Hidraulika Saluran Terbuka. Pendahuluan Djoko Luknanto Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan FT UGM

dokumen-dokumen yang mirip
Hidraulika Terapan. Bunga Rampai Permasalahan di Lapangan

Bab III HIDROLIKA. Sub Kompetensi. Memberikan pengetahuan tentang hubungan analisis hidrolika dalam perencanaan drainase

Hidraulika Terapan. Energi di saluran terbuka

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. curah hujan ini sangat penting untuk perencanaan seperti debit banjir rencana.

I Putu Gustave Suryantara Pariartha

Sub Kompetensi. Bab III HIDROLIKA. Analisis Hidraulika. Saluran. Aliran Permukaan Bebas. Aliran Permukaan Tertekan

BED LOAD. 17-May-14. Transpor Sedimen

Persamaan Chezy. Pada aliran turbulen gaya gesek sebanding dengan kuadrat kecepatan. Persamaan Chezy, dengan C dikenal sebagai C Chezy

Mempelajari grafik gerak partikel zat cair tanpa meninjau gaya penyebab gerak tersebut.

Hidrolika Saluran. Kuliah 6

FLUIDA DINAMIS. 1. PERSAMAAN KONTINUITAS Q = A 1.V 1 = A 2.V 2 = konstanta

PEMODELAN & PERENCANAAN DRAINASE

Hidraulika Terapan. Koefisien Koreksi Tenaga Kinetik dan Momentum Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan FT UGM. 10/14/2015 Djoko Luknanto 1

PRINSIP DASAR HIDROLIKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

MODEL BANGUNAN PENDUKUNG PINTU AIR PAK TANI BERBAHAN JENIS KAYU DAN BAN SEBAGAI PINTU IRIGASI

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

- Jarang ditemukan di alam - Di labotorium saluran sangat panjang So = Sw = Sf - Penting, karena banyak aliran yang mendekati aliran uniform

KARAKTERISTIKA ALIRAN DAN BUTIR SEDIMEN

Soal Pembahasan Dinamika Gerak Fisika Kelas XI SMA Rumus Rumus Minimal

ANALISIS FAKTOR GESEKAN PADA PIPA HALUS ABSTRAK

Rumus bilangan Reynolds umumnya diberikan sebagai berikut:

Aliran Turbulen (Turbulent Flow)

ANALISIS FAKTOR GESEK PADA PIPA AKRILIK DENGAN ASPEK RASIO PENAMPANG 1 (PERSEGI) DENGAN PENDEKATAN METODE EKSPERIMENTAL DAN EMPIRIS TUGAS AKHIR

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR... i. SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR...ii. ABSTRAK...iii. PRAKATA... iv. DAFTAR ISI...

KARAKTERISTIK ZAT CAIR Pendahuluan Aliran laminer Bilangan Reynold Aliran Turbulen Hukum Tahanan Gesek Aliran Laminer Dalam Pipa

Klasifikasi Aliran Fluida (Fluids Flow Classification)

BAB II LANDASAN TEORI

bangunan- Gangguan tersebut dapat merupakan dan kedalaman normal.

PERSAMAAN BERNOULLI I PUTU GUSTAVE SURYANTARA P

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Morfologi Sungai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. Rencana Program dan Kegiatan Pembelajaran Semester (RPKPS)

Edy Sriyono. Jurusan Teknik Sipil Universitas Janabadra 2013

Aliran Pada Saluran Terbuka. Dr. Ir. Bambang Yulistiyanto T SipiI UGM. KIasifikas Aliran

PERHITUNGAN DEBIT PADA SISTEM JARINGAN PIPA DENGAN METODA HARDY-CROSS MENGGUNAKAN RUMUS HAZEN-WILLIAMS DAN RUMUS MANNING

LAMPIRAN 1 DISTRIBUSI UKURAN BUTIRAN

Aliran Fluida. Konsep Dasar

BAB III LANDASAN TEORI

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

9. Dari gambar berikut, turunkan suatu rumus yang dikenal dengan rumus Darcy.

HIDROLIKA DAN JENIS ALIRAN DALAM SALURAN

ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA TERTUTUP

DAFTAR ISI Novie Rofiul Jamiah, 2013

PENGARUH ENDAPAN DI UDIK BENDUNG TERHADAP KAPASITAS ALIRAN DENGAN MODEL 2 DIMENSI

Setelah membaca modul mahasiswa memahami pembagian kecepatan di arah vertical dan horizontal.

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida

PERTEMUAN VII KINEMATIKA ZAT CAIR

TUGAS AKHIR PERBEDAAN POLA GERUSAN LOKAL DI SEKITAR PILAR JEMBATAN ANTARA PILAR SILINDER DENGAN ELLIPS

BAB II ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA. beberapa sifat yang dapat digunakan untuk mengetahui berbagai parameter pada

BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS. benda. Panas akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang

BAB II DASAR TEORI. m (2.1) V. Keterangan : ρ = massa jenis, kg/m 3 m = massa, kg V = volume, m 3

JUDUL TUGAS AKHIR ANALISA KOEFISIEN GESEK PIPA ACRYLIC DIAMETER 0,5 INCHI, 1 INCHI, 1,5 INCHI

Jenis Gaya gaya gesek. Hukum I Newton. jenis gaya gesek. 1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.

ANALISIS TINGGI DAN PANJANG LONCAT AIR PADA BANGUNAN UKUR BERBENTUK SETENGAH LINGKARAN

BAB II LANDASAN TEORI

Klasisifikasi Aliran:

Mekanika Fluida II. Tipe Saluran Terbuka Penampang Hidrolis Terbaik

PERANCANGAN SALURAN IRIGASI PADA EMBUNG KALEN DESA HARGOSARI KECAMATAN TANJUNGSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA

Mekanika Fluida II. Karakteristik Saluran dan Hukum Dasar Hidrolika

Mekanika Fluida II. Aliran Berubah Lambat

DINAMIKA. Rudi Susanto, M.Si

BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS

HIDROLIKA DAN JENIS ALIRAN DALAM SALURAN. Heri Suprapto

REYNOLDS NUMBER K E L O M P O K 4

BAB 3 DINAMIKA. Tujuan Pembelajaran. Bab 3 Dinamika

Pertemuan 1 PENDAHULUAN Konsep Mekanika Fluida dan Hidrolika

DAFTAR NOTASI. A : sebuah konstanta, pada Persamaan (5.1)

Aliran pada Saluran Tertutup (Pipa)

PERTEMUAN X PERSAMAAN MOMENTUM

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi fluida

LAMPIRAN 1 DISTRIBUSI UKURAN BUTIRAN

PENILAIAN 1.UJIAN AKHIR 2.UJIAN MID SEMESTER 3.TUGAS 4.KEHADIRAN (> 75 %)

Soal-Jawab Fisika Teori OSN 2013 Bandung, 4 September 2013

Desain Rehabilitasi Air Baku Sungai Brang Dalap Di Kecamatan Alas 8.1. DATA SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU LAPORAN AKHIR VIII - 1

MATERI KULIAH MEKANIKA FLUIDA

(2) Dimana : = berat jenis ( N/m 3 ) g = percepatan gravitasi (m/dt 2 ) Rapat relatif (s) adalah perbandingan antara rapat massa suatu zat ( ) dan

BAB III LANDASAN TEORI

Hidraulika Komputasi

Masalah aliran fluida dalam PIPA : Sistem Terbuka (Open channel) Sistem Tertutup Sistem Seri Sistem Parlel

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA

1. Sebuah benda diam ditarik oleh 3 gaya seperti gambar.

beberapa parameter yang berdasarkan pada perubahan kedalaman aliran dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai bintang yang paling dekat dari planet biru Bumi, yaitu hanya berjarak sekitar

BAB V HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Mekanika Fluida II. Hidrolika saluran terbuka & Fluida terkompresi

FENOMENA PERPINDAHAN LANJUT

FENOMENA PERPINDAHAN. LUQMAN BUCHORI, ST, MT JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNDIP

ALIRAN MELALUI PIPA 15:21. Pendahuluan

BAB II LANDASAN TEORI

FIsika USAHA DAN ENERGI

BUKU AJAR HIDRAULIKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Proses Perpindahan Panas Konveksi Alamiah dalam Peralatan Pengeringan

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK KIMIA IV DINAMIKA PROSES PADA SISTEM PENGOSONGAN TANGKI. Disusun Oleh : Zeffa Aprilasani NIM :

STUDI PERENCANAAN TEKNIS BANGUNAN PENANGKAP SEDIMEN PADA BENDUNG INGGE KABUATEN SARMI PAPUA ABSTRAK

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidrologi berasal dari Bahasa Yunani yaitu terdiri dari kata hydros yang

TRANSPOR SEDIMEN SUSPENSI (SUSPENDED LOAD TRANSPORT)

BAB V HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

Hidraulika Saluran Terbuka Pendahuluan Djoko Luknanto Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan FT UGM

Pendahuluan Pengaliran saluran terbuka: pengaliran tak bertekanan pengaliran yang muka airnya berhubungan dengan udara luar Tampang Lintang A 11 September 2008 luknanto@ugm.ac.id 2

Jenis pengaliran pada Saluran Terbuka 1 A. Ditinjau dari Aspek Waktu 1. Pengaliran Langgeng/Permanen/Tunak/Steady Flows: Q, V, h, y tidak berubah sepanjang waktu tinjauan: ( QV,, h, y) f( t) ( QV,, h, y) t 0 Debit m 3 /d saluran irigasi Q tunak tunak waktu 11 September 2008 luknanto@ugm.ac.id 3

Jenis pengaliran pada Saluran Terbuka 2 A. Ditinjau dari Aspek Waktu 2. Pengaliran Tidak Langgeng/Tidak Permanen/Tak Tunak/Unsteady Flows: Q, V, h, y berubah sepanjang waktu tinjauan: ( QV,, h, y) f( t) Debit m 3 /d Q puncak ( QV,, h, y) t 0 Q debit banjir di sungai waktu 11 September 2008 luknanto@ugm.ac.id 4

Jenis pengaliran pada Saluran Terbuka 3 B. Ditinjau dari Aspek Ruang 1. Pengaliran Beraturan/Seragam/Uniform Flows: Q, V, h, y tidak berubah sepanjang kawasan tinjauan: ( QV,, h, y) ( QV,, h, y) f( s) 0 s misal: kedalaman air tidak berubah, h h(s) 11 September 2008 luknanto@ugm.ac.id 5

Jenis pengaliran pada Saluran Terbuka 4 B. Ditinjau dari Aspek Ruang 2. Pengaliran Tidak Beraturan/Tidak Seragam/Non-uniform Flows: Q, V, h, y berubah sepanjang kawasan tinjauan: ( QV,, h, y) f( s) ( QV,, h, y) s misal: kedalaman air berubah, h = h(s) 0 11 September 2008 luknanto@ugm.ac.id 6

Pengaliran tidak seragam 2. Non-uniform flows diklasifikasikan menjadi a) Gradually varied flows (GVF) b) Rapidly varied flows (RVF) a a a a a b b b 11 September 2008 luknanto@ugm.ac.id 7

Jenis pengaliran pada Saluran Terbuka 5 C. Ditinjau dari aspek kecepatan rerata 1. Pengaliran mengalir (subcritical flow): V < V kr 2. Pengaliran kritik (critical flow): V = V kr 3. Pengaliran meluncur (supercritical flow): V > V kr Catatan: V kr adalah kecepatan aliran pada saat energi aliran minimum (akan dijelaskan kemudian) 11 September 2008 luknanto@ugm.ac.id 8

Pengaliran Permanen Beraturan Sifat pengaliran: Luas tampang lintang tidak berubah sepanjang ruang dan waktu. Kecepatan aliran konstan, sehingga percepatannya a = 0. Menurut Hukum Newton F = m a = 0, sehingga gaya pendorong = gaya penahan aliran. Akan diteliti gaya-gaya yang bekerja pada aliran. 11 September 2008 luknanto@ugm.ac.id 9

Gaya-gaya yang bekerja 1 I e I a, kemiringan dasar I dx 2 V 2g Gaya Penggerak: komponen gaya berat G sin Komponen gaya berat G G cos ditahan oleh dasar saluran. Tekanan hidrostatika saling meniadakan. Gaya Penahan: τ 0, gaya gesek aliran dengan dinding. τ 0 h 11 September 2008 luknanto@ugm.ac.id 10

Gaya-gaya yang bekerja 2 Gaya Penggerak: komponen gaya berat G sin Gaya Penahan: τ 0, gaya gesek aliran dengan dinding sekelilingnya. Karena F = 0, maka Gaya penggerak = gaya penahan Gsin Pdx 0 (Vol. air )sin P dx 0 11 September 2008 luknanto@ugm.ac.id 11

Gaya-gaya yang bekerja 3 (Vol. air )sin P dx Adx g sin P dx 0 A dx P gtan dx 0 A 0 g tan P I e gri R 0 e 0 11 September 2008 luknanto@ugm.ac.id 12

Tegangan Gesek Rumus tegangan geser dikelompokkan sebagai berikut: RI e Ruas kanan tergantung dari geometri sungai akan dipengaruhi oleh kecepatan rerata aliran; sehingga: 0 g RI e f ( V ) 11 September 2008 luknanto@ugm.ac.id 13

Notasi yang digunakan I e = kemiringan garis energi R = A/P, radius hidraulik A = Luas penampang basah P = keliling penampang basah τ 0 = tegangan gesek (tiap satuan luas keliling basah) ρ = rapat massa air g = percepatan gravitasi Catatan: A P Jika θ kecil, maka sin θ = tan θ = I e 11 September 2008 luknanto@ugm.ac.id 14

Rumus Kecepatan Rerata Chey Penelitian empiris korelasi RI e vs V kemudian banyak dilakukan oleh para peneliti, antara lain: Menurut de Chey (1775) RI e f ( V ) V C 2 2 V C RI e bentuk terakhir ini terkenal dengan nama rumus kecepatan rerata aliran Chey dengan C disebut koefisien kekasaran Chey dengan satuan L ½ T -1 dalam metrik m ½ /detik. 11 September 2008 luknanto@ugm.ac.id 15

Rumus Kecepatan Rerata Manning Menurut Gauckler-Manning (1890) 1 V R I n e 2/3 1/2 bentuk terakhir ini terkenal dengan nama rumus kecepatan rerata aliran Manning untuk sistem SI. dengan n disebut koefisien kekasaran Manning tanpa satuan. 11 September 2008 luknanto@ugm.ac.id 16

Rumus Kecepatan Rerata Strickler Menurut Strickler 2/3 1/2 V k R I s e bentuk terakhir ini terkenal dengan nama rumus kecepatan rerata aliran Strickler untuk sistem SI. dengan k s disebut koefisien kekasaran Strickler tanpa satuan. 11 September 2008 luknanto@ugm.ac.id 17

Korelasi antar rumus kecepatan Untuk sebuah sungai yang sama, ketiga rumus kecepatan aliran tersebut harus memberikan hasil yang sama. Oleh karena itu diperoleh korelasi antara ke 3 rumus tersebut sebagai berikut: k s 1 n 1 C k R 1/6 R 1/6 s n 11 September 2008 luknanto@ugm.ac.id 18

Distribusi Kecepatan Pada kondisi sungai di lapangan, sebenarnya jarang sekali ditemukan suatu aliran yang mempunyai kecepatan seragam. Pada umumnya kecepatan aliran tidak sama di setiap titik pada sebuah tampang lintang. 11 September 2008 luknanto@ugm.ac.id 19

Profil Kecepatan Aliran Rumus kecepatan aliran rerata yang dibahas di depan, biasanya cukup memadai untuk keperluan ketekniksipilan. Akan dibahas profil kecepatan aliran sepanjang vertikal (kedalaman air) untuk: aliran permanen beraturan kasus laminer dan turbulen. 11 September 2008 luknanto@ugm.ac.id 20

Profil V Aliran Permanen Seragam Tegangan gesek pada aliran permanen dan seragam: gri 0 e Untuk aliran laminer (Re = VR/ν < 500) Tegangan geser menurut Newton: Untuk aliran turbulen (Re = VR/ν > 600) Tegangan geser menurut Prandtl: du d 2 2 du d 11 September 2008 luknanto@ugm.ac.id 21

Profil Kecepatan Aliran Laminer 1 Tegangan gesek pada aliran permanen dan seragam untuk B =, R = h: g( hi ) dengan h kedalaman muka air total dan adalah kedalaman air pada titik tinjauan. Pers. (1) = (2), sehingga: du d gh ( I ) e e 11 September 2008 luknanto@ugm.ac.id 22

Profil Kecepatan Aliran Laminer 2 du gh ( I ) du ( ) e gie h d d gie u du ( h) d gie 1 2 u ( h C) 2 Syarat batas, = 0, u = 0, jadi C = 0, sehingga gie 1 2 u ( h ) berbentuk parabola 2 11 September 2008 luknanto@ugm.ac.id 23

Profil Kecepatan Aliran Laminer 3 Profil tegangan gesek du gie( h ) d Profil kecepatan gie 1 2 u ( h ) 2 h- h- τ h V u h 11 September 2008 luknanto@ugm.ac.id 24

Kecepatan Rerata Aliran Laminer Debit aliran tiap lebar saluran q = Q/B h gi 1 q 2 ud q e ( h ) d 2 0 h 3 gie 1 2 1 3 gh Ie q h 2 6 3 Kecepatan rerata dihitung: untuk B = : V 2 gh I e 3 0 V q h untuk B : V 2 gr I e 3 11 September 2008 luknanto@ugm.ac.id 25

Profil Kecepatan Aliran Turbulen 1 Tegangan gesek pada aliran permanen dan seragam untuk B =, R = h, di dekat dasar: ghi Tegangan geser menurut Prandtl: 2 2 du dengan l (mixing length) =, adalah konstanta universal von Karman = 0,4; adalah kedalaman titik yang ditinjau dari dasar saluran. 11 September 2008 luknanto@ugm.ac.id 26 e d

Profil Kecepatan Aliran Turbulen 2 Pers. (1) = (3), sehingga di dekat dasar berlaku: u du d 2 0 2 ghi ghi e d e du disebut dengan hukum pembagian kecepatan universal Prandtl-von Karman, dengan kecepatan gesek didefinisikan sebagai: V ghi * e 11 September 2008 luknanto@ugm.ac.id 27 u V ghi * e ln d 0

Hukum Kecepatan Universal Walaupun dijabarkan dekat dasar, namun hukum distribusi kecepatan universal Prandtl-von Karman berlaku untuk seluruh kedalaman air (h). Hukum ini berlaku untuk aliran turbulen, maka pada daerah batas laminer (δ) dekat dasar hukum tersebut tidak berlaku. 11,6V Dari penelitian diperoleh bahwa: * 11 September 2008 luknanto@ugm.ac.id 28

Lapis Batas Laminer Nilai lapis batas laminer: dengan 11,6V o μ = kekentalan dinamik (ML -1 T -1 ) atau N detik/m 2 o ρ = rapat massa (ML -3 ) atau kg m /m 3 o ν = kekentalan kinematik (L 2 T -1 ) atau m 2 /detik * dan Nilai ν t o C 0 10 20 30 ν 10-6 m 2 /det 1,8 1,3 1,0 0,8 11 September 2008 luknanto@ugm.ac.id 29

Kecepatan pada Batas Laminer 1 Tegangan gesek pada aliran permanen dan seragam untuk B =, R = h, pada lapis batas laminer: ghi V 2 0 e * Tegangan geser laminer menurut Newton: Pers. (1) = (2), sehingga: du d V 2 * du du d 11 September 2008 luknanto@ugm.ac.id 30 2 V* d u 2 V*

Kecepatan pada Batas Laminer 2 Pada daerah batas laminer δ profil kecepatan linier: u 2 V* Pada batas laminer, = δ, nilai kecepatan: u 2 2 2 V* V* V* 11,6 11,6V V Sesungguhnya perubahan kecepatan dari hukum logaritmis menjadi linier tidak terjadi secara mendadak namun melalui transisi dari a dan b. a 30 dan 5 V 11 September 2008 luknanto@ugm.ac.id 31 b * V* * *

Profil kecepatan Turbulen Hukum kecepatan logaritmik Prandtl-von Karman (turbulen) V* u ln Pada lapis batas laminer distribusi kecepatan linier u 2 V* Kurva transisi 0 11,6 V 11 September 2008 luknanto@ugm.ac.id 32 a b 30 V * * 5 V * u dasar saluran δ 0

Sifat Pengaliran Secara Hidraulika Sifat pengaliran aliran permanen beraturan secara hidraulika dibedakan menjadi 2 yaitu Hidraulika licin Hidraulika kasar Hukum kecepatan universal Prandtl-von Karman mempunyai nilai 0 yang berbeda untuk kekasaran hidraulika yang berbeda. 11 September 2008 luknanto@ugm.ac.id 33

Visualisasi Hidraulika Licin & Kasar Hidraulika Licin Hidraulika Kasar ( a ) ( a ) 7 7 11,6 V 11,6 V * * δ δ k = 2a δ/7 dasar saluran k = 2a 2a 2a 2a dasar saluran δ/7 11 September 2008 luknanto@ugm.ac.id 34

Pengaliran Hidraulika Licin 1 Untuk saluran bersifat hidraulika licin maka nilai: 0 100 104 biasa digunakan di Indonesia dengan a adalah jejari dan k (=2a) adalah diameter kekasaran butiran dasar saluran sedangkan nilai: ( a ) 7 11,6V * 11 September 2008 luknanto@ugm.ac.id 35

Pengaliran Hidraulika Licin 2 Untuk kondisi ini, maka profil kecepatan: V* V* 104 V* 104 u ln u ln 2,3log 0, 4 0, 4 0 u 104 5, 75V* log Kecepatan rerata aliran dihitung dari rumus di atas dengan nilai = 0,4h, sehingga diperoleh rumus kecepatan rerata: V 5, 75V log * 42h 11 September 2008 luknanto@ugm.ac.id 36

Pengaliran Hidraulika Kasar 1 Untuk saluran bersifat hidraulika kasar maka nilai: USA 0 k 30 33 Eropa dengan a adalah jejari dan k (=2a) adalah diameter kekasaran butiran dasar saluran sedangkan nilai: ( a ) 7 11,6V * 11 September 2008 luknanto@ugm.ac.id 37

Pengaliran Hidraulika Kasar 2 Untuk kondisi ini, maka profil kecepatan: V* V* 33 V* 33 u ln u ln 2,3log 0, 4 k 0, 4 k 0 u 33 5, 75V* log k Kecepatan rerata aliran dihitung dari rumus di atas dengan nilai = 0,4h, sehingga diperoleh rumus kecepatan rerata: V 12h 5, 75V* log k 11 September 2008 luknanto@ugm.ac.id 38

Rumus Coolebrook & White Oleh Coolebrook & White kedua rumus di atas digabung sebagai berikut: 42h 12h Hidraulika licin: V 5, 75V* log 5, 75V * log 2 /7 12h Hidraulika kasar: V 5, 75V* log k 12R digabung: V 5, 75V* log ( a ) k 2 atau 7 7 6R ( a ) V 5, 75V* log a 7 7 11 September 2008 luknanto@ugm.ac.id 39

Nilai koefisien kekasaran Chey Rumus Coolebrook & White: dibandingkan dengan rumus Chey maka diperoleh nilai koefisien Chey: C atau C V 5, 75 g RI log e V C RI e 6R a /7 6R 6R 5,75 g log 18log a /7 a /7 12R 12R 5,75 g log 18log k 2 k2 7 7 11 September 2008 luknanto@ugm.ac.id 40