HUBUNGAN INTENSITAS KEBISINGAN DENGAN STRES KERJA PADA PEKERJA KANTOR BANDARA DOMINI EDUARD OSOK SORONG

dokumen-dokumen yang mirip
*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Intensitas Kebisingan, Kelelahan Kerja, Tenaga Kerja Ground Handling

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN STRES KERJA PADA PEKERJA UNIT PRODUKSI IV PT. SEMEN TONASA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

PENGARUH KEBISINGAN TERHADAP STRES KERJA PADA PEKERJA BAGIAN WEAVING DI PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA

STUDI HEARING LOSS TENAGA KERJA DAN MASYARAKAT DI WILAYAH BANDARA HASANUDDIN MAKASSAR

HUBUNGAN ANTARA KEBISINGAN DAN BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA PEKERJA UNIT PERBAIKAN DI PT. KAI DAOP VI YOGYAKARTA DIPO SOLO BALAPAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, KETERSEDIAAN APD DENGAN KEPATUHAN PEMAKAIAN APD PEKERJA BAGIAN WEAVING PT ISKANDARTEX INDAH PRINTING TEXTILE SKRIPSI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Keywords : Noise Intensity, Hearing Threshold Values, Ground Handling Labor

ANALISIS HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA FISIK TERHADAP TERJADINYA STRES KERJA PADA PEKERJA INDUSTRI BENGKEL LAS DI KOTA PEKANBARU TAHUN 2013

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER

HUBUNGAN KEBISINGAN DAN MASSA KERJA TERHADAP TERJADINYA STRES KERJA PADA PEKERJA DI BAGIAN TENUN AGUNG SAPUTRA TEX PIYUNGAN BANTUL YOGYAKARTA

PERBEDAAN STRES KERJA PADA KARYAWAN TERPAPAR KEBISINGAN DI ATAS DAN DI BAWAH NAB PADA BAGIAN PABRIKASI DI PG. TRANGKIL PATI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

Volume 2 No. 5 April 2016 ISSN :

JIMKESMAS JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT VOL. 1/NO.4/ Oktober 2016; ISSN X,

BAB I PENDAHULUAN. proses industri dipercepat untuk mendapatkan produksi semaksimal mungkin.

HUBUNGAN KEBISINGAN DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PEKERJA LAUNDRY RUMAH SAKIT KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. rumah, di jalan maupun di tempat kerja, hampir semuanya terdapat potensi

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEBISINGAN DENGAN GANGGUAN STRES MASYARAKAT DI PEMUKIMAN SEKITAR REL KERETA API SRAGO GEDE

BAB I PENDAHULUAN I-1

HUBUNGAN PAPARAN KEBISINGAN PADA PEKERJA DENGAN NOISE INDUCED HEARING LOSS (NIHL) DI PTPN XIII PMS GUNUNG MELIAU

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

DAMPAK KEBISINGAN VERSUS GANGGUAN PSIKOLOGIS

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan teknologi tinggi, diharapkan industri dapat berproduksi. yang akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat.

HUBUNGAN INTENSITAS KEBISINGAN DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PETUGAS GROUND HANDLING PT. GAPURA ANGKASA BANDARA ADI SOEMARMO BOYOLALI SKRIPSI

PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP PENURUNAN DAYA DENGAR PADA PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI DESA BANGUN ASRI KARANG MALANG SRAGEN

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA DI PT.INKA (PERSERO) MADIUN

Kata kunci: intensitas pencahayaan, usia, kelelahan mata, lux meter, flicker fusion

Volume 2 No. 5 April 2016 ISSN :

Dian Pratiwi*), Ir. Irawan Wisnu Wardhana, MS dan Sri Sumiyati, ST, MSi. **)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peneletian

Kata Kunci: Lama Kerja, Penggunaan Alat Pelindung Diri, Kapasitas Vital Paru

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan dan keselamatan kerja. Industri besar umumnya menggunakan alat-alat. yang memiliki potensi menimbulkan kebisingan.

ROY ANTONIUS TARIGAN NIM.

Unnes Journal of Public Health

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TIMBULNYA GANGGUAN PENDENGARAN AKIBAT BISING PADA TENAGA KERJA DI PT

ABSTRAK. Simpulan : Ada hubungan pengetahuan APD masker dengan kedisiplinan penggunaannya. Kata Kunci : Pengetahuan APD, Kedisiplinan

* Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN KOMPENSASI DAN DISIPLIN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA TENAGA KEPERAWATAN DI RSJ. PROF. DR. V. L. RATUMBUYSANG MANADO

Perbedaan Tingkat Stres Kerja Operator SPBU ditinjau dari Shift Kerja ((Studi Di SPBU Kabupaten Ciamis Tahun 2014)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) adalah infeksi saluran

BAB I PENDAHULUAN. (UU) No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3),

HUBUNGAN ANTARA UMUR, MEROKOK, DAN TINDAKAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PENGRAJIN BATU AKIK DARI BEBERAPA TEMPAT DI KOTA MANADO

HUBUNGAN ANTARA KEBISINGAN DENGAN FUNGSI PENDENGARAN PADA PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI COLOMADU KARANGANYAR

HUBUNGAN PAPARAN DEBU DENGAN GANGGUAN FAAL PARU DI INDUSTRI PAKAN TERNAK PT.CHAROEN POKPHAND INDONESIA SEMARANG SKRIPSI

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS KESEHATAN DI PUSKESMAS BATUA KECAMATAN MANGGALA KOTA MAKASSAR

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

UNIVERSITAS AIRLANGGA DIREKTORAT PENDIDIKAN Tim Pengembangan Jurnal Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEDISIPLINAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG TELINGA DI BAGIAN WEAVING PT. PRIMATEXCO INDONESIA KABUPATEN BATANG

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Bising dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan gangguan fisiologis,

HUBUNGAN TEKANAN PANAS DENGAN KELELAHAN KERJA DAN STRES KERJA PADA PEKERJA BAGIAN SMALL PACKAGINGS 2 DI PT X KLATEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 5 No. 1 FEBRUARI 2016 ISSN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEBISINGAN DENGAN GANGGUAN STRES MASYARAKAT DI PEMUKIMAN SEKITAR REL KERETA API SRAGO

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. bersifat survey analitik, dengan menggunakan desain penelitian cross sectional,

Volume 2 No. 5 April 2016 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kedokteran beserta

HUBUNGAN PAPARAN GAS KARBON MONOKSIDA (CO) DENGAN TEKANAN DARAH PADA PEKERJA PERPARKIRAN SUN PLAZA MEDAN TAHUN 2017 SKRIPSI

STUDI APLIKASI ALAT PELINDUNG DIRI SEBAGAI FAKTOR RISIKO GANGGUAN PENDENGARAN KARYAWAN UNIT PRODUKSI PT. SEMEN TONASA

Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN :

HUBUNGAN KEBISINGAN DENGAN KELUHAN KESEHATAN NON PENDENGARAN PADA PEKERJA INSTALASI LAUNDRY RUMAH SAKIT KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ditandai dengan semakin banyaknya industri yang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STRES KERJA DI PT. CHANINDO PRATAMA PIYUNGAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA SHIFT

Hubungan Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Tindakan Merokok Siswa Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung

PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KEJADIAN NYERI KEPALA PADA PEKERJA GROUND HANDLING (Studi Kasus di Bandara Ahmad Yani Semarang)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TEKANAN DARAH PEKERJA DI PLTD/G

HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN FAKTOR INDIVIDU DENGAN STRESS KERJA PADA PERAWAT IGD DAN ICU DI RSUD CILACAP TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan dan keselamatan kerja (Novianto, 2010). kondusif bagi keselamatan dan kesehatan kerja (Kurniawidjaja, 2012).

HUBUNGAN PROMOSI SUSU FORMULA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARJASA KABUPATEN JEMBER

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN ANALISIS KARAKTERISTIK PEKERJA DENGAN GANGGUAN KETULIAN PEKERJA PABRIK KELAPA SAWIT

Hubungan Kebisingan Terhadap Tekanan Darah Pada Pekerja Lapangan PT. Gapura Angkasa Di Bandar Udara Sam Ratulangi, Manado.

Kata Kunci: Kelelahan Kerja, Shift Kerja, PLTD.

PENGARUH KELELAHAN KERJA TERHADAP PRODUKTIFITAS PADA KARYAWAN BAGIAN OPERATOR PROSES PRODUKSI DI PT. ISKANDAR TEX SURAKARTA SKRIPSI

Hubungan Paparan Kebisingan Dengan Gangguan Pendengaran Pada Pekerja Industri Kerajinan Pandai Besi Di Desa Hadipolo Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus

TINGKAT KEBISINGAN PETUGAS GROUND HANDLING DI BANDARA NGURAH RAI BALI

HUBUNGAN TEKANAN PANAS DAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA WEAVING PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE

HUBUNGAN INTENSITAS KEBISINGAN DAN BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA PEKERJA BAGIAN SPINNING DI PT. KUSUMAPUTRA SANTOSA KARANGAYAR

BAB IV HASIL PENELITIAN. bidang penggilingan padi. Penggilingan Padi Karto terletak di Desa Bangun

Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : Kholid Ubaidilah NIM : J

SKRIPSI HUBUNGAN TEMPERATUR DAN KEBISINGAN DENGAN KELELAHAN SUBJEKTIF INDIVIDU DI PT X JAKARTA

NASKAH PUBLIKASI. Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat.

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI GANGGUAN MENSTRUASI PADA SISWI KELAS 2 SMA X KOTA BANDUNG TAHUN 2015

Hubungan Intensitas Kebisingan Dengan Gangguan Psikologis Pekerja Departemen Laundry Bagian Washing PT. X Semarang

Tujuan Dari Sistem Manajemen K3

KAJIAN FAKTOR RISIKO STRESS KERJA PADA PERAWAT IGD DAN ICU RSUD CILACAP TAHUN 2015

ABSTRAK HUBUNGAN TOTAL LAMA KERJA DENGAN STATUS PENDENGARAN PADA PENERBANG TNI AU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN TINGKAT KEBISINGAN DENGAN GANGGUAN PSIKOLOGIS PEKERJA DI BAGIAN WEAVING DI PT. X BATANG, JAWA TENGAH. Yuniastri Ayu Permatasari

Hubungan Radiasi Gelombang Elektromagnetik Dan Faktor Lain Dengan Keluhan Subyektif Pada Tenaga Kerja Industri Eletronik GE di Yogyakarta

Moch. Fatkhun Nizar Hartati Tuna Ningsih Dewi Sumaningrum Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

SKRIPSI ANALISIS PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI DI PT. BRAJA MUSTI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi yang semakin meningkat mendorong Indonesia

Transkripsi:

HUBUNGAN INTENSITAS KEBISINGAN DENGAN STRES KERJA PADA PEKERJA KANTOR BANDARA DOMINI EDUARD OSOK SORONG Relationship with Stress Intensity Noise at Work Airport Office Worker Domini Eduard Osok Sorong Arief Budiman, Masyitha Muis, Andi Wahyuni Bagian Kesehatan dan Keselamatan Kerja FKM Universitas Hasanuddin (arief_jhi@yahoo.com, masyitha_muis@yahoo.co.id, andiwahyuni@yahoo.co.id, 08529995556) ABSTRAK Banyak faktor yang memengaruhi dalam pencapaian produktivitas dan efisiensi kerja yang baik. Selain dari beban kerja yang harus ditanggung langsung oleh pekerja, kondisi lingkungan kerja atau tempat kerja dapat menjadi beban tersendiri bagi pekerja tersebut. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan kebisingan dengan stres kerja pada pekerja bagian kantor di bandara Domini Eduard Osok Sorong tahun 201. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan rancangan cross sectional study. Populasi karyawan sebanyak 102 orang, pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dengan jumlah sampel 50 responden karyawan berusia >15 tahun. Pengumpulan data dilakukan dengan pengambilan data primer dan sekunder. Analisis data yang dilakukan adalah univariat dan bivariat dengan uji chi square. Hasil penelitian diperoleh variabel yang berhubungan dengan stres kerja adalah intensitas kebisingan (p=0,09), masa kerja (p=0,026), umur (p=0,0), dan lama paparan (p=0,002). Sedangkan variabel yang tidak berhubungan dengan stres kerja adalah penggunaan alat pelindung diri (APD) (p=0,29). Kesimpulan dari penelitian ini bahwa ada hubungan intensitas kebisingan, masa kerja, umur, dan lama paparan dengan stres kerja di bandara Domini Eduard Osok Sorong. Kata kunci : Stres kerja, intensitas kebisingan ABSTRACT Many factors affect the productivity and efficiency in achieving the good work. Aside from the workload to be borne directly by the workers, the working environment or workplace can be a burden for the workers. This study aims to determine the relationship of noise with job stress in office workers at the airport Sorong Domini Eduard Osok 201. Type of research study is a cross sectional analytic study design. There are 102 populations, sampling was done by purposive sampling with a sample of 50 respondents of employees aged >15 years. Data was collected through primary and secondary data collection. Data analysis was performed with univariate and bivariate chi square test. The results were obtained variables related to job stress is the noise intensity (p = 0,09), tenure (p = 0,026), age (p = 0,0), and duration of exposure (p = 0,002). While the variables that are not related to job stress is the use of personal protective equipment (p = 0,29). The conclusion of this study that there is a correlation between noise intensity, years of service, age, and duration of exposure to work stress at the airport Sorong Domini Eduard Osok 201. Keywords : Job stress, noise intensity 1

PENDAHULUAN Banyak faktor yang memengaruhi dalam pencapaian produktivitas dan efisiensi kerja yang baik. Selain dari beban kerja yang harus ditanggung langsung oleh pekerja, kondisi lingkungan kerja atau tempat kerja dapat menjadi beban tersendiri bagi pekerja tersebut. Lingkungan atau tempat kerja biasanya terdapat faktor-faktor penyebab tambahan yang terdiri dari faktor fisik, meliputi pencahayaan, suhu udara, kelembaban, cepat rambat udara, suara vibrasi mekanis, radiasi dan tekanan udara. Faktor kimia, yaitu gas, uap, debu, fume, asap, awan, cairan dan benda padat. Faktor biologi, baik dari golongan tumbuhan ataupun hewan. Faktor fisiologis, seperti konstruksi mesin, sikap dan cara kerja serta faktor mental atau psikologis, pemilihan kerja, waktu kerja, masalah pribadi atau lain-lain. 1 Di negara-negara industri, bising merupakan masalah utama kesehatan. WHO memperkirakan hampir 1% total tenaga kerja negara industri terpapar bising melebihi 90 db di tempat kerjanya. Diperkirakan sebanyak 20 juta orang Amerika terpapar bising lebih dari 85 db. Wough dan Forcier mendapat data bahwa perusahaan kecil di sekitar Sidney mempunyai tingkat kebisingan 87 db. Quebec Canada, Frechet mendapat data bahwa 55% daerah industri memiliki tingkat kebisingan lebih dari 85 db. Peningkatan suara dengan gelombang kompleks yang tidak beraturan dikenal sebagai bising, merupakan salah satu stresor bagi individu. Bila hal tersebut terjadi berulangkali dan terus menerus sehingga melampaui adaptasi individu maka berakibat terjadi kondisi stres yang merusak atau sering disebut stres berat. 2 Hasil penelitian labour force survey menemukan adanya 182.700 kasus stress akibat kerja di Inggris. Sumber penyebabnya adalah dari gangguan stres dari pekerjaan itu sendiri, tetapi dapat juga di sebabkan adanya stressor fisik, emosional, dan mental. Stressor fisik di tempat kerja, contohnya seperti kebisingan. Menurut penelitian Erwin Dyah Nawawinetu dan Retno Adriyani yang dilakukan di perusahaan penggilingan padi di Desa Metatu Surabaya, sebanyak 66,67% karyawan yang merasa sedikit terganggu oleh suara bising dan 8,% yang sangat terganggu. Intensitas kebisingan di perusahaan tersebut berkisar antara 9-98 db dengan nilai rerata 95,58 db dan simpangan baku 1,822. Responden bekerja selama 7,5 jam kerja dengan 1 jam istirahat. Lingkungan sekitar bandara yang terpengaruh oleh kebisingan yaitu salah satunya sekolah yang merupakan tempat belajar dan membutuhkan ketenangan. Berdasarkan data sekunder, terdapat 229 anak SDN di Puskesmas Depok dan 22 anak SDN di Puskesmas Depok II mengalami gangguan pendengaran. Data dari Kecamatan Berbah terdapat 5.72 2

anak usia 6-1 tahun, dan di Kecamatan Depok terdapat 11.117 anak usia 6-1 tahun yang mengalami gangguan pendengaran. 5 Penelitian yang dilakukan Ikbal S. Halil, dkk terhadap karyawan di bagian operator mesin pembangkit listrik PLN Sektor Tello Makassar didapatkan sebanyak 8,% mengalami stres ringan, stres sedang 10,6%, dan stres berat 6,1%. Hal ini disebabkan oleh karyawan di bagian operator mesin setiap hari terpapar kebisingan. Dan juga tingkat kebisingan di PLN Sektor Tello Makassar di atas ambang batas. 6 Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengetahui dan menganalisis hubungan intensitas kebisingan dengan stres kerja pada pekerja kantor bandara Domini Eduard Osok Sorong. BAHAN DAN METODE Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan rancangan cross sectional study. Penelitian ini dilaksanakan di bandara Domini Eduard Osok Sorong, yang dilakukan pada bulan April. Populasi karyawan yaitu sebanyak 102 orang, pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dengan jumlah sampel 50 orang karyawan berusia >15 tahun. Pengumpulan data dilakukan dengan pengambilan data primer, yaitu pengambilan data dengan wawancara dan pengukuran intensitas kebisingan menggunakan alat Sound Level Meter (SLM) dan pengambilan data primer, yaitu data yang diperoleh dari bagian produksi berupa jumlah karyawan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji chi square. Penyajian data dalam bentuk tabel dan narasi. HASIL Sebagian besar responden berada pada kelompok umur 7-9 tahun, yakni sebesar 26,0%, dan hanya 2,0% berada pada kelompok umur -5 tahun. Pendidikan responden sebagian besar berada di kelompok akademik/perguruan tinggi, yakni sebesar 68,0% dan untuk kelompok SMA/sederajat sebesar 2,0%. Sedangkan untuk unit kerja sebagian besar berada di kelompok tata usaha, yakni sebesar 80,0%, sedangkan ATC sebesar 10,0%, security 8,0%, dan fasilist bandara 2,0% (Tabel 1). Terdapat 7,0% responden yang mengalami stres kerja berat dan 26,0% responden yang mengalami stres kerja ringan. Intensitas kebisingan sebagian besar berada pada kelompok 80 dba, yakni sebesar 92,0% responden, sedangkan kelompok > 80 dba sebesar 8,0% responden. Persentase kelompok umur yang muda terdapat 56,0%, sedangkan yang tua sebesar,0%. Untuk lama paparan, persentase yang tertinggi yakni berada pada kelompok yang tidak memenui syarat, yaitu 72,0% dan yang memenuhi syarat yaitu 28,0%. Responden

yang masa kerjanya lama sebanyak 78,0%, sedangkan responden yang masa kerjanya baru sebanyak 22,0% dan yang tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) persentasenya lebih besar, yaitu 9,0% dan yang menggunakan, yaitu hanya 6,0% (Tabel 2). Proporsi responden yang mengalami stres kerja berat terbanyak berada pada rentang kebisingan >85 dba (78,0%), sedangkan proporsi responden yang mengalami stress kerja ringan berada pada tingkat kebisingan 85 dba (25,0%). Responden yang mengalami stress kerja berat yang masa kerjanya lama yang paling tinggi yaitu 66,7%, sedangkan responden dengan masa kerjanya masih baru hanya sebesar 10,0% responden. Untuk kategori usia muda paling banyak mengalami stress kerja berat, yaitu 85,7%, dan responden yang termasuk kategori usia tua lebih sedikit yang mengalami stres kerja berat, yaitu 59,1%. Responden yang terkena lama paparan yang tidak memenuhi syarat yang mengalami stres kerja yang berat yang persentasenya terbesar, yaitu 66,1% sedangkan yang memenuhi syarat hanya 2,9%. responden yang tidak menggunakan APD lebih banyak yang mengalami stres kerja berat, yaitu sebesar 72,% (Tabel ). Hasil uji statistik diperoleh nilai untuk intensitas kebisingan (p=0,09), masa kerja (p=0,026), umur (p=0,0), dan lama paparan (p=0,002). Hal ini berarti ada hubungan intensitas kebisingan, masa kerja, umur, dan lama paparan dengan stres kerja. Sedangkan untuk penggunaan APD diperoleh nilai p=0,29 yang tidak ada hubungan antara penggunaan APD dengan stres kerja (Tabel ). PEMBAHASAN Berdasarkan karakteristik latar belakang pendidikan, responden dalam penelitian ini didominasi oleh pekerja yang berlatar belakang pendidikan akademik/perguruan tinggi. Kategori responden berdasarkan tugas ataupun peran masing-masing di dalam kantor bandara udara. Sedangkan untuk satuan unit kerja, responden dalam penelitian ini didominasi oleh pekerja yang bekerja pada bagian tata usaha atau kepegawaian dengan jumlah responden sebanyak 0 orang. Hal ini dikarenakan penelitian ini memfokuskan pengukuran dan pengamatan pada bagian kantor. Stres kerja yang dialami oleh para karyawan di bandara Domini Eduard Osok Sorong ini lebih banyak yang masuk ke kategoi stres berat. Hal ini sejalan dengan pendapat Nadhoroh yang mengatakan bahwa ada beberapa faktor intrinsik dalam pekerjaan yang sangat potensial menjadi penyebab terjadinya stres dan dapat mengakibatkan keadaan yang buruk pada mental. Faktor tersebut meliputi keadaan fisik lingkungan kerja yang tidak nyaman, salah satunya

fisik. 9 Pada penelitian ini, diperoleh hasil bahwa proporsi responden yang mengalami stres yaitu, kebisingan. Bising dianggap sebagai suara yang mengganggu sehingga respon yang timbul adalah akibat stres bising tersebut. 7 Intensitas kebisingan sebanyak orang responden yang menerima kebisingan melebihi ketentuan yang telah ditetapkan KEPMENAKER 1999. Mengenai nilai ambang batas kebisingan pada tempat kerja, yaitu 85 dba. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa proporsi responden terbanyak yang mengalami stres kerja berat berada pada kategori responden yang menerima kebisingan 85dBA. Hal tersebut sesuai dengan yang dijelaskan oleh Ikron dan Wulandari, bahwa nilai tingkat kebisingan antara 55-65 dbaleq berpengaruh terhadap gangguan psikologis antara lain gangguan kenyamanan pribadi, gangguan komunikasi, gangguan psikologis seperti gangguan keluhan dan tindakan demonstrasi, gangguan pada konsentrasi belajar, gangguan istirahat, gangguan pada aktivitas sholat/ibadah, gangguan tidur dan gangguan lainnya. 8 Hal tersebut juga sejalan dengan penelitian Wardhana, bahwa kebisingan antara 61-80 dba dapat menyebabkan kerusakan alat pendengaran bila kontak terjadi dalam waktu lama. Selain itu kebisingan juga dapat berdampak terhadap kesehatan jiwa seseorang, seperti stress yang pada akhirnya dapat menurunkan kesehatan kerja berat terbanyak berada pada kategori responden dengan masa kerja yang lama. Hal ini sejalan dengan salah satu penelitian yang dilakukan oleh Budiyanto, yaitu pekerja dengan masa kerja >10 tahun memiliki risiko stres lebih tinggi daripada pekerja dengan masa kerja 10 tahun dan dapat dikatakan jika semakin lama seseorang berada pada lokasi kerja atau semakin lama masa kerja seseorang, maka semakin besar pula potensi terjadi stres kerja. 10 Kelompok umur, diperoleh hasil bahwa proporsi responden yang mengalami stres kerja berat terbanyak berada pada kategori responden dengan umur pekerja muda. Hal ini tidak sesuai dengan yang dipaparkan oleh Nawawinetu dan Adriyani, yaitu pekerja yang berusia 0 tahun gejala akan terpapar akan kebisingan risikonya lebih besar. Hal ini disebabkan manusia yang berumur 0 tahun akan mengalami degeneratif dikenal dengan presbyakusis. Hal tersebut juga sejalan dengan yang dikatakan oleh Fachmi, bahwausia diatas 0 tahun sangat rentang terhadap trauma dan orang yang berumur 0 tahun akan lebih mudah mengalami gangguan pendengaran akibat bising. 11 Lama paparan, diperoleh hasil bahwa proporsi responden yang mengalami stress kerja berat terbanyak berada pada kategori responden dengan tidak memenuhi syarat. Hal ini sejalan dengan yang dikatakan Sukar, bahwa karyawan yang terpapar tingkat kebisingan antara 85 90 db selama 8 jam/hari akan mengalami ketulian selama 10 tahun. 12 5

Pada penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) diperoleh hasil bahwa proporsi responden yang mengalami stres kerja berat terbanyak berada pada kategori responden dengan tidak menggunakan APD. Salah satu penyebab dari timbulnya keadaan ini mungkin dikarenakan kurangnya pemahaman pekerja mengenai peranan alat pelindung diri dalam mengurangi potensi pekerja akan terkena oleh dampak kebisingan. Hal ini dilihat dari beberapa responden yang menyatakan bahwa penggunaan alat pelindung telinga tidak begitu penting untuk digunakan selama melakukan pekerjaan meskipun kondisi lingkungan kerja tersebut dalam keadaan bising. Pada analisis hubungan intensitas kebisingan dengan stres kerja didapatkan hasil yang berhubungan dengan stres kerja yaitu intensitas kebisingan, masa kerja, umur, dan lama paparan. Hasil tersebut semuanya memiliki nilai < α=0,05. Sedangkan yang tidak ada hubungannya dengan stres kerja yaitu hanya penggunaan alat pelindung diri (APD). Hasilnya memiliki nilai > α=0,05. KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian ini menyimpulkan bahwa intensitas kebisingan (p=0,09), masa kerja (p=0,026), umur (p=0,0), dan lama paparan (p=0,002) berhubungan dengan stres kerja, dan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) (p=0,29) tidak berhubungan dengan stres kerja. Saran untuk pihak bandar udara agar kiranya melakukan pengecekan berkala pada setiap mesin pesawat terbang yang menjadi sumber bising agar tidak dapat menimbulkan dampak kebisingan bagi pekerja. Serta menyediakan Alat Pelindung Telinga (APT) bagi para pekerja bagian kantor yang berada pada daerah bising. DAFTAR PUSTAKA 1. Suma'mur, P. K. Higiene Perusahaan. Jakarta: Sagung Seto; 1996. 2. Roestam, A. W. Program Konservasi Pendengaran Di Tempat Kerja. Jakarta: Cermin Dunia Kedokteran; 200.. Harrianto, R. Buku Ajar Kesehatan Kerja. Jakarta: Kedokteran EGC; 2010.. Nawawinetu, E. D. & Adriyani, R. Stress Akibat Kerja Pada Tenaga Kerja Yang Terpapar Bising. The Indonesian Journal Of Public Health. 2007;(1):1. 5. Sutopo. Hubungan Antara Intensitas Kebisingan Aktivitas Penerbangan Di Bandara Adi Sucipto Dengan Nilai Ambang Pendengaran Pada Anak. Yogyakarta: Berita Kedokteran Masyarakat; 2007. 6

6. Halil, I. S., Russeng, S. S. & Saleh, L. M. Stres Kerja Pada Operator Mesin Pembangkit Listrik Di PT. PLN (Persero) Sektor Tello Makassar. Jurnal MKMI. 2009;5(1):. 7. Nadhiroh, M. H. Hubungan Paparan Kebisingan Dengan Stres Kerja Pada Tenaga Kerja Di Bagian Weaving PT.Triangga Dewi. Universitas Sebelas Maret. 2011;1(1):2. 8. Ikron, D., I.M & Wulandari, R. A. Pengaruh Kebisingan Lalu Lintas Jalan Terhadap Gangguan Kesehatan Psikologis Anak SDN. Cipinang Muara Kecamatan Jatinegara, Kota Jakarta, Propinsi Dki Jakarta. Makara Kesehatan. 2005;11(2):. 9. Wardhana, W. A. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta; 1995. 10. Budiyanto, T. Pratiwi, E. Y. Hubungan Kebisingan Dan Massa Kerja Terhadap Terjadinya Stress Kerja Pada Pekerja Di Bagian Tenun "Agung Saputra Tex" Piyungan Bantul Yogyakarta. Kes Mas. 2010;(1):2. 11. Fahmi, A. U. Kesehatan Lingkungan Kerja Lingkungan Fisik Dalam Upaya Kesehatan Kerja Sektor Informal Di Indonesia. Jakarta: Depkes; 199. 12. Suma'mur, P. K. Higiene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja (Hiperkes). Jakarta: Sagung Seto; 2009. 7

Lampiran Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Umum Responden di Bandara Domini Eduard Osok Sorong Karakteristik n % Umur (Tahun) 25-27 28-0 1- -6 7-9 0-2 -5 Pendidikan SMA/Sederajat Akademik/Perguruan Tinggi Unit Kerja ATC Fasilist Bandara Sekuriti Tata Usaha Sumber: Data Primer, 201 7 8 9 10 1 2 1 16 5 1 0 1,0 16,0 18,0 20,0 26,0,0 2,0 2,0 68,0 10,0 2,0 8,0 80,0 Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Stres Kerja, Intensitas Bising, Umur, Lama Paparan, Masa Kerja, dan Penggunaan APD pada Pekerja Bagian Kantor di Bandara Domini Eduard Osok Sorong Variabel n % Stres Kerja Ringan Berat Intensitas Kebisingan 80 dba >80 dba Umur Muda Tua Lama Paparan Memenuhi Syarat Tidak Memenuhi Syarat Masa Kerja Baru Lama Penggunaan APD Menggunakan Tidak Menggunakan Sumber: Data Primer, 201 1 7 6 28 22 1 0 11 9 7 26,0 7,0 92,0 8,0 56,0,0 28,0 72,0 22,0 78,0 6,0 9,0 8

Tabel. Hubungan antara Intensitas Bising, Umur, Lama Paparan, Masa Kerja, dan Penggunaan APD dengan Stres Kerja pada Pekerja Bagian Kantor di Bandara Domini Eduard Osok Sorong Variabel Penelitian Intensitas Kebisingan 80 dba >80 dba Masa Kerja Lama Baru Umur Tua Muda Lama Paparan Tidak Memenuhi Syarat Memenuhi Syarat Penggunaan APD Menggunakan Tidak Menggunakan Sumber: Data Primer, 201 Stres Kerja Ringan Berat Total n % n % n % 10 1 0 9 5 8 0 1 75,0 21,7, 0 0,9 1, 1,9 57,1 0 27,7 1 6 26 11 1 2 1 6 25,0 78,0 66,7 10,0 59,1 85,7 66,1 2,9 100 72, 6 9 11 22 28 6 1 7 p 0,09 0,026 0,0 0,002 0,29 9