombinasi fase gerak. Fase gerak etil asetat : metanol : amonia memberikan bercak dengan nilai R f 0,90; 0,16; dan 0,37 masing-masing untuk sampel 1, sampel 2, dan pembanding asam mefenamat. Fase gerak kloroform : metanol memberikan bercak dengan nilai R f 0,34; 0,87; dan 0,94; masing masing untuk sampel 1, sampel 2, dan pembanding asam mefenamat. Fase gerak sikloheksana : kloroform : metanol : asam asetat glasial memberikan bercak dengan nilai R f 0,67; 0,86; dan 0,40, masing-masing untuk sampel 1, sampel 2, dan pembanding asam mefenamat. Kata kunci: asam mefenamat, jamu rematik, Kromatografi Lapis Tipis. 84

ABSTRACT Jamu is a traditional ingredient or ingredients in the form of plant material, animal, mineral materials, preparation sarian (galenik) or mixtures of these materials that have been used for generations to treatment based on experience. Mefenamic acid is one of the drugs known as NSAIDs (Non-steroidal Anti-Inflammatory Drugs), which is a derivative antranilat. Mefenamic acid has the chemical formula C 15 H 15 NO 2 and contains not less than 98.0% and not more than 102.0% C 15 H 15 NO 2, calculated on the dried substance. Mefenamic acid is an analgesic and anti-inflammatory drugs. Analgesics are drugs to relieve pain by increasing the pain threshold in the central nervous system without pressing consciousness, while the anti-inflammatory is a drug used to treat inflammation. This research is a descriptive survey. Object of this study is herbal preparation for rheumatic circulating in Heram District. Rheumatic jamu were obtained from herbal stores located in the District of Heram. Identification of mefenamic acid, in rheumatic jamu used Thin Layer Chromatography (TLC) method. All The sampel analized did not contain mefenamic Acid. The R f value of the spots in each variation of mobile phase were observed. Mobile phase ethyl acetate: methanol: ammonia gave R f value of 0.90; 0.16; and 0.37 for sample 1, sample 2, and mefenamic acid standart, respectively. Mobile phase chloroform : methanol gave R f value of 0.34; 0.87; and 0.94 for sample 1, sample 2, and mefenamic acid standart. Mobile phase cyclohexane : chloroform: methanol: glassial acetic acid gave R f value of 0.67; 0.86; 0.40 for sample 1, sample 2, and mefenamic acid standar, respectively. Key words: mefenamic acid, rheumatic jamu, Thin Layer Chromatography. 85

Pendahuluan Kecenderungan masyarakat untuk kembali ke alam (back to nature) serta krisis berkepanjangan yang mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat, membuat semakin meningkatnya penggunaan bahan alam, baik sebagai obat maupun tujuan lain. Obat tradisional dan tanaman obat banyak digunakan masyarakat menengah ke bawah. Sementara ini banyak orang beranggapan bahwa penggunaan tanaman obat atau obat tradisional relatif lebih aman dibandingkan obat sintesis (Sampurno, 2007). Sejalan dengan perkembangan obat tradisional yang menggembirakan ini, juga dipicu persaingan yang semakin ketat cenderung membuat industri jamu menghalalkan segala cara untuk dapat bertahan hidup. Pencampuran jamu dengan bahan-bahan kimia berbahaya sering dilakukan untuk menjadikan jamu tersebut semakin berkhasiat secara instan (Hermanto dan Subroto, 2007). Asam mefenamat merupakan salah satu bahan kimia obat yang sering digunakan oleh dokter sebagai antiinflamasi, namun oleh produsen jamu yang nakal, dicampurkan dalam jamu rematik. Penggunaan asam mefenamat secara terus-menerus dan dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek samping berupa gangguan saluran cerna seperti mual, muntah, diare, leukopenia, trombositopenia dan gangguan darah lainnya, gangguan ginjal, syok serta gangguan penglihatan. Metode Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh jamu rematik yang beredar di toko-toko jamu yang terdapat di Distrik Heram pada tahun 2014. Sampel dalam penelitian ini adalah 2 sampel jamu rematik dimana masingmasing sampel diproduksi oleh pabrik yang berbeda dan diperoleh dari tokotoko jamu yang beredar di Distrik Heram pada tahun 2014. Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah beaker glass 50 ml dan 100 ml, gelas ukur 100 ml, Erlenmeyer 125 ml, timbangan analitik, oven, pipet tetes, shaker, chamber, alummunium foil, corong kaca, corong pisah, kertas saring, rotary evaporator vacuum, plat KLT silica gel 60 F 254, seperangkat alat UV-Vis, lemari asam, semi automated sampel application, desiccator vacuum. 86

Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2 sampel jamu rematik yang beredar di Distrik Heram. Bahan-bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini semua berderajat p.a (Pro Analysis), meliputi: aquades, natrium hidroksida (NaOH) 1 N, asam klorida (HCl) 1 N, eter, etanol, etil asetat, metanol, ammonia (NH 4 ), kloroform, sikloheksana, asam asetat glasial dan asam mefenamat C 15 H 15 NO 2. Jalannya Penelitian 1. Preparasi sampel Preparasi sampel yaitu diambil beberapa bungkus jamu kemudian dicampur dan ditimbang. Diambil beberapa bagian jamu yang telah dicampur kemudian dimasukkan dalam labu Erlenmeyer dan ditimbang kembali. 2. Ekstraksi sampel jamu Serbuk jamu yang telah ditimbang, dilarutkan dalam 50 ml air dan dibasakan dengan NaOH 1 N sampai ph 10-11. Larutan kemudian dikocok selama 30 menit dan disaring menggunakan kertas saring. Setelah itu filtrat yang diperoleh diasamkan dengan HCl 1N sampai ph 2. Filtrat yang telah diasamkan kemudian dipekatkan dengan rotary evaporator vacuum. Ekstrak pekat yang diperoleh kemudian diekstraksi dengan corong pisah sehingga terbentuk 2 lapisan. Fasa air dan fasa organik yang diperoleh masingmasing dipisahkan. Selanjutnya fasa organik yang diduga sebagai ekstrak jamu diuapkan pada suhu 60 o C. 3. Pemisahan senyawa yang terkandung dalam jamu Pemisahan dilakukan dengan menggunakan KLT plat silika gel 60 F 254 dengan ukuran 10 x 20 cm. Ekstrak pekat jamu rematik dilarutkan dalam 5 ml etanol, kemudian ditotolkan sepanjang plat pada jarak 3 cm dari bawah dan 2 cm dari atas. Setelah itu dielusi dengan menggunakan pelarut yang telah dijenuhkan. Setelah gerakan larutan pengembangan sampai pada garis batas, elusi dihentikan. Noda yang terbentuk, diukur harga R f nya. Bercak-bercak noda diperiksa di bawah sinar UV pada panjang gelombang 254 dan 366 nm. 4. Analisis data Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif yaitu dengan memperhatikan pola pemisahan pada kromatogram dari berbagai eluen yang digunakan. Eluen terpilih pada KLT adalah yang dapat memberikan 87

pemisahan yang baik (dilihat dari jumlah spot dan pola pemisahan). Identifikasi asam mefenamat dilakukan dengan memperhatikan bercak atau noda pada lempeng silika di bawah sinar UV dengan panjang gelombang 254 dan 366 nm serta menghitung nilai R f. Hasil dan Pembahasan Sampel jamu yang diproduksi oleh pabrik yang berbeda dianalisis dengan metode KLT. Data penimbangan sampel jamu dapat dilihat pada Tabel 1. Pemisahan dengan KLT sampel ekstrak jamu rematik dilakukan pada beberapa komposisi pelarut. Hasil pemisahan dapat dilihat pada Gambar 1-3. Tabel 1. Hasil penimbangan Sampel Bobot (g) Bobot sampel Wadah Wadah + Zat yang diuji (g) Sampel 1 94,342 101,876 7,534 Sampel 2 94,158 101,760 7,602 Baku pembanding asam mefenamat 0,021 0,0324 0,0114 Gambar 1. Hasil kromatografi lapis tipis dengan eluen sikloheksan : kloroform : metanol : asam asetat glasial diamati pada sinar tampak (kiri) dan sinar UV 254 nm (kanan). Gambar 2. Hasil kromatografi lapis tipis dengan eluen kloroform : metanol diamati pada sinar tampak (kiri) dan sinar UV 254 nm (kanan). 88

Gambar 3. Hasil kromatografi lapis tipis dengan etil asetat : metanol : ammonia diamati pada sinar tampak (kiri) dan sinar UV 254 nm (kanan). Noda yang terpisah dari elusi menggunakan KLT, selanjutnya diukur nilai R f -nya. Nilai R f (retention factor) dapat dilihat pada Tabel 2. Nilai R f didapatkan berdasarkan rumus: Berdasarkan Tabel 2, dapat dilihat bahwa nilai R f bercak atau noda baku pembanding asam mefenamat, sampel 1 dan sampel 2 pada masingmasing eluen (fase gerak) tidak terdapat kesamaan. Identifikasi asam mefenamat dalam jamu rematik yang beredar di toko-toko jamu yang ada di Distrik Heram dilakukan pada 2 sampel jamu rematik. Identifikasi dilakukan dengan menggunakan metode KLT. Berdasarkan identifikasi bercak atau noda yang diamati di bawah sinar UV dan perhitungan nilai R f, maka hasil identifikasi asam mefenamat pada kedua sampel jamu rematik dapat dilihat pada Tabel 3. Berdasarkan hasil analisis kualitatif yang dilakukan terhadap 2 sampel jamu rematik yang beredar di toko-toko jamu di Distrik Heram, didapatkan hasil bahwa kedua sampel jamu tidak mengandung asam mefenamat atau asam mefenamat negatif. Pada hasil KLT dengan menggunakan fase gerak etil asetat : metanol : ammonia terdapat tiga noda dengan nilai R f sampel 1 = 0,90, nilai R f sampel 2 = 0,16 dan nilai R f baku asam mefenamat = 0,37. Hasil kromatografi lapis tipis dengan menggunakan eluen kloroform : metanol didapatkan noda atau bercak dengan nilai R f sampel 1 = 0,34, nilai R f sampel 2 = 0,87 dan nilai R f baku asam mefenamat = 0,94. Hasil kromatografi lapis tipis dengan menggunakan eluen sikloheksana : kloroform : metanol : asam asetat glasial, didapatkan noda dengan nilai R f 89

sampel 1 = 0,67, nilai R f sampel 2 = 0,86 dan nilai R f baku asam mefenamat = 0,40. KLT dapat digunakan untuk uji kualitatif senyawa baku dengan menggunakan nilai R f sebagai parameter. Dua senyawa atau lebih dapat dikatakan identik apabila mempunyai nilai R f yang sama pada kondisi KLT yang sama. Berdasarkan hasil analisis noda atau bercak masing-masing sampel dengan 3 fase gerak yang berbeda, dihasilkan nilai R f yang bervariasi. Nilai R f sampel 1, sampel 2 dan baku pembanding asam mefenamat baik pada fase gerak pertama (etil asetat : metanol : ammonia), fase gerak kedua (kloroform : metanol) maupun pada fase gerak ketiga (sikloheksan : kloroform : metanol : asam asetat glasial) tidak terdapat kesamaan pada masing-masing fase gerak. Tabel 2. Hasil perhitungan nilai R f Sampel Sampel 1 Sampel 2 Baku Asam Mefenamat Jenis Eluen Etil asetat : metanol : ammonia (80:10:10) Kloroform : metanol (90:10) Sikloheksan : kloroform : metanol : asam asetat glasial (60:30:5:5) Etil asetat : metanol : ammonia (80:10:10) Kloroform : metanol (90:10) Sikloheksan : kloroform : metanol : asam asetat glasial (60:30:5:5) Etil asetat : metanol : ammonia (80:10:10) Kloroform : metanol (90:10) Sikloheksan : kloroform : metanol : asam asetat glasial (60:30:5:5) Jarak Bercak Jarak Elusi (cm) (cm) Nilai R f 13,5 15 0,90 5,2 15 0,34 10,1 15 0,67 2,5 15 0,16 13,1 15 0,87 12,9 15 0,86 5,6 15 0,37 14,2 15 0,94 6,1 15 0,40 90

Tabel 3. Hasil identifikasi sampel jamu No. Nama Sampel Hasil Identifikasi 1. Sampel 1 Asam mefenamat negatif (-) 2. Sampel 2 Asam mefenamat negatif (-) Hasil Identifikasi kualitatif terhadap dua sampel jamu rematik ini menunjukkan bahwa kedua sampel jamu memenuhi salah satu syarat jamu, yaitu tidak mengandung bahan kimia obat (BKO), dalam hal ini adalah asam mefenamat. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian identifikasi asam mefenamat yang dilakukan pada 2 sampel jamu rematik yang beredar di toko-toko jamu yang ada di Distrik Heram, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh jamu rematik yang dianalisis secara kualitatif, negatif mengandung asam mefenamat. Saran 1. Bagi masyarakat yang ingin mengkonsumsi jamu tradisional harus selektif dalam memilih jamu tradisional. 2. Bagi peneliti selanjutnya perlu diteliti tentang pemeriksaan kandungan bahan kimia obat lain yang terdapat dalam jamu tradisional. Daftar Pustaka Hermanto dan Subroto. 2007. Pilih jamu dan herbal tanpa efek samping. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Sampurno, H. 2007. Jamu dan obat tradisional cina dalam perspektif medis dan bisnis. Yogyakarta: Bintang Cemerlang. 91