Pengolahan Informasi dan Pengambilan Keputusan. Modul 2 TEORI BELAJAR MOTORIK

dokumen-dokumen yang mirip
Hakikat Keterampilan dalam Pengolahan Informasi

Hakikat Keterampilan dalam Pengolahan Informasi

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2 : Hal , Desember 2015 PELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR GERAK. Komang Ayu Tri Widhiyanti, S.Or., M.Fis.

Kata Kunci: Informasi, pemrosesan informasi, belajar gerak

ANXIETY. Joko Purwanto. Oleh : FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PENDAHULUAN. Mengapa Interaksi Manusia dan Komputer (Human Computer Interaction)?

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mohammad Zepi Prakesa, 2016

Perbedaan pengaruh latihan lemparan atas bola softball dengan jarak tetap dan jarak bertahap terhadap ketepatan lemparan atas bola softball

Hall & Lindsay, Human information processing, 1977

Manusia pemroses informasi 1. Informasi diterima dan ditanggapi dengan proses masukankeluaran

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB I PENDAHULUAN. badan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Manusia sadar dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

Teori dan Model Pemrosesan Informasi dalam Belajar dan Pembelajaran (Model Linier)

Teori Belajar Motorik. Kode Mata Kuliah: PKO : IKOR: Dosen Penanggung Jawab:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Qodriannisa Puspaningrum, 2013

BAB I PENDAHULUAN. merupakan olahraga yang menarik. Sepakbola merupakan olahraga permainan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi telah menembus setiap aspek kehidupan. Olahraga tidak

Psikologi Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEMAMPUAN MOTORIK SISWA KELAS 2 SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH 1 KOTA PONTIANAK TAHUN 2014

Perseptual motorik pada dasarnya merujuk pada aktivitas yang dilakukan. dengan maksud meningkatkan kognitif dan kemampuan akademik.

Dosen. Utami Dewi Widianti

BAB II KAJIAN TEORITIS. Sepak bola merupakan olahraga yang paling terkenal di dunia. Lebih dari 200 juta orang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang

Interaksi Manusia Komputer. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Saat ini pendidikan adalah penting bagi semua orang baik bagi

BAB I PENDAHULUAN. olahraga. Mereka melakukan kegiatan olahraga dengan berbagai alasan, yaitu untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini terbukti dari pertandingan dan perlombaan yang telah di ikuti belum

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola merupakan olahraga yang tidak asing lagi di indonesia,

Bab 4. Manajemen Tugas Ajar Dalam Pendidikan Jasmani A. MEMAHAMI ISI DARI PENDIDIKAN JASMANI

PRINSIP USABILITY. HUMAN CAPABILITIES Faktor manusia ini harus diperhatikan, karena dari sinilah desain yang lebih baik didapatkan.

PENERAPAN PSIKOLOGI OLAHRAGA DAN BEBERAPA PETUNJUK PRAKTIS DALAM PELATIHAN OLAHRAGA. Oleh: KOMARUDIN

PRINSIP KEGUNAAN. Interaksi Manusia & Komputer

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia bahkan mendapat simpati di hati masyarakat. Sepakbola digemari oleh

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran. Hal ini sejalan dengan filosofi yang mendasari pendidikan jasmani,

TINJAUAN PUSTAKA. pada pemain yang bekerja dalam kombinasi. Untuk menguasai bola dan

BAB I PENDAHULUAN. Sepak Takraw merupakan cabang olahraga permainan asli dari Indonesia.

MATERI : 1. Human Information Processing 2. Persepsi 3. Pattern Recognition & Pandemonium 4. Perhatian 5. Memori 6. Mnemonic

I. PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang sangat digemari. masyarakat, di desa maupun di kota sering kali dijumpai orang yang

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) TEORI BELAJAR MOTORIK

PERAN PERCEPTUAL MOTORIC TERHADAP PERKEMBANGAN GERAK ANAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bola voli merupakan media untuk mendorong. pertumbuhan fisik, perkembangan piksi, keterampilan motorik, pengetahuan dan

MEKANIKA GERAK. Oleh: AGUS MAHENDRA FPOK UPI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Hakikat Menendang Bola dengan kaki bagian dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. analisis, temuan temuan yang berkaitan dengan perbandingan ketepatan menendang bola ke

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi salah satu pertandingan olahraga prestasi di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan olahraga yang merakyat dan telah dikenal ditanah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN KOORDINASI DENGAN KECEPATAN DAN KETEPATAN SMASH DALAM CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

I. PENDAHULUAN. Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. bidang ilmu dan teknologi serta bidang lainnya, termasuk olahraga. Olahraga

Model Pemrosesan Informasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. smash, dimana hal yang mempengaruhi kemampuan smash adalah power otot

BAB II KAJIAN TEORITIS. kaki, kepala, dan dada. Hanya penjaga gawang yang disahkan memakai tangan.

BAB 1 PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan sarana paling tepat untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap prima dan sehat, disamping

SISTEM PENGOLAHAN INFORMASI PADA MANUSIA. Chalifa Chazar Modul :

BAB I PENDAHULUAN. kualitas hidup, serta upaya dengan senantiasa menerapkan prinsip-prinsip ilmu

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS. sepak bola. Karena dengan jump heading pemain bisa melakukan tehnik bertahan

BAB I PENDAHULUAN. populer juga permainan yang menyenangkan dan menggairahkan, Tidak adanya

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan terjadinya perkembangan fisik motorik, kognitif, dan

BAB I PENDAHULUAN. maanfaat yang diperoleh langsung dari aktivitas olahraga tersebut baik untuk

BAB I PENDAHULUAN. melakukan teknik- teknik gerakan yang sesuai dengan peraturan permainan. ekstrakurikuler maupun diluar kegiatan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk menjaga kondisi fisik agar tetap fit dan bisa bekerja lebih baik.

PROSES INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER

Mata Kuliah Persepsi Bentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini semakin banyak kegiatan olahraga berkembang dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Muhammad Andri Setiadi, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia menjadi sehat dan kuat secara jasmani maupun rohani atau dalam istilah

Merayakan Ulangtahun Sebagai Strategi Pembelajaran Kosakata Abstrak (Tanggal, Bulan, Tahun) Lisza Megasari, S.Pd

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara terencana akan meningkatkan kebugaran jasmani seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia dewasa ini. Dalam era modernisasi tenis lapangan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Pada Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003

MODUL PRAKTIKUM KOGNITIF CP3 CHAPTER : IMPLICIT & EXPLICIT MEMORY. Disusun Oleh : Tim Penyusun Laboratorium Psikologi Universitas Gunadarma

II. TINJAUAN PUSTAKA. mempertahankan gawangnya sendiri agar tidak kemasukan (Sarumpaet. A.

Mata Kuliah Persepsi Bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bolavoli merupakan salah satu permainan yang kompleks yang

Tinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik identik denga

BAB I PENDAHULUAN. passing, smash, dan block (membendung). Penguasaan kelima teknik dasar

2014 PENGARUH MENONTON PERTANDINGAN SEPAKBOLA DI TELEVISI TERHADAP PERILAKU SOSIAL ANAK DALAM BERMAIN SEPAKBOLA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. atlet mencapai prestasi yang lebih baik sesuai harapan.

2016 PERBANDINGAN HASIL TENDANGAN PENJAGA GAWANG ANTARA TEKNIK HALF VOLLEY, DROP KICK, DAN FORWARD KICK DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. sampai menjadi permainan sepakbola yang modern seperti sekarang ini.

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW

PERKEMBANGAN MELIBATKAN PERUBAHAN PERKEMBANGAN MERUPAKAN HASIL DR PROSES KEMATANGAN

BAB I PENDAHULUAN. seluruh negara di dunia termasuk Indonesia. Timo Scheunemann (2005:15)

Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan : Jurusan : Teknik Industri Modul : 3 Praktikum : Kecepatan Reaksi Tanggal : Juni 2015 KECEPATAN REAKSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Aji Rasa Kurniawan, 2014 HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN HASIL SHOOTING 8 METER CABANG OLAHRAGA FUTSAL

pemassalan harus dimulai pada usia dini.

KETERAMPILAN PUKULAN DROPSHOT PERMAINAN BULUTANGKIS PADA ATLET PB JAYA RAYA METLAND JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani sebagai bagian integral dari proses pendidikan secara

Transkripsi:

Pengolahan Informasi dan Pengambilan Keputusan Modul 2 TEORI BELAJAR MOTORIK

Pengolahan Informasi dan Pengambilan Keputusan proses pembelajaran keterampilan gerak mengandaikan bahwa manusia adalah sebuah pemroses informasi yang sama dengan komputer Dalam pengandaian ini, individu mulai mengolah informasi ini ketika ia pertama kali menerimanya, hingga individu tersebut menghasilkan respons (output).

Model Input dan Output INPUT Manusia OUTPUT

Sumber Input input biasanya diwakili oleh sebuah stimulus yang dihadirkan oleh peneliti kepada orang coba berupa nyalanya lampu atau terdengarnya suara input dapat ditemui di lingkungan yang alamiah (misalnya suara pistol start pada lomba lari, atau nyalanya lampu lalulintas di jalan raya) input lebih sering hadir dalam konteks stimulus lingkungan yang bertumpuk-tumpuk input yang diambil seseorang untuk pemrosesan ditentukan oleh orang yang memilih input tersebut

Bagaimana Input dimanfaatkan? ahli spikologi setuju bahwa proses pencarian tersebut sebagai proses yang aktif Gibson (1979) berpendapat bahwa individu memilih informasi secara langsung melalui sistem indera mereka individu tersebut menjadi lebih mahir dalam menerima dan merespons pada informasi yang datang Kritik terhadap pandangan ini menunjukkan bahwa faktor tambahan misalnya peranan memori harus diperhitungkan dalam hal bagaimana manusia menangani informasi tersebut

Bagaimana Input dimanfaatkan? Oleh karena itu pelaksanaan yang baik dari suatu perilaku gerak yang sederhana maupun yang kompleks tergantung pada kemampuan individu untuk membedakan secara efektif tanda-tanda yang berarti di antara sekian banyak tanda yang ada.

Tiga Tahapan Pengolahan Informasi Tujuan umum dari teori pengolahan informasi adalah upaya untuk mengerti hakikat proses pengolahan informasi dalam pengontrolan keterampilan gerak salah satu cara memahaminya dengan menganggap adanya tahapan pengolahan informasi secara diskrit. Pengenalan rangsangan (stimulus identification) Pemilihan respon (Response selection) Pemrograman respon (Response programming)

Tahap Pengenalan Rangsangan Tahap pengenalan rangsang adalah suatu tahap penginderaan, yang menganalisis informasi dari berbagai sumber seperti pandangan (vision), pendengaran (audition), sentuhan (touch), kinestetis, penciuman, dsb Pada tahap pertama ini, apa yang ditampilkan adalah menentukan apakah suatu rangsang telah ada atau tidak, dan jika ada, apakah itu? rangsangan tersebut berupa ukuran dan warna, pola-pola gerak, arah, dan kecepatannya.

Tahap Pemilihan Respon tahapan pemilihan respon dimulai ketika tahapan pertama memberikan informasi tentang hakikat dari rangsangan yang masuk tugas untuk menentukan gerakan apa yang harus dibuat, sesuai dengan rangsangan tadi tahap ini adalah serupa dengan mekanisme penerjemahan antara masukan indera dan luaran gerakan

Tahap Pemrograman Respon Tahap terakhir ini memulai pengolahannya setelah menerima keputusan tentang gerakan apa yang harus dibuat yang ditentukan pada tahap sebelumnya tugasnya untuk mengorganisir sistem gerak untuk gerakan yang diinginkan sistem itu harus menyiapkan mekanisme tingkat rendah dalam otak dan tulang-tulang belakang untuk bergerak harus memanggil kembali dan mengorganisir program gerak yang akhirnya akan mengontrol gerakan, dan harus mengarahkan otot-otot untuk berkontraksi dalam rangkaian yang benar dan besarnya tenaga serta timing untuk menghasilkan gerakan secara efektif

Output Hasil akhir dari aktivitas ketiga tahapan pengolahan informasi di atas dinamai output. Output sendiri dapat berupa pukulan terhadap bola softball, atau tangkapan tangan terhadap bola yang datang. Output yang dihasilkan seseorang tidak selalu memenuhi harapan gerak yang diinginkan. Pukulan terhadap bola yang dilempar bisa kena bisa juga tidak

Awal dari Model Konseptual Input Stimulus Identification (Perception) Response Selection (Decision) Response Programming (Action) Output

Analogi Tahapan Pengolahan Anda dapat menganggap bahwa tahapan pertama (identifikasi stimulus) sebagai persepsi, tahapan kedua (pemilihan respons) sebagai keputusan, dan tahap ketiga (pemrograman respons) sebagai aksi

Waktu Reaksi dan Pembuatan Keputusan Salah satu ukuran penampilan yang penting, waktu reaksi, menunjukkan kecepatan dan keefektifan pengambilan keputusan Waktu reaksi adalah interval antara hadirnya suatu stimulus yang tidak diantisipasi dan mulai munculnya respons Waktu reaksi mewakili bagian sebenarnya dari beberapa tugas nyata, seperti start pada lomba sprint, ketika pistol starter bertindak sebagai stimulus untuk memulai

Sifat waktu Reaksi Munculnya respons sering terpaut jauh dari hadirnya stimulus, disebut interval atau penundaan. orang yang mampu meminimalisasi penundaan munculnya reaksi tadi, akan mendapat keuntungan dalam nomor seperti lomba sprint tadi, karena semakin cepat waktu reaksinya. waktu reaksi juga mewakili waktu yang ditempuh oleh seseorang dalam mengambil keputusan dan memulai aksinya

Faktor yang Mempengaruhi Waktu Reaksi Jumlah Alternatif Stimulus-Respons Kesesuaian Stimulus-Respons Jumlah Latihan

Hick s Law 800 700 600 500 400 300 200 100 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 East 3-D Column 2 3-D Column 3

Antisipasi dan Pengertiannya Satu cara yang sangat fundamental dalam mengatasi penundaan pengambilan keputusan yang lama adalah dengan melakukan antisipasi Antisipasi adalah proses pendugaan terhadap apa yang akan terjadi, sehingga proses pengambilan keputusan dapat lebih cepat dilakukan

Jenis Antisipasi Antisipasi dapat digolongkan menjadi dua jenis. Pertama, antisipasi melibatkan prediksi atau dugaan tentang apa yang akan terjadi di lingkungan, seperti mengantisipasi bahwa bola tenis lawan akan merupakan pukulan smash, atau mengantisipasi bahwa lawan akan melakukan drop shot. Antisipasi jenis ini disebut spatial anticipation (antisipasi spasial/ruang). Jenis antisipasi lain melibatkan prediksi tentang kapan sebuah kejadian di lingkungan akan terjadi, seperti mengantisipasi saat atau waktu sebuah bola yang melambung akan datang ke ketinggian sundulan kepala sehingga dapat disundul dengan tepat. Jenis antisipasi ini jelas bisa disebut sebagai temporal anticipation (antisipasi tempo/waktu).

Manfaat Antisipasi Baik antisipasi jenis temporal maupun spatial dapat memberikan keuntungan yang positif dalam banyak penampilan olahraga, karena memangkas waktu untuk mengolah stimulus (waktu reaksi lebih cepat) Melakukan antisipasi yang efektif tidak mudah, karena memerlukan sejumlah pengetahuan tentang berbagai hal dalam kaitannya dengan lingkungan. Yang paling penting dari semua itu adalah kecenderungan lawan dalam melakukan gerakan tertentu

Kerugian Antisipasi Bayangkan, apa yang akan terjadi jika seorang penjaga gawang memutuskan bergerak ke arah kiri gawang karena dia mengantisipasi demikian, padahal bola yang ditendang malah diarahkan ke arah kiri gawang. Dengan demikian jelas bahwa mengantisipasi dengan benar akan memperoleh keuntungan, tetapi sebaliknya jika antisipasi yang dilakukan ternyata meleset.

Strategi dalam Antisipasi Atlet yang tidak ingin diantisipasi lawan dengan mudah, tentu harus membuat gerakan-gerakan yang tidak mudah diduga baik secara spatial maupun secara temporal, kuncinya adalah randomization Sebagai lawan dari pemain yang dihadapi, Anda harus dapat memanfaatkan kecenderungan gerakan lawan agar bisa dimanfaatkan untuk mengantisipasi, harus mampu mengenali jenis-jenis pukulan dari lawan yang akan Anda hadapi ketika berada langsung di lapangan, Anda pun disarankan untuk mempelajari cara bermain lawan melalui film

Pengambilan Keputusan dan Prestasi di bawah Kondisi Stress Bergairah dan kecemasan, atau motivasi dan stress, merupakan situasi yang sangat umum ditemui dalam penampilan keterampilan olahraga Bergairah menunjuk pada tingkat keaktifan atau kegembiraan dari sistem syaraf pusat seseorang, kecemasan berhubungan dengan cara seseorang menginterpretasikan situasi dan emosi tertentu yang dikaitkan dengan interpretasi tersebut

Prinsip U Terbalik Tinggi Tingkat Prestasi Moderat Rendah Moderat Tinggi Tingkat Kegairahan/Kecemasan

Tiga Faktor dalam Mengatur Tekanan Pertimbangan pertama, atlet. Manusia pada dasarnya memiliki trait anxiety sehingga memiliki zone of optimal functioning Pertimbangan kedua, faktor sifat tugas atau cabor yang diikuti. Akhirnya, terdapat situasi yang harus dipertimbangkan.

Prinsip U Terbalik dalam Tugas Tinggi Berbeda Tingkat Prestasi OR Cermat OR Kurang Cermat OR Sangat Cermat Rendah Tingkat Kegairahan/Kecemasan Tinggi

Pengolahan Informasi dan Kegairahan yang Tinggi Mengapa kondisi emosional yang mewujud dalam kegairahan atau kecemasan bisa berpengaruh kepada prestasi atau penampilan atlet? Apakah yang terjadi serta penjelasan apa yang disediakan oleh para ahli dalam kaitan ini? Penyempitan Persepsi Hipotesis Pemanfaatan Tanda-Tanda

Penyempitan Persepsi Salah satu perubahan penting dalam pengolahan informasi di bawah kondisi kecemasan yang tinggi adalah terjadinya penyempitan persepsi (perceptual narrowing). Gejala ini mengejawantah dalam kecenderungan si atlet untuk kehilangan beberapa jenis informasi dari lingkungan yang diperlukan

Cues-Utilization Hypothesis Ketika tingkat kecemasan rendah, medan persepsi seseorang secara relatif cukup luas dan orang yang bersangkutan mendapat akses pada sejumlah besar tanda-tanda Ketika tingkat kecemasannya meningkat, perhatiannya segera menyempit dan benarbenar berfokus pada tanda-tanda yang paling relevan ketika lebih banyak tanda-tanda yang tidak relevan dikeluarkan dari wilayah pandang atlet. Pada tingkat yang paling tinggi dari kecemasan, atlet akan sampai pada keadaan siaga-berlebih (hypervigilance), yang umumnya lebih sering disebut panik.

Teknik Mengatur Tingkat Kecemasan Keterampilan otot-ke-otak (muscle-to-mind skills), yang berfokus pada aspek ketubuhan dari kecemasan dan dalam melakukannya menghasilkan sebuah pembersihan pikiran sekaligus keterampilan pikiran-ke-otot (mind-tomuscle skills), yang memasukkan relaksasi atau aktivasi tubuh melalui aktivitas kognitif.

Perhatian: Pembatasan dalam Kemampuan Pengolahan Informasi Hakikat Kemampuan Perhatian Manusia Perhatian sisa untuk tugas sampingan Perhatian sisa untuk tugas tambahan Perhatian yang dibutuhkan untuk tugas utama sederhana Perhatian yang dibutuhkan untuk tugas utama kompleks

Tiga Poin Penting Pada Perhatian yang Terbagi Double-Stimulation Paradigm Psychological Refractory Period (PRP) Gerak Tipuan dan Syarat Keberhasilannya

Gejala Botleneck pada Respons Kedua Tahap S-I Tahap R-S Tahap R-P Stimulus 1 Stimulus 2 100 ms Respon 1 Respons pada gerak palsu Respon 2 Respon 1 Lebih dari 100 ms Respon 2 200-300 ms

Tiga Sistem Memory STSS (Short-Term Sensory Store) STM (Short-Term Memory) LTM (Long-Term Memory) Kinesthetic or Via environmental input Via Select Rehearsal -ive Attenti STSS -on STM LTM Movement Output Via Retri eval