: Teknologi Industri Pembimbing : 1.Dr. Rr Sri Poernomo Sari, ST., MT. : 2.Irwansyah, ST., MT

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI / TUGAS AKHIR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

RANCANG BANGUN SISTEM PNEUMATIK PADA MESIN PEMROSES BUAH KELAPA TERPADU

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN KERJA BUBUT. Dwi Rahdiyanta FT-UNY

PERAKITAN ALAT PENGAYAK PASIR SEMI OTOMATIK

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2

PERANCANGAN MANUFAKTUR MESIN PENGADUK MEDIA TANAM JAMUR

PROSES PERMESINAN. (Part 2) Learning Outcomes. Outline Materi. Prosman Pengebor horisontal JENIS MESIN GURDI

POROS BERTINGKAT. Pahat bubut rata, pahat bubut facing, pahat alur. A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan poros bertingkat ini yaitu :

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

Laporan Tugas Akhir BAB IV MODIFIKASI

BAB III PROSES MANUFAKTUR. yang dilakukan dalam proses manufaktur mesin pembuat tepung ini adalah : Mulai. Pengumpulan data.

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut

III. METODE PEMBUATAN. Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BANTU PEGANG (FIXTURE) UNTUK PROSES PENGELASAN SAMBUNGAN-T

3. Mesin Bor. Gambar 3.1 Mesin bor

Gambar 2.1 Baja tulangan beton polos (Lit 2 diunduh 21 Maret 2014)

Rancangan Welding Fixture Pembuatan Rangka Produk Kursi

PROSES PEMBUATAN PRESS HIDROLIK KAPASITAS MAKSIMAL 15 TON

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET PROSES PEMESINAN KOMPLEKS

BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. pemesinan. Berikut merupakan gambar kerja dari komponen yang dibuat: Gambar 1. Ukuran Poros Pencacah

Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Frais

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PROYEK AKHIR. Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya pembuatan mesin

BAB IV PROSES PRODUKSI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Produksi Jurusan Teknik Mesin

BAB II MESIN BUBUT. Gambar 2.1 Mesin bubut

PROSES PEMBUATAN POROS PENGADUK PADA MESIN PENGKRISTAL GULA JAWA PROYEK AKHIR

TEORY PENGERJAAN LOGAM MILLING SEMESTER GENAP ATMI SOLO

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

Jig and Fixture FIXTURE)

Perancangan ulang alat penekuk pipa untuk mendukung proses produksi pada industri las. Sulistiawan I BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

PROSES FREIS ( (MILLING) Paryanto, M.Pd.

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MODEL DRILL JIG UNTUK PENGGURDIAN FLENS KOPLING

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

PROSES PEMBUATAN SAKLAR TOGGLE SHAFT WELDED CIRCUIT BREAKER PADA CV. GLOBALINDO PERKASA ENGINEERING

BAB III METODE PEMBUATAN ALAT

BAB III METODOLOGI. Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan. Selain itu juga kita dapat menentukan komponen komponen mana yang

III. METODE PROYEK AKHIR. dari tanggal 06 Juni sampai tanggal 12 Juni 2013, dengan demikian terhitung. waktu pengerjaan berlangsung selama 1 minggu.

BAB III Mesin Milling I

Perancangan Peralatan Bantu Pembuatan Roda Gigi Lurus dan Roda Gigi Payung Guna Meningkatkan Fungsi Mesin Bubut

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A

PEMBUATAN MESIN PENYAPU SAMPAH DAUN KAPASITAS 20 KG/JAM

FORMAT GAMBAR PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR ATA 2014/2015 LABORATURIUM TEKNIK INDUSTRI LANJUT UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB III METODOLOGI Diagram Alur Produksi Mesin. Gambar 3.1 Alur Kerja Produksi Mesin

ANALISA KEKERASAN MATERIAL TERHADAP PROSES PEMBUBUTAN MENGGUNAKAN MEDIA PENDINGIN DAN TANPA MEDIA PENDINGIN

`BAB IV PROSES PEMBUATAN

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Produksi. 2.2 Pengelasan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V PROSES PEMBUATAN SILINDER HIDROLIK (MANUFACTURING PROCESS) BUCKET KOBELCO SK Bagan 5.1 Hydraulic Cylinder Manufacturing Process [6]

PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI MEKANIK JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

TUGAS AKHIR PEMBUATAN MESIN FRICTION WELDING DENGAN SISTEM HIDROLIK KAPASITAS GAYA 2 TON MENGGUNAKAN MESIN BUBUT

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

PERBANDINGAN PROSES PEMESINAN SILINDER SLEEVE DENGAN CNC TIGA OPERATION PLAN DAN EMPAT OPERATION PLAN ABSTRACT

TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN

IV. PENDEKATAN DESAIN

BAB III METODOLOGI. Modular fixture ini meaipkan alat bantu yang digunakan untuk memegang benda

PEMBUATAN MESIN PEMIPIH EMPING MELINJO KAPASITAS 50 KG / JAM

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. kerja. Identifikasi ini berupa gambar kerja dari perancang yang ditujukan kepada

Mesin Perkakas Konvensional

BAB II DASAR TEORI 2.1 Proses Pengelasan.

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. hasil yang baik sesuai ukuran dan dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Ukuran poros : Ø 60 mm x 700 mm

Jumlah Halaman : 20 Kode Training Nama Modul` Simulation FRAIS VERTIKAL

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

Perancangan Proses Manufaktur Mata Pisau Bintang Pada Mesin Pencacah Botol Plastik. Oleh MAULANA MUNAZAT

RANCANG BANGUN JIG PENYAMBUNG PIPA MULTIDIMENSI

MESIN BOR. Gambar Chamfer

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

JIG DAN FIXTURE. Jig dan fixture adalah alat pemegang benda kerja produksi yang digunakan dalam rangka membuat penggandaan komponen secara akurat.

RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK SERBUK KAYU DENGAN RESIN POLIMER MENGGUNAKAN PENGGERAK MOTOR LISTRIK

BAB IV PROSES PRODUKSI

MODUL I PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI

Mesin Milling CNC 8.1. Proses Pemotongan pada Mesin Milling

Menentukan Peralatan Bantu Kerja Dengan Mesin Frais

LAMPIARN 1.4 TEST UJI COBA INSTRUMEN. Mata Pelajaran Tingkat/Semester : XI/ Hari / Tanggal :... Waktu. : 60 menit Sifat Ujian

SOAL LATIHAN 3 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IX JIG DAN FIXTURE

SOAL LATIHAN 1 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

Gambar 2.1 Referensi alat bantu terhadap benda kerja

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Ruang Lingkup Penggunaan mesin sekrap Penggunaan alat-alat perkakas tangan

BAB IX JENIS DAN FUNGSI JIG DAN FIXTURE

Transkripsi:

ANALISIS PEMBUATAN JIG PENGUBAH SUDUT KEMIRINGAN VALVE SILINDER HEAD SEPEDA MOTOR MATIC Nama NPM : 20410985 Jurusan Fakultas : Ardi Adetya Prabowo : Teknik Mesin : Teknologi Industri Pembimbing : 1.Dr. Rr Sri Poernomo Sari, ST., MT. : 2.Irwansyah, ST., MT

Latar Belakang Proses pemesinan dengan menggunakan mesin perkakas sampai saat ini masih tetap merupakan proses yang paling banyak digunakan (60% sampai 80%) dalam membuat komponen komponen yang komplit,dalam hal ini mesin mesin tersebut mempunyai keterbatasan dalam penggunaannya yaitu pada bentuk benda kerja dan waktu pengerjaannya maka mesin mesin ini memerlukan alat bantu yang presisi dan akurat untuk memegang benda kerja.

LATAR BELAKANG Jig merupakan salah satu alat yang berfungsi untuk memegang benda kerja, menahan benda kerja untuk menahan posisi benda kerja selama proses pemesinan jig ini mempunyai konsep sederhana yaitu suatu sistem dimana terdapat bagian-bagian yang dapat di bongkar pasang dan dapat menahan, memegang benda kerja sesuai dengan bentuk benda kerja, bentuk benda kerja yang rumit dan sulit di pegang menggunakan mesin perkakas jig dapat memegang benda kerja tersebut sehingga proses pemesinan pada benda kerja dapat dilakukan lebih bervariasi dan waktu pengerjaannya dapat lebih singkat.

LATAR BELAKANG Proses produksi alat alat yang menunjang untuk kebutuhan pemesinan yang dapat di aplikasikan oleh siapa saja yang memiliki kemampuan dan pengetahuan yang cukup, pada umumnya proses pembuatan jig sangat sederhana dan dapat di kerjakan dengan alat atau mesin perkakas yang mudah dijumpai. Proses pembuatan jig untuk merubah kemiringan derajad valve silinder motor maic ini melalui berbagai proses pemesinan. Dalam proses pemesinan yang Dapat menunjang pembuatan jig ini menggunakan mesinmesin perkakas agar mendapatkan bentuk dan hasil yang maksimal.

Permasalahan Berdasarkan latar belakang diatas, maka identifikasi masalah pada penulisan ini yaitu proses produksi jig mengubah ukuran kemiringan derajat valve Cylinder head sepeda motor matic. Batasan Masalah Proses pembuatan jig untuk merubah kemiringan derajat valve Cylinder head sepeda motor matic. Tujuan Penulisan Menganalisa desain Jig untuk merubah kemiringan derajat Valve Cylinder head sepeda motor matic Menganalisa pembuatan Jig untuk merubah kemiringan derajat Valve Cylinder head sepeda motor matic.

Jig Jig adalah peralatan khusus yang memegang, menyangga atau ditempatkan pada komponen yang akan dimesin, alat bantu produksi yang dibuat sehingga ia tidak hanya menempatkan dan memegang benda kerja tetapi juga mengarahkan alat potong ketika operasi berjalan. Jig biasanya dilengkapi dengan bushing baja keras untuk mengarahkan mata gurdi/bor (drill) atau perkakas potong lainnya. Jig yang kecil tidak dipasang pada meja kempa gurdi (drill press table), sedangkan Fixture adalah peralatan yang menempatkan, memegang dan menyangga benda kerja secara kuat sehingga pekerjaan pemesinan yang diperlukan bisa dilakukan dengan baik.

Jig / Alat Bantu

Alat dan Bahan Bahan Baku Jig Material yang dipakai untuk jig ini adalah besi (gray cast iron). Besi cor ini memiliki grafit yang kuat dan banyak digunakan untuk bodi mesin perkakas (mesin freis, bubut, borr, dll). Karena bentuk serpih memiliki ujung yang tajam jadi dapat berperan sebagai stress raiser atau strees concentration (konsentrasi tegangan), sehingga kekuatan tarik dan keuletan besi cor ini relative rendah jika dibandingkan dengan bahan besi cor lainnya. Besi cor ini dapat digunakan dalam jangka waktu yang lebih lama karna besi cor ini memiliki unsur kekuatan yang besar.

Bahan Baku Jig Dalam pemilihan untuk jig ini, hal pertama yang harus diperhatikan adalah menganalisa bahan dan kondisi yang akan dialami alat pada saat pengoprasiannya, memperhatikan karakteristik bahan serta melihat ketersediaan bahan di pasaran sehingga dapat menghemat biaya pada saat proses pembuatan. Material yang dipakai untuk jig ini adalah besi (gray cast iron). Besi cor ini memiliki grafit yang kuat dan banyak digunakan untuk bodi mesin perkakas (mesin freis, bubut, borr, dll). Karena bentuk serpih memiliki ujung yang tajam jadi dapat berperan sebagai stress raiser atau strees concentration (konsentrasi tegangan), sehingga kekuatan tarik dan keuletan besi cor ini relative rendah kalau dibandingkan dengan bahan besi cor lainnya. Besi cor ini dapat digunakan dalam jangka waktu yang lebih lama karna besi cor ini memiliki unsure kekuatan yang besar.

Pembahasan Proses Pembutan Jig

Pengukuran Bahan Setelah mendapatkan bahan sesuai dengan kriteria dan design maka langkah selanjutnya mengukur atau menentukan dimensi sebelum dilakukan pemotongan bagian-bagian jig, Pelat besi akan diukur dan disesuaikan dengan ukuran perancangan Pad Bawah Panjang ( l ) = 400 mm Lebar ( b ) = 150 mm Tinggi ( h ) = 10 mm Pad Samping Panjang ( l ) = 110 mm Lebar ( b ) = 100 mm Tinggi ( h ) = 20 mm Pad Pengunci Panjang ( l ) = 40 mm Lebar ( b ) = 100 mm Tinggi ( h ) = 20 mm Pad Tengah Panjang ( l ) = 230 mm Lebar ( b ) = 150 mm Tinggi ( h ) = 19 mm

Meja Kerja Bulat/Putar Diameter ( d ) = 210 mm Tinggi ( h ) = 19 mm Meja Kerja Panjang ( l ) = 18 mm Lebar ( b ) = 180 mm Tinggi ( h ) = 8.5 mm Jarum Penunjuk Panjang ( l ) = 50 mm Lebar ( b ) = 12 mm Keterangan : A. Pad bawah tempat kedudukan semua bagian jig dan tempat pada meja mesin perkakas. B. Pad Penyangga meja jig. C. Pad Pengunci. D. Meja kerja Jig. E. Meja Putar / Meja Bulat. F. Meja Kedudukan Cylinder Head. G. Busur Dial. Gambar Bagian-Bagian Jig

Proses bubut diameter pada Gambar 4.8 dengan diameter mula ( d o ) = 50 mm menjadi diameter akhir ( d m ) = 30 mm dan ( L ) = 400 mm. Gambar Proses Bubut Diameter Mesin dan alat yang digunakan : mesin bubut, mistar baja dan jangka sorong. Langkah kerja : 1.Aturlah kecepatan bubut menjadi 200 rpm. 2.Lakukan pembubutan bertingkat dengan diameter 50 mm menjadi 30 mm panjang pemotongan= 250 mm

Data yang diambil untuk proses pembubutan : Diketahui : v = 27 m / min sesuai dengan tabel ( Lampiran 2 ) d o = 50 mm d m = 30 mm a.) Kecepatan putaran poros ( n ), sesuai dengan persamaan 2.1 = 171.97 rpm Keterangan : Pengambilan putaran mesin disesuaikan dengan mesin bubut yang ada yaitu 200 rpm ( Lampiran 1 )

b.) Kecepatan makan ( v f ), sesuai dengan persamaan 2.3 Diketahui : f = 0,02 sesuai dengan tabel ( Lampiran 3 ) v f = f x n = 0.02 x 200 = 4 mm/min Keterangan : Kecepatan makan dengan putaran poros 200 rpm adalah 4 mm / min. c.)kedalaman pemotongan ( a ), sesuai dengan persamaan 2.2 = 10 mm Keterangan : Kedalaman pemotongan kasar a 1 = 2.5 mm, a 2 = 2.5 mm, a 3 = 2.5 mm, a 4 = 2 mm dan yang terakhir bubut finishing a 5 = 0.5 mm.

d.) Waktu pemotongan untuk 1 kali siklus proses dengan ( t c ), sesuai dengan rumus 2.4 dan 2.5 Panjang pemotongan ( l w ) = 30 mm. Langkah pengawalan ( l v ) = 0 mm Langkah pengakhiran ( l u ) = 0 mm l t = l v + l w + l u = 0 + 30 + 0 = 30 mm Kecepatan makan ( v f ) = 4 mm/min. t c = l t / v f = 30 / 4 = 7.5 min Keterangan : Lamanya pemotongan untuk 1 kali siklus proses dengan panjang 30 mm membutuhkan waktu 7.5 min.

Waktu pemotongan untuk 2 kali siklus proses. Waktu pemotongan ( t c ) = 7.5 min z = 7.5 x 2 = 15 min Keterangan : Lamanya pemotongan untuk 2 kali siklus proses dengan panjang 30 mm membutuhkan waktu 15 menit

Perhitungan Booring Perhitungan Proses Booring Data Yang diambil untuk proses borring : Kecepatan makan Diketahui : f = 0,02 sesuai dengan table, sesuai dengan persamaan 2.3 v f = f x n = 0.02 x 200 = 4 mm/min Keterangan : Kecepatan makan dengan putaran poros 200 rpm adalah 4 mm / min. Kedalaman potong a = d/2 = 10/2 = 5 mm

Perhitungan Frais Perhitungnan Proses Frais Proses frais pada pad atas ditunjukkan pada gambar 4.13 dengan ketebalan mula adalah 20 mm dan akan di frais dengan diameter 200 mm kedalaman pemakanan 5 mm Data yang di ambil untuk pengefraisan : a. Kecepatan putaran poros (n), = 1194.3 1115 rpm Keterangan : Pengambilan putaran poros di sesuaikan pada mesin bubut yang ada yaitu 1115 rpm sesuai (Lampiran 8 ).

b). Kecepatan potong milling ( v ), sesuai dengan persamaan 2.6 = 28.01 m/min 30 m/min Keterangan : Perhitungan kecepatan potong milling didapat sebesar 30 m/min. c). Kecepatan makan per gigi ( v f ), sesuai dengan persamaan 2.7 v f = f z ( z x n ) = 0.025 ( 2 x 1115) = 55.75 mm/min. Keterangan : Kecepatan makan dengan putaran poros 1115 rpm adalah 55.75 mm/min.

Panjang pemotongan Kedalaman pemotongan Langkah pengawalan Langkah pengakhiran l t = l v + l w + l n = 0 + 225 + 0 = 225 mm Waktu pemotongan. ( T c ), sesuai dengan persamaan 2.8 dan 2.9 [ l w ] = 225 mm [ l h ] = 5 mm [ l v ] = 0 mm [ l u ] = 0 mm Kecepatan makan (v f ) = 55.75 mm/min t c = l t / v f = 225 / 55.75 = 4.03 min Keterangan : Lamanya pemotongan untuk 1 kali siklus proses dengan panjang 225 mm membutuhkan waktu 4.03 min.

Waktu pemotongan untuk 2 kali siklus proses. a 1 = 2 mm, a 2 = 1.5. Waktu pemotongan ( t c ) = 4.03 min z = 4.03 x 2 = 8.06 min Keterangan : Lamanya pemotongan untuk 2 kali siklus proses dengan panjang 225 mm membutuhkan waktu 8.06 menit

Perhitungan Las Menghitung luas permukaan las ( A ), sesuai dengan persamaan 2.12 dimana : Luas area ( A ) = 6,28 mm 2 Sehingga luas permukaaan las : A = ½ x x r 2 = ½ x 3.14 x 2 mm x 2 mm = 6.28 mm 2 Keterangan : Jadi ketebalan las yang dibutuhkan adalah 6.28 mm 2 Volume las untuk 1 meter ( V ), sesuai dengan persamaan 2.13 V = A x L dimana : Volume las ( V ) = 6.28 cm 3 Luas area ( A ) = 6.28 mm 2 Panjang las ( L ) = 1000 mm Sehingga volume las : V = 6,28 mm 2. 1000 mm = 6280 mm 3 = 6.28 cm 3 (Keterangan : Volume las untuk 1 meter pengelasan adalah 6.28 cm 3 )

Berat logam las untuk 1 meter dimana : Berat jenis logam ( mild steel ) = 7.85 gr/cm 3 Berat logam las = 6.28 cm 3 x 7.85 gr/cm 3 = 49.3 gr = 0.0493 kg Keterangan : Jadi berat logam untuk volume 6.28 cm 3 dengan berat mild steel 7.85 kg/cm 3 dan untuk berat logam las 1 meter adalah 0.0493 kg/m. Las kawat yang diperlukan. ( G ), sesuai dengan persamaan 2.14 Berat logam las persatuan panjang (m) [ GL ] = 0.0157 kg/m Jumlah panjang sambungan las [ P ] = 0.304m

a.dengan rincian Sebagai berikut : samping kiri dan kanan(38+38+38+38)x2=304mm Deposition efficiency [ DE ] = 62% (Lampiran 12 ) G = G = G = GLxP DE 0.0157kg / mx0.304m 62% 0.0157kg / mx0.304m 0.62 G = 0.00769 kg = 7.69gram Keterangan : Las kawat yang diperlukan untuk 1.02 meter adalah 7.69 gram

Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN Mengacu pada pembahasan bab 3 dan bab 4 terkait dengan pembuatan komponen jig untuk merubah kemiringan derajat Valve motor Matic, maka didapat beberapa kesimpulan: Dalam setiap bagian komponen Jig memiliki criteria dan ukuran yang berbeda, maka harus sesuai dengan gambar design agar pada saat perakitan tidak terdapat trouble. Komponen Jig untuk merubah kemiringan derajat Valve Motor Matic terdiri dari 8 bagian komponen yang dibuat yaitu pad bawah, 2 buah pad samping, pad tengah, pad bulat, pad atas dan 2 poros pemutar. OPC Jig untuk merubah kemiringan derajat valve motor matic membutuhkan 7 operasi dan 2 pemeriksaan. Komponen manufaktur yang dibuat dilakukan penggabungan menggunakan proses pengelasan SMAW. Pembuatan komponen membutuhkan grey cast iron. Poros berdiameter 30 mm dengan panjang 60 mm.

Saran Pembuatan komponen Jig untuk merubah kemiringan derajat valve motor matic ini masih perlu disempurnakan, baik dari segi kualitas bahan dan penampilan. Oleh karena itu, untuk dapat menyempurnakan rancangan alat ini perlu adanya pemikiran yang lebih jauh lagi dengan segala pertimbangan. Beberapa saran untuk langkah yang dapat membangun dan menyempurnakan alat ini adalah sebagai berikut : Pemilihan bahan komponen Jig perlu ketelitian dan spesifikasi bahan yang lebih berkualitas, agar produk yang di hasilkan lebih sempurna. Pada sistem penguatan baut pada pad samping perlu penguatan lebih keras, agar pada saat proses pengeboran lubang Valve tidak meleset. Dalam proses pemesinan pada setiap bagian membutuhkan waktu yang lebih lama lagi, Agar lebih sempurna dan hasil sesuai dengan gambar Design.